Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER

“ ROLE PLAY BERFIKIR KRITIS ’’

Dosen Pembimbing :

ENDANG PURWANINGSIH,S.Kep,Ns,M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Afifah Setyaning Rahma (P17250213043)
2. Coryo Albert Conan A (P17250213051)
3. Tarisa Andhita Bertiana (P17250213066)
4. Angga Reynaldi Winata (P17250214069)
5. Intan Balgis Kusuma (P17250214077)
6. Diah Ayu Ernaningrum (P17250214080)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


PRODI D-III KEPERAWATAN PONOROGO
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang diberikan dosen dengan judul “ROLE PLAY BERFIKIR KRITIS’’
tanpa ada halangan suatu apapun.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita
Rasulullah Saw. Yang telah menunjukkan kita ke jalan yang di ridho-Nya. Tujuan
kami Menyusun makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan
Karakter” guna untuk mengetahui dan lebih memahami tentang “ROLE PLAY
BERFIKIR KRITIS’’ yang diberikan oleh dosen.

Menyadari keterbatasan pengalaman dan pengetahuan, kami selaku penyusun


makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan oleh penyusun demi kesempurnaan di masa
yang akan datang.

Ponorogo, 13 Maret 2022

Penulis

i
VISI MISI PRODI D III KEPERAWATAN PONOROGO

VISI:

“Menjadi Program Studi Keperawatan yang beradab dan berdaya saing global
dalam upaya promotive dan preventif keperawatan Diabetes Mellitus ”

MISI :

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas , beradab


dan berdaya saing global terutama dalam upaya promotif dan preventif
keperawatan Diabetes Mellitus

2. Melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berkualitas


terutama dalam upaya promotif dan preventif keperawatan Diabetes Mellitus

3. Menjalankan tata kelola organisasi yang baik

4. Mengembangkan kerjasama dan kemitraan di dalam negeri maupun luar negeri

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

VISI MISI PRODI D III KEPERAWATAN PONOROGO ................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3

2.1 Pengertian Berfikir Kritis ......................................................................... 3

2.2 Tujuan Berfikir Kritis ............................................................................... 4

2.3 Pelasanaan Berfikir Kritis ........................................................................ 4

BAB III ROLE PLAY ............................................................................................. 6

3.1 Fase Orientasi ........................................................................................... 7

3.2 Fase Kerja ............................................................................................... 10

3.3 Fase Terminasi ....................................................................................... 14

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 15

4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15

4.2 Saran ....................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berpikir kritis adalah sebuah proses pemikiran seseorang mengelola cara


berpikirnya lebih dalam, bukan cara berpikir keras, tetapi bagaimana kemampuan
berpikir kritisnya diolah lebih terperinci pemikirannya, sesuatu hal yang dibuat
menjadi konkret. Menurut Hidayah (2014:25) berpikir kritis adalah aktivitas
kognitif yang berkaitan dengan penggunaan daya nalar/pemikira. Sedangkan
menurut Slameto (2015:51) berpikir adalah suatu kegiatan untuk menemukan
pengetahuan yang benar. Oleh karena itu setiap orang mempunyai pola berpikir
berbeda-beda karena proses pengetahuannya yang kritis dalam sudut pandang.
Kemampuan berpikir kritis adalah model berpikir mengenai hal, substansi
atau masalah apa saja di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya
dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran
dan menerapkan standar-standar intelektual padanya (Fisher,2002). Sementara itu,
kemampuan berfikir kritis melatih peserta didik untuk membuat keputusan dari
berbagai sudut pandang secara cermat, teliti, dan logis. Dengan kemampuan berfikir
kritis peserta didik dapat mempertimbangkan pendapat orang lain serta mampu
mengungkapkan pendapatnya sendiri.
Mutu asuhan keperawatan menjadi hal utama untuk untuk menjaga
kepercayaan klien atau pelayanan keperawatan. Asuhan keperawatan bermutu
dilakukan dengan meningkatkan kemampuan berpikir kritis perawat dalam
melakukan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan didasarkan pada
pendekatan pengambilan keputusan yang dapat ditingkatkan dengan berpikir kritis
(Ignatavicus & Workman, 2006). Berpikir kritis penting dilakukan oleh seorang
perawat sebelum mengambil keputusan dalam asuhan keperawatan. Asuhan
keperawatan merupakan suatu metode ilmiah dalam penyelesaian masalah klien.
Kemampuan perawat mengidentifikasi masalah klien dan memilih solusi intervensi
yang tepat tidak lepas dari kemampuan berpikir kritis perawat, yaitu kemampuan
perawat menggali alasan berdasarkan evidence base dari setiap masalah dan solusi

1
yang teridentifikasi. Tujuan berpikir kritis kepada perawat yaitu untuk memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi, dan penting juga bagi pasien dan keluarga pasien karena
untuk Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan tepat, dan untuk
menaikkan derajat kesehatan dan menurunkan angka sakit.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian berfikir kritis
2. Untuk mengetahui tujuan berfikir kritis
3. Untuk mengetahui tata pelaksanaan dalam berfikir kritis

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Berfikir Kritis

Berpikir kritis adalah proses intelektual yang dengan aktif dan terampil
mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi
informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan, pengalaman,
refleksi, penalaran, atau komunikasi, untuk memandu keyakinan dan tindakan
(Scriven & Paul 2003). Berpikir kritis adalah hasil yang diinginkan untuk program
pendidikan keperawatan yang mempersiapkan perawat untuk bekerja di lingkungan
perawatan kesehatan (Mundy & Denham, 2008 dalam Zori et al, 2013).
Berpikir kritis adalah proses asumsi yang mendasari, menafsirkan dan
mengevaluasi argumen, membayangkan dan mengeksplorasi alternatif serta
mengembangkan kritik yang reflektif untuk tujuan mencapai kesimpulan yang
dapat dibenarkan.
Berpikir kritis bukanlah hal yang sama seperti kritik namun menyerukan
sikap bertanya yang berdasarkan pengetahuan, bukti, analisis, dan keterampilan
untuk mengkombinasikannya (Sullivan, 2009) Ennis (2011) mengatakan berpikir
kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada
pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Berpikir
kritis adalah berpikir jernih, teliti, penuh pengetahuan dan adil saat memeriksa
alasan untuk meyakini atau berbuat sesuatu (Faiz, 2012).Berpikir kritis adalah
aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan.
Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal, atau
meragukan kebenaran pernyataan yang dimaksud (Faiz, 2012).
Berpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut
untuk mengintervensikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah
penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan
dan pengalaman (Potter, 2006).

3
Jadi berpikir kritis merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan secara
efektif, menganalisis, mengevaluasi, dan mengekplorasi alternatif untuk
mendapatkan kebenaran dan ketepatan suatu pernyataan serta tidak mudah
menerima informasi tanpa memikirkan terlebih dahulu apa yang sedang
disampaikan.

2.2 Tujuan Berfikir Kritis

Tujuan berpikir kritis yakni untuk dapat menguji suatu pendapat atau juga
ide, termasuk di dalamnya melakukan pertimbangan atau juga pemikiran yang
didasarkan pada pendapat yang diajukan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut
biasanya didukung oleh adanya kriteria yang bisa dipertanggung jawabkan.
Kemampuan dalam berpikir kritis ini dapat mendorong seseorang
memunculkan ide-ide atau juga pemikiran baru tentang suatu permasalahan
mengenai dunia. seseorang akan dilatih bagaimana menyeleksi berbagai pendapat,
sehingga bisa/dapat membedakan mana pendapat yang relevan serta mana pendapat
yang tidak relevan, mana pendapat yang benar dan mana pendapat tidak benar.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis seseorang bisa membantu didalam
membuat kesimpulan dengan mempertimbangkan data serta fakta yang terjadi di
lapangan.

2.3 Pelasanaan Berfikir Kritis

Pelaksanaan proses keperawatan. Perawat berfikir kritis pada setiap langkah


proses keperawatan, diantaranya :
a. Pengkajian: mengumpulkan data, melakukan observasi dalam pengumpulan
data berfikir kritis, mengelola dan mengkatagorikan data menggunakan ilmu-
ilmu lain.
b. Perumusan diagnosa keperawatan: tahap pengambilan keputusan yang paling
kritis, menentukan masalah dan dengan argumen yaitu secara rasional.

4
c. Perencanaan keperawatan: menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan
hasil yang diharapkan, keterampilan guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk
memilih tindakan.
d. Pelaksanaan keperawatan: pelaksanaan tindakan keperawatan adalah
keterampilan dalam menguji hipotesa, tindakasn nyata yang menentukan
tingkat keberhasilan.
e. Evaluasi keperawatan: mengkaji efektifitas tindakan, perawat harus dapat
mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien.

5
BAB III

ROLE PLAY

“ PENYULUHAN TENTANG DEMAM BERDARAH GUNA MENCIPTAKAN


MASYARAKAT YANG BERPIKIR KRITIS ”

A. Persiapan Alat
1. Brosur
2. Obat pembasmi jentik nyamuk
3. Sarung tangan
4. Sabun
B. Setting Tempat
1. Rumah Kepala Desa
2. Rumah salah satu warga
3. Balai pertemuan
C. Skenario Dan Pemain Pemeran :
1. Afifah Setyaning = Bu Anggi / Perawat 1
2. Coryo Albert = Pak Andre / Ketua RT
3. Tarisa Andita = Bu Ajeng / Warga desa
4. Angga Reynaldi W = Pak Haikal / Warga desa
5. Intan Balgis = Bu Ambar / Warga desa
6. Diah Ayu E = Bu Puspa / Perawat 2

Dua orang perawat yang berdinas di Rumah Sakit Dr.Saiful Anwar akan
mengadakan penyuluhan ke suatu desa. Sebelumnya ke dua perawat tersebut
meminta izin kepada kepala desa untuk memberikan penyuluhan mengenai dampak
bahaya demam berdarah atau DBD karena di lingkungan tersebut masih banyak
barang bekas dan rongsokan yang berserakan.

6
3.1 Fase Orientasi
(Kedua perawat tersebut mendatangi rumah kepala desa untuk meminta izin akan
mengadakan sosialisasi)
Bu Anggi :”Assalamu’alaikum”

Pak Haikal : ”Wa’alaikumsalam,siapa ya?”

Bu Anggi :”Selamat siang pak, kami dari petugas dinas di rumah sakit Dr.Saiful
Anwar, saya datang kesini mempunyai keperluan untuk mengadakan
sosialisasi dan penyuluhan bahaya penyakit demam berdarah atau DBD
di lingkup RT bapak. Karena saat saya kesini masih ada beberapa
barang bekas yang berserakan pak.”
Pak Haikal : ”Tapi lingkungan tempat tinggal saya bersih dek.”

Bu Anggi : “Iya bapak memang benar tetapi masih ada beberapa warga yang
belum sadar tentang kebersihan lingkungan, maka dari itu saya dan
rekan saya berencana untuk mengadakan penyuluhan tentang
pencegahan DBD, bagaimana pak apakah bapak menyetujuinya?
Pak Haikal :”Baik, karena adik ini mempunyai tujuan yang baik, saya akan
mengizinkan kegiatan tersebut, tetapi sebelumnya apakah ada
proposalnya?”
Bu Anggi : ”Terima kasih pak, sudah mau menerima dan mendukung kegiatan
kami. Oh iya pak,ini sudah saya buatkan ,tinggal permintaan ijin dari
bapak selaku kepala desa disini.”

Pak Haikal :”Boleh saya lihat dulu proposalnya?”

Bu Anggi :”Oh boleh pak. Ini proposal kegiatannya. Kami akan mengadakan
penyuluhan pada tanggal 17 maret 2022 dan untuk tempatnya bisa di
balai desa atau tempat lain yang mungkin bapak sarankan.”

Pak Haikal : ”Iya baik, itu ide yang sangat bagus. Namun,saya masih kurang tahu
apa manfaat kegiatan ini bagi warga sini dan bagaimana dampak
negatifnya kalau ini tidak dilaksanakan?”

7
Bu Puspa : ”Iya pak, tentu saja banyak sekali manfaat dari kegiatan ini pak, kami
akan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahaya
penyakit demam berdarah dan juga bagaimana cara pemberantasan
sarang nyamuk, untuk dampak negatifnya sendiri mungkin jika
lingkungan yang kurang bersih terus dibiarkan akan menjadi sarang
nyamuk dan bisa menyebabkan penyakit DBD, kurang lebih begitu
pak.”

Pak Haikal : ”Baik kalau begitu saya mendukung program ini. Apa yang bisa saya
bantu untuk mendukung program ini?”

Bu Puspa : ”Terima kasih atas kerja samanya pak. Sehubungan dengan kegiatan
penyuluhan ini agar berjalan dengan mudah. Kami meminta tolong ke
bapak untuk menginformasikan kepada warga sini bahwa akan
diadakan penyuluhan”

Pak Haikal : ”Ya, kalau begitu nanti saya akan menyampaikan kepada warga sini
untuk diri, tempat dan waktu dengan kedatangan adik-adik.”

Bu Puspa : ”Iya pak. Sekali lagi terima kasih. Saya mohon atas kerjasamanya.”

Pak Haikal : ”Iya sama sama. Semoga kegiatan yang kalian buat dapat berjalan
dengan lancar, aamiin.”

Bu Anggi : ”Aamiin pak, terima kasih, saya permisi pamit pulang dulu pak.
Terima kasih atas kerja samanya, wassalamualaikum”

Pak Haikal : ”Iya sama sama. Wa’alaikumsalam”

(Kedua perawat tersebut berpamitan dan meninggalkan rumah kepala desa)

Pada sore harinya, kepala desa menginformasikan kepada masyarakat bahwa


akan diadakan sosialisasi mengenai bahaya demam berdarah.

(Pak kepala desa bertemu beberapa warga desa untuk menyampaikan tujuan
diadakannya penyuluhan)

Pak Haikal : ”Assalamualaikum, bapak ibu semuanya, bagaimana kabar hari ini?”

Pak Andre : ”Wa’alaikumsalam, Alhamdulillah baik pak”

8
Bu Ajeng : ”Alhamdulillah, tambah sehat pak. Ngomong ngomong ada keperluan
apa ya pak, kok kami disuruh kumpul disini?”

Pak Haikal : ”Ya bapak ibu sekalian, saya punya kabar baik. Desa kita akan
dilaksanakan penyuluhan tentang bahaya demam berdarah dari perawat
yang berdinas di Rumah Sakit Dr.Saiful Anwar. Jadi untuk
menyukseskan program tersebut, saya meminta partisipasinya dari
bapak dan ibu sekalian.”

Bu Ajeng : “Penyuluhan, pasti hanya membuang-buang waktu saja, saya tidak


mau datang pak.”

Bu Ambar : ”Eh Bu, tidak baik bicara seperti itu, penyuluhan itu penting dan
seharusnya kita antusias menyambutnya.”

Pak Andre : “Benar sekali itu kita sebagai masyarakat yang baik harus
memperdalam pengetahuan kita salah satunya dengan menghadiri
penyuluhan tersebut.”

Bu Ajeng : “Tapi pasti nanti penyuluhan akan membuat kita bosan, nanti
mengantuk lalu ilmunya tidak terserap ke otak.”

Pak Andre : “Astagfirullah Bu, Bu Ajeng tidak boleh berburuk sangka terlebih
dahulu.”

Pak Haikal : “Sudah-sudah Bu Ajeng, benar yang dikatakan Bu Ambar dan Pak
Haikal.”

Bu Ambar : “Benar bagus sekali pak, memang seharusnya ada penyuluhan


mengenai bahaya demam berdarah, karena masih banyak warga yang
kurang tahu mengenai dampak demam berdarah”

Bu Ajeng : ”Baik kalau begitu pak, kapan diadakan penyuluhan tersebut dan
dimana tempatnya?

Pak Haikal : ”Penyuluhan akan diadakan tanggal 17 maret dan untuk tempatnya
akan diadakan di balai pertemuan.”

Pak Andre : “Iya baik pak, terima kasih atas informasinya”

Pak Haikal :”iya sama sama, kalau begitu saya tinggal dulu, Assalamualaikum“

9
Bu Ambar : ”iya pak, Waalaikumsalam”

(Kepala Desa dan warga kembali ke rumahnya masing-masing)

3.2 Fase Kerja


17 Maret 2022 dilaksanakannya sosialisasi. Warga sudah berkumpul di balai
pertemuan dengan waktu yang telah disepakati bersama perawat yang berdinas di
Rumah Sakit Dr.Saiful Anwar. Mereka akan menjelaskan pengertian dan cara
menanggulangi demam berdarah dan jentik nyamuk.
(Perawat memperkenalkan diri dan memulai penyuluhan kepada warga desa)
Bu Anggi :”Assalamualaikum. Bapak dan ibu sekalian, perkenalkan saya Bu
Anggita

Warga : ”Wa’alaikumsalam”

Bu Anggi : ”Apa kabarnya bapak dan ibu disini saya lihat sangat antusias dan
ceria sekali”

Pak Andre : ”iya Alhamdulillah sehat”

Bu Anggi : ”Alhamdulillah. Baik bapak ibu sekalian, tujuan kami datang kemari
untuk melakukan sosialisasi demam berdarah dan cara menanggulangi
jentik jentik nyamuk. Untuk penjelasannya akan saya sampaikan
bersama rekan saya Bu Puspa.”

Bu Puspa : ”Assalamualaikum, Perkenalkan saya Bu Puspa, Alhamdulillah tadi


bapak ibu sehat semuanya ya, jadi kita bisa menambah ilmu
pengetahuan dengan lancar pastinya.”

Bu Ambar : “Aamiin semoga saja dengan acara ini bisa menambah pengetahuan
kita semua tentang demam berdarah.”

Bu Anggi : “Terima kasih. Sebelum saya mulai menjelaskan, apakah bapak-


bapak dan ibu-ibu di sini sudah ada yang tau mengenai apa itu penyakit
demam berdarah?”

Pak Andre : “Saya Bu, DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk
aedes aegepty.”

10
Bu Anggi : “Betul sekali! Jadi, sebenamya demam berdarah adalah penyakit tropis
yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegepty, nyamuk tersebut
memiliki ciri tubuh dengan belang garis hitam dan putih.”

Bu Ambar : “Bu, Saya ingin bertanya, kalau tanda dan gejala orang yang sedang
menderita DBD seperti apa?”

Bu Anggi : “Terimakasih atas pertanyaannya. Baik untuk tanda penyakit DBD


adalah demam, nyeri pada tulang, otot, sendi dan ulu hati, mual dan
muntah, dan sakit dibelakang mata. Dan untuk tanda tandanya seperti
mimisan, gusi berdarah, serta timbul bintik-bintik kemerahan pada
kulit.”

Bu Ajeng : “Banyak ya Bu ternyata, lalu untuk penularannya bagaimana?”

Bu Puspa : “Baik saya akan melanjutkan Bu Anggita, untuk penularannya ada 3


cara, untuk yang pertama yaitu dari nyamuk ke manusia artinya virus
telah berada di tubuh nyamuk aedes betina lalu nyamuk tersebut
menggigit manusia setelah itu virus akan berkembang ke seluruh organ
hingga ke sirkulasi darah. Yang kedua dari manusia ke nyamuk yang
artinya nyamuk terinfeksi ketika menggigit penderita DBD dan dapat
meningkat apabila penderita mengalami viremia. Dan yang ketiga
adalah penularan dari ibu hamil ke anak yang dikandungnya walaupun
hal tersebut jarang terjadi tetapi bisa menyebabkan resiko bayi lahir
prematur, bagiamana bapak ibu sekalian apakah bisa dipahami?”

Bu Ajeng : “Bisa bu, wahhh berarti bahaya juga ya nyamuk itu?”

Bu Puspa : “Tentunya. Makanya, kita harus selalu menjaga kebersihan


lingkungan.”

Bu Ajeng : “Bagaimana cara menyembuhkan penyakit DBD ini? Apakah harus


dirawat di rumah sakit? Saya tidak mau masuk rumah sakit. Ngerii!”

Pak Haikal : “Kenapa tidak mau?”

Bu Ajeng : “Iya lah pak, dirumah sakit itu tidak enak.”

Pak Andre : “Kenapa tidak enak? Kan dapat makan gratis.” (sambil tertawa)

11
Bu Ajeng : “Pokoknya tidak enak. Tanya saja sama Bu perawat itu”

Bu Anggi : (tersenyum) “Pastinya setiap orang akan merasa tidak nyaman pada
saat berada di rumah sakit, tetapi demi kesehatan dan keselamatan diri
kita, kita harus menaati anjuran tenaga kesehatan. Karena tidak hanya
berhubungan dengan diri kita tetapi juga berpengaruh terhadap orang
lain.”

Bu Ambar : “Begitu Bu penjelasannya jadi kita harus menaati dan untuk


penyembuhannya bagaimana Bu?”

Bu Anggi : “Sebenarnya untuk penyembuhan DBD ini adalah dengan menjaga


cairan dalam tubuh, istirahat yang cukup, mengkonsumsi obat peredam
nyeri dan demam, melakukan istirahat total, konsumsi vitamin dan
suplemen.”

Bu Ajeng : “Ihhh takut ah kena DBD. Kalau pencegahannya bagaimana Bu


apakah bisa dicegah?”

Bu Puspa : “Cara pencegahan penyakit DBD adalah 3M, kira-kira ada yang tau
tidak apa itu 3M?”

Pak Andre : “Saya Bu, 3M yaitu Menutup, Menguras dan Mengubur.”

Bu Puspa : “Wahhh tepat sekali, lalu siapa yang ingin menjelaskan maksud dari
Menutup?”

Bu Ambar : “Saya Bu, menutup bak mandi”

Bu Puspa : “Iya benar, tidak hanya menutup bak mandi saja ya tetapi juga
menutup penampungan air lainnya seperti drum, toren air, dan peralatan
dapur lainnya.”

Bu Ambar : Jadi semua yang ada airnya harus ditutup ya bu?”

Bu Puspa : “Iya benar agar nyamuk tidak dapat bertelur di dalam airnya. Baik
selanjutnya untuk menguras dan mengubur apakah ada pertanyaan?”

Pak Andre : “Saya mau bertanya Bu untuk menguras bak kamar mandi 1x
seminggu apakah sudah tepat?”

12
Bu Puspa : “Baik pertanyaan yang bagus, untuk menguras 1x seminggu kurang
baik karena jentik nyamuk masih bisa menetas, jadi waktu yang baik
adalah mengurasnya minimal 3x hari sekali.”

Pak Andre : “Baik terimakasih Bu Puspa.”

Bu Puspa : “Sama-sama, lalu untuk mengubur ada yang bisa membantu saya, apa
saja yang perlu dikubur?”

Bu Ambar : “Mengubur sampah dan barang bekas”

Bu Puspa : “Ya betul sekali, jadi semuanya sudah paham kan apa itu 3M dan
apakah sudah diterapkan semuanya?”

Bu Ajeng : “Insyaallah paham Bu, untuk penerapannya mungkin belum


semuanya.”

Bu Anggi : “Kalau begitu setelah adanya penyuluhan hari ini, bapak ibu semuanya
diharapkan bisa menerapkan di lingkungan keluarga dan masyarakat,
sanggup kan?”

Bu Ambar : “Insyaallah sanggup, demi menjaga keselamatan warga agar terhindar


dari Demam berdarah dan penyakit lainnya.”

Bu Anggi : “Benar sekali, semoga kita semua terhindar dari segala penyakit,
Aamiin.”

Warga : “Aamiin”

Bu Anggi : “Sebelumnya kami membawa obat pemberantas jentik nyamuk, mari


bapak ibu sekalian kita terapkan di lingkungan sekitar balai desa
terlebih dahulu, nanti akan kami berikan lagi untuk dibawa pulang dan
diterapkan di rumah.”

Bu Ambar : “Wahh, setuju banget Bu, untuk cara penggunaanya bagaimana Bu?”

Bu Puspa : “Baik bapak ibu sekalian, obat ini berbentuk bubuk yang nannya akan
dicampurkan ke dalam genangan air.”

Bu Ambar : “Baik terimakasih Bu.”

13
Bu Puspa : “Iya sama-sama, mari bapak ibu kita berkeliling untuk membersihkan
area sekitar balai desa.”

(Perawat dan warga desa membersihkan lingkungan serta menempatkan obat


pemberantas jentik nyamuk di tempat-tempat yang disenangi nyamuk)

3.3 Fase Terminasi


Bu Anggi : “Nah, bagaimana hadirin sekalian. Sudah paham kan tentang apa itu
DBD, serta bagaimana cara penyembuhan dan cara mencegah DBD?”

Bu Ajeng : “Sudah. Terimakasih ya Bu. Mulai sekarang saya akan selalu berusaha
menjaga kebersihan lingkungan agar tidak ada wabah DBD di desa
kita.”

Bu Puspa : “Ini ada buku tentang penyakit DBD dan obat pemberantas jentik
nyamuk ya bapak ibu sekalian, kami harap hadirin sekalian bisa
membaca buku ini untuk pegangan di rumah dan menerapkan
kebersihan di lingkungan rumah ataupun masyarakat.”

Bu Anggi : “Itulah tadi yang dapat kami sampaikan , semoga apa yang yang tadi
kami sampaikan dapat memberi manfaat untuk anda semua. Kami
minta maaf apabila ada kata dan tingkah laku kami yang kurang
berkenan di hati bapak, ibu, serta para hadirin sekalian. Akhir kata kami
ucapkan, Asalamualaikum wr.wb.”

Semua : “Waalaikum salam wr.wb.”

(Perawat dan warga desa meninggalkan balai pertemuan)

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berpikir kritis adalah sebuah proses pemikiran seseorang mengelola cara
berpikirnya lebih dalam, bukan cara berpikir keras, tetapi bagaimana kemampuan
berpikir kritisnya diolah lebih terperinci pemikirannya, sesuatu hal yang dibuat
menjadi konkret. Kemampuan berpikir kritis adalah model berpikir mengenai hal,
substansi atau masalah apa saja di mana si pemikir meningkatkan kualitas
pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat
dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya
(Fisher,2002). Sementara itu, kemampuan berfikir kritis melatih peserta didik untuk
membuat keputusan dari berbagai sudut pandang secara cermat, teliti, dan logis.
Dengan kemampuan berfikir kritis peserta didik dapat mempertimbangkan
pendapat orang lain serta mampu mengungkapkan pendapatnya sendiri

4.2 Saran
Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita
harus mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita
dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan. Serta menganalisis
pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat
hubungan dalam keperawatan. Sehingga saat berpikir kritis dalam keperawatan
pasien akan merasa lebih nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan
perawat.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Andi Kartini, “Role Play Komunikasi Keperawatan Pada Komunitas”


https://id.scribd.com/document/333630113/9-Role-Play-Komunikasi-
Keperawatan-Pada-Komunitas
2. Universitas Kristen Satya Wacana,
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/19990/1/T1_292015514_BAB%
20I.pdf

3. Parta Ibeng (2022), “Pengertian Kritis, Manfaat, Ciri, Tujuan & Cara Berpikir
Menurut Para Ahli”

https://pendidikan.co.id/pengertian-kritis-manfaat-ciri-tujuan-cara-berpikir-
menurut-para-ahli/
4. Arif Husni Mubarok, Arin Ariyanti, Bayu Febrian Nugraha, Dini Damayanti,
Dzikry Muhammad Nur Fauzi, Gandi Sukma Nugraha (2013), “Berfikir Kritis
Dalam Ilmu Keperawatan”

http://dzmadnuzi26.blogspot.com/2013/12/makalah-berpikir-kritis-dalam-
ilmu.html?m=1
5. Universitas Muhammadiyah Yogyyakarta,

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/20892/BAB%20II.pdf?se
quence=3&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai