Anda di halaman 1dari 93

PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK, PERSEPSI HARGA,

SELERA KONSUMEN DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN


PEMBELIAN KERIPIK TEMPE MEREK MATAHARI
KECAMATANKOTO BARU KABUPATEN
DHARMASRAYA

Raski Afdi
NPM : 21090132

Dosen Pengampu :
Dr. Jolianis, ME

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2024
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Pengaruh kualitas produk


terhadap keputusan pembelian, 2) Pengaruh kualitas produk melalui persepsi
harga sebagai variabel intervening terhadap keputusan pembelian, 3) Pengaruh
citra merek terhadap keputusan pembelian, 4) Pengaruh citra merek melalui
persepsi harga sebagai variabel intervening terhadap keputusan pembelian, 5)
Pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian, 6) Pengaruh selera
konsumen terhadap keputusan pembelian, 7) Pengaruh selera konsumen melalui
persepsi harga sebagai variabel intervening terhadap keputusan pembelian, 8)
Pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian, 9) Pengaruh kualitas produk, citra
merek, persepsi harga, selera konsumen, dan lokasi secara bersama terhadap
keputusan pembelian dengan persepsi harga sebagai variable intervening di
Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.
Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
pembeli keripik tempe merek matahari di Kecamatan Koto Baru Kabupaten
Dharmasraya yang berjumlah 120 orang. Pengambilan sampel menggunakan
teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk penelitian berupa
angket tertutup dengan digunakan uji analisis jalur dan uji hipotesa dengan uji t
dan uji F.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, Pertama terdapat pengaruh kualitas
produk terhadap keputusan pembelian dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,254
dan nilai thiting sebesar 3,480>ttabel 1,980, Kedua terdapat pengaruh kualitas produk
terhadap persepsi harga dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,192 dan nilai t hiting
sebesar 2,229>ttabel 1,980, Ketiga terdapat pengaruh citra merek terhadap
keputusan pembelian dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,205 dan nilai t hiting
sebesar 2,913>ttabel 1,980, Keempat terdapat pengaruh citra merek terhadap
persepsi harga dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,179 dan nilai t hiting sebesar
2,009>ttabel 1,980, Kelima terdapat pengaruh persepsi harga terhadap keputusan
pembelian dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,197 dan nilai t hiting sebesar
2,793>ttabel 1,980, Keenam terdapat pengaruh selera konsumen terhadap keputusan
pembelian dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,209 dan nilai t hiting sebesar
2,999>ttabel 1,980, Ketujuh terdapat pengaruh selera konsumen terhadap persepsi
harga dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,241 dan nilai t hiting sebesar 2,742>ttabel
1,980, Kedelapan terdapat pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian dengan
nilai koefisien jalur sebesar 0,298 dan nilai t hiting sebesar 4,008>ttabel 1,980,
Kesembilan perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel
eksogen ke endogen dengan menggunakan analisis jalur diketahui besarnya
pengaruh kualitas produk, citra merek, persepsi harga, selera konsumen dan lokasi
terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 30,5%.
Kata Kunci : kualitas produk, citra merek, persepsi harga, selera konsumen,
lokasi, keputusan pembelian.
KATA PENGANTAR

Puju syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul :“Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, Persepsi Harga, Selera

Konsumen dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Keripik Tempe

Merek Matahari Kecamatan Koto Baru Kabupaten

Dharmasraya“.Selanjutnya salawat beserta salam penulis hadiahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan dalam setiap sikap dan tindakan

sebagai seorang muslim.

Dalam pelaksanaan dan penelitian ini, penulis proposal menyadari bahwa

dalam penyusunan proposal ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan yang telah

diberikan oleh berbagai pihak, terutama kepada orang tua ayahanda dan ibunda

beserta keluarga tercinta yang selalu memberikan do’a dan dukungan baik moral

maupun material kepada penulis, dan kepada Dr. Jolianis, ME selaku Pembimbing

yang telah meluangkan waktu dan sabar untuk membimbing penulis dalam

menyelesaiakn Proposal ini serta telah memberikan banyak masukan kepada

penulis.
Ibu Dina Amaluis,SE,MM selaku Pembimbing I dan Ibu Vivina

Eprillison,M.Pd.E selaku Pembimbing II

Selanjutnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada

yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Ansofino, M.Si selaku ketua Universitas PGRI Sumatera

Barat, Ibu Rina widiana, M.Si selaku Waka I bidang akademik, Ibu Sri

Imelwaty, M.Pd, Ph.d selaku Waka II bidang admisnistrasi umum dan

keuangan, dan Bapak Jarudin, MA, Ph.D selaku Waka III bidang

kemahasiswaan, alumni dan kerjasama.

2. Bapak Dr. Jolianis, ME selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas PGRI Sumatera Barat.

3. Ibu Citra Ramayani, ME selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Universitas PGRI Sumatera Barat.

4. Bapak Jimi Ronald, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

Ekonomi Universitas PGRI Sumatera Barat.

5. Bapak Dr. Jolianis, ME selaku Pembimbing komprehensif penulis yang telah

memberikan masukan untuk pembuatan Proposal dan mendidik penulis

selama perkuliahan.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi

Universitas PGRI Sumatera Barat yang telah memberikan ilmu yang

bermanfaat bagi penulis dalam proses perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Proposal ini masih banyak terdapat

kekurangan dan keterbatasan sehingga hasilnya masih jauh dari sisi sempurna.
Untuk itu, demi kesempurnaan Proposal ini penulis mengharapkan kritikan dan

saran yang sifatnya membangun dari para pembaca.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, penulis berharap Proposal ini

dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Semoga Allah SWT

selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta membalas segalakebaikan

semua pihak yang memeberikan bantuan kepada penulis.

Padang, 10 Januari 2024

Raski Afdi
DAFTAR ISI
Halaman

ABSTRAK...............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
B. Identifikasi Masalah............................................................................................13
C. Batasan Masalah..................................................................................................13
D. Rumusan Masalah...............................................................................................14
E. Tujuan Penelitian.................................................................................................15
F. Manfaat Penelitian..............................................................................................16
BAB II KERANGKA TEORI.............................................................................17
A. Landasan Teori....................................................................................................17
B. Penelitian Terdahulu...........................................................................................40
C. Kerangka Konseptual..........................................................................................42
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................49
A. Jenis Penelitian....................................................................................................49
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................................49
C. Populasi dan Sampel...........................................................................................49
D. Jenis dan Sumber Data........................................................................................51
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................51
F. Definisi Operasional...........................................................................................52
G. Instrumen Penelitian...........................................................................................55
H. Ujicoba Instrumen...............................................................................................56
I. Teknik Analisis Data...........................................................................................63
J. Model Analisis Jalur...........................................................................................68
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.Data produksi Kedelai Provinsi Sumatera Barat menurut Kabupaten Atau
Kota tahun 2017-2021 (Ton).....................................................................2
Tabel 2. Data Penjualan Keripik Tempe di Padang Bintungan...............................5
Tabel 3. Data Kualitas Produk Keripik Tempe Matahari dilihat dari kemasan
setiap produk..............................................................................................6
Tabel 4. Citra Merek Kerpik Tempe Matahari.......................................................7
Tabel 5. Persepsi Harga Keripik Tempe..................................................................9
Tabel 6.Selera Konsumen Terhadap Keripik Tempe.............................................10
Tabel 7.Data Lokasi Keripik Tempe Sesuai Dengan Waktu yang di Tempuh......11
Tabel 8. Penelitian Terdahulu................................................................................40
Tabel 9. Kisi-Kisi Instrument Penelitian................................................................55
Tabel 10. Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian...............................58
Tabel 11. Hasil Uji Validits Variabel Kualitas Produk..........................................59
Tabel 12. Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek..............................................60
Tabel 13. Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Harga..........................................60
Tabel 14. Hasil Uji Validitas Variabel Selera Konsumen.....................................61
Tabel 15. Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi.......................................................62
Tabel 16. Hasil Analisa Uji Reliabilitas Uji Coba Angket....................................63
Tabel 17. Skor Jawaban Setiap Pertanyaan...........................................................65
Tabel 18:Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin........................................76
Tabel 19. Profil Responden Berdasarkan Umur...................................................76
Tabel 20: Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan..............................................76
Tabel 21. Hasil Analisa TCR Variabel Keputusan Pembelian (Y)........................77
Tabel 22. Hasil Analisa TCR Variabel Kualitas Produk (X1)...............................78
Tabel 23. Hasil Analisa TCR Variabel Citra Merek (X2).....................................80
Tabel 24. Hasil Analisa TCR Variabel Persepsi Harga (X3).................................81
Tabel 25. Hasil Analisa TCR Variabel Selera Konsumen (X4)............................82
Tabel 26. Hasil Analisa TCR Variabel Lokasi (X5)..............................................83
Tabel 27. Hasil Uji Causalitas Granger.................................................................84
Tabel 28. Hasil Uji Normalitas..............................................................................90
Tabel 29. Hasil Analisis Jalur Sub Struktur I.........................................................91
Tabel 30. Hasil Analisis Jalur Sub Struktur II.......................................................94
Tabel 31. Rekapitulasi Pengaruh Variabel Eksogen terhadap Variabel Endogen
...............................................................................................................101
Tabel 32. Hasil Analisis Uji t..............................................................................102
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 .lokasi penjualan keripik tempe di kabupaten Dharmasraya................12


Gambar 2. Kerangka Konseptual..........................................................................45
Gambar 3. Bagan Analisis Jalur............................................................................67
Gambar 4. Bagan Hasil Analisis Jalur Sub Struktur 1..........................................93
Gambar 5. Bagan Hasil Analisis Jalur Sub Struktur II.........................................97
Gambar 6. Bagan Hasil Analisis Jalur Sub Struktur I dan II...............................98
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. ANGKET UJI COBA PENELITIAN............................................123


Lampiran 2.Tabulasi Data Angket Uji Coba Penelitian.....................................131
Lampiran 3. Hasil Reliabilitas Dan Validitas Angket Uji Coba Penelitian.......137
Lampiran 4. ANGKET PENELITIAN...............................................................142
Lampiran 5.Tabulasi Angket Penelitian..............................................................149
Lampiran 6.Frekuensi Jawaban Angket..............................................................168
Lampiran 7.Hasil Analisa TCR...........................................................................171
Lampiran 8.Dokumentasi Uji Coba Penelitian...................................................177
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di zaman yang semakin berkembang pesat seperti saat ini banyak sekali

peluang dan juga tantangan bisnis bagi perusahaan. Perusahaan saling berlomba

untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Suatu perusahaan harus dapat bersaing

dengan perusahaan lainya agar perusahaan tersebut bisa bertahan dan di sisi lain

perusahaan juga harus mengerti apa yang diinginkan oleh konsumen, sehingga

konsumen akan merasa terpuaskan. Karena pada era globalisasi seperti sekarang

ini banyak bermunculan produsen-produsen yang baru yang menjual barang-

barang yang sejenis. Jadi secara otomatis dengan banyaknya produsen maka akan

semakin banyak pula persaingan.

Pada dasarnya dengan semakin banyaknya pesaing maka semakin banyak

pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan apa

yang menjadi harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah

pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar dalam menghadapi setiap produk yang

beredar di pasar.

Salah satu cara yaitu perusahaan melebarkan sayapnya memperluas pasar

untuk mendapatkan tempat di hati konsumen. Karena konsumen merupakan

sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan, bagi seorang pemasar harus dapat

mengetahui apa yang di butuhkan oleh konsumen, pemasar harus bisa menyusun

strategi untuk dapat memuaskan kebutuhan konsumen, dimana kebutuhan

konsumen akan bergerak dinamis sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga

1
2

para pemasar harus peka membaca setiap perubahan selera konsumennya.Oleh

karena itu untuk mencapai kesuksesan perusahaan harus memenuhi syarat yang

harus dipenuhi agar dapat mencapai sukses dalam persaingan pasar.

Di Indonesia adalah termasuk salah satu Negara tujuan Impor kedelai yang

cukup besar di Asia Tenggara. Sebagian besar pasokan kedelai tersebut diserap

oleh Usaha Kecil Menengah khususnya pengrajin tempe atau juga keripik tempe.

Sekarang keripik tempe ini sudah semakin ngetop sampai di mancanegara karena

tempe berpotensi untuk menangkal radikal bebas sehingga dapat menghambat

proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratife. Kedelai

merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil

kedelai utama adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru di

budidayakan masyarakat di luar Asia. Konsumsi kedelai di Indonesia mencapai

3,4-3,6 juta ton per tahun, dari jumlah itu sekitar 2,4-2,6 juta tons harus di Impor.

Tabel 1.Data produksi Kedelai Provinsi Sumatera Barat menurut Kabupaten


Atau Kota tahun 2017-2021 (Ton)
Kabupaten/Kota 2017 2018 2019 2020 2021

Kab.Kepulauan Mentawai 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00


Kab. Pesisir Selatan 0.00 8.98 15.81 0.00 0.00
Kab. Solok 0.00 1.71 0.00 0.00 0.00
Kab. Sijunjung 0.00 278.09 251.80 3.05 0.00
Kab. Tanah Datar 5.00 330.17 20.89 0.00 0.00
Kab. Padang Pariaman 0.00 69.14 16.44 0.00 0.75
Kab. Agam 37.00 481.84 439.51 0.00 0.00
Kab. Lima Puluh Kota 0.00 46.51 196.53 0.00 0.00
Kab. Pasaman 2.00 831.49 1176.03 0.00 0.00
Kab. Solok Selatan 7.00 28.73 104.72 25.11 0.00
Kab. Dharmasraya 9.00 90.42 32.52 0.69 0.00
Kab. Pasaman Barat 14.00 38.61 4.75 1.67 5.52
Kota Padang 2.00 12.57 0.00 0.00 0.00
Kota Solok 0.00 5.12 0.00 0.00 0.00
Kota Sawahlunto 0.00 2.16 0.00 16.06 0.00
Kota Padang Panjang 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kota Bukittinggi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kota Payakumbuh 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kota Pariaman 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sumatera Barat 76.00 2225.55 2267.00 46.58 6.27
Sumber : BPS Provinsi Sumbar,(2017-2021).
3

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa Dharmasraya lebih menurun

produksi kedelainya setiap tahun karena di Dharmasraya itu para industri rumahan

keripik tempe itu mereka mendapatkan kedelai dari pemasok terutama daerah

Padang Bintungan mendapatkan kedelai dari pemasok yang sama. Mereka tidak

membeli sendiri dari warung/pasar, tetapi mereka di setorin pemasok. Kadang

para pemasok di Dharmasraya itu dapat kedelai juga dari daerah luar mengingat

kedelai di Dharmasraya yang mengalami penurunan dan sulit di cari.

Industri keripik tempe ini banyak di Dharmasraya terutama Padang

Bintungan, makanan khasnya keripik tempe, dan sudah terkenal sampai keluar

provinsi terutama bagi pejabat dan mahasiswa yang berkunjung ke Dharmasraya

banyak masyarakat Dharmasraya rata-rata membeli keripik tempe di sana dan

desa Padang Bintungan ini banyak menjual dan menyetorkan keripik tempe ke

daerah luar dibandingkan dengan desa lainnya yang mempunyai usaha keripik

tempe. di satu daerah ini ada tiga industri keripik tempe yang bersaing. Tapi yang

terkenal oleh masyarakat dalam maupun luar kabupaten dan dijadikan andalan

oleh-oleh maupun cemilan adalah keripik tempe merek Matahari.

Tempe adalah salah satu makanan tradisional yang berasal dari indonesia,

tempe terbuat dari kacang kedelai yang telah mengalami fermentasi. Tempe

memiliki rasa yang lezat dan disukai oleh banyak golongan masyarakat. Selain itu,

tempe juga memiliki harga yang relatif murah sehingga mudah dijangkau oleh

masyarakat. Olahan berbahan dasar tempe yang sering kita temui, yaitu seperti

tempe goreng, tempe mendoan, tempe bacem, tempe tumis, martabak tempe dan

juga kripik tempe. berbagai olahan tersebut menggunakan teknik pemasakan yang
4

berbeda-beda. Keripik tempe adalah makanan ringan yang bersifat renyah dan

kering. Renyah adalah keras dan mudah patah. Sifat renyah, dan tahan lama,

praktis mudah dibawa kemana saja, dan disimpan. Serta dapat dinikmari kapan

saja merupakan kelebihan yang dimiliki oleh kripik tempe.

Keripik tempe ini mempunyai rasa yang gurih sehingga konsumen banyak

memilih membeli tempe keripik Matahari di bandingkan dengan tempe keripik

merek lainnya. Serta keripik Matahari ini berbeda dengan keripik tempe lainnya

dari segi kualitas nya dan segi sifatnya yang renyah dan gurih, Yang mana keripik

tempe ini di olah dengan bahan alami serta bumbu yang sangat lezat. Perilaku

pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya

rangsangan dari luar baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan

lingkungan.

Rangsangan tersebut kemudian diproses di dalam diri seseorang sesuai

dengan karakteristik pribadinya sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian.

Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan

tersebut sangat kompleks, dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk

membeli (Semuel & Lianto, 2014:49). Keputusan pembelian konsumen itu sendiri

adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk

mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu

diantaranya Setiadi, (2017:332). Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat

banyak pengaruh yang mendasari seseorang dalam melakukan pembelian. Setiap

perusahaan harus berusaha untuk menarik perhatian (calon) konsumen dengan

berbagai cara, salah satunya dengan pemberian informasi tentang produk.


5

Tabel 2. Data Penjualan Keripik Tempe di Padang Bintungan


Merek Penjualan
Tahun
No Keripik
Berdiri Tahun 2021(Rp) Tahun 2022 ( Rp)
Tempe
1. Matahari 1988 230.250.000 345.120.000
2. Sido Gurih 1977 150.300.000 210.500.000
3. 3 Saudara 2002 125.100.000 154.000.000
Sumber : Industri Rumahan Keripik Tempe,(2022).

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa merek keripik tempe yang

penjualannya paling banyak adalah kerpik tempe merek Matahari dibandingkan

kerpik tempe merek lainnya dan membuat peneliti tertarik meneliti tentang keripik

tempe Matahari.Dilihat dari penjualan Pada tahun 2021 penjualan kerpik tempe

merek Matahari mencapai Rp 230.250.000 dan pada tahun 2022 penjualannya

meningkat dengan jumlah penjualan sebesar Rp 345.120.000.

Sedangkan keripik tempe merek Sido Gurih pada tahun 2021 penjualannya

sebesar Rp 150.300.000 dan pada tahun 2022 mengalami penurunan dengan

jumlah penjualan sebesar Rp.210.500.000. Selain itu ada pula keripik tempe 3

Saudara yang pada tahun 2021 penjualannya sebesar Rp 125.100.000 dan pada

tahun 2022 mengalami pening katan dengan jumlah penjualan sebesar Rp

154.000.000. Dari jumlah penjualan pertahun tersebut, terlihat bahwa sebagian

besar masyarakat di Kabupaten Dharmasraya memang banyak yang

mengkonsumsi keripik tempe Matahari dibandingkan keripik tempe merek

lainnya. Hal ini harga yang mahal tidak menjadi masalah bagi pelanggan dalam

mempertimbangkan melakukan keputusan pembelian.

kualitas produk juga mempengaruhi keputusan pembelian. Pada umumnya

konsumen melakukan pembelian produk untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginannya dengan memperhatikan kualitas produk terlebih dahulu. Kualitas


6

produk itu sendiri adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan

fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan

perbaikan, serta atribut bernilai lainnya (Kotler dan Amstrong, 2015:354).

Kualitas keripik tempe Matahari ini mempunyai kualitas yang baik dari segi

kemasannya yang menarik bagi konsumen serta citra rasa yang begitu nikmat.

Kualitasnya sendiripun sudah tidak dapat diragukan lagi dengan segala

keunggulan-keunggulannya seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Data Kualitas Produk Keripik Tempe Matahari dilihat dari


kemasan setiap produk
No Kategori Merek Keripik Tempe
Matahari Sido Gurih 3 Saudara
1. Merek Matahari Sido Gurih 3 Saudara
(cap Matahari)
2. Komposisi Kedelai murni dan Kedelai Kedelai
bahan alami
3. Kemasan Isinya renyah dan Kurang renyah dan Kurang renyah dan
gurih sertadi bungkus dibungkus dengan dibungkus dengan
menggunakan plastik plastik biasa plastik biasa
kaca
4. Ukuran 50 & 200 gram 50 & 200 gram 28 gram
5. Warna Coklat ke Kuningan Coklat ke Coklatan Kuning
ke Coklatan
6. Kemudahan Mudah dibuka dan Mudah lembab Mudah lembab
tidak mudah lembab
Sumber : Dari Produsen Keripik Tempe Matahari,sido gurih,3 saudara (2023).

Berdasarkan tabel 3 diatas Fenomena yang dilihat di lapangan masyarakat

membeli keripik tempe Matahari karena kualitasnya yang bagus, keripik tempe

Matahari tidak hanya rasanya yang lezat dan enak, namun kemasan, warnanya

juga menarik serta daya tahannya yang lama. Dilihat dari sisi warnanya keripik

tempe Matahari warnanya coklat ke kuningan dibandingkan dengan keripik tempe

merek lainnya. Keripik tempe Matahari adalah keripik tempe yang mempunyai

kualitas yang bagus. Seperti keripik tempe Sido gurih dan 3 Saudara walaupun
7

harganya yang murah namun kualitasnya kurang bagus, dimana rasanya tidak

lezat dan warnanya kurang menarik. Sehingga keripik tempe menjadi favorit bagi

masyarakat, produk yang berkualitas diharapkan dapat memicu keinginan

konsumen untuk melakukakan pembelian yang kemudian dapat menimbulkan rasa

puas setelah mengkonsumsi produk tersebut.

Selain kualitas produk konsumen terbentuknya keputusan pembelian juga

dipengaruhi oleh adanya kepercayaan terhadap sebuah merek. Kepercayaan

ditandai adanya keyakinan dalam diri konsumen untuk selalu menggunakan merek

produk tertentu.

Menurut Aaker dan Lasser dalam Wulansari, (2013:391) brand trust (citra

merek) adalah rasa aman yang dimiliki oleh seorang konsumen melalui

interaksinya dengan merek, yang didasarkan pada persepsi konsumen bahwa

merek tersebut dapat dipercaya dan bertanggung jawab untuk kepentingan dan

kesejahteraan konsumen. Masyarakat sudah percaya terhadap produk keripik

tempe Matahari, sehingga konsumen tidak mau lagi pindah ke produk tempe

lainnya.

Tabel 4. Citra Merek Kerpik Tempe Matahari


No Keterangan Dokumentasi Gambar

1. Mempunyai label halal 2015

2. Terdaftar di dinkes pada tahun 2018-


2023 dan mendapat nomor P-IRT
8

3. Telah di patenkan oleh bupati


Dharmasraya sebagai oleh-oleh khas
Dharmasraya

Sumber : Produsen Keripik Tempe Matahari, (2023).

Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa kepercayaan konsumen terhadap

keripik tempe Matahari bisa semakin bertambah dan disini juga terlihat sekali

bahwa keripik tempe Matahari juga sebagai pemenang pasar. Dapat di lihat bahwa

produk keripik tempe Matahari sudah mengeluarkan kemampuannya untuk di

percaya oleh masyarakat. Masyarakat dalam mempercayai suatu merek tertentu

sangat menaruh harapan besar untuk terpenuhinya janji merek tersebut. Mereka

tidak ingin setelah mengkonsumsi suatu merek nantinya akan memunculkan

kekecewaan.

Melalui proses pembelian konsumen akan mempertimbangkan beberapa

hal terlebih dahulu, salah satunya adalah persepsi harga. Persepsi harga adalah

jumlah uang (satuan moneter) dan aspek lain (non moneter) yang menga ndung

utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk

(Tjiptono dkk,2014:151). Bagaimana konsumen memandang harga tinggi-

rendahnya, wajar tidaknya akan mempunyai pengaruh terhadap keputusan

pembelian. Apabila harga yang ditetapkan perusahaan sesuai dengan yang

diharapkan konsumen maka pelanggan tidak hanya membuat keputusan

pembelian saja tetapi juga merasa puas. Berikut adalah daftar perbandingan harga

berbagai merek keripik tempe dari produsen yang berbeda berdasarkan kemasan.
9

Tabel 5. Persepsi Harga Keripik Tempe


Merek Harga Kemasan Berat Harga Kemasan Berat
Keripik
Tempe
Matahari Rp Plastik 50 Rp Plastik 220 gram
2.000 ukuran gram 13.000 ukuran
kecil besar
3 Saudara Rp Plastik 28 Rp Plastik 200 gram
1.500 ukuran gram 10.000 ukuran
kecil besar
Sido Rp Plastik 30 Rp Plastik 200 gram
Gurih 1.500 ukuran gram 10.000 ukuran
kecil besar
Sumber : Industri Rumahan Keripik Tempe, (2023).

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat keripik tempe merek Matahari dijual

dengan harga Rp 2.000 dengan (berat 50 gram) dan harga Rp 10.000 dengan

(berat 220 gram). Harga keripik tempe Matahari ini memang lebih tinggi

dibandingkan dengan merek tempe keripik 3 Saudara dengan harga Rp1.500

dengan ( berat 28 gram) dan harga Rp 10.000 (berat 200 gram) dan Sido Gurih

sama harganya sama dengan 3 saudara Rp 1.500 dengan ( berat 30 gram) dan

harga Rp 10.000 dengan ( berat 200 gram).

Satu keripik tempe ini harga nya lebih rendah di bandingkan dengan keripik

tempe merek Matahari. Perbedaan pandangan (pendapat) dari konsumen terhadap

harga menjadi suatu hal yang dipertimbangkan untuk melakukan proses keputusan

pembelian.

Pandangan masyarakat terhadap harga keripik tempe merek Matahari yang

sesuai dengan kualitasnya tidak menjadi penghalang bagi masyarakat untuk

membuat keputusan pembelian. Walaupun harganya mahal tetapi masyarakat

tetap masih memilih keripik tempe Matahari karena rasa nya yang enak dan gurih.
10

Bahkan keripik tempe Matahari dengan harga mahal tetapi sampai ke Kalimantan

dan ongkos kirim lebih mahal dibandingkan dengan harga keripik tempenya

Setelah persepsi harga, selera konsumen juga mempengaruhi keputusan

pembelian. Pada umumnya konsumen melakukan pembelian produk untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan memperhatikan bagaiamana rasa

yang enak dan gurih terlebih dahulu. Menurut Hanselman dalam Latmawati, Hia

& Verawati, (2016:07) selera adalah kesan yang diperoleh konsumen saat

merasakan produk/jasa yang diberikan perusahaan. Perusahaan menyesuaikan

dengan selera konsumen, dimana gejala ini ditandai dengan pasar pembeli yang

lebih dominan dalam suasana pasaran jasa. Di era globalisasi ini perusahaan

keripik tempe harus bisa mengambil apa selera konsumen terhadap barang dan

jasa. Apabila semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu barang maka akan

diikuti dengan peningkatan keputusan konsumen dalam pembelian barang.

Tabel 6.Selera Konsumen Terhadap Keripik Tempe


No Nama Toko Banyak yang Habis Terjual Pada Tahun 2022

1. Matahari 8.000 Kardus/110.000 Bungkus

2. 3 Saudara 5.243 Kardus / 55.916 Bungkus

3. Sido Gurih 4.021 Kardus / 75.252 Bungkus

Sumber : Industri Rumahan Keripik Tempe di Blok D,(2022).

Berdasarkan tabel 6 bahwa selera konsumen tidak mudah berubah terhadap

produk apalagi keripik tempe. Dimana dapat kita lihat dari banyak nya jumlah

keripik tempe jurnal indikator kualitas produk menurut para ahli yang terjual pada

tahun 2022 bahwa yang habis terjual pada keripik tempe merek Matahari di

bandingkan dengan keripik tempe merek lainnya. Konsumen lebih tertarik pada
11

produk keripik tempe Matahari, yang mana selera konsumen terhadap barang

tinggi maka akan meningkatkan konsumen dalam pembelian dan masyarakat akan

melakukan keputusan pembelian karena selera nya sudah terpenuhi dan merasa

puas terhadap produk tersebut.

Faktor yang terakhir yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu

lokasi. Melihat lokasi perusahaan yang mendukung membuat konsumen mudah

menuju perusahaan. Menurut Kotler & Amstrong, (2015:214) lokasi pengecer

merupakan kunci bagi kemampuannya menarik pelanggan. Pada lokasi yang tepat

dan strategis akan lebih sukses dibanding yang lainnya, meskipun sama menjual

produk keripik tempe. Dengan lokasi yang strategis membuat masyarakat semakin

mudah untuk membeli keripik tempe berdasarkan jarak dari pusat kermaian dam

pusat kabupaten.

Tabel 7.Data Lokasi Keripik Tempe Sesuai Dengan Waktu yang di Tempuh
No Keterangan Merek Keripik Tempe
Matahari Sido Gurih 3 Saudara
Jarak Waktu Jarak Waktu Jarak Waktu
1. Pusat 3 Km 15 5 Km 25 7 Km 35
Keramaian Menit Menit Menit
2. Pusat 30 Km 150 33 Km 165 39 Km 195
Kabupaten Menit Menit Menit
Sumber : Seorang Produsen Keripik Tempe Matahari, (2023).

Berdasarkan tabel 7 di ataas Pemilihan lokasi yang di maksud disini adalah

lokasi industri berdasarkan dari pusat keramaiaan maupun dari pusat kabupaten,

pemilihan lokasi diperlukan pada saat perusahaan mendirikan usaha baru,

melakukan ekspansi usaha yang telah ada maupun memindahkan lokasi

perusahaan ke lokasi lainnya Menurut (Musa & Rotinsulu, 2019 2701:2710) salah

satu strategi yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah pemilihan lokasi,
12

baik lokasi pabrik untuk perusahaan manufaktur ataupun lokasi usaha untuk

perusahaan industri kecil maupun lokasi perkantorannya.. Pemilihan lokasi sangat

penting karena berkaitan dengan besar kecilnya biaya operasi, harga maupun

kemampuan bersaing.

Gambar 1 .lokasi penjualan keripik tempe di kabupaten Dharmasraya

Dari tabel 7 dapat dilihat menunjukkan bahwa keripik tempe Matahari

berada dilokasi yang strategis yang berada dekat dengan pemukiman penduduk

serta lokasi yang berada di jalan raya yang di lewati angkutan umum sehingga

lokasinya sangat mudah dicapai dari semua kalangan di bandingkan dengan

keripik tempe merek lainnya. Lokasi yang strategis maka dapat meninggkatkan

volume penjualan, Dan juga lokasi yang mudah diakses dapat membuat konsumen

semakin yakin terhadap produk keripik tempe Matahari, serta semakin banyak

konsumen yang membeli keripik tempe tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek,

Persepsi Harga, Selera Konsumen dan Lokasi Terhadap Keputusan


13

Pembelian Keripik Tempe Merek Matahari Kecamatan Koto Baru

Kabupaten Dharmasraya“.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah dalam

penelitian adalah berikut ini.

1. Pemasaran keripik tempe Matahari tersebut lebih unggul.

2. Kripik tempe Matahari memiliki citra rasa yang enak dan kemasan yang bagus.

3. Harga keripik tempe Matahari lebih terjangkau di bandikan merek keripik

lainnya.

4. Banyaknya pesaing baru keripik tempe Matahari.

5. Pelayanan yang baik karena ada system antar ketempat.

6. Lokasi keripik tempe Matahari sangat strategis dan mudah di akses dimanapun.

7. Konsumen sulit untuk memilih produk keripik tempe karena terdapat banyak

pilihan dipasar.

8. Konsumen yang membeli keripik tempe matahari belum tentu membeli lagi di

masa yang akan datang.

9. Tidak adanya tukang parkir yang di sediakan sendiri oleh keripik tempe merek

Matahari.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan mencapai tujuan yang diharapkan,

maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian tentang:“Pengaruh Kualitas

Produk, Citra Merek, Persepsi Harga, Selera Konsumen dan Lokasi


14

Terhadap Keputusan Pembelian Keripik Tempe Merek Matahari

Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya“.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh Kualitas Produk Melalui Persepsi Harga terhadap

keputusan pembelian pada kripik tempe Matahari?

2. Bagaimana pengaruh Citra Merek Melalui Persepsi Harga terhadap keputusan

pembelian pada keripik tempe Matahari?

3. Bagaimana pengaruh Selera Konsumen Merek Melalui Persepsi Harga

terhadap keputusan pembelian pada keripik tempe Matahari?

4. Bagaimana pengaruh Kualitas Produk terhadap keputusan pembelian pada

kripik tempe Matahari?

5. Bagaimana pengaruh Citra Merek terhadap keputusan pembelian pada keripik

tempe Matahari?

6. Bagaimana pengaruh Persepsi Harga terhadap keputusan pembelian pada

keripik tempe Matahari?

7. Bagaimana pengaruh Selera Konsumen terhadap keputusan pembelian pada

keripik tempe Matahari?

8. Bagaimana pengaruh Lokasi terhadap keputusan pembelian pada keripik tempe

Matahari?
15

E. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. pengaruh Kualitas Produk Melalui Persepsi Harga terhadap keputusan

pembelian pada kripik tempe Matahari di Kecamatan Koto Baru Kabupaten

Dharmasraya.

2. Pengaruh Citra Merek Melalui Persepsi Harga terhadap keputusan pembelian

pada kripik tempe Matahari Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya

3. Pengaruh Selera Konsumen Melalui Persepsi Harga terhadap keputusan

pembelian pada kripik tempe Matahari Kecamatan Koto Baru Kabupaten

Dharmasraya

4. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian keripik tempe merek

Matahari Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

5. Pengaruh Citra merek terhadap keputusan pembelian keripik tempe Merek

Matahari Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

6. Pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian keripik tempe merek

Matahari Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

7. Pengaruh selera konsumen terhadap keputusan pembelian keripik tempe merek

Matahari Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

8. Pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian keripik tempe merek Matahari

Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.


16

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, Persepsi Harga, Selera Konsumen dan

Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Keripik Tempe Merek Matahari

Bintungan Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

b. Menambah atau memperluas cakrawala pengetahuan khususnya tentang

Kualitas Produk, Citra Merek, Persepsi Harga, Selera Konsumen dan Lokasi

Terhadap Keputusan Pembelian Keripik Tempe Merek Matahari Bintungan

Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya

c. Penelitian ini dapat menjadi sumber bacaan bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, menambah pengalaman dan wawasan dalam penelitian ilmiah,

mempersiapkan diri untuk terjun langsung kedunia kerja dan sebagai salah satu

syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Ekonomi UNIVERSITAS PGRI SUMBAR

b. Bagi perusahaan yang bersangkutan, memberikan informasi mengenai

Kualitas Produk, Citra Merek, Persepsi Harga, Selera Konsumen dan Lokasi

terhadap keputusan pembelian keripik tempe merek Matahari Kecamatan Koto

Baru Kabupaten Dharmasraya.


BAB II
KERANGKA TEORI

A. Landasan Teori

1. Konsep Keputusan Pembelian

a. Pengertian Keputusan Pembelian

Tujuan kegiataan pemasaran adalah menjual lebih banyak bahan kepada

lebih banyak orang dengan lebih sering membeli sehingga perusahaan

mendapatkan lebih banyak uang dan menginginkan lebih banyak laba. Keputusan

untuk membeli yang diambil oleh konsumen sebenarnya merupakan kumpulan

dari sebuah keputusan.

Menurut Kotler dan Keller, (2018:184-190) keputusan pembelian adalah

suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari pengenalan kebutuhan,

pencarian informasi, penilaian sumber-sumber terhadap alternatif pembelian,

keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian. Sedangkan menurut Setiadi,

(2013:415) keputusan pembelian konsumen adalah proses pengintegrasian yang

mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku

alternatif dan memilih salah satu diantaranya.

Menurut Swastha dalam Ghoniyah & Ani, (2013:2) keputusan pembelian

adalah tindakan nyata dan bukanlah merupakan satu tindakan saja tetapi terdiri

dari beberapa tindakan yang meliputi tentang jenis produk, merek, harga, kualitas,

kuantitas waktu pembayaran, dan cara pembayaran dalam rangka mengumpulkan

info yang diperolehnya.

17
18

Sedangkan Tjiptono, (2017:19) menyatakan berdasarkan tujuan pembelian

konsumen dapat diklasifikasikan menjadi konsumen akhir dan konsumen

organisasional dimana konsumen akhir adalah individu atau rumah tangga yang

tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri sedangkan

konsumen organisasional tujuannya untuk keperluan bisnis.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

keputusan pembelian adalah perilaku pembelian seseorang untuk menentukan

suatu pilihan atas produk untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan

keinginan konsumen.

b. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan salah satu proses dari perilaku konsumen.

Menurut Kotler & Keller, (2018:168-173) ada Faktor Internal yang

mempengaruhi keputusan pembelian yaitu :

1) Faktor Budaya

Kelas budaya, sub budaya, dan sosial sangat mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen. Dimana pemasar harus benar-benar memperhatikan nilai-

nilai budaya disetiap negara untuk cara terbaik memasarkan produk mereka. Dan

ketika sub budaya tumbuh besar dan cukup kaya, perusahaan harus merancang

program khusus untuk melayani mereka. Sedangkan kelas-kelas sosial

memperlihatkan berbagai preferensi produk dan merek di banyak bidang.

2) Faktor Sosial

Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga,

serta peran sosial dan status juga mempengaruhi perilaku pembelian. Dimana
19

kelompok referensi dapat mempengaruhi anggota dengan cara memperkenalkan

perilaku dan gaya hidup baru, dapat mempengaruhi sikap dan konsep diri, serta

dapat menciptakan tekanan kenyamanan yang dapat mempengaruhi pilihan

produk dan merek. Sedangkan keluarga adalah organisasi pembelian konsumen

yang paling penting dalam masyarakat. Setelah itu, pemasar harus menyadari

potensi simbol status dari produk dan merek

3) Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga di pengaruhi oleh karakteristik pribadi. Faktor

pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup pembeli, pekerjaan dan

keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai. Karena

banyak dari karakteristik ini yang mempunyai dampak yang sangat langsung

terhadapperilaku konsumen, penting bagi pemasar untuk mengikuti mereka secara

seksama.

Selain faktor internal ada pula faktor eksternal yang mempengaruhi

keputusan pembelian menurut Swastha dalam Ghoniyah & Ani, (2013:2)

keputusan pembelian terdiri dari beberapa tindakan yang meliputi tentang jenis

produk, merek, harga, kualitas dalam rangka mengumpulkan info yang

diperolehnya.

Menurut Swastha & Irawan dalam Pahlevi & Sutopo, (2017:02) Berikut

adalah penjelasan mengenai masing-masing faktor eksternal tersebut.

1) Kualitas Produk

Kualitas produk juga menjadi faktor yang mempengaruhi dalam proses

keputusan pembelian, karena pada umumnya konsumen melakukan pembelian


20

produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan memperhatikan

kualitas produk tersebut. Hubungan kualitas produk yang diterapkan oleh

perusahaan kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen

2) Citra Merek

Faktor eksternal lain yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah

merek. Karena terbentuknya keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh adanya

kepercayaan terhadap sebuah merek. Kepercayaan ditandai adanya keyakinan

dalam diri konsumen untuk selalu menggunakan merek produk tertentu.

3) Persepsi Harga

Pelanggan dalam menilai harga suatu produk, bukan hanya dari nilai

nominal secara absolut tetapi melalui persepsi pada harga. Suatu perusahaan perlu

memonitor harga yang ditetapkan oleh para pesaing agar harga yang ditetapkan

oleh perusahaan tidak terlalu tinggi atau sebaliknya, sehingga harga yang

ditawarkan dapat menimbulkan keinginan konsumen untuk melakukan

pembelian.

4). selera konsumen

Selain ketiga faktor diatas ada pula menurut Kotler dalam Suantara, Made

Artana, & Kadek Rai Suwena, (2014:08) selera konsumen merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian. Selera merupakan kegiatan

seseorang untuk membeli suatu barang dan jasa. Selera konsumen pada umumnya

berubah dari waktu ke waktu, meningkatkan selera seseorang terhadap suatu

barang tertentu pada umumnya berakibat naiknya jumlah permintaan terhadap

barang tersebut begitu sebaliknya menurunya selera konsumen terhadap suatu


21

barang tertentu pada umumnya berakibat berkurangnya jumlah permintaan

terhadap barang tersebut.

5). lokasi

Selain keempat faktor diatas ada pula menurut Swastha & Handoko dalam

Ria Antari, Dunia, & Indrayani, (2014:02) lokasi merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Dengan adanya lokasi yang

strategis membuat konsumen mudah menjangkau keripik tempe Matahari

sehingga masyarakat semakin ingin kembali membeli keripik tempe Matahari

tersebut.

c. Indikator dalam Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller, (2016:184) ada lima tahap yang dilalui

konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian, tetapi konsumen

tidak selalu melalui lima tahap pembelian produk itu seluruhnya. Mereka

mungkin melewatkan atau membalik beberapa tahap. Kelima tahapan proses

keputusan pembelian tersebut yaitu:

1) Pengenalan Masalah

Menurut Kotler dan Keller, (2016:184) proses pembelian dimulai ketika

pembeli menyadari masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh ransangan internal

atau eksternal. Dengan ransangan internal, salah satu kebutuhan normal

seseorang seperti rasa lapar, haus, ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan

atau kebutuhan bisa timbul akibat ransangan eksternal.


22

2) Pencarian Informasi

Menurut Kotler dan Keller, (2016:184) konsumen sering mencari jumlah

informasi yang terbatas. Secara umum, konsumen menerima informasi terpenting

tentang sebuah produk dari komersial yaitu sumber yang didominasi pemasar.

Meskipun demikian, informasi yang paling efektif sering berasal dari sumber

pribadi atau sumber publik yang merupakan otoritas independen. Setiap sumber

informasi melaksanakan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan

pembelian.

3) Evaluasi Alternatif

Menurut Kotler dan Keller, (2016:184) bagaimana konsumen memproses

informasi merek kompetitif dan melakukan penilaian nilai akhir, tidak ada proses

tunggal yang digunakan oleh semua konsumen, atau oleh seorang konsumen

dalam semua situasi pembelian. Ada beberapa proses dan sebagian besar model

terbaru melihat konsumen membentuk sebagian besar penilaian secara sadar dan

rasional.

4) Keputusan pembelian

Menurut Kotler dan Keller, (2016:184) dalam tahap evaluasi, konsumen

membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin

juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai.

5) Perilaku Pasca Pembelian

Menurut Kotler dan Keller, (2016:184) setelah pembelian, konsumen

mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu

atau mendengarkan hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada


23

terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Oleh karena itu tugas pemasar

tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus mengamati keputusan pasca

pembelian, tindakan pasca pembelian, dan penggunaan produk pasca pembelian

2. Kualitas Produk

a. Pengertian Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Amstrong (2014:337) Produk adalah semua yang

dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau

dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.

Produk tidak hanya terdiri dari barang yang berwujud, tetapi definisi produk yang

lebih luas meliputi objek fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide, atau

campuran dari hal-hal tersebut. Menurut Kotler dan keller (2014:143) kualitas

adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Assauri, (2017:211).Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk

yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh

produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas

produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan

pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan

dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi

jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar. Kualitas

produk adalah hal yang perlu mendapat perhatian utama dari

perusahaan/produsen, mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan

masalah kepuasan konsumen yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran


24

yang dilakukan perusahaan. Setiap perusahaan/produsen harus memilih tingkat

kualitas yang akan membantu atau menunjang usaha untuk meningkatkan atau

mempertahankan posisi produk itu dalam pasar sasarannya

Menurut Sangadji dan Sopiah, (2013:15) mendefinisikan bahwa produk

adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan konsumen. Produk yang di pasarkan meliputi barang fisik,

misalnya mobil, makanan, pakaian, perumahan, barang elektronik, dan

sebagainya. Produk yang di tawarkan juga bisa berupa orang dan organisasi.

Kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-

fungsinya, kemampuan untuk itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang

dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki dan atribut lain yang berharga

pada produk secara keseluruhan (Kotler dan Amstrong, 2014:347).

Selain itu menurut Kotler dan Amstrong, (2013:354) kualitas produk

adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya

tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut

bernilai lainnya. Kualitas produk mempunyai dua dimensi tingkat dan konsistensi.

Dalam pengembangan suatu produk, pemasar awalnya harus memilih tingkat

kualitas yang akan mendukung posisi produk di pasar sasaran. Di sini, kualitas

produk berarti kualitas kinerja yaitu kemampuan produk untuk melaksanakan

fungsinya. Selain tingkat kualitas, kualitas yang tinggi dapat pula berarti tingkat

dari konsistensi kualitas yang tinggi. Di sini, kualitas produk berarti kualitas

kesesuaian yaitu bebas dari kerusakan, serta konsisten dalam memberikan tingkat

kinerja yang di targetkan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa


25

kualitas produk adalah sebagai keseluruhan ciri atau karakteristik suatu barang

dan jasa yang berpengaruh pada kemampuan memenuhi kebutuhan yang dijadikan

dasar dalam memunculkan keputusan pembelian suatu produk.

b. Indikator Kualitas Produk

Dalam hal ini, makanan merupakan produk utama dari sebuah restoran.

Menurut (Aviva, 2019) kualitas makanan merupakan suatu tingkatan dalam

konsistensi kualitas menu yang dicapai dengan penetapan suatu standar produk

dan kemudian mengecek poin-poin yang harus dikontrol untuk melihat kualitas

yang ingin dicapai. Setiap produk makanan mempunyai standar sendiri, jadi

terdapat banyak standar dalam setiap menu makanan.

Sedangkan, menurut Essinger dalam (Hilaliyah, 2017) membagi produk,

khususnya masakan atau makanan, dalam beberapa kategori dan penjelasan

singkat, yaitu:

1. Kualitas dalam hal rasa, kualitas rasa yang dijaga dengan baik sesuai cita rasa

yang diinginkan konsumen.

2. Kuantitas atau porsi, kuantitas atau porsi masakan yang sesuai dengan

keinginan konsumen.

3. Variasi menu dan variasi jenis masakan yang ditawarkan, variasi menu

masakan yang disajikan dari bermacam-macam jenis masakan dan variasi

jenis masakan yang beraneka ragam.

4. Cita rasa yang khas, cita rasa yang khas yang berbeda dan hanya ada di

sebuah restoran tertentu.

5. Higienitas atau kebersihan, higienitas makanan yang selalu terjaga


26

6. Inovasi, inovasi masakan baru yang ditawarkan membuat konsumen tidak

bosan dengan produk yang monoton sehingga konsumen memiliki banyak

pilihan.

c. Pengaruh Kualitas produk persepsi harga Terhadap Keputusan

Pembelian

Menurut Segati Kualitas produk merupakan produk dan jasa yang telah

melalui tahapan proses dalam menghitung nilai yang ada sehingga tidak

dapat kekurangan dalam produk dan jasa tersebut sehingga akanmampu

menggapai ekspektasi pelanggan terhadap produk tersebu. Menurut Ramli

dalam (Bastian et al., 2020) mengatakan bahwa kualitas produk dapat

mempengaruhi tingkat penjualan selain juga dapat dipengaruhi oleh kualitas

pelayanan dan harga. Pengertian kualitas produk sendiri ialah sesuatu yang

dilakukan perusahaan terhadap suatu produk yang diproduksi dengan tujuan untuk

memenuhi bahkan melebihi ekspektasi pelanggan agar nantinya produk tersebut

dapat disebut sebagai produk yang berkualitas.

Menuru Batubara & Hidayat Mengatakan bahwa harga merupakan bagian

dari strategi pemasaran yang akan langsung berpengaruh terhadap pendapatan

maupun tingkat penjualan. Pentingnya sebuah harga memiliki alasan bahwa harga

nantinya akan menjadi sebuah patokan bagi pelanggan untuk mengambil sebuah

keputusan apakah akan membeli produk tersebut atau tidak. Harga akan

menunjukkan berapa besar laba yang diperoleh perusahaan maupun UMKM.

Diperlukan sebuah strategi dalam menetapkan harga sebuah produk karena akan

mempengaruhi perilaku konsumen dan pasar (Bastian, 2020).


27

Menurut Adirama Aldi dalam (Wulansari, 2013) Keputusan pembelian

merupakan sikap seseorang untuk membeli atau menggunakan suatu produk baik

berupa barang atau jasa yang telah diyakini akan memuaskan dirinya dan

kesediaan menanggung resiko yang mungkin ditimbulkanya. Keputusan

pembelian yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari

sejumlah keputusan yang terorganisir.

2.Citra Merek

a. Pegertian Citra Merek

Merek adalah janji perusahaan untuk menghantarkan sekumpulan fitur,

manfaat, pelayanan, dan pengalaman tertentu secara konsisten kepada pembeli

(Kotler, 2013:283). Menurut Lau & Lee dalam Arista & (Astuti, 2017:40)

menyatakan bahwa Citra Merek terhadap merek adalah kemauan konsumen

mempercayai merek dengan segala resikonya karena adanya harapan yang

dijanjikan oleh merek dalam memberikan hasil yang positif bagi konsumen.

Citra Merek merupakan suatu bentuk sikap yang menunjukkan perasaan

suka dan tetap bertahan menggunakan produk tersebut. Pada dasarnya

kepercayaan akan timbul apabila produk yang di beli oleh seorang konsumen

mampu memberikan manfaat atau nilai yang di inginkan konsumen pada suatu

produk.

Menurut Momen dan Minor dalam Ariyan (2015) kepercayaan konsumen

adalah semua pengetahuan yang di miliki oleh konsumen dan semua kesimpulan

yang di buat konsumen tentang objek, atribut serta manfaatnya.


28

Sedangkan menurut Aaker & Lasser dalam Wulansari, (2013:391) brand

trust (citra merek) adalah rasa aman yang dimiliki oleh seorang konsumen melalui

interaksinya dengan merek, yang didasarkan pada persepsi konsumen bahwa

merek tersebut dapat dipercaya dan bertanggung jawab untuk kepentingan dan

kesejahteraan konsumen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi citra merek menurut Marcia (Widjaja,

2015:22) yaitu citra merek dan kualitas produk. yang mana kulitas produk

mencangkup beberapa didalamnya seperti kinerja produk, keandalan dengan

spesifikasi, daya tahan, estetika produk, daya than, dan juga ketepatan kualitas

yang dipersepsikanya (Garvin dalam Prabowo,2013).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah

keyakinan konsumen untuk mempercayai suatu merek dengan segala resikonya

dan rasa aman sesuai dengan janji yang di berikan suatu merek.

b. Indikator Citra Merek

Adapun indikator citra merek (Ballester,2015:575) yaitu :

1) Keandalan citra merek (brand reliability) adalah keyakinan konsumen bahwa

produk tersebut mampu memenuhi nilai yang di janjikan atau dengan kata lain

persepsi bahwa merek tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan

kepuasaan.

2) Minat pada citra merek (brand intentions) adalah keyakinan konsumen bahwa

merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika masalah

dalam konsumsi produk muncul secara tidak terduka.


29

citra merek konsumen terhadap merek jelas mempengaruhi pembelian,

karena konsumen memiliki sikap yang lebih waspada terhadap merek yang belum

dikenal. Ketika seseorang telah mempercayai pihak lain maka mereka yakin

bahwa harapan akan terpenuhi dan tak akan ada lagi kekecewaan (Arista & Astuti,

2017:40) .

Sedangkan menurut Aaker dan Lasser dalam Delgado-Ballester dkk,

(2015:11) konsumen percaya terhadap merek karena adanya perasaan aman yang

dihasilkan dari interaksinya terhadap merek dan citra merek ini akan berpengaruh

langsung terhadap pembelian konsumen pada produk yang sama di masa yang

akan datang.

c. Pengaruh Citra Merek Persepsi Harga Terhadap Kualitas Produk

Citra Merek merupakan asosiasi yang aktif di memori ketika ketika

seseorang berfikir tentang merek tertentu Menurut (Shimp, 2015). Citra Merek

dapat diartikan sebagai persepsi tentang merek yang tercermin oleh asosiasi merek

diadakan pada memori konsumen. Citra Merek terdiri dari pengetahuan dan

keyakinan konsumen tentang merek. Konsumen yang memiliki persepsi positif

tentang suatu merek, berarti merek tersebut memberikan pesan dibandingkan

dengan merek pesaing.

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karna

harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan dipeoleh perusahaan dari

penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Harga juga merupakan

salah satu faktor kedua yang mempengaruhi keputusan pembelian dan kepuasan

pelanggan dan faktor penting dalam perusahaan untuk mendapatkan laba. Setiap
30

pelaku berusaha menetapkan harga yang terjangkau agar dapat lebih unggul dari

pesaingnya. Dengan adanya kebijakan harga dalam hal ini adalah potongan harga

yang diberikan oleh perusahaan diharapkan penjualan akan dapat ditingkatkan.

Agar perusahaan dapat menggunakan harga secara efektif, hendaknya diadakan

suatu perencanaan yang baik dengan memperhatikan segala faktor yang berkaitan

dengan promosi dan kebijakan harga sehingga apa yang dilaksanakan dapat

berhasil dengan baik.

Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan

fungsinya meliputi, daya tahan keadaan, ketepatan kemudahan operasi dan

perbaikan, serta atribut bernilai lainya. Untuk meningkatkan kualitas produk

perusahaan dapat menerapkan program TQM. Selain mengurangi kerusakan

produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai konsumen.

(Hakim & Saragih, 2019)

3. Persepsi Harga

a. Penegrtian Persepsi Harga

Seseorang yang termotivasi, siap untuk bertindak. Bagaimana cara

seseorang bertindak di pengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi tertentu.

Persepsi itu sendiri adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan

menginterprestasikan informasi untuk membentuk suatu gambaran yang berarti

mengenai dunia (Kotler & Amstrong, 2018:214).

Sedangkan menurut Simamora, (2016:102) dunia yang berarti dan

menyeluruh. Stimuli adalah setiap input yang dapat ditangkap oleh indera persepsi

dapat di defenisikan sebagai suatu proses, dengan mana seseorang menyeleksi,


31

mengorganisasikan, dan menginterprestasi stimuli ke dalam suatu gambaran

seperti produk, kemasan, merek, iklan, harga, dan lain-lain. Persepsi setiap orang

terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Oleh karena itu persepsi memiliki sifat

subjektif.

Persepsi yang di bentuk oleh seseorang di pengaruhi oleh pikiran dan

lingkungan sekitarnya (Setiadi, 2013:88). Dengan adanya persepsi terlebih dahulu

terhadap harga suatu barang maka seorang konsumen akan lebih selektif untuk

memilih barang dengan harga yang terjangkau. Harga merupakan salah satu

atribut yang paling penting yang dievaluasi oleh konsumen. Seorang manajer

harus benar-benar menyadari peran harga tersebut dalam pembentukan sikap

konsumen (Mowen dan Minor, 2020:318). Dalam arti paling sempit harga adalah

jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah

jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan

keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Kotler dan

Amstrong, 2018:345).

Sedangkan menurut Tjiptono, dkk (2018:151) harga adalah jumlah uang

(satuan moneter) dan aspek lain (non moneter) yang mengandung

utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk. Dari

sudut pandang pemasaran harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya

yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang

atau jasa. Pengertian ini sejalan dengan konsep petukaran dalam pemasaran.

Apabila harga dipasaran cukup tinggi menandakan produk yang dijual itu bagus

dan dapat meningkatkan keputusan pembelian, sedangkan apabila harga suatu


32

barang dipasaran adalah rendah berarti produk yang ditawarkan kurang bagus dan

dapat mengurangi keputusan pembelian konsumen.

Menurut Swastha (2019:154) harga adalah jumlah uang yang di butuhkan

untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayananya. Harga

merupakan inti dari kegiatan pemasaran yang menghasilkan laba atau keuntungan,

keputusan harga dapat terlaksana dengan baik apabila pemasar memiliki informasi

mengenai sikap perilaku konsumen serta mengenai informasi pesaing sehingga

harga pasar dapat di tetapkan secara tepat.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi harga adalah pandangan

seseorang berupa proses terhadap jumlah dari seluruh nilai yang ditukarkan

konsumen atas manfaat atau menggunakan produk atau jasa.

b. Indikator Persepsi Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2015:52), ada empat indikator yang

mencirikan harga yaitu:

1). Keterjangkauan harga

Sebelum sesuatu perusahaan menjualkan barang atau jasa yang dihasilkan

maka perusahaan harus memikirkan harga barang atau jasa agar bisa terjangkau

oleh semua kalangan masyarakat baik masyarakat berpendapatan rendah.

2). Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Suatu perusahaan dalam menentukan harga disesuaikan dengan

kualitas produk atau jasa yang dihasilkan agar konsumen merasa puas
33

3.) Daya saing harga

Dalam dunia bisnis pasti banyaknya pesaing maka perusahaan harus

memperhatikan harga yang sesuai dengan barang atau jasa yang dihasilkan karena

konsumen pasti akan membandingkan harga dari setiap perusahaan yang sama

menghasilkan barang atau jasa tersebut.

4). Kesesuaian harga dengan manfaat

Harga akan menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen

dalam memutuskan pembelian. Konsumen akan membandingkan harga dari

produk pilihan mereka dan kemudian mengevaluasi kesesuaian harga tersebut

dengan nilai produk atau jasa serta jumlah uang yang harus dikeluarkan

c. Pengaruh Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang

ditawarkan banyak dipengaruhi oleh persepsinya terhadap price, product,

promotion, place (marketing mix) yang telah diterapkan oleh perusahaan selama

ini (Kotler, 2015:17). Pengaruh antara harga dengan keputusan pembelian yaitu

harga mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian, jika

dilihat dari sudut pandang pemasaran harga merupakan satuan moneter atau

ukuran lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau

penggunaan suatu barang atau jasa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aditya Yoga Wiratama (2012)

dalam ( Irayanita & Sugiarto, 2013) hubungan antara persepsi harga dengan

keputusan pembelian adalah persepsi harga mempunyai pengaruh positif terhadap

keputusan pembelian. Semakin baik persepsi konsumen terhadap harga maka akan
34

semakin tinggi pula dalam menentukan keputusan pembelian. Harga merupakan

hal yang di perhatikan konsumen dalam pembelian. Dengan demikian penilaian

terhadap harga suatu produk dikatakan murah, mahal atau biasa saja tiap individu

tidak lah sama, pelanggan dalam menilai harga suatu produk bukan hanya dari

nilai nominal secara absolute tapi melalui persepsi harga.

4. Selera Konsumen

a. Penegrtian Selera Konsumen

Menurut Kotler dalam Suantara, Artana, & Suwena, (2014:03) selera

adalah kegiatan seseorang untuk membeli suatu barang atau jasa. Selera

konsumen pada umumnya berubah dari waktu ke waktu. Meningkatnya selera

seseorang terhadap suatu barang tertentu pada umumnya berakibat naiknya jumlah

permintaan terhadap barang tersebut begitu sebaliknya. Menurunya selera

konsumen terhadap suatu barang tertentu pada umumnya berakibat berkurangnya

jumlah permintaan terhadap barang tersebut. Apabila selera konsumen terhadap

suatu barang dan jasa tinggi, maka akan diikuti dengan peningkatan keputusan

konsumen dalam pembelian barang dan jasa.

Menurut Hanselman dalam Latmawati, Hia, & Verawati, (2015:07) selera

adalah kesan yang diperoleh konsumen saat merasakan produk/jasa yang

diberikan perusahaan. Perusahaan menyesuaikan dengan selera konsumen,

dimana gejala ini ditandai dengan pasar pembeli yang lebih dominan dalam

suasana pasaran jasa. Selera merupakan interaksi dinamis antara pengaruh dan

kognisi, dimana masyarakat melakukan pertukaran hidup mereka serta


35

memperoleh suatu produk termasuk proses keputusan yang mendahului dan

mengikuti tindakan tersebut menurut Syafriadi, (2016:03).

Menurut Danang Suyoto (2014:128) selera konsumen terhadap produk baik

berupa barang dan jasa banyak ragamnya. Konsumen dalam melakukan

pengambilan keputusan pembelian di pengaruhi faktor internal dan eksternal.

Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat mempengaruhi jumlah barang

yang di minta.

Setiap produk yang terjual di pasaran memiliki selera tersendiri di mata

konsumen yang sengaja diciptakan oleh pemasar untuk membedakan dari

pesaingnya. Selera merupakan kegiatan seseorang untuk membeli suatu barang

atau jasa, apabila selera konsumen terhadap barang dan jasa tinggi maka akan

diikuti dengan peningkatan keputusan konsumen dalam pembelian barang

maupun jasa ( Gusti, 2014:02).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan selera merupakan kegiatan

seseorang untuk membeli suatu barang atau jasa sesuai dengan keinginan masing-

masing terhadap produk tersebut, apakah sesuai dengan yang dibutuhkan

konsumen.

b. Indikator Selera Konsumen

Menurut Kotler (2015 :214) indikator selera konsumen yaitu :

1) Kesan konsumen dalam pembelian

Yaitu kesan konsumen terhadap produk baik itu kualitas tinggi atau kualitas

rendah ataupun standar akan berpengaruh terhadap aktivitas pembeli

selanjunya dan kepuasan konsumen setelah pembelian.


36

2) Nilai guna produk

Yaitu nilai atas manfaat dari penggunaanya baik itu bersifat nyata atau

tidak nyata.

3) Bentuk dari setiap produk

Yaitu produk yang dihasilkan oleh perusahaan berbeda-beda baik itu

kemasan, merek, kualitas, rasa maupun harga.

c. Pengaruh Selera Konsumen Persepsi Harga Terhadap Keputusan

Pembelian

Menurut Suryawan., (2022 46:54) Penelitian ini berdasarkan dengan

teori yang dikemukakan oleh Gaspersz dalam jurnal Malinda, dkk (2018)

selera adalah perasaan terpenuhinya kebutuhanatau sudah melebihi kebutuhan

yang diharapkan pelanggan dan akan terus berharap akan mendapat perasaan

terpenuhinya kebutuhan tersebut.Selera konsurnen adalah tingkat kecenderungan

perasaan yang diingin kankonsumen yang relatifkonsisten terhadap suatu obyek

setelah membandingkan dengan harapannya.Seorang pelanggan yang puas dengan

nilai yang diberikan oleh produkatau jasa akan sangat besar kemungkinannya

untuk menjadi pelanggan dalan waktu lama.Dengan terpenuhinya harapan

konsumen, maka dengan sendirinya selera konsumen akan cenderung terus

menjadi suatu standar baginya dalam mencari produk yang diinginkan tersebut

dan akan menjadi pelanggan yang setia.

Persepsi harga (price perception) adalah nilai yang terkandung dalam

suatu harga yang berhubungan dengan manfaat dan memiliki atau

menggunakan suatu produk atau jasa. Menurut Schiffman dan Kanuk persepsi
37

harga adalah pandangan atau persepsi mengenai harga bagaimana pelanggan

memandang harga tertentu (tinggi, rendah, wajar) mempengaruhi

pengaruh yang kuat terhadap maksud membeli dan kepuasan membeli

Menurut Alma (2016:96) mengemukakan bahwa keputusan pembelian

adalah suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh ekonomi keuangan,

teknologi, politik,budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence,

people, process. Sehingga membentuk sikap pada konsumen untuk mengolah

segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa respons yang muncul

produk apa yang akan dibeli. Menurut Tjiptono (2015:21) mendefinisikan

keputusan pembelian konsumen merupakan sebuah proses dimana konsumen

mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek

tertentu (Suryawan., 2022)

5. Lokasi

a. Pengertian Lokasi

Menurut Sriyadi dalam Walukow, Mananeke, & Sepang, (2017:1739)

lokasi adalah tempat, kedudukan secara fisik yang mempunyai fungsi strategis

karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha.

Swastha dalam Ali & Khuzaini, (2017:04) menyatakan bahwa lokasi adalah

tempat dimana suatu usaha atau aktivitas dilakukan. Lokasi adalah letak atau toko

pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba

(Swastha & Irawan dalam Wulan, 2013:113).

Lokasi merupakan kegiatan perusahaan yang membuat produk produk

tersedia bagi pelanggan sasaran ( Kotler dan Amstrong, 2015:63). Menurut Heizer
38

& Render dalam Putri, (2018:124) lokasi adalah pendorongan biaya dan

pendapatan, maka lokasi seringkali memiliki kekuasaan untuk membuat strategi

bisnis perusahaan. Lokasi yang strategis bertujuan untuk memaksimalkan

keuntungan dari lokasi bagi perusahaan.

Menurut Kotler (2015:52) salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi,

lokasi dimulai dengan memilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung pada

potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim polotik, dan

sebagainya. Menurut Nasution (2014:34) lokasi merupakan ukuran sejauh mana

suatu jasa dapat bereaksi terhadap situasi ekonomi yang berubah dan persaingan

di masa mendatang serta lokasi kaitannya sangat erat dengan pasar.

Menurut (Kotl er, 2012) mengemukakan bahwa tempat (place), yaitu

berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan atau dijual

terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Lokasi atau tempat merupakan

gabungan antara keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan

dengan bagaimana cara penyampaian kepada para pelanggan dan dimana lokasi

yang strategis. Menurut (Wetiz, 2017), Lokasi ialah perencanaan dan pelaksanaan

program penyaluran produk atau jasa melalui tempat atau lokasi yang tepat,

sedangkan program penyaluran produk atau jasa melalui tempat atau lokasi yang

tepat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa lokasi adalah faktor

penting dalam keberhasilan suatu usaha, yang mana lokasi itu sangat penting bagi

suatu perusahaan, karena peusahaan yang memiliki lokasi strategis akan lebih

sukses dibandingkan perusahaan lainnya yang memiliki lokasi tidak strategis.


39

Lokasi yang telah disediakan oleh penyedia jasa, sehingga konsumen akan mudah

mencari dan selalu melakukan pembelian.

b. Indikator Lokasi

Menurut Swastha & Handoko dalam Antari, Dunia, & Indrayani, (2014:02)

Indikator lokasi yaitu :

1) Lokasi Penjualan

Yaitu bagian terpenting dalam saluran distribusi. Lokasi yang baik

menjamin tersedianya akses dengan cepat dan sejumlah besar konsumen dan

cukup kuat mengubah pola berbelanja dan pembelian konsumen.

2) Jangkauan Distribusi

Yaitu adanya jarak yang diperlukan oleh konsumen dalam berkunjung dan

berbelanja. Jarak ini berupa jarak geografis yang disebabkan oleh perbedaan

lokasi dengan tempat konsumen.

3) Pengangkutan

Yaitu untuk memungkinkan kelancaran dalam kegiatan berbelanja.

Fungsi pengangkutan atau transportasi sangat penting bagi produsen dan

konsumen.

c. Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan pembelian

Menurut Swastha & Handoko dalam Kadek, Dunia, Indriyani, (2013:27)

menyatakan bahwa lokasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen. Suatu lokasi menunjukkan bahwa lokasi keripik

tempe matahari mudah dijangkau dengan kendaraan umum serta dekat dengan

kediaman konsumen.
40

Hubungan antara lokasi dan keputusan pembelian dapat dikatakan bahwa

lokasi memiliki luas yang sama dimasa yang akan datang. Jika kebutuhan dan

keinginan pelanggan mampu dijangkau melalui lokasi yang strategis maka hal ini

akan berpengaruh pada pengambilan keputusan pelanggan untuk membeli produk

atau jasa yang disediakan dan mendorong terjadinya keputusan pembelian.

B. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan kajian teori yang telah di kemukakan mengenai Pengaruh

Kualitas Produk, Citra Merek, Persepsi Harga, Selera Konsumen dan Lokasi

Terhadap Keputusan Pembelian Keripik Tempe Merek Matahari Kecamatan Koto

Baru Kabupaten Dharmasraya.

Tabel 8. Penelitian Terdahulu


No Penelitian Terdahulu
1. Nama Peneliti : Vivil Yazia, Yosi Eka Putri, Rizky Natasha
2014
Tahun : Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Iklan
Judul Penelitian : terhadap Keputusan Pembelian Handphone
Blackberry (Studi kasus Blackberry Center
Veteran Padang)
Nama Jurnal : Jurnal Of Economic and Economic Education
Volume : 2
Nomor : 2
Penerbit : STKIP PGRI SUMBAR
Kota Terbit : Padang
Number/ISSN/Situs : ISSN 2302-1590
Hasil Penelitian : 1. Kualitas Produk berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian
2. Harga dan Iklan berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian
3. Kualitas Produk, Harga dan Iklan secara
bersama-sama atau simultan berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian
2. Nama Peneliti : I Gusti Putu Endra Suantara
Tahun : 2014
Judul Penelitian : Pengaruh Selera dan Harga terhadap
Keputusan Konsumen dalam Pembelian sepeda
41

No Penelitian Terdahulu
motor Honda di Kabupaten Buleleng
Wiga
Nama Jurnal : 2
Volume : 3
Nomor : Universitas Pendidikan Ganesha
Penerbit : Singaraja, Indonesia
Kota Terbit : ISSN 1411-6243
Number/ISSN/Situs : Selera dan Harga berpengaruh signifikan
Hasil Penelitian : secara simultan terhadap Keputusan Konsumen
dalam Pembelian sepeda motor Honda di
Kabupaten Buleleng
3. Nama Peneliti : Muhammad Taufik Ranchman Ali
Tahun : 2017
Judul Penelitian : Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Lokasi dan
Fasilitas terhadap Keputusan Pembelian Rumah
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Nama Jurnal : 6
Volume : 9
Nomor : STIESIA
Penerbit : Surabaya
Kota Terbit : ISSN 2461-0593
Number/ISSN/Situs : 1.Harga, Kualitas Produk, Lokasi dan Fasilitas
Hasil Penelitian : secara persial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian
2.Harga, Kualitas Produk, Lokasi dan Fasilitas
secara simultan berpengaruh positf dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian
Rumah
4. Nama Peneliti : Ratna Dwi Kartika dan Tri Astuti
Tahun : 2012
Judul Penelitian : Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi
Harga dan Worf of MounthCommunication
terhadap Keputusan Pembelian Mebel pada Cv.
Mega Jaya Mebel Semarang
Jurnal of Manajement
Nama Jurnal : 1
Volume : 12
Nomor : Universitas Diponegoro
Penerbit : Semarang
Kota Terbit : Jurnal.undip.ac.id
Number/ISSN/Situs : 1. Kualitas Produk, Persepsi Harga dan Worf of
Hasil Penelitian : MounthCommunication secara persial
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan
Pembelian
2. Kualitas Produk, Persepsi Harga dan Worf of
42

No Penelitian Terdahulu
MounthCommunication secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan
Pembelian Mebel pada Cv. Mega Jaya Mebel
Semarang
5. Nama Peneliti : Tia Sisrahmayant
Tahun : 2022
Judul Penelitian : Engaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian
Economica
: 1
Nama Jurnal
: 1
Volume
: Universitas Yasri
Nomor
: Jakarta
Penerbit
: journal2.uad.ac.id/index.
Kota Terbit
: Pengaruh Positif Kepuasan Konsumen terhadap
Number/ISSN/Situs
: Keputusan Pembelian
Hasil Penelitian

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan yang telah dikemukakan lebih lanjut, peneliti ingin

merumuskan penelitian ini dalam sebuah kerangka penelitian yang akan

menggambarkan dan menjelaskan pengaruh variabel-variabel dalam penelitian ini.

Syarat yang harus ditempuh oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam

persaingan adalah berusaha untuk mencapai tujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan, sebab dalam hal ini pelanggan adalah kunci

keuntungan. Konsumen dalam melakukan keputusan pembelian di pengaruhi oleh

kualitas produk, citra merek, persepsi harga, selera konsumen, dan lokasi terhadap

keputusan pembelian.

Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian mempunyai

pengaruh yang erat karena apabila suatu produk yang dijual dipasaran memiliki

kualitas produk yang bagus maka konsumen akan melakukan keputusanpembelian


43

dan menimbulkan kepercayaan atas merek untuk produk keripik tempe merek

Matahari, dan jika produk yang dijual ke pasaran tidak berkualitas maka

konsumen tidak akan melakukan keputusan pembelian untuk membeli produk

yang tidak berkualitas tersebut.

Pengaruh Citra merek merek terhadap keputusan pembelian akan timbul

apabila konsumen mengetahui atau merasa tau terhadap merek dari produk

tersebut. Jika kepercayaan keripik tempe merek Matahari sangat tinggi, maka

masyarakat akan cenderung membeli produk yang mereka ketahui dari pada yang

tidak mereka ketahui. Tetapi sebaliknya jika kepercayaan masyarakat rendah

terhadap keripik tempe merek Matahari tersebut, maka mereka belum tentu akan

membuat keputusan pembelian terhadap keripik tempe Matahari.

Pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian keripik tempe

merek Matahari mempunyai peranan yang penting dalam melakukan pembelian

serta sebagai bahan pertimbangan bagi konsumen, mana harga yang tidak

terjangkau dan terjangkau saat membeli produk keripik tempe merek Matahari.

Konsumen akan membeli produk keripik tempe merek Matahari apabila suatu

harga merek tersebut terpenuhi. Jadi dapat disimpulkan harga sangat

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk keripik tempe

merek Matahari. Selanjutnya jika harga yang ditawarkan produsen keripik tempe

Matahari semakin tinggi maka keputusan pembelian semakin tinggi, sebaliknya

jika harga yang ditawarkan rendah maka keputusan pembelian berubah semakin

rendah terhadap keripik tempe Matahari


44

Pengaruh selera konsumen terhadap keputusan pembelian mempunyai

pengaruh yang erat karena dengan adanya selera yang enak terhadap keripik

tempe Matahari maka konsumen cenderung untuk melakukan keputusan

pembelian. Jika selera konsumen terhadap produk keripik tempe Matahari

semakin baik maka konsumen akan melakukan keputusan pembelian, dan jika

produk yang dijual dengan selera yang tidak membuat konsumen tertarik maka

tidak aka nada konsumen untuk membeli produk tersebut.

Pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian ini mempunyai peranan

yang sangat penting dalam melakukan pembelian serta sebagai bahan

pertimbangan bagi konsumen, yang mana lokasi yang tidak terjangkau dan

terjangkau saat membeli produk keripik tempe merek Matahari. Konsumen akan

membeli produk keripik tempe merek Matahari apabila lokasi yang strategis dan

mudah di akses. Jadi dapat disimpulkan lokasi sangat mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen terhadap keripik tempe merek Matahari. Selanjutnya jika

lokasi keripik tempe merek matahari ini tidak strategis dan sulit di jangkau maka

konsumen tidak akan melakukan keputusan pembelian.

Jadi tinggi rendahnya keputusan pembelian masyarakat terhadap keripik

tempe Matahari dikarenakan adanya Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek,

Persepsi Harga, Selera Konsumen dan Lokasi terhadap keputusan pembelian

seperti yang telah dijelaskan diatas. Kelima aspek ini sangat berkaitan. Misalnya

jika harga yang ditawarkan perusahaan sangat cocok dengan produk yang

diiklankan, dan produk tersebut adalah produk yang sangat berkualitas serta sesuai

dengan selera masyarakat, maka konsumen pun percaya bahwa merek tersebut
45

dapat memenuhi kebutuhannya serta dengan adanya lokasi yang strategis

sehinggamudah dijangkau oleh konsumen, Dan akhirnya masyarakat yang

melakukan proses pembelian terhadap keripik tempe Matahari semakin

meningkat.

Pada penelitian ini penulis akan melihat pengaruh (X1), kualitas produk

(X2), citra merek (X3),persepsi harga (X4) selera konsumen dan (X5) lokasi (Y)

terhadap keputusan pembelian keripik tempe merek Matahari Kecamatan Koto

Baru Kabupaten Dharmasraya.

Sebagai pedoman dan acuan berpikir penulis dalam melakukan penelitian

ini, maka penulis kerangka konseptual dapat dilihat pada Gambar 1.

(pYx4)

(PYx2)

(pYx1)
Kualitas Produk
(X1) (pYx1x3)

(pYx2x3) Keputusan
Citra Merek Persepsi Harga
Pembelian
(X2) (X3)
(Y)

Selera Konsumen (pYx4x3)


(X4)

Lokasi (pYx5)
(X5)

Gambar 2. Kerangka Konseptual


46

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian yang kebenarannya diuji

secara alternative. Berdasarkan kerangka konseptual di atas maka hipotesis

penelitian ini adalah:

1. Ho : β 1=¿0 Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

kualitas produk, persepsi harga terhadap keputusan

pembelian keripik tempe Matahar Kecamatan Koto Baru

Kabupaten Dharmasraya.

Ha : β 1 ≠ 0 Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kualitas

produk, persepsi harga terhadap keputusan pembelian keripik

tempe Matahari Kecamatan Koto Baru Kabupaten

Dharmasraya.

2. Ho : β 2 = 0 Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara citra

merek, persepsi harga terhadap keputusan pembelian Keripik

tempe Matahar Kecamatan Koto Baru Kabupaten

Dharmasraya.

Ha : β 2 ≠ 0 Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara citra

merek, persepsi harga terhadap keputusan pembelian keripik

tempe Matahari Kecamatan Koto Baru Kabupaten

Dharmasraya.
47

3. Ho: β 3=¿ 0 Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara selera

konsumen, persepsi harga terhadap keputusan pembelian

keripik tempe Matahari Kecamatan Koto Baru Kabupaten

Dharmasraya.

Ha : β 3 ≠ 0 Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara selera

konsumen, persepsi harga terhadap keputusan pembelian

keripik tempe Matahari Kecamatan Koto Baru Kabupaten

Dharmasraya

4. Ho : β 4 =¿ 0 Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

kualitas produk terhadap keputusan pembelian keripik tempe

Matahari Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

Ha : β 4 ≠ 0 Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas

produk terhadap keputusan pembelian keripik tempe

Matahari Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

5. Ho : β 5 = 0 Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara citra

merek terhadap keputusan pembelian Keripik tempe Matahari

Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

Ha : β 5 ≠ 0 Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara citra merek

terhadap keputusan pembelian keripik tempe Matahari di

Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya

6. Ho : β 6 = 0 Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

persepsi harga terhadap keputusan pembelian keripik tempe

Matahari Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.


48

Ha : β 6 ≠ 0 Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi

harga terhadap keputusan pembelian keripik tempe Matahari

Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

7. Ho : β 7 = 0 Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

selera konsumen terhadap keputusan pembelian keripik

tempe Matahari Kecamatan Koto Baru Kabupaten

Dharmasraya.

Ha : β 7 ≠ 0 Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara selera

konsumen terhadap keputusan pembelian keripik tempe

Matahari Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

8. Ho: β 8 = 0 Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara lokasi

terhadap keputusan pembelian keripik tempe Matahari

Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

Ha : β 8 ≠ 0 Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara lokasi

terhadap keputusan pembelian keripik tempe Matahari

Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Menurut Riduwan,

(2013:8) asosiatif adalah permasalahan yang menghubungkan atau

pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini untuk

melihat pengaruh antara variabel bebas yaitu (X 1), kualitas produk

(X2),citra merek (X3),persepsi harga (X4) selera konsumen dan (X5) lokasi

terhadap (Y) keputusan pembelian keripik tempe merek Matahari

Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Jorong Padang Bintungan

Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya pada Juni 2023.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2015:117).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah Kosumen

yang telah membeli keripik tempe matahari lebih dari 1 kali atau lebih.

2. Sampel

49
50

Menurut Sugiyono (2017: 120), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan adalah Non Probability Sampling yang berarti pengambilan

sampel yang yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur

atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan teknik penentuan

sampelnya adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan

kriteria tertentu. Dimana yang menjadi kriteria disini adalah konsumen yang

melakukan pembelian lebih dari dua kali akan, bersedia memberikan informasi,

dan mengisi kuesioner saat penelitian dilakukan, kategori remaja sampai dewasa

(berakal sehat) ke industrikeripik tempe matahari.

Pada penelitian ini peneliti tidak dapat menentukan sampel berdasarkan

besarnya populasi. Hal ini disebabkan oleh tidak diketahuinya jumlah konsumen

yang akan membeli atau sudah membeli. penelitian ini adalah sebanyak 120

orang. Karena menurut (Sekaran, 2006:120) sampel adalah 20 x jumlah variabel

penelitian. Variabel dalam penelitian ini ada 6, yaitu 5 variabel independen yang

terdiri dari kualitas produk, citra merek, persepsi harga, selera konsumen, lokasi

Terhadap keripik tempe pelanggan dan 1 (satu) variabel dependen yaitu keputusan

pembeian.

Maka dari itu jumlah sampelnya adalah 20 x 6 =120 konsumen yang akan

melakukan pembelian keripik tempe matahari. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah menetapkan responden sebanyak 120 orang dengan

pertimbangan tingkat kevalidan jawaban responden semakin tinggi.


51

D. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data

pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian (Bungin, 2015:132).

Data primer dari penelitian ini adalah jawaban dari kuesioner yang

disebarkan oleh peneliti kepada responden. Jenis data penelitian ini

menggunkan data kuantitatif.

2. Data Skunder

Menurut Bungin, (2015:132) data skunder adalah data yang

diperoleh dari sumber kedua atau sumber skunder dari data yang kita

butuhkan. data skunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-

dokumen grafis ( tabel, catatan, notulen rapat, sms, dan lain-lain), foto-

foto, film, rekaman video, benda-benda dan lain-lain yang dapat

memperkaya data primer. Data skunder dalam penelitian ini adalah data

penjualan keripik tempe Matahari tahun 2021 dan tahun 2022 dari pihak

produsen keripik Tempe Matahari di Kabupaten Dharmasraya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini :


52

1. Observasi

Menurut Siregar ( 2013:42) observasi adalah pengumpulan data

dengan melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti atau

dapat dirumuskan sebagai proses pencatatan pola perilaku seseorang

sebagai subyek dan kejadian atau lingkungan sebagai obyek yang

tersistematis. Didukung dengang adanya pernyataan atau komunikasi

dengan individu-individu yang di teliti. Dalam hal ini penulis mengadakan

tinjauan kelapangan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam

penelitian.

2. Kuesioner atau Angket

Pengertian angket menurut Arikunto, (2016:151) angket adalah

pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

dariresponden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia

ketahui. Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah

jenis kuesioner atau angket langsung yang tertutup karena responden

hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap

benar.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai cara

mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian

yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik di

lokasi penelitian maupun di instansi lain yang ada hubungannya dengan

lokasi penelitian. Teknik dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data


53

langsung dari instansi/lembaga meliputi buku-buku, laporan kegiatannya

di instansi/lembaga yang relevan dengan fokus penelitian (Riduwan,

2013:72). Penulis mengumpulkan data penjualan keripik tempe Matahari

dari pihak produsen ke ripik tempe Matahari di Kabupaten Dharmasraya

F. Definisi Operasional

1.Kualitas Produk (X1)

Kualitas produk adalah sebagai keseluruhan ciri serta sifat barang

dan jasa yang berpengaruh pada kemampuan memenuhi kebutuhan yang

dinyatakan dan dijadikan dasar dalam memunculkan minat pembelian

keripik tempe merek Matahari di Jorong Padang Bintungan Kecamatan

Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

Indikator kualitas produk yaitu:

a. Kualitas dalam hal rasa

b. Kuantitas produk

c. Variasi

d. Cita rasa

e. Higienis

f. Inovasi

2. Citra merek (X2)

Cita merek adalah keyakinan konsumen untuk mempercayai suatu

merek dengan segala resikonya serta merasa aman demi terpenuhinya

harapan sesuai dengan janji merek keripik tempe merek Matahari di

Jorong Padang Bintungan Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.


54

Indikator kepercayaan merek yaitu :

a. Keandalan merek (brand reliability)

b. Minat pada merek (brand intentions)

3. Persepsi Harga (X3)

Persepsi harga adalah pandangan seseorang berupa proses selektif

terhadap jumlah dari seluruh nilai yang ditukarkan konsumen atas manfaat

menggunakan produk atau jasa keripik tempe merek Matahari di Jorong

Padang Bintungan Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

Indikator persepsi harga yaitu:

a. Keterjangkauan harga

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

c. Daya saing harga

d. Kesesuaian harga dengan manfaat

4. Selera Konsumen (X4)

Selera konsumen adalah kegiatan seseorang untuk membeli suatu

barang atau jasa sesuai dengan keinginan masing-masing terhadap produk

keripik tempe merek Matahari di Jorong Padang Bintungan Kecamatan

Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Selera konsumen pada umumnya

berubah dari waktu ke waktu. Meningkatkan selera seseorang terhadap

suatu barang tertentu pada umumnya berakibat naiknya jumlah permintaan

terhadap barang tersebut begitu sebaliknya.

Indikator selera konsumen yaitu :

a. Kesan konsumen dalam pembelian


55

b. Nilai guna produk

c. Bentuk dari setiap produk

5. Lokasi (X5)

Lokasi adalah posisi keberadaan usaha keripik tempe merek

Matahari di Jorong Padang Bintungan Kecamatan Koto Baru Kabupaten

Dharmasraya.

Indikator lokasi yaitu:

a. Lokasi penjualan

b. Jangkauan distribusi

c. Pengangkutan

G. Instrumen Penelitian

1. Bentuk Instrumen

Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data yang

dikembangkan dengan bantuan kajian teori, defenisi operasional, variabel

penyebab, variabel akibat yang seharusnya dikembangkan penjabaran

indikator-indikator. Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup.

Angket tertutup yaitu angket yang dilengkapi dengan alternatif jawaban

dan responden tinggal memilih.

Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian yang akan

dilakukan ini disusun dengan menggunakan skala Likert. skala ini banyak

digunakan karena skala ini memberikan peluang kepada responden untuk

mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan terhadap

suatu pertanyaan. Pertanyaan berjenjang, mulai dari tingkat terendah


56

sampai tertinggi. Dalam penelitian ini menggunakan pembobotan sebagai

berikut:

2. Menyusun Kisi-Kisi Instrumen

Untuk memperoleh instrumen penelitian yang baik maka perlu

disusun kisi-kisi instrumennya. Berikut ini merupakan tabel khusus yang

berisikan Kisi-Kisi Instrumen yang disusun berdasarkan Indikator

variabel.

Tabel 9. Kisi-Kisi Instrument Penelitian


No Variabel Indikator Sumber

1. Keputusan - Pengenalan Masalah (Kotler dan


Pembelian - Pencarian Informasi Keller,
(Y) - Evaluasi Alternatif 2016:184)
- Keputusan Pembelian
- Perilaku Pasca Pembelian

2. Kualitas - Kualitas dalam hal rasa (Hilaliyah, 2017)


Produk (X1) -Kuantitas produk
-Variasi
-Cita rasa
-Higienis
-Inovasi

3. CitraMerek - Keandalan Merek (brand (Ballester,2015:575)


(X2) reliability)
- Minat pada Merek (brand
intentions)
4. Persepsi Harga - Keterjangkauan Harga (Kotler& Amstrong,
(X3) - KesesuaianHarga 2015:52)
Dengan Kualitas Produk
- Daya Saing Harga
- Kesesuaian Harga
Dengan Manfaat

5. Selera - Kesan Konsumen Dalam ( Kotler,2015:07)


Konsumen Pembelian
(X4) - Nilai Guna Produk
57

- Bentuk Dari Setiap


- Produk

6. Lokasi - Lokasi Penjualan (Swastha &


(X5) - Jangkauan Distribusi Handoko, (2014:02)
- Pengangkutan

H. Ujicoba Instrumen

Langkah dalam penyusunan instrumen kuesioner atau angket

adalah pembuatan indikator. Selanjutnya penyusunan pernyataan sesuai

dengan indikator yang telah dibuat. Pernyataan kuesioner atau angket

diusahakan mempertimbangkan kemudahan pengisian oleh responden. Uji

coba instrumen dalam penelitian ini telah dilakukan di industi Keripik

Tempe Matahari Jorong Padang Bintungan Kecamatan Koto Baru,

Kabupaten Dharmasraya, sebanyak 30 responden yang melakukan

pembelian produk Keripik Tempe Matahari Jorong Padang Bintungan

Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya. Dari uji coba instrumen

akan diperoleh butir-butir instrumen yang layak untuk dijadikan sebagai

alat ukur yang valid dan reliabel.

Data laporan penduduk bulan Maret 2023 Nagari Sialang Gaung

Kecamatan Koto Baru Kabupaaten Dharmasraya berjumah 28 jorong dan

akan melakukan uji coba sebanyak 30 sampel.

a. Uji Validitas

Menurut Ghozali, (2017:52) uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk


58

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.

Pernyataan dinyatakan valid jika r hitung ≥ 0,361 (Sugiyono, 2013:182). Uji

validitas ini dilakukan melalui program SPSS versi 21.0. Adapun rumus

yang digunakan untuk menguji validitas instrumen adalah korelasi product

moment sebagai berikut :

rxy = n ¿ ¿

Dimana:

rxy = Koefisien Korelasi Antara Variabel X dan Y

n = Jumlah subyek

x = Skor dari tiap-tiap item

y = Jumlah dari skor item

Kriteria dalam pengujian validitas adalah jika r hitung ≥ r tabel maka

instrumen dikatakan valid. Dan jika r hitung <r tabel maka instrumen dikatakan

tidak valid.

a) Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Kuesioner uji coba yang digunakan mengukur variabel keputusan

pembelian berjumlah 15 item pernyataan. Berdasarkan hasil analisa uji

validitas diperoleh hasil seperti tabel di bawah ini.

Tabel 10. Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian


Item Corrected Item
rtabel Keterangan
Pernyataan Total Correlation
1 0,622 0,361 Valid
2 -0,126 0,361 Tidak Valid
3 0,739 0,361 Valid
4 0,730 0,361 Valid
5 0,821 0,361 Valid
59

6 0,790 0,361 Valid


7 0,757 0,361 Valid
8 0,604 0,361 Valid
9 0,642 0,361 Valid
10 0,684 0,361 Valid
11 0,675 0,361 Valid
12 -0,001 0,361 Tidak Valid
13 0,558 0,361 Valid
14 0,490 0,361 Valid
15 0,748 0,361 Valid
Sumber: Olahan Data Primer Bulan Juli 2023

Berdasarkan tabel hasil analisa uji validitas variabel keputusan

pembelian diketahui 13 item pernyataan mempunyai nilai r hitung > rtabel dan 2

item pernyataan mempunyai nilai r hitung < rtabel. Dapat disimpulkan bahwa

terdapat 13 item pernyataan untuk variabel keputusan pembelian dikatakan

valid.

b) Variabel Kualitas Produk (X1)

Kuesioner uji coba yang digunakan mengukur variabel kualitas

produk berjumlah 18 item pernyataan. Berdasarkan hasil analisa uji

validitas diperoleh hasil seperti tabel di bawah ini.

Tabel 11. Hasil Uji Validits Variabel Kualitas Produk


Item Corrected Item
rtabel Keterangan
Pernyataan Total Correlation
1 0,584 0,361 Valid
2 0,569 0,361 Valid
3 0,456 0,361 Valid
4 0,734 0,361 Valid
5 0,524 0,361 Valid
6 0,414 0,361 Valid
7 0,504 0,361 Valid
8 0,335 0,361 Tidak Valid
9 0,678 0,361 Valid
60

10 0,428 0,361 Valid


11 -0,009 0,361 Tidak Valid
12 0,763 0,361 Valid
13 0,147 0,361 Tidak Valid
14 0,364 0,361 Valid
15 0,604 0,361 Valid
16 0,581 0,361 Valid
17 0,556 0,361 Valid
18 0,637 0,361 Valid
Sumber: Olahan Data Primer Bulan Juli 2023

Berdasarkan tabel hasil analisa uji validitas variabel kualitas

produk diketahui 15 item pernyataan mempunyai nilai r hitung > rtabel dan 3

item pernyataan mempunyai nilai rhitung < rtabel. Dapat disimpulkan bahwa

terdapat 15 item pernyataan untuk variabel kualitas produk dikatakan

valid.

c) Variabel Citra Merek (X2)

Kuesioner uji coba yang digunakan mengukur variabel citra merek

berjumlah 6 item pernyataan. Berdasarkan hasil analisa uji validitas

diperoleh hasil seperti tabel di bawah ini.

Tabel 12. Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek


Item Corrected Item
rtabel Keterangan
Pernyataan Total Correlation
1 0,411 0,361 Valid
2 0,479 0,361 Valid
3 0,748 0,361 Valid
4 0,560 0,361 Valid
5 0,702 0,361 Valid
6 0,806 0,361 Valid
Sumber: Olahan Data Primer Bulan Juli 2023
61

Berdasarkan tabel hasil analisa uji validitas variabel citra merek

diketahui seluruh item pernyataan mempunyai nilai r hitung > rtabel . Dapat

disimpulkan bahwa terdapat 6 item pernyataan untuk variabel citra merek

dikatakan valid.

d) Variabel Persepsi Harga (X3)

Kuesioner uji coba yang digunakan mengukur variabel persepsi

harga berjumlah 12 item pernyataan. Berdasarkan hasil analisa uji validitas

diperoleh hasil seperti tabel di bawah ini.

Tabel 13. Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Harga


Item Corrected Item
rtabel Keterangan
Pernyataan Total Correlation
1 0,692 0,361 Valid
2 0,751 0,361 Valid
3 0,673 0,361 Valid
4 0,814 0,361 Valid
5 0,750 0,361 Valid
6 0,621 0,361 Valid
7 0,557 0,361 Valid
8 0,627 0,361 Valid
9 0,617 0,361 Valid
10 0,344 0,361 Tidak Valid
11 0,521 0,361 Valid
12 0,746 0,361 Valid
Sumber: Olahan Data Primer Bulan Juli 2023

Berdasarkan tabel hasil analisa uji validitas variabel persepsi harga

diketahui 11 item pernyataan mempunyai nilai r hitung > rtabel dan 1 item

pernyataan mempunyai nilai rhitung < rtabel. Dapat disimpulkan bahwa

terdapat 11 item pernyataan untuk variabel persepsi harga dikatakan valid.

e) Variabel Selera Konsumen (X4)


62

Kuesioner uji coba yang digunakan mengukur variabel selera

konsumen berjumlah 9 item pernyataan. Berdasarkan hasil analisa uji

validitas diperoleh hasil seperti tabel di bawah ini.

Tabel 14. Hasil Uji Validitas Variabel Selera Konsumen


Item Corrected Item
rtabel Keterangan
Pernyataan Total Correlation
1 0,592 0,361 Valid
2 0,816 0,361 Valid
3 0,706 0,361 Valid
4 0,668 0,361 Valid
5 0,846 0,361 Valid
6 0,646 0,361 Valid
7 0,602 0,361 Valid
8 0,621 0,361 Valid
9 0,769 0,361 Valid
Sumber: Olahan Data Primer Bulan Juli 2023

Berdasarkan tabel hasil analisa uji validitas variabel selera

konsumen diketahui seluruh item pernyataan mempunyai nilai r hitung > rtabel.

Dapat disimpulkan bahwa terdapat 9 item pernyataan untuk variabel selera

konsumen dikatakan valid.

f) Variabel Lokasi (X5)

Kuesioner uji coba yang digunakan mengukur variabel lokasi

berjumlah 6 item pernyataan. Berdasarkan hasil analisa uji validitas

diperoleh hasil seperti tabel di bawah ini.

Tabel 15. Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi


Item Corrected Item
rtabel Keterangan
Pernyataan Total Correlation
1 0,505 0,361 Valid
2 0,433 0,361 Valid
3 0,676 0,361 Valid
4 0,792 0,361 Valid
5 0,741 0,361 Valid
6 0,745 0,361 Valid
63

Sumber: Olahan Data Primer Bulan Juli 2023

Berdasarkan tabel hasil analisa uji validitas variabel lokasi

diketahui seluruh item pernyataan mempunyai nilai r hitung > rtabel. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat 6 item pernyataan untuk variabel lokasi

dikatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu koesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:47).Untuk

menguji reliabilitas digunakan rumus alpha sebagai berikut:

( )
2
∑ S ❑i
r11 = ( n−1
n
) 1− S❑
2

Dimana :

r11 = Koefisien Reliabilitas Tes

n = Banyaknya ButirItem yang dikeluarkan dalamTtes

1 = Bilangan Konstan

∑ Si ² = Jumlah Varian Skor dari tiap-tiap Item

²
S = Varian Total
t

Menurut Ghozali, (2017:48) suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha ≥ 0,70. Untuk melihat


64

nilai Cronbach Alpha dalam penelitian ini maka peneliti menggunakan

program SPSS Versi 21.0. Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung ≥ r tabel

maka instrumen dikatakan reliabel, dan jika r hitung <r tabel maka instrumen

dikatakan tidak reliabel.

Tabel 16. Hasil Analisa Uji Reliabilitas Uji Coba Angket


Cronbach's Batas
Variabel Keteranagan
Alpha Nilai
Keputusan Pembelian (Y) 0,892 0,700 Reliabel
Kualitas Produk (X1) 0,865 0,700 Reliabel
Citra Merek (X2) 0,840 0,700 Reliabel
Persepsi Harga (X3) 0,910 0,700 Reliabel
Selera Konsumen (X4) 0,907 0,700 Reliabel
Lokasi (X5) 0,852 0,700 Reliabel
Sumber: Olahan Data Primer Bulan Juli 2023

Berdasarkan tabel hasil analisa uji reliabilitas diketahui seluruh

variabel penelitian mempunyai nilai Apha Cronbach > 0,700. Jadi dapat

disimpulkan bahwa pernyataan angket yang telah dinyatakan valid dan

reliabel dapat digunakan sebagai pernyataan untuk angket penelitian.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan,

apakah diterima atau ditolak, untuk menganalisis data dan menguji

hipotesis, penelitian ini akan menggunakan beberapa teknik analisis data

statistik melalui pemanfaatan dan bantuan SPSS 21 for windows.

a) Analisis Deskriptif
65

Menurut Bungin, (2015:181) analisis deskriptif merupakan

penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan

gejala sosial yang tampak dan melihat hubungan kualitas antara gejala-

gejala tersebut. Setelah data terkumpul kemudian disajikan kedalam tabel

distribusi frekuensi untuk dilakukan analisis deskriptif. Adapun proses

pengolahan datanya adalah sebagai berikut:

a. Menghitung nilai rata-rata skor masing-masing pernyataan dalam

kuesioner digunakan rumus sebagai berikut:

Pernyataan Positif

( 5× SS ) + ( 4 × S ) + ( 3 × KS )+ ( 2× TS ) +( 1× STS)
Rata−rata=
n

Dimana :

SS = Sangat setuju

S = Setuju

KS = Kurang Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

n = Jumlah Responden

Pernyataan Negatif

( 1× SS ) + ( 2× S ) + ( 3 × KS ) + ( 4 ×TS ) +(5 × STS)


Rata−rata=
n

Dimana :

SS = Sangat setuju

S = Setuju
66

KS = Kurang Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

n = Jumlah Responden

b. Menghitung nilai tingkat capaian responden (TCR) terhadap angket

penelitian, yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

RS
TCR= × 100 %
n

Dimana :

TCR = Tingkat Capaian Responden

Rs = Rata-rata Skor Jawaban Responden

N = Jawaban Responden

Dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 17. Skor Jawaban Setiap Pertanyaan


N Nilai
o Pernyataan Positif Negatif
1 Sangat setuju 5 1
2 Setuju 4 2
3 Kurang setuju 3 3
4 Tidak setuju 2 4
5 Sangat tidak setuju 1 5
Sumber: Sugiyono,2013.

b) Analisis Induktif
67

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui suatu veriabel bebas

dengan v ariabel terikat. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik

analisis jalur. Secara umum tahapan analisis jalur dilakukan dengan

tahapan sebagai berikut:

Pengertian Analisis Jalur Menurut Sugiyono (2014:297), analisis

jalur adalah analisis yang digunakan untuk melukiskan atau menguji

model hubungan antara variable yang berbentuk sebab akibat. Dengan

demikian, dalam model hubungan antar variable tersebut, terdapat variable

independen yang dalam hal ini disebut dengan eksogen dan variable

dependen disebut variable endogen.Jalur digunakan untuk menganalsis

hubungan kausial antar variable.

Kualitas produk
(X1)
(p x3x1)

Citra Merek (p x3x2) Persepsi Harga


(X2) (X3)

Selera Konsumen (p x3x4)


(X4)

Substruktural I

Pada substruktural I, Persepsi Harga berlaku variabel independen


dengan :

Px1x2x4 = Kualitas produk, Citra Merek dan Selera Konsumen


68

(pYx1)

Kualitas produk
(X1)
Citra Merek
(pYx2)
(X2)

Selera Konsumen Keputusan


(pYx4)
(X4) Pembelian
(Y)

Lokasi (pYx5)
(X5)

Persepsi Harga (pYx3)


(X3)

Gambar 3. Bagan Analisis Jalur

Substruktural II

Pada substruktural II, keputusan pembelian berlaku variabel

dependen dengan :

Pyx1 = kualitas produk

Pyx2 = Citra merek

Pyx3 = persepsi harga

Pyx4 = selera konsumen

Pyx5 = lokasi
69

J. Model Analisis Jalur

a) Menentukan pengaruh langsung dan tidak langsung

Diagram Jalur Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-

masing variabel penyebab terhadap variabel akibat, teknik yang digunakan

adalah analisis jalur (pathanalysis). Analisis jalur digunakan untuk

mengetahui besar pengaruh variabel penyebab (X1), (X2), (X3), (X4), dan

(X5) terhadap akibat (Y). Dengan menggunakan analisis jalur, maka

pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung variabel penyebab

terhadap variabel akibat dapat diketahui.

Pada gambar menunjukkan diagram jalur untuk model sub-struktural 2 yang

menjelaskan hubungan kausal X1, X2, X3, X4, X5 dan Y

1. Menentukan koefisien jalur yang berasal dari koefisien regresi

Keterangan : P xyi = Koefisien jalur dari variable Xi terhadap Y B xyi =

Koefisien jalur regresi dari variable XI terhadap Y

2. Dalam menentukan variable lain Yang tidak dimasukkan dalam rumus ini

dapat ditentukan dengan rumus

3. Menentukan besarnya pengaruh dari variable ke variable lainnya baik

secara langsung maupun tidak langsung dengan cara:


70

a) Pengaruh langsung variable Kualitas Produk (X1) terhadap Keputusan

Pembelian(Y).

X1 terhadap Y = Y ←X1 → Y

= (Pyx1) x ( Pyx1)

b) Pengaruh tidak langsung Kualitas Produk variable (X1) terhadap

Keputusan Pembelian (Y) melalui variabel Persepsi harga (X3)

(X3) X1 terhadap Y melalui X3 = Y← X1Ω X1→Y

= (Pyx1) x (Px3x1) x (Pyx3)

c) Pengaruh langsung variable Citra Merek (X2) terhadap Keputusan

Pembelian (Y).

X2 terhadap Y=Y←X2 →Y
= (Pyx2) x (Pyx2)
d ) Pengaruh tidak langsung Citra Merek (X2) terhadap Keputusan

Pembelian (Y) melalui variabel Persepsi Harga (X3)

X2 terhadap Y melalui X3 = Y← X1Ω X1→Y

= (Pyx2) x (Px3x2) x (Pyx3)

e) Pengaruh langsung varibel Persepsi Harga (X3) terhadap Keputusan

Pembelian (Y).

X3 terhadap Y=Y←X₃→Y
= (Pyx3) x (Pyx3)
f) Pengaruh langsung varibel Selera Konsumen (X4) terhadap Keputusan

Pembelian (Y).
71

X4 terhadap Y=Y←X₃→Y
= (Pyx4) x (Pyx4)
g) Pengaruh tidak langsung variable Selera Konsumen (X4) terhadap

Keputusan Pembelian (Y) melalui variabel Persepsi Harga.

X4 terhadap Y melalui X4 =Y←X4ΩX3→Y


= (Pyx4) x (Px3x4) x (Pyx3)
h) Pengaruh langsung variabel Lokasi(X5) terhadap Keputusan Pembelian

(Y).

X5 terhadap Y = Y←X5→Y
= (Pyx5) x (Pyx5)

b) Menentukan Koefisien Jalur

Kalau dalam kolerasi, arah dan kuatnya hubungan antar variabel

ditunjukkan dengan koefisien kolerasi. Arah hubungan adalah positif dan

negatif, sedangkan kuatnya hubungan ditunjukkan dengan besar-kecilnya

angka kolerasi. Koefisien kolerasi yang mendekati angka 1 berarti kedua

variabel mempunyai hubungan kuat atau sempurna. Dalam analisis jalur

terdapat koefisien jalur. Koefisien jalur menunjukkan kuatnya pengaruh

variabel independen terhadap dependen. Bila koefisien jalur rendah, dan

angkanya dibawah 0,05, maka pengaruh jalur tersebut dianggap rendah

sehingga dapat dihilangkan. Dalam hal ini menyatakan beberapa studi

empirik telah banyak menyarankan untuk menggunakan pegangan bahwa

koefisien jalur kurang dari 0,05 dapat dianggap tidak berarti.


72

Jadi, koefisien jalur adalah koefisien regresi standar (standar z) yang

menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap dependen yang telah

tersusun dalam diagram jalur. Bila dalam diagram jalur terdapat dua atau

lebih variabel, maka dapat dihitung koefisien parsialnya, dengan

menggunakan data yang telah distandarkan atau dengan matrik kolerasi

(Sugiyono, 2016).

Untuk memperoleh nilai koefisien jalur dari masing-masing variabel

independen, terlebih dahulu dihitung korelasi antar variabel menggunakan

rumus korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut:

Nilai korelasi yang diperoleh dapat di interpretasikan dengan berpedoma

d. Uji Hipotesis

Selanjutnya dilakukan pengujian signifikan pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat dengan menambahkan uji t, dimana penerapan uji

t penerapannya digunakan untuk mengetahui signifikan pengaruh variabel

bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Seberapa besar pengaruhnya

ditentukan oleh hasil akhir pengujian ini. Apakah ada pengaruhnya atau

tidak, uji ini menggunakan rumus sebagai berikut:


73

Dasar pengambilan hipotesis adalah:

a. Jika t hitung > t tabel atau signifikan ≤ ʆ = 0,05 dan Ho di tolak dan Ha di

terima sehingga terdapat pengaruh yang berarti dari variabel bebas terhadap

variabel terikat.

b. Jika t hitung ≤ t tabel atau signifikansi > ʆ = 0,05 dan Ho di terima dan Ha di

tolak sehingga tidak terdapat pengaruh yang berarti dari variabel bebas

terhadap variabel terikat

1. Uji t

untuk melihat pengaruh secara parsial setiap variabel bebas terhadap

variabel terikat:

Dimana:

to’ = koefisien nilai tes

bi = koefisien jalur

Sbi = standar kesalahan koefisien jalur

Dasar dalam pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis ini

adalah:

a. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikan yang digunakan (α)

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

bebas terhadap variabel terikat.


74

b. Jika nilai signifikansi lebih besar dari tingkat signifikan yang digunakan (α)

maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. Koefisien Determinasi

Nilai koefisiendeterminasi (R2) menunjukkan persentasi pengaruh

semua variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial

maupun simultan. Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Keterangan:
KD = R2 x 100%

KD = Koefisien determinasi

R2 = Koefisien korelasi yang dikuadratkan


74
Manfaat penelitian

Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian lebih

lanjut tentang faktor yang mempengaruhi keputusan pembeliain dengan

menggunakan variable lainnya, sehingga hasil penelitian lebih beragam.

115
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. T. R., & Khuzaini. (2017). Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Lokasi, dan
Fasilitas Terhadap Keputusan Pembelian Rumah. Ilmu Dan Riset
Manajemen, 6(9), 1–20.

Arista, E. D., & Astuti, S. R. T. (2013). Analisis Pengaruh Iklan, Kepercayaan


Merek, dan Citra Merek terhadap Minat Beli Konsumen. Jurnal Aset, 13(1),
37–45.

Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Bastian, A. W., Suharto, A., & Wibowo, Y. G. (2020). Pengaruh Kualitas Produk,
Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Promild Di
Wilayah Kampus Jember. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Jember, 1(69), 5–24.

Chandhuri, Arjun & Morris B. Holbrook. (2013). The Clusin Of Effect From
Brand Trust and Brant Affect to Brand Performance : The Role of Brand
Loyalty. Journal of Marketing. Vol 65, 81-93.

Delgado-Ballester etc. (2013). Development and Validation of Brand Trust Scale


International. Journal of Market Research (Online). Vol 45, No 1, 35-45.

Garatu, T. (2013). Pengaruh Pelayanan, Harga Dan Lokasi Terhadap Keputusan


Pembelian Pada Toko Ramayana Motor Poso Sulawesi Tengah. Ekomen,
13(1), 27–41.

Ghoniyah, N., & Ani, U. (2013). Faktor-faktor Penentu Keputusan Pembelian


Blackberry Di Semarang. Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi, (34), 1–19.

Ghozali, I. (2015). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19


(Kelima). Semarang: UNDIP

Hakim, L., & Saragih, R. (2019). Pengaruh Citra Merek, Persepsi Harga Dan
Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Npk Mutiara Di
Ud.Barelang Tani Jaya Batam. Ecobisma (Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan
Manajemen), 6(2), 37–53. https://doi.org/10.36987/ecobi.v6i2.4

Kotler, philip and gary amstrong. (2012). prinsip-prinsip pemasaran.

Kotler, P. (2015). Manajemen Pemasaran (Jilid 1). Jakarta: PT. Indeks.

119
120

. (2018). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi Kedua Belas. Jilid 1.


Jakarta: Erlangga

Kotler, P., & Amstrong, G. (2018). Prinsip-Prinsip Pemasaran (keduabelas).


Jakarta.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2018). Manajemen Pemasaran (Ketiga Belas). Jakarta

Latmawati, Hia Yulna Dewita, & Verawati Rika. (2016) Pengaruh Harga,
Kualitas Produk, Selera Konsumen Terhadap Pembelian Ulang Beras
Sipulasi Di Kejorongan 3 Pangian Dengan Kepuasan Konsumen Sebagai
Variabel Intervening. Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi
UNIVERSITAS STKIP PGRI Sumatera Barat,1-19..

Lotulung, Selvany Chichilia, Dkk. (2015). Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Dan
Wom (Word Of Mouth) Terhadap Keputusan Pembelian Handphone
Evercoss Pada Cv.Tristar Jaya Globalindo Manado. Jurnal Emba, 3(3), 817–
826

Mamahit, Philius, Dkk. (2015). Pengaruh Brand Image, Brand Trust, Dan
Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota All New
Yaris Pada PT. Hasjrat Abadi Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efesiensi,
15(05), 777–787

Mowen, J. c, & Minor. (2015). Perilaku Konsumen (kelima). Jakarta.

Musa, B., & Rotinsulu, J. J. (2019). Pengaruh Produk, Harga, Promosi, Lokasi
Terhadap Omzet Penjualan Telur Ayam Pada Pt. Pandu Prima Manado
Effect of Products, Prices, Promotions, Locations on Chicken Egg Sales
Omzet in. Prima Manado Pandu. Jurnal, 7(3), 2701–2710.

Prasetya, Chandra Hakim Arif & Kumadji dkk , (2014). Pengaruh Citra Merek,
Kualitas Produk Terhadap Kepercayaan Serta Keputusan Pembelian (Survei
pada pembeli sepeda motor Honda Vario). Jurnal Administrasi
Bisnis,15(02).

Putri, W.N.A. (2018). Pengaruh Harga dan Lokasi Terhadap Keputusan


Pembelian Kamar di Grand Royal Denai Hotel Bukittinggi. Jurnal
Pendidikan dan Keluarga, 10 (1), 116-128.

Ria, K., Antari, M., Dunia, K., & Indrayani, L. (2014). Pengaruh Lokasi Dan
Harga Terhadap Keputusan Berbelanja Pada Mini Market Sastra Mas
Tabanan, 4.

Riduwan. (2015). Dasar-Dasar Statistika. (Alfabeta, Ed.). Bandung.


121

Rizky, M. F., & Yasin, H. (2014). Pengaruh Promosi dan Harga Terhadap Minat
Beli Perumahan Obam PT. Nailah Adi Kurnia Sei Mencirin Medan. Jurnal
Manajemen Dan Bisnis, 14(02), 135–143.

Semuel, H., & Lianto, A. S. (2014). ANALISIS eWOM, BRAND IMAGE,


BRAND TRUST DAN MINAT BELI PRODUK SMARTPHONE DI
SURABAYA. Jurnal Manajemen Pemasaran, 8(2), 47–54.
https://doi.org/10.9744/pemasaran.8.2.47-54

Sugiyono. (2016). Statistika Untuk Penelitian (E. Mulyatiningsih (ed.)). Anggota


Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).

Suryawan, I. B. M. O., Agung, A. A. P., & Atmaja, N. P. C. D. (2022). Pengaruh


Selera Konsumen, Persepsi Harga dan Diferensiasi Produk terhadap
Keputusan Pembelian Mobil Suzi. Jurnal EMAS, 3(1), 46–54.

Sangadji, M. E., & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen: Pendekatan Praktis


Disertai Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta: Andi.

Sari, Ratna Dwi Kartika, & Astuti, Sri Rahayu Tri. (2015). Analisis Pengaruh
Kualitas Produk, Persepsi Harga, Dan Word Of Mouth Communication
Terhadap Keputusan Pembelian Mebel Pada Cv. Mega Jaya Mebel
Semarang. Journal Of Management, 1(1), 1–13

Sekaran, U. (2016). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis (Empat). Jakarta.

Setiadi, N. J. (2013). Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk strategi


dan penelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Medi.

. (2018). Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk


Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana

Siddiq Keputusan Pembelian Laptop Samsung (Survey Pada Konsumen Itklik


Jakarta). Jurnal Manajemen Pemasaran, 2(2), 1–7.
https://doi.org/10.9744/pemasaran.8.2.47-54

Simamora, B. (2014). Panduan Riset Perilaku Konsumen. (Gramedia, Ed.).


Jakarta.

Suantara, I. G. P. E., Made Artana, & Kadek Rai Suwena. (2014). Pengaruh
Selera Dan Harga Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda
Motor Honda Di Kabupaten Buleleng. Jurnal Wiga, 4(2), 1–10.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
122

(2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta

Wetiz, L. &. (2017). retail management 6th edition.

Wulansari, A. (2013). Pengaruh Brand Trust dan perceived quality terhadap


keputusan pembelian ulang produk sari roti (studi pada konsumen di
perumahan gresik kota baru, manyar gresik). Jurnal Ilmu Manajemen, 1(2),
391–392.
123
124

Anda mungkin juga menyukai