Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “MOTIVASI DALAM ORGANISASI”
guna memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Demikian penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil


hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Kupang, 25 Februari 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ 1

Daftar Isi ................................................................................................................ 2

Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3 Tujuan ...................................................................................................... 3

Bab II Pembahasan ................................................................................................ 4

2.1 Pengertian Motivasi ................................................................................. 4-5

2.2 Faktor- faktor yang mendasari motivasi di dalam organisasi .................. 5-6

2.3 Meningkatkan dan membangun motivasi dalam organisasi .................... 7-9

2.4 Teori awal mengenai motivasi ................................................................. 9-11

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 12

3.2 Saran ........................................................................................................ 12

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Motivasi merupakan salah satu topik yang paling sering diteliti dalam perilaku
organisasi. Banyak individu secara salah memandang motivasi sebagai sebuah sifat
pribadi. Dalam praktiknya, manajer yang tidak berpengalaman sering menyebut karyawan
mereka yang terlihat kurang termotivasi sebagai karyawan malas. Pendapat demikian
memberi asumsi bahwa karyawan tersebut malas atau kurang termotivasi. Banyak
organisasi di dunia ini yang gagal dalam mencapai tujuannya dikarenakan kurangnya
motivasi untuk bekerja pada karyawan-karyawannya. Untuk itu perlu dipelajari
bagaimana membuat motivasi tersebut dan juga menyampaikannya secara tepat agar
karyawan yang semula tidak termotivasi menjadi termotivasi. Dengan motivasi setiap
karyawan yang ada, maka mereka akan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Hal ini
tentu akan berimbas pada keinginan tujuan organisasi. Pencapaian ini akan menjadi lebih
mudah dikarenakan tidak ada karyawan yang malas karena mereka termotivasi untuk
menyelesaikan pekerjaan masing-masing. Dalam makalah ini kita akan mempelajari
tentang apa itu motivasi dan indikator serta ruang lingkup dari motivasi. Selanjutnya
dijelaskan pula penerapannya pada organisasi-organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian motifasi?
2. Apa saja faktor- faktor yang mendasari motivasi di dalam organisasi?
3. Bagaimana cara meningkatkan dan membangun motivasi dalam organisasi?
4. Apa saja teori awal mengenai motivasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian motivasi.
2. Untuk Mengetahui faktor- faktor yang mendasari motivasi di dalam organisasi.
3. Untuk mengetahui cara meningkatkan dan membangun motivasi dalam organisasi.
4. Untuk mengetahui teori awal mengenai motivasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motivasi
Motivasi sejatinya dimiliki oleh setiap manusia yang berusaha untuk menimbulkan,
mengarahkan, dan mengorganisasi tingkah lakunya. Motivasi merupakan fungsi utama
yang akan muncul akibat perubahan terhadap lingkungan internal dan faktor eksternal.
Sedangkan perilaku terlihat untuk respons dan reaksi suatu stimulus Dorongan dari
stimulus ini sering dipicu oleh faktor kebutuhan (need), akan tetapi, sering juga
disebabkan adanya faktor keinginan untuk belajar. Perubahan perilaku akibat munculnya
motivasi didasarkan karakteristik
1. Nilai intensitas yang berhubungan dengan kuat dan lemahnya dorongan yang
menyebabkan individu bersikap.
2. Memiliki kecondongan mengulang perilaku secara berulang-ulang dan
3. Mengarahkan sosok dalam bertindak melakukan atau menghindari suatu perilaku
tertentu.
Setiap orang mempunyai motif yang berbeda-beda yang timbul dan mendasari
munculnya motivasi seseorang ciri yang melatar belakangi munculnya motivasi
seseorang, yaitu:
1. Motif bersifat majemuk,
2. Motif yang dapat berubah-ubah.
3. Perbedaan motif dari setiap individu; dan
4. Terdapat beragam motif.
Motivasi kinerja adalah motivasi terjadi pada lingkungan dan situasi dunia organisasi,
menurut (Azizatun, 2019) menyatakan bahwa motivasi terdiri dari 3 komponen utama,
antara lain:
1. Bersifat pergerakan;
2. Bersifat pengarahan dan menyalurkan perilaku; dan
3. Perlu perubahan perilaku.
Penggunaan motivasi harus dapat disesuaikan dengan keadaan dan lingkungan
organisasi agar dapat merangsang gairah dan semangat para karyawan, menurut Hasibuan
(2016) terdapat 2 jenis motivasi, yaitu:
1. Motivasi positif / (insentif positif), menumbuhkan motivasi para bawahannya perlu
dillakukan oleh seorang manajer melalui pemberian hadiah kepada mereka yang
bekerja dengan penuh semangat dan mempunyai prestasi yang baik. Motivasi positif

4
ini diharapkan mendorong semangat kerja bawahan, karena manusia secara naluriah
senang menerima dan berada keadaan yang positif; dan
2. Motivasi negatif / (insentif negatif), memberikan hukuman untuk mereka yang
melakukan pekerjaan yang kurang baik perlu dilakukan oleh manajer untuk
memotivasi bawahannya agar dapat meningkatkan prestasi kerjanya. Bentuk dari
motivasi negatif ini adalah untuk memacu semangat kerja dari bawahan dalam waktu
yang relatif singkat agar dapat meningkat, karena takut akan pemberian hukuman.
Motivasi berprestasi adalah sebuah dorongan dengan ciri- ciri yang muncul pada diri
seseorang saat melakukan pekerjaan dengan baik. Kebutuhan untuk berprestasi tinggi
dalam sebuah organisasi adalah suatu dorongan yang muncul pada diri seseorang dalam
upayanya mencapai target yang telah ia tetapkan bekerja keras perlu dilakukan untuk bisa
mencapai keberhasilan dan berkeinginan untuk mengerjakan sesuatu lebih baik dari
sebelumnya.
2.2 Faktor-Faktor yang Mendasari Motivasi di dalam Organisasi
Motivasi sejatinya berasal dari proses batin atau proses psikologis yang berasal dari dalam
diri seseorang (intrinsik) yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun beberapa faktor
yang mempengaruhi timbulnya motivasi meliputi faktor internal dan faktor eksternal,
Motivasi dapat terbentuk karena adanya rangkaian interaksi yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1. Individu dan segala unsur yang ada didalamnya, kemampuan dan ketrampilan yang
dimiliki, kebiasaan sering dilakukan, sikap, pengalaman traumatis, latar belakang sosial
dan tingkat kedewasaan
2. Situasi dan tempat bekerja akan menimbulkan rangsangan, persepsi individu terhadap
tempat kerja, harapan dan cita- cita yang ingin dicapai, persepsi mengenai kecakapannya
terhadap pekerjaan, perasaan cemas dam perasaan bahagia yang disebabkan oleh
pekerjaan
3. Proses adaptasi dan penyesuaian diri dan lingkungan kerja;
4. Pengaruh yang muncul dari berbagai pihak, seperti: pengaruh rekan kerja, kehidupan
kelompok, kepentingan keluarga, dan pengaruh yang berasal dari luar pekerjaan
5. Reaksi yang muncul akibat perubahan perilaku individu
6. Munculnya persepsi bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan; dan
7. Organisasi terdiri dari berbagai unsur pendukungnya, seperti pimpinan, karyawan,
lingkungan kerja.

5
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang terhadap
organisasi yang dikategorikan berikut ini:
1. Tujuan
Memaknai visi, misi dan tujuan dari oranisasi secara jelas akan membantu tim dalam
melakukan pekerjaan. Hal ini harus sejalan dengan kebutuhan dan tujuan para
anggota
2. Tantangan
Manusia telah dikarunia mekanisme pertahanan diri yang yang sangat baik dan
ketika dihadapkan pada sebuah tantangan, secara naluri manusia akan berusaha
untuk melakukan suatu tindakan dalam menghadapi tantangan tersebut (fight) atau
menghindar (flight). Dalam banyak kasus tantangan sering ditemui dan merupakan
rangsangan untuk mencapai kesuksesan. Dengan kata lain tantangan tersebut justru
menjadi motivator bagi seseorang.
Winardi (2011) menyatakan bahwa terdapat tiga aspek dari motivasi seseorang yang
mengarahkan kepada tercapainya sebuah tujuan, yaitu:
1. Aspek keinginan yang muncul dari dalam diri seseorang maka akan
menumbuhkan motivasi dalam menjalankan pekerjaan agar tercapai sesuai
dengan keinginannya
2. Aspek kebutuhan akan mendorong seseorang untuk memotivasi dirinya dalam
mencapai segala kebutuhan hidupnya. Saat seseorang membutuhkan sesuatu
dalam pekerjaannya seperti gaji dan kompensasi dari perusahaan maka dia akan
terpacu untuk bekerja dengan baik; dan
3. Perasaan aman akan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, motivasi
ini akan muncul karena seseorang mendapatkan jaminan keamanan atas apa
yang sedang dia kerjakan.
Tidak semua pekerjaan selalu dapat menghadirkan sebuah tantangan. Tingkat
Kesulitan sering dipakai sebagai acuan untuk menilai bahwa suatu tugas memiliki
tantangan tersendiri. Jika pekerjaan yang dikerjaan dianggap terlalu sulit dan
mustahil untuk dikerjakan, maka secara tidak langsung akan menumbuhkan
semangat dalam menyelesaikannya dan secara tidak langsung menumbuhkan
motivasi tersendiri. Dan begitu juga sebaliknya, jika terlalu mudah pekerjaan
tersebut maka semangat untuk mengerjakannya menjadi berkurang karena dianggap
tidak menimbulkan kebanggaan saat mengerjakannya.

6
2.3 Meningkatkan dan Membangun Motivasi dalam Organisasi
Hasibuan (2016) menyatakan bahwa ada 2 metode yang dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi dalam sebuah organisasi, yaitu metode langsung dan tidak
langsung, yaitu:
1. Metode Langsung merupakan metode motivasi berdasarkan pada unsur pemberian
materiil ataupun nen materil kepada seseorang dalam pemenuhan kebutuhan dan
kepuasannya Bentuk-bentuk dari motivasi ini misalnya memberikan pujian,
penghargaan atas apa yang telah dikerjakan, pemberian bonus dan piagam
penghargaan, dan
2. Metode Tidak Langsung merupakan bentuk dari motivasi yang berupa pemberian
fasilitas kepada seseorang untuk mendukung serta menunjang gairah dalam pekerjaan
dan kelancaran dalam menjalankan tugasnya. Beberapa contoh dari metode motivasi
adalah pemberian ruangan kerja yang aman dan nyaman, menciptakan suasana dan
ruang kerja yang positif
Hasibuan, (2016) menjelaskan mengenai motivasi seorang pegawai saat menjalankan
(Herzberg) yaitu:
1. Maintenance merupakan faktor pemeliharaan yang berasal dari keinginan manusia
untuk memperoleh ketentraman secara fisik yang muncul secara naluriah, seperti
kebutuhan akan kesehatan yang merupakan kebutuhan yang berlangsung secara
naluriah dan kembali pada titik nol setelah terpenuhi. Contoh lainnya adalah pada
keadaan lapar dan makan yang akan terus berulang setiap hatinya. Faktor
pemeliharaan ini dalam organisasi perusahaan meliputi gaji, kondisi dan lingkungan
kerja, kepastian dan status pekerjaan, pemberian kendaraan dinas, rumah dinas dan
beberapa tunjangan lainnya. Banyak pekerja yang merasa tidak puas, menurunnya
performa dan bahkan ada yang memutuskan untuk keluar dari organisasi disebabkan
hilangnya faktor pemeliharaan ini. Menurut pendapat Herzberg bahwa maintenance
faktor bukan hanya sebagai alat motivator semata melainkan menjadi sebuah
keharusan
2. Motivation adalah faktor motivasi yang didasari sich kebutuhan psikologis dari
seseorang yang ingin menjalankan segala pekerjaannya dengan perasaan sempurna
dan disebut sebagai kelompok Satisfiers, dan
3. Kelompok yang satisfiers ini antara lain prestasi pengakuan pekerjaan itu sendiri,
tanggungjawab, dan pengembangan potensi individu

7
Adapun 5 alasan yang mempengaruhi munculnya motivasi kerja seorang karyawan
pada sebuah perusahaan mendasar tersebut, yaitu
1. Upah Minimum
Hal dasar yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi dari setiap karyawan
dalam melaksanakan pekerjaan pada sebuah perusahaan yaitu adanya pengharapan
akan besaran upah dan gaji minimum yang akan diberikan.
2. Jenjang Karir
Adanya jenjang karir yang jelas dan terstruktur akan membuat karyawan menjadi
semakin termotivasi dalam menjalankan pekerjaan. Selain jenjang kariri juga akan
mendorong para karyawan untuk bekerja dan melampaui target yang telah ditetapkan
serta berlomba-lomba dalam memberikan yang terbaik untuk perusahaan agar dirinya
mendapatkan promosi karir yang lebih baik
3. Pengalaman
Banyak karyawan (fresh graduate) yang melakukan pekerjaan pada sebuah
perusahaan bertujuan untuk mencari pengalaman belajar. Hal mempunyai sisi positif
dan negatif. Namun sisi negatif yang muncul dari karyawan baru adalah kurangnya
kebersamaan tim dan pengetahuan yang dia miliki mengenal organisasi akan
berdampak pada kinerja perusahan. Ketika sisi postif dan negatif ini bisa
dikembangkan dengan baik, maka karyawan bari dapat memberikan sesuatu yang lain
dan baru bagi organisasi.
4. Keinginan Berprestasi
Keinginan dan kemampuan untuk berprestasi harus terus ditanamkan pada setiap
karyawan, saat seseorang memiliki niat dan keinginan untuk berprestasi maka
motivasi kerja dan kinerja perusahaan akan meningkat. Karyawan yang berpikiran dan
mempunyai prinsip seperti ini akan beranggapan bahwa dirinya bukan seorang buruh
atau pekerja melainkan seseorang yang mampu berprestasi dengan keahliannya.
5. Ibadah
Dari beberapa motivasi yang telah ada secara materil terdapat salah satu motivasi
kerja yang bersifat spiritual. Karyawan yang mempunyai prinsip bahwasanya bekerja
adalah bentuk ibadah akan menjalankan setiap pekerjaannya sebagai bentuk dari
ibadah. Karyawan yang memiliki model seperti cenderung lebih tenang dalam
menyikapi berbagai masalah. Untuk mendukung dan memupuk motivasi karyawan ini
maka organisasi perusahaan perlu menyediakan tempat ibadah di lingkungan kerja.

8
Karyawan yang memiliki keinginan prestasi tinggi adanya bertanggungjawab dan
pekerja keras. Kebiasaan yang dilakukan adalah sebagai berikut
1. Bertanggungjawab;
2. Menetapkan berani mengambil dan menantang risiko:
3. Mempunyai target realistis;
4. Cakap perencanaan kerja;
5. Mementingkan umpan balik mengenai hasil pekerjaannya; dan
6. Memberikan feedback mengenai hasil kerja.
Untuk mengetahui perilaku dan tingkah laku karyawan potensi prestasi rendah dapat
menggunakan acuan berikut ini:
1. Mempunyai sikap yang tidak percaya diri dan apatis,
2. Tidak bertanggung jawab:
3. Melakukan pekerjaan tanpa adanya perencanaan;
4. Selalu ragu saat pengambilan keputusan;
5. Bersikap secara sembarang dan tidak ada arah; dan
6. Menyelesaikan pekerjaan yang menyimpang.
Pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengatasi karyawan dengan ciri-ciri
motivasi dan semangat yang rendah adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Kuratif
Pendekatan kuratif ini dalah sebuh pendekatan yang dilakukan dengan melihat
akar dari tmbulnya permasalahan dan pengaruh terhadap motivasinya dalam
pekerjaan. Langkah yang dapat dilakukan pada pendekatan ini adalah melalui
pendekatan individu, komunikasi yang efektif dan menggunakan jasa konsuling
atau psikiater. Tingkatan apabila masalahnya tidak terlalu penting maka kita tidak
perlu.
2. Pendekatan Antisipatif
Saat menjalankan pekerjaannya setiap karyawan diupayakan berpikir dan
bersikap positif dan jangan terganggu dengan perasaan gelisah. Teori Motivasi
dari McClelland hakikat ruang kerja dengan cara yang diyakini berhasil, melalui
spiritual dengan yoga atau berdo'a.
2.4 Teori- Teori awal menegnai Motivasi
Terdapat beberapa tentang teori motivasi, antara lain teori hirarki kebutuhan dari Maslow,
teori ERG dari Alderfer, teori dua faktor dari Herzberg dan teori motivasi dari Mc
Clelland. Teori- teori tersebut dapat diungkapkan secara sepintas seperti di bawah ini:

9
1. Teori Hirarki Kebutuhan dari Maslow
Menurut Maslow tingkat kebutuhan terendah adalah kebutuhan fisiologis, dan tingkat
kebutuhan tertinggi adalah aktualisasi diri. Teori Maslow mengasumsikan, seseorang
berusaha memenuhi kebutuhan pokok yaitu kebutuhan fisiologis sebelum berusaha
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi yaitu aktualisasi diri. Pada dasarnya setiap
karyawan mempunyai aktualisasi dalam diri. Adapun tingkatan kebutuhan menurut
Maslow meliputi:
a. Faktor Fisiologis: tempat tinggal, makan, dan minum:
b. Faktor keselamatan dan keamanan: Kebutuhan untuk kemerdekaan, yaitu dari
lingkungan yang mengancam;
c. Cinta sosial, rasa memiliki, dan kasih sayang: kebutuhan atas berkelompok,
persahabatan, interaksi dan penuh kasih sayang
d. Sistem Penghargaan: kebutuhan atas nilai harga diri dan pujian penghargan dari
pihak lain; dan
e. Peluang aktualisasi diri: maksimumkan potensi dan kemampuan.
2. Teori X dan Teori Y
McGregor mengembangkan dua model dalam menjelaskan hubungan antara motivasi
karyawan dalam sebuah lingkungan organisasi perusahaan (teori X dan Y). Hubungan
antara motivasi karyawan dengan perusahaan tempat dia bekerja digambarkan dalam
teori X berikut ini:
a. Karyawan yang tidak suka dengan lingkungan kerja cenderung malas bekerja dan
menghindari pekerjaan
b. Karyawan harus diawasi oleh perusahaan dan perlu adanya ancaman agar bekerja
dengan baik
c. Kedisiplinan dan prosedur yang konsisten akan lebih diutamakan dalam kebutuhan
pekerjaan:
d. Faktor uang bukanlah satu-satunya faktor yang dapat ) memotivasi kerja karyawan;
dan
e. Karyawan jarang mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Teori ordinal Y yang menggambarkan hubungan antara karyawan dan organsiasi
perusahaan sebagi berikut
a. Karyawan yang senang dengan lingkungan kerjanya akan bekerja dengan baik
sehingga tidak membutuhkan hukuman dan pengawasan:

10
b. Komitmen tinggi pada karyawan terhadap pekerjaannya akan memberikan dampak
terhadap organisasi
c. Keinginan manusia cenderung ingin belajar dan menumbuhkan motivasi dalam
setiap pekerjaannya, dan
d. Kepercayaan dapat menumbuhkan kreatifitas dan imajinasi seorang karyawan untuk
memecahkan setiap masalah dalam pekerjaannya.
3. Teori Dua Faktor dari Herzberg
Herzberg adalah ahli psikologi dan konsultan manajemen yang mengembangkan teori
motivasi dua faktor kepuasan
a. Kelompok kondisi ekstrinsik berupa keadaan pekerjaan meliputi: keamanan kerja,
kondisi kerja, upah, prosedur perusahaan, status, mutu dari supervisi teknis dan
mutu dari hubungan interpersonal antar rekan kerja, atasan dan bawahan. Apabila
tidak dicukupi menyebabkan timbulnya ketidakpuasan, dan
b. Kelompok kondisi instrinsik yaitu kepuasan pekerjaan meliputi: pengakuan,
tanggung jawab, prestasi, pekerjaan itu sendiri, kemajuan, kemungkinan
berkembang. Apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat
motivasi yang kuat. Faktor-faktor ini disebut dengan Satisfiers atau Motivator
Factors.
4. Teori Alderfer Tentang ERG
Alderfer setuju dengan motivasi maslow, bahwa kebutuhan-kebutuhan individual
tersusun secara hirarki. namun menurut Alderfer, hirarki kebutuhan hanya terdiri dari
tiga set kebutuhan yaitu:
a. Eksistensi: kebutuhan terpuaskan oleh pemenuhan makanan, udara, air, gaji, dan
kondisi pekerjaan;
b. Keterkaitan kebutuhan terpuaskan dengan pemenuhan hubungan sosial dan
interpersonal yang berarti; dan
c. Pertumbuhan kebutuhan terpuaskan oleh seorang individu menciptakan kontribusi
yang kreatif dan produktif.
Alferder membagi tingkatan (hirarki) membagi kebutuhan manusia menjadi tiga yang
dikenal ERG yakni tentang kebutuhan terhadap eksistensi (E untuk Existence),
Keterkaitan (R untuk Relatedness), dan pertumbuhan (G untuk Growth).

11
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Motivasi berprestasi adalah sebuah dorongan dengan ciri- ciri yang muncul pada diri
seseorang saat melakukan pekerjaan dengan baik. Kebutuhan untuk berprestasi tinggi
dalam sebuah organisasi adalah suatu dorongan yang muncul pada diri seseorang
dalam upayanya mencapai target yang telah ia tetapkan bekerja keras perlu dilakukan
untuk bisa mencapai keberhasilan dan berkeinginan untuk mengerjakan sesuatu lebih
baik dari sebelumnya.
4.2 Saran
Demikian pula yang dapat kami paparkan mengenai motivasi dan yang berkaitan
dengannya, tentunya kami menyadari betul atas segala kekurangannya. Maka dari itu,
kami berharap para pembaca dan penyimak memberikan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini berguna khususnya bagi penyusun dan umunya bagi pihak yang
terkait.

12

Anda mungkin juga menyukai