Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGANTAR MANAJEMEN

“MOTIVASI KARYAWAN”

Dosen Pengampu

Nanda Audia, M.M

Disusun Oleh:

1. Chiquitita Rahma Annisa (2351040027)


2. Chintya Putri Dhena Pela (2351040026)
3. Chandra Asta Wijaya (2351040025)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

UNIVERSITAS NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya dan karunianya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah “.......’’.

Kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Nanda
Audia, M.M. Selaku dosen pengampu mata kuliah Metode Studi Pengantar Manajemen yang telah
memberikan tugas dan arahan kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh
karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami maka kritik dan saran yang membanguni
senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Bandar Lampung, 03 Desember


2023

Kelompok 8
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pendekatan Terhadap Motivasi


B. Memahami Kebutuhan Karyawan
C. Cara manajer memotivasi karyawan
D. Menerapkan Teori Motivasi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Motivasi karyawan adalah faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan, keterlibatan, dan
kinerja karyawan dalam organisasi. Motivasi yang tinggi dapat meningkatkan produktivitas,
kreativitas, dan loyalitas karyawan, sementara motivasi yang rendah dapat menyebabkan
ketidakpuasan, absensi, dan turnover yang tinggi.

Motivasi terbentuk dari adanya interaksi antara individu dengan situasiyang dihadapi.
Motivasi bukanlah sebuah sifat pribadi namun lebih ke doronganseseorang untuk bekerja atau
mencapai suatu tujuan. Di dalam suatu organisasi,seorang atasan dituntut untuk mampu
memberikan motivasi bagi bawahannyaagar bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya. Motivasi
erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan individu, dimana semakin terpenuhi kebutuhan
seseorangdalam organisasi, maka semakin termotivasi seseorang untuk bekerja dengansebaik-
baiknya.

Setiap orang dalam melakukan suatu tindakan pasti didorong oleh adanyafaktor tertentu.
Motivasi biasanya timbul karena adanya kebutuhan yang belumterpenuhi, tujuan yang ingin
dicapai, atau karena adanya harapan yang diinginkan.Motivasi kerja merupakan kombinasi
kekuatan psikologis yang kompleks dalamdiri masing-masing orang. Setiap individu mempunyai
motivasi sendiri yangmungkin berbeda-beda.Salah satu tugas menantang seorang manajer adalah
menggaransi bahwatugas atau pekerjaan yang dilimpahkan pada anggota organisasi dikerjakan
sesuaidengan yang diinginkan. Umtuk mewujudkan tugas tersebut, para manajer harusmampu
mendesain suasana yang dapat memotivasi orang lain.Setiap manajer dalam level manapun akan
senantiasa dituntut untuk berbuat sesuatu yang dapat mempengaruhi orang-orang yang
dipimpinnyatermotivasi, sehingga para angota organisasi melakuka tugasnya melakukantugasnya
dengan perasaaan gembira, tidak tertekan, dan dalam suasana kegairahanyang tinggi. Sebaliknya
semua anggoda dapat terpenuhi semua kebutuhannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan terhadap motivasi?
2. Bagaimana memahami kebutuhan karyawan?
3. Bagaimana caranya manajer memotivasi karyawan ?
4. Bagaimana caranya menerapkan teori motivasi?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian dari pendekatan terhadap motivasi
2. Mengetahui cara memahami kebutuhan karyawan
3. Mengetahui cara manajer memotivasi karyawan
4. Mengetahui penerapan teori teori motivasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Terhadap Motivasi

Pendekatan terhadap motivasi adalah cara atau perspektif yang digunakan untuk memahami
dan menjelaskan motivasi individu. Pendekatan ini melibatkan teori-teori, konsep, dan model
yang digunakan untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi, serta bagaimana
motivasi dapat dipahami, dianalisis, dan ditingkatkan.Pendekatan terhadap motivasi dapat
mencakup berbagai bidang, seperti psikologi, manajemen, pendidikan, dan sosiologi. Setiap
bidang memiliki pendekatan yang unik terhadap motivasi, dengan fokus pada aspek-aspek
tertentu yang relevan dengan bidang tersebut.

Motivasi dapat dipandang menjadi empat pendekatan, antara lain:

1. Pendekatan Tradisional (traditional approach)

Pada pendekatan ini, manajer menentukan cara yang paling efisien untuk pekerjaan berulang dan
memotivasi karyawan dengan sistem insentif upah, semakin banyak yang dihasilkan maka
semakin besar upah yang diterima.

2. Pendekatan Hubungan Manusia (human relation model)

Pendekatan ini selalu dikaitkan dengan pendapat Elton Mayo. Mayo mengemukakan bahwa
kebosanan dan pengulangan berbagai tugas merupakan faktor yang dapat menurunkan motivasi,
sedangkan kontak sosial membantu dalam menciptakan dan mempertahankan motivasi.

Dari pendekatan ini manajer dapat memotivasi karyawan dengan memberikan kebutuhan sosial
serta dengan membuat mereka berguna dan lebih penting.

3. Pendekatan Sumber Daya Manusia

Dalam pendekatan ini dinyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, tidak
hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan
memperoleh pekerjaan yang berarti.

4. Pendekatan Kontemporer (contemporary approach)

Didominasi oleh tiga tipe motivasi: teori isi, teori proses, dan teori penguatan. Dalam teori ini
manajer harus dapat memahami kebutuhan para anggotanya untuk meningkatkan tanggung jawab
dan kesetiaannya atas pekerjaan dan organisasi.

B. Memahami Kebutuhan Karyawan

Memahami kebutuhan karyawan merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan


kerja yang memotivasi dan memenuhi harapan individu. Berikut adalah beberapa cara untuk
memahami kebutuhan karyawan:
1. Komunikasi Terbuka:

Fasilitasi dialog terbuka antara manajemen dan karyawan. Pertemuan reguler, wawancara
individu, atau survei dapat menjadi saluran untuk mengidentifikasi kebutuhan dan masalah.

2. Penyusunan Tujuan Bersama:

Libatkan karyawan dalam proses penetapan tujuan. Ini memungkinkan mereka merasa terlibat
dalam arah dan perkembangan organisasi.

3. Analisis Pekerjaan dan Tanggung Jawab:

Pahami tugas dan tanggung jawab karyawan secara mendalam. Ini membantu mengidentifikasi
kebutuhan mereka dalam hal sumber daya, dukungan, atau pelatihan tambahan.

4. Konsultasi Kelompok Kerja:

Adakan sesi diskusi atau pertemuan kelompok untuk mendengarkan perspektif dan kebutuhan
kelompok kerja. Ini dapat memberikan wawasan tentang masalah yang mungkin dihadapi
bersama.

5. Survei Karyawan:

Gunakan survei untuk mengumpulkan umpan balik karyawan secara anonim. Pertanyaan yang
relevan tentang kepuasan, pengembangan karir, dan kebutuhan lainnya dapat memberikan
gambaran yang jelas.

6. Analisis Umpan Balik Kinerja:

Evaluasi kinerja karyawan dapat mengungkapkan kebutuhan pengembangan atau pelatihan


tambahan. Diskusikan hasil evaluasi secara konstruktif.

7. Sistem Umpan Balik Berkala:

Adakan sesi umpan balik secara berkala untuk memastikan bahwa kebutuhan dan harapan
karyawan terus dipahami dan diperhatikan.

8. Lingkungan Kerja yang Terbuka:

Ciptakan lingkungan yang mendukung dan terbuka, di mana karyawan merasa nyaman berbagi
kebutuhan dan aspirasi mereka tanpa takut represi.

9. Analisis Kebutuhan Pengembangan Pribadi:

Identifikasi kebutuhan pengembangan individu melalui perencanaan karir. Diskusikan aspirasi


jangka panjang dan rencana pengembangan pribadi.
10. Pelatihan Manajer dalam Keterampilan Komunikasi:

Pastikan manajer memiliki keterampilan komunikasi yang baik untuk mendengarkan dan
merespons kebutuhan karyawan dengan efektif.

Dengan memahami kebutuhan karyawan, organisasi dapat menciptakan strategi yang lebih baik
untuk memotivasi, mendukung pertumbuhan profesional, dan mencapai keseimbangan antara
tujuan organisasi dan kebutuhan individu. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat kepuasan
karyawan tetapi juga meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.

C. Cara manajer memotivasi karyawan

1. Membangun hubungan sosial yang baik.

Hubungan yang baik dengan karyawan merupakan upaya dari Manager untuk memberikan
perhatian kepada karyawan. Selalu berkomunikasi dengan karyawan akan membuat karyawan
merasa dianggap dan diperhatikan. Hal ini akan membentuk hubungan sosial yang baik dan
mempengaruhi emosional karyawan dan meberi pengaruh positif. Manager juga harus mengontrol
emosi yang berlebih, sehingga akan memberi dampak baik bagi hubungan sosial dengan
karyawan.

2. Menciptakan suasan kerja yang postif dan menyenangkan.

Lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan akan membuat karyawan menjadi semangat
dalam bekerja. Manager bertanggung jawab atas lingkungan kerja karyawannya. Manager harus
memastikan segala kebutuhan karyawan untuk bekerja terpenuhi agar karyawan nyaman dalam
bekerja. Lingkungan kerja yang postisif akan berdampak pada kinerja karyawan.

3. Memberikan apresiasi peningkatan kinerja kepada karyawan.

Memperhatikan peningkatan kinerja karyawan adalah cara untuk memotivasi karyawan. Ha kecil
yang dikerjakan karyawan dan merupakan suatu upaya untuk kinerjanya, harus diapresiasi.
Dampaknya adalah karyawan akan merasa dihargai dan menumbuhkan rasa bangga. Karyawan
juga akan terpacu untuk lebih kreatif dan semangat dalam bekerja.

4. Mengontrol karyawan saat bekerja.

Manager yang secara rutin mngkontrol kinerja karyawan akan berpengaruh terhadap semangat
kerja karyawan. Karyawan akan merasa selalu diperhatikan oleh Manager. Kontrol pekerjaan juga
memberikan manfaat yakni dapat melakukan koordinasi pekerjaan secara langsung dan lebih
efektif, apabila terjadi kesalahan dapat terselesaikan lebih cepat.

5. Memberi gaji dan insentif yang adil.

Cara memotivasi karyawan dengan memberikan gaji dan insentif yang adil mampu membuat
karyawan berpikir positif terhadap perusahaan. Karyawan akan berpikir bahwa perusahaan
memberikan hak karyawan secara profesional. Hal ini juga akan meningkatkan kinerja
karyawan.

D. Menerapkan Teori Motivasi

Penerapan teori motivasi dalam konteks organisasi melibatkan langkah-langkah konkret untuk
menciptakan lingkungan kerja yang memotivasi dan mendukung karyawan. Berikut adalah
panduan umum untuk menerapkan teori motivasi:

1. Identifikasi Kebutuhan Karyawan:

Gunakan survei, wawancara, atau sesi diskusi untuk mengidentifikasi kebutuhan, harapan,
dan aspirasi karyawan. Pertimbangkan aspek-aspek seperti pengakuan, pengembangan karir,
atau keseimbangan kerja-hidup.
2. Penggunaan Teori Kebutuhan Maslow:

Terapkan prinsip-prinsip hierarki kebutuhan Maslow dengan memastikan kebutuhan dasar


seperti gaji yang adil dan kondisi kerja aman terpenuhi sebelum fokus pada kebutuhan tingkat
tinggi seperti pengakuan dan aktualisasi diri.
3. Penetapan Tujuan yang Jelas:

Gunakan teori goal-setting dengan menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dan mencapai
kesepakatan bersama antara manajemen dan karyawan. Hal ini membantu meningkatkan
motivasi untuk mencapai hasil yang diinginkan.
4. Penggunaan Sistem Penghargaan dan Pengakuan:

Terapkan teori penghargaan dengan menyusun program penghargaan yang mengakui dan
memberikan insentif kepada karyawan untuk pencapaian dan kontribusi mereka.
5. Pendekatan Kesejahteraan Psikologis:
Implementasikan model karakteristik pekerjaan (Job Characteristics Model) dengan
mendesain pekerjaan agar mencakup variasi, identitas, signifikansi, otonomi, dan umpan
balik. Ini dapat meningkatkan motivasi dan kesejahteraan psikologis.
6. Pelatihan dan Pengembangan:

Terapkan teori pengembangan dengan menyediakan peluang pelatihan dan pengembangan


untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi karyawan. Hal ini dapat memenuhi
kebutuhan akan pertumbuhan profesional.
7. Partisipasi Karyawan dalam Pengambilan Keputusan:

Gunakan teori partisipasi dalam pengambilan keputusan dengan melibatkan karyawan dalam
proses pengambilan keputusan yang memengaruhi pekerjaan mereka. Ini memberikan rasa
tanggung jawab dan kontrol kepada karyawan.
8. Implementasi Kepemimpinan Transformasional:

Terapkan pendekatan kepemimpinan transformasional dengan membangun visi inspiratif,


memberikan dorongan, dan menciptakan hubungan positif dengan karyawan.
9. Umpan Balik dan Evaluasi Berkala:

Lakukan umpan balik dan evaluasi berkala untuk memastikan bahwa strategi motivasi
berjalan sesuai rencana. Sesuaikan pendekatan jika diperlukan berdasarkan hasil evaluasi.
10. Pemantauan dan Koreksi:

Lakukan pemantauan terus menerus terhadap efektivitas strategi motivasi. Jika ditemukan
kendala atau perubahan dalam kebutuhan karyawan, lakukan penyesuaian yang diperlukan.
Melalui penerapan langkah-langkah ini, organisasi dapat menciptakan budaya kerja yang
memotivasi, mendukung pertumbuhan karyawan, dan meningkatkan kinerja secara
keseluruhan.

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai