Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SALURAN PEMASARAN OPAK KETAN

(Studi Kasus Opak Ketan Anissa di Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum
Kota Tasikmalaya)

ANALYSIS OF MARKETING CHANNELS OF KETAN OPAK


(Case Study of Opak Ketan Anissa in Kota Baru Village, Cibeureum District,
Tasikmalaya City)

YOHAN SAPUTRA1*, IWAN SETIAWAN2, AGUS YUNIAWAN ISYANTO1


1
Fakultas Pertanian Universitas Galuh
2
Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran
*Email: yohansaputra333@gmail.com

ABSTRAK
Dari seluruh pengrajin opak di Kelurahan Kota Baru, Ibu Anissa merupakan perajin yang
memproduksi opak ketan paling banyak dibandingkan pengrajin lainnya di Kelurahan Kota Baru
Kecamatan Cibereum Kota Tasikmalaya yaitu 63.243 dalam satu kali proses produksi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui saluran pemasaran, Besarnya biaya, marjin dan keuntungan
pemasaran, Besarnya harga yang diterima perajin (share) opak ketan Anissa. Jenis penelitian yang
akan digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan metode penelitian suatu kasus
pada usaha opak ketan di Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya dengan
teknik penarikan sampel lembaga pemasaran dilakukan dengan cara Snow Ball Sampling. Jumlah
informan atau responden sebanyak 13 orang, satu produsen, dua pedagang pengumpul dan sepuluh
pedagang pengecer. Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan sekunder. Faktor-faktor yang
memengaruhi produksi opak ketan di Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya
adalah saluran pemasaran, Besarnya biaya, marjin dan keuntungan pemasaran, Besarnya harga yang
diterima perajin (share) opak ketan. Cara untuk meningkatkan produksi opak ketan yaitu para
produsen harus mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja, mengurangi biaya operasional yang dapat
mengurangi pendapatan usaha.

Kata Kunci: Saluran, Pemasaran, opak ketan

ABSTRACT
Of all opak craftsmen in Kota Baru Urban Village, Ms. Anissa is a craftsman who produces the most
opak sticky rice compared to other craftsmen in Kota Baru Village, Cibereum District, Tasikmalaya
City, which is 63,243 in one production process. The purpose of this study was to determine the
marketing channels, the amount of costs, margins and marketing profits, the amount of part of the
price received by Anissa glutinous rice craftsmen (share). The type of research used in this research is
quantitative research and a case study method on glutinous rice opak in Kota Baru Subdistrict,
Cibeureum District, Tasikmalaya City. The sampling technique for marketing institutions is Snow Ball
Sampling. The number of informants was 13 people, one producer, two collecting traders and ten
retailers. The data collected are primary and secondary data. The factors that influence opak
glutinous production in Kota Baru Subdistrict, Cibeureum District, Tasikmalaya City are the
marketing channels, the amount of costs, margins and marketing profits, the amount of the share of
the opak glutinous rice crafters' share. The way to increase the production of glutinous opaque is that
producers must optimize the use of labor, reduce operating costs that can reduce business income.

Keywords: Channels, Marketing, glutinous opaque

224
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 8, Nomor 1, Januari 2021 : 224-231

PENDAHULUAN Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota


Dalam rangkaian proses ini terdapat Tasikmalaya (2019), terdapat 3 unit usaha
transformasi dari bentuk hasil pertanian opak yang tersebar di Kelurahan Kota
berupa bahan mentah menjadi produk yang Baru.
mempunyai nilai tambah. Agroindustri Dari seluruh pengrajin opak di
pada umumnya merupakan industri rumah Kelurahan Kota Baru, Ibu Anissa
tangga yang dikelola oleh tenaga kerja merupakan perajin yang memproduksi
keluarga dan bersifat informal. Industri ini opak ketan paling banyak dibandingkan
biasanya juga merupakan aktifitas off farm pengrajin lainnya di Kelurahan Kota Baru
jadi cenderung bersifat sambilan daripada Kecamatan Cibereum Kota Tasikmalaya
suatu profesi yang secara serius ditekuni. yaitu 63.243 dalam satu kali proses
Industri ini bersifat padat karya dengan produksi.
teknologi sederhana memungkinkan Industri opak ketan ini secara umum
penampungan tenaga kerja tanpa dijalankan secara turun temurun. Dengan
pendidikan formal yang tinggi untuk tekonologi tergolong masih sederhana
memamsuki sektor tersebut (Majalah dengan 3 jalur proses pemasarannya.
Pengusaha, 2008). Adanya industri opak ketan diharapkan
Salah satu agroindustri yang bisa dapat meningkatkan pendapatan perajin
dijadikan sebagai ladang usaha yaitu yang pada akhirnya meningkatkan
industri pengrajin opak ketan yang berasal kesejahteraan masyarakat, karena pada
dari beras ketan putih (oryza sativa dasarnya semua perajin memiliki tujuan
glutinosa) merupakan salah satu varietas yang sama yaitu untuk memperoleh
padi yang termasuk dalam famili keuntungan dari usahanya. Untuk
Graminae. Beras ketan juga mengandung memperoleh keuntungan tersebut, ada
vitamin (terutama pada bagian aleuron), beberapa faktor yang mempengaruhi
mineral dan air. Opak merupakan terhadap besar kecilnya keuntungan yang
panganan kering renyah sejenis dengan diperoleh, yaitu harga, baik harga faktor
kerupuk khas Sunda (Godam, 2012). produksi maupun harga jual produk,
Di Kelurahan Kota Baru Kecamatan termasuk pemasaran.
Cibereum Kota Tasikmalaya agroindustri Penelitian ini bertujuan untuk
opak telah lama diusahakan. Menurut data mengetahui saluran pemasaran, besarnya
yang ada di Dinas Perindustrian, biaya, marjin dan keuntungan pemasaran,

225
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 8, Nomor 1, Januari 2021 : 224-231

besarnya harga yang akan diterima perajin langsung dalam pengaliran opak ketan
(share) opak ketan Anissa di Kelurahan dari produsen sampai konsumen.
Kota Baru Kecamatan Cibereum Kota 4. Pedagang besar yaitu pedagang yang
Tasikmalaya. membeli produk opak ketan dalam
jumlah banyak dan dijual kembali ke
METODE PENELITIAN pedagang pengecer.
Penelitian ini merupakan metode 5. Pedagang pengecer yaitu pedagang
penelitian survei dengan pendekatan suatu yang langsung menjual produk opak
kasus pada perajin opak ketan di ketan kepada konsumen akhir.
Kelurahan Kota Baru Kecamatan 6. Konsumen akhir yaitu orang yang
Cibeureum Kota Tasikmalaya. Menurut mengkonsumsi produk opak ketan dan
Sugiyono (2014) menyatakan bahwa tidak menjual kembali.
metode survei adalah sebuah metode 7. Volume penjualan yaitu volume
penelitian yang biasa digunakan untuk produk yang dijual oleh perantara atau
memperoleh data dari tempat tertentu yang lembaga pemasaran, dan dinyatakan
bersifat alamiah, tetapi peneliti dalam bentuk satuan kilogram (Kg).
memerlukan alat bantu dalam 8. Volume pembelian yaitu volume
pengumpulan data, misalnya dengan sebuah produk yang dibeli oleh
bantuan kuesioner, penelitian seorang perantara atau lembaga
keperpustakaan dan sebagainya. pemasaran, dan dinyatakan dalam
Definisi operasional dari variabel satuan kilogram (kg).
yang digunakan di dalam penelitian ini 9. Harga beli yaitu harga yang akan
adalah sebagai berikut: dibayarkan oleh konsumen atau
1. Perajin opak ketan yaitu orang yang masing-masing lembaga pemasaran
mengusahakan opak ketan yang supaya mendapatkan produk yang
berasal dari beras putih dan diinginkan, dihitung dalam satuan
selanjutnya diolah menjadi opak ketan. rupiah per kilogram(kg).
2. Saluran pemasaran yaitu tata urutan 10. Harga jual yaitu harga yang akan
atau jalur pemasaran opak ketan dari diterima oleh produsen atau masing-
produsen sampai ke konsumen akhir. masing lembaga pemasaran sebagai
3. Lembaga pemasaran yaitu orang, pengganti produk yang dipasarkan,
perusahaan atau lembaga yang terlibat satuan rupiah pekilogram.

226
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 8, Nomor 1, Januari 2021 : 224-231

11. Marjin pemasaran yaitu selisih harga 13. Share adalah bagian dari harga
yang dibayarkan konsumen dengan yang akan diterima produsen dan
harga yang diterima produsen, rupiah dinyatakan dalam persenan.
per kilogram(kg). Data yang dikumpulkan dalam
12. Biaya pemasaran yaitu biaya penelitian ini adalah data primer dan
dikeluarkan oleh lembaga pemasaran sekunder. Data primer yaitu data yang
dalam proses pergerakan opak ketan didapat sendiri dengan melakukan
dari tangan produsen ke tangan pengamatan secara langsung ke lokasi
konsumen akhir, yang terdiri dari : penelitian serta hasil wawancara terhadap
a. Biaya pengangkutan meliputi biaya responden (dengan panduan kuesioner).
bagi kegiatan yang ditunjukan Data sekunder diperoleh dengan teknik
untuk menggerakan produk dari dokumentasi, yaitu teknik pengambilan
tempat pembelian ketempat data yang berasal dari berbagai arsip
penjualan, satuan rupiah per tertulis, yang dimiliki oleh instansi-instansi
kilogram (Rp/kg). yang terkait dengan penelitian
b. Biaya kuli angkut dan bongkar (Abdurrahman dan Muhidin, 2011).
muat yaitu biaya yang dikeluarkan Teknik penarikan sampel dilakukan
bagi pengguna kuli angkut dari dengan cara Snow Ball Sampling. Dengan
sarana transportasi ke tempat jumlah responden sebanyak 13 orang, dua
penjual, satuan rupiah per kilogram orang pedagang pengumpul, sepuluh orang
(Rp/kg). pedagang pengecer dan 1 orang produsen.
c. Biaya penyusutan yaitu biaya yang Data yang diperoleh dari lapangan
diperhitungkan oleh lembaga dianalisis sebagai berikut:
pemasaran untuk mengutip 1. Untuk mengetahui saluran pemasaran
kerugianakibat adanya kerusakan opak ketan digunakan analisis
selama proses pemasaran seperti deskriptif kualitatif.
susut dan hilang, ( Angipora, 2002 2. Untuk mengetahui besarnya marjin
). pemasaran digunakan
Penyusutan = rumus(Angipora, 2002) :
( ) ( )
Mm = He - Hp
Keterangan:
Mm = Marjin pemasaran

227
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 8, Nomor 1, Januari 2021 : 224-231

He = Harga eceran di tingkat Adanya pola saluran pemasaran ini bisa


lembaga pemasaran (Rp/kg) mempengaruhi besar kecilnya biaya
Hp = Harga produk di tingkat pemasaran serta besar kecilnya harga yang
produsen (Rp/kg) dibayarkan oleh konsumen.
Karena dalam marjin pemasaran Menurut Tjiptono (2016:253)
terdapat dua komponen yaitu menyatakan bahwa : “Saluran distribusi
komponen keuntungan dan komponen adalah rute atau rangkaian perantara, baik
biaya, maka: yang dikelola pemasar maupun yang
Mm = π + TC idependen, dalam menyampaikan barang
Keterangan: dari tangan produsen ke tangan
Mm = Marjin pemasaran konsumen”.
π = Keuntungan di tingkat lembaga Pemasaran opak ketan di Kelurahan
pemasaran Kota Baru Kecamatan Cibeureum Kota
TC = Total biaya pemasaran di Tasikmalaya melalui tiga saluran
tingkat lembaga pemasaran pemasaran, dimana pelaku pemasaran yang
3. Untuk bisa mengetahui bagian harga terlibat dalam saluran pemasaran dari
yang diterima perajin (share) produsen ke tangan konsumen adalah
menggunakan rumus (Angipora, distributor dan pedagang pengecer.
2002): Berdasarkan hasil penelitian,
PS = x 100% diketahui bahwa opak ketan dari
perusahaan Anissa dijual kepada
Keterangan :
konsumen melalui tiga saluran pemasaran.
PS = Bagian harga yang
Saluran I :
diterimaprodusen (Produce’r share)
Produsen → Konsumen
Hp= Harga di tingkat perajin (Rp/kg)
Saluran II :
He = Harga di tingkat lembaga
Produsen → Pedagang Pengecer →
pemasaran (Rp/kg)
Konsumen
Saluran III :
HASIL DAN PEMBAHASAN
Produsen → Distributor → Pedagang
Saluran pemasaran merupakan jalur
Pengecer → Konsumen
dari lembaga-lembaga pemasaran yang
mempunyai kegiatan yang menyalurkan
barang-barang dari produsen ke konsumen.

228
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 8, Nomor 1, Januari 2021 : 224-231

Saluran pemasaran opak ketan yang opak ketan pada distributor yang terletak di
terletak di Kelurahan Kota Baru ini melalui Kota Tasikmalaya dengan jumlah 425
beberapa lembaga pemasaran, diantaranya kilogram dan dengan harga beli Rp 50.000
pedagang pengumpul dan pedagang per kilogram, dan biaya pengangkutan
pengecer. Untuk memperluas dan sebesar Rp 35.000. Sistem pembayaran
memperlancar pemasaran opak ketan yang dilakukan secara tunai.
sangat dibutuhkan peran lembaga Biaya, marjin dan keuntungan
pemasaran untuk menyalurkan opak ketan pemasaran opak ketan pada masing-masing
dari produsen hingga ke tangan konsumen. lembaga pemasaran terlihat pada Tabel 7
Dengan adanya beberapa saluran menunjukkan bahwa pedagang pengecer
pemasaran yang digunakan maka bisa memperoleh marjin pemasaran yang besar
menyebabkan tingkat biaya pemasaran dan dari penjualan opak ketan dimana marjin
keuntungan yang berbeda, pembagian hasil pemasaran pedagang pengecer pada
keuntungan yang adil antara pelaku saluran II yaitu sebesar Rp 16.000 dan
pemasaran ditentukan oleh efisiensi pada saluran III sebesar Rp 13.000.
pemasaran. Pedagang pengecer pada saluran II
Pengusaha dalam pemasaran opak memperoleh marjin pemasaran yang lebih
ketan bertindak sebagai produsen dan besar dibandingkan dengan pedagang
merupakan pihak pertama dalam pengecer pada saluran III karena membeli
penyaluran opak ketan. Proses penyaluran opak ketan langsung dari produsen,
hasil produksi merupakan bagian yang sedangkan pedagang pengecer pada
tidak terpisahkan dalam pasca produksi saluran III membeli opak ketan dari
barang oleh suatu perusahaan atau industri. pedagang pemgumpul.
Proses awal pemasaran opak ketan Keuntungan pemasaran terbesar
dimulai dari produsen mengantarkan pada berturut-turut adalah pedangan pengecer
pedagang yang terletak di Kota pada saluran II sebesar Rp 15.866,80,
Tasikmalaya dengan jumlah 75 kilogram pedagang pengecer pada saluran III sebesar
dengan harga beli Rp 50.000 per kilogram, Rp 12.655,27, dan pedagang pengumpul
untuk biaya pengangkutannya sendiri Rp 5.859,00. Besarnya keuntungan
sebesar Rp 5.000. Sistem pembayaran yang pemasaran ini ditentukan oleh besarnya
dilakukan yaitu secara tunai. marjin pemasaran dan biaya pemasaran
Produsen selanjutnya mengantarkan yang dikeluarkan oleh masing-masing

229
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 8, Nomor 1, Januari 2021 : 224-231

pelaku pemasaran. yang diterima oleh produsen dari harga


Producer’s share merupakan ditingkat konsumen yang dinyatakan
perbandingan antara harga diterima dalam persentase (Ningsih, 2017).
produsen dengan harga dibayarkan Berdasarkan hasil penelitian
konsumen akhir. Producer’s share juga diketahui bahwa harga jual opak ketan dari
merupakan salah satu alat ukur kuantitatf produsen pada ketiga saluran pemasaran
untuk menilai efisiensi pemasaran selain adalah sama, yaitu sebesar Rp 50.000,00
marjin pemasaran. Producer’s share per kilogram. Harga di tingkat konsumen
merupakan bagian diterima produsen yang pada saluran I sebesar Rp 64.000,00 per
dinyatakan dalam bentuk persentase. Nilai kilogram, saluran II sebesar Rp 66.000,00
producer’s share yang tinggi tidak mutlak per kilogram, dan pada saluran III sebesar
menunjukkan bahwa sistem pemasaran Rp 69.000,00 per kilogram.
tersebut berjalan dengan efisien. Hasil perhitungan menunjukkan nilai
Hal ini berkaitan dengan besar atau producer’s share pada Saluran I (80,82%)
kecilnya nilai tambah yang diberikan lebih tinggi dibandingkan producer’s share
kepada suatu produk oleh lembaga pada Saluran II (78,67%) dan Saluran III
pemasaran yang terlibat. Nilai producer’s (75,64%). Artinya besarnya harga yang
share berbanding terbalik dengan marjin diterima produsen dari harga konsumen
pemasaran. Artinya, semakin tinggi nilai pada Saluran I lebih tinggi dari pada
producer’s share maka nilai marjin bagian harga yang diterima produsen dari
pemasaran semakin rendah, begitu pula harga konsumen pada Saluran II dan
sebaliknya. Pada pemasaran luar lokal Saluran III. Semakin sedikit lembaga
(tingkat pedagang besar non-lokal), harga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran
konsumen merupakan harga jual di tingkat opak ketan, maka semakin besar nilai
lembaga pemasaran terakhir atau di tingkat producer’s share.
harga pedagang besar. Sedangkan pada
pemasaran lokal, harga konsumen KESIMPULAN DAN SARAN
merupakan harga konsumen akhir yang Kesimpulan
mengonsumsi opak ketan atau harga jual di Berdasarkan hasil dan pembahasan,
tingkat pedagang pengecer (Annisa, 2017). maka dapat diambil kesimpulan sebagai
Analisis tentang producer’s share berikut:
bermanfaat agar mengetahui bagian harga

230
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 8, Nomor 1, Januari 2021 : 224-231

1. Terdapat tiga saluran pemasaran opak 78,67 dan Saluran III adalah 75,64.
ketan sampai ke konsumen akhir yaitu: Artinya besarnya harga diterima
Saluran I: Produsen  Konsumen produsen pada Saluran I lebih tinggi
Saluran II: Produsen  Pedagang dari pada Saluran II dan Saluran III dari

Pengecer  Konsumen harga yang di bayarkan konsumen.

Saluran III: Produsen  Pedagang Saran


1. Produsen harus kreatif dalam
Pengumpul  Pedagang
menginovasi rasa untuk produk opak
Pengecer  Konsumen
ketan, supaya produk yang
2. Pada Saluran I besarnya rata-rata
dihasilkan dapat menarik perhatian
marjin pemasaran yaitu Rp 14.000,00
konsumen yang lebih luas.
per kilogram tanpa biaya pemasaran
2. Baik produsen maupun lembaga
keuntungan pemasaran yaitu Rp
pemasaran yang terlibat harus lebih
14.000,00 per kilogram. Sedangkan
aktif lagi dalam mencari informasi
pada Saluran II besarnya rata-rata
pasar, supaya bisa menjadi bahan
marjin pemasaran yaitu Rp 16.000,00
referensi dalam memasarkan produk
perkilogram dan rata-rata biaya
opak ketan dan meningkatkan
pemasaran yaitu Rp 133,20 per
pendapatan, yaitu dengan cara
kilogram, rata-rata keuntungan
menggunakan internet (online),
pemasaran sebesar Rp 15.866,80 per
supermarket, dll.
kilogram, dan pada Saluran III
besarnya rata-rata marjin pemasaran
DAFTAR PUSTAKA
yaitu Rp 19.000,00 per kilogram Angipora, Marius, P. 2002. Dasar-Dasar
dengan rata-rata biaya pemasaran Rp Pemasaran. PT.Raja Grafindo
Persada. Jakarta
485,73 per kilogram, rata-rata Godam. 2012. Pengantar Ekonomi
keuntungan pemasaran sebesar Rp Pertanian. CV. Andi Offset.
Yogyakarta.
18.514,27 per kilogram. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
3. Besarnya harga yang diterima produsen Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung.
(producer’s share) pada Saluran I Alfabeta.
adalah 80,82 persen, Saluran II adalah

231

Anda mungkin juga menyukai