Anda di halaman 1dari 4

Logista Vol. 4 No.

1 Tahun 2020
Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat ISSN: 2579-6283 E-ISSN: 2655-951X
PERBAIKAN MUTU KERUPUK BERBASIS SAGU
DI KECAMATAN SINGKIL, KABUPATEN ACEH SINGKIL
Fahrizal1)*, Novi Safriani2), Martunis 3)
1
Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
email: fahrizal.z@unsyiah.ac.id
2
Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
email: novisafriani@unsyiah.ac.id
3
Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
email: raja_acehrayeuk@yahoo.de
ABSTRAK
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah pada
mitra 1 (UKM Mandiri) dan mitra 2 (UKM Saba Sagu). Masalah mitra pertama meliputi: a.
Rendahnya mutu kerupuk yang diproduksi karena tampilannya yang kurang menarik dan
tidak seragam, b. Jenis dan desain kemasan kurang menarik dan informatif. Sedangkan
masalah 2nd patner adalah kualitas tepung sagu yang dihasilkan tidak konsisten, terutama
dari segi warna. Cara pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh tim
pengabdian adalah dengan memberikan informasi dan mengamalkan proses yang tepat untuk
menghasilkan kerupuk dan tepung sagu yang berkualitas. Selain itu, tim pengabdian juga
memberikan informasi tentang teknik pengemasan dan pentingnya sanitasi dalam pengolahan
pangan, khususnya pengolahan kerupuk dan tepung sagu. Untuk mendukung pemecahan
kelompok mitra bisnis, tim pengabdian membagikan peralatan untuk mendukung proses
produksi kerupuk sagu.
Kata kunci: Sagu, Kerupuk, Tepung sagu, Kualitas baik
ABSTRACT
The Service project aims to solve the problems in partners 1 (UKM Mandiri) and partner 2 (UKM
Saba Sagu). Problems of 1st partner includes: a. The poor quality of produced crackers because its
appearance was less attractive and not uniform, b. The type and design of packaging was less
attractive and informative. Whereas problem of 2nd patner is inconsistent quality of the produced
sago flour, particularly in terms of color. The method of implementation of devotion to society
performed by a team of devotion is by giving information and practicing the right process to produce
good quality crackers and sago flour. Furthermore, a team of devotion also provide information about
the packaging techniques and the importance of sanitation in food processing, particularly the
processing of crackers and sago flour. To support business partners solving groups, the service team
provides the tools to support the production process.
Keywords: Sago, Crackers, Sago Flour, Good quality
PENDAHULUAN yaitu di Desa Rantau Gedang, Desa Kuta
Simbuling dan Ada dua Usaha Kecil Menengah
Sagu merupakan tanaman liar yang tumbuh
(UKM) yang menjadi mitra pada kegiatan ini,
secara alami di lahan marjinal sepanjang pesisir
yaitu UKM Saba Sagu yang terletak di Desa Kuta
Indonesia. Kabupaten Singkil merupakan daerah
Simboling dan UKM Mandiri yang terletak di
penghasil sagu terbesar di Provinsi Aceh.
berada di Desa Suka Makmur.
Diperkirakan areal tanaman sagu mencapai 236
UKM Saba Sagu bergerak dibidang
Ha, dengan Kecamatan Singkil merupakan salah
penggilingan sagu menjadi tepung sagu. UKM ini
satu daerah penghasil sagu terbesar di kabupaten
merupakan penghasil tepung sagu terbesar di
Singkil dengan areal luas tanaman mencapai 114
Kabupaten Singkil, bahkan pemasarannya sudah
Ha [1]. Sebagian besar lahan sagu ini dimiliki dan
mencapai daerah Sibolga (Sumatera Utara).
dikelola oleh masyarakat.
Sedangkan mitra kedua yaitu UKM Mandiri
Kecamatan Singkil terletak lebih kurang 650
bergerak dibidang pengolahan tepung sagu
km dari Universitas Syiah Kuala. Di Kecamatan
menjadi kerupuk sagu. UKM Mandiri mendapat
Singkil terdapat 3 sentra industri pengolahan sagu
140
Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4. No.1 Tahun 2020 Hal:140-143
suplai tepung sagu secara kontinyu dari UKM sehingga dapat meningkatkan taraf pendapatan
Saba Sagu. Jarak antara kedua UKM ini lebih kedua mitra.
kurang 2 km. Produk kerupuk sagu yang
dihasilkan masih terbatas dijual disekitar METODE PELAKSANAAN
kecamatan singkil dan Kota Rimo Singkil.
Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian
Kuantitas produksi kerupuk sagu sangat
dalam program pengabdian dilakukan dengan
tergantung dari permintaan pasar.
metode pendekatan secara langsung melalui
Ada beberapa permasalahan utama yang
survey, pengamatan dan diskusi dengan ketua dan
dihadapi oleh kedua mitra pada kegiatan
anggota kelompok mitra secara aktif sehingga
pengabdian ini. Permasalahan utama yang
hasil pengabdian akan menjadi lebih bermanfaat.
dihadapi oleh UKM Mandiri adalah: penampakan
Kegiatan pengabdian utama dilakukan dengan
kerupuk yang kurang bagus dikarenakan
pemberian alat dan praktek (demo) langsung.
terdapatnya bintik-bintik putih (butiran tepung)
Pada saat praktek, anggota mitra dilatih langsung
pada permukaan kerupuk sehingga
oleh para tim pengabdi sehingga mitra dapat
mempengaruhi mutu kerupuk yang dihasilkan.
menggunakan peralatan-peralatan yang diberikan
Hal ini dikarenakan pengadonan masih dilakukan
dengan baik. Mitra juga mendapat pengetahuan
secara manual menggunakan tangan, sehingga
cara membuat kerupuk sagu dan pengolahan serta
adonan kerupuk yang dihasilkan kurang homogen
pengemasan tepung sagu yang baik dan
dan mempengaruhi penampakan produk kerupuk
memenuhi persyaratan sanitasi.
yang dihasilkan. Selain itu, ketebalan kerupuk
tidak seragam dikarenakan proses pemotongan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kerupuk masih dilakukan secara manual
menggunakan pisau biasa, bentuk dan diameter Pada awal kegiatan, tim pengabdi melakukan
kerupuk juga tidak seragam karena tidak persiapan awal dengan cara merundingkan dan
menggunakan cetakan/selongsong plastik. menyepakati jadwal pelaksanaan kegiatan
Pembentukan kerupuk masih dilakukan secara pengabdian dengan kedua mitra usaha, UKM
manual menggunakan tangan. Jenis dan desain Mandiri dan UKM Saba Sagu, agar pelaksanaan
kemasan yang digunakan kurang menarik dan pengabdian ini dapat berjalan dengan lancar
informatif. sehingga dapat mengatasi permasalahan yang
Sedangkan permasalahan utama yang ada.
dihadapi oleh mitra kedua “UKM Saba Sagu” Setelah menyepakati jadwal pelaksanaan,
adalah: kualitas tepung sagu yang dihasilkan tim pengabdi melakukan pengadaan peralatan
tidak seragam, terutama dari segi warna. Warna berupa mesin pemotong adonan kerupuk (slicer),
tepung sagu yang dihasilkan terkadang lebih blender, plastic sealer, dan alat-alat pendukung
gelap (tidak seragam). Hal ini dikarenakan seperti panci stainless (untuk pengukusan adonan
kemasan yang digunakan kurang baik (kurang kerupuk), food container (untuk menyimpan
higienis dan kurang kedap udara) sehingga tepung sagu yang sudah kering sebelum
apabila disimpan lama, warna tepung sagu dikemas), serta sendok (untuk mengambil
berubah menjadi lebih gelap [2]. tepung). Kegiatan ini diawali dengan survey dan
Dengan identifikasi berbagai macam penjajakan tempat pembelian peralatan mulai dari
permasalahan yang dihadapi oleh kedua mitra kota terdekat. Peralatan akhirnya diperoleh di
(UKM Makmur dan UKM Saba Sagu) di Banda Aceh, sedangkan mesin pemotong adonan
Kecamatan Singkil, maka pelaksanaan kegiatan kerupuk (slicer) dipesan dari bengkel khusus
pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan pembuatan peralatan pertanian yang ada di
untuk menyelesaikan masalah pada mitra 1 Kabupaten Aceh Besar. Peralatan yang telah
(UKM Mandiri/produsen kerupuk sagu) dan mitra dibeli (Gambar 1) selanjutnya diserahkan kepada
2 (UKM Saba Sagu/produsen tepung sagu). kedua mitra untuk perbaikan teknologi peralatan
Dengan adanya perbaikan pada metode yang telah ada yang digunakan untuk
pembuatan kerupuk, penyuluhan tentang pengembangan usaha (Gambar 2).
pentingnya sanitasi pada proses pengolahan
pangan (dalam hal ini pengolahan tepung dan
kerupuk sagu), pemberian beberapa peralatan dan
kemasan yang menunjang proses produksi di
kedua UKM yang menjadi mitra pada kegiatan ini
diharapkan dapat dapat meningkatkan efisiensi
produksi, kualitas produk dan kapasitas produksi Gambar 1. Beberapa peralatan yang diberikan

141
Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4. No.1 Tahun 2020 Hal:140-143

Gambar 2. Serah terima peralatan kepada kedua Gambar 4. Praktek pembuatan kerupuk sagu
mitra pengabdian
Selanjutnya kepada mitra “UKM Saba
Setelah pengadaan dan serah terima Sagu”, tim pengabdi memberikan penyuluhan
peralatan, kegiatan pengabdian dilanjutkan tentang proses pengolahan tepung sagu yang baik
dengan kegiatan pembuatan kerupuk sagu yang dan benar agar dihasilkan tepung sagu dengan
dilaksanakan di UKM Mandiri. Pada tahap ini, kualitas yang baik dan tahan lama. Mitra juga
tim pengabdi memberikan penyuluhan (Gambar diberikan penyuluhan tentang teknik pengemasan
3) tentang proses pengolahan kerupuk sagu yang yang benar dan higienis serta cara mendesain
baik dan benar, agar dihasilkan kerupuk sagu kemasan yang menarik dan informatif. Selain itu,
dengan kualitas yang baik. Penyuluhan yang tim pengabdi juga memberikan penyuluhan
diberikan meliputi cara membuat adonan yang tentang pentingnya sanitasi dalam proses
homogen [3], demonstrasi penggunaan mesin pengolahan pangan, khususnya pengolahan
pemotong adonan kerupuk untuk menghasilkan tepung sagu. Pada kegiatan ini juga dilakukan
kerupuk dengan ketebalan yang seragam, praktek pengemasan tepung sagu yang benar dan
penggunaan selongsong plastik untuk higienis (Gambar 5).
menghasilkan ukuran dan diameter kerupuk yang
seragam [4]. Tim pengabdi juga memberikan
penyuluhan tentang cara mendesain kemasan
yang menarik dan informatif serta teknik
pengemasan yang benar dan higienis [5]. Selain
itu, mitra juga diberikan penyuluhan tentang
pentingnya sanitasi dalam proses pengolahan
pangan, khususnya pengolahan kerupuk sagu.
Gambar 5. Praktek Pengemasan Tepung Sagu

Berdasarkan hasil diskusi dan pengamatan


pada kedua mitra, mitra pengabdian telah dapat
menggunakan peralatan yang diberikan sehingga
dapat memperbaiki kualitas tepung dan kerupuk
sagu dari mitra pengabdian. Pemberian peralatan
pengolahan, terutama alat pemotong adonan
Gambar 3. Penyuluhan oleh tim pengabdi kepada kerupuk, dirasakan sangat menguntungkan bagi
mitra selama pengabdian mitra, karena biasanya mitra menggunakan pisau
untuk memotong adonan kerupuk sehingga
Sebelum kegiatan praktek pembuatan menghasilkan kerupuk dengan ketebalan yang
kerupuk sagu, terlebih dahulu dilakukan tidak seragam dan membutuhkan waktu yang
penyediaan bahan baku yang seluruhnya lebih lama, sedangkan bila menggunakan alat
dilakukan oleh tim pengabdi bekerjasama dengan pemotong adonan kerupuk, maka ketebalan
mitra, dan selanjutnya pembuatan kerupuk sagu kerupuk yang dihasilkan seragam, waktu yang
dipraktekkan langsung oleh pemilik usaha karena dibutuhkan lebih singkat dan proses pemotongan
mereka telah terbiasa untuk mengolah kerupuk adonan juga menjadi lebih mudah. Kedua mitra
sagu selama ini, tetapi tetap didampingi oleh tim berharap kegiatan ini dapat berlanjut sehingga
pengabdi. Peralatan yang telah diserahkan dapat semakin mengembangkan usaha mereka.
langsung digunakan pada saat praktek pembuatan
kerupuk sagu (Gambar 4).

142
Logista-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4. No.1 Tahun 2020 Hal:140-143
KESIMPULAN REFERENSI
a. Peralatan mesin pemotong adonan kerupuk
(slicer), blender, plastic sealer, dan alat-alat [1] BPS Aceh Singkil, 2013. Badan Pusat
pendukung seperti panci stainless, food Statistik.
container serta kemasan telah diserahkan oleh [2] Purwani, E. Y., Y. Setiawati, H. Setianto, S.J.
tim pengabdi kepada kedua mitra. Munarso, N. Richana and Widaningrum.
b. Kedua mitra pengabdian telah dapat 2004. Utilization of Sago Starch for
menggunakan peralatan yang diberikan Transparent Noodle in Indonesia. Prosiding
sehingga dapat memperbaiki kualitas tepung Seminar Nasional Peningkatan Daya Saing
dan kerupuk sagu yang dihasilkan oleh mitra Pangan Tradisional.Balai Besar Penelitian
pengabdian. dan Pengembangan Pascapanen Pertanian –
c. Kedua mitra pengabdian telah mendapat Badan Litbang Pertanian.
pengetahuan tentang teknik pengolahan [3] Tan, H.-Z., Li, Z.-G., & Tan, B. (2009).
tepung dan kerupuk sagu yang baik dan Starch noodles: History, classification,
higienis, teknik pengemasan yang higienis, materials, processing, structure, nutrition,
serta pentingnya sanitasi dalam proses quality evaluating and improving. Food
pengolahan pangan. Research International, 42(5-6), 551–576.
doi:10.1016/j.foodres.2009.02.015.
SARAN [4] Widaningrum, B.A. Santosa, Endang Yuli
Disarankan kepada pihak pemerintahan Purwani. 2005. Penelitian pengaruh suhu
terkait untuk dapat membina dan pemeraman terhadap kualitas mi Sagu dan
mendampingi ke dua (2) UKM tersebut lebih kadar resistant starch (rs). Balai Besar
lanjut sehingga bisa lebih berkembang Penelitian dan Pengembangan Pascapanen
usahanya. Pertanian, Bogor.
[5] Ahvenainen, R. 2003. Novel Food Packaging.
UCAPAN TERIMA KASI CRC, Cambridge.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan atas
dukungan finansial yang diberikan sehinga
kegiatan pengabdian ini bisa berjalan.

143

Anda mungkin juga menyukai