Etika bisnis merupakan suatu rangkaian prinsip/aturan/norma yang harus diikuti apabila
menjalankan bisnis. Etika sebagai norma dalam suatu kelompok bisnis akan dapat menjadi
pengingat anggota bisnis satu dengan lainnya mengenai suatu tindakan yang terpuji (good
conduct) yang selalu harus dipatuhi dan dilaksanakan. Etika didalam bisnis sudah tentu harus
disepakati oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan bisnis yang terkait tersebut.
Etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang
mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha (bisnis). Kebenaran disini yang dimaksud
adalah etika standar yang secara umum dapat diterima dan diakui prinsip-prinsipnya baik
oleh masyarakat, perusahaan dan individu. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik
adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku. Untuk terciptanya etika didalam bisnis yang sesuai dengan budi pekerti luhur, ada
beberapa yang perlu diperhatikan, antara lain :
Pengendalian diri
Pengembangan tenggung jawab sosial
Mempertahankan jati diri
Menciptakan persaingan yang sehat
Menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan.
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN
Kondisi bisnis banyak berpengaruh pada kehidupan kita. Oleh karena itu perusahaan-
perusahaan mempunyai beberapa tanggung jawab pada kehidupan dan kesejahteraan
manusia. Sekarang, masyarakat menuntut kepada perusahaan-perusahaan untuk
mengembang tanggung jawab seperti itu lebih besar dari sebelumnya.
Lingkungan perusahaan dapat diartikan sebgai keseluruhan dari faktor-faktor ekstren yang
mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya. Sedangkan arti lingkungan
secara luas mencangkup semua faktor ekstern yang mempengaruhi individu, perusahaan,
dan masyarakat.
Seperti yang kita lihat di kawasan-kawasan industri yang ada di Indonesia, sangat jelas
pengaruh industri terhadap perekonomian dan lingkungannya. Dilain pihak memang dapat
meningkatkan produktifitas karena banyak menyerap tenaga kerja namun hal itu selalu diikuti
dengan adanya pencemaran lingkungan atau polusi di wilayah tersebut. Berikut adalah
beberbapa dampak positif dan negatif industrialisasi tersebut
Analisa :
Bencana alam memang tidak tahu kapan terjadi. Perusahaan sebaiknya selalu memiliki
rencana dalam menghadapi krisis dan menghindari keputusan yang justru akan mebuat
perusahaan terperosok lebih jauh dalam krisis. Mereka harus tahu skenario terburuk yang
akan terjadi dan harus mempunyai contingency plan dalam menghadapinya. Apabila
pencegahan krisis tidak berhasil maka menurut enam langkah berikut segera harus di ambil
:
1.Melakukan Penilaian yang objektif terhadap penyebab Krisis.
2.Menentukan apakah penyebab terjadinya krisis memiliki dampak jangka panjang atau
hanyalah fenomena sesaat.
3.Perhitungkan setiap kejadian dalam krisis dengan cermat sehingga setiap peristiwa yang
terjadi dapat diantisipasi dengan baik.
4.Memusatkan perhatian pada upaya menyelesaikan masalah.
5.Memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk memperbaiki keadaan.
6.Segera bertindak untuk melindungi cash flow perusahaan
Bila saja rencana pencegahan yang disusun tidak berhasil sesuai dengan yang diharapkan,
sehingga krisis pun terjadi. Langkah-langkah yang diambil adalah:
a. Memperbaiki atau mengimplementasikan rencana krisis.
b. Mengkomunikasikan tindakan yang diambil untuk mengatasi krisis pada publik organisasi.
c. Menangani publik yang kena dampak.
d. Mencari dukungan pihak ketiga dari para ahli.
e. Menerapkan program komunikasi internal dan menjalankan program sehari-hari dengan
normal.
Pasca Krisis
Organisasi biasanya mengambil langkah-langkah demi perbaikan dalam menghadapi krisis
di masa datang, seperti :
a. Tetap menjalin hubungan dengan publik organisasi.
b. Memantau isu atau krisis yang mengancam.
c. Menginformasikan melalui media atau tindakan yang diambil, jika dianggap perlu.
d. Evaluasi atau rencana krisis yang ada dan kemudian menyertakan feedback atas rencana
krisis yang ada.
e. Mengembangkan strategi komunikasi jangka panjang untuk mengurangi kerusakan yang
diakibatkan oleh krisis.
Contoh kasus
JAKARTA, KOMPAS.com - Gempa bermagnitudo 7,4 di Donggala, Sulawesi Tengah, yang disusul dengan
tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, pada 28 September 2018 lalu telah meluluhklantakkan Mal Tatura. Mal
tersebut merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Palu. Sebagai salah satu tenant di dalam mal tersebut,
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) pun turut merasakan dampaknya. Setyadi Surya, Sekretaris
Perusahaan RALS menyampaikan, Ramayana Department Store di Mal Tatura merupakan satu-satunya
gerai Ramayana yang berada di wilayah Palu. Akibat bencana alam ini, kerugian yang dialami Ramayana
Department Store diperkirakan mencapai Rp 50 miliar. “Estimasi kerugian yang kami alami mencapai Rp
50 miliar. Namun untuk saat ini, kami lebih mengutamakan keselamatan para karyawan yang ada di
Ramayana Palu. Syukurlah, seluruh karyawan yang berjumlah 216 orang selamat. Hanya ada tiga orang
karyawan yang mengalami luka-luka, tapi sudah bisa ditangani dengan baik,” ujarnya dalam keterangan
tertulis, Selasa (2/10/2018). Sesaat setelah bencana terjadi, manajemen kantor pusat Ramayana
mengupayakan tindakan tanggap darurat. Manajemen berkoordinasi langsung dengan karyawan yang
berada di Palu, terutama untuk mengetahui situasi dan kondisi saat itu. “Kami langsung menghubungi
pihak store di Palu untuk memastikan semua karyawan selamat. Kami juga mengirimkan bantuan kepada
seluruh karyawan dan keluarga mereka. Kondisi di sana saat ini masih rentan terhadap gempa. Lingkungan
pun kurang kondusif dengan isu penjarahan yang marak diberitakan,” ujarnya.