Menurut W.P Guruge dalam buku Toward Better Educational Management, implikasi
pendidikan seumur hidup pada program pendidikan adalah :
Pendidikan keaksaraan fungsional adalah sebuah usaha pendidikan luar sekolah dalam
membelajarkan warga masyarakat penyandang buta aksara agar memiliki kemampuan
menulis, membaca dan berhitung untuk tujuan yang pada kehidupan sehari-hari dengan
memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di lingkungan sekitarnya, untuk peningkatan
mutu dan taraf hidupnya. Prioritas usia penyandang buta aksara berusia 15-50 tahun pada
pemberantasan buta aksara melalui program keaksaraan fungsional. Buta aksara adalah orang
yang tidak memiliki kemampuan-kemampuan membaca, menulis dan berhitung serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan baca tulis sangatlah penting bagi
masyarakat, baik negara maju maupun negara berkembang. Adapun hubungannya dengan
pendidikan seumur hidup :
a. Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak
didik.
b. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut
kecakapan yang telah dimilikinya tersebut.
2. Pendidikan vokasional
3. Pendidikan professional
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap profesi hendaklah tercipta built
in mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai kemajuan
dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi, dan sikap profesionalnya
secara kontinu. Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku pula
bagi professional, bahkan tantangan buat mereka lebih besar.
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu
mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari asas
pendidikan seumur hidup. Diakui bahwa diera globalisasi dan informasi yang ditandai dengan
pesatnya perkembangan IPTEK, telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan
masyarakat, dengan cara masak yang serba menggunakan mekanik, sampai dengan cara
menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menurut pendidikan yang
berlangsung secara kontinue (lifelong education).
Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang perlu diberikan secara konstruktif
sebagai bagian konsep long life education. Dengan cara ini waktu senggang dapat
dimanfaatkan berbasis budaya yang baik sehingga pendidikan seumur hidup dapat berjalan
menyenangkan. Spesialisasi yang berlebihan dalam masyarakat dapat menyebabkan
sempitnya pandangan terhadap bidangnya sendiri. Pendidikan kultural sangat membantu agar
mereka berpandangan luas dan dapat mengisi waktu senggangnya, sebab itu keduanya
merupakan bagian penting dalam pendidikan seumur hidup.
Pendahuluan
Pendidikan adalah pemberi corak hitam puti h nya perjalanan hidup seseorang. oleh
karena itu pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi pria
dan Wanita dan berlangsung seumur hidup semenjak dari buaian hingga liang lahat.Kedudukan
tersebut secara tidak langsung telah menempatkan pendidikan sebagai bagian yang tak terpisahkan
dengan hidup dan kehidupan umat manusia. pada dasarnya pendidikan adalah laksana
eksperimen yang ti dak pernah sampaikapanpun sepanjang ada kehidupan manusia di
dunia ini dikatakan demikian karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan
peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pemba!aan manusia yang
memiliki potensi kreati( dan in#0ati( dalam segala bidang kehidupannya. Pendidikan merupakan
fenomena manusia yang fundamental yang juga mempunyai sifat konstruktif dengan hidup manusia.
Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang Pendidikan tersebut
sebagai pertanggung jawaban terhadap perbuatan yang dilakukan yaitu mendidik dan dididik .Di
dalam 1)HN 234 dinyatakan bah!a pendidikan berlangsung seumur hidupdan dilaksanakan di
dalam lingkungan rumah tanggasek#lah dan masyarakat. Karenaitu pendidikan
merupakan tanggung ja!ab bersama antara keluarga masyarakat dan pemerintah. /leh
karena itulah memahami hakekat k#nsep pendidikan seumur hidup sangat penting
untuk dimengerti dan di pelajari.