Anda di halaman 1dari 5

Resume materi pertemuan 13 BK

Nama : Wellya zartika

Nim : 21016123

Prodi : Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia

Seksi : 020

FORMAT KEGIATAN BK

A. Format Klasikal

Klasikal adalah format kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta didik dalam rombongan
bealajar suatu kelas (Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia,
2014:102). Bimbingan klasikal merupakan bagian yang memiliki pengaruh besar dalam
layanan Bimbingan dan Konseling, serta merupakan layanan yang efisien, terutama dalam
menangani masalah rasio jumlah konseli dan konselor. Dari penejelasan tersebut dapat
dipahami bahwa bimbingan klasikal merupakan layanan yang diberikan kepada semua siswa
di dalam kelas. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses bimbingan sudah disusun secara baik
dan siap untuk diberikan kepada siswa secara terjadwal, kegiatan ini berisikan informasi yang
diberikan oleh seorang pembimbing kepada siswa secara kontak langsung guna membantu
pertumbuhan anak dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya.

Adapun tujuan dan manfaat layanan bimbingan klasikal yaitu untuk merencanakan kegiatan
penyelesaian studi, membimbing perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan
datang, mengembangkan potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secara optimal,
membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta membantu siswa
menyelesaikan permasalahnnya dalam belajar untuk mencapai kesuksesan dalam mencapai
tujuan belajar (Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014:33).

Bimbingan klasikal merupakan salah satu layanan dari bimbingan dan konseling, sehingga
dalam usaha untuk mencapai tujuan dari bimbingan klasikal, terdapat beberapa Layanan
terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan pelaksanaan bimbingan klasikal
mengacu kepada tahapan pelaksanaan bimbingan dan konseling. Adapun tahapan-tahapan
bimbingan klasikal yaitu tahap Perencanaan Kegiatan, Pengorganisasian, Pelaksanaan,
Monitoring dan Penilaian, serta tahap terakhir Tindak Lanjut. Hasil monitoring terhadap proses
pelayanan dan hasil-hasilnya sebagaimana menjadi isi LAPELPROG dianalisis dan
ditindaklanjuti untuk perbaikan, pemantapan ataupun penyesuaian kegiatan pelayanan
selanjutnya.

Di sisi lain, dalam melaksanakan tahapan-tahapan tersebut, bimbingan klasikal memiliki


beberapa metode. Teori yang penulis gunakan merupakan teori BK secara umum mengenai
metode layanan bimbingan klasikal. Teori ini digunakan karena sejauh pengamatan penulis
tidak adanya teori khusus mengenai layanan bimbingan klasikal dalam bidang konseling.
Metode pelaksanaan bimbingan klasikal terdapat 9 bentuk yaitu Home Room, Diskusi
Kelompok, Pelajaran Bimbingan, Kelompok Kerja, Pengajaran Perbaikan, Sosiodrama dan
Psikodrama, Ceramah Bimbingan, Karya Wisata, dan Organisasi Siswa.

B. Format Kelompok

Menurut Prayitno (2004) “bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan
dalam suasana kelompok”. Bimbingan kelompok memiliki ciri khas tersendiri yakni
memanfaatkan kelompok dalam proses 30 layanan. bimbingan kelompok di sekolah
merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun
rencana dan keputusan yang tepat. “Bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan
informasi yang bersifat profesional, vokasional, dan sosial.

Prayitno (2004) mengemukakan bahwa tujuan yang hendak dicapai oleh kelompok adalah
menerima informasi. Lebih jauh informasi itu akan dipergunakan untuk menyusun rencana dan
membuat keputusan, atau keperluan lain yang relevan dengan informasi yang diberikan.
Pemberi informasi dapat berupa guru, narasumber dari luar sekolah, atau konselor atau bisa
orang lain yang ditunjuk oleh sekolah atau diminta oleh siswa.

Lebih lanjut Prayitno (2004:2) mengemukakan tujuan umum dan khusus bimbingan kelompok
sebagai berikut:
1. Tujuan umum

Tujuan umum bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa,


khususnya kemampuan komunikasi anggota kelompok. Sering menjadi kenyataan bahwa
kemampuan bersosialisasi atau berkomunikasi seseorang sering terganggu oleh perasaan,
pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang tidak obyektif, sempit dan terkungkung serta tidak
efektif. Melalui layanan bimbingan kelompok diharapkan kondisi tersebut dapat
dikembangkan secara optimal.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus bimbingan kelompok adalah membahas topik-topik tertentu yang mengandung
permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang
intensif dan pembahasan topiktopik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi,
tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi verbal maupun non
verbal juga ditingkatkan.

Pada proses penyelenggaraan bimbingan kelompok terdapat dua jenis layanan bimbingan
kelompok yaitu topik bebas dan bimbingan kelompok topik tugas. Seperti yang dijelaskan oleh
Prayitno (1994:25) berikut:

1. Kelompok Bebas.

Anggota-anggota kelompok bebas melakukan kegiatan kelompok tanpa penugasan tertentu,


dan kehidupan kelompok itu memang tidak disiapkan secara khusus sebelumnya.
Perkembangan yang akan timbul di dalam kelompok itulah nantinya yang akan menjadikan isi
dan mewarnai kehidupan kelompok itu lebih lanjut. Kelompok bebas memberikan kesempatan
kepada seluruh anggota kelompok untuk menentukan arah dan isi kehidupan kelompok itu.

2. Kelompok tugas

Dalam kelompok tugas arah dan isi kegiatan kelompok ditetapkan terlebih dahulu. Sesuai
namanya, kelompok tugas pada dasarnya diberi tugas untuk menyelesaikan suatu pekerjaan,
baik pekerjaan itu ditugaskan oleh pihak luar kelompok itu maupun tumbuh dikelompok itu
sendiri sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan kelompok itu sebelumnya. Dalam kelompok tugas
perhatian diarahkan kepada satu titik pusat, yaitu menyelesaikan tugas. Semua anggota
kelompok hendaknya mencurahkan perhatian untuk tugas yang dimaksudkan itu. Semua
pendapat, tanggapan, reaksi dan saling hubungan antar anggota hendaknya menjurus kepada
penyelesaian tugas itu dengan setuntas mungkin. Dinamika kelompok diarahkan untuk
menyelesaikan tugas itu.

C. Format Individual

Konseling individual adalah proses pemberian bantuan yang dialakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami.

sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien (Prayitno,
Erman Amti, 1994). Konseling merupakan “ jantung hatinya” pelayanan bimbingan secara
menyeluruh. Hal ini berarti apabila layanan konseling telah memberikan jasanya, maka
masalah konseli akan teratasi secara efektif dan upayaupaya bimbingan lainya tinggal
mengikuti atau berperan sebagai pendamping. Implikasi lain pengertian “ jantung hati” aialah
apabila seorang konselor telah menguasai dengan sebaik-baiknya apa, mengapa, dan
bagaimana konseling itu.

Tujuan umum konseling individu adalah membantu klien menstrukturkan kembali masalahnya
dan menyadari life style serta mengurangi penilaian negatif terhadap dirinya sendiri serta
perasaan-perasaan inferioritasnya. Kemudian membantu dalam mengoreksi presepsinya
terhadap lingkungan, agar klien bisa mengarahkan tingkah laku serta mengembangkan kembali
minat sosialnya. Lebih lanjut prayitno mengemukakan tujuan khusus konseling individual
Yakni, fungsi pemahaman, fungsi pengentasan, fungsi mengembangan atau pemeliharaan,
fungsi pencegahan, dan fungsi advokasi.

D. Format Lapangan

Menurut Rusman (2017:54) Format lapangan merupakan kegiatan bimbingan dan konseling
yang melayani seseorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau
lapangan. Sehingga di dalam format ini kegiatan yang dilakukan berupa mengingat objek-objek
tertentu yang tidak terdapat di dalam ruangan. Format lapangan di tempuh apabila peserta
layanan melakukan kegiatan ke luar kelas atau rungan dalam rangka mengakses objek-objek
yang dimaksud. Salah satu jenis layanan yang dapat dilaksanakan mengguanakan format
lapangan adalah layanan orientas. Misalnya: layanan yang dirancang untuk mengenal berbagai
program studi yang ada pada perguruan tinggi tertentu.

E. Format Jarak Jauh

Menurut Ahmad (2013) seiring dengan semakin canggihnya teknologi,sehingga jarak tempat
tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk berkomunikasi,termasuk bagi seseorang untuk
berkomunikasi termasuk dalam memberikan pelayanan kepada seseorang. Telephon misalnya
dapat digunakan untuk menyelenggarakan layanan format jarak jauh ini. Dalam hal ini antara
klien dengan konselor berkomunikasi dengan menggunakan media telekomunikasi dengan
rangka pengentasan masalah klien.

Misalnya: dahulu layanan konseling perorangan hanya dapat dilakukan menggunakan format
individual yang secara beratatap muka,di jaman sekarang konseling perorangan sudah dapat
dilakukan melalui perantara yaitu HP,Vidio call,dan lain-lain.

F. Format Kolaboratif

Menurut Ahmad (2013) dalam upaya memberikan pelayanan kepada klien adakalnya konselor
perlu bekerja sama dengan pihak lain,seperti: guru mata pelajaran,wali kelas,orang tua,petugas
perpustakaan dan pihak-pihak lainnya yang dirasa perlu. Kolaborasi dalam bentuk kerja sama
perlu dibina dan dikembangkan oleh setiap pihak dengan tujuan terentaskannya masalah klien.
Misalnya: seorang siswa mengalami masalah belajar (jarang mengerjakan tugas) sehingga nilai
mata pelajaran yang berhubungan dengan tugas itu rendah. Dalam hal ini konselor perlu
bekerja sama dengan guru. Guru dapat menganalisis bersama konselor faktor-faktor penyebab
siswa tidak mengerjakan tugas mata pelajaran yang dibina oleh guru tersebut. Jika hasil analisis
itu menunjukkan siswa tidak mengerti materi terkait dengan tugas itu,guru mata pelajaran
diharapkan dapat membahas/menerangkan kembali materi tersebut sampai siswa mengerti.

Anda mungkin juga menyukai