Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TEKNIK UMUM LABOR KONSELING

Tentang
TEKNIK PENSTRUKTURAN

Disusun oleh Kelompok 4

Tiara Dinda Surti 2212020018

Zikra Raudhatul Putri 2212020048

Febri Zaldi 2212020082

Wiken Trinanda 2212020085

Dosen Pengampu :

Dr. Nurfarida Deliani, M.Pd

Anggi Fitria, M.Pd

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2024 M / 1445 H
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan konseling, seorang konselor sering menemui klien yang belum
mengetahui apa yang dimaksud dengan konseling, atau masih ragu tentang beberapa
aspek yang ada dalam konseling. Misalnya klien tidak mengetahui pengertian, tujuan,
prinsip, asas, proses dan peranan konselor dan klien dalam hubungan konseling. Atau
klien ragu tentang salah satu aspek konseling, seperti ragu tentang asas kerahasiaan.
Hal ini mendorong konselor melakukan penstrukturan.

Penstrukturan merupakan upaya yang dilakukan konselor dalam kegiatan


konseling agar proses pelaksanaan dapat tersusun dengan baik dan mencapai
keberhasilan pelaksaan layanan. (Karneli, 2000) mengemukakan bahwa penstrukturan
adalah penetapan batasan oleh konselor tentang hakekat, batas-batas dan tujuan
konseling pada umumnya dan hubunganya dengan aspek-aspek pada khususnya.
Sehingga dapat dipahami bahwa teknik penstrukturan sangat perlu dilaksanakan baik
pada awal proses, pertengahan maupun diakhir pelaksanaan layananya agar layanan
konseling dapat terlaksanaan dengan baik sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.

Karena tidak adanya pengetahuan klien akan konseling yang menyebabkan


proses pelaksanaan layanan konseling tidak efektif, hal tersebut juga terjadi Seperti
pada penelitian yang dilakukan oleh (Netrawati, 2018) dengan judul “ The
Implementation of Basic Counseling Technique in Elementary School For Helping The
Development and Alleviating Student’s Problems in West Pasaman District Education
Office” menyatakan bahwa pada proses konseling kadang-kadang terjadi pembicaraan
yang meluas baik dari konseli maupun konselor itu sendiri. Pembatas/kontrak sangat
diperlukan yang mencakup pembatasan/kontrak waktu, masalah, peran, dan tindakan.

Tujuan penstrukturan adalah agar konselor dan konseli memahami masing-


masing perannya, mengetahui berapa lama sesi konseling yang akan diselenggarakan,
membatasi masalah yang akan dibahas, memahami apa yang akan dilakukan dan apa
yang diharapkan dalam sesi konseling.

2
Kurangnya pengetahuan serta pemahaman klien akan konseling sangat perlu
diatasi agar pelaksanaan konseling dapat berjalan dengan baik. Oleh sebab itu teknik
penstrukturan dalam metode hubungan konseling pada layanan konseling individual
sangat diperlukan dengan tujuan konselor dan klien dapat mengetahui aspek-aspek
yang penting dalam hubungan konseling.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Teknik penstrukturan itu?

C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui dan memahami Teknik penstrukturan di dalam Teknik
labor umum konseling.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Penstrukturan


Teknik Penstrukturan merupakan upaya yang dilakukan konselor dalam
kegiatan konseling agar proses pelaksanaan dapat tersusun dengan baik dan mencapai
keberhasilan pelaksanaan layanan.

Pelaksanaan layanan konseling sering ditemui bahwa klien belum mengetahui


atau bahkan masih ragu akan aspek-aspek dalam konseling seperti klien belum tau apa
itu konseling, tujuan dari konseling, asas dalam konseling, bagaimana proses
pelaksanaan serta apa peran konselor dan klien dalam hubungan konseling. Dalam
hubungan konseling tersebut terdapat dalam teknik yaitu teknik yang menjelaskan
tentang dasar, kondisi, batas dan tujuan dari proses konseling.

Menurut Netrawati (2018) mengatakan bahwa teknik structuring atau


menstrukturkan adalah proses penetapan batasan oleh konselor tentang hakikat, batas-
batas dan tujuan proses konseling pada umumnya, dan hubungan tertentu pada
khususnya. Menata struktur akan memberikan kerangka kerja atau orientasi terapi
kepada klien struktur konseling mempunya dua unsur yaitu: pertama, unsur implisit
dimana peranan konselor yang secara umum diketahui klien, dan kedua, yaitu struktur
yang formal berupa penataan konselor untuk menjelaskan dan membatasi proses
konseling.

Tujuan dari teknik penstrukturan adalah menjelaskan kepada klien tentang


pengertian konseling, tujuan dari kegiatan konseling yang akan dilaksanakan oleh
klien, asas-asas apa saja yang ada pada pelayanan konseling, bagaimana proses
pelaksanaan serta apa peran konselor dan klien dapat kegiatan konseling. dengan
pemberian teknik penstrukturan oleh konselor pada klien maka akan dapat membawa
klien kapada pemahamn baru/ diperolehnya wawasan baru tentang pelayanan
konseling (Suwandi, 2016). Selanjutnya melalui teknik ini dapat meningkatkan
kesiapan klien secara suka rela, terbuka dan aktif dalam mengikuti sesi konseling.

4
Adapun beberapa penjelasan terkait Teknik penstrukturan :

1. Teknik Penstrukturan
Pelaksanaan penstrukturan dalam proses konseling individual meliputi
isi/materi dari seperti :
a. apa itu konsleing
b. bagaimana konseling itu dilakukan
c. arah pelaksanaan konseling yang dilakukan
d. asas-asas pokok yang menanungi proses konseling
e. peran konselor dank lien dalam proses konseling.

Penstrukturan dalam konseling terbagi atas dua macam (Suwandi, 2016) yaitu:
a. Penstrukturan Penuh, yaitu semua isi/materi penstrukturan disampaikan kepada
klien yang belum memahami dan mengetahui apa itu konseling. Hal ini dilakukan
untuk klien yang tidak menyadari dirinya bermasalah dank lien punya persepsi
negative terhadap konseling.
b. Penstrukturan sebagian, yaitu menyampaikan sebahagian isi/materi penstrukturan
kepada klien. isi atau materi penstrukturan dapat dipilih oleh konselor sesuai
dengan kebutuhan klien. penstrukturan sebagian ditujukan kepada klien yang
datang dengan sukarela secara umum sudah memiliki pengetahuan minimal tentang
konseling atau sudah pernah melakukan konseling. Penstrukturan sebagian ini
dilakukan untuk menata kembali pikiran/perasaan klien tentang konseling.

Penstrukturan diperlukan untuk membawa klien memasuki layanan


konseling individual untuk pengembangan dirinya. Untuk klien yang baru pertama
kali bertemu dengan konselor dan belum memahami tentang apa, mengapa dan
bagaimana konseling khususnya layanan konseling individual memerlukan
penstrukturan penuh.

2. Bentuk Penstrukturan dan Kontrak


Setelah membahas penstrukturan sebagai tehknik untuk menjelaskan
batasbatas dan isi dari proses konseling. Metode penstrukturan dilanjutkan dengan

5
kontrak, dimana adanya suatu persetujuan bagaimana dan kapan tujuan konseling
dilaksanakan (Brammer, 1982)
a. Kontrak
Kontrak dilakukan untuk menguraikan persetujuan penstrukturan. Beberapa
kontrak yang secara khusus dilakukan kepada klien yang baru mengikuti
konseling. Ciri khusus dari kontrak adalah untuk mengetahui bahwa secara pasti
tentang apa yang diharapkan klien, pengertian dan kesanggupan klien untuk
mencapai hasil konseling. Suatu kontrak akan lebih efektif jika klien dapat
menghilangkan tingkah laku negatif.
b. Batasan waktu

Pada awal sesi konseling, konselor menjelaskan berapa banyak waktu yang
akan terpakai. Jika dalam sesi konseling, konseli memakai lebih waktu yang
telah ditetapkan maka konselor dapat mengatakan “kegiatan akan segara
berakhir”. Dalam hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan dari
kegiatan konseling ini diperlukan beberapa kali kegiatan.

c. Batasan tindakan

Dalam batasan tindakan mengarah pada tindakan yang dapat dilakukan oleh
klien dan tindakan yang tidak dapat dilakukan klien. Dalam proses pelayanan
konseling, konselor tidak membatasi ekspresi verbal namun hal-hal yang tidak
boleh dilakukan seperti melukai diri sendiri dan orang lain. Klien boleh
mengatakan tidak suka kepada konselor, namun klien tidak boleh melukai
konselor.

d. Batasan peran

Pada setting konseling, konselor bermungkinan memiliki peran ganda,


struktur peran tidak hanya dimaksudkan untuk membatasi siapa diri konselor
pada saat ini (di ruang konseling) tetapi juga apa yang harus diperankan oleh
konselor dan klien dalam proses yang akan berlangsung.

Konselor menjelaskan apa perannya dalam kegiatan konseling, karena


terkadang klien datang dengan persepsi yang salah terhadap peran konselor,
seperti terdapat beberapa konseli yang menganggap bahwa konselir merupakan

6
sebuah pelayanan yang dapat mengobati orang-orang yang mengalami gangguan
jiwa serta beranggapan bahwa masalah yang disampaikan pada konselor dapat
diatasi secara cepat melalui pelayanan konseling,

Kemudian konselor juga beranggapan bahwa segala tanggung jawab dalam


pemecahan masalah yang terjadi pada klien dipikul oleh konselor sendiri.
harapan-harapan yang tidak realitis ini sangat memerlukan penjelan dari
konselor agar klien dapat mengubah persepsi mereka akan konselor serta
kegiatan pelayanan konseling karena sejatinya konselor hanya membantu
konseli dalam mengentaskan masalah dan perkembangan dirinya namun yang
menentukan keputusan dan memecahkan masalah itu adalah konseli itu sendiri.

3. Konseling Individual
Konseling individual merupakan salah satu layanan yang ada dalama
bimbingan dan konseling, layanan konseling individual merupakan layanan
yang dilakukan secara tetap muka oleh konselor dank lien dalam rangka
membantu klien untuk mengentaskan masalah yang sedang dialami serta
membimbing klien agar dapat menyelesaikan masalahnya secara mandiri.
Menurut Tohirin (2008)Layanan konseling individual juga dapat diartikan
sebagai proses membantu dari konselor kepada klien untuk mendapatkan apa
yang menjadi tujuan masalah dan upaya mengembangkan pribadi klien agar
dapat beradaptasi serta dapat melakukan penyesuaian diri di lingkungan sosial
dengan normal.
Dalam layanan konseling individual terdapat beberapa unsur, yaitu:
a. Tujuan Layanan Konseling Individual
Tujuan layanan konseling individual adalah pengentasan masalah
klien, dengan terentaskannya masalah klien, dia akan lebih mandiri dan
mampu mengendalikan diri sehingga terbebaskan dari amsalah yang
membebani dirinya serta lebih terbuka dalam berperilaku positif ke arah
kondisi KES (Prayitno, 2017)
b. Asas Konseling Individual
Kekhasaan yang paling mendasar dalam layanan konseling individual
adala hubungan interpersonal yang sangat intens antara klien dan konselor.
Hubungan ini benar-benar sangat mempribadi, sehingga boleh dikatakan
7
antara kedua pribadi itu dengan “saling memasuk-masuki”. Artinya
konselor memasuki pribadi klien dan klien memasuki pribadi konselor.
Proses layanan konseling dikembangkan sejalan dengan suasana yang
demikian, serta dibangun kemampuan khusus klien untuk keperluan
kehidupannya. Adapun asas-asas konseling memperlancar proses dan
memperkuat bangun yang ada di dalam layanan konseling individual yaitu:
1) Asas kerahasiaan
2) Asas kesukarelaan dan keterbukaan
3) Asas kekinian dan kegiatan
4) Asas kenormatifan dan keahlian
c. Proses layanan konseling Individual
Secara keseluruhan proses layanan konseling individual dengan
format tatap muka secara langsung terentang dari kegiatan paling awal
sampai kegiatan akhir, dapat dipilah dalam lima-an/ lima-in tahap. yaitu:
1) Tahap pengantaran (introduction)
2) Tahap Penjajakan (investifation)
3) Tahap penafsiran

Pada kenyataanya sering ditemukan pada proses pelaksanaan layanan


konseling individual tidak berjalan dengan efektik karena kurangnya
pemahaman klien akan konseling itu sendiri sehingga perlunya diberikan
penstrukturan penuh dalam konseling agar klien dapat mengetahui tujuan dari
layanan konseling individual, bagaimana proses pelaksanaan serta apa peran
konselor dan klien dalam konseling tersebut.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik Penstrukturan merupakan upaya yang dilakukan konselor dalam
kegiatan konseling agar proses pelaksanaan dapat tersusun dengan baik dan
mencapai keberhasilan pelaksanaan layanan.
Penstrukturan dalam konseling terbagi atas dua macam (Suwandi, 2016)
yaitu:
a. Penstrukturan Penuh, yaitu semua isi/materi penstrukturan disampaikan
kepada klien yang belum memahami dan mengetahui apa itu konseling. Hal
ini dilakukan untuk klien yang tidak menyadari dirinya bermasalah dank lien
punya persepsi negative terhadap konseling.
b. Penstrukturan sebagian, yaitu menyampaikan sebahagian isi/materi
penstrukturan kepada klien. isi atau materi penstrukturan dapat dipilih oleh
konselor sesuai dengan kebutuhan klien. penstrukturan sebagian ditujukan
kepada klien yang datang dengan sukarela secara umum sudah memiliki
pengetahuan minimal tentang konseling atau sudah pernah melakukan
konseling. Penstrukturan sebagian ini dilakukan untuk menata kembali
pikiran/perasaan klien tentang konseling.

Adapun bentuk penstrukturan dan kontrak :


a. Kontrak,
b. Batasa Waktu
c. Batasan Tindakan
d. Batasan Peran

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa masih terdapat


kesalahan dan kekurangan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan serta wawasan kita semua.

9
DAFTAR PUSTAKA
Brammer, L. M. (1982). Therapeutic Psychology. Prentice Hall, Inc, Englewood Cliffs.

Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Reflika
Aditama

Karneli, Y. (2000). Teknik dan Laboratorium Konseling 1.

Netrawati. (2018). The Implementation of Basic Counseling Technique in Elementary


School For Helping The Development and Alleviating Student’s Problems in West
Pasaman District Education Office. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 2
Prayitno. (2017). Konseling Profesional yang Berhasil (1st ed.).

Suwandi, dkk. (2016). Teknik dan Praktik Laboratorium Konseling. Mujahid press.

Tohirin. (2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).
Raja Grafindo Persada.

10

Anda mungkin juga menyukai