Kelompok 10:
FAKULTAS EKONOMI
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang bertema “Fungsi pelaksanaan: teori
motivasi ”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Pengantar Manajemen di Universitas islam Negeri Malang
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
2
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengetian Motivasi ..............................................................................................
2.2 Pandangan-Pandangan Motivasi Dalam Organisasi ...........................................
2.3 Tori-Tori Dalam Motivasi ............................................................................
2.4 Unsur Motivasi Kerja ........................................................................................
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi ..........................................................
2.6 Proses Motivasi ..........................................................................................
2.7 Bagaimana Merealisasikan Motivasi .....................................................................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Motivasi bukan saja penting dalam dunia bisnis, tetapai juga penting dalam dunia
pemerintahandan bahkan dalam lingkungan rumah tangga. Motivasi yang meningkat, disertai
keterampilan yang tepat, dan sumber-sumber daya yang tepat, dapat memperbesar
produktivitas dan efektivitas produksi. Hal tersebut berhasil atau tidak tentu bergantung dari
situasi dan kondisi masing-masing organisasi yang menggunakannnya. Inilah yang membuat
motivasi itu penting, karena setiap hari kita beraktivitas selalu ada berbagai masalah yang
terus-menerus mucul. Hidup akan terasa datar-datar saja bila kita tidak memotivasi orang lain
terlebih lagi yang utama kita harus bisa memotivasi diri sendiri.Oleh karena itu mengapa
motivasi diperlukan dan penting dalam dunia apapun entah bisnis, pemerintahan, lingkungan
rumah tangga, dsb.
4
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan motivasi
2. Menjelaskan bagaimana pandangan-pandangan tentang motivasi dalam
organisasi
3. Menjelaskan apa saja teori-teori dalam motivasi
4. Menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi
5. Menjelaskan bagaimana cara memperbaiki motivasi
2. Manfaat praktis:
a) Memberikan pemahaman akan pengertian motivasi
b) Memberikan pemahaman pentingnya motivasi bagi manusia dalam organisasi
c) Memberikan pemahaman akan fungsi pelaksanaan teori motivasi
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dari perubahan – perubahan yang kita mati, kita peraiki pemahaman kita tentang
otiasi yng mendasarinya. Kita harus hati – hati dalam menarik inferesi – infereni motivasioal.
Sewaktu emakin banyak informasi dicapai, inferesi – iferensi kita maki akurat, karena dengan
demikian kita dapat meniadakan eksplasi-eksplansi alternatif. Tugas primer seorang manajer
atau supervisor adalah mengupayakan agar organisasinya berfungsi secara efektif. Untuk
melakukan hal tersebut, ia perlu mengupayakan pula agar para bawahaya bekerja secara
efisien dan menghasilkan hasil yang menguntungkan organisasi mereka.
Dalam dunia bisnis, motivasi merupakan hasil interaksi yang dialami individu
karyawan maupun manajer dengan situasi yang melingkupinya, sehingga motivasi yang
dimiliki seseorang akan berbeda untukberbagai situasi yang berbeda.
a. Motivasi Positif yaitu proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara
memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu. Misalnya memberikan promosi,
menciptakan kondisi tempat kerja yang baik agar mereka aman tentram.
b. Motivasi Negatif yaitu proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara
menakut-nakuti atau mendorong sesuatu untuk melakukan sesuatu. Misalnya potong gaji,
penurunan pangkat, dsb.
6
Adapun beberapa tingkatan dalam motivasi yaitu:
1. Level paling rendah, level Spirit. Yaitu menghadiri AMT (Achievement Motivation
Training). Dikatakan terendah karena pembakaran semangat dan motivasi di level ini hanya
akan mempengaruhi peserta saat duduk dan menyimak motivasi yang diberikan oleh trainer
(pemberimotivasi).
2. Level Mindset. Level ini lebih tinggi dari sebelumnya, karena pada level ini seseorang
sudah mampu mengatur sesuatu yang menjadi bahan bakar semangat dan alasan untuk
melakukan sesuatu pada dirinya sendiri.
3. Level Skill dan Job. Pada level ini kita sudah mengetahui apa yang mampu kita lakukan
dan mengaplikasikan nya dalam pekerjaan, maka kita secara otomatis mendapat semangat
dan alasan untuk menghasilkan yang terbaik dalam sasaran kita (job).
4. Level tertinggi diantara level-level lain adalah Level Power (Energi). Pada level ini,
seseorang yang telah mengatur mindset-nya, mampu melaksanakan job (pekerjaan) nya
dengan baik, disaat energy nya habis, ia tahu kapan dan bagaimana seharusnya ia mengisi
ulang energinya. Sedangkan disaat energinya sudah terisi penuh, ia mampu menyalurkan
energy untuk orang lain.
Model Tradisional
Model tradisional dari motivasi berhubungan dengan Frederick Taylor dan aliran
manajemen ilmiah. Model ini mengisyaratkan bahwa manajer menentukan bagaimana
pekerjaan-pekerjaan harus dilakukan dan digunakannya sistem pengupahan intensif untuk
memotivasi para pekerja- lebih banyak berproduksi, lebih banyak menerima penghasilan.
Pandangan tradisional menganggap bahwa para pekerja pada dasarnya malas, dan
hanya dapat dimotivasi dengan penghargaan berujud uang. Dalam banyak situasi pendekatan
ini cukup efektif. Sejalan dengan meningkatnya efisiensi, karyawan yang dibutuhkan untuk
tugas tertentu dapat dikurangi. Lebih lanjut, manajer mengurangi besarnya upah intensif.
Pemutusan hubungan kerja menjadi biasa dan pekerja akan mencari keamanan/jaminan kerja
daripada hanya kenaikan upah kecil dan sementar.
7
Model Hubungan Manusiawi
Kemudian para teoritis seperti McGregor dan Maslow, dan para peneliti seperti
Argyris dan Likert, melontarkan kritik kepada model hubungan manusiawi, dan
mengemukakan pendekatan yang lebih “sophisticated” untuk memanfaatkan para karyawan.
Model ini menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor- tidak hanya uang
atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan
memperoleh pekerjaan yang berarti. Mereka beralasan bahwa kebanyakan orang telah
dimotivasi untuk melakukan pekerjaan secara baik dan bahwa mereka tidak secara otomatis
melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang tidak dapat menyenangkan. Mereka mengemukakan
bahwa para karyawan lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang
baik. Jadi, para karyawan dapat diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan
keputusan-keputusan dan pelaksanaan tugas-tugas.
Teori ini didasarkan pada pengalamancoba-coba (trial and error). Faktor-faktor yang
dapat digunakan untuk mempengaruhi tingkat prestasi seseorang yaitu selain memotivasi itu
sendiri, juga kemampuan persepsi peranan (artinya pemahaman tentang perilaku untuk
mencapai prestasi yang tinggi).
Teori isi biasanya disebut dengan teori kebutuhan (need theories). Teori-teori ini
sangat tekenal diantaranya:
8
a) Manusia merupakan makhluk yang serba berkeinginan (man is a wanting being).
Senantiasa menginginkan sesuatu dan ia senantiasa menginginkan lebih banyak. Segera
setelah salah satu di antara kebutuhan manusia dipenuhi, mucullah kebutuhan lain.
c) Kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan suatu hirearki menurut
pentingnya masing-masing kebutuhan.Segera setelah kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah
terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan-kebutuhan di tingkat berikutnya yang lebih tinggi
dan menuntut kepuasan.
a) Kebutuhan-Kebutuhan Fisiologikal
• Dapat diidentifikasi dengan lokasi khusus di dalam tubuh ( rasa lapar, dikaitkan dengan
perut).
• Mereka harus dipenuhi secara berulang-ulang dalam periode waktu yang cukup singkat.
9
b) Kebutuhan akan Keamanan
c) Kebutuhan-kebutuhan Sosial
Pada puncak hierarki ini, terdapat kebutuhan untuk realisasi diri atau aktualisasi diri.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut berupa kebutuhan-kebutuhan individu untuk merealisasi
potensi yang ada pada dirinya untuk mencapai pengembangan diri secara berkelanjutan dan
untuk menjadi kreatif dalam arti kata seluas-luasnya.
10
c) kebutuhan akan kekuasaan ( need for power). Keinginan untuk mempengaruhi atau
mengendalikan orang lain, bertanggung jawab atas orang lain, dan memiliki otoritas
terhadap orang lain.
11
► Teori-Teori Proses (process theories)
2. Teori Porter/lawler
Teori Porter-Lawler adalah teori pengharapan dari motivasi dengan versi orientasi
masa datang danjuga menekankan antisipasi tanggapan-tanggapan atau hasil-hasil. Model
penghargaan ini mengungkapkan sejumlah implikasi. Adapun implikasi-implikasi model
tersebut bagi manajer mencakup:
•Sistem penghargaan organisasi harus dirancang untuk memotivasi perilaku yang diinginkan.
•Pekerjaan itu sendiri dapat dibuat sebagai pemberian penghargaan secara intrinsic.
3. Teori Keadilan
Teori ini mengemukakan bahwa orang akan selalu cenderung membandingkan antara:
12
kerja harus diberikan sesuai dengan yang dirasa adil oleh individu-individu yang
bersangkutan.
Pendekatan ini didasarkan terutama atas hukum pengaruh (law of effect), menyatakan
bahwa perilaku yang diikuti dengan konsekuensi pemuasan cenderung diulang, sedangkan
perilaku yang dikuti konsekuansi hukuman cenderung tidak diulang. Dengan demikian
perilaku individu diwaktu mendatang dapat diperkirakan dari pengalaman diwaktu yang lalu.
Jadi, perilaku atau tanggapan individu terhadap situasi yang sama, tetapi apabila konsekuensi
tidak menyenangkan individu akan cenderung merubah perilakunya untuk menghindarkan
monsekuensi tersebut. Ada empat teknik dapat dipergunakan manejer untuk mengubah
perilaku bawahan yaitu:
(a) Penguapan positif, bias penguat primer sepert minimum atau makanan yang memuaskan
kebutulh biologis, ataupun penguat sekunder seperti penghar berwujud hadiah, promosi dan
uang. :
(d) Hukum. Melalui mana manajer mencoba untuk mengubah perilaku bawaha yang tidak
tepat dengan pemberian konsekuensi-konsekuensi negative.
2. Memperhatikan bahwa kegagalan untuk memberi tanggapan dapat juga mengubah perilaku
3. Beritahu karyawan tentang apa yang harus dilakukan untuk mendapat peghargaan
6. Bertindaklah adil
Upaya akan memnunjukkan ukuran intensitas dari dorongan (drive) yang dimiliki
seseorang. Dalam hal ini orang yang termotivasi akan menunjukkan upaya yang lebih besar
(kerja keras) untuk mencapai sesuatu, dibandingkan orang yang tidak termotivasi
13
2. Tujuan Organisasional
Dalam hal ini perlu ditekankan bahwa kerja keras yang dilakukan seorang karyawan
harus selaras dengan tujuan organisasional (organizational goals)−tujuan yang ingin dicapai
perusahaan. Kerja kerasyang tidak selaras dengan tujuan perusahaan malah dapat
menimbulkan sesuatu yang bersifat kontraproduktif bagi perusahaan.
3. Kebutuhan
Danim (2004) menyatakan bahwa, “Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi, yaitu
sebagai berikut;
14
Situasi kerja, lingkungan kerja, jarak tempuh dan fasilitas yang tersedia
membangkitkan motivasi, jika persyaratan terpenuhi. Akan tetapi jika
persyaratan tersebut tidak diperhatikan dapat menekan motivasi. Orang dapat
bekerja dengan baik jika factor pendukungnya terpenuhi. Sebaliknya, pekerja
dapat menjadi frustasi jika factor pendukung yang diakehendaki tidak tersedia.
Kebutuhan yang tidak tepenuhi akan menimbulkan ketegangan dalam diri karyawan
tersebut. Dari ketegangan secara intenal, muncul dorongan untuk bertindak dengan cara
tertentu setelah mempertimbangkannnya dengan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang
ada.
Dengan memperhatikan proses motivasi yang terjadi, maka proses memotivasi harus
dilakukan dengan konstektual. Dalam hal ini pemotivasi harus sesuai dengan kebutuhan
dominan orang yang dimotivasi. Semisal sangat kurang tepat apabila seorang manajer
menggunakan pendekatan “tepukan di bahu” untuk memotivasi karyawan yang masih
15
memiliki take pay home sangat rendah. Hal ini karena factor dominan yang akan
menyebabkan karyawan berpenghasilan rendah tersebut bekerja lebih giat (termotivasi) saat
ini adalah adanya harapan untuk mendapatkan penghasilan lebih besar dan bukan sebuah
pujian.
Jika sesuatu merupakan milik kita, maka kita akan menguasai sepenuhnya, dimana kita
dengan membentuk dan membangunnya sesuai dengan kehendak kita sendiri. Kita dapat juga
membantu orang-erang menguasai sebagian besar rasa turut memiliki pekerjaan dengan
motivasi yang wajar. Dalan hail ini berikanlah kesempatan kepada seseorang untuk ikut serta.
Berikanlah kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlianaya
Pada umumnya orang orang ingin merasakan bahwa mereka merupakan bagian dari suatu
kelompok Mereka ingin agar diterima dan disegani oleh kawan/ kawan- kawannya. Makin
besar rasa kelompok semakin kuat dirasakannya dorongan untuk bekerja keras dan produktif
guna mencapai tujuan-tujuan dari kelompoknya. Seorang manajer harus bekerja keras dengan
para bawahannya
16
disediakan. Usahakanlah agar kompetisi yang demikian selanjutnya sebagai suatu perangsang
yang segera untuk mereka yang kalah dalam kompetisi pertama.
Memberikan motivasi kepada para bawahan adalah wajar. Seringkali atasan juga harus
dimotivasikan. Karena mungkin saja ia gagal untuk mengambil langkah-langkah tertentu atau
melakukan pekerjaan yang harus diselenggarakannya. Jika demikian halnya, maka seorang
manajer professional tidak tinggal diam. Orang-orang yang setaraf dengan kita harus
dimotivasikan. Untuk sebagian besar ini merupakan penggunaan prinsip-prinsip motivasi
yang telah diakui Umpamanya, jika orang-orang diminta untuk menyatakan penghargaan kita
atas sumbangan yang telah diberikannya. Maka ha ini akan membantu memotivasikan
mereka untuk meneruskan usaha usahanya buat kita.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di tinjau dari pentingnya manusia dalam organisasi, fungsi ini merupakan hal yang
penting. Dalam hal manajemen, motivasi bukan hal yang asing lagi. Karena seorang manajer
harus memberikan motivasi kepada bawahannya bila ingin organisasi yang dijalankan nya
berkembang sesuai harapannya. Pengertian motivasi sendiri adalah suatu kekuatan potensial
yang ada di dalam diri seorang manusi, yang dapat dikembanagkannya sendiri atau
dikembangkan oleh sejumlah kekutan luar, yang dapat mempegaruhi hasil kinerjanya secara
positif atau secara negatif.
Motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong untuk
melakukan suatu kegiatan, guna mencapai keinginan atau tujuan. Motivasi sangat penting
dalam menjalani kehidupan karena dengan adanya motivasi kita akan terus berjuang untuk
mencapai cita-cita dan tujuan yang ingin kita capai.
Motivasibukanhanyadapatdiberikanuntukmenyemangatidirisendiriatau orang di
sekitarkita, tetapijugadapatdiberikankepada para karyawanuntukmengembangkan rasa
semangat dalam berproduktivitas. Dengan adanya motivasi baik itu berupa uang sebagai gaji
ataupun penghargaan berupa penganggapan terhadap apa yang telah dicapai oleh seorang
karyawan dalam pekerjaannya.
Dengan adanya motivasi yang diberikan menajer kepada bawahannya, itu akan
mendorong bawahan untuk menghasilkan yang terbaik dalam pekerjaannya. Sebaliknya, jika
seorang manajer tidak member penghargaan apapun kepada bawahannya sedangkan
bawahannya tersebut sudah melaksanakan tugasnya dengan baik, maka semangat kerja
bawahannya tersebut sedikit demi sedikit akan menurun dan akan berakibat juga pada proses
produktivitas.
18
DAFTAR PUSTAKA
Daft, L Richard, 2006, Management,
19