Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR PENGARUH DAN HAMBATAN KINERJA ORGANISASI

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok “Manajemen Kinerja”


Dosen Pengampu :
Sari Efriani, M.Pd

Penyusun:

Nada Nawa Syarifah 20181930432007


Ita Noviya 20181930432017
Nur Izza Azizur Rohma 20181930432004

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN KALIJOGO MALANG
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “Manajemen Kinerja” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang di berikan oleh dosen mata kuliah “Faktor Pengaruh dan
Hambatan Kinerja Organisasi”.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
“Manajemen Kinerja” atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, sehingga
dapat diselesaikannya makalah ini dengan baik.
Kami mengharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai “Faktor Pengaruh dan
Hambatan Kinerja Organisasi”, khususnya bagi kami sendiri. Kritik dan saran dari
pembaca akan kami terima sebagai perbaikan untuk karya ilmiah selanjutnya.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Kinerja.........................................................................................................................................5
2.2 Faktor Pengaruh Kinerja Organisasi.............................................................................................................6
2.3 Faktor Penghambat Kinerja Organisasi.........................................................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan aset utama bagi organisasi yang menjadi
perencana dan pelaku aktif berbagai aktivitas dalam organisasi. Sumber daya manusia
mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status dan latar pendidikan yang pola pikirnya
dapat dibawa ke dalam suatu lingkungan organisasi. Sumber daya manusia bukanlah
seperti uang, mesin, dan material yang sifatnya positif dan dapat diatur sepenuhnya dalam
mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Jadi keberhasilan suatu organisasi ditunjang
dengan adanya kompensasi dan kesempatan pengembangan karier yang diberikan kepada
para anggota organisasi. Tercapainya tujuan organisasi juga tidak hanya tergantung pada
teknologi, tetapi justru lebih tergantung pada manusia yang melaksanakan pekerjaannya.
Kemampuan memberikan hasil kerja yang baik untuk memenuhi kebutuhan organisasi
secara keseluruhan merupakan kontribusi dari kinerja karyawan.
Semua perusahaan memerlukan manajemen yang berkaitan dengan usaha- usaha
untuk mencapai tujuan tertentu bagi perusahaan tersebut. Tidak hanya pada sektor swasta,
sektor publik juga memerlukan manajemen yang baik agar dapat memberikan pelayanan
kepada publik atau masyarakat yang memerlukan dengan baik pula. Berhasil atau tidaknya
suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung oleh keberhasilannya dari para
individu organisasi itu sendiri dalam menjalankan tugas mereka. Berbagai macam
pengaruh dan hambatan pasti akan ditemui oleh para individu organisasi untuk bisa bekerja
dengan baik sehingga kinerja mereka dapat diterima dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahannya, diantara lain:


1. Apa pengertian kinerja?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi?
3. Apa saja faktor penghambat kinerja organisasi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian kinerja.


2. Untuk mengetahui faktor pengaruh kinerja organisasi.
3. Untuk mengetahui faktor penghambat kinerja organisasi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan bagian yang sangat penting dan menarik karena terbukti sangat
penting manfaatnya, suatu lembaga menginginkan karyawan untuk bekerja sungguh-
sungguh sesuai dengan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai hasil kerja yang baik,
tanpa adanya kinerja yang baik dari seluruh karyawan, maka keberhasilan dalam mencapai
tujuan akan sulit tercapai. Kinerja pada dasarnya mencakup sikap mental dan perilaku yang
selalu mempunyai pandangan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan saat ini harus lebih
berkualitas daripada pelaksanaan pekerjaan masa lalu, untuk saat yang akan datang lebih
berkualitas daripada saat ini. Seorang pegawai atau karyawan akan merasa mempunyai
kebanggaan dan kepuasan tersendiri dengan prestasi dari yang dicapai berdasarkan kinerja
yang diberikannya untuk perusahaan. Kinerja yang baik merupakan keadaan yang
diinginkan dalam dunia kerja. Seorang karyawan akan memperoleh prestasi kerja yang
baik bila kinerjanya sesuai dengan standar, baik kualitas maupun kuantitas.
Menurut Mangkunegara (2004) kinerja karyawan adalah hasil kinerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

2.2 Faktor Pengaruh Kinerja Organisasi


1. Motivasi
Secara umum menurut Mc Clelland motivasi merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan suatu perbuatan. Pendapat tersebut lebih lanjut dijelaskan bahwa pada
dasarnya motivasi merupakan keinginan, atau kemauan dalam diri seseorang yang akan
menentukan apakah suatu tindakan dimulai, diteruskan, dibawa ke suatu arah tertentu dan
akhirnya harus dihentikan (Suhaman, 1998).
Elding (2011) menyatakan organisasi memotivasi karyawan untuk bekerja efektif
dengan menawarkan imbalan atas kinerja yang memuaskan, serta mungkin menghukum
mereka untuk kinerja yang tidak memuaskan.

5
Motivasi dari dalam diri pegawai dapat berasal dari kebutuhan akan
uang,penghargaan, kekuasaan, dan pengakuan. Motivasi dari luar dapat berasal dari
keluarga, teman kerja maupun atasan. Pada garis besarnya motivasi yang diberikan bias
dibagi menjadi dua (Heidjrachman dan Husnan, 2002), yaitu motivasi positif dan motivasi
negatif. Motivasi positif adalah proses mempengaruhi orang dengan memberikan
kemungkinan mendapatkan hadiah. Sementara motivasi negatif adalah proses
mempengaruhi seseorang melalui kekuatan ketakutan seperti kehilangan pengakuan, uang
atau jabatan.
Suprihanto (1996,34) menyebutkan tentang teori motivasi klasik yang diambil dari
Frederick W. Taylor bahwa konsep dasar teori motivasi, adalah seorang akan bersedia
bekerja dengan baik, bila orang berkeyakinan akan memproleh imbalan yang ada kaitannya
langsung dengan kerjanya. Konsep ini berarti bahwa seorang akan menurun semangatnya
dalam bekerja, apabila imbalan yang berbentuk natura maupun uang tidak terpenuhi.
Jika program kompensasi dirasakan adil dan kompetitif bagi pegawai, maka
organisasi akan lebih mudah untuk menarik pegawai yang potensial, mempertahankannya
dan memotivasi pegawai agar lebih meningkatkan kinerjanya sehingga produktivitas
meningkat dan kinerja organisasi juga akan meningkat.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan secara teoritis diposisikan sebagai faktor sentral yang
mendominasi, menggerakkan dan mengkoordinasikan faktor lain dalam
organisasi.keberadaan pemimpin dalam organisasi adalah sangat penting karena ia
memiliki peranan yang strategis dalam mencapai tujuan organisasi. Pemimpin
dibutuhkan untuk menentukan kelangsungan dan perkembangan usaha karena
adanya situasi ketidak pastian yang setiap saat mengancam usaha dan
mempengaruhi pengikutnya.
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam memberikan pengarahan
kepada karyawan dan merupakan pola- pola perilaku konsisten yang diterapkan
pemimpin dengan dan melalui orang lain pada saat mempengaruhi karyawan.
Kepemimpinan bukan merupakan pendapat pemimpin tentang perilaku mereka,
tetapi bagaimana persepsi orang lain terutama karyawan tentang perilaku
kepemimpinanya. Kepemimpinan yang bisa menumbuhkan motivasi kerja
karyawan adalah kepemimpinan yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri para
karyawan dalam menjalankan tugasnya masing- masing.

6
Kepemimpinan juga merupakan suatu norma perilaku yang digunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.
Kepemimpinan tidak hanya membiasakan berperilaku tetapi justru membiasakan
proses berpikir untuk bertindak yang akan memberikan hasil yang lebih nyata.
kepemimpinan yang tepat akan meningkatkan kinerja karyawan. Kepemimpinan
yang tepat adalah cara memimpin yang mampu memotivasi karyawan untuk
melakukan pekerjaanya lebih dari apa yang seharusnya serta mampu menciptakan
lingkungan dan suasana kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga para
karyawan menjadi bersemangat dalam melakukan pekerjaanya, dengan demikian
kinerja karyawan akhirnya akan meningkat.
3. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja juga penting bagi para karyawan. Karena mempengaruhi
kinerja yang dilaksanakan oleh karyawan. Lingkungan kerja ini terdiri atas fisik
dan nonfisik yang melekat dengan karyawan sehingga tidak dapat dipisahkan dari
usaha pengembangan kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang segar, nyaman dan
memenuhi standar kebutuhan layak akan memberikan kontribusi terhadap
kenyamanan karyawan dalam melakukan tugasnya. Lingkungan kerja nonfisik
meliputi keramahan sikap para karyawan dan sikap saling menghargai diwaktu
berbeda pendapat adalah syarat wajib terus membina kualitas pemikiran karyawan
yang akhirnya bisa membina kinerja mereka secara terus- menerus.
4. Pengembangan Karir
Perencanaan dan pengembangan karir yang jelas dalam organisasi akan
dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai dalam menjalankan pekerjaannya,
sehingga menciptakan rasa puas dalam melaksanakan pekerjaannya. Setiap sumber
daya manusia diberi kesempatan untuk mengembangkan karier serta
kemampuannya secara optimal, sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja,
produktivitas dan memperbaiki sikap pegawai. Pengembangan karir merupakan
fungsi manajemen personalia yang sangat penting dan perlu diketahui oleh setiap
pegawai. Kebutuhan untuk merencanakan karier timbul baik dari kekuatan
ekonomis maupun kekuatan sosial, sehingga ada kepuasan yang dirasakan oleh
masing-masing pegawai. Pengembangan karir secara individu akan memperluas
ruang lingkup pengetahuan, meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri
5. Kompensasi atau Bonus

7
Hasibuan (2009:118) menyatakan kompensasi finansial adalah semua
pendapatan yang berbentuk uang yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa
yang diberikan kepada perusahaan. Penelitian Setiani (2009) mendukung
pernyataan ini, yaitu kompensasi finansial dipandang sebagai suatu variabel penting
sebagai motivasi dalam mengarahkan karyawan dalam suatu organisasi sehingga
keberhasilan organisasi dalam mewujudkan usaha kinerja karyawan.
Demikian halnya penelitian oleh Djumino (2010) menunjukkan bahwa
meningkatnya pemberian kompensasi finansial akan berpengaruh terhadap
meningkatnya kinerja karyawan. Penelitian Wekesa (2013) menunjukkan
kompensasi yang secara keseluruhan memuaskan berpengaruh positif terhadap
kinerja pegawai. Meskipun bagian pengelola sumber daya manusia dapat turut
berperan dalam kegiatan pengembangan tersebut, sesungguhnya yang paling
bertanggung jawab adalah pegawai yang bersangkutan sendiri, karena dialah yang
berkepentingan dan kelak yang akan memetik dan menikmati hasilnya.

2.3 Faktor Penghambat Kinerja Organisasi

Teori dasar diambil berdasarkan penelitian Francis & Woodcock (1994) terhadap
berbagai perusahaan baik dalam skala kecil maupun besar di dunia mengenai hambatan
organisasi dalam pendayagunaan pegawainya. Berdasarkan penelitian itu, maka terdapat
14 hambatan umum dalam organisasi dalam pendayagunaan pegawainya. Hambatan-
hambatan tersebut adalah :
1. Tujuan yang tidak jelas – (Unclear Aims)
Dimana alasan dalam pelaksanaan tugas tidak dijelaskan dengan baik sehingga pelaksana
tidak mengetahui apa sebenarnya yang ingin dicapai.
2. Nilai-nilai yang tidak jelas – (Unclear Values)
Dimana nilai-nilai organisasi tidak diketahui oleh anggota organisasi.
3. Filosofi manajemen yang tidak layak – (Inappropriate Management Philosophy)
Dimana prinsip-prinsip manajemen yang mendasari pengambilan keputusan dan
membentuk atmosfer kerja tidak berpijak pada kenyataan yang ada dan tidak berpihak pada
kemanusiaan.
4. Kurangnya perencanaan dan pengembangan manajemen – (Lack of Succession
Planning and Management Development)
Dimana persiapan akan tujuan organisasi di masa depan tidak diantisipasi dan tidak
direncanakan dengan matang.

8
5. Struktur organisasi yang membingungkan - (Confused Organizational Structure)
Dimana orang-orang di dalam organisasi kurang terurus secara efektif dan efisien.
6. Kontrol yang tidak memadai – (Inadequate Control)
Dimana keputusan yang buruk akan didapat karena informasi yang kurang tepat dan
kurang ditangani oleh orang yang tepat pula.
7. Rekrutmen dan seleksi yang tidak tepat – (Inadequate Recruitment and Selection)
Dimana orang-orang yang direkrut kurang memiliki pengetahuan, kepribadian, atau
keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
8. Imbalan yang tidak adil – (Unfair Rewards)
Dimana orang-orang didalam organisasi tidak dihargai sepantasnya, atau sistem penggajian
tidak berjalan dengan baik.
9. Training yang kurang – (Poor Training)
Dimana orang-orang di dalam organisasi kurang dapat belajar secara efisien dalam
mengerjakan tugasnya dan kurang dapat meningkatkan hasil kinerjanya.
10. Stagnasi personel – (Personnel Stagnation)
Dimana orang-orang di dalam organisasi tidak mencerminkan sikap yang dapat mendorong
keefektifan pengerjaan tugas dan pertumbuhan organisasi.
11. Komunikasi yang tidak berjalan lancar – (Inadequate Communication)
Dimana visi organisasi tidak dimengerti, koordinasi antar anggota organisasi lemah, iklim
organisasi rusak dan para pembuat keputusan kekurangan informasi.
12. Tim kerja yang tidak berjalan baik – (Poor Teamwork)
Dimana orang-orang di dalam organisasi yang seharusnya dapat bekerja sama tidak dapat
menjalankan perannya dalam kelompok dan menemui banyak hambatan dalam bekerja
sama.
13. Motivasi rendah – (Low Motivation)
Dimana orang-orang dalam organisasi kurang memiliki perhatian terhadap permasalahan
organisasi dan kurang mengerahkan upayanya dalam mencapai tujuan
organisasi.
14. Kreativitas rendah – (Low Creativity)
Dimana ide-ide untuk pengembangan tidak dimanfaatkan secara tepat dan terjadi stagnasi
dalam mengembangkan ide-ide baru.
Keempatbelas hambatan ini dapat mempengaruhi keefektifan organisasi dalam
menjalankan tugasnya. Agar organisasi dapat berkembang dan berjalan secara efektif,

9
maka diperlukan identifikasi dan eksplorasi yang jelas mengenai hambatan yang dihadapi
organisasi tersebut.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tika (2006) mendefinisikan kinerja sebagai hasil fungsi pekerjaan/kegiatan
seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.
Faktor yang mempengaruhi kinerja meliputi : Motivasi kerja, Kepemimpinan,
Lingkungan kerja, Pengembangan karir, dan Kompensasi atau bonus. Sedangkan hambatan
kinerja organisasi antara lain : Tujuan yang tidak jelas, Nilai-nilai yang tidak jelas, Filosofi
manajemen yang tidak layak, Kurangnya perencanaan dan pengembangan manajemen,
Struktur organisasi yang membingungkan, Kontrol yang tidak memadai, Rekrutmen dan
seleksi yang tidak tepat, Imbalan yang tidak adil, Training yang kurang, Stagnasi personel,
Komunikasi yang tidak berjalan lancar, Tim kerja yang tidak berjalan baik, Motivasi
rendah dan kreativitas rendah.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/37165/2/04.%20BAB%20I.pdf

http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/185/2/BAB%20I.pdf

http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2011/04/identifikasi_hambatan_organisasi.p
df

12

Anda mungkin juga menyukai