Anda di halaman 1dari 5

Nama; Ni Luh Gede Dian Anggreni

Nim ; 2202014679
Kelas ; 3D manajemen pagi

Jawaban;

1, Beberapa keterampilan yang perlu dimiliki manajer agar lebih percaya diri dalam mengambil
keputusan meliputi:

1. Analisis data: Kemampuan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data dengan
baik membantu manajer mendapatkan wawasan yang kuat untuk mendukung keputusan
yang tepat dalam mengambil keputussan.

2. Penalaran logis: Kemampuan berpikir logis dan mendasar dalam menghadapi situasi yang
kompleks adalah kunci untuk membuat keputusan yang efektif.

3. Keterampilan komunikasi: Manajer perlu dapat menjelaskan, mempertahankan, dan


berkomunikasi dengan baik keputusan mereka kepada anggota tim dan pihak-pihak terkait.

4. Kemampuan pemecahan masalah: Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah,


mengembangkan solusi, dan mengatasi hambatan adalah penting dalam proses pengambilan
keputusan.

5. Kemampuan beradaptasi: Lingkungan bisnis selalu berubah, jadi manajer harus fleksibel dan
siap untuk mengadaptasi keputusan mereka sesuai dengan perubahan situasi.

2, Sebagai seorang pemimpin, penting untuk memahami dan memanfaatkan perbedaan dalam
perilaku dan sifat individu untuk menciptakan harmoni dalam organisasi. Berikut cara saya akan
mempersatukan perbedaan tersebut dengan contoh:

1. Komunikasi Efektif: Saya akan memastikan bahwa komunikasi dalam tim atau organisasi
saya adalah salah satu yang inklusif dan terbuka. Saya akan mendorong berbagai jenis
komunikasi, seperti rapat tim, pertemuan individu, dan saluran komunikasi tertulis. Misalnya,
jika ada anggota tim yang lebih introvert, saya akan memberi mereka kesempatan untuk
berkontribusi melalui email atau pesan teks jika itu lebih nyaman bagi mereka.

2. Pemberdayaan Anggota Tim: Saya akan memberikan tanggung jawab yang sesuai dengan
kekuatan dan preferensi individu. Sebagai contoh, jika ada anggota tim yang sangat analitis,
saya akan memberikan tugas-tugas yang memerlukan analisis mendalam, sementara bagi
mereka yang lebih kreatif, tugas-tugas yang memungkinkan ekspresi kreativitas akan
diberikan.

3. Pembinaan dan Pelatihan: Saya akan menyediakan pelatihan dan bimbingan yang
diperlukan untuk membantu anggota tim mengembangkan keterampilan mereka.
Contohnya, jika ada anggota tim yang kurang berpengalaman dalam komunikasi
interpersonal, saya akan memberikan pelatihan tentang keterampilan komunikasi.
4. Penghargaan Diversitas: Saya akan memastikan bahwa semua kontribusi individu dihargai
dan diakui. Saya akan merayakan pencapaian individu dan menyediakan umpan balik
konstruktif untuk pertumbuhan mereka. Hal ini akan mendorong keberagaman dalam
organisasi dan memotivasi individu untuk terus berkontribusi.

Dengan pendekatan ini, seseorang mimpinan akan menciptakan lingkungan di mana


perbedaan dalam perilaku dan sifat menjadi kekuatan, bukan hambatan, dalam mencapai
tujuan organisasi.

3, Pemberian motivasi dianggap sebagai salah satu cara pembangunan kualitas sumber daya manusia
dalam suatu organisasi karena motivasi adalah kunci untuk mendorong karyawan agar berkinerja
lebih baik, berkontribusi lebih besar, dan berkembang dalam pekerjaan mereka. Motivasi adalah
faktor yang memengaruhi semangat dan dedikasi karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan,
serta meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja. Cara meningkatkan motivasi karyawan dapat
mencakup:

1. Komunikasi yang Efektif: Manajer dan pimpinan perlu berkomunikasi dengan jelas tentang
tujuan, harapan, dan ekspektasi perusahaan. Ini membantu karyawan merasa terlibat dan
memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kontribusi mereka.

2. Pengakuan dan Penghargaan: Mengakui dan memberikan penghargaan atas pencapaian


karyawan adalah cara efektif untuk meningkatkan motivasi. Ini dapat berupa pujian, bonus,
atau penghargaan lainnya.

3. Memberikan Peluang Pengembangan: Memberikan peluang bagi karyawan untuk belajar,


berkembang, dan maju dalam karier mereka dapat menjadi sumber motivasi yang kuat.

4. Melibatkan Karyawan dalam Pengambilan Keputusan: Melibatkan karyawan dalam


pengambilan keputusan yang memengaruhi mereka secara langsung dapat meningkatkan
rasa memiliki dan motivasi.

5. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif: Menciptakan lingkungan kerja yang positif
dengan dukungan sosial yang kuat, dukungan atasan, dan keadilan dapat membantu
meningkatkan motivasi.

6. Penyusunan Tujuan yang Tantang: Menetapkan tujuan yang menantang, namun dapat
dicapai, dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih keras.

7. Feedback Konstruktif: Memberikan umpan balik yang konstruktif dan berkelanjutan


kepada karyawan dapat membantu mereka meningkatkan kinerja mereka dan merasa
diberdayakan.

8. Program Insentif dan Bonus: Mengimplementasikan program insentif dan bonus yang
mengikat kinerja dengan imbalan finansial dapat menjadi motivator yang kuat.

9. Pengembangan Kepemimpinan: Membantu manajer dan pemimpin dalam organisasi


untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang dapat memotivasi karyawan
adalah penting.
10. Fleksibilitas dalam Pekerjaan: Memberikan karyawan fleksibilitas dalam menjalani
pekerjaan mereka, seperti opsi kerja jarak jauh atau jadwal kerja yang fleksibel, dapat
meningkatkan motivasi.

4, Kedua aspek, yaitu kemampuan untuk melakukan pekerjaan dan kesesuaian kepribadian terhadap
visi dan misi organisasi, memiliki peran penting dalam mencapai keberhasilan dalam pekerjaan.
Namun, penting untuk memahami bahwa keduanya saling terkait dan dapat saling memengaruhi.
Berikut penjelasannya:

1. Kemampuan untuk Melakukan Pekerjaan:


Kemampuan teknis dan kompetensi yang relevan dalam pekerjaan adalah faktor kunci untuk
berhasil dalam tugas-tugas yang harus dijalani. Kemampuan ini mencakup pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, dan pemahaman yang diperlukan untuk menjalankan tugas
dengan baik. Tanpa kemampuan ini, bahkan seorang individu dengan kepribadian yang
sesuai mungkin kesulitan dalam mencapai hasil yang diinginkan.

2. Kesesuaian Kepribadian dengan Visi dan Misi Organisasi:


Kesesuaian kepribadian dengan nilai, budaya, visi, dan misi organisasi penting karena
menciptakan lingkungan kerja yang sejalan dengan nilai-nilai pribadi individu dapat
meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi. Kepribadian yang sesuai dengan visi dan misi
organisasi dapat membuat seseorang merasa lebih terlibat dan termotivasi untuk
berkontribusi dengan maksimal.

5, Beberapa isu terbaru dalam masalah kepemimpinan yang muncul dalam lingkungan bisnis dan
organisasi saat ini meliputi:

1. Kepemimpinan dalam Era Digital:Perkembangan teknologi dan perubahan paradigma


bisnis digital telah mengubah tuntutan pada pemimpin. Mereka sekarang diharapkan untuk
memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang teknologi dan transformasi digital.

2. Kepemimpinan Berkelanjutan:Isu-isu berkelanjutan, seperti perubahan iklim dan tanggung


jawab sosial perusahaan, telah memunculkan tuntutan kepada pemimpin untuk memimpin
organisasi dengan fokus pada keberlanjutan dan dampak lingkungan.

3. Kepemimpinan Keanekaragaman:Dalam lingkungan kerja yang semakin beragam,


pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk mengelola keanekaragaman dalam tim dan
memastikan inklusi.

6, Membangun persepsi positif dalam suatu organisasi adalah langkah penting untuk memajukan
karier dan memperoleh dukungan dari rekan kerja, atasan, dan pihak-pihak terkait. Berikut adalah
beberapa cara seorang individu dapat membangun persepsi dalam suatu organisasi:

1. Kinerja Unggul:Berusaha untuk memberikan hasil kerja yang berkualitas dan konsisten
akan membantu membangun reputasi yang baik. Kinerja unggul menciptakan persepsi
bahwa Anda adalah seorang yang dapat diandalkan dan kompeten.

2. Komunikasi Efektif:Berkomunikasi dengan jelas, sopan, dan profesional dengan rekan


kerja, atasan, dan bawahan adalah kunci dalam membangun hubungan positif. Dengarkan
dengan aktif, sampaikan ide-ide dengan jelas, dan tanggapi masukan dengan bijak.
3. Kerja Sama:Aktiflah dalam kerja sama tim dan bersedia berbagi pengetahuan serta
mendukung rekan-rekan kerja. Kerja sama yang baik menciptakan persepsi Anda sebagai
pemain tim yang berkontribusi.

7, Saya setuju dengan pernyataan bahwa konflik dalam organisasi adalah gejala yang dapat menjadi
tantangan atau peluang, tergantung pada cara organisasi dan individu mengelolanya. Konflik dapat
memunculkan ide-ide baru, merangsang perubahan, dan meningkatkan inovasi. Namun, jika tidak
dikelola dengan baik, konflik juga dapat menyebabkan ketegangan, pengeluaran energi yang tidak
perlu, dan merusak hubungan.

Contoh positif dari konflik dalam organisasi adalah ketika tim bekerja sama untuk
menyelesaikan masalah yang kompleks. Konflik muncul saat anggota tim memiliki
pandangan berbeda tentang solusi terbaik. Namun, melalui diskusi yang terbuka dan
konstruktif, tim dapat menggabungkan ide-ide yang beragam untuk menciptakan
solusi yang lebih baik daripada yang dapat dihasilkan tanpa konflik.

Contoh negatif konflik adalah ketika konflik interpersonal yang tidak teratasi
berlanjut, dan rekan kerja menjadi terpecah atau bahkan memutuskan untuk
meninggalkan organisasi. Misalnya, jika dua departemen dalam organisasi sering
bertentangan dalam hal alokasi sumber daya dan tidak ada mekanisme untuk
menyelesaikan konflik ini, dapat mengganggu produktivitas dan kesejahteraan
anggota tim di kedua departemen.

Cara mengatasi konflik dalam organisasi dengan baik adalah dengan


mempromosikan komunikasi terbuka, pendekatan yang adil dalam penyelesaian
konflik, dan penggunaan metode mediasi atau negosiasi jika diperlukan. Organisasi
juga dapat membangun budaya yang mendukung resolusi konflik yang konstruktif, di
mana konflik dilihat sebagai peluang untuk tumbuh dan meningkatkan proses
organisasi, bukan sebagai ancaman. Dengan pendekatan yang bijak, konflik dapat
menjadi motor untuk perubahan positif dalam organisasi.

8, Kelompok yang terpadu atau tim yang bekerja secara harmonis dan saling mendukung dalam
suatu organisasi memiliki dampak yang positif terhadap kepuasan kerja, tingkat ketidakhadiran, dan
tingkat perpindahan anggota. Berikut adalah penjelasan mengapa keterpaduan kelompok
berhubungan erat dengan faktor-faktor tersebut:

1. Kepuasan Kerja: Kelompok yang terpadu cenderung menciptakan lingkungan kerja yang
positif dan nyaman. Ketika anggota tim merasa diterima, didukung, dan memiliki hubungan
yang baik satu sama lain, mereka lebih cenderung merasa puas dengan pekerjaan mereka.
Kepuasan kerja seringkali terkait dengan aspek seperti dukungan sosial, kerja tim yang
efektif, dan rasa termasuk.

2. Tingkat Ketidakhadiran yang Rendah: Kelompok yang solid dan terpadu dapat mengurangi
tingkat ketidakhadiran di tempat kerja. Karyawan yang merasa memiliki hubungan yang baik
dengan rekan-rekan kerja dan merasa diterima dalam tim mereka cenderung lebih
termotivasi untuk datang ke kantor. Mereka juga mungkin merasa lebih terikat untuk
membantu rekan kerja mereka, sehingga mengurangi tingkat ketidakhadiran yang tidak
diperlukan.

3. Tingkat Perpindahan yang Rendah: Ketika sebuah kelompok bekerja dengan baik dan
merasa saling terkait, individu dalam kelompok tersebut lebih cenderung ingin tetap dalam
organisasi. Mereka merasa memiliki dukungan dan rasa kepemilikan terhadap kelompok
mereka. Ini dapat mengurangi tingkat perpindahan anggota, yang pada gilirannya
mengurangi biaya yang terkait dengan perekrutan dan pelatihan karyawan baru.

9, Istilah "the right man on the right place" mengacu pada konsep bahwa untuk mencapai efisiensi
dan produktivitas maksimal dalam organisasi, individu yang memiliki keterampilan, pengetahuan,
dan pengalaman yang sesuai harus ditempatkan di posisi atau peran yang sesuai dengan kemampuan
mereka. Hal ini penting agar organisasi dapat memaksimalkan potensi dan kinerja karyawan.

Anda mungkin juga menyukai