OLEH :
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Nilai (Value) adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan
tujuan yang diinginkan individu yang digunakan sebagai prinsip atau standar dalam
hidupnya. Nilai dapat dianggap sebagai keyakinan universal yang memandu
individu dalam tindakan dan penilaian mereka terhadap berbagai situasi. Apabila
serangkaian nilai-nilai individu penting, maka akan mempengaruhi orang tersebut
dan mengarahkan mereka untuk bertindak secara konsisten dalam berbagai situasi.
Ada 10 tipe nilai (value types) yang dianut oleh manusia yaitu, Power,
Achievement, Hedonism, Stimulation, Self-direction, Universalism, Benevolence,
Tradition, Conformity, Security.
2
Sikap (Attitude) merupakan penilaian subjektif yang mempengaruhi cara
individu bertindak dan berinteraksi di dalam lingkungan kerja. Terdapat 3 komponen
sikap yaitu, Komponen Kognitif (cognitive component), Komponen Afektif (affective
component), Komponen Perilaku (behavior component).
3
lingkungan, motivasi, dan pengalaman sebelumnya memengaruhi perilaku
karyawan atau anggota organisasi. Konsep pembelajaran dalam manajemen perilaku
bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang memfasilitasi perkembangan
individu dan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Konsep ini melibatkan penggunaan pengetahuan tentang bagaimana faktor-
faktor seperti motivasi, penguatan, hukuman, dan lingkungan memengaruhi perilaku
karyawan atau anggota organisasi. Dengan memahami konsep pembelajaran,
manajer atau pemimpin organisasi dapat merancang intervensi yang efektif untuk
mengubah perilaku yang tidak diinginkan dan memperkuat perilaku yang
diinginkan, sehingga meningkatkan kinerja individu dan keberhasilan organisasi
secara keseluruhan.
Kelompok didefinisikan sebagai dua orang atau lebih yang berkumpul dan
berinteraksi serta saling tergantung untuk mencapai tujuan tertentu.
Adapun Jenis-Jenis Kelompok sebagai berikut :
a. Kelompok Formal, yang mana kelompok formal dibentuk secara sengaja
melalui struktur organisasi untuk menyelesaikan tugas tertentu.
b. Kelompok Informal, yang mana kelompok informal terbentuk tanpa rencana
formal melalui kebutuhan akan kontak sosial.
Untuk mencapai tingkat efektivitas yang tinggi maka ada beberapa tahap-tahapan
yang harus dikembangkan yaitu, tahap orientasi (pengenalan), tahap
konfrontasi(perkembangan), tahap deferensiasi (pembagian tugas dan tanggung
jawab), tahap kolaborasi (komitmenanggota). Dalam perusahaan pasti ada yang
namanya konfik, yang mana konflik ini bisa timbul dari perseorangan yang akan
dapat mempengaruhi keberlangsungan suatu perusahaan. Masih banyak orang
4
menganggap bahwa konflik sering bersifat tidak fungsional atau disfungsional dan
oleh karenanya harus dihindari, akan tetapi dalam sebuah organisasi diperlukan
kehadiran konflik untuk kemajuan dan perkembangan dalam suatu organisasi. Yang
mana konflik fungsional berkaitan dengan pertentangan antar kelompok, yang
bermanfaat bagi peningkatan efektivitas dan prestasi organisasi. Sedangkan Konflik
ini berkaitan dengan pertentangan antara kelompok yang merusak atau menghalangi
pencapaian tujuan organisasi atau kelompok. Dalam pengelolaan suatu organisasi
terdapat enam jenis konflik yang mungkin terjadi diantaranya yaitu, konflik dalam
diri sendiri, konflik antar individu, konflik antar golongan kelompok, konflik antar
kelompok, konflik intra organisasi, konflik antar organisasi. Konflik dalam
organisasi dapat disebabkan oleh beberapa sumber - sumber faktor yaitu, seperti
adanya saling ketergantungan, perbedaan tujuan dan prioritas, faktor birokrasi (lini-
staf), kriteria penilaian prestasi yang tidak tepat, dan persaingan atas sumber daya
yang langka. Dengan memahami sumber-sumber konflik dan dampaknya, organisasi
dapat mengembangkan strategi untuk mengelola konflik dengan lebih efektif demi
meningkatkan kinerja dan produktivitas keseluruhan.
5
cara dalam pengelolaan stres yaitu, Cognitive restructuring, Journal writing, Time
Management, Relaxation technique.
Perilaku politik mencakup upaya untuk memanfaatkan hubungan, informasi,
atau kelemahan dalam struktur organisasi untuk memperoleh keuntungan pribadi
atau memengaruhi keputusan dan proses organisasi. Studi tentang perilaku ini
membantu memahami dinamika kerja dan interaksi di dalam organisasi, serta
memungkinkan pengembangan strategi manajemen yang efektif untuk mengelola
stres dan meminimalkan dampak negatif perilaku politik terhadap kinerja organisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku berpolitik yaitu faktor individu dan
faktor organisasi.
2.7 KEPEMIMPINAN
6
1. Mereka memberikan arahan dan arti bagi orang-orang yang mereka pimpin.
2. Mereka menumbuhkan kepercayaan.
3. Mereka mendorong tindakan dan pengambilan risiko.
4. Mereka memberikan harapan.