Tentang
TEKNIK PENSTRUKTURAN
Dosen Pengampu :
2024 M / 1445 H
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan konseling, seorang konselor sering menemui klien yang belum
mengetahui apa yang dimaksud dengan konseling, atau masih ragu tentang beberapa
aspek yang ada dalam konseling. Misalnya klien tidak mengetahui pengertian, tujuan,
prinsip, asas, proses dan peranan konselor dan klien dalam hubungan konseling. Atau
klien ragu tentang salah satu aspek konseling, seperti ragu tentang asas kerahasiaan.
Hal ini mendorong konselor melakukan penstrukturan.
2
Kurangnya pengetahuan serta pemahaman klien akan konseling sangat perlu
diatasi agar pelaksanaan konseling dapat berjalan dengan baik. Oleh sebab itu teknik
penstrukturan dalam metode hubungan konseling pada layanan konseling individual
sangat diperlukan dengan tujuan konselor dan klien dapat mengetahui aspek-aspek
yang penting dalam hubungan konseling.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Teknik penstrukturan itu?
C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui dan memahami Teknik penstrukturan di dalam Teknik
labor umum konseling.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Adapun beberapa penjelasan terkait Teknik penstrukturan :
1. Teknik Penstrukturan
Pelaksanaan penstrukturan dalam proses konseling individual meliputi
isi/materi dari seperti :
a. apa itu konsleing
b. bagaimana konseling itu dilakukan
c. arah pelaksanaan konseling yang dilakukan
d. asas-asas pokok yang menanungi proses konseling
e. peran konselor dank lien dalam proses konseling.
Penstrukturan dalam konseling terbagi atas dua macam (Suwandi, 2016) yaitu:
a. Penstrukturan Penuh, yaitu semua isi/materi penstrukturan disampaikan kepada
klien yang belum memahami dan mengetahui apa itu konseling. Hal ini dilakukan
untuk klien yang tidak menyadari dirinya bermasalah dank lien punya persepsi
negative terhadap konseling.
b. Penstrukturan sebagian, yaitu menyampaikan sebahagian isi/materi penstrukturan
kepada klien. isi atau materi penstrukturan dapat dipilih oleh konselor sesuai
dengan kebutuhan klien. penstrukturan sebagian ditujukan kepada klien yang
datang dengan sukarela secara umum sudah memiliki pengetahuan minimal tentang
konseling atau sudah pernah melakukan konseling. Penstrukturan sebagian ini
dilakukan untuk menata kembali pikiran/perasaan klien tentang konseling.
5
kontrak, dimana adanya suatu persetujuan bagaimana dan kapan tujuan konseling
dilaksanakan (Brammer, 1982)
a. Kontrak
Kontrak dilakukan untuk menguraikan persetujuan penstrukturan. Beberapa
kontrak yang secara khusus dilakukan kepada klien yang baru mengikuti
konseling. Ciri khusus dari kontrak adalah untuk mengetahui bahwa secara pasti
tentang apa yang diharapkan klien, pengertian dan kesanggupan klien untuk
mencapai hasil konseling. Suatu kontrak akan lebih efektif jika klien dapat
menghilangkan tingkah laku negatif.
b. Batasan waktu
Pada awal sesi konseling, konselor menjelaskan berapa banyak waktu yang
akan terpakai. Jika dalam sesi konseling, konseli memakai lebih waktu yang
telah ditetapkan maka konselor dapat mengatakan “kegiatan akan segara
berakhir”. Dalam hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan dari
kegiatan konseling ini diperlukan beberapa kali kegiatan.
c. Batasan tindakan
Dalam batasan tindakan mengarah pada tindakan yang dapat dilakukan oleh
klien dan tindakan yang tidak dapat dilakukan klien. Dalam proses pelayanan
konseling, konselor tidak membatasi ekspresi verbal namun hal-hal yang tidak
boleh dilakukan seperti melukai diri sendiri dan orang lain. Klien boleh
mengatakan tidak suka kepada konselor, namun klien tidak boleh melukai
konselor.
d. Batasan peran
6
sebuah pelayanan yang dapat mengobati orang-orang yang mengalami gangguan
jiwa serta beranggapan bahwa masalah yang disampaikan pada konselor dapat
diatasi secara cepat melalui pelayanan konseling,
3. Konseling Individual
Konseling individual merupakan salah satu layanan yang ada dalama
bimbingan dan konseling, layanan konseling individual merupakan layanan
yang dilakukan secara tetap muka oleh konselor dank lien dalam rangka
membantu klien untuk mengentaskan masalah yang sedang dialami serta
membimbing klien agar dapat menyelesaikan masalahnya secara mandiri.
Menurut Tohirin (2008)Layanan konseling individual juga dapat diartikan
sebagai proses membantu dari konselor kepada klien untuk mendapatkan apa
yang menjadi tujuan masalah dan upaya mengembangkan pribadi klien agar
dapat beradaptasi serta dapat melakukan penyesuaian diri di lingkungan sosial
dengan normal.
Dalam layanan konseling individual terdapat beberapa unsur, yaitu:
a. Tujuan Layanan Konseling Individual
Tujuan layanan konseling individual adalah pengentasan masalah
klien, dengan terentaskannya masalah klien, dia akan lebih mandiri dan
mampu mengendalikan diri sehingga terbebaskan dari amsalah yang
membebani dirinya serta lebih terbuka dalam berperilaku positif ke arah
kondisi KES (Prayitno, 2017)
b. Asas Konseling Individual
Kekhasaan yang paling mendasar dalam layanan konseling individual
adala hubungan interpersonal yang sangat intens antara klien dan konselor.
Hubungan ini benar-benar sangat mempribadi, sehingga boleh dikatakan
7
antara kedua pribadi itu dengan “saling memasuk-masuki”. Artinya
konselor memasuki pribadi klien dan klien memasuki pribadi konselor.
Proses layanan konseling dikembangkan sejalan dengan suasana yang
demikian, serta dibangun kemampuan khusus klien untuk keperluan
kehidupannya. Adapun asas-asas konseling memperlancar proses dan
memperkuat bangun yang ada di dalam layanan konseling individual yaitu:
1) Asas kerahasiaan
2) Asas kesukarelaan dan keterbukaan
3) Asas kekinian dan kegiatan
4) Asas kenormatifan dan keahlian
c. Proses layanan konseling Individual
Secara keseluruhan proses layanan konseling individual dengan
format tatap muka secara langsung terentang dari kegiatan paling awal
sampai kegiatan akhir, dapat dipilah dalam lima-an/ lima-in tahap. yaitu:
1) Tahap pengantaran (introduction)
2) Tahap Penjajakan (investifation)
3) Tahap penafsiran
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik Penstrukturan merupakan upaya yang dilakukan konselor dalam
kegiatan konseling agar proses pelaksanaan dapat tersusun dengan baik dan
mencapai keberhasilan pelaksanaan layanan.
Penstrukturan dalam konseling terbagi atas dua macam (Suwandi, 2016)
yaitu:
a. Penstrukturan Penuh, yaitu semua isi/materi penstrukturan disampaikan
kepada klien yang belum memahami dan mengetahui apa itu konseling. Hal
ini dilakukan untuk klien yang tidak menyadari dirinya bermasalah dank lien
punya persepsi negative terhadap konseling.
b. Penstrukturan sebagian, yaitu menyampaikan sebahagian isi/materi
penstrukturan kepada klien. isi atau materi penstrukturan dapat dipilih oleh
konselor sesuai dengan kebutuhan klien. penstrukturan sebagian ditujukan
kepada klien yang datang dengan sukarela secara umum sudah memiliki
pengetahuan minimal tentang konseling atau sudah pernah melakukan
konseling. Penstrukturan sebagian ini dilakukan untuk menata kembali
pikiran/perasaan klien tentang konseling.
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Brammer, L. M. (1982). Therapeutic Psychology. Prentice Hall, Inc, Englewood Cliffs.
Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Reflika
Aditama
Suwandi, dkk. (2016). Teknik dan Praktik Laboratorium Konseling. Mujahid press.
Tohirin. (2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).
Raja Grafindo Persada.
10