Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING

Dosen Pengampuh :

Sri Ramadhani S.S., M.Hum

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Yang Diwajibkan Dalam Mengikuti
Perkuliahan Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Mazvirah Sari

2002090112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat ALLAH SWT senantiasa kita ucapkan, atas karunia-Nya
berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah bertema
“Definisi serta Jenis- jenis Strategi Pelayanan Bimbingan dan Konseling”. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita
nantikan kelak.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta membantu
penyelesaian makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Sri Ramadhani
S.S., M.Hum, pada bidang studi Bimbingan dan Konseling. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Definisi serta Jenis- jenis Strategi Pelayanan
Bimbingan dan Konseling.

Saya menyadari ,makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun berkelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir melalui berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. Dalam
pelaksanaan program bimbingan dan konseling, Prinsip-prinsip bimbingan harus diterjemahkan
kedalam program-program sebagai pedoman pelaksanaan di sekolah.

Di dalam membuat program tersebut, kerjasama konselor dengan personel lain di sekolah
merupakan suatu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerjasama ini akan menjamin
tersusunnya program bimbingan dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta
realistik. Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah atau madrasah,
bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan)
atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi
peserta didik yang selanjutnya disebut konseling, agar mampu mengembangkan potensi dirinya
atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial,
dan moral-spiritual). Program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen
pelayanan, yaitu pelayanan dasar bimbingan, pelayanan responsif, perencanaan individual, dan
dukungan sistem.

Perlu kita sadari bahwa klien yang akan dihadapi oleh seorang konselor memiliki
karakteristik, kebutuhan dan tugas – tugas perkembangan yang berbeda – beda satu sama lain.
Oleh karena itu, sesorang konselor harus mengetahui dan memahami akan strategi – strategi
dalam menangani haterogenitas masalah yang dimiliki oleh setiap klien sehingga ia mampu
untuk memberikan bantuan kepada klien (murid) dengan optimal mungkin dengan metode yang
baik dan benar.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dikembangkan dari latar belakang di paparkan di atas
ialah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan strategi bimbingan dan konseling?


2. Jelaskan jenis – jenis strategi dalam layanan bimbingan dan konseling?
3. Bagaimna strategi bimbingan dan konseling komprehensif?
4. Bagaimana tujuan dari strategi bimbingan dan konseling tersebut?

1.3 Tujuan

2. Agar dapat mengetahui pengertian dari strategi bimbingan dan konseling dengan jelas
dan terperinci.
3. Agar dapat mengetahui jenis – jenis apa saja yang terdapat dalam layanan bimbingan dan
konseling.
4. Untuk mengetahui pelaksanaan strategi bimbingan dan konseling komprehensif.
5. Untuk mengetahui tujuan dan strategi bimbingan dan konseling tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strategi Bimbingan dan Konseling
Strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang merupakan gabungan dari kata
stratos yang artinya militer dengan ago yang artinya memimpin. Sebagai kata kerja, strategos
berarti merencanakan (to plan).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah strategi memiliki pengertian: (1) ilmu dan
seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu
dalam perang dan damai; (2) ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh
dalam perang, dengan kondisi yg menguntungkan; (3) rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus; (4) tempat yang baik menurut siasat perang.
Pada awalnya istilah strategi digunakan dalam lingkungan militer namun istilah strategi
digunakan dalam berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi
dalam konteks bimbingan dan konseling yang dikenal dalam istilah strategi bimbingan dan
konseling. Dengan semakin luasnya penerapan istilah strategi, Mintberg dan Waters (1983)
mengemukakakn bahwa strategi adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan.
Sedangkan Hardy, Langley, dan Rose dalam Sudjana (1986) mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan strategi adalah suatu rencana atau kehendak yang mendahului dan
mengendalikan kegiatan.

Berdasarkan bebrapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu
pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau
tindakan dalam proses pencapaian tujuan. Strategi ini mencakup:
1. tujuan kegiatan;
2. subjek kegiatan;
3. isi kegiatan;
4. proses kegiatan
sarana penunjang pelaksanaan kegiatan.
Adapun strategi yang diterapkan dalam layanan bimbingan dan konseling disebut
dengan istilah strategi layanan bimbingan dan konseling, yang terdiri dari layanan
konseling individu, konsultasi, konseling kelompok, bimbingan kelompok, dan pengajaran
remedial.
2.2 Jenis – Jenis Strategi Bimbingan dan Konseling
Menurut Blocher dan Biggs dalam bukunya Counseling Psychology in
Community Settings strategi klinis secara umum untuk semua situasi termasuk dalam
seting masyarakat terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Strategi Pertama
Memberikan perbaikan dengan pengalaman baru, artinya klien atau peserta didik
harus dapat merubah kehidupan tanpa melihat asal-usul masalah mereka. Disebut juga
strategi direktif, proses bimbingan dan konseling berpusat pada konselor (Counselor
centered).
2. Strategi Kedua
Dilakukan dengan cara pendekatan umpan balik langsung kepada klien sehingga
dapat membantu klien menyadari apa yang telah ia kerjakan atau yang belum dikerjakan,
apa yang telah dipikirkan dan apa yang belum dipikirkan, dan apa yang telah klien rasakan
dan apa yang belum klien rasakan dalam berbagai situasi.
Biasa disebut dengan Strategi Non directive, dalam proses bimbingan dan konseling,
konselor banyak mengarahkan dan klien lebih aktif menyelesaikan masalahnya atau
berpusat pada klien (Clien centered)

2.3 Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling Komprehensif


Strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terkait dengan empat
komponen program yaitu: (1) Strategi layanan dasar; (2) Strategi layanan responsif; (3)
Strategi perencanaan individual; dan (4) Dukungan sistem, mencakup: (a) Manajemen
Program dan (b) Personalia dan Pengorganisasiannya.
A. Strategi untuk Layanan Dasar Bimbingan
1. Bimbingan Klasikal
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa
dalam peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk
melakukan kontak langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal,
konselor memberikan layanan bimbingan kepada para siswa. Kegiatan layanan
dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan informasi tentang berbagai
hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada umumnya
dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru,
sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya.
Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan sekolah,
seperti: kurikulum, personel (pimpinan, para guru, dan staf administrasi), jadwal
pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib sekolah, jurusan (untuk SLTA),
kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya. Sementara layanan
informasi merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para siswa tentang
berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik melalui
komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun
elektronik, seperti: buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Layanan
informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam pengembangan
diri. Agar semua siswa terlayani kegiatan bimbingan klasikal perlu terjadwalkan
secara pasti untuk semua kelas.
2. Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa melalui
kelompok-kelompok kecil (5 sampai dengan 10 orang). Bimbingan ini ditujukan
untuk merespon kebutuhan dan minat para siswa. Topik yang didiskusikan dalam
bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common problem)
dan tidak rahasia, seperti: cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi
ujian, dan mengelola stress. Layanan bimbingan kelompok ditujukan untuk
mengembangkan keterampilan atau perilaku baru yang lebih efektif dan produktif.
3. Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas
Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka
memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan
pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-
aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu
di antaranya : (a) menciptakan sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas yang
kondusif bagi belajar siswa; (b) memahami karakteristik siswa yang unik dan
beragam; (c) menandai siswa yang diduga bermasalah; (d) membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching; (e) mereferal
(mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling
kepada guru pembimbing; (f) memberikan informasi tentang kaitan mata
pelajaran dengan bidang kerja yang diminati siswa; (g) memahami perkembangan
dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas
kepada siswa tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja,
persyaratan kerja, dan prospek kerja); (h) menampilkan pribadi yang matang, baik
dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena
guru merupakan “figur central” bagi siswa); dan (i) memberikan informasi
tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.
4. Berkolaborasi dengan orang tua
Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya
berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini
memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar
pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi siswa
atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa. Untuk melakukan
kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya, seperti : (1)
kepala sekolah atau komite sekolah mengundang para orang tua untuk datang ke
sekolah (minimal satu semester satu kali), yang pelaksanaannnya dapat bersamaan
dengan pembagian rapor, (2) sekolah memberikan informasi kepada orang tua
(melalui surat) tentang kemajuan belajar atau masalah siswa, dan (3) orang tua
diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke sekolah, terutama
menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya.
B. Strategi Layanan Responsif
1. Konsultasi
Konselor memberikan layanan konsultasi kepada guru, orang tua, atau
pihak pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan persepsi dalam
memberikan bimbingan kepada para siswa.
2. Konseling Individual atau Kelompok
Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu para siswa
yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Melalui konseling, siswa (klien) dibantu untuk
mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan
masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling ini dapat
dilakukan secara individual maupun kelompok. Konseling kelompok
dilaksanakan untuk membantu siswa memecahkan masalahnya melalui kelompok.
Dalam konseling kelompok ini, masing-masing siswa mengemukakan masalah
yang dialaminya, kemudian satu sama lain saling memberikan masukan atau
pendapat untuk memecahkan masalah tersebut.
3. Referral (rujukan atau alih tangan)
Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani
masalah klien, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan klien
kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan
kepolisian. Klien yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah,
seperti depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit
kronis.
4. Bimbingan teman sebaya (peer guidance)
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh siswa
terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya
diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing
berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik.
Di samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor
dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah
siswa yang perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau konseling.

C. Strategi Pelayanan Perencanaan Individual


1. Pelayanan Individual atau Kelompok
Yang dimaksud dengan penilaian ini adalah konselor bersama siswa menganalisis
dan menilai kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi belajar siswa. Dapat juga
dikatakan bahwa konselor membantu siswa menganalisis kekuatan dan kelemahan
dirinya, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangannya, atau
aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier.
2. Individual or smart group advisement
Konselor memberikan nasihat kepada siswa untuk menggunakan atau
memanfaatkan hasil penilaian tentang dirinya, atau informasi tentang pribadi, sosial,
pendidikan dan karir yang diperolehnya untuk (1) merumuskan tujuan, dan
merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya,
atau kegiatan yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya; (2) melakukan
kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan, dan (3)
mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya.

D. Strategi untuk dukungan sistem


1. Pengembangan professional
Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-update” pengetahuan dan
keterampilannya melalui (1) in-service training, (2) aktif dalam organisasi profesi, (3)
aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan workshop (lokakarya), atau
(4) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi (Pascasarjana).
2. Pemberian konsultasi dan berkolaborasi.
Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua, staf
sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah (pemerintah, dan swasta) untuk
memperoleh informasi, dan umpan balik tentang layanan bantuan yang telah
diberikannya kepada para siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi
perkembangan siswa, melakukan referal, serta meningkatkan kualitas program
bimbingan dan konseling. Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan upaya
sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang
relevan dengan peningkatan mutu layanan bimbingan.

2.4 Tujuan Strategi Bimbingan dan Konseling


Adapun tujuan dari pelaksanaan strategi layanan bimbingan dan konseling secara
umum adalah sebagai berikut:
1. Agar klien mampu untuk mencapai perkembangan diri sebagai manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Agar klien mampu mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis
terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri.
3. Agar klien mampu untuk membangun pola hubungan yang baik dengan teman dalam
peranannya sebagai pria atau wanita.
4. Agar klien mampu untuk memahami kemampuan, bakat, minat serta arah
kecendrungan karir dan apresiasi seni.
5. Agar klien mampu memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima
dalam kehidupan sosial.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Strategi layanan bimbingan dan konseling, dapat disimpulkan bahwa strategi layanan ini
meliputi konseling individu, bimbingan kelompok, konseling kelompok, mediasi, dan
konsultasi.
2. Jenis – jenis strategi bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua yaitu counselor
centered dan client centered.
3. Strategi layanan bimbingan dan konseling komprehensif terbagi menjadi: strategi untuk
layanan dasar bimbingan, strategi layanan responsive, strategi pelayanan perencanaan
individual, strategi untuk dukungan system.
4. Tujuan strategi bimbingan dan konseling ialah agar siswa dapat mencapai perkembangan
diri sebagai manusia yang beriman dan bertakwa, mampu mempersiapkan diri, menerima dan
bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri
sendiri, gar klien mampu untuk membangun pola hubungan yang baik dengan teman dalam
peranannya sebagai pria atau wanita, agar klien mampu untuk memahami kemampuan, bakat,
minat serta arah kecendrungan karir dan apresiasi seni, agar klien mampu memantapkan nilai
dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial.
3.2 Saran
Makalah ini saya akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Hikmawati, Fenti. 2010. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Jundika Nurihsan, Achmad. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT
Reflika Aditama.
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.
Sutirna. 2012. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Andi.
Ridwan. 2008. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Yusuf, Syamsu, Achmad Jundika. 2006. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai