Anda di halaman 1dari 7

Nama : NOFRIYALDI

BP/NIM : 2019/19003081
Jurusan : Pendidikan Luar Biasa

Tugas Resume Bimbingan Konseling

A. Format Kegiatan BK
a. Klasikal
Layanan format klasikal merupakan layanan yang berfungsi pencegahan, pemahaman,
pemeliharaan dan pengembangan dengan upaya yang secara spesifik diarahkan pada proses
yang proaktif tanpa mengenal pembedaan gender, ras, agama mulai dari tingkat tk sampai
tingkat kelas dua belas sekolah mengengah atas, disajikan melalui kegiatan kelas untuk
memenuhi kebutuhan perkembangan dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta
didik. Kegiatan layanan format klasikal bertujuan untuk memberi bantuan kepada seluruh
peserta didik atau klien melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur agar klien
memiliki kesadaran tentang diri dan lingkungannya dan mampu mengembangkan
keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang
layak penyesuaian diri dengan lingkungan mampu memenuhi kebutuhan dan menangani
masalahnya dan mampu mengembangkan diri secara tumbuh dan produktif. Layanan format
klasikal memilih nilai efisiensi dalam kaitan antara jumlah peserta didik atau klien yang
dilayani dengan guru BK atau konselor serta layanannya yang bersifat pencegahan,
pemeliharaan dan pengembangan.
Layanan klasikal disajikan oleh guru Bk atau konselor dengan menggunakan berbagai
teknik layanan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik manfaat layanan klasikal adalah
antara lain sebagai wadah media :
1. Terjadinya hubungan emosional dan kondusif antara guru bk atau konselor
dengan peserta didik / klien

1
2. Terjadinya komunikasi langsung antara guru bk atau konselor dengan peserta didik /
klien yang memberikan kesempatan bagi peserta didik / klien dapat menyampaikan
permasalahan kelas / pribadi di kelas
3. Terjadinya tatap muka, dialog dan observasi guru bk atau konselor terhadap terhadap
kondisi peserta didik dalam suasana belajar di kelas
Format layanan klasikal terbagi dalam tiga bagian yaitu permulaan, pencegahan dan akhir
atau pendahuluan, inti dan penutup. Pada tahap permulaan peserta didik melakukan review
terhadap tujuan mencatat perkembangan dan dikaitkan dengan kebiasaaan dalam kehidupan
sehari-hari peserta didik. Pada tahap pertengahan peserta didik belajar keterampilan dan
strategi baru yang bermanfaat dalam kehidupannya. Pada tahap akhir layanan format klasikal
konselor harus mampu mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi berbagai
pengetahuan dalam membuat desain atas tujuan yang diinginkan.
b. Kelompok
Layanan format kelompok merupakan format kegiatan BK yang melayani sejumlah siswa
melalui suasana kelompok. Tujuan dari format kelompok yaitu membantu individu mencapai
perkembangan yang optimal, berperan mendorong munculnya motivasi kepada klien, klien
dapat mengatasi masalahnya lebih cepat, menciptakan dinamika sosial yang berkembang
intensif, mengembangkan keterampilan komunikasi.
Tahap – tahap format kelompok yaitu tahap pembentukan, peralihan kegiatan dan
pengakhiran, strategi format kelompok yaitu : komunikasi multiarah secara efektid dinamis
dan terbuka, pemberian rangsangan untuk menimbulkan intensif, dorongan minimal untuk
memantapkan respon dan aktivitas anggota kelompok penjelasan, pengalaman dan pemberian
contoh untuk lebih memantapkan analisis, pelatihan untuk membentuk pola dan tingkah laku.
c. Individu
Layanan format individu merupakan format kegiatan BK yang melayani siswa secara
perorangan. Format ini memungkinkan peserta didik / klien mendapatkan layanan langsung
tatap muka (secara perorangan atau individu) untuk mengentaskan permasalahan yang
dihadapinya. Teknik – teknik atau strategi dalam format individu ini adalah : empati, refleksi,
eksplorasi, menghampiri, memberi informasi, menyimpulkan. Format kegiatan bimbingan
yang melayani klien secara perorangan dalam format ini seorang konselor hanya
menuntaskan pelayanan masalah yang dihadapi oleh seorang konselor tersebut, karena

2
dengan format layanan individual inilah seorang konselor bisa memberikan masukan –
masukan seperti memberikan masukan motivasi supaya klien bisa mandiri. Format layanan
individual ini akan diaplikasikan kedalam layanan perorangan yang mana seorang konselor
dengan klien itu menyelesaikan masalahnya klien harus dengan cara tatap muka.
d. Format lapangan
Yaitu kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan kliennya melalui
kegiatan di luar kelas atau lapangan. Contoh dari format lapangan seperti teknik orientasi
dimana orientasi adalah proses pengenalan lingkungan yang baru dan dalam teknik orientasi
ini bisa menggunakan format lapangan melalui kegiatan diluar kelas atau dilapangan dalam
rangka mengakses objek-objek tertentu yang menjadi isi layanan. Tujuan dari format
lapangan ini adalah agar klien atau peserta didik dapat mengakses objek-objek tertentu yang
menjadi isi layanan.
e. Jarak jauh
Format jarak jauh merupakan format kegiatan BK yang melayani kepentingan siswa
melalui media dan atau saluran jarak jauh seperti surat dan sarana elektronik. Tujuan dari
format jarak jauh adalah untuk memudahkan konselor dalam pengentasan masalah yang
dialami peserta didik atau klien juka terjadi jarak jauh maka dapat digunakan media seperti
surat dan elektronik misalnya handphone.
f. Kolaboratif / Pendekatan Khusus
Format kolaboratif merupakan format kegiatan BK yang melayani kepentingan siswa
melalui pendekatan kepada pihak – pihak yang dapat memberikan kemudahan, misalnya :
pelayanan seorang konselor dalam membantu penyelesaian masalah yang dihadapi oleh
seorang klien dapat dengan mudah diselesaikan oleh konselor tersebut.

3
Peta Konsep

4
B. Bimbingan Konseling Model Komprehensif
Istilah bimbingan berasal dari kata guidance, menurut Chaplin (2011) bimbingan atau
petunjuk, yakni prosedur yang digunakan dalam memberi bantuan pada seorang individu untuk
memenuhi kepuasan maksimum dalam karir pendidikandan kejuruan. Bimbingan ini mencakup
wawancara, tes, studi informasi latar belakang klien untuk sampai pada perencanaan sitematis
dari tujuan-tujuan pendidikan atau pengajaran kejuruan. Mortensen and Schmuller (2017)
mengemukakan, “Guidance may be defined as that part of the total educational program that
helps provide the personal opportunities and specialized staff services by which each individual
can develop to the fullest of his abilities and capacities in term of the democratic idea”.
Menurut para ahli, konseling pun memiliki sedikit perbedaan, antara ahli yang satu
dengan ahli lainnya, hal ini disebabkan pandangan, aliran atau teori yang dijadikan pijakan
Pelayanan BK Model Komprehensif BK Model Komprehensif Prinsip-Prinsp BK Komprehensif
Makna BK Komprehensif Komponen Dasar BK Komprehensif 3 dalam merumuskannya berbeda.
Dalam Kamus Lengkap Psikologi, counseling (penyuluhan) adalah suatu nama yang luas
pengertiannya untuk beraneka ragam prosedur guna menolong banyak orang agar mampu
menyesuaikan diri; seperti memberi nasihat, diskusi terapeutis, pengadministrasian dan
penafsiran tes, bantuan vokasional atau kejuruan.
Beberapa pengertian konseling yang dikemukakan para ahli, di antaranya adalah:
Shertzer dan Stone, mengemukakan counseling is interaction process which facilitates
meaningful understanding of self and environment and result in establihsment and/or
clarification of goals and values of future behavior.
Menurut ASCA (American School Counselor Assosiation), konseling merupakan
hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian
kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan
keterampilannya untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya.
Menurut Sunaryo bimbingan dan konseling komprehensif adalah model yang
memposisikan konselor (guru BK) untuk menaruh perhatian penuh kepada seluruh siswa,
bekerja sama dengan orang tua, guru (kelas), administrator sekolah (kepala sekolah) dan
stakeholder sekolah lainnya. Lebih lanjut Ahman menambahkan, bahwa bimbingan dan
konseling komprehensif mengintegrasikan berbagai pendekatan dan orientasinya multibudaya,
sehingga tidak mencabut klien dari akar budayanya. Tidak fanatik menolak teori, melainkan

5
meramu apa yang terbaik dari masing-masing terapi dan yang lebih penting lagi mengkaji
bagaimana masing-masing terapi bermanfaat bagi klien dan keluarganya.
Menurut Blocher, seperti dikutip Ahman (2011) model bimbingan komprehensif
memungkinkan konselor untuk memfokuskan tidak hanya terhadap gangguan emosional klien,
melainkan pada upaya pencapaian tugas-tugas perkembangan, menjembatani tugastugas yang
muncul pada saat tertentu, meningkatkan potensi klien dan pola perkembangannya secara
optimal.
a. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Muro dan Kottman (1995) mengungkapkan bahwa bimbingan dan konseling komprehensif
di dalamnya mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh siswa.
2. Bimbingan dan konseling komprehensif memfokuskan pada pembelajaran siswa.
3. Konselor dan guru merupakan fungsionaris bekerja sama dalam program bimbingan dan
konseling komprehensif.
4. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dalam
bimbingan dan konseling komprehensif.
5. Program bimbingan dan konseling komprehensif peduli dengan penerimaan diri,
pemahaman diri dan pengayaan diri (self-enhancement).
6. Bimbingan dan konseling komprehensif memfokuskan kepada proses mendorong
perkembangan (encouragment).
7. Bimbingan dan konseling komprehensif lebih berorientasi pada pengembangan yang
terarah daripada tujuan yang definitif.
8. Bimbingan dan konseling komprehensif berorientasi tim dan menuntut pelayanan dari
konselor yang profesional.
9. Bimbingan dan konseling komprehensif peduli dengan identifikasi awal dan kebutuhan
khusus siswa.
10. Bimbingan dan konseling komprehensif peduli dengan psikologi terapan.
11. Bimbingan dan konseling komprehensif memiliki kerangka dasar dari psikologi anak,
psikologi perkembangan dan teori-teori belajar.
12. Bimbingan dan konseling komprehensif bersifat lentur (fleksibel) dan mengikuti aturan
(sekuensial).

6
b. Makna Bimbingan Konseling Komprehensif
Bimbingan dan konseling merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dirancang
oleh konselor untuk membantu klien dalam upaya untuk mengembangkan dirinya seoptimal
mungkin. Karena perkembangan siswa bersifat fluktatif, maka untuk membantu kondisi
seperti itu perlu diberikan layanan bimbingan konseling yang komprehensif. Bimbingan dan
konseling komprehensif merupakan upaya untuk memberikan bantuan secara utuh yang
melibatkan konselor, pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, staff administrasi, orang tua
dan masyarakat.
Bimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan untuk semua peserta didik,
artinya bahwa semua peserta didik hukumannya wajib menerima layanan bimbingan dan
konseling, sehingga persepsi bahwa fokus bimbingan dan konseling hanyalah pada siswa
yang bermasalah saja akan hilang. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling komprehensif
perlu 5 memperhatikan ruang lingkup yang menyeluruh, dirancang untuk lebih berorientasi
pada pencegahan dan tujuannya pengembangan potensi peserta didik. Melalui bimbingan
dan konseling komprehensif peserta didik diharapkan memahami dan dapat mengetahui
kehidupan yang mencakup kehidupan akademik, karir, dan pribadi sosial. Fokus utama
dalam bimbingan dan konseling komprehensif adalah teraktualisasinya potensi peserta didik
dapat berkembang secara optimal. Lima premis dasar dalam bimbingan dan konseling
komprehensif menurut Gysbers dan Henderson (2006:28) adalah sebagai berikut:
1. Tujuan bimbingan dan konseling komprehensif bersifat kompatibel dengan tujuan
pendidikan
2. Program bimbingan dan konseling komprehensif bersifat perkembangan
3. Program bimbingan dan konseling merupakan Team building approach
4. Program bimbingan dan konseling merupakan proses yang sistematis dan dikemas
melalui tahap-tahap perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut
5. Program bimbingan dan konseling harus dikendalikan oleh kepemimpinan yang
mempunyai visi dan misi yang kuat tentang bimbingan dan konseling.

Anda mungkin juga menyukai