Anda di halaman 1dari 50

PENGARUH HARGA, LOKASI DAN FASILITAS TERHADAP KEPUTUSAN

BERKUNJUNG WISATAWAN DI OBJEK WISATA TAMAN KEHATI MESUJI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Bisnis Dosen Pengampu :

Dr. Ita Fionita, SE., MM

Oleh:

Agun
2112110100

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS


EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA BANDAR LAMPUNG 2023
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya,

.Pendapat atau yang terdapat dalam tugas ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode ilmiah.

Lampung, Desember 2023

Agun
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“ Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan ”

(Q.S. Alam Nasyrah: 5)

“ Do what you like and make sure you do it wise”

(Green Day)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Ayah, Ibu, pacar kesayangan dan teman-teman

tercinta yang selalu memberikan doa, kasih

sayang dan perhatian sampai saat ini.

2. Almamaterku.
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang

senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Harga, Lokasi Dan Fasilita

Terhadap keputusan berkunjung di wisata Taman Kehati Mesuji.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini tidak akan berjalan

berhasil tanpa bimbingan, motivasi dan bantuan dari pihak baik secara langsung

maupun tidaklangsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan ijindan kesempatan untuk menyelesaikan studi

diUniversitas Negeri Semarang.

2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan ijin melaksanakan penelitian.

3. Drs. Sugiharto, M.Si, Ketua Jurusan Manajemen,Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Semarang mewakili lembaga yang bertanggungjawab terhadap adanya

salah satu kegiatan akademik.


4. Dra. Suhermini, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

saran, bimbingan dan pengarahan dariawal sampai akhir dalam menyelesaikan sk

ripsi ini.

5. Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan saran, bimbingan danpengarahan dari awal sampai akhir dalam men

yelesaikanskripsi ini.

Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis

khususnya maupun pembaca pada umumnya.

Semarang, April 2011

Penulis
Agun. 2023. “Pengaruh Harga, Lokasi Dan Fasilitas Terhadap Keputusan Berkunjung
Wisatawan Di Objek Wisata Dampo Awang Beach Rembang”. Skripsi. Jurusan
Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Dra.
Suhermini, M.Si. II. Prof.Dr. Joko Widodo,M.Pd

Kata Kunci: Harga, Lokasi, Fasilitas, Keputusan Berkunjung

Keputusan berkunjung wisatawan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya


adalah harga, lokasi dan fasilitas objek wisata. Keduanya mempunyai peranan penting
dalam meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan. Permasalahan dalam penelitian
ini adalah adakah pengaruh harga, lokasi dan fasilitas terhadap keputusan berkunjung
wisatawan di objek wisata Taman Kehati Mesuji baik secara parsial maupun simultan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, lokasi
dan fasilitas terhadap keputusan berkunjung wisatawan baik secara parsial maupun
simultan.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor

jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. Bersama dengan industri

teknologi dan informasi, industri pariwisata diperkirakan menjadi prime mover

perekonomian abad 21. Kotler dan Amstrong (2001:226) menyatakan bahwa keputusan

pembelian adalah tahap dalam proses keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar

membeli. Objek wisata merupakan produk jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan jasa

dengan harapan agar konsumen datang untuk berkunjung dan menikmati objekwisata yang

ditawarkan. Dalam menghadapi pesaingnya, Objek Wisata Taman Kehati Mesuji

mempunyai strategi dan ketegasan langkah dalam upaya menarik minat konsumen untuk

berkunjung. Penggunaan startegi yang tepat dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang

datang untuk berwisata. Strategi pasar itu meliputi harga yang lebih murah dibandingkan

dengan pesaing, fasilitas objek wisata dan permainan yang lengkap ,menarik dan modern,

serta ditunjang lokasi yang strategis dan tempat yang nyaman akan mempengaruhi

keputusan konsumen untuk berwisata di Objek Wisata Taman Kehati Mesuji..

Dalam upaya peningkatan laba dan mempertahankan kelangsungan usaha, Objek

Wisata Taman Kehati Mesuji menetapkan startegi yang tepat dan memahami apa yang

yang menjadi kebutuhan konsumen. Dengan daya tarik wisata yang dimiliki oleh Objek

Wisata Taman Kehati Mesuji sesuai dengan tren yang diinginkan masyarakat, hal ini

digunakan untuk meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan dan mencapai laba


yang ditargetkan. Apabila keputusan berkunjung konsumen mengalami peningkatan maka

laba yang diperolah semakin besar, hal ini berguna untuk kelangsungan hidup perusahaan

dan digunakan untuk lebih mengembangkan usaha guna memenuhi kebutuhan konsumen

di bidang wisata. Jukka, Marjukka, Rauli, Heikki (2002)”Price and properties were

regarded as the most important motives affecting the decision to purchase. According to

the survey close to 80 percent and over 85 percent, for price and properties respectively,

felt that price and properties had affected their decision makingat least relatively much.

Price might have dominated the decision making in the sample more than it does for the

whole population.” Dari jurnal diatas menunjukkan bahwa harga sangat berpengaruh

terhadap keputusan konsumen untuk melakukan pembelian.

Selama 5 tahun terakhir jumlah pengunjung yang berwisata di Objek WisataDampo

Awang Beach selalu mengalami penurunan.

Tabel 1.1 Data jumlah pengunjung objek wisata Taman Kehati Mesuji tahun
2016-2019
NO Tahun Jumlah Pengunjung Tingkat Kunjungan
Wisatawan (%)
1 2016 86.576 0%
2 2017 97.290 11,01%
3 2018 109.708 11.31%
4 2019 195.423 43.80%
Sumber : https://eprints.ummetro.ac.id/596/3/BAB%20I.pdf

Dari tabel diatas diperoleh gambaran bahwa tingkat kunjungan wisatawan yang

cenderung meningkat. Awal di buka nya pada tahun 2016 sebesar 86.576 pengunjung

ditahun 2017 naik menjadi 11.01%. Pada tahun 2018 masih mengalami penaikan menjadi

11.31%. Penaikan pengunjung ini masih terjadi pada tahun 2019 menjadi 43.80%.
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah produk atau jasa

( Henry Simamora, 2000:574). Penentuan harga dalam pemasaran jasa sangat penting

mengingat produk yang ditawarkan oleh Objek Wisata Dampo Awang Beach tidak

berwujud dan harga yang dibebankan terhadap jasa yang ditawarkan menjadi indikasi

kualitas jasa macam apa yang akan diterima oleh konsumen. Penetapan harga sangat

berperan penting dalam keputusan berkunjung. Besar kecilnya harga mempengaruhi

kualitas jasa yang akan dibeli oleh konsumen. Semakin mahal harga, semakin sedikit

jumlah permintaan atas produk jasa yang bersangkutan dan sebaliknya (hukum

permintaan). Elif, Handan, Bulant (2005) “Promotional activities such as commercials,

new product development efforts, packaging, pricing & distribution strategies all play a

significant role in determining the person that makes the purchasing decision in the

family.” M. Foret, P. Prochazka (2006)“In case of packed water, price was the most

important factor (30% of respondents) followed by quality and brand (26% and 22%,

resp.). This means that while in case of packed water and distillates, price was the most

important factors.” Dari jurnal di atas menyebutkan bahwaharga mempengaruhi konsumen

dalam membuat keputusan pembelian.

Perusahaan harus berusaha menentukan suatu lokasi strategis yang mempunyai

potensi untuk meningkatkan keputusan pembelian. Manulang (1990: 84), bahwa pemilihan

tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat agar konsumen dapat

memutuskan untuk melakukan pembelian, diantaranya harus sesuai dengan kriteria seperti

pusat kegiatan ekonomi yaitu perkantoran, perbankan, pertokoan, hiburan dan


lain-lain. Konsumen selalu ingin membeli produk atau jasa yang mudah dijangkau, dalam

arti akses dan transportasi keluar masuk kendaran menuju lokasi objek wisata mudah dan

cepat misalnya berada di dekat jalan raya atau bearada di pusat kota. Tentunya lokasi ini

merupakan lokasi yang sangat startegis untuk menjual produk atau jasa. Devi, Kamalaveni

(2010)“Location of the shop will attract more number of consumers and it helps to

increase the sales of goods. Brand specific showrooms should be located in such a

way that customers can find the location of the shop very convenient for access.” Dari

kutipan jurnal diatas menunjukkan bahwa lokasi dari suatu usaha akan menarik lebih

banyak konsumen dan membantu menambah jumlah penjualan barang- barang.

Menurut Tjiptono (2004: 19) fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada

sebelum jasa ditawarkan kepada konsumen. Pada dasarnya fasilitas dalam perusahaan jasa

merupakan faktor yang menentukan pilihan pilihan orang untuk berkunjung ke tempat

wisata. Banyak perusahaan jasa mempersepsikan bahwa interaksi pelanggan dengan

fasilitas jasa berpengaruh terhadap jasa tersebut di mata pelanggan. Thomas W. Dillon,

Harry L. Reif (2004) “The shopping tools must be easy to use and must provide the

customer with all of the information necessary to make a purchase decision. If further

support is required, such as telephone interaction to answer personal questions, the tools

must facilitate this linkage and personnel must be available to provide support.”

Memudahkan dalam menggunakan fasilitas menjadi hal yang penting bagi konsumen

untuk melakukan keputusan pembelian. Fasilitas objek wisata yang menarik dan sesuai

dengan tren yang sedang diminati konsumen akan menjadi daya tarik tersendiri bagi

konsumen untuk berkunjung dan menikmati fasilitas tersebut, tidak hanya itu kebersihan,
kelancaran dan jaminan keamanan dari fasilitas juga menjadi nilai tambah untuk menarik

konsumen untuk berkunjung. Pemilihan obyek wisata lebih banyak ditentukan oleh daya

tarik yang terdapat di obyek wisata yang akan dikunjungi, apakah sesuai dengan

keinginan wisatawan. Wisatawan akan tertarik untuk mengunjungi suatu obyek wisata

dengan melihat apa saja yang ditawarkan atau disediakan oleh suatu obyek wisata. Fasilitas

yang disediakan pada Objek Wisata Taman Kehati Mesuji sudah cukup lengkap yaitu

anjungan untuk memancing, bale (pondokan), kebun binatang, dan banyak lagi wahana

permaianan anak seperti kereta gantung, perahu, dan taman bermain. selain itu infrastruktur

lain seperti toilet, tempat ibadah (musholla), gazebo, tempat parkir, kios-kios makanan telah

banyak mengalami perubahan, pihak pengelola telah memperbaiki fasilitas yang ada

seperti penambahan toilet, perluasantempat parkir dan memperbaiki kios-kios makanan.

Terdapat kolam renang yang didukung oleh lingkungan yang indah dan nyaman, serta

dilengkapi fasilitas cafetaria, ruang bilas, dan loker.

Dari pemaparan di atas maka penelitian ini berjudul: “Pengaruh Harga, Lokasi

dan Fasilitas Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Objek Wisata Taman Kehati

Mesuji”.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dikaji

adalah sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh harga terhadap keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata

Taman Kehati Mesuji secara parsial?

2. Adakah pengaruh lokasi terhadap keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata

Taman Kehati Mesuji secara parsial?

3. Adakah pengaruh fasilitas terhadap keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata

Taman Kehati Mesuji secara parsial?

4. Adakah pengaruh harga, lokasi dan fasilitas terhadap keputusan berkunjung

wisatawan di objek wisata Taman Kehati Mesuji secara simultan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai, diharapkan dapat terus meningkatkan

tindakan apa yang akan dilakukan, sehingga hambatan yang mungkin terjadi dapat

dikurangi. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan berkunjung di objek wisata

Taman Kehati Mesuju.

2. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan berkunjung di objek wisata

Taman Kehati Mesuji.


3. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan berkunjung di objek wisata

Taman Kehati Mesuji..

4. Untuk menganalisis pengaruh harga, lokasi dan fasilitas terhadap keputusanberkunjung

wisatawan di objek wisata Taman Kehati Mesuji secara simultan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat akademis

a. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai

Pengaruh Harga, Lokasi dan Fasilitas terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan

di Objek Wisata Taman Kehati Mesuji..

b. Bagi peneliti lain, penelitian ini bermanfaat untuk melakukan penelitian lebih lanjut

dengan variabel yang berbeda.

c. Bagi penuilis, penelitian ini bermanfaat untuk sarana pengembangan ilmu

pengetahuan.

2. Manfaat praktis

Bagi perusahaan, khususnya Objek Wisata Taman Kehati Mesuji dapat dijadikan

sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja sehingga dapat meningkatkan

jumlah pengunjung yang datang untuk berwisata.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Keputusan Berkunjung

Keputusan berkunjung konsumen ke suatu objek wisata pada dasarnya erat

kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan unsur penting

dalam kegiatan pemasaran pariwisata yang perlu diketahui oleh perusahaan, karena

perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui mengenai apa yang ada dalam pikiran

seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan setelah melakukan kunjungan

pada suatu objek wisata.

Adanya kecenderungan pengaruh harga, lokasi, dan fasilitas terhadap

keputusan berkunjung yang dilakukan oleh konsumen tersebut, mengisyaratkan

bahwa manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan aspek perilaku konsumen,

terutama proses pengambilan keputusan berkunjung.

Kotler dan Amstrong (2001:226) menyatakan bahwa keputusan pembelian

adalah tahap dalam proses keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar

membeli. Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah

pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi

keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan,

pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian,

dan tingkah laku setelah pembelian (Basu Swasta dan T Hani Handoko,2000:15).
Dari pengertian keputusan pembelian di atas dapat disimpulkan bahwa

keputusan berkunjung adalah perilaku pembelian seseorang dalam menentukan

suatu pilihan tempat wisata untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan

keinginan konsumen yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi,

evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah

pembelian.

Proses pengambilan keputusan pembelian merupakan sebuah proses tahap

demi tahap yang digunakan konsumen ketika membeli barang atau jasa yang terdiri

dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian,

dan perilaku purnabeli (Mc Daniel, 2001:189)

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Pengenalan masalah Pencarian informasi


ataupengenalan
kebutuhan

Evaluasi Alternatif

Perilaku Pasca Pembelian Pembelian

Gambar 2.1
1. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau

kebutuhan. Pengenalan kebutuhan ini ditujukan untuk mengetahui adanya

kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi dan terpuaskan. Jika kebutuhan

tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan

yang belum segera dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta

kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi.

Pengenalan masalah adalah suatu proses yang komplek yang dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Proses ini melibatkan secara bersama-sama banyak variabel-variabel

termasuk pengamatan, proses belajar, sikap, karakteristik kepribadian dan

macam-macam kelompok sosial dan referensi yang mempengaruhinya.

b. Proses pengenalan masalah merupakan suatu proses yang lebih kompleks

dari penganalisaan motivasi. Walaupun proses tersebut melibatkan motif-

motif pembelian, tetapi selain itu melibatkan juga sikap, konsep diri, dan

pengaruh- pengaruh lain.

c. Proses ini melibatkan juga proses perbandingan dan pembobotan yang

kompleks terhadap macam-macam kebutuhan yang relatif penting, sikap

tentang bagaimana menggunakan sumber keuangan yang terbatas untuk

berbagai alternatif pembelian, dan sikap tentang kualitatif dari kebutuhan

yang harus dipuaskan (Basu Swasta dan T Hani Handoko,2000:107-108)


2. Pencarian informasi

Seseorang yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak

informasi yang terlibat dalam pencarian akan kebutuhan. Pencarian

merupakan aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam

ingatan dan perolehan informasi dari lingkungan. Sumber informasi konsumen

terdiri atas empat kelompok, yaitu:

a. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan

b. Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, pedagangperantara,

pengemasan;

c. Sumber umum meliputi media massa, organisasi ranting konsumen;

d. Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, penggunaan

produk.

3. Evaluasi alternatif

Evaluasi alternatif merupakan proses di mana suatu alternatif pilihan

disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsep dasar

dalam proses evaluasi konsumen terdiri atas empat macam:

a. Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan

b. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk

c. Konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan

kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari

dalam memuaskan kebutuhan;


d. Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandangatribut-

atribut yang dianggap relevan dan penting. Konsumen akan memberikan

perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang

dicarinya.(Philip Kotler,2000:252-253)
4. Keputusan membeli

Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam pembelian

yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus

mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Konsumen mungkin juga

akan membentuk suatu maksud membeli dan cenderung membeli merek yang

disukainya. Namun, ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan keputusan

pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor- faktor situasional yang tidak

terduga. Bila konsumen menentukan keputusan untuk membeli konsumen

akan menjumpai keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk,

merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian, dan cara pembayarannya.

5. Perilaku setelah pembelian

Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkanberlanjut

hingga periode pasca pembelian. Setelah pembelian produk terjadi,

konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli dengan produk akan mempengaruhi

tingkah laku berikutnya.


Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang membeli

yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puas

akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang

bersangkutan kepada orang lain. Apabila konsumen dalam melakukan

pembelian tidak merasa puas dengan produk yang telah dibelinya ada dua

kemungkinan yang akan dilakukan oleh konsumen. Pertama, dengan

meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua,

ia akan mencari informasi tambahan mengenai produk yang telah dibelinya

untuk menguatkan pendiriannya mengapa ia memilih produk itu sehingga

ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi.


2.2 Karakteristik Keputusan Pembelian

Untuk meraih keberhasilan, pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-

macam faktor yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan pemahaman

mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Secara khusus,

pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis-

jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian.

a. Peranan dalam Proses Keputusan Pembelian

Dalam keputusan membeli barang, konsumen seringkali melibatkan

beberapa pihak dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima

macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini

dipegang oleh satu orang, namun seringkali peran tersebut dilakukan oleh beberapa

orang.

Basu swasta dan T Hani Handoko (2000:13) menjelaskan ada lima macam

peranan dalam perilaku konsumen. Kelima peranan tersebut meliputi:

1. Pengambil inisiatif (initiator) yaitu individu dalam keluarga yang mempunyai

inisiatif pembelian barang atau jasa tertentu atau mempunyai keinginan dan

kebutuhan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.

2. Orang yang mempengaruhi (influencer) yaitu individu yang mempengaruhi

keputusan untuk membeli baik secara disengaja atau tidak disengaja.

3. Pembuat keputusan (decider) yaitu individu yang memutuskan apakah akan

membeli atau tidak, apakah yang akan dibeli, bagaimana membelinya,


kapan dan di mana membelinya.

4. Pembeli (buyer) yaitu individu yang melakukan transaksi pembelian

sesungguhnya.

5. Pemakai (user) yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang

dibeli.

Philip Kotler (2000:246) membedakan lima peran yang dimainkan orang

dalam keputusan pembelian sebagai berikut: pencetus ide yaitu seseorang yang

pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu,

pemberi pengaruh yaitu seseorang yang pandangan atau pendapatnya

mempengaruhi keputusan pembelian, pengambil keputusan yaitu seseorang yang

memutuskan setiap komponen dalam keputusan pembelian, pembeli yaitu

seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya, dan pemakai yaitu

seseorang yang mengkonsumsi produk atau jasa tersebut.

2.3 Konsep Dasar Harga

Harga suatu barang atau jasa merupakan penentu bagi permintaan pasar. Harga

dapat mempengaruhi posisi persaingan antar perusahaan dan juga bisa mempengaruhi

market share-nya. Harga suatu barang atau jasa juga dapat mempengaruhi program

pemasaran perusahaan karena itu harga merupakan satu- satunya bauran pemasaran

yang dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Harga adalah jumlah uang

(ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan

sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya (Swasta & Irawan, 1999:241).

Dalam konteks pemasaran jasa, secara sederhana istilah harga dapat diartikan sebagai

sejumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek


lain (nonmoneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk

mendapatkan suatu jasa (Tjiptono, 2007:178). Berdasarkan pengertian diatas dapat

ditarik kesimpulan bahwa harga adalah sejumlah uang dan/atau aspek lain

(nonmoneter) yang digunakan untuk mendapatkan produk barang atau jasa.

Kegiatan penentuan harga memainkan peranan penting dalam proses bauran

pemasaran, karena penentuan harga terkait langsung nantinya dengan pendapatan

yang diterima oleh perusahaan. Keputusan penentuan harga juga sedemikian penting

dalam menentukan seberapa jauh sebuah layanan jasa yang dinilai oleh konsumen dan

juga dalam proses membangun citra. Penentuan harga juga memberikan persepsi

tertentu dalam hal kualitas. Penentuan harga biasanya dilakukan dengan menambah

presentase di atas nilai atau besarnya biaya produksi (Lupiyoadi 2008:98)

a. Peranan Harga

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusanpara


pembeli yaitu:
1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli

untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan

berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat

membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya

pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari

berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang

dikehendaki.

2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam

“mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal

ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami


kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif.persepsi

yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang

tinggi.

2.4 Posisi Harga Dalam Pemasaran

Keputusan penetapan harga merupakan masalah yang cukup kompleks dan

sulit dalam suatu perusahaan. Dalam menetapkan harga merupakan keputusan kritis

yang menunjang keberhasilan organisasi profit maupun nonprofit dan keputusan ini

tidak mudah untuk dilakukan. Di satu sisi, harga yang terlalu mahal bisa dengan cepat

meningkatkan laba jangka pendek, tetapi di sisi lain akan sulit dijangkaukonsumen,

sebaliknya jika harga terlalu murah, pangsa pasar bisa melonjak, namun margin

kontribusi dan laba bersih yang diperoleh akan berkurang selain itu sebagian

konsumen bisa saja mempersepsikan kualitasnya jelek. Dalam menentukan keputusan

pembelian, informasi tentang harga sangat dibutuhkan dimana informasi ini akan

diperhatikan, dipahami dan makna yang dihasilkan dari informasi harga ini dapat

mempengaruhi perilaku konsumen..

a. Tujuan penentuan harga

Metode penentuan harga harus dimulai dengan pertimbangan atas tujuan

penentuan harga itu sendiri. Adapun tujuan- tujuan tersebut menurut AdrianPayne

(Lupiyoadi, 2006:100), antara lain:

1) Bertahan

Bertahan merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang

meningkatkan laba ketika perusahaan sedang kondisi pasar yang tidak

menguntungkan, usaha ini dilakukan demi kelangsungan hidup perusahaan.


2) Memaksimalkan laba

Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode tertentu.

3) Memaksimalkan penjualan

Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan melakukan

penjualan pada harga awal yang merugikan.

4) Gengsi/Prestis

Tujuan penetapan harga disini adalah untuk memposisikan jasa perusahaan

tersebut sebagai jasa yang eksklusif.

5) Pengembalian atas investasi

Tujuan penetapan harga didasarkan atas pencapaian pengembalian atas

investasi (return of investment – ROI) yang diinginkan.

Tujuan penetapan harga di atas memiliki implikasi penting terhadap strategi

bersaing perusahan, tujuan yang ditetapkan harus konsisten dengan cara yang

ditempuh perusahaan dalam menempatkan posisi relatifnya dalam persaingan

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono ( 2002 : 154 – 157 ) ada 2 faktor utama yang

perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga, yaitu :

1. Faktor Internal Perusahaan.

a. Tujuan pemasaran perusahaan

Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan

pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba,

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang

besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengetahui

persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial dan lain – lain.


b. Strategi bauran pemasaran.

Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Oleh karena itu

harga perlu di koordinasikan dan saling mendukung dengan bauran

pemasaran lainnya.

c. Biaya.

Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus

ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

d. Organisasi.

Manajemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus

menetapkan harga menurut caranya masing – masing.

e. Penawaran

2. Faktor Lingkungan Eksternal.

a. Sifat pasar dan permintaan.

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang

dihadapinya, apakah pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik,

oligopoli, dan monopoli.

b. Persaingan.

Informasi – informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis karakteristik

persaingan yang dihadapi antara lain meliputi jumlah perusahaan, ukuran

relatif setiap anggota dan diferensiasi produk.

c. Unsur – unsur eksternal lainnya.

Selain faktor – faktor di atas, juga perlu mempertimbangkan faktor – faktor

kondisi ekonomi, kebijakan peraturan pemerintah dan aspek sosial.


b. Cara Pembayaran

Perusahaan dalam menentukan cara pembayaran kepada calon pembeli/pelanggan

terhadap penjualan produk/jasa. Banyak cara yang dilakukan diantaranya

(Lupiyoadi, 2001:92):

1. Cash

Seorang konsumen dalam melakukan pembayaran terhadap barang/jasa yang

dibeli secara tunai/kontan

2. Credit

Seorang konsumen melakukan pembayaran terhadap barang/jasa yang dibeli

secara angsuran/mengangsur beberapa periode sesuai perjanjian.

3. Kartu Plastik/ATM

Seorang konsumen melakukan pembayaran terhadap barang/jasa yang dibeli

dengan menggunakan kartu ATM (Automatic Teller Machine) credit card dan

debit card.

4. Cek

Cek merupakan surat perintah membayar kepada pihak bank untuk

menyerahkan sejumlah uang yang tertera pada pihak pembawa surat tersebut.

5. Electronic Funds Transfer

Yaitu pengiriman/transfer uang melalui jaringan elektronik komputerisasi

secara online.

6. Voucher

Voucher merupakan kupon yang dapat ditukarkan dengan barang pada

perusahaan atau toko yang mengeluarkan.


7. Pembayaran terhadap pihak ketiga

Pembayaran terhadap pihak ketiga biasanya selalu melalui perjanjian

kerjasama antara perusahaan dengan lembaga pembiayaan

Dalam suatu perusahaan penetapan harga merupakan hal penting karena

mempengaruhi konsumen dalam melakukan suatu pembelian barang/jasa. Cara

pembayaran atas harga tersebut juga perlu diperhatikan produsen agar konsumen

mengetahui bagaimana mereka harus membayar harga atas barang/jasa yang

ditawarkan.

c. Potongan Harga

Potongan harga merupakan pengurangan harga yang diberikan oleh penjual kepada

pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang

menyenangkan bagi penjual. (Fandy Tjiptono,2000:166)

1. Diskon Tunai

Merupakan pengurangan harga untuk pembeli yang segera membayar tagihan.

2. Diskon Kuantitas

Pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam jumlah besar.

3. Diskon Musiman

Merupakan pengurangan harga untuk pembeli yang membeli pada masa-masa

tertentu saja.

4. Allowance

Merupakan pengurangan dari harga menurut daftar harga kepada pembeli

Pada penilitian ini indikator harga yang digunakan adalah:


a. Penetapan harga

Para pemasar harus membuat sasaran kinerja pada saat menentukan harga untuk

tiap jasMetode penentuan harga harus dimulai dengan pertimbangan atas tujuan

penentuan harga itu sendiri. Adrian Payne (Lupiyoadi, 2006:100)

b. Cara pembayaran.

Perusahaan dalam menentukan cara pembayaran kepada calonpembeli/pelanggan

terhadap penjualan produk/jasa (Lupiyoadi, 2001:92).

c. Potongan Harga

Potongan harga merupakan pengurangan harga yang diberikan oleh penjual kepada

pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang

menyenangkan bagi penjual. (Fandy Tjiptono,2000:166)

2.5 Konsep Dasar Lokasi

Fitzsimmons dalam Nasution (2004: 34) menjelaskan bahwa lokasi adalah

pemilihan suatu tempat yang menentukan suatu usaha produksi atau penyedia jasa

berdasarkan pertimbangan tertentu dan sering kali menentukan kesuksesan suatu

usaha, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial suatu usaha. Lokasi yaitu

keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya akan

ditempatkan (Lupiyoadi, 2001:80)

Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan

beroperasi melakukan kegiatan usahanya. (Lupiyoadi, 2006:73). Dalam hal ini ada

tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

a. Konsumen mendatangai pemberi jasa (perusahaan): apabila keadaannya seperti

ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat
dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus

strategis.

b. Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting,

tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.

c. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia jasa

dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telephone, komputer

atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi

antara kedua belah pihak terlaksana dengan baik.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi adalah tempat dimana

perusahaan didirikan untuk melakukan suatu usaha produksi atau penyedia jasa dengan

menggarap pasar potensial yang ada.

2.6 Posisi Lokasi Dalam Pemasaran

Lokasi seringkali menentukan kesuksesan suatu jasa, karena lokasi erat

kaitannya dengan pasar potensial suatu perusahaan. Lokasi juga berpengaruh terhadap

dimensi-dimensi strategik seperti fleksibilitas, competitive positioning, manajemen

permintaan, dan fokus. Fleksibilitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu

jasa dapat bereaksi terhadap situasi ekonomi yang berubah. Karena keputusan

pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek

yang sifatnya kapital insentif, maka suatu perusahaan jasa haruslah benar-benar

mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap perubahan-

perubahan ekonomi, demografis, budaya, dan persaingan dimasa mendatang.

Competitive Positioning adalah metode-metode yang digunakan agar


perusahan dapay mengembangkan posisi relatifnya dibandingkan para pesaing.

Manajemen permintaan merupakan kemampuan penyedian jasa untuk mengendalikan

kuantitas, kualitas, dan timing permintaan.

Tjiptono (2007:92) menjelaskan bahwa pemilihan tempat atau lokasi

memerlukan pertimbangan terhadap faktor-faktor berikut:

a. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau oleh transportasi umum.

b. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak

pandang normal.

c. Lalu-lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama, yaitu:

a. Banyaknya orang yang lalulalang bisa memberikan peluang besar terhadap

terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi

spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-usaha khusus.

b. Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa juga menjadi hambatan, misalnya

terhadap layanan kepolisian, pemadam kebakaran atau ambulans.

d. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua

maupun roda empat.

e. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha

dikemudian hari.
f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. Sebagai

contoh, warung makan berdekatan dengan daerah pondokan, asrama mahasiswa,

kampus, sekolah atau perkantoran.

g. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan lokasi wartel

(warung telekomunikasi), perlu dipertimbangkan apakah dijalan atau daerah yang

sama terdapat banyak wartel lainnya, menariknya, dalam sejumlah industri, justru

ada kecenderungan usaha sejenis menempati lokasi berdekatan, dan contohnya:

bengkel, showroom mobil., pengecer sepatu dan pakaian, toko mebel, dan lain-

lain.

h. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang bengkel kendaraan

bermotor berlokasi terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk.

Tjiptono (2007:92) menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor dalam pemilihan tempat

atau lokasi, pada penelitian ini indikator lokasi yang digunakan dalam pemilihan

tempat atau lokasi adalah:

a. Akses adalah kemudahan untuk menjangkau lokasi obyek wisata yang meliputi:

a. Lokasi yang mudah dijangkau.

b. Kondisi jalan menuju lokasi.

c. Waktu yang ditempuh menuju lokasi.

b. Lalu-lintas (traffic), banyaknya orang yang lalulalang bisa memberikan peluang

besar terhadap terjadinya impulse buying, Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas

bisa juga menjadi hambatan.


c. Visibilitas adalah lokasi obyek wisata dapat dilihat dari jalan utama dan terdapat

petunjuk lokasi keberadaan obyek wisata, meliputi:

a. Lokasi yang bisa dilihat dari jalan raya.

b. Petunjuk yang jelas menuju lokasi .

d. Tempat parkir yang luas dan aman adalah sarana tempat parkir yang luas dan

terjamin keamanannya.

e. Lingkungan adalah keadaan lingkungan keadaan sekitar obyek wisata, meliputi

kebersihan dan kenyamanan lingkungan.

2.7 Konsep Dasar Fasilitas

Fasilitas merupakan suatu jasa pelayanan yang disediakan oleh suatu obyek

wisata untuk menunjang atau mendukung aktivitas-aktivitas wisatawan yang

berkunjung di suatu objek wisata. Apabila suatu objek wisata memiliki fasilitas yang

memadai serta memnuhi standar pealyanan dan dapat memuaskan pengunjung maka

dapat menarik wisatwan lebih banyak lagi melalui kesan-kesan baik dari pengunjung

sebelumnya. Menurut Tjiptono (2004: 19) fasilitas adalah sumber daya fisik yang

harus ada sebelum jasa ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas merupakan sesuatu

yang sangat penting dalam usaha jasa, oleh karena itu fasilitas yang ada yaitu kondisi

fasilitas, kelengkapan desain interior dan eksterior serta kebersihan fasilitas harus

dipertimbangkan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan konsumen

secara langsung.

Sumayang (2003: 124) menjelaskan bahwa fasilitas adalah penyediaan

perlengkapan fisik yang memberikan kemudahan kepada konsumen untuk melakukan

aktivitasnya sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi.


Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas adalah perlengkapan

fisik yang disediakan oleh penyedia jasa untuk dapat digunakan oleh konsumen dalam

melakukan aktivitasnya.

Sumayang (2003: 124) menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

penyediaan fasilitas antara lain:

a. Kelengkapan, kebersihan, dan kerapian fasilitas yang ditawarkan adalah keadaan

fasilitas perusahaan yang dilengkapi oleh atribut yang menyertainya dan didukung

dengan kebersihan dan kerapian saat konsumen menggunakan fasilitas tersebut.

b. Kondisi dan fungsi fasilitas yang akan ditawarkan adalah fasilitas yang berfungsi

dengan baik dan tidak mengalami kerusakan.

c. Kemudahan menggunakan fasilitas yang ditawarkan adalah fasilitas yang

ditawarkan kepada konsumen adalah fasilitas yang sudah familier bagi konsumen

sehingga konsumen dapat menggunakannya dengan mudah.

d. Kelengkapan alat yang digunakan adalah alat yang digunakan oleh konsumen

sesuai dengan spesifikasinya.

Menurut Nirwana (2004: 47) terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan

dalam merancang dukungan fisik atau fasilitas fisik, yaitu:

a. Desain fasilitas

b. Nilai fungsi

c. Estetika

d. Kondisi yang mendukung


e. Peralatan penunjang

f. Seragam pegawai

g. Laporan-laporan

h. Garansi

Persepsi pelanggan terhadap suatu jasa dapat dipengaruhi oleh atmosfir

(suasana) yang dibentuk oleh eksterior dan interior fasilitas jasa bersangkutan.

Tjiptono (2000:43-45) desain dan tata letak fasilitas jasa erat kaitannya dengan

pembentukan persepsi pelanggan. Persepsi yang diperoleh dari interaksi pelanggan

dengan fasilitas jasa berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut di mata pelanggan.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam desain fasilitas jasa meliputi:

a. Sifat dan tujuan organisasi jasa

Sifat suatu jasa sering kali menentukan berbagai persyaratan desainnya. Desain yang

baik dapat memberikan manfaat, misalnya perusahaan mudah dikenali, desain

eksterior bisa menjadi tanda atau petunjuk mengenai sifat jasa di dalamnya. Banyak

organisasi jasa yang memperoleh manfaat langsung dari desain khusus yang

disesuaikan dengan sifat dan tujuannya.

b. Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang/tempat

Setiap perusahaan jasa yang membutuhkan tanah untuk mendirikan lokasi

fasilitasnya perlu mempertimbangkan kemampuan finansialnya, peraturan

pemerintah berkaitan dengan kepemilikan tanah dan pembebasan tanah, dan lain-

lain.
c. Fleksibilitas

Fleksibilitas desain sangat dibutuhkan apabila volume permintaan sering berubah

dan apabila spesifikasi jasa cepat berkembang sehingga risiko keusangan menjadi

besar. Kedua kondisi ini menyebabkan fasilitas jasa harus dapat disesuiakan dengan

mudah dan memperhitungkan pula kemungkinan perkembangan di masa datang.

d. Faktor estetis

Fasilitas jasa yang tertata rapi, menarik, dan estetis akan dapat meningkatkan sikap

positif pelanggan terhadap suatu jasa. Selain itu sikap karyawan terhadap

pekerjaannya juga dapat meningkat.

e. Masyarakat dan lingkungan sekitar

Masyarkat (terutama pemerhati masalah sosial dan lingkungan hidup) dan

lingkungan di sekitar fasilitas jasa memainkan peranan penting dan berpengaruh

besar terhadap perusahaan. Apabila perusahaan tidak mempertimbangkan faktor

ini maka kelangsungan hidup perusahaan bisa terancam.

f. Biaya konstruksi dan operasi

Kedua jenis biaya ini dipengaruhi desain fasilitas. Biaya konstruksi dipengaruhi oleh

jumlah dan jenis bahan bangunan yang digunakan. Biaya operasi dipengaruhi oleh

kebutuhan energi ruangan, yang berkaitan dengan perubahan suhu.

Sumayang (2003: 124) menjelaskan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

penyediaan fasilitas, pada penelitian ini indikator fasilitas yang digunakan adalah:

a. Kelengkapan, kebersihan, dan kerapian fasilitas yang ditawarkan

b. Kondisi dan fungsi fasilitas yang akan ditawarkan

c. Kemudahan menggunakan fasilitas yang ditawarkan


Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Metode Hasil


Penelitian
1 Ivan Pengaruh Produk, Keputusan Analisis Variabel
Hafidh Harga, Lokasi dan Berkunjung, Deskriptif produk, harga,
Wasiona Iklan Terhadap Produk, Harga, Presentase, lokasi dan
Keputusan Lokasi dan Analisis iklan
Kunjungan Iklan Regresi berpengaruh
Wisatawan Pada Berganda positif
Objek Wisata terhadap
Arung jeram di keputusan
2 Sungai Serayu berkunjung
Kabupaten wisatawan
Banjarnegara

Zsofia The Used of Price Keputusan Analysis of Harga


Kenesei in The Purchasing Pembelian, Variance, berpengaruh
3 dan Sarah Decision Harga Simple Cross positif
Todd Tabulation terhadap
keputusan
pembelian

Chiao- Does Price Keputusan Analisis fasilitas, harga


Yun Matter ?How Pembelian, deskriptif berpengaruh
Connie Price Influences Harga, Presentasi, sebesar 67%
Chang Online Consumer Fasilitas, Analisis dan 86%
4 Decision Making Produk wisata. Regresi terhadap
Berganda pembuatan
keputusan
konsumen

Juan E-commerce and Keputusan Uji Harga, E-


Muro dan Tourist Purchase Pembelian Reliabilitas, commerce
Cristina Decision : An Wisata, Price, Korelasi berpengaruh
Suarez Empirical Micro Destination, Bivariat terhadap
Analysis and E- keputusan
Commerce berwisata.
Sumber : https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/FORUMEKONOMI/article/view/8042

2.8 Kerangka Berfikir

Keputusan berkunjung mengacu pada beberapa ikatan yang meliputi pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi dan penelitian sumber-sumber, eavaluasi alternatif,

pembelian dan perilaku setelah pembelian. Pengenalan kebutuhan atau masalah terjadi

ketika konsumen menghadapi ketidakseimbangan antara keadaan sebenarnya dengan

keinginan. Dalam pengenalan kebutuhan ini konsumen merasa apakah produk atau jasa

yang akan dikonsumsi benar-benar kebutuhan mendesak atau tidak. Untuk mendapatkan

gambaran yang tepat dalam mendapatkan barang atau jasa yang akan dikonsumsi

konsumen (wisatawan) melakukan pencarian informasi. Kemudian informasi yang

tersimpan dalam memori dan informasi yang didapat dari luar dipergunakan untuk

membangun kriteria tertentu. Proses setelah pencarian informasi adalah pembelian

kemudian diikuti oleh perilaku pasca pembelian setelah barang atau jasa dikonsumsi.

Penetapan harga yang sesuai dengan harapan konsumen dapat mempengaruhi

konsumen dalam melakukan konsumsi jasa, melalui strategi penetapan harga yang sesuai

dengan harapan konsumen diharapkan mampu memberikan pengaruh terhadap keputusan

konsumen dalam pemilihan objek wisata.

Lokasi perusahaan atau objek pariwisata dalam kajian penelitian ini menjadikan

pertimbangan bagi keputusan konsumen. Lokasi yang strategis dan memiliki akses

transportasi yang mudah, memiliki peran penting dalam mempengaruhi setiap keputusan

konsumen. Lingkungan sekitar yang nyaman akan berpengaruh terhadap keputusan

berkunjung wisatawan. Lokasi dalam kajian penelitian ini meliputi lokasi yang strategis,

lingkungan sekitar objek wisata dan transportasi.


Fasilitas jasa merupakan sumber daya fisik yang harus ada sebelum jasa itu

ditawarkan kepada konsumen. Daya tarik wisata yang dimiliki objek wisata Dampo Awang

Beach Taman Kehati Mesuji berupa pantai dan berbagaifasilitas hiburan dan permainan

bagi wisatawan.

Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa harga, lokasi dan fasilitas mempengaruhi

konsumen untuk melakukan kunjungan ke objek wisata taman kehati mesuji Keputusan

konsumen dalam penelitian ini yang dimaksud adalah keputusan kunjungan wisatawan

pada objek wisata Taman Kehati Mesuji..


Harga (X1)

1) Penetapan Harga
2) Cara Pembayaran
3) Potongan Harga

Keputusan Berkunjung
(Y)
Lokasi(X2)
4 Akses Pengenalan
5 Lalu lintas KebutuhanPencarian
6 Lingkungan Informasi Evaluasi
7 Visibilitas
Alternatif Pembelian
8 Tempat Parkir
Evaluasi
Perilaku Pasca

Fasilitas (X3)

a Kelengkapan
b Kondisi
c Kemudahan

Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
2.9 Hipotesis Penelitian

Istilah hipotesis berasal dari kata “hipo” yang artinya “di bawah” dan “thesa”

yang artinya “kebenaran”.Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap

permasalahan penelitian,sampai tabulasi melalui data yang terkumpul (Suharsimi,

2002:64). Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang dijelaskan

sebelumnya maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

“Ada pengaruh positif antara harga, lokasi dan fasilitas terhadap keputusan berkunjung

wisatawan di objek wisata Taman Kehati Mesuji.”


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, artinya penggunaannya

untuk memaparkan atau menjelaskan suatu fenomena dengan menggunakan data

kuantitatif. Penelitian menekankan pada data yang telah tersedia tanpa melakukan

perubahan sehingga termasuk penelitian non-eksperimen. Penelitian ini bersifat

penelitian kasus karena hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit.

3.2. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 2006: 130). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen (pengunjung)yang menikmati jasa di objek

wisata Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang dengankarakteristik

: (1) pengunjung individu (2) pengunjung keluarga (3) pengunjung kelompok.

3.3. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi, 2006: 131).

Sugiarto dkk (2001:2) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian anggota dari populasi

yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili

populasinya. Oleh karena jumlah populasi tidak diketahui maka digunakan rumus iterasi.

3.4. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian (Suharsimi,

2006: 126). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (X) dan satu variabel terikat

(Y).
3.4.1 Keputusan Berkunjung

Keputusan berkunjung adalah keputusan konsumen dalam menentukan pilihan

tempat wisata untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Indikatornya adalah (1)

Pengenalan kebutuhan (2) Pencarian informasi (3) Evaluasi alternatif (4) Pembelian (5)

Perilaku pasca pembelian.

3.4.2 Harga

Harga adalah jumlah uang yang dibebankan atau dikenakan atas jasa wisatakepada

pengunjung. Indikator dari harga (X1) meliputi (1) penetapan harga (2) cara pembayaran.

3.4.3 Lokasi

Lokasi adalah tempat di mana perusahaan bermarkas dan beroperasi melakukan

kegiatan usahanya. Indikator dari lokasi (X2) meliputi (1) akses (2) visibilitas (3) tempat

parkir yang luas (4) lingkungan (5) lalu lintas.

3.4.4 Fasilitas

Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan fisik objek wisata Dampo Awang Beach

yang berfungsi memberikan kemudahan kepada konsumen untuk melakukan aktivitasnya

sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi. Indikator dari fasilitas (X 3) meliputi (1)

kelengkapan, kebersihan dan kerapian fasilitas yang ditawarkan (2) kondisi dan fungsi

fasilitas yang ditawarkan (3)kemudahan menggunakan fasilitas yangditawarkan.


3.5. Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yangberupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.

Untuk memperoleh data pendukung yang dibutuhkan dari sumber yang dapat dipercaya,

maka digunakan teknik dokumentasi. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai jumlah kunjungan wisatawan pada dan gambaran umum mengenai objek wisata

Taman Kehati Mesuji tersebut.

3.1.1 Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang

diketahuinya (Suharsimi, 2006:151).


Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dan

berskala yaitu kuesioner yang sudah disediakan pernyataan sehingga responden hanya

tinggal mengisi jawaban dengan memberi tanda check list pada kolom jawaban tersedia.

Adapun skala dan alternatif jawaban yang digunakan adalah dengan menggunakan skala

Likert modifikasi, yaitu skala yang berisi empat tingkatan jawaban mengenai kesetujuan

responden terhadap pernyataan. Responden memilih salah satu dari alternatif jawaban yang

disediakan sesuai apa yang dirasakan dan dialami. Jawaban setiap item pertanyaan yang

menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari segi positif sampai sangat negatif,

dengan skor tertinggi dengan nilai 4 dan skor terendah dengan nilai 1 :

Skor 5 untuk jawaban responden “Sangat Setuju”

Skor 4 untuk jawaban responden “Setuju”

Skor 3 untuk jawaban responden “Netral”

Skor 2 untuk jawaban responden “Tidak Setuju”

Skor 1 untuk jawaban responden “Sangat Tidak Setuju”

3.2. Validitas dan Reliabilitas

Ada dua kriteria yang harus dipenuhi oleh alat pengambilan data/ kuesioner

sebelum alat itu digunakan, yaitu validitas dan reliabilitas


3.2.1 Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dinyatakan valid apabila instrumen tersebut

dapat mengungkapkan sesuatu yang diukur dengan instrumen tersebut.

Validitas yang digunakan adalah validitas konstruksi, yakni pengukuran validitas dengan

mengurai kerangka konsep hingga jelas. Suatu intrumen yang sahih atau valid mempunyai validitas

tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah

(Suharsimi,2006:168).

3.6.1. Pengujian Hipotesis

1. Uji t ( Uji Parsial)

Uji t dilakukan untuk menguji kemaknaan koefisien parsial . Uji ini dilakukan untuk

mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya

bermakna atau tidak. Apabila thitung > ttabel dan sighitung > sigα maka variabel bebasnya

memberikan pengaruh terhadap variabel terikatnya. Sebaliknya apa bila thitung < ttabel dan

sighitung < sigα maka variabel bebasnya tidak memberikan pengaruh terhadap variabel

terikatnya (Algifari, 2000:69).

2. Uji F ( Uji Simultan)

Untuk membuktikan hipotesis maka digunakan uji F, yaitu untuk mengetahui

sejauh mana variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini mampu

menjelaskan variabel terikat. Apabila dari hasil perhitungan ternyata Fhitung > Ftabel dan sigF

> sigα maka Ho ditolak, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas dapat
menerangkan variabel terikat secara serentak. Sebaliknya jika Fhitung < Ftabel dan sigF < sigα

maka Ho diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari model

regresi linear berganda tidak mampu menjelaskan variabel terikatnya (Algifari, 2000:70).

3.6.2. Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2005: 83) bahwa koefisien determinasi pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Untuk menentukan nilai koefisien determinasi dinyatakan dengan

nilai Adjusted R Square. Adapun rumus koefisien determinasi adalah :

3.6.3. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendapatkan model regresi yang baik harus terbebas dari penyimpangan

data yang terdiri dari multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan normalitas. Cara yang

digunakan untuk menguji penyimpangan asumsi klasik adalah sebagai berikut (Ghozali,

2005: 57-74).

1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas artinya antara variabel independen yang satu dengan variabel

independen yang lain dalam model regresi saling berhubungan secara sempurna atau
mendekati sempurna (Algifari,2000:84). Konsekuensi yang sangat penting bagi model

regresi yang mengandung multikolinearitas adalah bahwa kesalahan standar estimasiakan

cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikansi yang

digunakan untuk menolak hipotesis nol akan semakin besar, dan probabilitas menerima

hipotesis yang salah ( kesalahan β) juga akan semakin besar. Akibatnya, model regresi

yang diperoleh tidak sahih (valid) untuk menaksir nilai variabel independen. Diagnosis

secara sederhana terhadap adanya multikolinearitas di dalam model regresi adalah dengan

melihat berdasarkan nilai variance inflation factor (VIF). Antara variabel bebas dikatakan

multikoliniaritas apabila toleransinya < 0,1 dan VIF >10.

Menghilangkan adanya multikolinearitas pada suatu model regresi terdapat

bermacam-macam cara antara lain:

a. Menghilangkan salah satu atau beberapa variabel yang mempunyai korelasi tinggi dari

model regresi, jika ini dilakukan berarti melakukan kesalahan spesifik karena

mengeluarkan variabel independen dari model regresi yang secara teoritis variabel

tersebut dapat mempengaruhi variabel dependen.

b. Menambah data, cara ini bermanfaat jika dapat dipastikan bahwa adanya

multikolinearitas dalam model disebabkan oleh kesalahan sampel, biasanya digunakan

pada penelitian yang menggunakan cross section atau data dari kuesioner.

2. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2006:125-126) untuk medeteksi ada tidaknyaheteroskedastisitas

yaitu dengan melihat Grafik Plot dalan SPSS antara nilai prediksi variabel terikat

(dependen) Yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada


tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu

pada grafik scateterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya ) yang telah di-

studentized.

a Jika ada pola tertentu, serta titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar kemudian, menyempit), maka mengindikasikan

telah terjadi heteroskedastisitas.

b Jika tidak ada pula yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka

O pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pula dari uji Glejser untuk meregresi

nilai absolute residual terhadap variabel bebas. Sebagai pengertian dasar, residual adalah

selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi dan absolut adalah nilai mutlaknya.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Untuk menguji ada tidaknya, dalam penelitian ini menggunakan ujuDurbin

Watson (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi (Ghozali, 2007:96)
4. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam modal regresi, variable

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi

yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Salah satu cara termudah

untuk melihat normalitas adalah dengan melihat histrogram yang membandingkan antara

data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Model regresi yang

baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Artinya kriteria

berdistribusi normal apabila tampilan grafiknya menunjukkan pola penyebaran disekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. (Ghozali, 2006:147).

Kenormalan data juga dapat dilihat dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnof

berdasarkan nilai unstandardized residual (e). Data dianalisis dengan bantuan komputer

program SPSS 16.0. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Jika

probabilitas > 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. (Ghozali, 2006:151-152).

Anda mungkin juga menyukai