Anda di halaman 1dari 24

Makalah

KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS, KREATIF DAN STRATEGI BERFIKIR


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran IPA, yang
Diampuh oleh ibu Supartin, M.Pd

Disusun Oleh
Kelompok V
Nur Rahma Kuengo (433419002)
Jihan Eka Putri Lumingkewas (433419040)
Deis Sesilia Ponegoro (433419010)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil alamin,puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah
memberi taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
tentang “Keterampilan Berfikir Kritis, Kreatif dan Strategi berfikir” tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabiyullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, para sahabat dan sahabiyah yang senantiasa istiqamah dalam menjalankan syariah-Nya.
Dan semoga kita juga dimasukkan Allah SWT. dalam golongan ini. Amin. Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada Dosen kami, Ibu Supartin, M.Pd atas bimbingan yang
diberikan sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dorongan dan bimbingan kami ucapkan terima kasih. Dalam penyusunan makalah ini
kami menyadari masih banyak kesalahan yang dilakukan. Oleh karena itu, kami meminta saran
dan kritik yang membangun sehingga kedepannya kami akan lebih baik lagi. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca dan kita semua.

Gorontalo, 24 Februari 2022

Kelompok V

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................
1.3 Tujuan......…………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
2.1 Pengertian berfikir kritis dan kreatif..................................................................................
2.2 Ciri-ciri berfikir kritis dan kreatif.......................................................................................
2.3 Perbedaan berfikir kritis dan kreatif...................................................................................
2.4 Keterampilan berfikir kritis...............................................................................................
2.5 Keterampilan berfikir kritis...............................................................................................
2.6 Strategi berfikir..................................................................................................................
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia akan berpikir, begitulah alaminya seorang manusia tercipta.
Seorang filsuf pernah berkata, ”Aku hidup karena berpikir”. Proses berpikir merupakan
suatu hal yang natural, lumrah, dan berada dalam lingkaran fitrah manusia yang hidup.
Bahkan, seorang yang mengalami gangguan jiwa pun merupakan seorang pemikir yang
mempunyai dunia lain dalam hidupnya. Saat kita berpikir, seringkali apa yang kita
pikirkan menjadi bias, tidak mempunyai arah yang jelas, parsial, dan tidak jarang
emosional atau terkesan egosentris.
Menurut Paul & Elder (2005), berpikir kritis merupakan cara bagi seseorang
untuk meningkatkan kualitas dari hasil pemikiran menggunakan teknik sistemasi cara
berpikir dan menghasilkan daya pikir intelektual dalam ide-ide yang digagas. Seseorang
yang berpikir secara kritis akan dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang
penting dengan baik. Dia akan berpikir secara jelas dan tepat. Selain itu, dapat
menggunakan ide yang abstrak untuk bisa membuat model penyelesaian masalah secara
efektif. Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses berpikir kritis ini
adalah kejelasan (clarity), tingkat akurasi (accuracy), tingkat kepresisian (precision)
relevansi (relevance), logika berpikir yang digunakan (logic), keluasan sudut pandang
(breadth), kedalaman berpikir (depth), kejujuran (honesty), kelengkapan informasi
(information) dan bagaimana implikasi dari solusi yang kita kemukakan (implication).
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan kemampuan yang sangat esensial
untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942. Penelitian
dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh
tahun terakhir ini.
Berfikir kreatif adalah cara-cara baru yang non konvensionil untuk menemukan dan
menggali ide baru yang berguna.makalah ini memberikan penjelasan dan pedoman
singkat mengenai cara berfikir tersebut, berserta contoh-contoh yang menarik dari
kehidupan yang nyata. Berfikir Kreatif bukanlah suatu yang baru. Ahli-ahli fikir kreatif

1
telah ada ribuan tahun yang lalu, mungkin jauh sebelum menusia menemukan api dan
roda.
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan mengingat bahwa dewasa ini
ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja
bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai
sumber dan tempat manapun di dunia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Berfikir Kritis Dan Kreatif?
2. Apa Ciri² Berfikir Kritis Dan Kreatif?
3. Apa Perbedaan Berfikir Kritis Dan Kreatif?
4. Apa Keterampilan Berfikir Kritis?
5. Apa Keterampilan Berfikir Kreatif?
6. Apa Strategi Berfikir?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian Berfikir Kritis Dan Kreatif
2. Menjelaskan Ciri² Berfikir Kritis Dan Kreatif
3. Menjelaskan Perbedaan Berfikir Kritis Dan Kreatif
4. Menjelaskan Keterampilan Berfikir Kritis
5. Menjelaskan Keterampilan Berfikir Kreatif
6. Menjelaskan Strategi Berfikir

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Berfikir Kritis dan Kreatif
1. Pengertian Berfikir Kritis
Berpikir kritis adalah sebuah proses pemikiran seseorang mengelola cara
berpikirnya lebih dalam, bukan cara berpikir keras, tetapi bagaimana kemampuan
berpikir kritisnya diolah lebih terperinci pemikirannya, sesuatu hal yang dibuat
menjadi konkret. Proses belajar diperlukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap
materi yang dipelajari. Dalam proses belajar terdapat pengaruh perkembangan mental
yang digunakan dalam berpikir atau perkembangan kognitif dan konsep yang
digunakan dalam belajar. Beberapa pengertian mengenai keterampilan berpikir kritis
diantaranya:
a. Menurut Beyer (Filsaime, 2008: 56) berpikir kritis adalah sebuah cara berpikir
disiplin yang digunakan seseorang untuk mengevaluasi validitas sesuatu
(pernyataan-penyataan, ide-ide, argumen, dan penelitian)’
b. Menurut Screven dan Paul serta Angelo (Filsaime, 2008: 56) memandang berpikir
kritis sebagai proses disiplin cerdas dari konseptualisasi, penerapan, analisis,
sintesis dan evaluasi aktif dan berketerampilan yang dikumpulkan dari, atau
dihasilkan oleh observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi
sebagai sebuah penuntun menuju kepercayaan dan aksi.
c. Rudinow dan Barry (Filsaime, 2008: 57) berpendapat bahwa berpikir kritis adalah
sebuah proses yang menekankan sebuah basis kepercayaan-kepercayaan yang
logis dan rasional, dan memberikan serangkaian standar dan prosedur untuk
menganalisis, menguji dan mengevaluasi.
d. Menurut Halpern (Rudd et al, 2003 : 128) mendefinisikan critical thingking as
‘...the use of cognitive skills or strategies that increase the probability of desirable
outcome.’
e. Sedangkan menurut Ennis (1996). “Berpikir kritis adalah sebuah proses yang
dalam mengungkapakan tujuan yang dilengkapi alasan yang tegas tentang suatu
kepercayaan dan kegiatan yang telah dilakukan.”

3
Berpikir kritis tidak sama dengan mengakumulasi informasi. Seorang dengan
daya ingat baik dan memiliki banyak fakta tidak berarti seorang pemikir kritis.
Seorang pemikir kritis mampu menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan
mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah, and
mencari sumber-sumber informasi yang relevan untuk dirinya.
Berpikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif atau mengecam
orang lain. Berpikir kritis bersifat netral, objektif, tidak bias. Meskipun berpikir
kritis dapatdigunakan untuk menunjukkan kekeliruan atau alasan-alasan yang
buruk, berpikir kritis dapat memainkan peran penting dalam kerja sama
menemukan alasan yang benar maupun melakukan tugas konstruktif. Pemikir
kritis mampu melkukan introspeksi tentang kemungkinan bias dalam alasan yang
dikemukakannya.
Berdasarkan pengertian-pengertian keterampilan berpikir kritis di atas
maka dapat dikatakan bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan
berpikir yang melibatkan proses kognitif dan mengajak siswa untuk berpikir
reflektif terhadap permasalahan.
2. Pengertian Berfikir Kreatif
Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan
sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan. Penelitian Brookfield (1987)
menunjukkan bahwa orang yang kreatif biasanya (1) sering menolak teknik yang
standar dalam menyelesaikan masalah, (2) mempunyai ketertarikan yang luas dalam
masalah yang berkaitan maupun tidak berkaitan dengan dirinya, (3) mampu
memandang suatu masalah dari berbagai perspektif, (4) cenderung menatap dunia
secara relatif dan kontekstual, bukannya secara universal atau absolut, (5) biasanya
melakukan pendekatan trial and error dalam menyelesaikan permasalahan yang
memberikan alternatif, berorientasi ke depan dan bersikap optimis dalam menghadapi
perubahan demi suatu kemajuan. Marzano (1988) mengatakan bahwa untuk menjadi
kreatif seseorang harus: (1) bekerja di ujung kompetensi bukan ditengahnya, (2)
tinjau ulang ide, (3) melakukan sesuatu karena dorongan internela dan bukan karena
dorongan eksternal, (4) pola pikir divergen/ menyebar, (5) pola pikir
lateral/imajinatif.

4
Berfikir Kreatif adalah menghubungkan ide atau hal-hal yang sebelumnya tidak
berhubungan. Dalam kenyataan teknik modern timbul semboyan yang menarik
(jargon) atau istilah khas yang menjadi bahasa golongan tertentu. Begitu pula tak
terkecuali Berfikir Kreatif yang memiliki empat kata khas yaitu imajinatif. Tidak
dapat diramalkan. Divergen dan lateral.
Definisi Berfikir Kreatif yang diberikan dalam Bab ini adalah menghubungkan ide
atau hal-hal sebelumnya tidak berhubungan. Definisi ini memerlukan pejajaran fakta
dalam pikiran kita. Apabila fakta itu digabungkan maka terlihatlah hubungan
menyeluruh yang baru dan dapatlah ditemukan sesuatu. Sejarah ilmu pengetahuan
memberikan banyak contoh penemuan baru semacam itu. Fakta telah diketahui sejak
berpuluh-puluh tahun yang lalu dan menunggu seseorang untuk menunjukkan
hubungan antara fakta tersebut.
Sebagai contoh : Perjalanan bulan dan pasang surut permukaan air laut telah
diketahui sejak zaman purbakala.tetapi baru abad ke-17 astronom Keppler
menghubungkan dua fakta yang nampaknya tidak saling berhubungan dan
“menemukan” bahwa bulan mempengaruhi pasang surut air laut.
2.2 Ciri-ciri Berfikir Kritis dan Kreatif
1. Ciri-ciri Berfikir Kritis
a. Mampu membuat simpulan dan solusi yang akurat, jelas, dan relevan terhadap
kondisi yang ada.
b. Berpikir terbuka dengan sistematis dan mempunyai asumsi, implikasi, dan
konsekuensi yang logis.
c. Berkomunikasi secara efektif dalam menyelesaikan suatu masalah yang
kompleks. Berpikir kritis merupakan cara untuk membuat pribadi yang terarah,
disiplin, terkontrol, dan korektif terhadap diri sendiri. Hal ini tentu saja
membutuhkan kemampuan komunikasi efektif dan metode penyelesaian masalah
serta komitmen untuk mengubah paradigma egosentris dan sosiosentris kita.Saat
kita mulai untuk berpikir kritis, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan disini,
yaitu:
1) Mulailah dengan berpikir apa dan kenapa, lalu carilah arah yang tepat untuk
jawaban dari pertanyaan tersebut.

5
2) Tujuan pertanyaan akan apa dan kenapa.
3) Informasi yang spesifik untuk menjawab pertanyaan diatas.
4) Kriteria standar yang ditetapkan untuk memenuhi jawaban atas pertanyaan.
5) Kejelasan dari solusi permasalahan/pertanyaan.
6) Konsekuensi yang mungkin terjadi dari pilihan yang kita inginkan.
7) Mengevaluasi kembali hasil pemikiran kita untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses berpikir kritis
ini adalah kejelasan (clarity), tingkat akurasi (accuracy), tingkat kepresisian
(precision) relevansi (relevance), logika berpikir yang digunakan (logic),
keluasan sudut pandang (breadth), kedalaman berpikir (depth), kejujuran
(honesty), kelengkapan informasi (information) dan bagaimana implikasi dari
solusi yang kita kemukakan (implication).
Kriteria-kriteria di atas tentunya harus menggunakan elemen-elemen
penyusun kerangka berpikir suatu gagasan atau ide. Sebuah gagasan/ide harus
menjawab beberapa hal sebagai berikut. Tujuan dari sebuah gagasan/ide.
a) Pertanyaan dari suatu masalah terhadap gagasan/ide.
b) Sudut pandang dari gagasan/ide.
c) Informasi yang muncul dari gagasan/ide.
d) Interpretasi dan kesimpulan yang mungkin muncul.
e) Konsep pemikiran dari gagasan/ide tersebut.
f) Implikasi dan konsekuensi.
g) Asumsi yang digunakan dalam memunculkan gagasan/ide tersebut.
2. Ciri-ciri Berfikir Kreatif
Berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli psikologi terhadap orang-orang
yang berpikir kreatif telah menghasilkan beberapa kriteria atau ciri-ciri orang yang
kreatif.
Menurut Denny dan Davis (1982) dalam penelitian terhadap para penulis dan arsitek
yang kreatif melalui identifikasi oleh anggota profesi mereka menghasilkan bahwa
orang yang mempunyai kreatifitas yang tinggi itu cenderung memiliki ciri-ciri :

6
fleksibel, tidak konvensional, eksentrik (aneh), bersemangat, bebas, berpusat pada diri
sendiri, bekerja keras, berdedikasi dan inteligen.
Woolfolk dan Nicolich (1984) menjelaskan bahwa orang yang berpikir kreatif
menunjukkan ciri-ciri adanya sikap kreativitas dalam arti luas, termasuk tujuannya,
nilainya, serta sejumlah sifat kepribadian yang mendukung orang untuk berpikir
bebas, fleksibel, dan imajinatif.
Menurut Mc. Kinnon (Yellon, 1977), orang-orang yang kreatif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Memandang dirinya berbeda dan lebih sering melukiskan dari mereka sebagai
berdaya cipta, tak tergantung, bersifat individualis.
b. Lebih terbuka dalam pengalaman dan perasaan.
c. Secara relatif tidak tertarik pada detail kecil, tetapi lebih tertarik pada arti dan
implikasi, memiliki fleksibel kognitif, ketrampilan verbal, berminat untuk
berkomunikasi dengan orang lain, bertindak tepat, mempunyai keingintahuan
intelektual yang besar.
d. Lebih tertarik secara mendalam menyerap pengalaman daripada
mempertimbangkan.
e. Lebih bersifat intuitif.
Mulyono Gandadipura (1983) merangkum hasil penelitian para ahli terhadap orang-
orang yang ahli berbagai bidang, antara lain : penulis, seniman, arsitek, ahli
matematik, peneliti, menyimpulkan bahwa orang-orang yang berpikir kreatif
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Bebas dalam berpikir dan bertindak.
b. Tidak menyukai kegiatan yang menuntut konformitas (kesesuaian).
c. Tidak mudah dipengaruhi pendapat umum bila yakin bahwa pendapatnya benar.
d. Kecenderungan kurang dokmatis dan lebih realistis.
e. Mengakui dorongan-dorongan dirinya yang tidak berdasar akal (irrasional).
f. Mengakui hal-hal yang rumit dan baru.
g. Mengakui humor dan memiliki good sense of humor.
h. Menekankan pentingnya nilai-nilai teoritik dan estetis.

7
Sedangkan S.C. Utami Munandar mengemukakan ciri-ciri orang yang memiliki
kemampuan berpikir kreatif yang tinggi yaitu :
a. Memiliki dorongan ingin tahu yang besar.
b. Sering mengajukan pertanyaan yang baik.
c. Sering banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah.
d. Bebas dalam menyatakan pendapat.
e. Menonjol dalam salah satu bidang seni.
f. Memiliki pendapat sendiri dan mampu mengutarakannya.
g. Tidak mudah terpengaruh orang lain.
h. Daya imajinasi kuat.
i. Memiliki tingkat orisionalitas yang tinggi.
j. Dapat bekerja sendiri.
k. Senang mencoba hal-hal yang baru.
Guilford, ahli yang banyak berkecimpung dalam penelitian penelitian tentang
inteligensi menjelaskan kemampuan orang yang kreatif melalui beberapa ciri :
a. Adanya kelancaran, kesigapan, dan kemampuan menghasilkan banyak gagasan.
b. Adanya fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk menggunakan berbagai pendekatan
dalam mengatasi masalah.
c. Adanya keaslian, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan yang asli.
d. Adanya pengembangan, yaitu kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail
dan terinci.
e. Adanya perumusan kembali, yaitu kemampuan untuk merumuskan pengertian
dengan cara dan dari sudut pandang yang berbeda.
Dengan memperhatikan beberapa pendapat dan hasil penelitian para ahli penelitian
tersebut tentang ciri-ciri yang memiliki kemampuan berpikir kreatif, nampak bahwa
perbedaan itu timbul karena adanya perbedaan subyek yang menjadi sasaran
penelitiannya sehingga ciri-ciri yang cukup menonjol sebagai ciri pokok berpikir
kreatif yaitu :
a. Ciri kelancaran (fluency)
b. Ciri fleksibelitas (flekxibility)
c. Ciri keaslian (organilaty)

8
Kelancaran adalah dapat menghasilkan banyak ide atau konsep yang relevan dengan
masalah yang dipecahkan dalam waktu yang singkat. Fleksibilitas (keluwesan)
menunjukkan bahwa individu dapat memunculkan hal-hal baru yang unik atau tidak
biasa. Jadi indivdu yang memiliki kemampuan berpikir kreatif adalah individu yang
dapat menghasilkan ide-ide baru yang berbeda dan asli.
2.3 Perbedaan Berfikir Kritis dan Kreatif
Klasifikasi Huitt’s (1992) tentang teknik pemecahan masalah:
1. Berpikir kritis—linier dan berseri (berurutan), lebih terstruktur, lebih rasional dan
analitik, lebih berorientasi kepada tujuan
2. Berpikir kreatif—holistik dan paralel, lebih intuitif (bisikan kalbu) dan emosional,
lebih kreatif, lebih visual, dan lebih taktual/ kinestetik
Klasifikasi Springer & Deutsch’s (1993) tentang dominasi lateralisasi otak:
1. Berpikir otak kiri--analitik, berseri, logis, objektif
2. Berpikir otak kanan--global, paralel, emosional, subjektif
Berpikir kritis melibatkan pemikiran logis dan penalaran termasuk keterampilan
seperti perbandingan, klasifikasi, pengurutan, penyebab / efek, pola, Jalinan, analogi,
penalaran deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, hipotesa, dan mengkritisi.
Sedangkan Berpikir kreatif melibatkan menciptakan sesuatu yang baru atau asli,
melibatkan keterampilan fleksibilitas, orisinalitas, kefasihan, elaborasi, brainstorming,
modifikasi, citra, pemikiran asosiatif, daftar atribut, berpikir metaforis, serta hubungan
yang kuat. Tujuan dari berpikir kreatif adalah untuk merangsang keingintahuan dan
mempromosikan perbedaan.Berpikir kritis dapat dianggap lebih berpikir menggunakan
otak kiri sedangkan kreatif lebih banyak menggunakan otak kanan, kedua hal ini terlibat
dalam proses “berpikir.” Ketika kita berbicara tentang HOTS “higher-order thinking
skills” yaitu “Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ” kita berkonsentrasi pada tiga tingkat
atas Taksonomi Bloom: analisis, sintesis, dan evaluasi.
2.4 Keterampilan Berfikir Kritis
Pada dasarnya keterampilan berpikir kritis (abilities) Ennis (Costa, 1985 : 54)
dikembangkan menjadi indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang terdiri dari
lima kelompok besar yaitu:
1. Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification).

9
2. Membangun keterampilandasar (basic support).
3. Menyimpulkan (interference).
4. Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification).
5. Mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics).
Dari masing-masing kelompok keterampilan berpikir kritis di atas, diuraikan lagi menjadi
sub-keterampilan berpikir kritis dan masing-masing indikatornya dituliskan dalam tabel
berikut:
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis menurut Ennis
Keterampilan Sub Keterampilan
Aspek
Berpikir Kritis Berpikir Kritis
1. Memberikan a. Mengidentifikasi atau memformulasikan
Penjelasan suatu pertanyaan.
dasar 1. Memfokuskan b. Mengidentifikasi atau memformulasikan
pertanyaan kriteria jawaban yang mungkin.
c. Menjaga pikiran terhadap situasi yang
sedang dihadapi.

a. Mengidentifikasi kesimpulan
b. Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan
c. Mengidentifikasi alasan yang tidak
dinyatakan
2. Menganalisis
d. Mencari persamaan dan perbedaan
argumen
e. Mengidentifikasi dan menangani
ketidakrelevanan
f. Mencari struktur dari sebuah
pendapat/argumen
g. Meringkas
3. Bertanya dan a. Mengapa?
menjawab pertanyaan b. Apa yang menjadi alasan utama?
klarifikasi dan c. Apa yang kamu maksud dengan?
pertanyaan yang d. Apa yang menjadi contoh?
menantang e. Apa yang bukan contoh?
f. Bagaiamana mengaplikasikan kasus

10
Keterampilan Sub Keterampilan
Aspek
Berpikir Kritis Berpikir Kritis
tersebut?
g. Apa yang menjadikan perbedaannya?
h. Apa faktanya?
i. Apakah ini yang kamu katakan?
j. Apalagi yang akan kamu katakan tentang
itu?
a. Keahlian
b. Mengurangi konflik interest
c. Kesepakatan antar sumber
4. Mempertimbangkan
d. Reputasi
apakah sumber dapat
e. Menggunakan prosedur yang ada
dipercaya atau tidak?
f. Mengetahui resiko
g. Keterampilan memberikan alasan
h. Kebiasaan berhati-hati
2. Membangun a. Mengurangi praduga/menyangka
Keterampilandasa b. Mempersingkat waktu antara observasi
r dengan laporan
c. Laporan dilakukan oleh pengamat sendiri
5. Mengobservasi dan d. Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan
mempertimbangkan e. Penguatan
hasil observasi f. Kemungkinan dalam penguatan
g. Kondisi akses yang baik
h. Kompeten dalam menggunakan teknologi
i. Kepuasan pengamat atas kredibilitas
kriteria
3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan a. Kelas logika
mempertimbangkan b. Mengkondisikan logika
deduksi c. Menginterpretasikan pernyataan
7. Menginduksi dan
a. Menggeneralisasi
mempertimbangkan
b. Berhipotesis
hasil induksi
8. Membuat dan a. Latar belakang fakta

11
Keterampilan Sub Keterampilan
Aspek
Berpikir Kritis Berpikir Kritis

b. Konsekuensi
c. Mengaplikasikan konsep ( prinsip-
mengkaji nilai-nilai
prinsip, hukum dan asas)
hasil pertimbangan
d. Mempertimbangkan alternatif
e. Menyeimbangkan, menimbang dan
memutuskan
Ada 3 dimensi:
a. Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang,
9. Mendefinisikan istilah ekspresi yang sama, operasional, contoh
dan dan noncontoh
4. Membuat mempertimbangkan
penjelasan definisi b. Strategi definisi
lebih lanjut
c. Konten (isi)
a. Alasan yang tidak dinyatakan
10.Mengidentifikasi
b. Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi
asumsi
argumen
a. Mendefisikan masalah
b. Memilih kriteria yang mungkin sebagai
solusi permasalahan
c. Merumuskan alternatif-alternatif untuk
11. Memutuskan suatu
solusi
tindakan
d. Memutuskan hal-hal yang akan
5. Strategi dan dilakukan
taktik e. Merivew
f. Memonitor implementasi
a. Memberi label
b. Strategi logis
12.Berinteraksi dengan
c. Srtrategi retorik
orang lain
d. Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan
atau tulisan

12
a. Interpretasi – kategorisasi, dekode,
mengklarifikasi makna
b. Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis argumen
c. Evaluasi – menilai klaim (pernyataan), menilai argumen
d. Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya, differential
diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil keputusan
e. Penjelasan – menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran
prosedur, mengemukakan argumen
f. Regulasi diri – meneliti diri, mengoreksi diri
g. Memahami hubungan-hubungan logis antar gagasan
h. Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan mengevaluasi argumen
i. Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan
j. Memecahkan masalah secara sistematis.
k. Mengidentifikasi relevansi dan kepentingan gagasan
l. Merefleksikan kebenaran keyakinan dan nilai-nilai diri sendiri
2.5 Keterampilan Berfikir Kreatif
Keterampilan merupakan kemampuan berbuat sesuatu dengan baik. Keterampilan
berpikir kreatif (creative thinking) yaitu keterampilan individu dalam menggunakan
proses berpikirnya untuk menghasilkan gagasan yang baru, konstruktif berdasarkan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang rasional maupun persepsi, dan intuisi individu
Keterampilan berpikir kreatif dibangun oleh konsep-konsep yang sudah tertanam pada
diri siswa yang kemudian konsep serta prinsip-prinsip yang sudah ada tersebut
diaplikasikan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

13
Sumalee (2012) menyatakan bahwa kreatif adalah perilaku seseorang untuk menemukan
hal-hal baru yang digunakan dalam memecahkan masalah. Dengan demikian, berpikir
kreatif adalah kemampuan otak seseorang pada tingkat tertinggi yang diperlukan untuk
membangun pengetahuan pada dirinya. Manusia kreatif acapkali memiliki kehidupan
sosial yang mengasyikkan dan merangsang berinteraksi dengan banyak orang, dengan
demikian mereka terus menerus belajar dan berbuat dengan ide baru (Ayan, 2002 : 26)
Menurut Davis (Mahmud, 1990), apabila ditinjau dari pengertian dasar tentang kreativitas
dapat dilihat dari ciriciri orang kreatif yaitu meliputi tujuan, nilai dan sejumlah sifat-sifat
pribadi yang bersama-sama membekali seseorang untuk berfikir bebas, luwes dan
imajinatif.Inti dari semua konsep kreativitas adalah adanya unsur kebaruan.Hasil dari
kreativitas berwujud cara-cara berpikir atau melakukan sesuatu yang bersifat baru,
orisinil dan bebas. Dalam dunia pendidikan kreativitas dianggap sebagai elemen untuk
dapat disinergikan dengan pencapaian tujuan belajar mengajar. Sifat dan sikap siswa
dapat dibentuk dengan memunculkan daya imajinasi dan daya kreatif sebagai basis untuk
menemukan hal-hal baru, inovatif serta kritis.
Seorang siswa yang mampu berpikir kreatif harus dapat diarahkan melalui proses yang
berkesinambungan. Menurut Wallas (Munandar, 2002: 59) langkah-langkah proses
berpikir kreatif meliputi empat tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan, yaitu proses tahapan seseorang mempersiapkan diri untuk
memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada
orang lain dan sebagainya.
2. Tahap Inkubasi, yaitu kegiatan mencari dan menghimpun data/informasi tidak
dilanjutkan. Pada tahap ini, individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara
dari masalah tersebut dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar,
tetapi menyimpannya dalam alam pra-sadar.
3. Tahap Iluminasi, adalah tahap timbulnya “insight” atau “aha-erlebnis”. Saat
timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologis yang
mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru.
4. Tahap Verifikasi, atau disebut juga tahap evaluasi adalah tahap dimana ide atau kreasi
baru ter sebut harus diuji terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan

14
konvergen. Dengan kata lain, proses divergen (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh
proses konvergensi (pemikiran kritis).
Keterampilan berpikir kreatif dalam penelitian ini sebagaimana yang diungkapkan
oleh Munandar (2009: 192) antara lain; (1) Keterampilan berpikir lancar (Fluency),
(2) Keterampilan berpikir luwes (Flexibility), (3) Keterampilan berpikir orisinil
(Originality), (4) Keterampilan memperinci (Elaboration), (5) Keterampilan
mengevaluasi (Evaluation). Sedangkan menurut Arikunto (2012: 198) menyatakan
bahwa pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasilhasil belajar yang
berupa penampilan.
Adapun Indikator keterampilan berpikir kreatif dapat dilihat pada tabeldibawah ini:

Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif


Ketrampilan Berpikir Kreatif Indikator
Keterampilan berpikir lancar (Fluency) a. Mengajukan banyak pertanyaan.
b. Menjawab dengan sejumlah
jawaban jika ada pertanyaan.
c. Mempunyai banyak gagasan
mengenai suatu masalah.
d. Lancar mengungkapkan gagasan-
gagasannya.
e. Bekerja lebih cepat dan melakukan
lebih banyak daripada anak-anak
lain.
f. Dapat dengan cepat melihat
kesalahan atau kekurangan pada
suatu objek atau situasi
Keterampilan berpikir luwes a. Memberikan aneka ragam
(Flexibility) penggunaan yang tidak lazim
terhadap suatu objek.
b. Memberikan macam-macam
penafsiran (interpretasi) terhadap

15
suatu gambar, cerita, atau masalah.
c. Menerapkan suatu konsep atau asas
dengan cara yang berbeda-beda.
d. Memberi pertimbangan terhadap
situasi, yang berbeda dari yang
diberikan orang lain.
e. Dalam membahas/mendiskusikan
suatu situasi selalu mempunyai
posisi yang berbeda atau
bertentangan dari mayoritas
kelompok.
f. Jika diberikan suatu masalah
biasanya memikirkan macam-
macam cara yang berbeda-beda
untuk menyelesaikannya.
g. Menggolongkan hal-hal menurut
pembagian (kategori) yang
berbeda-beda.
h. Mampu mengubah arah berpikir
spontan.
Keterampilan berpikir orisinil a. Memikirkan masalah-masalah atau
(Originality) hal-hal yang tidak pernah
terpikirkan oleh orang lain.
b. Mempertanyakan cara-cara lama
dan berusaha memikirkan cara-cara
baru.
c. Memilih a-simetri dalam
menggambar atau membuat disain.
d. Memiliki cara berpikir yang lain
dari yang lain
e. Mencari pendekatan yang baru dari

16
yang stereotip.
f. Setelah membaca atau mendengar
gagasangagasan, bekerja untuk
menemukan penyelesaian yang
baru.
g. Lebih senang mensintesis daripada
h. menganalisa situasi.
Keterampilan memperinci (Elaboration) a. Mencari arti yang lebih mendalam
terhadap jawaban atau pemecah
masalah dengan melakukan
langkah-langkah yang terperinci.
b. Mengembangkan atau memperkaya
gagasan orang lain.
c. Mencoba atau menguji detil-detil
untuk melihat arah yang akan
ditempuh.
d. Mempunyai rasa keindahan yang
kuat sehingga tidak puas dengan
penampilan yang kosong atau
sederhana.
e. Menambahkan garis-garis, warna-
warna, dan detil-detil (bagian-
bagian) terhadap gambarnya sendiri
atau gambar orang lain.
Keterampilan mengevaluasi a. Memberi pertimbangan atas dasar
(Evaluation) sudut pandangnya sendiri.
b. Menentukan pendapat sendiri
mengenai suatu hal.
c. Menganalisis masalah atau
penyelesaian secara kritis dengan
selalu menanyakan “Mengapa?”.

17
d. Mempunyai alasan (rasional) yang
dapat dipertanggung jawabkan
untuk mencapai suatu keputusan.
e. Merancang suatu rencana kerja dari
gagasan-gagasan yang tercetus.
f. Pada waktu tertentu tidak
menghasilkan
g. gagasan-gagasan tetapi menjadi
peneliti
h. atau penilai yang kritis.
i. 7. Menentukan pendapat dan
bertahan
j. terhadapnya.

2.6 Strategi Berfikir


Strategi berfikir melalui penggunaan teknik-teknik berfikir yang spesifik
bertujuan membuat meningkatkan keupayaan pelajar untuk berfikir pada arus tinggi.
Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada peserta didik. Akan
tetapi, peserta didik dibimbing untuk menemukan sendiri melalui proses dialog
denganmemanfaatkan pengalaman peserta didik. Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPKB) merupakan strategi pembelajaran yang bertumpu kepada
pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta – fakta atau pengalaman
anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
Menurut Zubaidah (2007:35) dengan memberdayakan kemampuan berpikir melalui
pertanyaan, di samping siswa aktif menjawab pertanyaan ternyatahal tersebut memicu
timbulnya pertanyaan– pertanyaan baru. Pertanyaan– pertanyaan yang timbul dalam
pikiran siswa tersebut menunjukkan bahwa semakin berkembangnya penalaran siswa.
Sedangkan menurut Wahyana (1986:62) salah satu bentuk komunikasi adalah bentuk
verbal, memberi informasi, bertanya dan mendengar. Dengan suatu pertanyaan guru,
siswa dapat belajar berpikir dengan cara berpikir, memperoleh kesempatan untuk belajar
kreatif supaya menjadi kreatif, dan menjadi sensitifkarena kemampuannya.

18
Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas :
a. SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangankemampuan
berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah bukan sekedar siswa
dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat
mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melaluikemampuan berbahasa secara
verbal.
b. Telaah fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan
kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide- ide didasarkan kepada
pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hariatau berdasarkan kemampuan
anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka.
c. Sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah
sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berpikir adalah serangkaian, gagasan, idea atau konsepsi-konsepsi yang diarahkan
kepada suatu pemecahan masalah.
Berpikir kristis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan
pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Sedangkan
berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu
yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan
Ciri-ciri berpikir kritis
1. menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuh
pertimbangan
2. bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
3. dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
Dengan berpikir kreatif kita dapat membuka kemungkinan-kemungkinan yang akan
terjadi di masa depan, sehingga kita juga memiliki alternatif-alternatif cara menghadapi
dimasa depannya.
3.2 Saran
Di dalam menyelesaikan masalah apapun itu, mengambil keputusan atau ingin mencari
ide baru, maka hal yang harus dilakukan pertama kali adalah berpikir. Dan berpikir
itulah yang akan membuat masalah anda terselesaikan, akan tetapi tidak terbatas pada
pikiran sendiri, kita bisa meminta pendapat orang lain untuk mengembangkannya.
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan mengingat bahwa dewasa ini
ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja

20
bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai
sumber dan tempat manapun di dunia.

DAFTAR PUSTAKA
Hendri Handoko. 2017. Pembentukan Keterampilan Berpikir Kreatif Pada Pembelajaran
Matematika Model Savi Berbasis Discovery Strategy Materi Dimensi Tiga Kelas X.
Izzati, N. (2009),Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis: Apa,
Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya Pada Peserta Didik. Prosiding Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Bandung 19 Desember 2009, hal. 49
60.
Nasution, S. (1989). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Ralingson J.G, 1997, Berfikir Kreatif dan Brain Storming, Jakarta : Erlangga
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta:
Kencana.
Sapriya. (2008). Pendidikan IPS . Bandung: Laboratorium PKn UPI Press

21

Anda mungkin juga menyukai