Dosen Pembimbing :
ENDANG PURWANINGSIH,S.Kep,Ns,M.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Afifah Setyaning Rahma (P17250213043)
2. Coryo Albert Conan A (P17250213051)
3. Tarisa Andhita Bertiana (P17250213066)
4. Angga Reynaldi Winata (P17250214069)
5. Intan Balgis Kusuma (P17250214077)
6. Diah Ayu Ernaningrum (P17250214080)
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang diberikan dosen dengan judul “ROLE PLAY BERFIKIR KRITIS’’
tanpa ada halangan suatu apapun.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita
Rasulullah Saw. Yang telah menunjukkan kita ke jalan yang di ridho-Nya. Tujuan
kami Menyusun makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan
Karakter” guna untuk mengetahui dan lebih memahami tentang “ROLE PLAY
BERFIKIR KRITIS’’ yang diberikan oleh dosen.
Penulis
i
VISI MISI PRODI D III KEPERAWATAN PONOROGO
VISI:
“Menjadi Program Studi Keperawatan yang beradab dan berdaya saing global
dalam upaya promotive dan preventif keperawatan Diabetes Mellitus ”
MISI :
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang teridentifikasi. Tujuan berpikir kritis kepada perawat yaitu untuk memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi, dan penting juga bagi pasien dan keluarga pasien karena
untuk Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan tepat, dan untuk
menaikkan derajat kesehatan dan menurunkan angka sakit.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian berfikir kritis
2. Untuk mengetahui tujuan berfikir kritis
3. Untuk mengetahui tata pelaksanaan dalam berfikir kritis
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berpikir kritis adalah proses intelektual yang dengan aktif dan terampil
mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi
informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan, pengalaman,
refleksi, penalaran, atau komunikasi, untuk memandu keyakinan dan tindakan
(Scriven & Paul 2003). Berpikir kritis adalah hasil yang diinginkan untuk program
pendidikan keperawatan yang mempersiapkan perawat untuk bekerja di lingkungan
perawatan kesehatan (Mundy & Denham, 2008 dalam Zori et al, 2013).
Berpikir kritis adalah proses asumsi yang mendasari, menafsirkan dan
mengevaluasi argumen, membayangkan dan mengeksplorasi alternatif serta
mengembangkan kritik yang reflektif untuk tujuan mencapai kesimpulan yang
dapat dibenarkan.
Berpikir kritis bukanlah hal yang sama seperti kritik namun menyerukan
sikap bertanya yang berdasarkan pengetahuan, bukti, analisis, dan keterampilan
untuk mengkombinasikannya (Sullivan, 2009) Ennis (2011) mengatakan berpikir
kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada
pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Berpikir
kritis adalah berpikir jernih, teliti, penuh pengetahuan dan adil saat memeriksa
alasan untuk meyakini atau berbuat sesuatu (Faiz, 2012).Berpikir kritis adalah
aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan.
Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal, atau
meragukan kebenaran pernyataan yang dimaksud (Faiz, 2012).
Berpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut
untuk mengintervensikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah
penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan
dan pengalaman (Potter, 2006).
3
Jadi berpikir kritis merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan secara
efektif, menganalisis, mengevaluasi, dan mengekplorasi alternatif untuk
mendapatkan kebenaran dan ketepatan suatu pernyataan serta tidak mudah
menerima informasi tanpa memikirkan terlebih dahulu apa yang sedang
disampaikan.
Tujuan berpikir kritis yakni untuk dapat menguji suatu pendapat atau juga
ide, termasuk di dalamnya melakukan pertimbangan atau juga pemikiran yang
didasarkan pada pendapat yang diajukan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut
biasanya didukung oleh adanya kriteria yang bisa dipertanggung jawabkan.
Kemampuan dalam berpikir kritis ini dapat mendorong seseorang
memunculkan ide-ide atau juga pemikiran baru tentang suatu permasalahan
mengenai dunia. seseorang akan dilatih bagaimana menyeleksi berbagai pendapat,
sehingga bisa/dapat membedakan mana pendapat yang relevan serta mana pendapat
yang tidak relevan, mana pendapat yang benar dan mana pendapat tidak benar.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis seseorang bisa membantu didalam
membuat kesimpulan dengan mempertimbangkan data serta fakta yang terjadi di
lapangan.
4
c. Perencanaan keperawatan: menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan
hasil yang diharapkan, keterampilan guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk
memilih tindakan.
d. Pelaksanaan keperawatan: pelaksanaan tindakan keperawatan adalah
keterampilan dalam menguji hipotesa, tindakasn nyata yang menentukan
tingkat keberhasilan.
e. Evaluasi keperawatan: mengkaji efektifitas tindakan, perawat harus dapat
mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien.
5
BAB III
ROLE PLAY
A. Persiapan Alat
1. Brosur
2. Obat pembasmi jentik nyamuk
3. Sarung tangan
4. Sabun
B. Setting Tempat
1. Rumah Kepala Desa
2. Rumah salah satu warga
3. Balai pertemuan
C. Skenario Dan Pemain Pemeran :
1. Afifah Setyaning = Bu Anggi / Perawat 1
2. Coryo Albert = Pak Andre / Ketua RT
3. Tarisa Andita = Bu Ajeng / Warga desa
4. Angga Reynaldi W = Pak Haikal / Warga desa
5. Intan Balgis = Bu Ambar / Warga desa
6. Diah Ayu E = Bu Puspa / Perawat 2
Dua orang perawat yang berdinas di Rumah Sakit Dr.Saiful Anwar akan
mengadakan penyuluhan ke suatu desa. Sebelumnya ke dua perawat tersebut
meminta izin kepada kepala desa untuk memberikan penyuluhan mengenai dampak
bahaya demam berdarah atau DBD karena di lingkungan tersebut masih banyak
barang bekas dan rongsokan yang berserakan.
6
3.1 Fase Orientasi
(Kedua perawat tersebut mendatangi rumah kepala desa untuk meminta izin akan
mengadakan sosialisasi)
Bu Anggi :”Assalamu’alaikum”
Bu Anggi :”Selamat siang pak, kami dari petugas dinas di rumah sakit Dr.Saiful
Anwar, saya datang kesini mempunyai keperluan untuk mengadakan
sosialisasi dan penyuluhan bahaya penyakit demam berdarah atau DBD
di lingkup RT bapak. Karena saat saya kesini masih ada beberapa
barang bekas yang berserakan pak.”
Pak Haikal : ”Tapi lingkungan tempat tinggal saya bersih dek.”
Bu Anggi : “Iya bapak memang benar tetapi masih ada beberapa warga yang
belum sadar tentang kebersihan lingkungan, maka dari itu saya dan
rekan saya berencana untuk mengadakan penyuluhan tentang
pencegahan DBD, bagaimana pak apakah bapak menyetujuinya?
Pak Haikal :”Baik, karena adik ini mempunyai tujuan yang baik, saya akan
mengizinkan kegiatan tersebut, tetapi sebelumnya apakah ada
proposalnya?”
Bu Anggi : ”Terima kasih pak, sudah mau menerima dan mendukung kegiatan
kami. Oh iya pak,ini sudah saya buatkan ,tinggal permintaan ijin dari
bapak selaku kepala desa disini.”
Bu Anggi :”Oh boleh pak. Ini proposal kegiatannya. Kami akan mengadakan
penyuluhan pada tanggal 17 maret 2022 dan untuk tempatnya bisa di
balai desa atau tempat lain yang mungkin bapak sarankan.”
Pak Haikal : ”Iya baik, itu ide yang sangat bagus. Namun,saya masih kurang tahu
apa manfaat kegiatan ini bagi warga sini dan bagaimana dampak
negatifnya kalau ini tidak dilaksanakan?”
7
Bu Puspa : ”Iya pak, tentu saja banyak sekali manfaat dari kegiatan ini pak, kami
akan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahaya
penyakit demam berdarah dan juga bagaimana cara pemberantasan
sarang nyamuk, untuk dampak negatifnya sendiri mungkin jika
lingkungan yang kurang bersih terus dibiarkan akan menjadi sarang
nyamuk dan bisa menyebabkan penyakit DBD, kurang lebih begitu
pak.”
Pak Haikal : ”Baik kalau begitu saya mendukung program ini. Apa yang bisa saya
bantu untuk mendukung program ini?”
Bu Puspa : ”Terima kasih atas kerja samanya pak. Sehubungan dengan kegiatan
penyuluhan ini agar berjalan dengan mudah. Kami meminta tolong ke
bapak untuk menginformasikan kepada warga sini bahwa akan
diadakan penyuluhan”
Pak Haikal : ”Ya, kalau begitu nanti saya akan menyampaikan kepada warga sini
untuk diri, tempat dan waktu dengan kedatangan adik-adik.”
Bu Puspa : ”Iya pak. Sekali lagi terima kasih. Saya mohon atas kerjasamanya.”
Pak Haikal : ”Iya sama sama. Semoga kegiatan yang kalian buat dapat berjalan
dengan lancar, aamiin.”
Bu Anggi : ”Aamiin pak, terima kasih, saya permisi pamit pulang dulu pak.
Terima kasih atas kerja samanya, wassalamualaikum”
(Pak kepala desa bertemu beberapa warga desa untuk menyampaikan tujuan
diadakannya penyuluhan)
Pak Haikal : ”Assalamualaikum, bapak ibu semuanya, bagaimana kabar hari ini?”
8
Bu Ajeng : ”Alhamdulillah, tambah sehat pak. Ngomong ngomong ada keperluan
apa ya pak, kok kami disuruh kumpul disini?”
Pak Haikal : ”Ya bapak ibu sekalian, saya punya kabar baik. Desa kita akan
dilaksanakan penyuluhan tentang bahaya demam berdarah dari perawat
yang berdinas di Rumah Sakit Dr.Saiful Anwar. Jadi untuk
menyukseskan program tersebut, saya meminta partisipasinya dari
bapak dan ibu sekalian.”
Bu Ambar : ”Eh Bu, tidak baik bicara seperti itu, penyuluhan itu penting dan
seharusnya kita antusias menyambutnya.”
Pak Andre : “Benar sekali itu kita sebagai masyarakat yang baik harus
memperdalam pengetahuan kita salah satunya dengan menghadiri
penyuluhan tersebut.”
Bu Ajeng : “Tapi pasti nanti penyuluhan akan membuat kita bosan, nanti
mengantuk lalu ilmunya tidak terserap ke otak.”
Pak Andre : “Astagfirullah Bu, Bu Ajeng tidak boleh berburuk sangka terlebih
dahulu.”
Pak Haikal : “Sudah-sudah Bu Ajeng, benar yang dikatakan Bu Ambar dan Pak
Haikal.”
Bu Ajeng : ”Baik kalau begitu pak, kapan diadakan penyuluhan tersebut dan
dimana tempatnya?
Pak Haikal : ”Penyuluhan akan diadakan tanggal 17 maret dan untuk tempatnya
akan diadakan di balai pertemuan.”
Pak Haikal :”iya sama sama, kalau begitu saya tinggal dulu, Assalamualaikum“
9
Bu Ambar : ”iya pak, Waalaikumsalam”
Warga : ”Wa’alaikumsalam”
Bu Anggi : ”Apa kabarnya bapak dan ibu disini saya lihat sangat antusias dan
ceria sekali”
Bu Anggi : ”Alhamdulillah. Baik bapak ibu sekalian, tujuan kami datang kemari
untuk melakukan sosialisasi demam berdarah dan cara menanggulangi
jentik jentik nyamuk. Untuk penjelasannya akan saya sampaikan
bersama rekan saya Bu Puspa.”
Bu Ambar : “Aamiin semoga saja dengan acara ini bisa menambah pengetahuan
kita semua tentang demam berdarah.”
Pak Andre : “Saya Bu, DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk
aedes aegepty.”
10
Bu Anggi : “Betul sekali! Jadi, sebenamya demam berdarah adalah penyakit tropis
yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegepty, nyamuk tersebut
memiliki ciri tubuh dengan belang garis hitam dan putih.”
Bu Ambar : “Bu, Saya ingin bertanya, kalau tanda dan gejala orang yang sedang
menderita DBD seperti apa?”
Pak Andre : “Kenapa tidak enak? Kan dapat makan gratis.” (sambil tertawa)
11
Bu Ajeng : “Pokoknya tidak enak. Tanya saja sama Bu perawat itu”
Bu Anggi : (tersenyum) “Pastinya setiap orang akan merasa tidak nyaman pada
saat berada di rumah sakit, tetapi demi kesehatan dan keselamatan diri
kita, kita harus menaati anjuran tenaga kesehatan. Karena tidak hanya
berhubungan dengan diri kita tetapi juga berpengaruh terhadap orang
lain.”
Bu Puspa : “Cara pencegahan penyakit DBD adalah 3M, kira-kira ada yang tau
tidak apa itu 3M?”
Bu Puspa : “Wahhh tepat sekali, lalu siapa yang ingin menjelaskan maksud dari
Menutup?”
Bu Puspa : “Iya benar, tidak hanya menutup bak mandi saja ya tetapi juga
menutup penampungan air lainnya seperti drum, toren air, dan peralatan
dapur lainnya.”
Bu Puspa : “Iya benar agar nyamuk tidak dapat bertelur di dalam airnya. Baik
selanjutnya untuk menguras dan mengubur apakah ada pertanyaan?”
Pak Andre : “Saya mau bertanya Bu untuk menguras bak kamar mandi 1x
seminggu apakah sudah tepat?”
12
Bu Puspa : “Baik pertanyaan yang bagus, untuk menguras 1x seminggu kurang
baik karena jentik nyamuk masih bisa menetas, jadi waktu yang baik
adalah mengurasnya minimal 3x hari sekali.”
Bu Puspa : “Sama-sama, lalu untuk mengubur ada yang bisa membantu saya, apa
saja yang perlu dikubur?”
Bu Puspa : “Ya betul sekali, jadi semuanya sudah paham kan apa itu 3M dan
apakah sudah diterapkan semuanya?”
Bu Anggi : “Kalau begitu setelah adanya penyuluhan hari ini, bapak ibu semuanya
diharapkan bisa menerapkan di lingkungan keluarga dan masyarakat,
sanggup kan?”
Bu Anggi : “Benar sekali, semoga kita semua terhindar dari segala penyakit,
Aamiin.”
Warga : “Aamiin”
Bu Ambar : “Wahh, setuju banget Bu, untuk cara penggunaanya bagaimana Bu?”
Bu Puspa : “Baik bapak ibu sekalian, obat ini berbentuk bubuk yang nannya akan
dicampurkan ke dalam genangan air.”
13
Bu Puspa : “Iya sama-sama, mari bapak ibu kita berkeliling untuk membersihkan
area sekitar balai desa.”
Bu Ajeng : “Sudah. Terimakasih ya Bu. Mulai sekarang saya akan selalu berusaha
menjaga kebersihan lingkungan agar tidak ada wabah DBD di desa
kita.”
Bu Puspa : “Ini ada buku tentang penyakit DBD dan obat pemberantas jentik
nyamuk ya bapak ibu sekalian, kami harap hadirin sekalian bisa
membaca buku ini untuk pegangan di rumah dan menerapkan
kebersihan di lingkungan rumah ataupun masyarakat.”
Bu Anggi : “Itulah tadi yang dapat kami sampaikan , semoga apa yang yang tadi
kami sampaikan dapat memberi manfaat untuk anda semua. Kami
minta maaf apabila ada kata dan tingkah laku kami yang kurang
berkenan di hati bapak, ibu, serta para hadirin sekalian. Akhir kata kami
ucapkan, Asalamualaikum wr.wb.”
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berpikir kritis adalah sebuah proses pemikiran seseorang mengelola cara
berpikirnya lebih dalam, bukan cara berpikir keras, tetapi bagaimana kemampuan
berpikir kritisnya diolah lebih terperinci pemikirannya, sesuatu hal yang dibuat
menjadi konkret. Kemampuan berpikir kritis adalah model berpikir mengenai hal,
substansi atau masalah apa saja di mana si pemikir meningkatkan kualitas
pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat
dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya
(Fisher,2002). Sementara itu, kemampuan berfikir kritis melatih peserta didik untuk
membuat keputusan dari berbagai sudut pandang secara cermat, teliti, dan logis.
Dengan kemampuan berfikir kritis peserta didik dapat mempertimbangkan
pendapat orang lain serta mampu mengungkapkan pendapatnya sendiri
4.2 Saran
Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita
harus mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita
dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan. Serta menganalisis
pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat
hubungan dalam keperawatan. Sehingga saat berpikir kritis dalam keperawatan
pasien akan merasa lebih nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan
perawat.
15
DAFTAR PUSTAKA
3. Parta Ibeng (2022), “Pengertian Kritis, Manfaat, Ciri, Tujuan & Cara Berpikir
Menurut Para Ahli”
https://pendidikan.co.id/pengertian-kritis-manfaat-ciri-tujuan-cara-berpikir-
menurut-para-ahli/
4. Arif Husni Mubarok, Arin Ariyanti, Bayu Febrian Nugraha, Dini Damayanti,
Dzikry Muhammad Nur Fauzi, Gandi Sukma Nugraha (2013), “Berfikir Kritis
Dalam Ilmu Keperawatan”
http://dzmadnuzi26.blogspot.com/2013/12/makalah-berpikir-kritis-dalam-
ilmu.html?m=1
5. Universitas Muhammadiyah Yogyyakarta,
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/20892/BAB%20II.pdf?se
quence=3&isAllowed=y