Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 5

TEKNIK LABORATORIUM KONSELING

“Teknik Penstrukturan Dalam Konseling


Perorangan”

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Herman Nirwana M.Pd.,Kons.
Prof. Dr. Ifdil, S.HI.,S.Pd.,M.Pd.,Ph.D.,Kons.
Febri Wanda Putra, S.Pd., M.Pd.
Nilma Zola, S.Pd.,M.Pd.
Rima Pratiwi Fadli, S.Pd.,M.Pd.

Oleh

Muhammad Evryan Syahputra


22006029

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
NEGERI PADANG

2024
TEKNIK PENSTRUKTURAN DALAM KONSELING PERORANGAN

A. Konsep Teknik Penstrukturan dalam Konseling Perorangan


Penstrukturan merupakan uraian konsultan mengenai asas, batas-batas,
teknik, tatanan serta tujuan penyuluhan pada lazimnya hubungan dengan
beberapa aspek-aspek spesial. Penstrukturan konsultan memberikan penjelasan
mengenai apa itu penyuluhan, deretan tindakan menyangka alias urutan dan juga
tahapan yang hendaknya diikuti, sehingga bisa menolong konsumen memahami
teknik yang hendak menjadi tujuan konseling (Taufik & Karneli, Y. 2021).
Penstrukturan mampu memberikan pengertian serta tujuan rekomendasi, bentuk
serta teknik rekomendasi, pedoman dan prinsip rekomendasi, teknik-teknik
rekomendasi, peranan penasihat dank lien dalam rekomendasi. Isi strukturalisasi
yang akan dikasihkan sebagai penuh ataupun cuma sepenggal saja, lebih banyak
ditentukan oleh sepanjang mana konsumen yang belum mengerti hakekat
pelayanan tunjangan lewat bantuan konseling, harus dikasihkan strukturalisasi
penuh. Sedangkan kepada konsumen yang tengah ragu mengenai perspektif
khusus dari konseling mampu diberikan strukturalisasi sebagaian cocok dengan
aspek yang diragukannya itu. Misalnya, seandainya konsumen meragukan asas
kerahasiaan, penasihat layak mengartikan mengenai utamanya asas kerahasiaan
saja (Taufik & Karneli, Y. 2021).
Teknik penstrukturan digunakan sebagai proses konseling terhadap klien
yang telah memahami secara baik apa itu konseling yang akan mau terlibat
langsung serta aktif dalam menjalani proses dan melaksanakan hasil konseling.
Sementara klien yang belum mengerti atau masih ragu-ragu tentang konseling
akan enggan dan merasa terpaksa mengikuti proses konseling. Keadaan ini jelas
akan mengganggu pencapaian tujuan yang diharapkan. Sehubungan dengan hal
itu, maka penstrukturan hendaknya diberikan dalam bentuk kalimat pernyataan
yang singkat, sederhana, jelas dan mudah dimengerti klien. Melalui
penstrukturan yang diberikan, diharapkan klien terdorong untuk menjalani
proses konseling dengan penuh, yang pada akhirnya dia dapat menjalani dan
menggunakan hasil konseling untuk mengatasi masalahnya (Taufik & Karneli,
Y. 2021).
B. Tujuan Penstrukturan dalam Konseling Perorangan
Tujuan teknik penstrukturan dalam konseling perorangan adalah untuk
membantu klien dalam mengorganisir dan mengelola masalah mereka dengan
lebih baik. Konselor bekerja dengan klien untuk mengidentifikasi masalah
utama, mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah tersebut, dan
mencari solusi yang memungkinkan. Teknik penstrukturan juga bertujuan untuk
membantu klien dalam mengembangkan strategi untuk memperkuat dukungan
dan sumber daya yang tersedia.
Menurut Trianto, dkk (2020) teknik penstrukturan dalam konseling
perorangan juga dapat membantu klien dalam mengembangkan kemampuan
untuk memecahkan masalah dengan lebih efektif dan mengembangkan
pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan lingkungan mereka.
Menurut Hardian, dkk (2019), teknik penstrukturan dapat dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan terbuka kepada klien untuk membantu klien dalam
mengidentifikasi masalah utama dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
tersebut. Selain itu, konselor juga dapat menggunakan alat bantu seperti kartu
masalah atau daftar tugas untuk membantu klien dalam mengorganisir informasi
dan mengembangkan solusi yang memungkinkan.
C. Fungsi Penstrukturan dalam Konseling Perorangan
Penstrukturan dalam konseling perorangan memiliki fungsi yang sangat
penting dalam memandu jalannya sesi konseling. Menurut Ivey, Ivey, dan
Zalaquett (2014), fungsi penstrukturan dalam konseling perorangan adalah
sebagai berikut:
1. Membangun hubungan konselor-klien yang baik: Penstrukturan membantu
membangun hubungan konselor-klien yang baik dan memfasilitasi
keterbukaan dan kepercayaan klien dalam berbagi pengalaman pribadi.
2. Mengidentifikasi masalah dan tujuan konseling: Penstrukturan membantu
mengidentifikasi masalah yang dihadapi klien dan menetapkan tujuan
konseling yang jelas dan terukur.
3. Mengorganisir dan memprioritaskan masalah: Penstrukturan membantu
mengorganisir dan memprioritaskan masalah yang dihadapi klien untuk
memudahkan proses konseling.
4. Mengembangkan rencana tindakan: Penstrukturan membantu
mengembangkan rencana tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan
konseling yang telah ditetapkan.
5. Menentukan batasan waktu: Penstrukturan membantu menentukan batasan
waktu dalam setiap sesi konseling dan jumlah sesi konseling yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan konseling.
DAFTAR PUSTAKA

Hardian, H., Rahmatika, Y., & Sari, D. (2019). Efektivitas Teknik Penstrukturan dalam
Konseling Kelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah. Jurnal
Konseling dan Pendidikan, 7(2), 123-130.

Trianto, E., Yani, A., & Marwiyah, S. (2020). Implementasi Teknik Penstrukturan dalam
Konseling Kelompok untuk Meningkatkan Self-Efficacy. Jurnal Bimbingan Konseling,
9(2), 124-131.

Ivey, A. E., Ivey, M. B., & Zalaquett, C. P. (2014). Intentional interviewing and
counseling: Facilitating client development in a multicultural society. Boston:
Cengage Learning.

Taufik & Karneli, Y. (2021). Teknik dan Laboratorium Konseling I. Padang:


Universitas Negeri Padang.

Anda mungkin juga menyukai