Anda di halaman 1dari 48

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN DESTINASI WISATA

TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN MELALUI CITRA DESTINASI


SEBAGAI MEDIASI

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan


Memperoleh Derajat Gelar S-2
Program Magister Manajemen

Disusun oleh:

Emil Samara
202110280211035

DIREKTORAT PROGRAM PASCASARJANA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaratuh


Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah subhanawata’ala, karena atas
limpahan rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul
“Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Destinasi Wisata Terhadap Kepuasan
Pelanggan melalui Citra Destinasi Sebagai Variabel Mediasi” ini dengan waktu
yang telah ditentukan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, berserta para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir
zaman yang gigih memperjuangkan ajaran Tauhid dan keutamaan budi pekerti.
Selama proses penulisan tesis ini, penulis sadar bahwa banyak pihak yang
turut membantu dan mendukung terselesaikannya tesis ini. Sebagai ungkapan
syukur, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Fauzan, M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Prof. Akhsanul In’am, Ph.D. selaku Direktur Direktorat Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan persetujuan
penelitian ini.
3. Assc. Prof. Dr. Aniek Rumijiati, M.M. selaku Ketua Program Studi
Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang yang
memberika kesempatan penulis untuk menempuh perkuliahan pada
program studi Magister Manajemen.
4. Prof. Dr. Ihyaul Ulum, S.E., M.Si., Ak., CA. dan Dr. Ratih Juliati, M.Si.
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, bimbingan,
nasihat dan inspirasi untuk menyelesaikan tesis ini.
5. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Magister Manajemen Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah memberikan banyaknya ilmu.
6. Ibunda Ida Nur Faizah, M.Pd..I. dan Ayahanda Umar Natuna, S.Ag.,
M.Pd.I. selaku orang tua tercinta yang selalu memberikan support, doa dan
semangat.
7. Teman saya Anasri, M.Pd. yang telah membantu dalam penyebaran
kuesioner penelitian ini.
8. Saudari dr. Arrany Rahmaning Safitri selaku kakak kandung saya yang
telah menyupport dan memberikan semangat untuk menyelesaikan tesis
ini.
9. Saudari Puspa Ramersa, S.Psi. selaku teman yang telah membantu dan
mendampingi hingga terselesaikannya tesis ini.
10. Teman-teman Magister Manajemen angkatan 2021 Ganjil dan Genap
umumnya dan Kelas Manajemen Ceria kuhusunya.
11. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang terlibat dalam
penulisan tesis ini hingga selesai.
Kepada mereka semua, hanya ungkapan terimakasih dan doa yang dapat penulis
persembahkan. Semoga apa yang telah mereka berikan dan lakukan tercatat dalam
tinta emas lembaran catatan amal ibadah yang tidak ternilai.
Akhirnya dengan segala terbatasan dan kekhilafan, penulis pesembahkan
karya tulis ini. Penulis sadar bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Penulis mengharap kritik dan saran yang membangun demi kebaikan dan
kesempatan karya-karya selanjutnya. Semoga apa yang telah disajikan dalam
karya tulis ini bermanfaat untuk kita semua. Aamiin. Terimakasih.
Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqulkhoirot
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Malang, 15 Juni 2023


Penulis

Emil Samara
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
ABSTRACT
A. PENDAHULUAN
B. TINJAUN PUSTAKA
1. Kepuasan Pelanggan
2. Kualitas Produk
3. Harga
4. Destinasi Wisata (Place)
5. Citra Destinasi
6. Kerangka Konseptual
7. Hipotesis
C. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
2. Pendekatan dan Jenis Penelitia
3. Populasi, Sampel dan Tekning Sampling
4. Jenis dan Sumber Data
5. Pengumpulan data dan Pengukuran Data
6. Definisi Opersional Variabel
7. Teknik Penguji Instrumen
8. Teknik Analisis Data
9. Uji Hipotesis
10. Uji Mediasi
DAFTAR PUSTAKA
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja dengan harapan.
Secara umum kepuasan (satisfaction) ialah perasaan senang maupun kecewa
seseorang yang tumbuh karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan suatu
produk (hasil) terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi
ekspektasi, pelanggan akan menjadi tidak puas, namun jika kinerja sesuai dengan
ekspektasi, pelanggan akan merasa puas (Kotler & Amstrong, 2012). Kotler &
Keller, (2018) kepuasan ialah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul
karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap
ekspetasi mereka. Sedangkan dalam sentra wisata kuliner kepuasan merupakan
evaluasi apakah makanan lokal memenuhi atau melebihi harapan (Anggraini &
Yana, 2022).
Penelitian sebelumnya telah mengemukakan bahwa kepuasan sangat
penting dalam aspek peningkatan jumlah pengunjung serta pembelian. Beberapa
peneliti yang telah mengkaji kepuasan pelanggan seperti Almohaimmeed, (2017),
yang mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan tercipta ketika kualitas
makanan yang diberikan melebihi ekspetasi mereka. McNeil & Young, (2019)
dan Serhan & Serhan, (2019) mereka berpendapat bahwa kepuasan pelanggan
masih menjadi salah satu topik utama dalam penelitian di bidang industri
makanan, hal ini dikarenakan semakin baik kualitas makanannya maka kepuasan
akan semakin tercapai. Sama halnya dengan penelitian Ruslim & Rahardjo,
(2016), yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan tercipta karena dipengaruhi
oleh kualitas produk yang baik.
Kepuasan pelanggan tidak terlepas dari terbentuknya kuliatas produk yang
disajikan, pada wisata kuliner produk yang dimaksud ialah makanan khas
tradisonal yang terdapat di suatu daerah. Menurut Kotler & Amstrong, (2012),
kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan suatu fungsi,
termasuk daya tahan keseluruhan, keandalan, akurasi, kemudahan penggunaan
dan perbaikan produk, dan kinerja makanan. Semakin tinggi kualiatas produk
yang diberikan maka kepuasaan pelangganpun akan tercapai. Kualitas produk
merupakan salah satu tujuan utama dalam industri kuliner yang dapat
meningkatkan daya tarik suatu destinasi wisata (Anggraini & Yana, 2022).
Semakin baik kualitas produk tersebut, maka akan semakin meningkat minat
konsumen yang ingin membeli produk tersebut (Ernawati, 2019). Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kepuasan
pelanggan dipengaruhi oleh kualitas produk (Hidayat dkk. 2020; Meinalti dkk.
2021). Penelitian lainnya juga menyatakan bahwa kualitas produk memberikan
pengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan pelanggan (Haerisma, 2018;
Liliani, 2020; Pardede dkk. 2017; Pratiwi dkk. 2021; Rani dkk. 2021; Tirtayasa
dkk. 2021).
Kepuasan pelanggan tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas produk,
tetetapi juga dipengaruhi oleh harga. Harga menjadi penentu akan tercapainya
kepuasan pelanggan, apabila harga produk yang dibeli konsumen sebanding
dengan kualitas produk, maka hal tersebut akan berpengaruh meningkatnya
kepuasan pelanggan (Zardi et al., 2019). Harga adalah ukuran terhadap besar
kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap produk yang dibelinya (Istiqamah,
2020). Menurut Kotler & Keller, (2018) menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan harga adalah jumlah uang ditetapkan oleh suatu produk untuk dibayar oleh
konsumen atau pelanggan guna menutupi biaya produksi, distribusi, dan
penjualan pokok termasuk pengembalian yang menandai atas usaha dan
resikonya. Harga menjadi tolak ukur bagi konsumen untuk mengambil keputusan
pembelian dan menjadi tingkat kepuasan pelanggan bila harga sesuai dengan
kualitas produk yang diharapkan.
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa harga memberikan pengaruh
terhadap kepuasan pelanggan (Anggraini & Yana, 2022; Istiqamah, 2020; Qosim
& Sumaryanto, 2015). Seperti halnya pada penelitian (Firmansyah & Mochklas,
2018; Kristanto, 2018; Rooroh dkk. 2020) yang berpendapat bahwa faktor yang
memiliki efek signifikansi dan positif terhadap kepuasan pelanggan adalah harga.
Penelitian lain juga menyatakan bahwa harga adalah fokus utama pelanggan,
sehinggan kepuasan pelanggan juga dipengaruhi oleh harga (Sudari et al., 2019).
Sedangkan penelitian Zardi et al., (2019), menyatakan bahwa harga tidak
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
Kepuasan pelanggan tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas produk dan
harga tetapi juga dipengaruhi oleh destinasi wisata. Semakin baik daya tarik
destinansi wisata maka akan memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Destinsai
wisata merupakan suatu tempat yang diakui oleh wisatawan sebagai tempat
berwisata. Tempat disini dapat diartikan secara luas yaitu bisa merupakan suatu
daerah, kota, kawasan, provinsi atau negara (Hidayah, 2019). Menurut Kotler,
(2010) menjelaskan bahwa destinasi wisata merupakan tempat dengan bentuk
yang memiliki batasan nyata atau berdasarkan persepsi, baik berupa batasan
secara fisik (pulau), secara politik, atau berdasarkan pasar. Kata destinasi dapat
digunakan untuk suatu kawasan terencana, yang sebagian atau seluruhnya dengan
amenitas dan pelayanan produk wisata, fasilitas rekreasi, restoran, hotel, atraksi,
toko pengecer yang dibutuhkan pengunjung.
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa tempat/lokasi berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan (Setiawan dkk. 2019), penelitian lainnya juga
mengungkapkan bahwa tempat/lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan (Bailia dkk. 2014; Sukarsih & Suputra, 2021). Penelitian
Alvianna & Alviandra, (2020) menyatakan bahwa destinasi wisata berpengaruh
poisitif dan signifikan terhadap kepuasan wisatawan, selanjutnya Siregar dkk.
(2022) dan Anggraini & Yana, (2022) menyatakan bahwa lokasi tidak
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
Selain kualitas produk, harga dan destinasi wisata yang berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan ialah citra destinasi. Suatu citra destinasi wisata
yang baik, tentunya dapat membuat pelanggan merasa puas dan kemudian dapat
berkunjung kembali merekomendasikan destinasi wisata kepada orang lain.
Menurut Stylos et al., (2016) citra destinasi merupakan serangkaian kesan, ide,
harapan, dan pemikiran emosional yang dimiliki oleh seseorang dari tujuan yang
telah ditentukan.
Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa citra destinasi memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan/wisatawan (Afrilian &
Silvandi, 2022; Hanif dkk. 2016; Hidayatullah dkk. 2020). Hal ini sejalan dengan
penelitian Ester dkk. (2020) dan Munhurrun et al., (2015) citra destinasi
berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan wisatawan.
Dari berbagai wisata yang terdapat di Natuna, tidak semua pengunjung
obyek wisata hanya bertujuan menikmati suasana di obyek wisata. Salah satu hal
menarik bagi wisatawan dalam perjalanan wisata adalah kuliner (Mangifera dkk.
2018; Pristiwasa & Hakim, 2019). Destinasi pariwisata yang memiliki kuliner
khas dapat memotivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan (Akbar &
Pangestuti, 2017). Di Natuna wisata kuliner lebih banyak terdapat di destinasi
wisata bahari atau wisata pantai. Adapun beberapa wisata pantai yang menjajakan
makanan Khas Natuna di Bunguran Besar yaitu Pantai Tanjung, Pantai Kencana,
Pantai Sujung, Pantai Batu Kasah dan Pantai Piwang, tetapi wisata pantai yang
paling banyak menjajakan makanan Khas Natuna di Teluk Selahang Pantai
Tanjung, Bunguran Timur Laut, Natuna (Disparbud, 2017). Adapun beberapa
destinasi wisata yang menjajakan makanan kuliner khas natuna di Bunguran Besar
dapat dilihat pada Tabel.1.
Menurut Horng & Simon Tsai, (2010) pariwisata kuliner adalah
pengalaman perjalanan yang melibatkan kegiatan berkaitan dengan makanan,
dimana pembelajaran budaya dan transfer pengetahuan dari destinasi dan
masyarakatnya difasilitasi. Kuliner merupakan salah satu bagian terpenting dari
sebuah perjalanan wisata (Kristianti & Erdiansyah, 2020). Berbeda dengan tipe
wisata yang lain, wisata kuliner mengunggulkan masakan, kepuasan rasa serta
kekhasan sesuatu masakan ataupun sajian (Abbas & Jumriani, 2020).
Tabel 1. Destinasi Wisata Bahari/Pantai di Bunguran Besar Natuna

No Objek Wisata Lokasi Kuliner

1 Pantai Tanjung, Teluk Kec. Bunguran Timur Laut Tabel mando, Kernas,
Selahang Kuah tige, Roti goreng,
Lempar ubi dan pulut
dan Otak-otak

2 Pantai Cemaga Batu Kec. Bunguran Selatan Kernas, Roti goreng dan
Kasah Lempar ubi dan pulut

3 Pantai Sujung Kec. Bunguran Timur Laut Lempar ubi dan pulut

4 Pantai Piwang/Kencana Kec. Bunguran Timur Kernas, Lempar ubi dan


pulut

Sumber: Obervasi Peneliti


Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, pelaku usaha atau pengelola
obyek wisata kuliner pantai tanjung membutuhkan strategi pemasaran agar
pelanggan tertarik terhadap produk – produk yang ditawarkan, salah satunya
dengan meningkatkan citra destinasi pada wisata kuliner tersebut dan
memperbaiki kualitas produk yang ditawarkan. Pada umumnya citra destinasi
wisata kuliner di Pantai Tanjung memiliki citra yang baik dimata masyarakat
lokal, sehinnga banyak informasi tentang wisata kuliner pantai tanjung bernilai
positif. Peningkatan citra dapat menggunakan kuliner khas yang ada di Obyek
Wisata Pantai Tanjung.
Pelanggan akan merasa puas jika citra destinasi wisata kuliner itu baik.
Semakin baik citra pada suatu destinasi makan akan menumbuhkan persepi bahwa
kepuasan yang tercapai dan diterima oleh wisatawan akan berdampak positif pada
destinasi tersebut (Afrilian & Silvandi, 2022; Munhurrun et al., 2015).
Dalam penelitian ini penulis ingin melihat pengaruh kualitas produk, harga
dan destinasi wisata terhadap kepuasan pelanggan melalui citra destinasi sebagai
variabel intervening.
Obyek wisata kuliner pantai tanjung merupakan salah satu wisata bahari
yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan lokal ketika akhir pekan. Obyek
wisata pantai tanjung berlokasi di kecamatan bunguran timur laut, Kabupaten
Natuna. Obyek wisata ini memiliki pemandangan yang indah, fasilitas yang
lengkap, akses yang cukup dekat dari pusat kota, dan menjajakan kuliner khas
natuna.
Belakangan ini kunjungan obyek wisata pantai tanjung memiliki
penurunan pengunjung, Sesuai obervasi yang dilakukan peneliti dengan
menyebarkan pra kuesioner ke 10 pelanggan, beberapa dari mereka menyatakan
hal ini dikarenakan tempat yang kurang bersih, kualitas makanan yang kurang
baik dari segi komposisi dan cita rasa, performance (kinerja) layanan yang tidak
ramah dan adanya kenaikan harga pada produk kuliner khas natuna.
Pelanggan merasa tidak puas karena kualitas makanan yang disajikan
kurang baik dan harga yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kualitas yang
diberikan. Selain itu ada didapati bahwa masih ada beberapa pelanggan yang
mengakatakan bahwa harga yang ditawarkan sedikit lebih mahal dibandingkan
dengan tempat wisata kuliner lain dan dengan citasa rasa yang menurun, keluhan
ini terjadi bagi pelanggan yang telah berkunjung dan mengkonsumi lebih dari tiga
kali.
Destinasi wisata atau tempat merupakan suatu fenomena yang didapati
dari penelitian ini dimana pengunjung merasa kurang puas dengan kebersihan
tempat di obyek wisata kuliner pantai tanjung. Pengunjung resah dengan adanya
bau yang kurang sedap dari kotoran seperti anjing dan kucing, serta pantai yang
kurang dibersihkan. Pelayanan juga mejadi fenomena yang didapati dimana ada
pelanggan yang merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan, hampir
dibeberapa umkm yang menjajakan kuliner khas natuna di pantai tanjung tersebut
memiliki karyawan yang kurang ramah dan kurang cekatan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Destinasi Wisata
Terhadap Kepuasan Pelanggan Melalui Citra Destinasi Sebagai Variabel
Intervening”.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah kualitas produk berpangaruh terhadap kepuasan pelanggan?
2. Apakah harga berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan?
3. Apakah destinasi wisata berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan?
4. Apakah citra destinasi berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan?
5. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap citra destinasi?
6. Apakah harga berpengaruh terhadap citra destinasi?
7. Apakah destinasi wisata berpengaruh terhadap citra destinasi?
8. Apakah citra destinasi mampu memediasi kualitas produk terhadap
kepuasan pelanggan?
9. Apakah citra destinasi mampu memediasi harga terhadap kepuasan
pelanggan?
10. Apakah citra destinasi mampu memediasi destinasi wisata terhadap
kepuasan pelanggan?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap
kepuasan pelanggan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga terhadap kepuasan
pelanggan.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh destinasi wisata terhadap
kepuasan pelanggan.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra destinasi terhadap
kepuasan pelanggan.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap
citra destinasi.
6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga terhadap citra
destinasi.
7. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh destinasi wisata terhadap
citra destinasi.
8. Untuk mengetahui dan menganalisis citra destinasi mampu memediasi
kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan.
9. Untuk mengetahui dan menganalisis citra destinasi mampu memediasi
harga terhadap kepuasan pelanggan.
10. Untuk mengetahui dan menganalisis citra destinasi mampu memediasi
destinasi wisata terhadap kepuasan pelanggan.
Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai penelitian yang
berkaitan dengan kepuasan pelanggan, keputusan pembelian, kualitas
produk, harga dan destinasi wisata. Penelitian ini dapat dijadikan referensi
untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai kepuasan konsumen
melalui keputusan pembelian sebagai variabel mediasi.
b. Manfaat Praktis
Sedangkan secara praktis diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi praktisi dan masyarakat lainnya terutama pengusaha wisata kuliner di
pantai tanjung natuna. Dan sebagai dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak pengelola usaha wisata
kuliner dalam upaya meningkatkan kualitas produk, harga dan destinasi
wisata terhadap kepuasan pelanggan melalui keputusan pembelian sebagai
variabel mediasi.
B. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Landasan berupa teori dan temuan dari hasil berbagai penelitian terdahulu
menjadi penting dan dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini. Salah satu
penunjang yang perlu dicantumkan pada bagian lain adalah penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini, penelitian terdahulu
yang dijadikan acuan dalam penelitian ini berfokus pada Kualitas Produk, Harga
dan Destinasi Wisata Terhadap Kepuasan Pelanggan melalui Keputusan
Pembelian sebagai Variabel Mediasi. Peneliti melakukan kajian terhadap beberapa
hasil penelitian berupa tesis ataupun jurnal. Ada 50 penelitian terdahulu yang
dijadikan acuan serta referensi dalam penelitian ini terlampir.
Kajian Teori
Kepuasan Pelanggan
1. Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler & Keller, (2018) kepuasan ialah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk
(atau hasil) terhadap ekspetasi mereka. Sedangkan menurut Tjiptono, (2019)
kepuasan pelanggan dapat diartikan sebagai perbandingan antara ekspektasi
sebelum pembelian dengan persepsi kinerja pasca pembelian. Jika kinerja produk
dianggap tidak memenuhi harapan pelanggan, maka pelanggan akan kecewa dan
sebaliknya, jika kinerja produk dianggap sesuai dengan harapan pelanggan, maka
pelanggan akan puas (Wydyanto & lhamalimy, 2021). Dalam sentra wisata
kuliner kepuasan merupakan evaluasi apakah makanan lokal memenuhi atau
melebihi harapan (Anggraini & Yana, 2022).
Berdasarkan dari beberapa definisi kepuasan pelanggan diatas maka peneliti
menyimpulkan bahwasannya kepuasan pelanggan merukapan perasaan senang
atau kecewa yang dihasilkan dari kinerja pasca pembelian.
Model kepuasan pelanggan merupakan penilaian evaluative purnabeli yang
ditimbulkan oleh seleksi pembelian spesifik. Mowen, (1995) merumuskan
kepuasan pelanggan sebagai sikap menyeluruh terhadap suatu barang atau jasa
setelah terjadi perolehan dan menggunakannya. Definisi ini dijabarkan dalam
model kepuasan/ketidakpuasan pada gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1. Model Kepuasan Pelanggan Mowen

Sumber: Mowen (1995)


Dapat disimpulkan bahwa kepuasan merupakan sebuah perasaan emosional yang
dirasakan oleh pelanggan setelah terjadinya pembelian. Jika suatu produk sesuai
dengan harapan dan ekpetasinya maka akan timbul rasa puas, tetapi jika suatu
produk tidak sesuai dengan harapan dan ekptasinya makan akan menimbulkan
rasa kecewa / ketidakpuasan.
Faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen menurut Tjiptono & Chandra,
(2016) yaitu: 1) Produk, Produk dapat menciptakan kepuasan konsumen. Dasar
penilaian terhadap pelayanan produk ini meliputi: jenis produk, mutu, atau
kualitas produk dan persediaan produk. 2) Harga, dasar penilaian terhadap harga
meliputi tingkat harga dan kesesuaian dengan nilai jual produk, variasi atau
pilihan harga terhadap produk. 3) Promosi, dasar penelitian promosi yang
mengenai informasi produk dan jasa perusahaan dalam usaha
mengkomunikasikan manfaat produk dan jasa tersebut pada konsumen sasaran. 4)
Lokasi, tempat merupakan bagian dari atribut perusahaan berupa lokasi
perusahaan dan konsumen. 5) Pelayanan karyawan, Pelayanan karyawan
merupakan pelayanan yang diberiakn karyawan dalam usaha memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen dalam usaha memuaskan konsumen. 6)
Fasilitas, fasilitas merupakan bagian dari atribut perusahaan yang berupa
perantara guna mendukung kelancaran operasional perusahaan yang berhubungan
dengan konsumen. 7) Suasana, suasana merupakan faktor pendukung, karena
apabila perusahaan mengesankan maka konsumen mendapatkan kepuasan
tersendiri.
2. Indikator Kepuasan Pelanggan
Menurut Sasongko & Subagio, (2013) ada beberapa indikator yang terdapat dalam
kepuasan pelanggan, antara lain sebagai berikut: a) Tidak adanya complain atau
keluhan terhadap Rumah Makan. b) Pelanggan memberikan pujian setelah
melakukan transaksi di Rumah Makan. c) Pelanggan merasa bahwa Rumah
Makan adalah Rumah Makan yang bereputasi baik.
Indikator untuk mengukur kepuasan pelanggan, menurut Indrasari, (2019) adalah:
a) Kesesuaian harapan. b) Minat berkunjung kembali. c) Kesediaan
merekomendasikan.
Berikut indikator kepuasan pelanggan menurut Tjiptono, (2019) yaitu sebagai
berikut: a) Kepuasan pelanggan keseluruhan. b) Dimensi kepuasan pelanggan. c)
Konfirmasi harapan. d) Niat beli ulang. e) Kesediaan untuk merekomendasi.
Berdasarkan beberapa indikator tersebut, maka peneliti memilih indikator sebagai
penelitian yaitu kesesuain harapan, kepuasan keseluruhan pelanggan, kesediaan
untuk merekomendasi, dan tidak adanya complain atau keluhan terhadap rumah
makan.
Kualitas Produk
1. Kualitas Produk
Menurut Kotler & Amstrong, (2014), kualitas produk ialah kemampuan suatu
produk untuk menunjukkan fungsinya, ini mencakup keseluruhan daya tahan,
keandalan, akurasi, kemudahan pengoperasian, dan perbaikan produk, serta atribut
produk lainnya. Menurut Aeker, (2011) penilaian kualitas konsumen terhadap
keseluruhan dari kualitas atau keunggulan suatu produk atau layanan jasa
berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Mowen & Minor, (2012)
menyatakan bahwa kualitas produk merupakan keseluruhan proses evaluasi
kepada pelanggan untuk meningkatkan kinerja suatu produk. Sedangkan menurut
Kotler & Keller, (2018) kualitas produk ialah kemampuan suatu barang untuk
memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi apa yang diinginkan
pelanggan. Kualitas produk dalam usaha rumah makan atau kuliner dapat dilihat
dari kebersihan produk, cita rasa, menu, dan porsi makanan (Kristiana, 2014).
Berdasarkan uraian definisi kualitas produk diatas dapat disimpulkan bahwa
kualitas produk merupakan suatu keadaan dimana konsumen merasa cocok
dengan suatu produk atau sesuai dengan keinganan yang diharapkan untuk
memenuhi kebutuhannya.
Menurut Qin et al., (2010) menjelaskan bahwa kualitas produk pada bidang food
and beverage memiliki empat dimensi yang sangat berperan penting yaitu: a)
Kesegaran (Freshness): Makna kesegaran yang dimaksud dapat diartikan sebagai
pernyataan segar dari makanan yang dberkaitan dengan rasa, tekstur dan aroma
dari makanan. b) Penyajian (Presentation): Penyajian dalam makan merupakan
suatu cara untuk menyuguhkan makanan kepada konsumen untuk disantap secara
keseluruhan dengan komposisi yang telah diatur dan disesuaikan dengan susunan
warna yang membuat konsumen lebih tertarik untuk meningkatkan nafsu makan.
c) Tingkat kematangan (Well-cooked): Makanan yang baik dan higienis adalah
makanan yang dimasak dan diolah terlebih dahula sehingga aman untuk
dikonsumsi oleh konsumen atau pelanggan. d) Variasi Makanan (Variety of
Food): Adanya pilihan beragam menu yang ditawarkan oleh restoran untuk bisa
dipilih oleh konsumen.
Sedangkan menurut Menurut Gaman dan Sherrington dalam Sugianto &
Sugiharto, (2013) secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
makanan adalah sebagai berikut: a) Warna, kombinasi warna sangat membantu
dalam selera makan konsumen. b) Penampilan, ungkapan “looks good enough to
eat” bukanlah suatu ungkapan yang berlebihan. c) Porsi, dalam setiap penyajian
makanan sudah ditentukan porsi standarnya yang disebut standard portion size. d)
Bentuk, bentuk makanan memainkan peranan penting dalam daya tarik mata. e)
Temperatur, konsumen menyukai variasi temperatur yang didapatkan dari
makanan satu dengan lainnya. f) Tekstur, tingkat tipis dan halus serta bentuk
makanan dapat dirasakan lewat tekanan dan gerakan dari reseptor di mulut. g)
Aroma, aroma adalah reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi konsumen
sebelum konsumen menikmati makanan, konsumen dapat mencium makanan
tersebut. h) Tingkat kematangan, tingkat kematangan makanan akan
mempengaruhi tekstur dari makanan. i) Rasa, titik perasa dari lidah adalah
kemampuan mendeteksi dasar yaitu manis, asam, asin, pahit.
Menurut Kotler & Keller, (2012), terdapat beberapa tolak ukur dalam kualitas
produk yang terdiri dari: a) Bentuk yaitu sebuah produk dapat meliputi ukuran,
atau struktur. b) Fitur yaitu melengkapi fungsi dasar produk. c) Penyesuaian yaitu
menyesuaikan dengan keinginan konsumen. d) Kualitas kerja yaitu dimensi yang
paling penting ketika perusahaan menerapkan sebuah model dam memberikan
kualitas yang tinggi. e) Kualitas kesesuaian yaitu produk yang memenuhi
spesifikasi yang dijanjikan. f) Ketahanan yaitu ukuran atau umur suatu produk
dalam kondisi biasa atau penuh tekanan. h) Keandalan yaitu memngkinkan tidak
mengalami kegagalan pada produk. i) Kemudahan perbaikan yaitu kemudahan
ketika produk tidak berfungsi. j) Gaya yaitu penampilan dan rasa produk tersebut.
k) Desain yaitu mempengaruhi tampilan atau fungsi produk berdasarkan
kebutuhan.
2. Indikator Kualitas Produk
Adapun indikator kualitas produk pada makanan menurut Apriliya, (2018) yaitu
penampilan atau penyajian pada makanan, temperatur pada makanan, cita rasa
pada makanan dan porsi makanan yang dihidangkan, bentuk pada makanan, serta
aroma pada makanan. Kembaren, (2009) indikator kualitas produk sebagai
berikut: (1) cita rasa, (2) bahan baku, (3) tingkat kebersihan, (4) variasi bahan
baku produk.
Menurut Garvin, (1987) kualitas produk menjadi beberapa indikator yang mana,
1) Performance (kinerja). 2) Features (fitur). 3) Keandalan. 4) Conformance to
specifications (kesesuaian dengan spesifikasi). 5) Aesthetics (estetika). 6)
Durability (daya tahan). 7) Perceived quality (kesan kualitas). 8) Serviceability.
Indikator kualitas produk menurut Kotler & Amstrong, (2018) adalah 1) rasa yang
enak, menyangkut penilaian pelanggan terhadap cita rasa sebuah produk yang
ditawarkan. 2) fitur produk, indikator fitur merupakan sebagai alat bersaing untuk
membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. 3) daya tahan kemasan,
daya tahan menunjukan dari segi pengemasan dan usia produk. Berdasarkan
beberapa indikator diatas, maka peneliti memilih indikator sebagai penelitian
yaitu cita rasa pada makanan, aesthetic (keindahan produk), keandalan, dan
kebersihan penyajian makanan.
Harga
1. Harga
Harga adalah nilai yang dinyatakan dalam rupiah sebagai jumlah yang dibayarkan
oleh pembeli untuk mendapatkan suatu produk (Indrasari, 2020). Menurut
Ginting, (2012) harga dalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen
untuk mendapatkan produk. Sedangkan menurut Buchari, (2013) harga (Price)
adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas jasa, atau jumlah nilai yang konsumen
tukar dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan
barang atau jasa. Definisi tersebut menjelaskan bahwa harga tidak hanya
mengandung pengertian nilai suatu produk, tetapi juga menjadi salah satu faktor
yang membentuk citra produk itu sendiri bagi konsumen.
Berdasarkan uraian definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa harga merupakan
nilai dari suatu produk dalam bentuk uang yang harus dikeluarkan konsumen guna
mengkonsumsi produk tersebut, sedangkan dari produsen atau pedagang harga
dapat menghasilkan pendapatan bagi produsen suatu produk.
Buchari, (2013) mengakatan bahwa dalam teori ekonomi, pengertian harga, nilai
dan utility merupakan konsep yang paling berhubungan dengan penetapan harga.
Yang dimaksud dengan utility dan value sebagai berikut: 1) Utility adalah suatu
atribut yang melekat pada suatu barang, yang memungkinkan barang tersebut
memenuhi kebutuhan (needs), keinginan, dan memuaskan konsumen. 2) Value
adalah nilai suatu produk untuk ditukar dengan produk lain, nilai ini dapat dilihat
dalam situasi barter yaitu ditukar dengan produk lain. Nilai ini dapat dilihat dalam
situasi barter yaitu pertukaran barang dengan barang. Sekarang ini kegiatan
perekonomian tidak melakukan barter lagi tetapi telah menggunakan uang sebagai
ukuran yang disebut harga (price) adalah nilai suatu barang yang dinyatakan
dengan uang.

2. Indikator Harga
Menurut Kotler & Keller, (2012) ada empat indikator yang mencirikan harga
yaitu: a) Keterjangkauan harga, merupakan daya beli konsumen atas harga yang
ditetapkan oleh produsen. b) Kesesuaian harga dengan kualitas produk. Harga
yang ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan kualitas dari produk yang dijual.
c) Daya saing harga. Bagaimana perbandingan harga produk dengan produk
pesaingnya. d) Kesesuaian harga dengan manfaat. Manfaat dari produk yang
dijual oleh perusahaan, sesuai dengan manfaat yang di dapat oleh konsumen.
Menurut Wulandari, (2012) menjelaskan terdapat beberapa indikator yang
digunakan untuk mengukur harga yaitu sebagai berikut: a) Harga yang sesuai
dengan kualitas suatu produk. b) Harga yang sesuai dengan manfaat suatu produk.
c) Perbandingan harga dengan produk lain.
Sedangkan menurut Fure, (2013) indikator yang digunakan untuk mengukur harga
antara lain: a) Harga yang sesuai dengan manfaat. b) Persepsi harga dapat
mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan. c) Harga barang
terjangkau. d) Persaingan dengan biaya tertentu. e) Kesesuian harga dengan
kualitasnya.
Berdasarkan beberapa indikator diatas maka peneliti memilih indikator harga
sebagai penelitian yaitu keterjangkauan harga, harga sesuai kualitas produk, daya
saing harga, harga sesuai dengan manfaat.
Destinasi Wisata
1. Destinasi Wisata
Kotler, (2010) menjelaskan bahwa destinasi wisata merupakan tempat dengan
bentuk yang memiliki batasan nyata atau berdasarkan persepsi, baik berupa
batasan secara fisik (pulau), secara politik, atau berdasarkan pasar. Destinasi
wisata kuliner adalah suatu tempat dimana keinginan terus untuk mendapatkan
tempat makan dengan berbagai pilihan menu, kualitas makan serta pelayanan
yang baik dapat terpenuhi (Brumback, 1999). Sementara itu, menurut UNWTO,
(2007), destinasi merupakan ruang yang memiliki batas-batas fisik dan
administrasi dari layanan, produk, serta daya tarik. Daya Tarik Wisata sejatinya
merupakan kata lain dari obyek wisata namun sesuai peraturan pemerintah
Indonesia tahun 2009 kata obyek wisata sudah tidak relevan lagi untuk
menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan maka digunakanlah kata “Daya Tarik
Wisata”. Dalam Brouder et al., (2016) ; Butler, (2015) destinasi adalah tempat
umum (public place) yang menawarkan kesempatan untuk mengeksploitasi
berbagai atraksi dan layanan kepada subyek yang terlibat dalam hubungan migrasi
wilayah.
Menurut Karim et al., (2009), suatu destinasi dapat dikatakan memenuhi syarat
sebagai wisata kuliner jika memenuhi 4 kriteria antara lain dining atmosphere
(presentasi makanan, layanan makanan, staff pelayan, suasana tempat makan
sekitar, dan variasi restoran), kenyamanan aksesbilitas (akses tempat, variasi
tempat makanan lokal, ketersediaan makanan lokal, vendor makanan), quality and
value of food (kualitas makanan, variasi makanan, harga, pengalaman berkuliner),
culinary tourism product (budaya, festival makanan, metode memasak, informasi
makanan, dan menu).
Berdasarkan uraian definisi diatas dapat disimpulkan bahwa destinasi wisata
kuliner merupakan suatu tempat makan yang memiliki berbagai pilihan menu,
kualitas makanan dan pelayanan di suatu destinasi wisata.
Destinasi pariwisata merupakan tempat tujuan pelaku wisata melakukan kegiatan
pariwisata. Pengertian tempat di sini bisa diartikan secara luas yaitu bisa suatu
daerah, kawasan, kota, provinsi atau negara. Adapun batasan suatu tempat tujuan
pariwisata disebut sebagai destinasi pariwisata adalah jika di dalamnya terdapat
komponen kegiatan pariwisata dan juga terdapat pengelolaan di dalamnya.
Menurut Hidayah, (2019) komponen-komponen yang dapat membuat proses
konsumsi terhadap suatu pengalaman berwisata di tempat tujuan wisata itu terjadi
dapat dibagi menjadi tiga komponen yaitu: 1) Daya tarik wisata, yaitu segala
sesuatu yang menarik dan menghasilkan pengalaman kepada pelaku wisata, baik
secara pasif maupun aktif, contoh: keindahan pantai, suasana pegunungan,
gerhana, pentas seni, event olahraga, karnaval, menunggangi kuda, mendaki
gunung, berselancar, bercengkerama dengan masyarakat, dan lain-lain. 2) Sarana
penunjang wisata, yaitu segala sesuatu yang dapat memfasilitasi kegiatan wisata
baik dapat diindera maupun tidak dapat diindera, contoh: transportasi, akomodasi,
makan/minum, toilet, pramuwisata (guide), informasi, dan lain-lain. 3)
Infrastruktur/prasarana, yaitu segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya proses kegiatan wisata dan kegiatan non-wisata, contoh: jaringan
jalan, bandara, terminal, pelabuhan, air bersih, listrik, telekomunikasi, dan lain-
lain.
2. Indikator Destinasi Wisata (Place)
Lokasi menurut Santoso & Widowati, (2011) dapat didefinisikan sebagai tempat
untuk melaksanakan kegiatan atau usaha sehari-hari. Indikator dari variabel lokasi
adalah sebagai berikut: a) Keterjangkauan. b) Kelancaran. d) Kedekatan dengan
kediaman
Kemudian indikator lokasi menurut Tjiptono, (2015) yaitu sebagai berikut: a)
Akses: Misalnya lokasi yang sering dilalui atau mudah dijangkau sarana
transportasi. b) Visibilitas: Yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan
jelas dari jarak pandang normal. d) Lalu lintas (traffic): Banyaknya orang yang
lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terhadap pembelian, yaitu keputusan
pembelian yang sering terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui
usaha - usaha khusus. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi peluang.
e) Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman baik untuk kendaraan roda dua
maupun roda empat. f) Ekspansi: Yaitu tersedianya tempat yang cukup luas
apabila ada perluasan dikemudian hari. g) Lingkungan: Yaitu daerah sekitar yang
mendukung produk yang ditawarkan. Sebagai contoh, restoran atau rumah makan
berdekatan dengan daerah pondokan, asrama, kampus, sekolah, perkantoran, dan
sebagainya. h) Persaingan (Lokasi Pesaing): Sebagai contoh, dalam menentukan
lokasi restoran perlu dipertimbangkan apakah di jalan atau daerah yang sama
terdapat restoran lainnya. i) Peraturan Pemerintah: Misalnya ketentuan yang
melarang rumah makan berlokasi terlalu berdekatan dengan pemukiman
penduduk atau tempat ibadah.
Menurut penelitian Kurniansah, (2016) dimana terdapat lima indikaotr dari
komponen destinasi wisata yang memiliki keterkaitan yaitu: a) Attraction: Atraksi
tergantung pada kondisi pantai, kondisi lingkungan yang memiliki daya tarik
wisata. b) Amenities: Fasilitas yang ada di objek wisata seperti adanya
penginapan, rumah makan, tempat parkir, tempat untuk MCK dan adanya fasilitas
pendukung seperti tempat ibadah. c) Accessibility: Aksebilitas tergantung pada
kemudahan mengakses tempat wisata seperti akses jalan menuju lokasi,
kemudahan mendapatkan alat transportasi menuju lokasi, kondisi jalan menuju
tempat wisata serta adanya papan petunjuk objek wisata. d) Ancillary: Ancillary
tergantung pada kemudahan wisatawan saat mendapatkan informasi serta
kelengkapan informasi baik dari travel agent, internet, tour information, maupun
brosur, serta pemasaran yang dilakukan oleh pengelola. e) Community
Involvement: Keterlibatan masyarakat tergantung pada pengetahuan masyarakat
tentang pariwisata, serta sikap dan tingkah laku masyarakat.
Berdasarkan beberapa indikator diatas, peneliti memilih indikator sebagai
penelitian yaitu akses (kemudahan akses ketempat wisata seperti jalan menuju
lokasi), kedekatan dengan kediaman, atraksi (daya tarik), amenities, lalu lintas.
Citra Destinasi
1. Citra Destinasi
Baud-Bovy & Lawson, (1997) citra destinasi merupakan pengetahuan
objektif, prasangka, imajinasi, dan pikiran emosional individu maupun kelompok
terhadap lokasi tertentu. Menurut Pitana & Gayatri, (2005) berpendapat bahwa
setiap daerah tujuan wisata mempunyai citra tertentu, yakni mental maps
seseorang terhadap suatu destinasi pariwisata yang mengandung keyakinan,
kesan, dan persepsi. Citra juga bisa memberikan kesan bahwa suatu destinasi akan
memberikan suatu atraksi yang berbeda dengan destinasi lainnya, yang
sesungguhnya menawarkan atraksi yang tidak jauh berbeda, sehingga menambah
keinginan untuk mengunjungi destinasi tersebut.
Menurut Stylos et al., (2016) citra destinasi merupakan serangkaian kesan,
ide, harapan, dan pemikiran emosional yang dimiliki oleh seseorang dari tujuan
yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Wibowo et al., (2016) mendefinisikan
bahwa citra destinasi adalah keputusan suatu perjalanan berdasarkan pemikiran
individu berupa informasi, perasaan dan persepsi sebagai keseluruhan pemikiran
tujuan dari pengalaman yang didasarkan taraf kepuasan pengunjung terhadap
destinasi yang dikunjungi.
Berdasarkan uraian definisi diatas dapat disimpulkan bahwa citra destinasi
adalah kesan atau pemikiran seseorang terhadap lokasi tertentu berdasarkan
informasi dan pengalaman yang didapatkan setelah mengunjungi destinasi.
Zhang et al., (2016) mendefinisikan citra tujuan wisata sebagai image citra
produk wisata yang terkait dengan pusat tempat-tempat wisata dan fasilitas
pariwisata, yang secara pribadi memenuhi kebutuhan wisatwan yang berkunjung.
Menurut Hsu et al., (2010) citra tempat merupakan faktor krusial berdasarkan
kunjungan destinasi menjadi citra yang baik dari tujuan untuk membawa lebih
banyak pengunjung ke dalam destinasi wisata tersebut. Sedangkan, menurut
Pantouw & Pangemanan, (2014) citra tempat bisa menghipnotis wisatawan dalam
tetapkan perjalanan, perilaku pada tempat tujuan maupun tingkat kepuasan dan
ingatan menurut pengalaman.
Dari beberapa teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa destination
image memiliki beberapa komponen yaitu: citra kognitif, citra afektif dan citra
konatif (Noerhanifati dkk. 2020). Menurut Wang et al., (2011) menyatakan bahwa
terdapat 4 dimensi dalam destination image, yaitu: 1) Natural and cultural
resources (sumber daya alam dan budaya): keanekaragaman sumber daya alam,
menarik dari pemandangan dan atraksi budaya. 2) Atmosphere (suasana): udara
segar, peluang untuk pengalaman rekreasi dan lingkungan pariwisata bersih. 3)
Leisure infrastructures (kenyamanan infrastuktur): fasilitas kesehatan wisata,
tersedia minuman dan makanan, oleh-oleh lokal. 4) Social setting and
environment (pengaturan sosial dan lingkungan): tempat untuk wisata keluarga,
tempat untuk mengajar di luar ruangan dan tempat untuk bermain.
2. Indikator Citra Destinasi
Indikator variabel citra destinasi objek wisata buatan seperti yang
dijelaskan oleh Hanif dkk. (2016) yaitu: 1) Keindahan pemandangan objek wisata.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dalam pemandangan objek wisata adalah
penataan wahana yang menjadikan objek wisata itu indah. 2) Acara dan hiburan
yaitu ragam acara dan hiburan yang disajikan di objek wisata tersebut. 3) Atraksi
bersejarah atau budaya yaitu keaadaan kebudayaan lokal yang menjadi ciri khas
dari objek wisata tersebut. 4) Relaksasi yaitu kondisi atau keadaan dimana objek
wisata dapat membantu pengunjungnya untuk menenangkan pikiran.
Adapun indikator citra destinasi kognitif menurut Qu et al., (2011) yaitu:
1). kualitas pengalaman. 2) Daya tarik wisata. 3) Lingkungan dan infrastruktur. 4)
Hiburan dalam aktivitas luar ruang, dan tradisi budaya. Indikator citra destinasi
unik menurut Çoban, (2012) yaitu: 1) Lingkungan alam. 2) Destinasi menarik. 3)
Atraksi lokal. Sedangkan indikator citra destinasi afektif menurut Artuger et al.,
(2013) yaitu: 1) Menyenangkan. 2) Membangkitkan. 3) Santai. 4) Menggairahkan.
Indikator citra destinasi menurut Hidayatullah et al., (2020) yaitu: 1)
Kualitas pengalaman dan atraksi wisata. 2) Hiburan/aktivitas luar ruang dan
Tradisi budaya. 3) Daya tarik lokal. 4) Tujuan yang menarik. 5) Lingkungan
alami. 6) Menyenangkan dan membangkitkan. 7) Santai dan mengasyikkan.
Berdasarkan beberapa indikator diatas, peneliti memilih indikator sebagai
penelitian yaitu kualitas pengalaman dan atraksi wisata, daya tarik lokal, Santai
dan mengasyikkan dan destinasi menarik.
C. Kerangka Penelitian Empiris
Kerangka penelitian merupakan hubungan antar variable yang disusun dari
berbagai teori yang telah dideskripsikan. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Kualitas Produk, Harga dan
Destinasi Wisata terhadap Kepuasan Pelanggan melalui Keputusan Pembelian
sebagai Variabel Mediasi.
Didalam tagline terdapat variable independent dan dependent serta
mediasi. Variable independent yaitu Kualitas Produk, Harga dan Destinasi Wisata,
variable intervening mediasi yaitu Keputusan Pembelian dan variable dependent
yaitu Kepuasan Pelanggan.
Gambar 2. Kerangka Konseptual

D. Hipotesis
1. Hubungan Kualitas Produk Dengan Kepuasan Pelanggan
Beberpa penelitian terdahulu yang membahas tentang kualitas produk terhadap
kepuasan pelanggan seperti pada penelitian Kristianti & Rivai, (2018) yang
menyatakan bahwa kualitas produk memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasaan pelanggan. Penelitian lain mengungkapkan bahwa kualitas
produk memiliki pengaruh terhadap kepuasan pelanggan (Saputra dkk. 2017;
Tatangin & Loindong, 2017). Hal ini juga sesuai dengan penelitian Dewi dkk.
(2016) & Maramis dkk. (2018) bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pelanggan.
H1. Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
2. Hubungan Harga Dengan Kepuasan Pelanggan
Harga yang terjangkau akan membuat konsumen merasa puas. Sehingga
harga dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan (Ragmandika et dkk. 2020). Hal
ini sejalan dengan penelitian Gultom dkk. (2020); Mahrizal & Boihaki, (2019);
Mahrizal & Maisur, (2021); Marpaung & Mekaniwati, (2020). Harga termasuk
kategori yang sangat baik terhadap tingkat kepuasan pelanggan dan harga secara
parsial berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan (Asti & Ayuningtyas,
2020; Darmawan et al., 2020; Maramis dkk. 2018; Rahmi dkk. 2020).
H2. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan
3. Hubungan Destinasi Wisata (Place) dengan Kepuasan Pelanggan
Tempat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan, karena
semakin nyaman dan memiliki daya tarik yang kuat akan mempengaruhi
konsumen pada tingkat kepuasan (Ariyanti, 2018; Sunarsi, 2020). Alvianna &
Alviandra, (2020) dan Alvianna dkk. (2020) menyatakan bahwa destinasi wisata
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan wisatawan.
H3. Destinasi wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasa
pelanggan.
4. Hubungan Citra Destinasi Dengan Kepuasan Pelanggan
Citra Destinasi berpengaruh positif dan signifikan ini menandakan bahwa semakin
baik citra destinasi dibenak wisatawan, maka akan berimplikasi pada tingginya
kepuasan wisatawan (Esterdkk. 2020). Çoban, (2012) membuktikan adanya
pengaruh secara signifikan citra destinasi terhadap kepuasan wisatawan. Citra
destinasi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kepuasan wisatawan
(Hanif dkk. 2016).
H4. Citra destinasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
5. Hubungan Kualitas Produk Dengan Citra Destinasi
Penelitian sebelumnya oleh Zakia dkk. (2016) terdapat pengaruh positif antara
produk wisata terhadap citra destinasi, Sehingga dapat dinyatakan bahwa semakin
baik produk wisata maka semakin baik citra destinasi obyek wisata. Sejalan
dengan penelitian Akbar & Pangestuti, (2017) dan Toudert & Bringas-Rábago,
(2019) yang menyatakan bahwa kualitas kuliner merupakan faktor yang
mempengaruhi citra destinasi. Estetika kuliner berpengaruh signifikan terhadap
citra destinasi (Darmin dkk. 2022)
H5. Kualiatas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra
destinasi.
6. Hubungan Harga dengan Citra Destinasi
Kualitas yang dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi citra tujuan; dan harga yang dirasakan secara tidak langsung
mempengaruhi citra destinasi (Özdemir & Şimşek, 2015). Hal ini sejalan dengan
penelitian Surya Desy & Saragih Gusandra, (2020) yang menyatakan harga paket
wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra destinasi.
H6. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra destinasi.
7. Hubungan Destinasi Wisata (Place) Dengan Citra Destinasi
Aksesibilitas berpengaruh signifikan terhadap citra objek wisata
(Abdulhaji & Yusuf, 2016). Citra destinasi wisata dan daya tarik wisata menjadi
alasan wisatawan melakukan keputusan berkunjung disuatu daerah (Cici & Ida,
2017; Setyaningsih & Murwatiningsih, 2017).
H7. Destinasi Wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra
destinasi.
8. Hubungan Citra Destinasi Dengan Kualitas Produk dan Kepuasan
Pelanggan
Akbar & Pangestuti, (2017) dan Toudert & Bringas-Rábago, (2019) yang
menyatakan bahwa kualitas kuliner merupakan faktor yang mempengaruhi citra
destinasi. Kristianti & Rivai, (2018) yang menyatakan bahwa kualitas produk
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasaan pelanggan. Citra
destinasi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kepuasan wisatawan
(Hanif dkk. 2016).
H8. Citra destinasi memediasi pengaruh kualitas produk pada kepuasan
pelanggan
9. Hubungan Citra Destinasi Dengan Harga dan Kepuasan Pelanggan
Penelitian Istqomah, (2020) dan Pratiwi dkk. (2021) menyatakan bahwa harga
berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pelanggan melalui citra
destinasi. Harga yang dirasakan secara tidak langsung mempengaruhi citra
destinasi (Özdemir & Şimşek, 2015). Harga termasuk kategori yang sangat baik
terhadap tingkat kepuasan pelanggan dan harga secara parsial berpengaruh positif
terhadap kepuasan pelanggan (Asti & Ayuningtyas, 2020; Darmawan et al., 2020;
Maramis dkk. 2018; Rahmi dkk. 2020).
H9. Citra destinasi memediasi pengaruh harga pada kepuasan pelanggan
10. Hubungan Citra Destinasi Dengan Destinasi Wisata (Place) dan
Kepuasan Pelanggan
Daya tarik desa wisata berpengaruh signifikan terhadap citra desa wisata
(Hidayatullah dkk., 2021). Alvianna & Alviandra, (2020) dan Alvianna dkk.
(2020) menyatakan bahwa destinasi wisata berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan wisatawan. Citra destinasi berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel kepuasan wisatawan (Hanif dkk. 2016).
H10. Citra destinasi memediasi pengaruh destinasi wisata terhadap
kepuasan pelanggan.
C. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Obyek Wisata Pantai Tanjung di Kecamatan
Bunguran Timur yang menjajakan kuliner khas Kabupaten Natuna.
2. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
adalah pendekatan penelitian yang menekankan pada keluasan informasi dan
cocok untuk populasi besar dengan variable terbatas, dengan hasil yang dianggap
sebagai representasi populasi (Sugiyono, 2016). Jenis penelitian ini menggunakan
Explanotory research merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
suatu hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesis (Sugiyono, 2016).
3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
a. Populasi
Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan dkemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2016). Populasi pada penelitian ini ialah seluruh pelanggan yang
berkunjung dan membeli kuliner khas natuna di Obyek Wisata Pantai
Tanjung di Kecamatan Bunguran Timur.
b. Sampel
Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini menentukan
besarnya jumlah sampel berdasar pada (Ferndinand, 2014), yang
menyatakan bahwa ukuran sampel 100-200 untuk teknik estimasi
maximum likelihood (ML) dan jumlah sampel adalah jumlah indikator
variabel bentukan, yang dikali 5 sampai dengan 10. Apabila terdapat 20
indikator, maka besarnya sampel adalah antara 100-200 sampel.
Jumlah Sampel = 20 × 10 = 200
Berdasarkan perhitungan diatas sampel berjumlah 200 responden
pengunjung dan responden tersebut ialah pelanggan yang pernah
mengunjungi, membeli dan mengkonsumsi kuliner khas natuna di Obyek
Wisata Pantai Tanjung di Kecamatan Bunguran Timur. Karakteristik
responden adalah yang telah 2 kali berkunjung dan mengkonsumsi kuliner
khas natuna di Obyek Wisata Pantai Tanjung di Kecamatan Bunguran
Timur Laut.
c. Teknik Sampling
Menurut Sugiyono, (2016) Teknik sampling ialah teknik
pengambilan sampel. Penelitian ini menggunakan teknik sampling Non
Probability Sampling dengan Accidental Sampling.
4. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer didalam penelitian ini dengan cara
menyebarkan kuesioner dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian
yang dilakukan. Data sekunder pada penelitian ini didapatkan dari beberapa
dokumen pendukung penelitian.
5. Pengumpulan Data dan Pengukuran Data
Pengumpulan data diawali dengan penyebaran pra kuesioner kepada 10
responden. Penelitian ini menggunakan survey kuesioner yang diberikan kepada
responden untuk mendapatkan data mengenai masalah yang diteliti. Survey
kuesioner digunakan bila jumlah responden cukup banyak (Sugiyono, 2016).
Dalam penelitian ini kuesioner disebarkan secara langsung kepada pelanggan
yang sedang mengkonsumi kuliner khas natuna di Obyek Wisata Pantai Tanjung.
Daftar pertanyaan terkait dengan kualitas produk, harga, destinasi wisata,
kepuasan pelanggan dan keputusan pembelian.
Selanjutnya data penelitian diukur menggunakan Skala Likert, yang dapat
digunakan untuk mengukur pendapat, sikap serta persepsi seseorang atau
sekelompok orang terhadap fenomena sosial (Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini
setiap jawaban atas variabel kualitas produk, harga, destinasi wisata, kepuasan
pelanggan dan keputusan pembelian menggunakan sistem nilai dengan dasar
Likert yang dapat diklasifisikasikan seperti pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 2. Skala Likert
Kategori Skor/Nilai
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono, (2016)
6. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Konsep Definisi Operasional Indikator


Kepuasan Kepuasan pelanggan Kepuasan pelanggan a. Kesesuaian harapan.
Pelanggan dapat diartikan sebagai merupakan perasaan (Indrasari 2019)
perbandingan antara senang atau kecewa b. Kesedian merekomendasi.
ekspetasi sebelum yang dihasilkan setelah (Indrasari 2019)
pembelian dengan mengkonsumsi kuliner c. Kepuasan pelanggan
persepsi kinerja khas Natuna di Pantai keseluruhan. (Tjiptono 2019)
pascapembelian Tanjung.
d. Tidak adanya complain atau
(Tjiptono 2019)
keluhan. (Sasongko &
Subagio, 2013)
Kualitas Penilaian kualitas Kualitas produk ialah a. Cita rasa pada makanan /
produk konsumen terhadap penilaian secara rasa yang enak. (Kotler &
keseluruhan dari kualitas keselurhan pelanggan Amstrong, 2018)
atau keunggulan suatu dari kualitas produk dan b. Aesthetic (keindahan
produk atau layanan jasa atau layanan di Wisata produk). (Garvin, 1987)
berkaitan dengan apa Kuliner Pantai Tanjung c. Perceived quality (kesan
yang diharapkan oleh kualitas). (Garvin, 1987)
konsumen (Aeker, 2011)
d. Serviceability (Garvin,
1987)

Harga Harga adalah nilai yang Harga ialah persepi nilai a. Keterjangkauan harga.
dinyatakan sebagai yang di bayarkan oleh (Kotler & Keller 2012)
jumlah yang dibayarkan pelanggan untuk b. Harga sesuai kualitas
oleh pembeli untuk mengkonsumi kuliner produk. (Wulandari 2012)
mendapatkan suatu khas Natuna di Pantai c. Daya saing harga. (Kotler &
produk (Indrasari, 2020). Tanjung. Keller 2012)
d. Harga sesuai dengan
manfaat. (Wulandari 2012)
Destinasi Destinsai wisata Destinasi wisata ialah a. Accessibility. (Kurniansah
Wisata merupakan suatu tempat daerah tujuan yang 2016)
yang diakui oleh diakui oleh wisatawan b. Amenities. (Kurniansah
wisatawan sebagai sebagai lokasi atau objek 2016)
tempat berwisata wisata kuliner khas c. Atraksi (daya tarik).
(Hidayah, 2019). Natuna di Wisata (Kurniansah 2016)
Kuliner Pantai Tanjung d. Kelancaran (Tjiptono 2015)
Citra Citra destinasi Citra destinasi ialah a. Lingkungan alami.
Destinasi merupakan serangkaian kesan, ide, harapan dan (Hidayatullah et al. 2020)
kesan, ide, harapan, dan pemikiran emosinal b. Daya tarik lokal.
pemikiran emosional yang dimiliki pelanggan (Hidayatullah et al. 2020)
yang dimiliki oleh di Objek Wisata Kuliner c. Relaxing and exciting.
seseorang dari tujuan Pantai Tanjung (Hidayatullah et al. 2020)
yang telah ditentukan
d. Fasilitas pelengkap
(Stylos et al., 2016)
(Hidayatullah et al. 2020)

7. Teknik Penguji Instrumen


a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu
dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari
pertanyaan-pertanyaan. Suatu pertanyaan dikatakan valid jika tingkat
signifikansinya berada di bawah 0,05 (Ghozali, 2016).
b. Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Kuesioner dikatakan reliabel (layak) jika Cronbach Alpha > 0,60
dan dikatakan tidak reliabel jika < 0,60 (Ghozali, 2016).
8. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM)
atau Model Persamaan Struktural dengan menggunakan software AMOS. Model
SEM dianalisis melalui dua tahap. Pertama, model pengukuran diuji dengan
melakukan validitas dan realibilitas. Kedua, menggunakan analisis jalur (path
analysis) untuk memperkirakan jalur antara konstruksi dan model. Sebagai model
yang kompleks didalam menganalisis hubungan antar variabel, terdapat tujuh
langkah penggunaan SEM (Ferndinand, 2014).

1) Pengembangan Model Teoritis


Langkah pertama yang dilakukan dalam pengembangan model teoritis
yaitu, mengidentifikasi secara teoritis terhadap permasalahan yang diteliti.
2) Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram)
Model teoritis yang telah dibangun dalam kerangka konseptual, akan
digambar dalam sebuah diagram alur yang berfungsi untuk menunjukkan
hubungan antara variabel eksogen dan endogen.
3) Konversi Diagram Alur ke dalam Perasamaan SEM
Peneliti dapat mengkonversi model diagram alur ke dalam rangkaian
persamaan untuk menyatakan hubugan antar berbagai konstruk (Ferndinand,
2014), sebagai berikut:
a. Persamaan Struktural (Structural Equation)
Persamaan ini untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai
konstruk (Ferndinand, 2014). Persamaan struktural dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Variabel Endogen I = Variabel Eksogen + Variabel Endogen + error
b. Persamaan Model Pengukuran
Peneliti menentukan rangkaian matriks yang menunjukkan korelasi
hipotetis antara konstruk dan variabel.
c. Pemilihan Matriks Input dan Teknik Estimasi Model
Penelitian ini menggunakan matriks varians / kovarians. Teknik estimasi
didasarkan pada jumlah sampel (200 responden), sehingga yang dipilih MLE
(Maksimum Likelihood Estimation).
d. Kemungkinan Munculnya Problem Identifikasi
Masalah identifikasi diatasi langsung oleh program AMOS (Ferndinand,
2014).
e. Evaluasi Model Goodness of Fit
Ketepatan model dievaluasi melalui telaah terhadap berbagai kriteria
Goodness of Fit (GOF). Pada dasarnya ukuran GOF terdiri dari tiga, yaitu ukuran
yang bersifat absolut (absolute fit test), komparatif (incremental fit measures) dan
parsimoni (parsimonius fit measures) (Hair et al., 2010).
a) Chi-Square: Model dianggap baik apabila nilai chi-square nya rendah, dan
diperoleh nilai P (probability) yang tinggi yaitu > 0,05.
b) GFI (Goodness of Fit Indeks): nilai yang diharapkan tinggi, ≥ 0,90.
c) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation): nilai yang
diharapkan rendah, ≤ 0,08.
d) NFI (Normed Fit Index): nilai yang diharapkan ≥ 0,90.
e) TLI (Tucker-Lewis Index): nilai yang diharapkan ≥ 0,90.
f) CFI (Comparative Fit Index): nilai yang diharapkan ≥ 0,90.
g) RFI (Relative Fit Index): nilai yang diharapkan ≥ 0,90.
h) CMIN/DF: Rasio yang disarankan ≤ 3,00.
f. Interpretasi dan Modifikasi Model
Langkah terakhir adalah menginterpretasikan model, dan bagi model yang
tidak memenuhi syarat pengujian maka dilakukan modifikasi. Modifikasi perlu
dipertimbangkan bila jumlah residual lebih dari 5% dari semua residual kovarians
yang dihasilkan oleh model. Bila ditemukan nilai residual > 2,58 maka cara
modifikasi adalah dengan mempertimbangkan untuk menambah sebuah alur baru
terhadap model yang diestimasi tersebut. Indeks modifikasi memberikan
gambaran mengenai mengecilnya nilai chi-square atau pengurangan nilai chi-
square bila sebuah koefisien diestimasi (Hair et al., 2010).
9. Uji Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis dasar adalah untuk pengambilan keputusan
apakah ada pengaruh antara variabel eksogen (penyebab) dan variabel endogen
(akibat) yang dapat dilihat dengan uji P (p-value) berdasarkan syarat sebagai
berikut:
a. Jika p-value ≤ alpha 0,05 maka hipotesis diterima yang artinya ada pengaruh
signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat secara statistik.
b. Jika p-value ≥ alpha 0,05 maka hipotesis ditolak yang artinya tidak ada
pengaruh signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat secara statistik.
10. Uji Mediasi
Uji mediasi pada penelitian ini menggunakan uji sobel test. Pengujian ini
merupakan untuk menguji pengaruh secara tidak langsung antara variabel
independent dengan dependen. Kriteria yang digunakan yaitu jika nilai
signifikan < 0,05, maka terdapat pengaruh antara variabel independent
dengan variabel dependen yang dimediasi oleh variabel mediasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ab. Karim, M., Chua, B.-L., & Salleh, H. (2009). Malaysia as a culinary tourism
destination : international tourists’ perspective / M. Shahrim Ab. Karim, Bee-
Lia Chua and Hamdin Salleh. Journal of Tourism, Hospitality & Culinary
Arts, 1(3), 1–16.
Abbas, E. W., & Jumriani, J. (2020). Culinary Identification in the Banua Anyar
Culinary Tourism Area; a Contribution for Tourism in Banjarmasin City.
The Innovation of Social Studies Journal, 2(1), 33.
https://doi.org/10.20527/iis.v2i1.2309
Abdulhaji, S., & Yusuf, U. sina H. (2016). Pengaruh Atraksi, Aksesibilitas, dan
Fasilitas Terhadap Citra Objek Wisata Danau Tolire Besar di Kota Ternate.
7(2).
Aeker, D. A. (2011). Manajemen Ekuitas Merek: Memanfaatkan Nilai dari suatu
Merek (3rd ed.). mitra utama.
Afrilian, P., & Silvandi, G. O. (2022). Citra Destinasi terhadap Loyalitas
Wisatawan melalui Kepuasan Wisatawan di Desa Terindah Pariangan 1.
Jurnal Kajian Pariwisata, 4(2), 68–79. https://doi.org/10.51977/jiip.v4i2.753
Akbar, A. T., & Pangestuti, E. (2017). Peran Kuliner Dalam Meningkatkan Citra
Destinasi Pariwisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol, 50(1), 153–159.
Almohaimmeed, B. M. . (2017). International Review of Management and
Marketing Restaurant Quality and Customer Satisfaction. International
Review of Management and Marketing, 7(3), 42–49.
http:www.econjournals.com
Alvianna, S., & Alviandra, R. (2020). Pengaruh Destinasi Wisata dan Kepuasan
Wisatawan Terhadap Minat Berkunjung Kembali di Kampung Wisata
Topeng Malang. SENORITA: Seminar Nasional Kepariwisataan, 1(1), 248–
257.
Alvianna, S., Patalo, R. G., Hidayatullah, S., & Rachmawati, I. K. (2020).
Pengaruh Attraction, Accessibillity, Amenity, Ancillary Terhadap Kepuasan
Generasi Millenial Berkunjung ke Tempat Wisata. Jurnal Kepariwisataan:
Destinasi, Hospitalitas Dan Perjalanan, 4(1), 53–59.
https://doi.org/10.34013/jk.v4i2.41
Anggraini, R., & Yana, M. (2022). Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan, Tempat,
dan Kualitas Makanan Khas Melayu Terhadap Kepuasan Pelanggan Wisata
Kuliner di Kota Batam. Jesya (Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah), 5(1),
1081–1094. https://doi.org/10.36778/jesya.v5i1.697
Ariyanti, A. (2018). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Konsumen
Richeese Factory Bintara Kota Bekasi. Jurnal Pengembangan Wiraswasta,
20(3), 227. https://doi.org/10.33370/jpw.v20i3.237
Artuger, S., Çetinsöz, B., & Kılıç, İ. (2013). The Effect of Destination Image on
Destination Loyalty: An Application In Alanya. European Journal of
Business and Management, 5, 2222–2839.
Asti, E. G., & Ayuningtyas, E. A. (2020). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas
Produk Dan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen (Effect of Service
Quality, Product Quality and Price on Consumer Satisfaction). Jurnal
Ekonomi Manajemen Bisnis, 01(01), 1–14.
http://journal.lppmpelitabangsa.id/index.php/ekomabis/article/view/2%0A
Bailia, J. F. T., Soegoto, A. S., & Loindong, S. S. R. (2014). Pengaruh Kualitas
Produk, Harga Dan Lokasi Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Warung-
Warung Makan Lamongan Di Kota Manado. Jurnal EMBA, 2(3), 1768–
1780.
Baud-Bovy, M., & Lawson, F. (1997). Tourism and Recreation Development: A
Handbook of Physical Planning. The Architectural Press Ltd.
Brouder, P., Clave, S. A., Gill, A., & Loannides, D. (2016). Tourism Destination
Evolution (P. Brouder, S. A. Clavé, A. Gill, & D. Ioannides (eds.); 1st ed.).
Routledge. https://doi.org/10.4324/9781315550749
Buchari, A. (2013). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta.
Butler, R. (2015). The evolution of tourism and tourism research. Tourism
Recreation Research, 40(1), 16–27.
https://doi.org/10.1080/02508281.2015.1007632
Cici, S., & Ida, M. (2017). Pengaruh Kualitas Layanan Promosi dan Citra
Destinasi Terhadap kepuasan Melalui Keputusan Pengunjung. Management
Analysis Journal, 6(3), 311–319. http://maj.unnes.ac.id
Çoban, S. (2012). The effects of the image of destination on tourist satisfaction
and loyalty: The case of Cappadocia. European Journal of Social Sciences,
29(2), 222–232.
Darmawan, K. G., Yulianthini, N. N., & Mahardikha, A. . N. Y. M. (2020).
Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga Dan Citra Toko Terhadap Kepuasan
Konsumen. Prospek: Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 2(1), 74.
https://doi.org/10.23887/pjmb.v2i1.26202
Darmin, F., Hidayanti, I., & Fahri, J. (2022). ESTETIKA KULINER
MEMPENGARUHI CITRA DESTINASI, KEPUASAN WISATAWAN, DAN
LOYALITAS WISATAWAN DI KOTA TERNATE. 22(2), 16–34.
Dewi, W. S., Hasiolan, L. B., & Minarsih, M. M. (2016). Pengaruh Kualitas
Produk, Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Kepuasan
Konsumen Sebagai Variabel Intervening. Journal of Management, 2(2).
Disparbud. (2017). Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Natuna. Dinas
Pariwisata Dan Kebudayaan. https://disparbud.natunakab.go.id/
Ernawati, D. (2019). Pengaruh Kualitas Produk, Inovasi Produk Dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Hi Jack Sandals Bandung. JWM
(Jurnal Wawasan Manajemen), 7(1), 17.
https://doi.org/10.20527/jwm.v7i1.173
Ester, A., Syarifah, H., & ZA Zainurossalamia Saida. (2020). Pengaruh daya tarik
wisata citra destinasi dan sarana wisata terhadap kepuasan wisatawan citra
niaga sebagai pusat cerminan budaya khas kota samarinda. Jurnal
Manajemen, 12(1), 145–153.
http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JURNALMANAJEMEN
Ferndinand, A. (2014). Metode Penelitian Manajemen (5th ed.). Undip Press.
Firmansyah, M. A., & Mochklas, M. (2018). Analisa Strategi Produk, Harga,
Promosi dan Tempat Terhadap Kepuasan Pelanggan Warung Giras di
Surabaya. 15(1), 281–295.
Fure, H. (2013). Lokasi, Keberagaman Produk, Harga dan Kualitas Pelayanan
Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Pada Pasar Tradisional Bersehati Calca.
Jurnal EMBA, 1(3), 273–283. https://doi.org/10.1200/JCO.2014.56.8501
Garvin, D. A. (1987). Competing in the Eight Dimensions of Quality. Harvard
Business Review, 87, 101–109.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete SPSS 23.
Ginting, N. F. H. (2012). Manajemen Pemasaran (2nd ed.). Yrama Widya.
Gultom, R. M., Budiarto, B., & Utami, H. H. (2020). Pengaruh Harga Dan
Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Serta Dampaknya Pada
Loyalitas Konsumen Handphone Blackberry Pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Jurnal Ilmiah Kohesi,
20(2), 81–94.
Haerisma, A. S. (2018). Pengembangan Pariwisata Halal di Indonesia Tinjauan
Etika Bisnis Islam. Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Islam, 3(2), 153–168.
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/
1268/1127%0Ahttp://publicacoes.cardiol.br/portal/ijcs/portugues/2018/
v3103/pdf/3103009.pdf%0Ahttp://www.scielo.org.co/scielo.php?
script=sci_arttext&pid=S0121-75772018000200067&lng=en&tlng=
Hair, J. F., C. Black, W., J. Babin, B., & E. Anderson, R. (2010). Multivariate
Data Analysis (7th Edition) (p. 816 pages). pearson.
Hanif, A., Kusumawati, A., & Mawardi, M. K. (2016). PENGARUH CITRA
DESTINASI TERHADAP KEPUASAN WISATAWAN SERTA
DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS WISATAWAN (Studi pada
Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Batu). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB), 38(1), 44–52.
http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0047287509349266
Hidayah, N. (2019). Pemasaran Destinasi Pariwisata. Alfabeta.
Hidayat, D., Bismo, A., & Basri, A. R. (2020). the Effect of Food Quality and
Service Quality Towards Customer Satisfaction and Repurchase Intention
(Case Study of Hot Plate Restaurants). Manajemen Bisnis, 10(1), 1.
https://doi.org/10.22219/jmb.v10i1.11913
Hidayatullah, S., Windhyastiti, I., Patalo, R. G., & Rachmawati, I. K. (2020).
Citra Destinasi : Pengaruhnya terhadap Kepuasan dan Loyalitas Wisatawan
yang Berkunjung ke Gunung Bromo. JURNAL MANAJEMEN DAN
KEWIRAUSAHAAN, 8(1), 96–108. https://doi.org/10.26905/jmdk.v8i1.4246
Hidayatullah, S., Windhyastiti, I., & Waris, A. (2021). Peran Daya Tarik Desa
Wisata dan Community Based Tourism dalam Membangun Citra Desa
Wisata. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 9(2), 246–253.
https://doi.org/10.26905/jmdk.v9i2.7071
Horng, J. S., & (Simon) Tsai, C. T. (2010). Government websites for promoting
East Asian culinary tourism: A cross-national analysis. Tourism
Management, 31(1), 74–85. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2009.01.009
Hsu, C. H. C., Cai, L. A., & Mimi Li. (2010). Expectation, Motivation, and
Attitude: A Tourist Behavioral Model. Journal of Travel Research, 49(3),
282–296. https://doi.org/10.1177/0047287509349266
Indrasari, M. (2019). Pemasaran dan Kepuasan Pelanggan. unitomo press.
Indrasari, M. (2020). Pemasaran dan Kepuasan Pelanggan (Vol. 21, Issue 1).
unitomo press.
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203
Istiqamah, M. (2020). Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Kepuasan
Konsumen Melalui Keputsan Pembelian Sebagai Variabel Intervening (Studi
Kasus Pada Butik Umah Batik Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh). In
UMSU. Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara.
Istqomah, M. (2020). Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Kepuasan
Konsumen Melalui Keputusan Pembelian Sebagai Variabel Intervening
(Studi Kasus Pada Butik Umah Batik Kabupaten. Bener Meriah Provinsi.
Aceh). Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara.
Kembaren, E. (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen
Dalam Melakukan Pembelian Kentucky Fried Chiken Pada KFC Jalan
Gajah Mada Medan.
Kotler, P. (2010). Manajemen Pemasaran (Edisi 13.). Erlangga.
Kotler, P., & Amstrong, G. (2012). Prinsip - Prinsip Pemasaran (Edisi 13.).
Erlangga.
Kotler, P., & Amstrong, G. (2014). Principle Of Marketing (15th ed.). Pearson
Pretice Hall.
Kotler, P., & Amstrong, G. (2018). Principles of Marketing (Global Edi). Pearson
Education Limited.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Manajemen Pemasaran (12th ed.). Erlangga.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2018). Manajemen Pemasaran (Edisi 12.). PT Indeks.
Kristanto, J. O. (2018). Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk Dan Nilai.
Manajemen . Petra.Ac.Id, 59.
Kristiana, D. (2014). Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan di
Rumah Makan “Lesehan 88” Madiun. EQUILIBRIUM : Jurnal Ilmiah
Ekonomi Dan Pembelajarannya, 2(1).
https://doi.org/10.25273/equilibrium.v2i1.612
Kristianti, T. R., & Erdiansyah, R. (2020). Pengaruh Electronic Word of Mouth,
Tingkat Kepercayaan Konsumen dan Minat Kunjungan Wisata Kuliner Kota
Bogor. Prologia, 4(2), 393. https://doi.org/10.24912/pr.v4i2.6686
Kristianti, T., & Rivai, A. R. (2018). Pengaruh Persepsi Harga, Kualitas Produk
Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Warunk
Upnormal Semarang. Telaah Manajemen, 15(2), 128–136.
Kurniansah, R. (2016). Persepsi Dan Ekspektasi Wisatawan Terhadap Komponen
Destinasi Wisata Lakey-Hu’U, Kabupaten Dompu. Jurnal Master
Pariwisata (JUMPA), 3, 72–91.
https://doi.org/10.24843/jumpa.2016.v03.i01.p06
Liliani, P. (2020). Analisis Pengaruh Kualitas Makanan Dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Pelanggan Dan Dampaknya Pada Behavioral Intention
Restoran Top Yammie. Jurnal Bina Manajemen, 8(2), 18–48.
https://doi.org/10.52859/jbm.v8i2.85
Mahrizal, & Boihaki. (2019). Pengaruh Bauran Pemasaran Produk Wisata Kuliner
Terhadap Kepuasan Pelanggan Dan Dampaknya Pada Loyalitas Di Kota
Banda Aceh. Jurnal Real Riset, I(I), 10–20.
Mahrizal, M., & Maisur, M. (2021). Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap
Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Produk Wisata Kuliner di Kota Banda
Aceh. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini, 12(01).
http://ejournal.uigm.ac.id/index.php/EGMK/article/view/1521
Mangifera, L., Isa, M., & Wajdi, M. F. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Konsumen Dalam Pemilihan Kuliner di Kawasan Wisata Alam Kemuning.
Jurnal Manajemen Dayasaing, 20(1).
https://doi.org/10.23917/dayasaing.v20i1.6415
Maramis, F. S., Sepang, J. L., & Soegoto, A. S. (2018). Pengaruh Kualitas
Produk, Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada
Pt. Air Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
Dan Akuntansi, 6(3), 1658–1667. https://doi.org/10.35794/emba.v6i3.20411
Marpaung, B., & Mekaniwati, A. (2020). Pengaruh Kualitas Produk, Harga,
Promosi dan Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen serta Dampaknya
Pada Keputusan Pembelian STUDI PADA KONSUMEN ALAT MESIN
PENGOLAH KOPI DI PT. KARYA MITRA USAHA. JIMKES Jurnal
Ilmiah Manajemen Kesatuan, 8(1), 29–38.
McNeil, P., & Young, C. A. (2019). Customer satisfaction in gourmet food trucks:
Exploring attributes and their relationship with customer satisfaction.
Journal of Foodservice Business Research, 22(4), 326–350.
https://doi.org/10.1080/15378020.2019.1614400
Meinalti, R. O. Dela, Budiantono, B., & Hastuti, T. (2021). Pengaruh Kualitas
Produk Terhadap Keputusan Pembelian yang Dimediasi Oleh Kepuasan
Pelanggan Kedai Jumjum Thai Tea Pare- Kediiri. WNCEB 2021, Wnceb, 1–
7.
Mowen. (1995). Perilaku Konsumenb dan Komunikasi Pemasaran. karang
sutisna.
Mowen, A. J., & Minor, B. L. (2012). Perilaku Konsumen. Erlangga.
Noerhanifati, S., Griandini, D., & Monoarfa, T. A. (2020). PENGARUH CITRA
DESTINASI WISATA DAN PENGALAMAN BERWISATA TERHADAP
INTENSI MENGUNJUNGI KEMBALI PADA WISATAWAN OBYEK
WISATA PEMANDIAN AIR PANAS GUNUNG TORONG KABUPATEN
PANDEGLANG. Jurnal Industri Pariwisata, 3(1), 61–73.
http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/pariwisata/article/download/46/40
Özdemir, G., & Şimşek, Ö. F. (2015). The Antecedents of Complex Destination
Image. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 175(2000), 503–510.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.1229
Pantouw, P., & Pangemanan, S. S. (2014). THE EFFECT OF DESTINATION
IMAGE AND TOURIST SATISFACTION ON INTENTION TO REVISIT IN
LEMBEH HILL RESORT. 2(3), 049–057.
Pardede, R., Manajemen, M., Mulia, U. B., Haryadi, T. Y., Manajemen, A. M., &
Mulia, U. B. (2017). Pengaruh Persepsi Harga Dan Kualitas Produk. Journal
of Business & Applied Management, 10(1).
Pitana, I. G., & Gayatri, P. G. (2005). Sosiologi Pariwisata : Kajian Sosiologis
Terhadap Struktur, Sistem, dan Dampak-Dampak Pariwisata (1st ed.). CV
Andi Offset.
Pratiwi, N. R., Pradiani, T., & Alamsyah, A. R. (2021). Pengaruh Harga dan
Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan Dengan Keputusan
Pembelian Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Zama
Homewear Malang). 2(2), 18–27.
Pristiwasa, I., & Hakim, M. F. N. (2019). Pengembangan Potensi Pariwisata
Natuna sebagai Daya Tarik Geowisata di Kepulauan Riau. Jurnal
Kepariwisataan Dan …, 3(2), 156–161.
https://ocs.unud.ac.id/index.php/jkh/article/view/55000
Qin, H., Prybutok, V. R., & Zhao, Q. (2010). Perceived Service Quality in Fast-
food Restaurants: Empirical evidence from China. International Journal of
Quality & Reliability Management, 27, 424–437.
https://doi.org/10.1108/02656711011035129
Qosim, N., & Sumaryanto. (2015). Pengaruh Produk dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Dengan Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel
Mediasi Pada Warunf Makan Bu Yati Solo. Ekonomi Dan Kewirausahaan,
15(1), 1–9.
Qu, H., Kim, L. H., & Im, H. H. (2011). A model of destination branding:
Integrating the concepts of the branding and destination image. Tourism
Management, 32(3), 465–476. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2010.03.014
Ragmandika, Y. F., PR, L., & Purwanto, H. (2020). Analisis Pengaruh Harga Dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan konsumen; Survei Pada Konsumen
Biro Pariwisata Kencana Tour di Simo Boyolali. EKOBIS: Jurnal Ilmu
Manajemen Dan Akutansi, 8(1), 65–74.
Rahmi, L., Hasnah, H., & Triana, L. (2020). Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kepuasan Konsumen terhadap Kopi Arabika Lolo pada Kafe
Gubuk Coffee Central di Payakumbuh. JOSETA: Journal of Socio-
Economics on Tropical Agriculture, 2(2), 122–129.
https://doi.org/10.25077/joseta.v2i2.234
Ramseook-Munhurrun, P., Seebaluck, V. N., & Naidoo, P. (2015). Examining the
Structural Relationships of Destination Image, Perceived Value, Tourist
Satisfaction and Loyalty: Case of Mauritius. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 175(230), 252–259.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.1198
Rani, Rani Sukma Dewi, Ni Made Rustini, & Ni Made Taman Sari. (2021).
Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan dan Harga Terhadap
Kepuasan Pelanggan Pada Kober Mie Setan Cabang Pulau Kawe Denpasar.
Warmadewa Management and Business Journal (WMBJ), 3(1), 41–48.
https://doi.org/10.22225/wmbj.3.1.2021.41-48
Rooroh, C., Moniharapon, S., & Loindong, S. (2020). Pengaruh Suasana Cafe,
Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Pada
Cafe Casa De Wanea Manado). Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 8(4), 130–139.
Ruslim, T. S., & Rahardjo, M. (2016). Identifikasi Kepuasan Konsumen Ditinjau
Dari Segi Harga dan Kualitas ada Restoran Abuba Steak di Greenville.
Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 2, Nomor 1(1), 51–65.
Santoso, A., & Widowati, S. Y. (2011). Pengaruh Kualitas Layanan, Fasilitas
Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Kopima
USM).
Saputra, S. T., Kadarisman, H., & Sunarti. (2017). pengaruh kualitas produk
terhadap keputusan pembelian dan dampaknya terhadap kepuasan konsumen
pengguna Iphone. Jurnal Administrasi Bisnis, 50(6), 85–95.
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/
2084
Sasongko, F., & Subagio, H. (2013). Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan Restoran Baruna Sanur. E-Jurnal Manajemen
Universitas Udayana, 4(7), 252117.
Serhan, M., & Serhan, C. (2019). The Impact of Food Service Attributes on
Customer Satisfaction in a Rural University Campus Environment.
International Journal of Food Science, 2019, 1–12.
https://doi.org/10.1155/2019/2154548
Setiawan, R., Kosasih, K., & Sudrajat, A. (2019). Pengaruh Lokasi Dan Fasilitas
Terhadap Kepuasan Pelanggan Limasan Kafe Karawang. Buletin Studi
Ekonomi, 24(2), 167. https://doi.org/10.24843/bse.2019.v24.i02.p01
Setyaningsih, S., & Murwatiningsih. (2017). Pengaruh Motivasi, Promosi dan
Citra Destinasi Pada Kepuasan Pengunjung Melalui Keputusan Pengunjung.
Management Analysis Journal, 6(2), 123–133. http://maj.unnes.ac.id
Siregar, N., Elfikri, M., & Daulay, R. P. (2022). Pengaruh Lokasi. Promosi, Dan
Fasilitas Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Pada Pengunjung Kawasan.
Sosial Dan Ekonomi, 3(1), 1–9.
Stylos, N., Vassiliadis, C. A., Bellou, V., & Andronikidis, A. (2016). Destination
images, holistic images and personal normative beliefs: Predictors of
intention to revisit a destination. Tourism Management, 53, 40–60.
https://doi.org/10.1016/j.tourman.2015.09.006
Sudari, S. A., Tarofder, A. K., Khatibi, A., & Tham, J. (2019). Measuring the
critical effect of marketing mix on customer loyalty through customer
satisfaction in food and beverage products. Management Science Letters, 9,
1385–1396. https://doi.org/10.5267/j.msl.2019.5.012
Sugianto, J., & Sugiharto, S. (2013). 132004-ID-analisa-pengaruh-service-quality-
food-qu. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, 1(2), 1–10.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Sukarsih, N. K. O., & Suputra, G. A. S. (2021). Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Harga, Lokasi Dan Promosi Terhadap Kepuasan Konsumen Di Restoran
Habitat Ubud. Jurnal Manajemen, Kewirausahaan Dan Pariwisata, 1(3),
861–872.
Sunarsi, D. (2020). Pengaruh Bauran Pemasaran dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Konsumen Pada Giant Dept Store Cabang BSD Tangerang. E-
Mabis: Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis, 21(1), 7–13.
https://journal.unimal.ac.id/emabis/article/view/473
Surya Desy, E., & Saragih Gusandra, M. (2020). EGI PROMOSI UNTUK
MENGOPTIMALKAN BRANDING STRATEGI PROMOSI UNTUK
MENGOPTIMALKAN BRANDING DESTINATION KOTA MEDAN PADA
MASA DESTINATION KOTA MEDAN PADA MASA PADEMI COVID 19.
1346–1352.
Tatangin, A. E., & Loindong, S. S. (2017). Pengaruh Servicescape Dan Kualitas
Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Rumah Makan Mie Medan 99
Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 5(2), 811–820. https://doi.org/10.35794/emba.v5i2.15996
Tirtayasa, S., Lubis, A. P., & Khair, H. (2021). Keputusan Pembelian: Sebagai
Variabel Mediasi Hubungan Kualitas Produk dan Kepercayaan terhadap
Kepuasan Konsumen. Jurnal Inspirasi Bisnis Dan Manajemen, 5(1), 2579–
9312. http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jibm
Tjiptono, F. (2015). Strategi Pemasaran (4th ed.). Andy Offset.
Tjiptono, F. (2019). Strategi Pemasaran Prinsip dan Penerapan (Ediai 1.). Andi.
Tjiptono, F., & Chandra, G. (2016). Service, Quality and Satisfaction. Andy
Offset.
Toudert, D., & Bringas-Rábago, N. L. (2019). Destination food image,
satisfaction and outcomes in a border context: tourists vs excursionists.
British Food Journal, 121(5), 1101–1115. https://doi.org/10.1108/BFJ-03-
2019-0148
UNWTO. (2007). A Practical Guide to Tourism Destination Management.
https://www.e-unwto.org/doi/epdf/10.18111/9789284412433?role=tab
Wibowo, S. F., Sazali, A., & Kresnamurti R. P., A. (2016). THE INFLUENCE
OF DESTINATION IMAGE AND TOURIST SATISFACTION TOWARD
REVISIT INTENTION OF SETU BABAKAN BETAWI CULTURAL
VILLAGE. JRMSI - Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 7(1), 136–
156. https://doi.org/10.21009/JRMSI.007.1.08
Wulandari, W. (2012). Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian
Pada Waserda UKM Mart Koperasi Karyawan Widyagama Malang. Jurnal
Manajemen Dan Akuntansi Volume 1, 19, 119.
https://www.startup.gr/articles/562-chrisima-arthra-gia-neoys-
epicheirimaties-migma-marketingk-marketing-mix-katanalotikon-agathon/
Wydyanto, W., & Ilhamalimy, R. R. (2021). DETERMINATION OF
PURCHASING DECISIONS AND CUSTOMER SATISFACTION:
ANALYSIS OF SERVICE QUALITY AND PRODUCT QUALITY
(MARKETING MANAGEMENT LITERATURE REVIEW). Dinasti
International Journal of Education Management And Social Science, 2(3),
565–575. https://doi.org/10.31933/dijemss.v2i3.822
Zakia, S. Z., Farida, N., & Widiartanto. (2016). PENGARUH PRODUK
WISATA , DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN
BERKUNJUNG DENGAN CITRA DESTINASI SEBAGAI VARIABEL
( Studi Pada Obyek Wisata Colo Kudus ). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis,
5(4), 510–518.
Zardi, H., Wardi, Y., & Evanita, S. (2019). Effect of Quality Products, Prices,
Locations and Customer Satisfaction to Customer Loyalty Simpang Raya
Restaurant Bukittinggi “Salero Nan Tau Raso.” Business and Managament
Research, 64, 856–865. https://doi.org/10.2991/piceeba2-18.2019.75
Zhang, H., Xu, F., Leung, H. H., & Cai, L. A. (2016). The Influence of
Destination-Country Image on Prospective Tourists’ Visit Intention: Testing
Three Competing Models. Asia Pacific Journal of Tourism Research, 21(7),
811–835. https://doi.org/10.1080/10941665.2015.1075566

Anda mungkin juga menyukai