Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN PERILAKU

“Ringkasan Materi Kelompok 1 sampai dengan Kelompok 7”

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:

Ni Nyoman Ari Novarini, SE., MM

OLEH :

Ni Nyoman Nirpana Ayu (01/2002612010216)

KELAS MANAJEMEN PEMASARAN C PAGI


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan Ujian Tengah Semester dengan tepat pada waktunya.
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Perilaku Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai berbagai teori motivasi dalam organisasi.
Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
mata kuliah Manajemen Perilaku yang telah membimbing saya. Penulis menyadari
bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat makalah
singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Denpasar, 10 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................................ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
BAB II............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2
2.1 TEORI MOTIVASI DALAM ORGANISASI .................................................................. 2
2.2 Nilai, Sikap dan Kepuasan Kerja ...................................................................................... 2
2.3 Menganalisis Kasus-Kasus Perilaku Keorganisasian ...................................................... 3
2.4 KONSEP PEMBELAJARAN PADA MANAJEMEN PERILAKU ............................... 3
2.5 DINAMIKA PERILAKU DALAM ORGANISASI......................................................... 4
2.6 DINAMIKA PERILAKU BERKAITAN DENGAN STRES DAN PERILAKU
POLITIK DALAM ORGANISASI ......................................................................................... 5
2.7 KEPEMIMPINAN .............................................................................................................. 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Motivasi kerja dapat dikatakan sebagai penggerak maupun dorongan yang dapat memicu
timbulnya rasa semangat dan juga mampu mengubah tingkah laku individu untuk menuju pada
hal yang lebih baik. Motivasi kerja yang rendah pada sebagian pegawai menyebabkan
menurunnya kinerja pegawai. Adapun cara untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai adalah
dengan meningkatkan motivasi kerja melalui training, misalnya memberikan reward (bonus) bagi
pegawai yang berprestasi. Sangat sedikit pegawai yang mempunyai motivasi yang tinggi. Sehingga
perlu memotivasi sesama pegawai yang dapat menimbulkan pegawai mampu untuk mengatasi
masalah ataupun hambatan dalam bekerja, dan mudah untuk meningkatkan kinerja dan tujuan
organisasi.
Stres kerja merupakan respon adaptif seorang karyawan terhadap suatu kondisi yang dirasa
mengancam atau menantang. Stres kerja terjadi karena ketidakseimbangan antara potensi
individu dengan tuntutan kerja yang dapat memengaruhi fisik dan psikis seorang karyawan. Stres
kerja sangat berdampak buruk bagi perusahaan, karena jika karyawan mengalami stres kerja
maka pekerjaan karyawan dapat terhambat dan produktivitas kerja akan menurun.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TEORI MOTIVASI DALAM ORGANISASI

Teori motivasi mengacu pada dorongan atau kekuatan yang mendorong


seseorang untuk bertindak atau melakukan suatu aktivitas tertentu. Ini mencakup
berbagai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku seseorang di
berbagai situasi, termasuk di tempat kerja. Dalam lingkungan perusahaan, motivasi
adalah faktor penting dalam mempengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan.
Maka dari itu hal tersebut merupakan proses internal yang kompleks yang
dipengaruhi oleh kebutuhan, nilai, harapan, dan pengalaman individu. Motivasi
sering dikaitkan dengan dorongan positif, seperti rasa ingin tahu atau kesuksesan
dalam pekerjaan, tetapi motivasi juga dapat dipicu oleh dorongan negatif, seperti
kebutuhan akan keamanan atau ketidakpuasan terhadap lingkungan kerja.

2.2 Nilai, Sikap dan Kepuasan Kerja

Nilai (Value) adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan
tujuan yang diinginkan individu yang digunakan sebagai prinsip atau standar dalam
hidupnya. Nilai dapat dianggap sebagai keyakinan universal yang memandu
individu dalam tindakan dan penilaian mereka terhadap berbagai situasi. Apabila
serangkaian nilai-nilai individu penting, maka akan mempengaruhi orang tersebut
dan mengarahkan mereka untuk bertindak secara konsisten dalam berbagai situasi.
Ada 10 tipe nilai (value types) yang dianut oleh manusia yaitu, Power,
Achievement, Hedonism, Stimulation, Self-direction, Universalism, Benevolence,
Tradition, Conformity, Security.

2
Sikap (Attitude) merupakan penilaian subjektif yang mempengaruhi cara
individu bertindak dan berinteraksi di dalam lingkungan kerja. Terdapat 3 komponen
sikap yaitu, Komponen Kognitif (cognitive component), Komponen Afektif (affective
component), Komponen Perilaku (behavior component).

Kepuasan kerja (job satisfaction) dapat didefinisikan sebagai perasaan


positif seseorang terhadap pekerjaannya yang merupakan hasil dari evaluasi
terhadap karakteristik pekerjaan tersebut. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi
gaji, pengawasan, ketenangan, lingkungan kerja, dan peluang kemajuan adalah
komponen penting dari pekerjaan.

2.3 Menganalisis Kasus-Kasus Perilaku Keorganisasian

Perilaku organisasi biasa disebut dengan OB ( Organizational Behavior ),


merupakan suatu bidang studi yang mempelajari bagaimana perilaku individu,
kelompok, dan struktur berdampak pada perilaku dalam organisasi dengan maksud
menerapkan pengetahuan tentang hal-hal tersebut dengan perbaikan efektivitas
organisasi. organisasi.Tujuanya adalah untuk menerapkan pengetahuan tentang
segarla sesuatu guna meningkatkan efektivitas organisasi. Terdapat tiga pokok
sasaran yang menjadi obyek kajian ini,yakni individu,kelompok,dan struktur.

2.4 KONSEP PEMBELAJARAN PADA MANAJEMEN PERILAKU

Konsep Pembelajaran dalam Manajemen Perilaku merupakan pemahaman


mengenai bagaimana teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran digunakan untuk
menganalisis, memahami, dan mengubah perilaku individu dalam konteks
manajemen, terutama di tempat kerja atau organisasi. Ini mencakup penggunaan
strategi intervensi yang didasarkan pada pemahaman tentang bagaimana pengaruh

3
lingkungan, motivasi, dan pengalaman sebelumnya memengaruhi perilaku
karyawan atau anggota organisasi. Konsep pembelajaran dalam manajemen perilaku
bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang memfasilitasi perkembangan
individu dan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Konsep ini melibatkan penggunaan pengetahuan tentang bagaimana faktor-
faktor seperti motivasi, penguatan, hukuman, dan lingkungan memengaruhi perilaku
karyawan atau anggota organisasi. Dengan memahami konsep pembelajaran,
manajer atau pemimpin organisasi dapat merancang intervensi yang efektif untuk
mengubah perilaku yang tidak diinginkan dan memperkuat perilaku yang
diinginkan, sehingga meningkatkan kinerja individu dan keberhasilan organisasi
secara keseluruhan.

2.5 DINAMIKA PERILAKU DALAM ORGANISASI

Kelompok didefinisikan sebagai dua orang atau lebih yang berkumpul dan
berinteraksi serta saling tergantung untuk mencapai tujuan tertentu.
Adapun Jenis-Jenis Kelompok sebagai berikut :
a. Kelompok Formal, yang mana kelompok formal dibentuk secara sengaja
melalui struktur organisasi untuk menyelesaikan tugas tertentu.
b. Kelompok Informal, yang mana kelompok informal terbentuk tanpa rencana
formal melalui kebutuhan akan kontak sosial.
Untuk mencapai tingkat efektivitas yang tinggi maka ada beberapa tahap-tahapan
yang harus dikembangkan yaitu, tahap orientasi (pengenalan), tahap
konfrontasi(perkembangan), tahap deferensiasi (pembagian tugas dan tanggung
jawab), tahap kolaborasi (komitmenanggota). Dalam perusahaan pasti ada yang
namanya konfik, yang mana konflik ini bisa timbul dari perseorangan yang akan
dapat mempengaruhi keberlangsungan suatu perusahaan. Masih banyak orang

4
menganggap bahwa konflik sering bersifat tidak fungsional atau disfungsional dan
oleh karenanya harus dihindari, akan tetapi dalam sebuah organisasi diperlukan
kehadiran konflik untuk kemajuan dan perkembangan dalam suatu organisasi. Yang
mana konflik fungsional berkaitan dengan pertentangan antar kelompok, yang
bermanfaat bagi peningkatan efektivitas dan prestasi organisasi. Sedangkan Konflik
ini berkaitan dengan pertentangan antara kelompok yang merusak atau menghalangi
pencapaian tujuan organisasi atau kelompok. Dalam pengelolaan suatu organisasi
terdapat enam jenis konflik yang mungkin terjadi diantaranya yaitu, konflik dalam
diri sendiri, konflik antar individu, konflik antar golongan kelompok, konflik antar
kelompok, konflik intra organisasi, konflik antar organisasi. Konflik dalam
organisasi dapat disebabkan oleh beberapa sumber - sumber faktor yaitu, seperti
adanya saling ketergantungan, perbedaan tujuan dan prioritas, faktor birokrasi (lini-
staf), kriteria penilaian prestasi yang tidak tepat, dan persaingan atas sumber daya
yang langka. Dengan memahami sumber-sumber konflik dan dampaknya, organisasi
dapat mengembangkan strategi untuk mengelola konflik dengan lebih efektif demi
meningkatkan kinerja dan produktivitas keseluruhan.

2.6 DINAMIKA PERILAKU BERKAITAN DENGAN STRES DAN


PERILAKU POLITIK DALAM ORGANISASI

Stres kerja merupakan faktor-faktor yang dapat memberi tekanan terhadap


produktivitas dan lingkungan kerja serta dapat mengganggu individu. Dapat
dikatakan bahwa stres kerja adalah umpan balik fisik dan mental karyawan terhadap
keinginan dan permintaan perusahaan. Ada beberapa tingkatan stres dari stres yang
paling ringan hingga stres tingkat puncak. Gejala stres dapat digolongkan menjadi 3
(tiga) kategori umum yaitu, Fisiologikal, Psikologikal, Perilaku. Dan ada beberapa

5
cara dalam pengelolaan stres yaitu, Cognitive restructuring, Journal writing, Time
Management, Relaxation technique.
Perilaku politik mencakup upaya untuk memanfaatkan hubungan, informasi,
atau kelemahan dalam struktur organisasi untuk memperoleh keuntungan pribadi
atau memengaruhi keputusan dan proses organisasi. Studi tentang perilaku ini
membantu memahami dinamika kerja dan interaksi di dalam organisasi, serta
memungkinkan pengembangan strategi manajemen yang efektif untuk mengelola
stres dan meminimalkan dampak negatif perilaku politik terhadap kinerja organisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku berpolitik yaitu faktor individu dan
faktor organisasi.

2.7 KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan dalam perusahaan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh


seseorang atau sekelompok orang untuk memimpin, mengarahkan, dan mengelola
organisasi atau tim kerja dengan efektif dan efisien. Ini melibatkan mengambil
keputusan strategis, menginspirasi dan memotivasi anggota tim, serta menciptakan
visi dan arah yang jelas untuk mencapai tujuan perusahaan. Seorang pemimpin
perusahaan harus mampu mengidentifikasi peluang dan risiko, mengelola sumber
daya dengan bijaksana, dan memberikan arahan yang memadai untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Ada beberapa jenis teori dalam kepemimpinan yaitu, teori genetik,
sosial, ekologi, kelompok, kontingensi, neo karismatik. Dan adapun jenis-jenis
dalam gaya kepemimpinan yaitu, Gaya Kepemimpinan Kharismatis, Gaya
Kepemimpinan Otoriter, Gaya Kepemimpinan Demokratis, Gaya Kepemimpinan
Moralis.
Pada dasarnya pemimpin yang efektif memiliki empat karakteristik utama
yaitu sebagai berikut:

6
1. Mereka memberikan arahan dan arti bagi orang-orang yang mereka pimpin.
2. Mereka menumbuhkan kepercayaan.
3. Mereka mendorong tindakan dan pengambilan risiko.
4. Mereka memberikan harapan.

Kepemimpinan merupakan factor terpenting dalam suatu organisasi, tindakan


pemimpin akan mempengaruhi gerak suatu organisasi. Peranan pimpinan dalam
suatu organisasi adalah menciptakan rasa aman, dengan terciptanya rasa aman
bawahan dalam melaksanakan tugas-tugasnya merasa tidak tertanggu, bebas dari
segala perasaan gelisah, kekhawatiran, bahkan merasa memperoleh jaminan
keamanan dari pimpinan. Ada lima peranan penting seorang pemimpin dalam
organisasi, yaitu:
a. Menciptakan visi
b. Membangun tim
c. Memberikan penugasan
d. Mengembangkan orang
e. Memotivasi anak buah
Ada tiga syarat penting dalam konsepsi kepemimpinan dan harus dimiliki oleh
pemimpin, yaitu:
a. Kekuasaan
b. Kewibawaan
c. Kemampuan

Anda mungkin juga menyukai