Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Media dalam layanan bimbingan klasikal merupakan topik yang penting untuk
dibahas karena bimbingan klasikal merupakan salah satu bentuk layanan yang
diberikan kepada siswa dalam rangka membantu mereka mencapai prestasi akademik
yang lebih baik serta mengembangkan potensi diri mereka.
Dalam pelaksanaannya, bimbingan klasikal dapat menggunakan berbagai media
untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru atau
konselor. Namun, penggunaan media dalam layanan bimbingan klasikal masih belum
sepenuhnya optimal di beberapa wilayah, terutama di daerah-daerah yang memiliki
keterbatasan infrastruktur dan fasilitas.
Selain itu, penggunaan media dalam layanan bimbingan klasikal juga masih
terbatas pada jenis-jenis media konvensional seperti buku dan alat tulis, sehingga
perlu adanya upaya untuk mengembangkan jenis-jenis media yang lebih modern dan
interaktif, seperti video pembelajaran, simulasi, dan permainan pendidikan.
Oleh karena itu, penelitian tentang media dalam layanan bimbingan klasikal
menjadi sangat penting untuk memperbaiki kualitas layanan bimbingan klasikal di
Indonesia. Penelitian tersebut dapat membantu guru dan konselor untuk memilih dan
menggunakan media yang tepat dalam memberikan layanan bimbingan klasikal
sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian layanan bimbingan klasikal?
2. Apa fungsi layanan bimbingan klasikal?
3. Bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan klasikal?
4. Apa saja langkah-langkah dalam layanan bimbingan klasikal?
5. Apa pengertian media BK?
6. Apa Hakekat Media Bimbingan Konseling?
7. Media apa saja yang digunakan dalam layanan bimbingan konseling?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian layanan bimbingan klasikal
2. Fungsi layanan bimbingan klasikal
3. Pelaksanaan layanan bimbingan klasikal
4. Langkah-langkah dalam layanan bimbingan klasikal
5. Pengertian media BK
6. Hakekat media bimbingan konseling
7. Media apa saja yang digunakan dalam layanan bimbingan konseling?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Layanan Bimbingan Klasikal


Menurut Santoso (2011:139) bimbingan kelas(klasikal) adalah programyang
dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta
didik di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada
para peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupadiskusi kelas atau brain
storming (curah pendapat).
Menurut Delucia-Waack (2006:188) bimbingan kelas kadang terjadi
saatKonselor diminta hadir untuk memberikan topik mengenai harga
diri,keterampilam komunikasi, keluarga sehat, resolusi konflik, keterampilan
persahabatan dan pecegahan bullying. Pada bimbingan di dalam kelas kegiatanharus
dikonseptualisasikan dalam tahap yang sama (initial, working, terminasi)dan bagian-
bagian yang sama dari setiap sesi (opening, working, processing, Closing) dalam
rentang waktu yang jauh lebih singkat.

2.2 Fungsi Layanan Bimbingan Klasikal


Layanan bimbingan klasikal mempunyai berbagai fungsi, antara lain sebagai
berikut :
1) Dapat terjadinya interaksi sehingga saling mengenal antara Guru Bimbingandan
Konseling atau konselor dengan peserta didik atau konseli
2) Dapat sebagai wadah atau adanya media terjadinya komunikasi langsung
antaraGuru Bimbingan Konseling dengan peserta didik, khusus bagi peserta didik
dapatmenyampaikan permasalahan kelas atau pribadi atau curhat di kelas.
3) Dapat terjadinya kesempatan bagi Guru Bimbingan Konseling melakukan
tatapmuka, wawancara dan observasi terhadap kondisi peserta didik dan suasana
belajar di kelas.
4) Sebagai upaya pemahaman terhadap peserta didik dan upaya pencegahan,
penyembuhan, perbaikan, pemeliharaan, dan pengembangan pikiran, perasaan,dan
kehendak serta prilaku peserta didik.

2.3 Pelaksanaan Bimbingan Klasikal


Erford (2009:115-117) Layanan bimbingan klasikal merupakan layanandalam
bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan klasikal berbeda denganmengajar.
Layanan ini juga memiliki beberapa ketentuan dalam pelaksannanya.Adapun
perbedaannya antara mengajar dan membimbing :
1) Layanan bimbingan klasikal bukanlah suatu kegiatan mengajar
ataumenyampaikan materi pelajaran sebagaimana mata pelajaran yang
dirancangdalam kurikulum pendidikan disekolah, melainkan menyampaikan
informasi yangdapat berpengaruh terhadap tercapainya perkembangan yang
optimal seluruhaspek perkembangan dan tercapainya kemandirian peserta didik
atau konseli.
2) Materi bimbingan klasikal berkaitan erat dengan domain bimbingan
dankonseling yaitu bimbingan belajar, pribadi, sosial dan karir, serta aspek-aspek
perkembangan peserta didik.
3) Guru mata pelajaran dalam melaksanakan tuganya adalah menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik, dan tugas guru bimbingan dan konseling
ataukonselor adalah menyelenggarakan layanan bimbingan konseling
yangmemendirikan peserta didik atau konseling.

2.4 Langkah-langkah Bimbingan Klasikal


Untuk dapat melaksanakan layanan bimbingan klasikal secara baik, LindaD
Webb ; Greg A Brigman ( terjemahan Hartanto : 2006 ) dalam Bunga terdapat
beberapa langkah yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
a. Melakukan pemahaman peserta didik ( menetukan kelas layanan,menyiapkan
instrument pemahaman peserta didik, pengumpulan data,analisis data, dan
merumuskan pemahaman ).
b. Menentukan kecenderungan kebutuhan layanan bimbingan klasikal bagi
peserta didik/konsli atas dasar hasil pemahaman peserta didik.
c. Memilih metode dan teknik yang sesui untuk memberian layanan bimbingan
klasikal ( ceramah-diskusi; atau ceramah-simulasi-diskusi, atauceramah-
tugas-diskusi ).
d. Persiapan pemberian layanan bimbingan klasikal dapat disiapkan
secaratertulis merupakan suatu bukti administrasi kegiatan, dengan
demikianmateri layanannya disajikan secara terencana dengan harapan
mencapaihasil yang optimal, sebab disusun atas dasar kebutuhan dan literature
yangrelevan.
e. Memilih sistematika persiapan yang dapat disusun oleh Guru Bimbingandan
Konseling atau Konselor, dengan catatn telah mencerminkan adanyakesiapan
layanan bimbingan klasikal dan persiapan diketahui olehKoordinator
Bimbingan dan Konseling dan atau Kepala sekolah.
f. Mempersiapkan alat bantu untuk melaksanakan pemberian layanan bimbingan
klasikal sesuai dengan kebutuhan layanan.
g. Evaluasi pemberian layanan bimbingan klasikal perlu dilakukan
untukmengetahui bagaimana proses, tepat tidaknya layanan yang diberikan
atau perkembangan sikap dan prilaku atau tingkat ketercapaian tugas-tugas
perkembangan. Secara umum aspek yang dievaluasi meliputi : kesesuaian
program dalam pelaksanaan, keterlaksanaan program, hambatan-
hambatanyang dijumpai, dampak terhadap kegiatan belajar mengajar, dan
respon peserta didik personal sekolah, dan orang tua serta
perubahanperkembangan peserta didik ( tugas-tugas perkembangan ) atau
perkembangan belajar, pribadi, sosial, dan karirnya.
Pola komunikasi yang digunakan adalah komunikasi langsung antara guru
dansiswa. Keberhasilan belajar amat ditentukan oleh kualitas guru, karena
gurumerupakan media utama. Media lain seolah-olah tidak ada perannya
karenafrekuensi belajar dengan guru hampir 90% dari waktu yang tersedia.
2.5 Hakekat Media Dalam Bimbingan Konseling
Bimbingan dan Konseling sebagai proses komunikasi. Komunikasi adalah
proses penerimaan dan penyampaian pesan dan pemahaman pada waktu yang sama
tanpa ada awal dan akhir. Semua komunikasi melibatkan pengiriman simbol dengan
makna tertentu. Simbol ini dapat berupa simbol verbal dan non verbal. Ketepatan
penyampaian simbol-simbol dalam komunikasi tergantung pada seberapa jauh
ketepatan penerima dalam menafsirkan informasi yang diberikan pengirim pesan
Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seorang
guru bimbingan dan konseling (guru BK)/konselor dalam upaya memandirikan
peserta didik atau klien. Bimbingan dan Konseling yang memandirian
mengamanatkan kepada guru BK/konselor untuk memahami tiap klien atau konseli
secara utuh. Dalam proses bimbingan dan konseling itu, konselor memfasilitasi
konseli untuk menyadari dirinya, mengksplorasi permasalahan yang dihadapi serta
kemungkinan-kemungkinan yang terbuka. Dari situ, selanjutnya konseli difasilitasi
untuk menetapkan pilihan atau mengambil keputusan yang patut diduga akan
bermuara pada kemaslahatan bagi bagi dirinya maupun bagi orang banyak dalam arti
luas.
Proses bimbingan dan konseling merupakan proses komunikasi, artinya di
dalamnya terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada
seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang dikirimkan biasanya
berupa informasi atau keterangan dari pengirim (sumber pesan). Pesan tersebut
diubah dalam bentuk sandi-sandi atau lambang-lambang seperti kata-kata, bunyi-
bunyi, gambar dan sebagainya. Untuk membantu penyampaian pesan diperlukan
saluran berupa media. Seperti melalui saluran (channel) seperti powerpoint, OHP,
film, pesan diterima oleh si penerima pesan melalui indra (mata dan telinga) untuk
diolah, sehingga pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dan
dipahami oleh si penerima pesan.
Sebagai bentuk komunikasi, layanan bimbingan dan konseling manapun sangat
dibutuhkan peran media untuk lebih meningkatkan tingkat kefektifan pencapaian
tujuan. Menurut Berlo, komunikasi tersebut akan efektif jika ditandai dengan adanya
“area of experence” atau daerah pengalaman yang sama antara penyalur pesan dengan
penerima pesan

2.6 Pengertian Media Bimbingan Konseling


Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata
“medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar.
Miarso menyatakan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
siswa untuk belajar. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber
pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Media BK secara sederhana dapat dimaknai sebagai alat bantu atau perantara
yang dapat digunakan oleh konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan
konseling. Media dapat membantu konselor meminimalisir adanya distorisi pesan
yang mungkin terjadi selama proses komunikasi dan interaksi dengan siswa.
Media BK adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan BK yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan konseli
untuk memahami diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan serta memecahkan
masalah yang dihadapi. Media dalam BK memiliki beberapa manfaat diantaranya :
• Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
• Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra
• Menimbulkan minat seseorang
• Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan
persepsi yang sama
• Proses layanan bimbingan dan konseling dapat lebih menarik
• Proses layanan bimbingan dan konseling menjadi lebih interaktif
• Kualitas layanan bimbingan dan konseling dapat ditingkatkan
• Meningkatkan sikap positif individu terhadap materi layanan BK
Media BK merupakan bagian integral dari keseluruhan proses layanan BK. Hal
ini mengandung pengertian media BK sebagai salah satu komponen yg tidak berdiri
sendiri tetapi saling berhubungan dg komponen lainnya dalam rangkaian menciptakan
situasi yang diharapkan. Media BK dalam penggunaannya harus relevan dengan
tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dan isi layanan BK itu sendiri. Fungsi ini
mengandung makna bahwa pemilihan dan penggunaan media dalam BK harus selalu
melihat pada kompetensi atau tujuan dan bahan atau materi BK.
Media BK bisa berfungsi untuk memperlancar proses BK. Fungsi ini
mengandung arti melalui media BK individu dapat lebih mudah memahami masalah
yang dialami atau menangkap bahan yang disajikan lebih mudah dan lebih cepat.
Media BK berfungsi untuk meningkatkan kualitas layanan BK. Pada umumnya hasil
BK yang diperoleh individu dengan menggunakan media BK akan tahan lama
mengendap.

2.7 Media Dalam Layanan Bimbingan Klasikal


Media pembelajaran dalam bimbingan klasikal menurut Belawati dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu :
a. Media cetak
Media cetak adalah sejumlah media yang disiapkan dalam kertas yang dapat
berfungsi untuk keperluan pembelajaran dan penyampaian informasi, contoh
media cetak antara lain buku teks, majalah, leaflet, modul, hand out, dan lembar
kerja siswa.
b. Media non cetak
Media non cetak adalah sejumlah media yang disiapkan tidak dalam kertas,
yang berfungsi untuk keperluan pemblajaran dan penyampaian informasi, contoh
media non cetak non cetak antara lain : oht (overhead transparancis), audio
(bersifat suara ataun bunyi, misalnya : radio, tape), video (gambar dan bunyi,
misalnya film), slide dan computer.
c. Media display
Media display adalah media pmbelajaranyang berisi materi tulisan atau
gambaran yang dapat ditampilkan di dalam kertas atau pun di luar kertas, di
kelompok kecil atau besar, perorang tanpa menggunakan alat proyeksi. Contoh
media display antara lain : flipchart, adhesive, chart, poster, [rta, foto dan relia
berupa gambar yang nyata secara otonomi.
Ada beberapa jenis media lain yang dapat digunakan dalam layanan bimbingan
dan konseling klasikal, di antaranya:
 Wawancara tatap muka: Konselor bertemu dengan klien secara langsung untuk
melakukan interaksi dan membantu klien mengatasi masalahnya.
 Telepon: Konselor dan klien melakukan konseling melalui panggilan telepon
untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
 Email: Konselor dan klien melakukan konseling melalui email untuk saling
bertukar informasi dan membantu klien mengatasi masalahnya.
 Surat: Konselor dan klien saling bertukar surat untuk membantu klien mengatasi
masalahnya.
 Video konferensi: Konselor dan klien melakukan konseling melalui layanan video
konferensi untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
 Chat: Konselor dan klien melakukan konseling melalui layanan chat untuk
mengatasi masalah yang dihadapi klien.
 Media sosial: Konselor dan klien melakukan konseling melalui layanan media
sosial untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
 Audio rekaman: Konselor merekam sesi konseling untuk membantu klien dalam
mengatasi masalahnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan kelas(klasikal) adalah program yang dirancang menuntut konselor
untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara
terjadwal untuk memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik.
Biasanya di dalam kelas konselor diminta hadir untuk memberikan topik mengenai
harga diri, keterampilam komunikasi, keluarga sehat, resolusi konflik, keterampilan
persahabatan dan pecegahan bullying. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa
diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat).
Layanan-layanan pada bimbingan dan konseling ada beraneka ragam dan
layanan. Layanan tersebut memilki fungsi sendiri-sendiri. Begitu juga dengan
layanan klasikal, layanan klasikal juga mempunyai fungsi yang berbeda dengan
layanan lainnya. Layanan bimbingan klasikal merupakan salah satu layanan dari
bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan klasikal berbeda dengan mengajar.
Layanan ini juga memiliki beberapa ketentuan dalam pelaksannanya yang dapat di
jadikan pembeda antara mengajar dan membimbing. Dalam menerapkan bimbingan
klasikal, bimbingan klasikal memiliki beberapa langkah-langkah untuk
mempermudah konselor dalam memimbing siswa melalui bimbingan klasikal
tersebut.
Layanan bimbingan klasikal memerlukan media agar layanan tersebut bisa
berjalan dengan maksimal. Adapun media-media yang bisa digunakan oleh konselor
dalam layanan klasikalmadalah media cetak, media non cetak, media display,
wawancara, telepon, email, video konferensi, surat, chat, audio rekaman, media
social, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
 Saiful Umam, Penggunaan Teknik Modelling Dalam Bimbinga Klasikal Untuk
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa, Jurnal Bimbingan dan Konseling IPI.
 Santoso, Djoko Budi. 2011. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Malang:tanpa
penerbit
 https://www.academia.edu/39712033/Makalah_Bimbingan_klasikal
 Kartini, Kartono, 1985. Bimbingan dan Dasar-dasar Pelaksanaannya. Jakarta :
Rajawali

Anda mungkin juga menyukai