Oleh
Dhyto Pradana
NIM : 109081000130
JURUSAN MANAJEMEN
JAKARTA
2016 / 1437 H
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Dhyto Pradana
2. Tempat tangga lahir : Jakarta, 21 Desember 1990
3. Alamat : Kemang Kenanga CA-27 Kemang Pratama Bekasi
4. Telepon : 081280692112
5. E-mail : dhyto90@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. SD Islam Al-Azhar 9 Kemang Pratama Bekasi Tahun 1997-2003
2. SMP Islam Al-Azhar 9 Kemang Pratama Bekasi Tahun 2003-2006
3. SMAN 3 Bekasi Tahun 2006-2009
4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2016
Dhyto Pradana
ABSTRACT
The aim of this research is to analyze the influence of product quality, price, promotion,
place, and brand image on purchase decision toward breakfast cereal Nestle Koko Krunch. The
data which used in this research is primary data, collected from 86 respondent as who bought
the Nestle Koko Krunch. The sampling technique that is used in this research is convenience
sampling method, then the data was analyzed using multiple regression method. The result
showed that: product quality, price, promotion, place, and brand image have significant
influence simultaneously on purchase decision. Partially, product quality, price, promotion,
place, and brand image have significant influence on purchase decision.
Keyword: Product Quality, Price, Promotion, Place, Brand Image, Purchase Decision Process.
PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, PROMOSI, SALURAN DISTRIBUSI,
(Studi Kasus Pada Pembeli Nestle Koko Krunch di Wilayah Jakarta Selatan)
Dhyto Pradana
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas produk, harga,
promosi, saluran distribusi, dan citra merek terhadap keputusan pembelian sereal sarapan Nesle
Koko Krunch. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan
dari 86 responden yang membeli sereal sarapan Nestle Koko Krunch. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, kemudian data diproses
memggunakan analisa regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: kualitas
produk, harga, promosi, saluran distribusi, dan citra merek mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian secara simultan dan parsial.
Kata kunci: Kualitas Produk, Harga, Promosi, Saluran Distribusi, Citra Merek, Proses Keputusan
Pembelian
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman
kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari
berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
terutama kepada:
1. Kedua orang tua, ayahanda tercinta Kokot Hartaji dan ibunda tersayang Henny Kartini
yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada henti-
hentinya kepada penulis.
2. Segenap keluarga dan teman yang telah menyemangati dan membantu penyelesaian
skripsi ini.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIn
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, Msi, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Ela Patriana, MM, AAAIJ, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, ST, MM, selaku dosen pembimbing Skripsi I yang telah
berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan
dalam penulisan skripsi ini.
7. Ibu Ela Patriana, MM, AAAIJ, selaku dosen pembimbing Skripsi II yang telah bersedia
membimbing dan mengarahkan penulis selama menyusun skripsi dan memberikan
banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi
ini.
8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan
9. Seluruh teman-teman seangkatan, terutama kelas Manajemen D Angkatan 2009 dan
Marketing Angkatan 2009 yang selalu mengisi hari-hari menjadi sangat menyenangkan.
10. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang
manajemen pemasaran.
Penulis,
(Dhyto Pradana)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI…………………………….......... i
PENGESAHAN SKRIPSI……………………………………………………………... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF………………………….… iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI…………………………………….…. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………………….... v
ABSTRACT………………………………………………………………………….…. vi
ABSTRAK……………………...……………………………………………………… vii
KATA PENGANTAR……………..…………………………………………………. viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. x
DAFTAR TABEL…………………………..………………………………………… xiv
DAFTAR GAMBAR……………….………………………………………………... xvii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Penelitian……………..…………………………………………. 1
B. Perumusan Masalah…………………………………..………………………….11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………..………..……………. 11
1. Tujuan Penelitian………………..……………………………...……………11
2. Manfaat Penelitian………………………..….………...…………………….12
A. Landasan Teori…………….……………………………………………………. 14
1. Pemasaran……………………………………………………………………14
2. Manajemen Pemasaran………………………………………………………15
3. Produk……………………….……………………………………………… 15
4. Klasifikasi Produk………….……………………………………………….. 19
5. Kualitas Produk……………….…………………………………………….. 20
6. Atribut Produk……………………………………………………………… 22
7. Harga…………………………………………………………………………32
8. Promosi……………………….…………………………………………….. 39
9. Saluran Distribusi…………..……………………………………………….. 42
10. Citra Merek……………………….……………………………………….... 46
a. Pengertian Citra………………………...…………………………………... 46
b. Pengertian Merek…………………………...………………………………. 47
c. Pengertian Citra Merek…………………………...………………………… 49
d. Pengukuran Citra Merek……………………………...…………………….. 52
11. Keputusan Pembelian…………………………….…………………………. 54
a. Pengertian Keputusan Pembelian…………………………..………………. 54
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian………..………... 55
c. Peranan Dalam Keputusan Pembelian……………………..……………….. 58
d. Proses Keputusan Pembelian…………………………………..…………… 60
12. Hubungan Antara Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian………..65
13. Hubungan Antara Kualitas Harga Terhadap Keputusan Pembelian………....66
14. Hubungan Antara Promosi Terhadap Keputusan Pembelian………………...67
15. Hubungan Antara Saluran Distribusi Terhadap Keputusan
Pembelian…………………………………………………………………….68
16. Hubungan Antara Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian…………....68
B. Penelitian Terdahulu……………………………………………………………. 70
C. Kerangka Pemikiran…………………………………………………………….. 77
D. Hipotesis ……………………………………………………………………….. 78
A. Kesimpulan………………………………………………………………….….150
B. Implikasi……………………………………………………………………..…151
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hal terindah yang bisa dilihat orang
tua. Pertumbuhan yang baik didukung juga oleh asupan gizi yang benar. Banyak sekali
makanan yang bisa dipilh orang tua untuk buah hati sebagai pemenuh nutrisi yang mereka
butuhkan khususnya saat sarapan pagi. Ketika anak mulai bosan dengan makanan dan
minuman yang umum mereka dikonsumsi seperti nasi, bubur dan susu tentunya harus
Saat ini masyarakat menyukai gaya hidup praktis. Seperti halnya sarapan, saat ini
para ibu rumah tangga tidak perlu repot mempersiapkan sarapan karena sudah ada makanan
siap sedia yang lebih paktis, yaitu sereal. Untuk penyiapannya cukup sederhana, hanya perlu
menambahkan air susu atau air panas ke dalam wadah yang berisi sereal. Dari hal rasa, sereal
Di seluruh dunia produksi, kegunaan dan persediaan sereal selalu berbeda-beda atau
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun produksi, kegunaan dan
persedian sereal di seluruh dunia mengalami kenaikan dan penurunan terutama di bagian
produksi dan persediaan. Ini terjadi karena setiap negara memiliki produksi, kegunaan, dan
persedian yang berbeda-beda. Faktor cuaca, bibit tanaman gandum, dan penjualan menjadi
beberapa alasan produksi dan persedian sereal mengalami kenaikan dan penurunan.
Sereal sendiri terbuat dari tumbuhan gandum. Gandum merupakan pangan pokok
bagi sebagian besar penduduk dunia. Negara produsen utama gandum adalah Amerika
Serikat, Kanada, Australia, Uni Eropa, dan India. Tanaman gandum jarang ditemukan di
Indonesia karena kondisi lingkungan fisik memang tidak cocok untuk tanaman gandum yang
merupakan tanaman subtropis. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara pengimpor
gandum. Produksi dalam negeri belum mampu menjamin ketersediaan untuk konsumsi.
Kebutuhan akan gandum bagi Indonesia ini cukup besar. Berikut ini perbandingan tingkat
140
120
100 China
80 India
Amerika Serikat
60
Indonesia
40
Jepang
20
0
2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013
140
120
100 China
80 India
60 Amerika Serikat
Indonesia
40
Jepang
20
0
2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013
Dari tabel di atas, dalam hal konsumsi dan produksi gandum Indonesia masih sangat
rendah. Untuk itu Indonesia masih mengimpor gandum dari produsen luar negeri untuk
kebutuhan nasional. Gandum bahan utama untuk membuat tepung terigu. Tepung terigu
sendiri digunakan untuk membuat berbagai macam makanan seperti mie, kue, roti, dan
Terigu Indonesia (APTINDO) tahun 2013, Indonesia mengimpor gandum dari berbagai
Negara. Dari sejumlah Negara ada tiga pengekspor terbesar tepung terigu untuk Indonesia
yaitu Australia sebesar 70,7%, Kanada sebesar 14,9% dan Amerika Serikat 11%.
Salah satu olahan tepung terigu yang terbuat dari gandum adalah sereal sarapan.
Gandum terkenal karena serat dan karbohidratnya yang baik untuk tubuh. Kandungan
protein atau asam amino dalam gandum juga jauh lebih banyak daripada beras dan jagung.
Banyak produsen sereal sarapan dalam negeri maupun luar negeri di Indonesia yang sudah
lama memproduksi produk sereal dalam kemasan. Sereal yang terbuat dari gandum bisa
ditemukan dengan mudah sekarang. Salah satu produsen sereal sarapan adalah Nestle
Indonesia yang memproduksi Koko Krunch, Honey Star, Milo Balls, Cookies Crisp, Corn
Flakes dan Fitnesse. Nestle adalah salah satu produsen sereal sarapan terkemuka di Indonesia
dan dunia. salah satunya adalah sereal sarapan Nestle Koko Krunch. Menurut Agriculture
and Agri-Food Canada (2010), Nestle Indonesia menguasai pasar sereal sarapan sebesar
Sereal sarapan Koko Krunch memang begitu terkenal di Indonesia sebagai menu
sarapan pagi di kalangan masyarakat khususnya anak-anak. Menurut Top Brand Award
Indonesia Koko Krunch menempati urutan kedua sebagai sereal sarapan pagi dengan indeks
14,1% dan urutan kedua menurut Top Brand For Kids dengan indeks 34,3%. Berikut daftar
atau tabel data sereal sarapan pagi menurut Top Brand Award tahun 2015.
Tabel 1.1 Sereal Sarapan Pagi
Tabel di atas menjelaskan bahwa Nestle Koko Krunch berada di posisi kedua dengan
nilai indeks sebesar 14,1% dalam kategori sereal sarapan pagi sedangkan Energen di posisi
pertama dengan nilai top brand index 74,9%. Di kategori sereal sarapan pagi untuk anak
Nestle Koko Krunch juga berada di posisi kedua dengan nilai indeks sebesar 34,3%
Dari nilai indeks di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa dalam hal persaingan
merek Nestle Koko Krunch masih kalah dengan pesaingnya. Merek berhubungan erat dengan
pemasaran dan citra merek produk itu sendiri. Tingkat persaingan sereal sarapan di Indonesia
relatif ketat karena setiap perusahaan senatiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa
pasar dan meraih konsumen. Perusahaan harus mampu mengenal apa yang menjadi
kebutuhan dan harapan konsumen saat ini maupun yang akan datang.
Menurut penelitian yang dilakukan Anjarwati (2010) dengan judul Analisis SWOT
PT. Nestle Indonesia, ada beberapa faktor kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) yang
menjadi acuan dalam penelitiannya. Kelemahan PT. Nestle Indonesia adalah harga produk
relatif mahal, tidak bisa memaksakan mengkonsumsi produk Nestle yang mahal pada
menimbulkan kesan tidak efisien. Ancaman PT. Nestle Indonesia adalah karena pola pikir
masyarakat yang menganggap ada kualitas bagus tetapi harga pasti mahal, akan kalah dengan
perusahaan lain yang lebih menonjolkan harga yang murah tetapi kualitas tidak begitu buruk
meskipun tidak membawa nama merek, kompetisi yang tidak sehat dengan sesama produsen.
Dari penelitian di atas bahwa kelemahan dan ancaman PT. Nestle Indonesia terlihat
sangat serius bila tidak ditangani dengan baik. Hal ini mungkin bisa menjadi faktor
permasalahan bagi PT. Nestle Indonesia untuk semua produknya terutama sereal sarapan
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk dapat bersaing di
pasaran, sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak alternatif pilihan produk sebelum
mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Menurut Kotler dan
Armstrong (2008:57) Marketing Mix (Bauran pemasaran) merupakan salah satu konsep
kunci dalam teori pemasaran modern yang terdiri dari variabel-variabel yang dapat
dikendalikan oleh perusahaan, yang dikenal dengan konsep 4 P yakni product (produk), price
(harga), place (distribusi) dan promotion (promosi). Keempat hal ini menjadi hal yang
sangat penting dan selalu menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan
pembelian. Keunggulan-keunggulan produk dari keempat faktor ini dapat diketahui oleh
konsumen dan membuat konsumen tertarik untuk mencoba dan kemudian akan mengambil
keputusan untuk membeli suatu produk tersebut. Produk yang baik dan bermanfaat bagi
konsumen, dengan harga yang kompetitif dan ditunjang oleh sistem distribusi yang baik dan
promosi yang dilakukan, akan berimplikasi pada keputusan konsumen untuk membeli produk
tersebut.
Selain produk, harga, promosi, dan distribusi yang menjadi perhatian berikutnya
adalah merek. Merek dewasa ini berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan.
Suatu perusahaan beroperasi untuk mendapatkan profit atau keuntungan, juga untuk
konsumen yang cenderung ingin mencoba merek-merek baru yang dikeluarkan oleh
perusahaan pesaing untuk mendapatkan kepuasan, manfaat yang lebih, dan memenuhi rasa
Konsumen dalam memilih suatu merek produk akan melalui tahap percobaan terlebih
dahulu, pada tahap ini seringkali konsumen akan mencoba berbagai merek yang berbeda.
Jika dirasakan merek tersebut cocok dan memenuhi apa yang diharapkan dari produk sejenis,
maka konsumen akan terus mencari merek tersebut. Kotler dan Keller (2009:258)
mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol desain, ataupun kombinasinya
yang mengidentifikasi suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
Salah satu jalan untuk meraih keunggulan kompetisi berkelanjutan adalah dengan
membentuk citra merek (brand image) yang baik secara emosional akan membentuk
kepuasan dalam diri individu yang menghasilkan kesan kualitas (persepsi nilai yang
dirasakan konsumen atas mutu produk) terhadap suatu merek. Hal ini karena dengan
memiliki merek yang kuat dan dikenal luas oleh konsumen merupakan investasi jangka
Dalam hal konsumen, salah satu penentu proses keberhasilan perencanaan pemasaran
adalah segmentasi pasar. Untuk memahami segmentasi pasar (market segmentation), hal
pertama yang perlu dipahami adalah perbedaan antara pelanggan dan konsumen.
person who buys goods or services from a shop or businesss”. seseorang yang membeli
barang atau jasa dari toko atau bisnis. “consumer is a person or thing that eats or uses
tidak selalu pelanggan. Ambil contoh, seorang ibu yang membeli sereal sarapan pagi.
Kemungkinannya adalah bahwa dia adalah pelanggan perantara yang bertindak sebagi wakil
dari konsumen (keluarganya). Untuk memasarkan sereal dengan efektif adalah penting untuk
mengerti apa yang dibutuhkan konsumen akhir, sama halnya dengan apa yang dibutuhkan
Customer dan consumer itu berbeda. Customer merupakan pihak yang membeli suatu
produk yang belum tentu digunakan untuk dirinya sendiri, sedangkan consumer adalah pihak
yang menggunakan produk. Contohnya seorang ibu yang membeli popok untuk anaknya. Ibu
merupakan customer karena ia membeli produk popok. Akan tetapi ibu bukanlah consumer,
karena pengguna produk bukan ibu melainkan anaknya. Jelas bahwa costumer berbeda
pembelian untuk produk anak memang sangat berperan. Orang dewasa sebagai pembeli
(buyer) secara umum memiliki sumber untuk menentukan keputusan pembelian. Sumber
tersebut bisa berupa uang, pengalaman, pengaruh dari orang lain (keluarga, anak, dan
dalam memilih dan membeli sebuah produk. Oleh sebab itu, berdasarkan latar belakang di
SARAPAN NESTLE KOKO KRUNCH (Studi Kasus Pada Pembeli Nestle Koko
B. Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk secara parsial terhadap proses keputusan
2. Apakah terdapat pengaruh harga secara parsial terhadap proses keputusan pembelian
5. Apakah terdapat pengaruh citra merek secara parsial terhadap proses keputusan
6. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk, harga, promosi, saluran distribusi, dan
citra merek secara simultan terhadap proses keputusan pembelian produk sereal
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah :
6. Untuk menganalisis kualitas produk, harga, promosi, saluran distribusi dan citra
1. Bagi lingkup akademik, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi ilmiah pada
2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagi bahan masukan dan evaluasi bagi
3. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesempatan untuk
kualitas produk, harga, promosi, saluran distribusi, citra merek dan keputusan
pembelian.
4. Bagi pihak lain. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
pembaca dan dapat memberikan informasi bagi penelitian lain yang berkaitan dengan
bidang pemasaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pemasaran
penjualan barang dan jasa, tetapi apabila dilihat lebih mendalam pengertian pemasaran
mempunyai aspek yang lebih luas dari pada pengertian tersebut (Ong dan Sugiharto,
2013:2).
Bagi pelaku bisnis sasaran fundamental dari bisnis mereka adalah kelangsungan
hidup, laba, dan pertumbuhan. Pemasaran memberikan kontribusi secara langsung untuk
mencapai sasaran ini. Pemasaran terdiri dari kegiatan berikut, yaitu menilai keinginan
dan kepuasan konsumen saat ini dan calon konsumen, mendesain dan mengatur
distribusi, dan melakukan komunikasi dengan konsumen saat ini dan calon konsumen
activity, set of institutions, and processes for creating, communicating, delivering, and
exchanging offerings that have value for customers, clients, partners, and society at
and directing a flow of need ─ satisfaying goods and services from producer to consumer
or client”.
2. Manajemen Pemasaran
Dari definisi pemasaran yang dikemukakan oleh ahli diatas dapat diketahui bahwa
pemasaran merupakan suatu sistem dari kegiatan bisnis yang saling berhubungan dan
jasa yang dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan
dikenal istilah manajemen pemasaran. Kotler dan Keller (2012:27) berpendapat bahwa
menajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih,
3. Produk
subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk
Menurut Stanton (2002:152) produk mempunyai definisi yang sempit dan luas.
Produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata (tangible) yang terkait dalam
b. Definisi luas
Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) di
dalamnya tercakup warna, harga, kemasan, spesifik pabrik, prestif pengecer, dan
pelayanan di pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu
Swastha dan Irawan (2003:195) menyatakan bahwa produk adalah suatu sifat
yang kompleks, baik dapat diraba, maupun tidak dapat diraba, termasuk pembungkus,
warna, harga, prestasi perusahaan, dan pengecer yang diterima pembeli untuk
Menurut Laksana (2008:68) produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik
maupun non fisik yang dapat diwawrkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan
dan kebutuhannya.
Menurut Amstrong dan Kotler (2008:57) produk adalah segala sesuatu yang dapat
dikonsumsi yang mungkin dapat memuaskan harapan atau kebutuhan. Produk dibagi
Produk yang dibeli oleh konsumen akhir sebagai konsumsi pribadi. Produk bagi
pertimbangan serta usaha yang minimum dalam pembeliannya. Misalnya, sabun, garam,
dan lain-lain.
Produk yang memiliki ciri unik dan atau merek khas dimana sekelompok
pelanggan bersedia berusaha lebih keras dalam proses pembelian. Misalnya, telepon
Produk yang sudah diketahui atau tidak diketahui pelanggan, tetapi pada
umumnya tidak terpikir untuk membeli. Misalnya, asuransi jiwa, donor darah, tanah
Produk yang dibeli oleh individu atau organisasi untuk diproses lebih lanjut atau
1) Produk utama atau inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan
2) Produk generic, produk pasar yang memenuhi fungsi produk paling dasar atau rancangan
3) Produk harapan (expected product) yaitu produk formal yang ditawarkan dengan
berbagai atribut dan kondisinya secara normal diharapkan dan disepakati untuk dibeli.
4) Produk pelengkap (equipment product) yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi
atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan sehingga dapat menentukan tambahan
5) Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin
4. Klasifikasi Produk
a. Barang
Barang menurut Tjiptono (2007:98) adalah “produk yang berwujud fisik sehingga dapat
bisa dilihat, disentuh, dirasa, dipegang, disimpan dan perlakuan fisik lainnya”. Ditinjau
1) Barang tahan lama (durable goods). Merupakan barang berwujud yang biasanya bisa
tahan lama dengan banyak pemakaian, atau umur ekonomisnya untuk pemakaian normal
habis dikonsumsi dalam satu kali pemakaian, atau umur ekonomisnya dalam pemakaian
b. Jasa
Jasa menurut Kotler (1992:45) setiap tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak
kepada pihak lain. Pada dasarnya jasa tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun”. Produk jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.
5. Kualitas Produk
adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi daya
tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut lainnya. Bila
suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsinya dapat dikatakan sebagai produk
produk atau jasa yang telah memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan. Berdasarkan
definisi menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah suatu bentuk
barang atau jasa yang diukur dalam ketingkatan standar mutu keandalan, keistimewaan
tambahan, kadar, rasa, serta fungsi kinerja dari produk tersebut yang dapat memenuhi
ekspektasu pelanggan.
a. Bentuk (form), meliputi ukuran, bentuk, warna atau struktur fisik produk.
produk.
tertentu.
kualitas merupakan syarat agar suatu nilai produk memungkinkan untuk bisa
adalah suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, di mana suatu
produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kualitas yang telah
ditentukan, dan kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah karena selera atau
6. Atribut Produk
Produk akan berhasil apabila memiliki atibut-atribut yang sesuai dengan yang
diharapkan oleh konsumen. Atribut produk menurut Kotler dan Armstrong (2003:347)
adalah “pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang
akan diberikan”.
a. Desain Produk
Kotler dan Armstrong (2008:272) menyatakan bahwa “desain atau bentuk produk
Gobe (2005:7) menyatakan bahwa “desain produk yang baik harus dapat
meyakini bahwa “dalam membeli sesuatu konsumen tidak hanya memerlukan informasi
b. Warna produk
Penglihatan merupakan indera yang utama bagi manusiia dalam mengeksploitasi
dan memahami dunia. Warna merupakan elemen penting dalam desain grafis yang
memiliki pengaruh besar terhadap penglihatan audiens. Pada suatu produk, warna adalah
elemen penting yang dilihat pertama kali oleh audiens. Warna juga merupakan hal yang
memiliki gelombang panjang antara lain warna merah dan kuning. Warna merah sebagai
warna yang paling merangsang, akan menarik perhatian mata lebih cepat dibanding
warna lain. Warna kuning, berada di tengah gelombang cahaya yang dapat dideteksi oleh
mata, karena warna kuning menjadi warna yang paling cerah dan mudah menarik
perhatian. Warna-warna seperti ini cocok untuk produk-produk yang membutuhkan lebih
2) Warna yang memiliki gelombang pendek berarti menenangkan, antara lain biru dan hiaju.
Warna biru mempunyai sifat yang menyegarkan dan memberi rasa rileks. Sedangkan
c. Merek
Merek menurut Kotler dan Susanto (2001;575) adalah “nama, istilah, simbol, atau
mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk
membedakannya dengan pesaing-pesaing”. Baker dan Tjiptono (1999:105) menyatakan
bahwa “merek berbeda dengan produk”. Produk adalah sesuatu yang dihasilkan oleh
pabrik, sedang merek adalah sesuatu yang dibeli konsumen. Produk bisa lebih dengan
mudah ditiru pesaing, sedang merek memiliki keunikan yang relatif sukar ditiru atau
dijiplak. Istilah merek (brand) mempunyai pengertian yang luas. The American
1) Brand adalah nama, istilah, simbol, atau desain atau kombinasi yang dimaksudkan untuk
memberi tanda barang atau jasa dari seseorang penjual atau sekelompok penjual dan
2) Brand name terdiri atas kata-kata, huruf, dan atau angka-angka yang dapat diucapkan.
3) Brand mark adalah bagian dari merek yang dinyatakan dalam bentuk symbol,desain, atau
4) Trade mark adalah merek yang dilindungi oleh undang-undang karena sudah didaftarkan
3) Membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas serta prestise
4) Mengendalikan pasar.
d. Kemasan
Pengemasan (packaging) menurut Swastha (1984:139) adalah "kegiatan-kegiatan
umum dalam perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain dan pembuatan
bungkus atau kemasan bagi suatu barang". Tjiptono (2007:106) menyatakan bahwa:
sebagainya.
3) Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali atau
4) Memberi daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik, warna, bentuk maupun
desainnya.
5) Identitas produk (image), misalnya berkesan kokoh, awet, lembut, dan mewah.
8) Cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang.
Pemberian kemasan suatu produk biasanya disertai strategi tertentu. Swastha (1984:141)
Perubahan bungkus suatu produk umumnya untuk melakukan perubahan produk, yaitu
adanya penurunan penjualan dan usaha untuk memperluas pasar. Kemasan baru juga
kelompok yang sama yang disebut pembungkusan kelompok (family packaging). Strategi
ulang. Strategi ini banyak dipakai pada produk kebutuhan rumah tanga dan produk
makanan.
4) Pembungkusan Ganda
Perusahaan yang menggunakan strategi ini memakai satu kemasan untuk membungkus
e. Pemberian label
Label menurut Swastha (1984:44) adalah “bagian dari sebuah barang yang
berupaya keterangan (kata-kata) tentang barang tersebut atau penjualnya”. Label bisa
merupakan bagian dari kemasan atau merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan
pada produk. Misalnya tulisan “hanya untuk dewasa” pada kemasan obat.
Stanton dalam Tjiptono (2007:107) membagi label menjadi tiga macam yaitu:
1) Brand Label, yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada
kemasan.
2) Descriptive Label, yaitu label yang memberikan informasi objektif mengenai
3) Grade Label, yaitu label yang mengidentifikasikan penilaian kualitas produk dengan
f. Harga produk
barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
akan memilih barang yang harganya lebih murah, meski selisihnya sedikit untuk barang
yang menurut mereka memiliki kualitas yang sama. Konsumen kadang juga memilih
barang yang lebih mahal untuk jenis barang yang sama dengan mengharapkan kualitas
yang lebih.
share”.
g. Kualitas produk
produk yang berkualitas. Produk yang berkualitas adalah produk yang memiliki manfaat
bagi konsumennya. Kotler (1997:24) menyatakan bahwa: “kualitas adalah keseluruhan
sifat serta ciri dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya
i. Jaminan
produsen atas produknya kepada konsumen, dimana konsumen akan memberi ganti rugi
Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi, dan atau ganti rugi (uang
kembali/produk ditukar). Jaminan sendiri ada yang bersifat tertulis dan ada pula yang
tidak tertulis. Sekarang jaminan sering dimanfaatkan sebagai aspek promosi, terutama
7. Harga
Harga merupakan unsur marketing mix yang paling fleksibel, yang artinya dapat berubah
dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik produk atau komitmen terhadap saluran
distribusi. Kedua hal ini tidak dapat dirubah dengan mudah dan cepat, tetapi jika harga
Menurut Laksana (2008:105) harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai
pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.
Menurut Tjiptono (2007:124) harga adalah satuan moneter agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Pengertian harga merupakan suatu
moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa yang ditukarkan agar memperoleh
Menurut Kotler dan Keller (2012:405) harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran
yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Harga merupakan elemen
termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk, saluran, dan bahkan
Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008:345) harga adalah sejumlah uang yang
ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan
untuk memperoleh manffat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:278), ada empat indikator yang mencirikan harga
yaitu: keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, dan
Menurut Kotler dan Armstrong (2012:52) di dalam variabel harga ada beberapa unsur
kegiatan utama harga yang meliputi daftar harga, diskon, potongan harga, dan periode
1. Daftar harga
Daftar harga ialah suatu uraian harga yang dicantumkan pada label atau produk.
a. Diskon tunai (cash discount), yakni pengurangan harga kepada pembeli yang
b. Diskon jumlah (quantity discount), adalah pengurangan harga bagi pembeli yang
3. Kredit
4. Periode pembayaran
Periode pembayaran adalah cicilan sesuai kesepakatan antara penjual dan pembeli
a. Jangka pendek
b. Jangka menegah
c. Jangka panjang
5. Syarat-syarat kredit
Syarat-syarat kredit adlah sesuatu yang haruh dipenuhi konsumen dalam upaya
pengambilan kredit.
Menurut Tjiptono (2007:124) harga adalah satuan moneter agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Pengertian harga merupakan suatu moneter
atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa yang ditukarkan agar memperoleh hak
Dalam menetapkan harga suatu produk yang dilakukan perusahaan dapat ditentukan
untuk pertama kalinya. Strategi harga produk baru dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Penetapan harga yang tinggi untuk produk baru agar mencapai pendapatan
maksimum melalui tiap lapisan segmen yang mau membayar dengan harga tinggi.
Dalam hal ini perusahaan hanya memproduksi produknya dalam jumlah sedikit,
Penetapan harga yang rendah untuk produk baru denga tujuan untuk menarik
Strategi untuk menetapkan harga produk seringkali dapat berubah ketika suatu produk
adalah sebuah bagian bauran produk. Strategi harga bauran produk dibagi menjadi
Penetapan harga yang berbeda diantara berbagai produk dalam sebuah lini produk
berdasarkan perbedaan biaya antara produk, evaluasi pelangan dari fitur-fitur yang
Penetapan harga berdasarkan pilihan dari aksesoris produk yang menyertai produk
utama.
c. Captive product pricing
Penetapan harga untuk produk yang harus digunakan beserta produk utamanya.
d. By product pricing
Penetapan harga pada limbah produk yang bertujuan untuk membuat harga produk
Kombinasi dari beberapa produk yang ditawarkan dalam satu paket untuk
mengurangi harga.
Perusahaan seringkali menyesuaikan harga dasar mereka untuk setiap konsumen yang
berbeda dan situasi yang seringkali berubah-ubah. Strategi penyesuaian harga dibagi
b. Segmented pricing
lokasi.
c. Psychological pricing
Pendekatan harga yang mempertimbangkan efek psikologi dari harga dan bukan
e. Geographical pricing
f. International pricing
menghadapi situasi dimana perusahaan harus menetapkan untuk merubah harga atau
merespon perubahan harga yang dilakukan pesaing. Dalam perubahan harga terdapat
Perusahaan dihadapkan pada pilihan untuk menaikan harga atau menurunkan harga.
Perusahaan juga harus mencermati reaksi dari konsumen dan pesaing sebagai akibat
Perusahaan harus mencermati adanya perubahan harga yang dilakukan oleh pesaing
dan melihat pengaruh adanya perubahan harga terhadap pangsa pasar dan keuntungan
serta tindakan yang harus diambil untuk merespon perubahan harga yang dilakukan
oleh pesaing.
5. Kebijakan publik dan penetapan harga (public policy and pricing)
Kompetisi harga merupakan elemen utama dari ekonomi pasar bebas. Dalam
peraturan yang ditetapkan oleh publik. Kebijakan harga ditetapkan oleh publik ini
bertujuan untuk mencegah terjadinya monopoli suatu bidang usaha. Dalam kebijakan
para penjual menawarka kondisi harga yang sama terhadap konsumen pada level
perdagangan.
8. Promosi
Menurut Laksana (2008:133) promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan
pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap
dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga
termasuk dalam promosi, yaitu advertising, personal selling, sales promotion, direct
kegiatan komunikasi yang dilakukan pembeli dan penjual yang merupakan pemasaran
Sedangkan promosi merupakan arus informasi satu arah dan hanya dilakukan satu
individu atau organisasi tertentu. Hal ini berbeda dengan komunikasi pemasaran yang
Semua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi melakukan cara yang sama,
yang memuaskan.
Menurut Kotler dan Amrstrong (2008:117) definisi lima sarana promosi utama
1. Periklanan (advertising)
Periklanan merupakan semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan promosi ide,
Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau
mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan
yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respons segera dan membangun
hubungan dengan pelanggan yang erat, misalnya pengguna surat langsung, telepon,
televisi respon langsung, e-mail, internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi secara
penyiaran, media cetak, internet, luar ruang, dan bentuk lain. Promosi penjualan
meliputi siaran pers, sponsor, acara khusus, dan halaman web. Dan pemasaran
9. Saluran Distribusi
Sebagian dari tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan digunakan
dalam saluran distribusi, serta mengembangkan sistem distribusi yang secara fisik
menangani dan mengangkut produk melalui saluran tersebut. Hal ini dimaksudkan
agar produknya dapat mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya.
yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan
status pemiliknya dari produsen ke konsumen. Pengertian ini menunjukan bahwa
adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari
Menurut Ebert & Griffin (2000:252) distribusi adalah bagian dari marketing mix
mewakili produsen yang menjualnya kepada toko grosir, penjual eceran, ataupun
keduanya.
5. Distribution by agents to consumers and businesses
industri.
Toko grosir berfungsi sebagai perantara antara pabrik dan konsumen akhir.
Toko grosir berfungsi untuk menjual produk kepada konsumen retail dan perusahaan
organisasi yang saling bergantung satu sama lain yang dilibatkan dalam proses
penyediaan suatu produk atau jasa untuk dugunakan atau dikonsumsi oleh konsumen
Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasasakan oleh Sabran (2009:106),
bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan
yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, berakhir dalam pembelian dan
Saluran distribusi merupakan hal yang sangat penting karena dengan adanya
saluran distribusi produk dari produsen akan sampai ke konsumen. Maka perusahaan
harus menetukan strategi dalam pemilihan jumlah dan bentuk salura distribusi yang
tepat.
organisasi antar perusahaan dan agen serta penyalur, penjual grosiran dan eceran
diluar perusahaan yang melaluinya sebuah komoditi, produk atau jasa dipasarkan.
Ada beberapa faktor yang diperlihatkan oleh perusahaan mengenai saluran distribusi
1. Tempat, yaitu ketersediaan produk atau jasa disuatu lokasi yang nyaman bagi
pelanggan potensial.
2. Waktu, yaitu ketersediaan produk atau jasa yang diinginkan oleh seorang
pelanggan.
3. Bentuk, yaitu produk diproses, disiapkan dan siap dimanfaatkan serta dalam
a. Pengertian Citra
perusahaan itu sendiri. Citra berkaitan erat dengan persepsi, sikap atau pendirian, dan
opini perorangan dalam kelompok publik. Menurut Kotler dan Keller (2007:388) citra
Menurut Kotler (2002:338), citra yang efektif melakukan tiga hal. Pertama,
karakter itu dengan cara yang khas. Ketiga, memberikan kekuatan emosional yang
lebih dari sekadar citra mental. Supaya bisa berfungsi citra itu harus disampaikan
Citra dibangun agar menjadi positif di mata publik, baik publik yang telah
menggunakan produk tersebut maupun publik yang dijadikan potential customer yang
Membangun citra yang kuat membutuhkan kreativitas, kerja keras, dan citra tidak
bias dibangun melalui satu media saja. Citra harus dibangun melalui seluruh media
dapat memperkuat karakter produk yang disampaikan dengan lambang, media cetak
Citra yang kuat memiliki satu atau lebih lambang yang dikenal perusahaan atau
juga dapat disebut dengan logo dan merek. Logo dan merek perusahaan harus
memilih suatu objek yang mudah diingat oleh konsumen sehingga menjadi trademark
dari perusahaan.
b. Pengertian Merek
Merek merupakan hal yang sangat penting, baik bagi produsen maupun konsumen.
Dari sisi produsen, merek dapat dipromosikan. Merek dapat dengan mudah diketahui
ketika ditempatkan atau diperlihatkan pada suatu display atau pada tempat-tempat
umum. Dari sisi konsumen, merek mempermudah dalam melakukan pembelian. Bila
tidak ada merek, konsumen harus mengevaluasi semua produk yang tidak memiliki
merek setiap kali konsumen tersebut hendak melakukan pembelian. Merek juga
mendapatkan kualitas yang baik serta jaminan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan
Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah tanda yang
berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi
dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk
mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing (Kotler & Keller, 2007:332).
Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2005:301) merek adalah“a name, term,
sign, symbol, or design, or a combination of these, that identifes the maker or seller
of a product or services”.
Artinya: “merek sebagai nama, istilah, tanda, lambang, atau kombinasi yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual
perusahaan menggunakan suatu merek pada barang atau jasa yang diproduksi adalah
untuk mengidentifikasikan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan pesaing
Setelah kita mengetahui pengertian citra dan merek dari beberapa pendapat ahli,
maka selanjutnya kita akan memehami pengertian dari citra merek dari beberapa ahli,
menurut Kotler dan Keller (2007:346) citra merek yaitu “perceptions and beliefs held
Dalam buku Tjiptono (2005:49), citra merek yaitu deskripsi tentang asosiasi dan
segala hal yang terkait dengan merek yang ada di ingatan konsumen. Citra merek
karena informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek. Citra terhadap
way”.
sasaran pasar yang tepat, maka merek tersebut akan menghasilkan citra merek yang
Menurut Tjiptono (2004:99), secara garis besar terdapat tiga tipe utama merek
yang masing-masing memiliki citra merek yang berbeda. Ketiga tipe itu meliputi:
persepsi dan keyakinan konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi
dalam ingatan konsumen mengenai merek dari suatu produk yang dilihat, dipikirkan,
dan dibayangkannya. Dengan menciptakan citra merek yang tepat untuk suatu
produk, tentunya akan sangat berguna bagi pemasar, karena citra merek akan
Saat ini merek bukan hanya sekedar nama, istilah, tanda, atau simbol dari
perusahaan saja, tetapi merupakan sebuah janji perusahaan untuk secara konsisten
pemasar menyadari bahwa pemberian merek adalah seni dan bagian yang paling
penting dalam pemasaran. Nama merek yang kuat akan memiliki kesetiaan konsumen
yang kuat pula, merek-merek terbaik dapat memberikan jaminan kualitas bagi para
konsumennya.
Dari beberapa pendapat para ahli yang telah dijelaskan, citra merek sangat
berkaitan erat dengan kesan yang ditimbulkan. Kesan-kesan positif yang diperoleh
dari merek tersebut dalam ingatannya. Pemahaman pelanggan terhadap suatu merek
ditawarkan.
yang artinya tidak ada ketentuan baku untuk pengukuran citra merek. Pengukuran
citra merek dapat dilakukan berdasarkan pada aspek sebuah merek, yaitu
1) Strengthness
dimiliki oleh sebuah merek yang bersifat fisik dan tidak ditemukan pada merek
pesaing lainnya. Keunggulan merek ini mengacu pada atribut-atribut fisik atas
merek tersebut sehingga biasa dianggap sebagai sebuah kelebihan dibandingan
dengan merek pesaing lainnya. Yang termasuk dalam kelompok strengthness ini
antara lain, penampilan fisik produk, kualitas yang dimiliki semua fasilitas produk,
2) Uniqueness
lainnya. Keunikan ini muncul dari atribut produk yang menjadi kesan unik atau
diferensiasi antara produk satu dengan produk lainnya yang memberikan alasan bagi
konsumen bahwa mereka harus membeli produk tersebut. Perusahaan harus bisa
membuat produk mereka unik dan beda dengan produk pesaing. Contohnya, dengan
cara yang sama konsumen akan mengekspektasikan bahwa sebuah pedagang online
akan melayani mereka dengan segala kemudahan, variasi layanan, cara pilihan
jawab, pedoman privasi yang ketat, dan berbagai hal lainnya yang diharapkan
konsumen adalah yang paling baik dan berbeda dibandingkan dengan pedagang
online lainnya.
Singkatnya, untuk membuat produk berbeda dari yang lain, pemasar harus
membuat dan memastikan hal-hal dalam produk yang kuat (strength) dalam merek
agar merek tidak hanya disukai (favorable) tapi juga memiliki keunikan dan berbeda
Yang termasuk dalam kategori unik ini adalah hal berbeda yang paling dominan
dalam sebuah produk dengan produk pesaingnya, variasi layanan, variasi harga, fisik
produk itu sendiri seperti fitur produk dan variasi produk yang tersedia, penampilan
atau nama yang unik dari sebuah merek yang memberikan kesan positif, cara
c. Favorable
Untuk memilih mana yang disukai dan unik yang berhubungan dengan merek,
pemasar harus menganalisis dengan teliti mengenai konsumen dan kompetisi untuk
diingat oleh konsumen. Yang termasuk dalam kategori favorable ini antara lain
kemudahan merek produk untuk diucapkan, kemudahan merek produk untuk dapat
kesan merek di benak pelanggan dengan citra yang diinginkan perusahaan atas merek
bersangkutan.
amat rinci untuk menyatakan pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen,
bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli.
Salah satu cara untuk membentuk hal tersebut adalah dengan mengetahui faktor-
laku konsumen itu sendiri adalah budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.
Tabel 2.1
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
Budaya Sosial Pribadi Psikologis
*Budaya *Kelompok *Usia dan siklus *Motivasi
*Sub budaya referensi hidup *Persepsi
*Kelas Sosial *Keluarga *Pekerjaan *Pembelajaran
*Peran dan *Situasi ekonomi *Kepercayaan dan
satus *Gaya hidup sikap
*Kepribadian
dan konsep diri
1. Faktor Budaya
a. Budaya. Budaya (culture) adalah kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan
perilaku yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan institusi penting
lainnya.
c. Kelas sosial. Kelas sosial (social class) adalah pembagian yang relatif dan
berjenjang dalam masyarakat dimana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku
yang sama.
2. Faktor Sosial
a. Kelompok. Kelompok (group) adalah dua atau lebih orang yang berintraksi untuk
c. Peran dan status. Maksudnya peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan
dilakukan seseorang yang ada di sekitarnya. Setiap peran membawa status yang
3. Faktor Pribadi
a. Usia dan tahap siklus hidup. Membeli juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga
mengenai tahap-tahap yang mungkin dilalui keluarga sesuai kedewasaanya. Dari usia
d. Gaya hidup. Gaya hidup (lifestyle) adalah pola kehidupan seseorang yang
aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga dan kegiatan sosial), minat (makanan,
4. Faktor Psikologis
dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan, dan
tendensi yang relatif konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide.
Menurut Kotler dan Keller (2007:262), terdapat peran yang dimainkan dalam
1) Pencetus (Initiator)
Orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum
terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
yang mencakup mengenai apakah membeli barang tersebut atau tidak, mengenai
4) Pembeli (Buyer)
Orang yang memiliki wewenang formal untuk memilih pemasok dan penyusun syarat
pembelian.
5) Pemakai (User)
Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang telah dibeli.
peranan yang mereka mainkan akan membantu para pemasar menyelaraskan program
Kotler dan Keller (2007:235) mengemukakan bahwa terdapat lima tahap yang dilalui
Pengenalan
Masalah
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Sumber : (Kotler dan Keller, 2007)
eksternal. Dalam kasus pertama yaitu yang dicetuskan oleh rangsangan internal,
salah satu kebutuhan umum seseorang misalkan haus mencapai ambang batas
tertentu dan mulai menjadi pendorong untuk mencari air minum. Dalam kasus
2. Pencarian Informasi
yang lebih banyak. Dalam hal ini dapat dibagi kedalam dua level rangsangan.
Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada
level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif untuk mencari informasi:
utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif setiap sumber tersebut
toko.
konsumen.
produk.
Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu berbeda-beda,
sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar. Namun, informasi
yang paling efektif berasal dari sumber pribadi atau sumber publik yang
sedikit merek yang tersisa sebagai calon untuk dipilih (kumpulan pilihan). Merek-
3. Evaluasi Alternatif
Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua
konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Terdapat
proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu model
sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses
Evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.
Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen
berbeda-beda.
mengenai merek yang bersaing dan membuat pertimbangan nilai terakhir dalam
4. Keputusan Pembelian
Sikap orang
lain
Niat Keputusan
Pembelian Pembelian
Faktor situasi
yang tidak
terantisipasi
Kotler dan Keller (2007:242) mengungkapkan dua faktor yang berada diantara
niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh
mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung
pada dua hal: pertama, intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai
konsumen dan kedua, motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin
gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen
pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang yang konsumen sukai juga
sangat menyukai merek yang sama. Pengaruh orang lain menjadi rumit jika beberapa
orang yang dekat dengan konsumen memiliki pendapat yang saling berlawanan. Faktor
kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah
nilai pembelian. Preferensi dan bahkan niat pembelian bukan merupakan peramal
pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang dipikirkan (perceived risk). Besarnya
nama merek dalam negeri serta garansi. Para pemasar harus memahami faktor-faktor
yang menimbulkan perasaan dalam diri konsumen akan adanya risiko dan memberikan
menurut penelitian terdahulu Weenas (2013) dengan judul “Kualitas Produk, Harga,
Promosi dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian Spring Bed
Comforta” menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan variabel kualitas produk
terhadap keputusan pembelian. Hasil ini menunjukkan bahwa penilaian yang baik
mengenai kualitas produk yang sesuai dengan tingkat keinginan dan kebutuhan
memberikan penilaian yang positif terhadap produk tersebut lalu konsumen akan tetap
berkeinginan untuk membeli produk tersebut. Hasil ini menunjukkan bahwa konsumen
dari uang yang akan di keluarkannya. Dengan demikian maka konsumen akan
diperoleh adanya pembelian yang semakin besar yang dapat dilakukan oleh konsumen.
pembelian positif dan signifikan maka artinya semakin baik kualitas produk maka
penelitian terdahulu Weenas (2013) dengan judul “Kualitas Produk, Harga, Promosi
Comforta” menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan. Hal ini berarti
bahwa konsumen akan memilih produk dengan harga yang relative terjangkau oleh
konsumen. Hasil ini menunjukkan bahwa dalam harga yang ditentukan dalam proses
membandingkan harga pokok dengan perusahaan lain yang ada. Dan jika
dana yang dikehendaki konsumen dan spesifikasi produk yang diinginkan maka
positif dan signifikan maka artinya semakin baik harga maka semakin tinggi keputusan
pembelian.
14. Hubungan antara promosi terhadap keputusan pembelian
penelitian terdahulu Weenas (2013) dengan judul “Kualitas Produk, Harga, Promosi dan
Pada saat promosi yang dilakukan oleh pemasar setelah melalui evaluasi
pembelian alternatif dan mendapatkan pilihan tersebut sudah sesuai dengan apa yang
dirasakan konsumen dan sesuai dengan apa yang diungkapkan dalam periklanan dan
promosi-promosi lainnya, maka perilaku positif untuk pembelian akan dapat terjadi, dan
yang dilakukan perilaku kurang baik untuk pembelian akan doberikan oleh konsumen.
pembelian positif dan signifikan maka artinya semakin tinggi promosi maka semakin
penelitian terdahulu Hariadi (2013) dengan judul “Pengaruh Produk, Harga, Promosi dan
Hal ini mengindikasi bahwa lokasi atau tempat dijualnya produk menjadi
perhitungan bagi konsumen untuk mengunjungi lokasi atau tempat penjualan produk
tersebut. Pelanggan atau calon konsumen akan memperhitungkan jauh dekat serta mudah
tidaknya lokasi tersebut dicapai. Karena jika lokasi yang akan dituju itu jauh atau tidak
mudah untuk dicapai akan menyulitkan konsumen atau pelanggan. Hal ini tentu tidak
diharapkan oleh konsumen. Dengan demikian berarti semakin bagus keberadaan lokasi
keputusan pembelian positif dan signifikan maka artinya semakin baik saluran distibusi
penelitian terdahulu Alana, Hidayat, Djoko (2012) dengan judul “Pengaruh Citra Merek,
Dalam penelitian ini terbukti bahwa citra merek berpengaruh positif terhadap
mempunyai citra merek yang baik, karena terdapat banyak manfaat di dalam pemakaian
masyarakat sudah tidak diragukan lagi, mempunyai banyak nilai positif di mata
pembelian positif dan signifikan maka artinya semakin baik citra merek maka semakin
Penelitian tentang kualitas produk, harga, promosi, saluran distribusi, dan citra merek,
Penelitian Terdahulu
Tahuun : 2012
Gambar 2.3
Uji Hipotesis
- Uji T (Parsial)
- Uji F (Simultan)
Kesimpulan
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan penelitian dan landasan teori, maka dapat
kebenarannya, yaitu:
1. Ho1 : β1 = 0; secara parsial tidak terdapat pengaruh antara kualiatas produk terhadap
keputusan pembelian.
2. Ho2 : β2 = 0; secara parsial tidak terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan
pembelian.
4. Ho4 : β4 = 0; secara parsial tidak terdapat pengaruh antara saluran distribusi terhadap
keputusan pembelian.
5. Ho5 : β5 = 0; secara parsial tidak terdapat pengaruh antara citra merek terhadap
keputusan pembelian.
Ha5 : β5 ≠ 0; secara parsial terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan
pembelian.
6. Ho6 : β6 = 0; secara simultan tidak terdapat pengaruh antara kualitas produk, harga,
promosi, saluran distribusi dan citra merek secara simultan terhadap keputusan
pembelian.
METODOLOGI PENELITIAN
produk (X1), harga (X2), promosi (X3), saluran distribusi (X4), dan citra merek (X5)
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015 di apartemen, perkantoran dan pusat
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi,
populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam lainnya. Populasi
juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada subjek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek ataupun subjek.
Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2010:116) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
objek yang memiliki informasi yang dicari oleh peneliti. sedangkan menurut Malhotra
(2012:369) sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk berpartisipasi dalam
suatu penelitian.
pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
metode purposive sampling karena peluang dari anggota populasi yang dipilih
oleh peneliti, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan
disesuaikan dengan teori Roscoe dalam Sugiyono (2007:74), bahwa ukuran sampel
yang layak dalam penelitian minimal adalah 30 sampai 500. Berdasarkan pendapat-
pendapat para ahli tersebut diatas, maka peneliti menetapkan bahwa jumlah sampel
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini merupakan data primer
sedang diselidiki. Dalam penelitian ini, data primer yang digunakan adalah
Data sekunder menurut Daniel dan Gates (2001:81) adalah jenis data mencakup
dan informasi yang diperlukan dengan cara membaca literatur, buku, artikel,
jurnal, data dari internet, dan skripsi maupun tesis penelitian sebelumnya.
promosi, saluran distribusi, dan citra merek terhadap keputusan pembelian dilakukan
dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-
indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang telah diukur ini
dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan
anggota sampel yang diwakili oleh setiap nilai skor seperti instrumen di bawah ini:
a. Uji Validitas
mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur objeknya. Item dikatakan
valid jika ada korelasi dengan skor total. Hal ini menunjukkan adanya dukungan
item tersebut dalam mengungkap suatuyang ingin diungkap. Item biasanya berupa
bentuk kuesioner. Dalam menentukan kevalidan item tersebut, maka dapat dilihat
dari pada nilai signifikansi. Jika signifikansi < 0,05 maka item valid, tetapi jika
b. Uji Reliabilitas
(maksudnya apakah alat ukur tersebut akan mendapatkan pengukuran yang tetap
konsisten jika pengukuran diulang kembali). Metode yang sering digunakan dalam
penelitian untuk mnegukur skala rentangan (seperti skala likert 1-5) adalah
Cronbach Alpha. Uji realibilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas dimana
item yang masuk pengujian adalah item yang valid saja. Menggunakan batasan 0,6
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang baik dan layak
dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat
dilihat dengan beberapa cara, diantaranya yaitu dengan melihat kurva normal
probability plot. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)
pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal yang
(titik) menyebar menjauh dari garis diagonal, maka tidak menunjukkan pola
b. Uji Multikolinieritas
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
1. Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi,
ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan
dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel
independen.
3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance
oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai
sama dengan nilai VIF ≤ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat
kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai 89issal nilai Tolerance = 0,10
dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak
mengetahui variabel¬variabel independen mana sajakah yang saling berkolerasi
(Ghozali, 2005:91).
c. Uji Heteroskedastisitas
ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah
dengan melihat pada grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu
dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan
Dengan analsiis jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
mnegindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
Analisis regresi berganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel
bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang bertujuan untuk membuktikan ada
tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas
(Nugroho, 2005:43).
Y = Keputusan pembelian
X1 = Kualitas produk
X2 = Harga
X3 = Promosi
X4 = Saluran distribusi
e = Standar error
4. Koefisien Korelasi (R)
antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukkan hubungan fungsional atau dengan kata
lain analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel
Tabel 3.1
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 0,1000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2007)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara
nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekatisatu berarti
model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak peduli
Oleh karena itu, banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted
R² pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R², nilai
Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke
6. Uji Hipotesis
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
dependen (Ghozali, 2005:84). Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua
pihak (two tails) ini berlaku ketentuan, bahwa bila harga t hitung, berada pada
daerah penerimaan Ho atau terletak diantara harga tabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Dengan demikian bila harga t htung lebih kecil atau sama dengan (≤) dari
harga tabel maka Ho diterima. Harga t hitung adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat
(+) atau (-)nya (Sugiyono, 2010:7). Uji ini digunakan untuk mengetahui signifikansi
dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual dan
dilihat dengan membandingkan antara nilai t tabel dengan nilai t hitung. Apabila
nilai t hitung > t tabel maka variabel independen secara invidual mempengaruhi
dependen, sebaliknya jika nilai t hitung < t tabel maka variabel independen secara
individual tidak mempengaruhi variabel dependen. Jika T hitung > t tabel berarti H0
ditolak dan H1 diterima dan jika t hitung < t tabel berarti H0 diterima dan H1 ditolak.
Uji t bisa juga juga dilihat pada tingkat signifikansinya. Jika tingkat sigfikansi < 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima dan jika tingkat signifikansi > 0,05 maka H0
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat. Salah satu cara melakukan uji F adalah
dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila
nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka kita menerima hipotesis
dependen. Dimana F hitung > F tabel, maka H1 diterima atau variabel independen
hitung < F tabel, maka H0 diterima atau secara variabel independen secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Bisa juga dilhat dari tingkat
signifikansinya. Jika sig > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Jika sig < 0,05,
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(Sugiyono, 2009:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah
kualitas produk (X1), harga (X2), promosi (X3) saluran distribusi (X4), dan citra
merek (X5).
2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:59). Dalam penelitian
Kotler dan
Keller
(2012:351-
352)
Nestle adalah sebuah perusahaan makanan-minuman yang bermarkas di kota Vevey, Swiss.
Nestle mendunia melalui beragam produk seperti air mineral, kopi, produk susu dan makanan
bayi. Didirikan tahun 1866, nama nestle diambil dari nama seorang ahli farmasi yang berhasil
menciptakan produk makanan berbasis susu khusus bayi yang kesulitan mengkonsumsi ASI
Nestlé didirikan pada tahun 1866 di Vevey, Swiss. Pendirinya adalah Henry Nestlé, seorang ahli
gizi berkebangsaan Jerman. Hal yang melatarbelakangi Henry Nestlé adalah banyaknya bayi
yang meninggal dunia sebelum usia mereka mencapai satu tahun, hal ini dikarenakan para ibu
tidak dapat menyusui sendiri bayinya. Terlebih lagi saat teman Henry Nestlé menghampiri
dirinya untuk menyelamatkan bayi prematur. Henry Nestlé kemudian membawa bayi itu
kerumahnya dan memberikan makanan berupa paduan dari roti, susu dan gula. Kondisi bayi
tersebut pun berangsur pulih dari hari ke hari. Penemuan ini memberikan kabar gembira dan
“Ferine Lactee Nestlé” mejadi makanan pendamping ASI sekaligus makanan penambah gizi
yang berhasil menekan angka kematian bayi. Sejak saat itu Nestlé menjadi perusahaan produsen
makanan yang mendapat kepercayaan dari masyarakat. Henry Nestlé memanfaatkan nama
keluarganya 'Nestlé', yang dalam bahasa Jerman Swiss berarti sarang burung kecil (little nest),
menjadi logo perusahaannya. Logo tersebut menjadi lambang rasa aman, kasih sayang,
Swiss pertama yang membangun industri modern yang berpikir akan pentingnya citra merek dan
perusahaan. Melalui simbol dua anak burung dalam sarang bersama induknya dengan penuh
kasih sayang memberi makanan kepada anakanya, citra Nestlé langsung dikenal sebagai
perusahaan yang menghasilkan makanan bermutu penuh gizi. Simbol ini kemudian diubah pada
tahun 1868 dan langsung diterapkan di berbagai materi iklan dan publikasi. Sampai sekarang,
logo ini tetap digunakan dalam nuansa modern sesuai dengan kemajuan zaman.
Nestlé merupakan produsen makanan terkemuka di dunia yang memasok lebih dari 10 juta
produk makanan ke pasaran setiap tahunnya. “Good Food, Good Life” merupakan slogan Nestlé
yang menggambarkan komitmen Nestlé sebagai produsen makanan yang peduli akan kesehatan
umat manusia dengan menghasilkan makanan yang sehat, bermutu, aman, berkualitas, bergizi,
dan menyenangkan untuk dikonsumsi demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Nestlé Indonesia adalah anak perusahaan Nestlé SA, perusahaan yang terdepan dalam bidang
gizi, kesehatan dan keafiatan, yang berkantor pusat di Vevey, Swiss. Nestlé SA didirikan lebih
dari 140 tahun lalu oleh Henri Nestlé, seorang ahli farmasi yang berhasil meramu bubur bayi
guna membantu seorang ibu menyelamatkan bayinya sangat sakit dan tidak mampu menerima air
susu ibu.
Nestlé telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971, dan pada saat ini kami mempekerjakan
lebih dari 2.600 karyawan untuk menghasilkan beragam produk Nestlé di tiga pabrik: Pabrik
Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur untuk mengolah produk susu seperti DANCOW, BEAR
BRAND, dan NESTLÉ DANCOW IDEAL; Pabrik Panjang di Lampung untuk mengolah kopi
instan NESCAFÉ serta Pabrik Cikupa di Banten untuk memproduksi produk kembang gula
FOX'S dan POLO. Saat ini sedang dibangun pabrik ke-empat di Karawang yang direncanakan
akan beroperasi pada tahun 2013 untuk memproduksi DANCOW, MILO, dan bubur bayi Nestlé
CERELAC.
Moto Nestlé “Good Food, Good Life” menggambarkan komitmen perusahaan yang
produk yang mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia akan makanan dan minuman bergizi,
Masyarakat Indonesia sudah mengenal Nestlé sejak akhir abad ke-19 lewat produk “Tjap Nona”
Pada tahun 1910 pemasaran produk Nestlé dilakukan oleh cabang Nestlé di Singapura. Produk-
produk Nestlé begitu mendominasi pasaran susu kental manis di Indonesia sehingga para
Pada tahun 1930 Nestlé memiliki pangsa pasar terbesar di Indonesia untuk jenis produk susu.
Kuatnya tim pemasaran yang terjun ke desa-desa serta aktifnya upaya Nestlé menjaga mutu,
dengan mengganti kaleng-kaleng tua di toko-toko dan warung-warung dengan produk baru,
Keberhasilan Nestlé di Indonesia disebabkan oleh produk yang bermutu tinggi yang diminati
oleh para konsumen dan didukung oleh jaringan distribusi yang efisien dan staf penjualan dan
1873-1999
Produk-produk impor Nestlé secara lebih lengkap mulai tersedia di Indonesia sejak tahun 1873
lewat pemasaran dari cabang Nestlé di Singapura. Karena permintaan konsumen Indonesia yang
semakin meningkat, maka Nestlé secara resmi memulai berusaha di Indonesia pada tahun 1971
Untuk menunjang usaha di Indonesia, maka pabrik pengolahan susu di Waru, Jawa Timur mulai
beroperasi pada tahun 1972. Sejalan dengan beroperasinya Pabrik Pengolahan Pabrik Waru,
Nestlé Indonesia mulai memberikan bantuan teknis kepada masyarakat sekelilingnya terutama
Pada tahun 1979, pabrik pengolahan kopi didirikan di Panjang, Lampung sebagai pabrik kedua
Atas permintaan konsumen yang semakin meningkat, maka pada tahun 1988 Pabrik Kejayan di
Pasuruan, Jawa Timur mulai beroperasi, menghasilkan produk susu dengan kapasitas yang lebih
Setelah sukses membuka dan mengoperasikan pabrik di Lampung dan Jawa Timur maka pada
tahun 1990 Pabrik Cikupa mulai beroperasi, menghasilkan kembang gula (confectionery) yaitu
2000-2009
Pada tahun 2000 PT Food Specialities Indonesia, Nestlé Confectionary Indonesia & Supmi Sakti
merger ke dalam Nestlé Indonesia. Merger tersebut dianggap sukses sehingga pada tahun 2001
Nestlé Beverages Indonesia dan Nestlé Distribution Indonesia turut bergabung dengan Nestlé
Indonesia.
2010-sekarang
Melihat potensi pasar di Indonesia yang semakin baik maka pada tahun 2010 Pabrik Kejayan
diekspansi, dan menjadi salah satu dari 10 pabrik terbesar Nestlé di dunia. Saat ini, Pabrik
Kejayan menyerap 700.000 liter susu segar setiap hari dari 33.000 peternak susu di Jawa Timur.
Setelah sukses membuka dan mengoperasikan pabrik pengolahan susu, pengolahan kopi dan
pengolahan kembang gula, pada 2013 pabrik ke-empat akan dibuka untuk memproduksi MILO,
sarapan gandum utuh dengan rasa cokelat yang dahsyat. Di benua Eropa Koko Krunch dikenal
dengan nama Chocapic. Koko Krunch terdiri dari berbagai varian ukuran dan rasa. Dari ukuran
ada yang 20 gram, 170 gram, 330 gran dan combo pack. Dari rasa ada yang cokelat, cokelat duo
( cokelat dan putih ) dan cokelat caramel. Untuk produksi, pihak Nestle Indonesia masih
Visi perusahaan
PT Nestlé Indonesia, sebagai salah satu produsen makanan terbesar di Indonesia memiliki misi
untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Selain itu, visi dari PT Nestlé
Indonesia adalah:
a. Meraih kepercayaan konsumen, dan menjadi perusahaan makanan dan nutrisi yang
yang efisien bagi perusahaan, melalui pelayanan yang mampu meningkatkan kualitas
kehidupan konsumen.
c. Menjadi pemimpin pangsa pasar atau posisi no. 2 yang kuat di setiap kategori Selain
visi dan misi, PT Nestlé Indonesia juga menetapkan motto perusahaan mereka,
yaitu “Passion for Our Consumers” Melalui motto ini, PT Nestlé Indonesia selalu
Misi perusahaan :
Misi Nestlé Indonesia untuk turut mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat melalui
produk-produknya yang berkualitas, bernutrisi dan lezat rasanya. Selain itu kami juga
memfokuskan diri untuk senantiasa memberikan informasi dan pendidikan bagi konsumen kami,
antara lain seperti tercantum dalam kemasan setiap produk kami. Dalam menjalankan bisnisnya,
Nestlé berusaha untuk selalu menjalankan tanggung jawab kepada masyarakat dan menciptakan
manfaat. (www.nestle.co.id).
a. Uji Validitas
Untuk mendapatkan data primer peneliti melakukan penyebaran kuesiner kepada responden yang
pernah membeli sereal sarapan Koko Krunch. Sebelum kuesioner disebarkan ke 86 responden,
peneliti terlebih dahulu melakukan try out kepada 60 orang responden dengan memberikan 43
butir pertanyaan yang dibagi menjadi 5 variabel utama yaitu kualitas produk, harga, promosi,
saluran distribusi, citra merek, dan keputusan pembelian untuk menguji valid dan reliabel nya
Suatu item dianggap valid jika skor total lebih besar dari 0,30 (Duwi Priyatno, 2010:90). Hasil
try out menunjukkan bahwa semua item pernyataan valid. Selanjutnya dibagikan kepada 86
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel.
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6
(Ghozali, 2005:42).
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas
Dari tampilan tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa semua pernyataan dari variabel kualitas produk,
harga, promosi, saluran distribusi, citra merek, dan keputusan pembelian memiliki nilai
Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan
yang digunakan untuk semua variabel dalam penelitian ini adalah reliabel.
2. Karakteristik Responden
Objek dalam penelitian ini adalah orang dewasa sebagai pembeli (buyer) yang pernah membeli
sereal sarapan KokoKrunch. Sampel yang diambil berjumlah 86 responden. Berikut ini adalah
a) Usia
Tabel 4.3
Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase
(Tahun) (Responden) (%)
21-30 39 45,3
31-40 20 23,3
41-50 10 11,6
51-60 11 12,8
> 61 6 6,9
Total 86 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 39 responden atau 45,3% yang berusia 21-30
tahun, 20 responden atau 23,3% yang berusia 31-40 tahun, 10 responden atau 11,6% yang
berusia 41-50 tahun, 11 responden atau 12,8% yang berusia 51-60 tahun, dan 6 responden atau
b) Jenis Kelamin
Tabel 4.4
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
(Responden) (%)
Laki-laki 35 40,7%
Perempuan 51 59,3%
Total 86 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 35 responden atau 40,7% berjenis kelamin laki-
c) Pekerjaan
Tabel 4.5
Pekerjaan Responden
Pekerjaan Frekuensi Persentase
(Responden) (%)
Mahasiswa 19 22,1
Pegawai Negeri 7 8,1
Karyawan Swasta 41 47,7
Wirausaha 10 11,6
Lain-lain 9 10,5
Total 86 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 19 responden atau 22,1% bekerja sebagai
mahasiswa, 7 responden atau 8,1% bekerja sebagai pegawai negeri, 41 responden atau 47,7%
bekerja sebagai karyawan swasta, 10 responden atau 11,6% bekerja sebagai wirausaha, dan 9
responden atau 10,5% bekerja atau berprofesi selain disebutkan oleh penulis.
Tabel 4.6
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 11 responden atau 12,8% memiliki pendapatan
3. Analisis Deskriptif
a. Kualitas Produk
Dalam variabel kualitas produk, penulis membuat 17 pernyataan. Hasil outputnya adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.7
Nestle Koko Krunch memiliki ukuran yang tepat untuk dimakan
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 4 responden (4,7%) menyatakan tidak setuju, 1
responden (14%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa Nestle Koko Krunch memiliki ukuran yang tepat untuk dimakan.
Tabel 4.8
Nestle Koko Krunch memiliki bentuk yang bagus untuk dimakan
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 46 responden (53,5%) menyatakan setuju, dan 40
responden (46,5%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden menyatakan setuju bahwa Nestle Koko Krunch memiliki bentuk yang bagus untuk
dimakan.
Tabel 4.9
Nestle Koko Krunch memiliki label halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 22 responden (25,6%) menyatakan tidak setuju,
49 responden (57%) menyatakan setuju, dan 15 responden (17,4%) menyatakan sangat setuju.
Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Nestle Koko
Tabel 4.10
Nestle Koko Krunch memberikan informasi petunjuk penyajian
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 72 responden (83,7%) menyatakan setuju, dan 14
responden (16,3%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden menyatakan setuju bahwa Nestle Koko Krunch memberikan informasi petunjuk
penyajian.
Tabel 4.11
Nestle Koko Krunch memiliki kebersihan yang terjamin
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 71 responden (82,6%) menyatakan setuju, dan 15
responden (17,4%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden menyatakan setuju Nestle Koko Krunch memiliki kebersihan yang terjamin.
Tabel 4.12
Nestle Koko Krunch memiliki varian rasa dan kemasan yang beragam sesuai dengan
kebutuhan saya
Dari tabel dapat diketahui bahwa 5 responden (5,8%) menyatakan tidak setuju, 65 responden
(75,6%) menyatakan setuju, dan 16 responden (18,6%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju Nestle Koko Krunch memiliki
varian rasa dan kemasan yang beragam sesuai dengan kebutuhan responden.
Tabel 4.13
Nestle Koko Krunch sangat praktis dan cepat untuk dimakan sebagai sarapan
Dari tabel dapat diketahui bahwa 21 responden (24,4%) menyatakan tidak setuju, 57 responden
(66,3%) menyatakan setuju, dan 8 responden (9,3%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Nestle Koko Krunch sangat
Tabel 4.14
Nestle Koko Krunch memiliki kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan saya
Dari hasil tabel dapt diketahui bahwa 20 responden (23,3%) menyatakan tidak setuju, 60
responden (69,8%) menyatakan setuju, dan 6 responden (7%) menyatakan sangat setuju. Maka
dapat disimpulakn bahawa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Nestle Koko Krunch
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 19 responden (22,1%) menyatakan tidak setuju, 60
responden (69,8%) menyatakan setuju, dan 7 responden (8,1%) menyatakan sangat setuju. Maka
dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Nestle Koko Krunch memiliki
Tabel 4.16
Nestle Koko Krunch memiliki isi dan berat yang sesuai dengan kebutuhan saya
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 1 responden (1,2%) menyatakan tidak setuju, 62
responden (72,1%) menyatakan setuju, dan 23 responden (26,7%) menyatakan sangat setuju.
Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Nestle Koko Krunch
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 7 responden (8,1%) menyatakan tidak setuju, 54
responden (62,8%) menyatakan setuju, dan 25 responden (29,1%) menyatakan sangat setuju.
Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Nestle Koko Krunch
Tabel 4.18
Nestle Koko Krunch memberikan informasi petunjuk penyimpanan
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 1 responden (1,2%) menyatakan tidak setuju, 59
responden (68,6%) menyatakan setuju, dan 26 responden (30,2%) menyatakan sangat setuju.
Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Nestle Koko Krunch
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 1 responden (1,2%) menyatakan tidak setuju, 51
responden (59,3%) menyatakan setuju, dan 34 responden (39,5%) menyatakan sangat setuju.
Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Nestle Koko Krunch
Tabel 4.20
Penampilan Nestle Koko Krunch menarik
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 40 responden (46,5%) menyatakan setuju, dan 46
responden (53,5%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 41 responden (47,7%) menyatakan setuju, dan 45
responden (52,3%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
Tabel 4.22
Warna Nestle Koko Krunch menarik
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 52 responden (60,5%) menyatakan setuju, dan 34
responden (39,5%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
b. Harga
Dalam variable harga, penulis membuat 4 pernyataan. Hasil outputnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.23
Harga Nestle Koko Krunch terjangkau bagi saya
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 64 responden (74,4%) menyatakan setuju, dan 22
responden (25,6%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa harga Nestle Koko Krunch terjangkau bagi responden.
Tabel 4.24
Harga Nestle Koko Krunch sesuai dengan kualitas produk
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 56 responden (65,1%) menyatakan setuju, dan 30
responden (34,9%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa harga Nestle Koko Krunch sesuai dengan kualitas produk.
Tabel 4.25
Harga Nestle Koko Krunch bersaing dengan produk lain
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 1 responden (1,2%) menyatakan sangat tidak setuju, 51
responden (59,3%) menyatakan tidak setuju, 33 responden (38,4%) menyatakan setuju, dan 1
responden (1,2%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan tidak setuju bahwa harga Nestle Koko Krunch bersaing dengan produk lain.
Tabel 4.26
Harga Nestle Koko Krunch sesuai dengan manfaat
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 53 responden (61,6%) menyatakan setuju, dan 33
responden (38,4%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa harga Nestle Koko Krunch sesuai dengan manfaat.
c. Promosi
Dalam variable promosi, penulis membuat 5 pernyataan. Hasil outputnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.27
Nestle Koko Krunch mengiklankan produknya di televisi
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 47 responden (54,7%) menyatakan tidak setuju, 32
responden (37,2%) menyatakan setuju, dan 7 responden (8,1%) menyatakan sangat setuju. Maka
dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan tidak setuju bahwa Nestle Koko Krunch
Tabel 4.28
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 25 responden (29,1%) menyatakan setuju, dan 61
responden (70,9%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan sangat setuju bahwa Nestle Koko Krunch edisi khusus memberikan bonus mainan.
Tabel 4.29
Nestle Koko Krunch mengikutsertakan produknya di acara bertema sosial dan edukasi
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 2 responden (2,3%) menyatakan tidak setuju, 53
responden (61,6%) menyatakan setuju, dan 31 responden (36%) menyatakan sangat setuju. Maka
dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Nestle Koko Krunch
Tabel 4.30
Nestle Koko Krunch memiliki tenaga penjual yang baik
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 31 responden (36%) menyatakan setuju, dan 55 responden
(64%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
sangat setuju bahwa Nestle Koko Krunch memiliki tenaga penjual yang baik.
Tabel 4.31
Nestle Koko Krunch melakukan promosi di media internet
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 28 responden (32,6%) menyatakan setuju, dan 58
responden (67,4%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan sangat setuju bahwa Nestle Koko Krunch melakukan promosi di media internet.
d. Saluran Distribusi
Dalam variabel saluran distribusi, penulis membuat 4 pernyataan. Hasil outputnya adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.32
Produk Nestle Koko Krunch tersedia di berbagai tempat
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 70 responden (81,4%) menyatakan setuju, dan 16
responden (18,6%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa produk Nestle Koko Krunch tersedia di berbagai tempat.
Tabel 4.33
Di berbagai tempat Nestle Koko Krunch tersedia di waktu yang tepat ketika diinginkan
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 1 responden (1,2%) menyatakan tidak setuju, 64
responden (74,4%) menyatakan setuju, dan 21 responden (24,4%) menyatakan sangat setuju.
Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Nestle Koko Krunch
Tabel 4.34
Nestle Koko Krunch menyalurkan produknya dari proses produksi sampai ke tangan
pembeli dan siap di konsumsi
e. Citra Merek
Dalam variabel citra merek, penulis membuat 9 pernyataan. Hasil outputnya adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.36
Nestle Koko Krunch memiliki penampilan kemasan fisik yang menarik
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 1 responden (1,2%) menyatakan tidak setuju, 1 responden
(4,7%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
setuju bahwa Nestle Koko Krunch memiliki penampilan kemasan fisik yang menarik.
Tabel 4.37
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 1 responden (1,2%) menyatakan ragu-ragu, 58 responden
(67,4%) menyatakan setuju, dan 27 responden (31,4%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Nestle Koko Krunch memiliki
Tabel 4.38
Harga Nestle Koko Krunch lebih murah dibandingkan dengan produk sejenis lainnya
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 1 responden (1,2%) menyatakan tidak setuju, 76
responden (88,4%) menyatakan setuju, dan 9 responden (10,5%) menyatakan sangat setuju.
Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa harga Nestle Koko
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 63 responden (73,3%) menyatakan setuju, dan 23
responden (26,7%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa bentuk atau tekstur Nestle Koko Krunch unik.
Tabel 4.40
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 60 responden (69,8%) menyatakan setuju, dan 26
responden (30,2%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 58 responden (67,4%) menyatakan setuju, dan 28
responden (32,6%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa Nestle Koko Krunch memiliki nama yang unik.
Tabel 4.42
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 55 responden (64,4%) menyatakan setuju, dan 31
responden (36%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa nama merek Nestle Koko Krunch mudah diucapkan.
Tabel 4.43
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 51 responden (59,3%) menyatakan setuju, dan 35
responden (40,7%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa nama merek Nestle Koko Krunch mudah dikenal.
Tabel 4.44
Dari hasil tabel di atas dapat diketahui bahwa 41 responden (47,7%) menyatakan setuju, dan 45
responden (52,3%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan sangat setuju bahwa nama merek Nestle Koko Krunch mudah diingat.
f. Keputusan Pembelian
Dalam variabel keputusan pembelian, penulis membuat 7 pernyataan. Hasil outputnya adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.45
Saya membeli Nestle Koko Krunch karena kebutuhan
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 3 responden (3,5%) menyatakan tidak setuju, 74
responden (86%) menyatakan setuju, dan 9 responden (10,5%) menyatakan sangat setuju. Maka
dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden membeli Nestle
Tabel 4.46
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 19 responden (22,1%) menyatakan tidak setuju, 62
responden (72,1%) menyatakan setuju, dan 5 responden (5,8%) menyatakan sangat setuju. Maka
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 1 responden (1,2%) menyatakan tidak setuju, 74
responden (86%) menyatakan setuju, dan 11 responden (12,8%) menyatakan sangat setuju. Maka
Tabel 4.48
Saya lebih memilih Nestle Koko Krunch dibandingkan dengan produk merek lain
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 64 responden (74,4%) menyatakan setuju, dan 22
responden (25,6%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa responden lebih memilih Nestle Koko Krunch dibandingkan dengan
Saya akan memilih dan membeli sereal sarapan Nestle Koko Krunh
Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 61 responden (70,9%) menyatakan setuju, dan 25
responden (29,1%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa responden akan memilih dan membeli sereal sarapan Nestle Koko
Krunch.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau
(Sumber : hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2015)
Dari gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa dalam grafik normal p-plot terlihat titik menyebar
disekitar garis diagonal, dan penyerbarannya tidak melebar atau terlalu jauh. . Berarti dari grafik
ini menunjukkan bahwa model regresi sesuai asumsi normalitas dan layak digunakan.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel bebas (Ghozali, 2005:45). Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinieritas yaitu dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai Tolerance.
Model regresi dikatakan bebas dari multikolinieritas apabila nilai VIF ≤ 10, dan nilai tolerance ≥
0,1.
Tabel 4.50
Hasil Uji Mulitikolinieritas
a
Coefficients
Standardiz
Unstandardized ed Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std. Toleran
Model B Error Beta t Sig. ce VIF
Hasil tabel diatas perhitungan nilai variance inflation factor (VIF) menunjukkan nilai VIF
kualitas produk adalah 1,214; nilai VIF harga adalah 1,075; nilai VIF promosi adalah 1,187;
nilai VIF saluran distribusi adalah 1,166 dan nilai VIF citra merek adalah 1,563. Ini
menunjukkan tidak ada satu variabel independen pun yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel independen dalam model
regresi.
Hasil perhitungan juga menunjukkan nilai Tolerance masing-masing variabel yaitu kualitas
produk sebesar 0,827; harga sebesar 0,936; promosi sebesar 0,849; saluran distribusi sebesar
0,866 dan citra merek sebesar 0,648. Ini berarti menunjukkan tidak ada variabel independen
yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,1. Maka menurut nilai Tolerance tidak terjadi
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
2005:125). Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut
Gambar 4.2
(Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2015)
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk
pola yang jelas tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi
independen (bebas) kualitas produk, harga, promosi, saluran distribusi dan citra merek. Sesuai
dengan pernyataan Imam Ghozali (2005:105), bahwa jika ada pola tertentu seperti titik-titik
yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka nol
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier
berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan sebagai alat analisis statistic karena
penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini
lebih dari satu. Untuk menentukan persamaan regresi, maka dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.51
Hasil Regresi Linier Berganda
a
Coefficients
Std. Toleran
Model B Error Beta t Sig. ce VIF
Berdasarkan tabel Coefficient diatas, maka dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Kualitas Produk
X2 = Harga
X3 = Promosi
X4 = Saluran Distribusi
X5 = Citra Merek
E = Standard Error
Tabel 4.52
a
1 .613 .377 .339 1.098 2.423
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2015)
arti bahwa hubungan antara variabel kualitas produk, harga, promosi, saluran distribusi dan citra
merek dengan keputusan pembelian sebesar 0,613 atau mempunyai hubungan yang kuat dan
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen yang dilihat melalui R square.
Tabel 4.53
Hasil Koefisien Determinasi (R²)
b
Model Summary
a
1 .613 .377 .339 1.098 2.423
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2015)
Dari tabel koefisien determinasi (R²), menunjukkan besarnya R² (R square) adalah 0,339. Hasil
ini menunjukkan bahwa 33,9% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variasi dari
kelima variabel independen (kualitas produk, harga, promosi, saluran distribusi dan citra
merek). Sedangkan selisihnya 66,1% (100% - 33,9%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini seperti variabel motivasi, persepsi, kesadaran merek, dan lain-lain
yang secara teori dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Seperti dalam beberapa penelitian berikut yang dilakukan Wulan Suciningtyas
(2012) yang berjudul “Pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan Media Communication
Terhadap Keputusan Pembelian” yang membahas mengenai variabel kesadaran merek, citra
merek dan komunikasi media. Selain itu juga ada penelitian Fadli dan Inneke Qamariah (2008)
yang meneliti tentang “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Ekuitas Merek Sepeda Motor Merek
Honda Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Universitas Sumatera Utara)”,
dimana hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa variabel kesadaran merek, kesan kualitas,
asosiasi merek dan loyalitas merek yang diteliti berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
seberapa jauh pengaruh variabel independen (kualitas produk, harga, promosi, saluran distribusi
dan citra merek) secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (keputusan
pembelian).
Tabel 4.54
Hasil Uji t Hitung (Uji Parsial)
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
DISTRIBUSI
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2015)
Menurut Duwi Priyatno (2012:91), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
pembelian
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 2,680, dan nilai t tabel diketahui sebesar
1,990. Dengan membandingkan antara thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel
= 2,680 > 1,990, karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien regresi variabel kualitas produk signifikan. Dan hasil yang diperoleh dari perbandingan
nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α = 0,027 < 0,05. Karena sig < α, maka dapat disimpulkan
bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel kualitas produk secara
Jadi, hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel kualitas produk berpengaruh terhadap
keputusan pembelian sereal sarapan Nestle Koko Kruch. Hasil ini sesuai dengan teori Garvin
(1988) mendefinisikan kualitas produk adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, manusia, atau tenaga kerja, proses, serta lingkungan yang mematuhi atau melebihi
harapan pelanggan atau konsumen, dan sesuai dengan penelitian terdahulu tentang pengaruh
kualitas produk terhadap keputusan pembelian oleh Jackson R.S Weenas (2013) yang berjudul
“Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Kualitas Pelayanan pengaruhnya Terhadap Keputusan
Pembelian Spring Bed Comforta”, bahwa dalam penelitian ini kualitas produk berpengaruh
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 2,357, dan nilai t tabel diketahui 1,990.
Dengan membandingkan antara thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel =
2,357 > 1,990, karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien regresi variabel harga signifikan: sig α = 0,012 < 0,05. Karena sig < α, maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel harga
Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel harga berpengaruh terhadap keputusan
pembelian sereal sarapan Nestle Koko Krunch. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Fandy Tjiptono (2001:124), bahwa harga adalah satuan moneter agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan jasa, dan juga sesuai dengan penelitian terdahulu tentang harga
terhadap keputusan pembelian yang diteliti oleh Adam Akbar (2012) yang berjudul “Analisis
Pengaruh Citra Merek, harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Notebook
Toshiba”, bahwa dalam penelitian ini harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 3,064, dan nilai ttabel diketahui sebesar
1,990. Dengan membandingkan antara thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel
= 3,064 > 1,990, karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapt disimpulkan bahwa
koefisien regesi variabel promosi signifikan. Dan hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai
sig dengan taraf signifikansi: sig α = 0,007 < 0,05. Karean sig < α, maka dapat disimpulkan
bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel promosi secara parsial
Jadi, hasil analisis di atas menujukkan bahwa variabel promosi berpengaruh terhadap keputusan
pembelian sereal sarapan Nestle Koko Krunch. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Fajar Laksana (2008:133) promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang
berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli,
yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat
produk itu, dan sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Nela Evelina, Handoyo DW
dan Sari Listyorini dengan judul “Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Harga, dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdana TelkomFlexi (Studi Kasus pada Konsumen
TelkomFlexi di Kecamatan Kota Kudus Kabupaten Kudus)”, bahwa dalam penelitian ini
pembelian
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 4,078, dan nilai ttabel diketahui sebesar
1,990. Dengan menbandingkan antara thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel
= 4,078 > 1,990, karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien koefisien regresi variabel saluran distribusi signifikan. Dan hasil yang diperoleh dari
perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α = 0,005 < 0,05. Karena sig < α, maka dapt
disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel saluran
keputusan pembelian sereal sarapan Nestle Koko Krunch. Hasil ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Fajar Laksana (2008:123) saluran distribui adalah serangkaian organisasi
yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status
pemiliknya dari produsen ke konsumen, dan sesuai juga dengan penelitian terdahulu tentang
saluran distribusi terhadap keputusan pembelian yang diteliti oleh Doni Hariadi dengan judul
“Pengaruh Produk, Harga, Promosi dan Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Konumen
Pada Produk Projector Microvision”, bahwa dalam penelitian ini saluran distribusi berpengarih
a) Ho5 = tidak terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan pembelian
Dari tabel koefisien di diperoleh nilai thitung 2,230, dan nilai ttabel diketahui sebesar 1,990.
Dengan membandingkan antara thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel =
2,230 > 1,990, karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien regresi variabel citra merek signifikan. Dan hasil yang diperoleh dari perbandingan
nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α = 0,035 < 0,05. Karena sig < α, maka dapat disimpulkan
bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel citra merek secara
Jadi, dari hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel citra merek berpengaruh terhadaap
keputusan pembelian. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Fandy Tjiptono
(2005:49), bahwa citra merek adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen
terhadap merek tertentu, dan juga sesuai dengan penelitian terdahulu tentang citra merek
terhadap keputusan pembelian yang diteliti oleh Aditya Yessika Alana, Wahyu Hidayat, dan
Handoyo Djoko W. (2012) yang berjudul “Pengaruh Citra Merek, Desain, dan Fitur Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas
Diponegoro)”, bahwa dalam penelitian ini citra merek berpengaruh terhadap keputusan
pembelian.
Menurut Ghozali (2005:98), uji statistic F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
inependen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
Tabel 4.55
Hasil Uji F Hitung (Simultan)
b
ANOVA
Sum of
a
1 Regression 57.703 5 11.541 9.605 .000
Total 153.826 85
Menurut Duwi Priyatno (2012:89), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Ho6 = tidak terdapat pengaruh antara kualitas produk, harga, promosi, saluran
signifikansi sebesar 5% dan df1 = 5 dan df2 = 80, didapat nilai Ftabel = 2,329. Nilai Fhitung
(9,605) > nilai Ftabel (2,329). Karena nilai Fhitung > Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara
variabel-variabel independen yaitu kualitas produk (X1), harga (X2), promosi (X3), saluran
distribusi (X4), dan citra merek (X6) terhadap variabel dependen keputusan pembelian (Y).
Kesimpulan yang sama dapat diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi (α)
adalah (0,000) jadi dapat dilihat bahwa perbandingan nilai sig < α (0,000 < 0,05). Karena nilai
sig < α mempunyai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulakan bahwa Ha
diterima dab Ho ditolak. Artinya, kelima variabel independen yaitu kualitas produk (X1), harga
(X2), promosi (X3), saluran distribusi (X4), dan citra merek (X5) secara bersama-sama
Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas produk, harga, promosi, saluran distribusi, dan citra
merek berpengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap keputusan pembelian sereal
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mnegetahui pengaruh kualitas produk, harga, promosi,
saluran distribusi, dan citra merek terhadap proses keputusan pembelian. Responden dalam
penelitian ini 86 orang yang pernah membeli dan mengkonsumsi sereal sarapan Nestle Koko
Krunch. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian telah dilakukan
terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi linier berganda, maka dapat
1. Variabel kualitas produk secara parsial berpenagruh signifikan terhadap proses keputusan
pembelian 29,8%,
5. Variabel citra merek secara parsial berpengaruh signifikan terhadap proses keputusan
6. Variabel kualitas produk, harga, promosi, saluran distribusi, dan citra merek secara
sedangkan sisanya yaitu 66,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa kualitas produk,
harga, promosi, saluran distribusi, dan citra merek berpengaruh secara simultan terhadap
keputusan pembelian. Dengan demikian semakin tingginya kualitas produk yang ditawarkan
harga yang ditawarkan kompeten dan bersaing, semakin baiknya promosi yang
diinformasikan, semakin mudah didapat dan meratanya lokasi distribusi produk itu sendiri
dan di lengkapi dengan citra merek yang kuat dan positif dari para calon konsumen, maka
akan mendorong konsumen dalam mengambil keputusan pembelian terhadap sereal sarapan
1. Dari segi harga, Nestle Koko Krunch disarankan membuat harga yang lebih terjangkau
2. Disarankan sereal sarapan Nestle Koko Krunch membuat harga lebih terjangkau, seperti
memberikan potongan harga, membuat promosi beli satu kemasan sereal dapat satu
3. Dalam segi promosi, disarankan sereal sarapan Nestle Koko Krunch memberikan
merchandise yang menarik selain mainan seperti sendok makan, mangkuk atau gelas bisa
menjadi pilhan lain dan memberikan bonus gratis susu siap minum untuk pelengkap
sereal.
4. Nestle Koko Krunch disarankan lebih aktif dalam mengiklankan produknya di televisi.
Disarankan mengiklankan produk di jam tayang utama (prime time) dimana tayangan di
5. Dari hasil penelitian bahwa citra merek memiliki persentase terendah dari variabel
lainnya. Nestle Koko Krunch harus terus membangun citra merek (brand image) yang
baik kepada konsumennya. Terlepas dari citra merek Nestle itu sendiri, Koko Krunch
penelitian diantaranya: pertama; alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner, dimana dalam penyebaran kuesioner ini adanya kemungkinan bahwa responden
tidak serius dalam memberikan jawaban, oleh karena itu peneliti menyarankan kepada
peneliti selanjutnya untuk melakukan wawancara secara terbuka kepada responden, kedua:
dalam pembuatan kuesioner, peneliti menggunakan kata yang sulit dimengerti dibeberapa
pernyataan. Oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa
sebaiknya lebih memperhatikan penggunaan bahasa agar lebih mudah dimengerti oleh
responden. Selain itu, penelitian ini ingin meneliti keputusan pembelian makanan sereal
sarapan, tetapi screening question yang digunakan mempertanyakan untuk siapa anda
membeli sereal sarapan Nestle Koko Krunch, seharusnya pertanyaan dan pilhan jawaban ini
ditiadakan karena responden bisa memilih jawaban lebih dari satu jawaban. Jadi sebaiknya
peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa sebaiknya lebih memperhatikan
screening question agar lebih tepat dalam menyeleksi responden. Ketiga: untuk mengetahui
keputusan pembelian penelitian ini hanya menggunakan lima variabel, sedangkan dalam teori
terhadap keputusan pembelian, oleh karena itu peneliti menyarankan kepada peneliti
mempengaruhi keputusan pembelian antara lai adalah, kesadaran merek, kepribadian merek,
Akbar, Adam. “Analisis Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Notebook Toshiba”, Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas
Gunadarma, 2012.
Alana, Aditya Yessika, Wahyu Hidayat, dan Handoko Djoko W. “Pengaruh Citra Merek,
Desain, dan Fitur Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia (Studi
Kasus Pada Mahasiswa Universitas Diponegoro)”, 2012.
Amanah, Dita. “Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada
Majestyk Bakery & Cake Shop Cabang H.M Yamin Medan”, Jurnal Keuangan dan
Bisnis, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2010.
Anjarwati, Ani. “Analisis SWOT PT. Nestle Indonesia”, Jurnal Universitas Narotama, Surabaya,
2010.
Canon, Joseph P., William D. Perreault dan E. Jerome Mc Charty, “Basic Marketing: A Global
Managerial Approach”, 18th Edition, Mc Graw Hill, New York, 2008.
Djakarta, Deka I. “Pengaruh marketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus
Pada Indonesia Seller Perusahaan E-Commerce E-Bay)”, 2012.
Ebert, Ronald J. dan Ricky W. Griffin. “Business Essentials”, International Edition, Third
Edition, Prentice Hall, New Jersey, 2000.
Evelina, Nela, Handoyo DW dan Sari Listyorini. “Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk,
Harga, Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdana TelkomFlexi
(Studi Kasus Pada Konsumen TelkomFlexi di Kecamatan Kota Kudus Kabupaten
Kudus)”, Jurnal Sosial dan Politik, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
Fadli dan Inneke Qamariah. “Analisis Pengaruh Faktor-Faltor Ekuitas Merek Sepedsa Motor
Merek Honda Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Universitas
Sumatera Utara)”, Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 1 No. 2, Universitas Sumatera
Utara, 2008.
Ghozali, Imam. “Aplikasi analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
Gobe, Marc. “Emotional Branding: Paradigma Baru untuk Menghubungkan Merek dengan
Pelanggan”, Erlangga, Jakarta, 2005.
Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.
Hariadi, Doni. “Pengaruh Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Pada Produk Projector Microvision”, Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, Vol. 1 No. 1, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Surabaya, 2013.
Istijanto. “Aplikasi Praktis Riset Pemasaran”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009.
Isyanto, Puji, Eman S. dan Herligiani. “Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Handphone Blackberry Pada Mahasiswa Ekonomi Universitas
Singaperbangsa Karawang”, Jurnal Manajemen, Vol. 9 No. 4, 2012.
Kasmir. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2003.
Keller, Kevin Lane. “Strategy Brand Management (Building, Measuring, And Managing
Brand Equity)”, 3rd Edition, Prentice Hall, New Jersey, 2008.
Kotler, Philip dan A.B Susanto. “Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian”, Edisi Pertama, Jilid II, Salemba Empat, Jakarta,
2001.
__________ dan Kevin Lane Keller. “Manajemen Pemasaran”, Edisi Ke 12, Jilid 1
& 2, PT. Indeks, Jakarat, 2007.
Laksana, Fajar. “Manajemen Pemasaran”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008.
Malhotra, N.K. “Basic marketing Research: Integration of Social Media”, Fourth Edition,
Pearson, United States, 2012.
McDaniel, Carl dan Rogers Gates. “Riset Pemasaran Kontemporer”, Salemba Empat,
Jakarta, 2001.
Nugroho, Agung Buwono. “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS”, CV.
Andi Offset, Yogyakarta, 2005.
Ong, Ian Antonius dan Sugiono Sugiharto. “Analisis Pengaruh Strategi Diferensiasi, Citra
Merek, Kualitas Produk dan Harga Terhadp Keputusan Pembelian Pelanggan Di
Cincau Station Surabaya”, 2013.
Priyatno, Duwi. “Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS”, Mediakom, Yogyakarta, 2010.
_____________. “Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS”, CV. Andi Offset,
Yogyakarta, 2012.
Purwati, Heri Setiawan dan Rohmawati. “Pengaruh Harga, dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Motor Honda Matic Beat (Studi Kasus Pada PT. Nusantaraa
Solar Bakti)”, Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, Vol. 2 No. 3, Politeknik
Negeri Sriwijaya, 2012.
Pradipta, Dyah Ayu Anisha. “Pengaruh Cita Merek (Brand Image) Terhadap Loyalitas
Konsumen Produk Oli Pelumas Pertamina (Persero) Enduro 4T di Makassar”
(skripsi), FEB Universitas Hasanudin, Makassar, 2012.
Simamora, Bilson. “Riset pemasaran: Falsafah, Teori, dan Aplikasi”, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2004.
Sugiyono. “Metedologi Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D”, CV.
Alfabeta, Bandung, 2007.
________. “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”, CV. Alfabeta, Bandung, 2009.
Suwarno, Henky Lisan. “Sembilan Funsi Saluran Ditribusi: Kunci Pelaksanaan Kegiatan
Distribusi Yang Efektif”, Jurnal Manajemen, Vol. 6 No. 1, Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2006.
Suciningtyas, Wulan. “Pengaruh Brand Awareness, Brand Image, Dan Media Communication
Terhadap Keputusan Pembelian”, Management Analysis Journal, Vol. 1 No. 1, FE
Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2012.
Weenas, Jackson R.S. “Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Kualitas Pelayanan
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Spring Bed Comforta”, Jurnal EMBA,
Vol. 1 No. 4 FEB Universitas Sam Ratulangi, Manado, 2013.
Zeithaml, Valarie A. dan Mary Jo Bitmer. “Service Marketing”. McGraw Hill Inc, Int’l
Edition, New York, 2003.
www.aptindo.or.id diunduh pada 12 Desember 2014
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, PROMOSI, SALURAN DISTRIBUSI, DAN
CITRA MEREK TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN
SEREAL SARAPAN NESTLE KOKO KRUNCH
(Studi Kasus Pada Pembeli Nestle Koko Krunch di Wilayah Jakarta Selatan)
Untuk siapa anda membeli dan mengkonsumsi sereal sarapan Nestle KokoKrunch ?
(Jawab jika perlu, jika tidak perlu abaikan)
a. Diri sendiri
b. Anak
c. Saudara kandung (kakak atau adik)
d. Cucu
e. Keponakan
Berapa usia anak/saudara/cucu/keponakan anda ? (Jawab jika perlu, jika tidak perlu
abaikan)
3. Pekerjaan
a. Mahasiswa
b. Pegawai negeri
c. Karyawan swasta
d. Wirausaha
e. Lain-lain, sebutkan …………………………………………………….
C. Petunjuk Pengisian
Isi dan jawablah pernyataan-pernyataan dibawah ini sesuai dengan pilihan dan pendapat
anda, beri tanda ceklis (√) di kolom yang sesuai pada :
2. Harga
No. Pernyataan STS TS R S SS
17 Harga Nestle KokoKrunch terjangkau bagi
saya
18 Harga Nestle KokoKrunch sesuai dengan
kualitas produk
19 Harga Nestle KokoKrunch bersaing dengan
produk lain
20 Harga Nestle KokoKrunch sesuai dengan
manfaat
3. Promosi
No. Pernyataan STS TS R S SS
21 Nestle KokoKrunch mengiklankan
produknya di televisi
22 Nestle KokoKrunh edisi khusus memberikan
bonus mainan
23 Nestle KokoKruch mengikutsertakan
produknya di acara bertema sosial dan
edukasi
24 Nestle KokoKrunch memiliki tenaga penjual
yang baik
25 Nestle KokoKrunch melakukan promosi di
media internet
4. Saluran Distribusi
No. Pernyataan STS TS R S SS
26 Nestle KokoKrunch tersedia di berbagai
tempat
27 Nestle KokoKrunch tersedia di waktu yang
tepat ketika dinginkan
28 Nestle Koko Krunch menyalurkan
produknya dari proses produksi sampai ke
tangan pembeli dan siap dikonsumsi
29 Nestle Koko Krunch memberikan informasi
yang berguna mengenai produknya
5. Citra Merek
No. Pernyataan STS TS R S SS
30 Nestle KokoKrunch memiliki penampilan
kemasan fisik yang menarik
31 Nestle KokoKrunch memiliki kualitas yang
baik
32 Harga Nestle Koko Krunch lebih murah
dibandingkan dengan produk sejenis lainnya
33 Bentuk atau tekstur Nestle KokoKrunch unik
34 Nestle KokoKrunch memiliki rasa yang unik
35 Nestle KokoKrunch memiliki nama yang
unik
36 Nama merek Nestle KokoKrunch mudah
diucapkan
37 Nama merek Nestle KokoKrunch mudah
dikenal
38 Nama merek Nestle KokoKrunch mudah
diingat
6. Keputusan Pembelian
No. Pernyataan STS TS R S SS
39 Saya membeli Nestle KokoKrunch karena
kebutuhan
40 Saya mengetahui informasi mengenai Nestle
KokoKrunch dari keluarga/teman/tetangga
41 Saya mengetahui informasi mengenai Nestle
KokoKrunch dari iklan
42 Saya lebih memilih Nestle Kokokrunch
dibandingkan dengan produk merek lain
43 Saya akan memilih dan membeli sereal
sarapan Nestle KokoKrunch
Lampiran 2: Data Mentah Jawaban Responden
KUALITAS PRODUK
No KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14 KP15 KP16
1 5 4 2 5 4 4 2 2 2 4 5 5 4 5 5 5
2 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 2 4 4 4 2 2 4 5 5 4 5 4 5 5
4 5 5 4 4 4 4 2 2 2 4 4 5 4 4 5 5
5 4 4 2 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5
6 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
7 4 4 2 5 4 4 4 2 2 5 4 5 5 4 5 4
8 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
10 4 4 2 5 5 5 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5
11 4 5 2 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4
12 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 5 5 5
13 4 4 4 4 5 4 2 2 4 4 4 4 4 5 5 5
14 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 5 4 2 4 2 2 4 5 5 5 5 5
16 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 5 5 4
17 4 5 5 4 4 2 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4
18 4 4 4 4 4 4 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5
19 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5
20 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
21 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4
22 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
24 4 5 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 5 4
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 5 5 4
26 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
27 4 4 2 5 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 5 5
28 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 5 5
29 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 5 5
32 4 5 4 4 4 4 4 4 2 5 2 4 4 5 5 5
33 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 5 5 5 5
34 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 5
35 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 2 4 4 4 4 5
36 2 4 4 4 4 2 4 2 4 5 5 5 5 5 5 4
37 4 4 2 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4
38 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
39 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 5 5 5 5 5 5
40 5 5 2 4 4 4 2 4 2 5 5 5 5 5 5 5
41 2 5 4 5 5 5 2 2 2 5 2 5 5 5 5 5
42 2 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
43 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
44 4 5 4 4 5 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 4
45 4 5 4 4 5 4 2 4 2 4 5 4 4 4 5 5
46 4 5 4 4 5 4 4 2 2 4 5 4 4 4 4 5
47 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5
48 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5
49 4 5 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 5 4 4
50 4 5 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 5 5 4
51 4 5 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 5 5 5
52 4 5 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 5 5 4 4
53 4 5 2 4 4 4 4 4 2 5 4 4 5 5 4 4
54 2 4 2 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
56 5 5 5 4 4 4 2 2 2 4 2 5 5 5 5 5
57 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4
58 4 5 2 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4
59 5 4 2 5 4 2 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5
60 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5
61 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4
63 4 5 2 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4
64 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4
65 4 5 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5
66 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5
67 4 4 2 4 5 4 2 2 4 5 4 5 4 4 5 5
68 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4
69 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 5 5 4
70 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4
71 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4
72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
73 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4
74 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 5 4
75 4 5 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4
76 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5
77 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 5 4 5
78 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4
79 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4
80 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4
81 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 4 4
82 4 5 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 5 4 4 4
83 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4
84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4
85 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 5 5 4
86 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4
HARGA
NO CM1 CM2 CM3 CM4 CM5 CM6 CM7 CM8 CM9 TOTAL
1 4 4 2 5 4 5 5 5 4 38
2 4 4 2 4 4 4 5 5 4 36
3 4 5 2 4 4 4 5 4 4 36
4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 39
5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
6 4 5 2 4 4 4 5 5 5 38
7 4 5 2 4 5 4 4 5 4 37
8 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
9 4 4 5 4 5 5 5 5 5 42
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
11 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
12 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
13 4 4 4 4 4 5 4 4 5 38
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
15 4 4 2 4 4 4 5 5 5 37
16 3 5 4 4 5 5 5 5 5 41
17 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
18 4 4 4 4 5 4 4 4 4 37
19 4 4 4 4 4 5 4 4 33
20 4 4 5 5 4 4 5 5 4 40
21 4 4 4 4 5 5 5 5 4 40
22 5 5 5 4 5 5 5 5 5 44
23 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
24 4 4 4 4 5 5 4 4 4 38
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
26 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37
27 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38
28 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
30 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
32 5 4 5 2 4 4 4 4 5 37
33 4 4 4 4 4 5 4 4 5 38
34 4 3 4 4 4 4 5 4 4 36
35 4 4 4 4 4 4 5 5 4 38
36 4 4 4 4 4 5 4 4 5 38
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
39 4 5 4 4 4 4 4 4 5 38
40 2 4 4 4 4 4 4 5 5 36
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
42 5 5 4 4 5 5 5 5 5 43
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
44 4 5 5 4 5 4 4 4 5 40
45 4 5 4 4 4 5 4 5 4 39
46 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37
47 4 5 4 4 5 4 4 5 4 39
48 4 5 4 4 4 4 5 4 4 38
49 4 5 5 4 4 5 4 4 5 40
50 4 5 5 4 5 5 4 4 5 41
51 4 4 4 4 4 5 4 4 5 38
52 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37
53 4 4 4 4 5 4 5 5 4 39
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
55 4 4 4 5 4 4 4 4 5 38
56 4 4 4 4 4 4 5 5 5 39
57 4 4 5 5 5 5 5 5 5 43
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
59 4 4 2 4 4 5 4 5 4 36
60 4 4 2 4 4 5 5 5 5 38
61 4 4 4 4 4 5 4 4 5 38
62 4 4 5 4 5 4 4 4 4 38
63 4 4 5 4 5 5 4 4 5 40
64 4 5 4 4 5 4 5 4 5 40
65 4 5 4 5 4 4 5 4 4 39
66 4 4 5 4 5 4 4 4 4 38
67 4 4 5 4 5 4 4 4 4 38
68 4 4 5 4 4 4 5 5 4 39
69 4 4 5 4 4 4 4 5 4 38
70 4 4 4 4 4 4 4 5 4 37
71 4 5 4 4 5 5 4 4 5 40
72 4 5 5 4 4 4 5 4 5 40
73 4 4 5 4 4 4 4 5 4 38
74 4 4 4 5 4 4 4 4 5 38
75 4 5 4 4 4 5 4 4 4 38
76 4 5 4 4 4 4 5 5 4 39
77 4 5 4 4 5 5 4 4 4 39
78 4 5 4 4 5 5 5 4 5 41
79 4 4 4 4 4 4 5 5 4 38
80 4 5 4 4 4 4 5 4 5 39
81 5 4 4 5 5 5 5 5 5 43
82 4 4 5 5 4 4 4 5 5 40
83 4 5 4 4 4 5 4 4 5 39
84 4 4 3 4 4 4 4 4 5 36
85 4 4 5 5 4 4 4 5 5 40
86 4 5 4 4 4 4 4 5 5 39
KEPUTUSAN PEMBELIAN
Uji Normalitas
Uji Multikolinieritas
a
Coefficients
Standardiz
Unstandardized ed Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std. Toleran
Model B Error Beta t Sig. ce VIF
a
1 .613 .377 .339 1.098 2.423
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
DISTRIBUSI
b
ANOVA
Sum of
a
1 Regression 57.703 5 11.541 9.605 .000
Total 153.826 85