Anda di halaman 1dari 8

PEMANFAATAN PERCA MENJADI BARANG BERNILAI

JUAL DI DUSUN LEMAHIRENG, DESA KALIGAWE, KLATEN


Nurmiyati.,S.Pd., M.Si1, Dr. Muzzazinah.,M.Si2, Alanindra Saputra.,S.Pd.,M.Sc3
1,2,3
Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS
Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta 57126
nurmiyati@staff.uns.ac.id, yayin_pbio@fkip.uns.ac.id, alanindra@staff.uns.ac.id

ABSTRAK
Masyarakat Dusun Lemahireng memanfaatkan kain perca menjadi produk yang memiliki
nilai jual melalui usaha kerajinan keset kain perca. Keset yang dihasilkan masih sederhana baik
dalam bentuk, motif maupun kombinasi warnanya. Pengemasan hasil produksi masih
sederhana, tidak ada sistem pengemasan yang bagus, produk sebatas di tali per kodi. Kualitas
keset yang dihasilkan perlu ditingkatkan agar mampu bersaing dengan produk sejenis di
pasaran. Penjualan produk dilakukan dengan menjual kepada para tengkulak yang datang
secara berkala.
Metode yang digunakan dalam kegiatan PKM ini adalah pemberdayaan masyarakat
melalui pelatihan dan pendampingan, yang terbagi terbagi dalam tiga tahapan: 1). Sosialisas;
2). Pelaksanaan Kegiatan: a. Pelatihan diversifikasi produk, b. Pelatihan pengemasan produk, c.
Pengenalan digital marketing; dan 3). Monitoring dan Evaluasi.
Peserta mendapatkan tambahan wawasan dan pengetahuan terkait dengan diversifikasi
produk kerajinan keset berbahan kain perca, pemanfaatan sosial media sebagai alternatif
pemasaran produk, pentingnya branding dan kemasan terhadap produk yang hasilkan.
Motivasi mitra untuk mengembangkan usaha kerajinan keset terlihat ada peningkatan,
keinginan untuk menunjukkan identitas produk melalui branding mulai muncul. Usaha untuk
memperluas pasar melalui penjualan online juga mulai dilakukan oleh anggota mitra.
Pendampingan berkelanjutan dilakukan untuk menjaga konsistensi usaha dan untuk
membantu mengatasi beberapa kendala yang mungkin muncul dalam perjalanan usaha mitra.

Kata Kunci:pemberdayaan masyarakat, keset perca, diversifikasi produk,


kemasan, labeling, digital marketing

ABSTRACT
Lemahireng Villagers have been using patchwork fabric to make products with added value
through patchwork doormat business. The mat was still plain both in form, motif and color
combination. The packaging was still simple, and no good packaging system has been implemented,
the product was only strung in a bundle of 20. The quality of the mats have to be improved to
compete with similar products on the market. The mats were sold to middlemen who come
regularly.
This Community Service Program was aimed to empower the community through training and
assistance. The program was divided into three stages: 1). Socialization; 2). Implementation of
Activities: a. Product diversification training, b. Product packaging training, c. Introduction to
digital marketing; and 3). Monitoring and Evaluation.
The participants got insights and knowledge related to diversification of doormats made from
patchwork, utilizing social media for product marketing, and the importance of branding and
packaging.
Their motivation to develop their business have increased. The desire to expose the identity of
the product through branding began to emerge. Efforts to expand the market through online
marketing also began to be carried out by the participants.
Continuous assistance was important to maintain business consistency and to help overcome
the obstacles that may arise in their endeavor.
Keywords: community empowerment, patchwork doormat, product diversification,
packaging, labeling, digital marketing

IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019 71


1. PENDAHULUAN mampu bersaing dengan produk sejenis di
pasaran.
Kabupaten Klaten merupakan salah satu Penghasilan bersih yang diperoleh tiap
kabupaten dengan industri konveksi yang pengrajin kurang lebih Rp. 80.000,00/bulan,
cukup berkemabng di Provinsi Jawa Tengah dalam hal ini biaya tenaga kerja tidak dihitung,
selain kota Solo dan Pekalongan. karena semua pekerjaan dilakukan sendiri oleh
Berkembangnya industri konveksi di kota para pengrajin keset. Hasil yang diperoleh para
Klaten dan sekitarnya tentu membawa dampak pengrajin ini masih tergolong rendah. Perlu
bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. upaya untuk meningkatkan penghasilan para
Masyarakat sekitar industri konveksi pengrajin keset yang ada di Desa Kaligawe ini.
mendapatkan kesempatan peluang lapangan Rendahnya penghasilan para pengrajin
pekerjaan yang cukup menjanjikan, perputaran keset disebabkan karena kurangnya inovasi
roda perekonomian cukup kencang dengan pada produk keset yang dihasilkan, sehingga
adanya industri semacam ini. Akan tetapi, kurang dapat bersaing dengan produk sejenis di
industri konveksi juga membawa dampak pasaran. Selain itu, sistem penjualan yang
kurang baik bagi lingkungan sekitar yang dijual kepada para tengkulak menyebabkan
ditimbulkan dari limbah sisa konveksi. Salah para pengrajin sangat bergantung kepada para
satu limbah yang paling banyak dihasilkan oleh tengkulak, pengrajin tidak dapat menentukan
industri konveksi berupa limbah kain perca. harga sendiri dan tidak dapat “menciptakan
Kain perca adalah kain yang didapatkan pasarnya” sendiri serta daya jangkau
dari sisa guntingan kain besar pada proses pemasaran yang tidak luas.
pembuatan pakaian, kerajinan, dan berbagai
produk tekstil lainnya. Kerajinan tangan kain 2. PERMASALAHAN
perca dapat dibuat menggunakan berbagai
bahan kain. Kain perca dapat dikelola menjadi
bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomi serta Permasalahan pokok yang urgent untuk
ramah lingkungan. diupayakan solusi bersama-sama tim pengabdi
Masyarakat Dusun Lemahireng, Desa dan mitra adalah sebagai berikut:
Kaligaawe, Kec Pedan, Klaten memanfaatkan a. Penghasilan pengrajin yang rendah
limbah kain perca menjadi produk yang b. Segmen pasar yang terbatas dan tidak
memiliki nilai jual yang lebih tinggi melalui berkembang
usaha sampingan yang mereka lakukan. Usaha c. Persaingan pasar dengan produk sejenis
sampingan yang mereka lakukan adalah pada yang semakin ketat
bidang kerajinan tangan, yaitu pembuatan keset
dengan bahan dasar kain perca sisa konveksi. Berdasarkan analisis situasi yang
Saat ini terdapat kurang lebih 15 s.d 20 rumah dilakukan, dapat disarikan permasalahan mitra
tangga yang menjalankan usaha keset di Dusun yang urgen tertuang pada fish bond analisis di
ini. Usaha kerajinan keset yang ada di Dusun bawah ini.
Lemahireng merupakan usaha rumahan yang
dikelola oleh masing-masing pemiliknya.
Kerajinan keset yang dibuat oleh masyarakan
Dukuh Lemahireng menggunakan bahan dasar
berupa kain perca sisa konveksi yang dibeli
dari pengepul kain perca di Desa Tambak Boyo
Kecamatan Pedan. Jenis keset yang dihasilkan
merupakan jenis keset anyam dan sebagian
berupa keset jahit.
Keset yang dihasilkan masih sangat Gambar 1. Fish Bond Permasalahan yang Dihadapi Mitra
sederhana baik dalam bentuk, motif maupun
kombinasi warnanya. Demikian pula pada
pengemasan hasil produknya. Tidak ada sistem Rendahnya penghasilan yang diperoleh
pengemasan yang bagus, produk sebatas di tali mitra disebabkan karena terbatasnya segmen
tiap-tiap satu kodinya. Kualitas keset yang pasar dan ketatnya persaingan pasar terhadap
dihasilkan masih perlu untuk ditingkatkan agar barang yang sejenis. Produksi keset yang
dihasilkan bersifat monoton dalam segi model,

72 IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019


ukuran dan pengemasan pra jual. Selain itu 3. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
sistem pemasaran yang masih bersifat Program
tradisional sehingga memiliki keterbatasan
ruang dan waktu. Kegiatan sosialisasi kepada mitra
bertujuan untuk memaparkan serangkaian
agenda dan program kegiatan yang
dilaksanakan bersama dengan pengrajin keset
3. METODOLOGI di Dusun Lemahireng, Kaligawe. Dalam
kesempatan ini disepakati juga terkait dengan
Metode yang digunakan dalam waktu pelaksanaan (hari, tanggal dan tempat)
kegiatan PKM ini adalah pemberdayaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
masyarakat yang ditempuh melalui pelatihan berikutnya. Keseluruhan rangkaian kegiatan
dan pendampingan. Pemberdayaan Masyarakat merupakan hasil kesepakatan dari diskusi yang
merupakan sebuah proses dalam memberikan telah dilakukan oleh tim pengabdi dengan
kesempatan dan memberdayakan masyarakat mitra. Tim pengabdi berperan sebagai
melalui partisipasi, alih pengetahuan, keahlian fasilitator dalam pelaksanaan kegiatan ini.
dan keterampilan. Kegiatan pemberdayaan Sedangkan mitra berperan sebagai objek
masyarakat ini ditempuh melalui pelaksanaan pengabdian sekaligus sebagai
pendampingan dan pelatihan dengan subyek pelaksana kegiatan bersama-sama
memanfaatkan dan mengembangkan potensi dengan fasilitator (tim pengabdi).
yang ada pada masyarakat tersebut. Pelaksanaan kegiatan inti berupa
Pelatihan adalah proses belajar pemberian berbagai pelatihan untuk
mengajar dengan menggunakan teknik dan meningkatkan skill anggota mitra dalam
metode tertentu secara konsepsional dapat pembuatan keset. Pelatihan yang diberikan
dikatakan bahwa latihan dimaksudkan untuk berupa:
meningkatkan keterampilan dan kemampuan
kerja seseorang atau sekelompok orang. a. Pelatihan diversifikasi produk keset
Biasanya yang sudah bekerja pada suatu
organisasi yang efisiensi, efektivitas dan Pada kegiatan pelatihan ini mitra
produktivitas kerjanya dirasakan perlu untuk diberikan wawasan baru terkait dengan inovasi
dapat ditingkatkan secara terarah dan bentuk dan motif keset yang berada dipasaran.
pragmatik. Program pelatihan merupakaian Mengingat selama ini mitra hanya
serangkaian program yang dirancang untuk memproduksi satu jenis keset saja dengan
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bentuk dan motif yang monoton dan kurang
karyawan dalam hubungannya dengan menarik.
pekerjaannya. Dalam kegiatan ini, pelatihan Materi dan pelatihan yang
bertujuan unuk meningkatkan keterampilan disampaikan berupa:
mitra dalam hal memproduksi dan memasarkan 1) Jenis-jenis motif anyaman yang dapat
hasil kerajinan tangan berupa keset perca. diadopsi untuk membuat keset anyam.
Pendampingan adalah kegiatan dalam 2) Seni memadukan warna agar keset yang
pemberdayaan masyarakat dengan dihasilkan lebih menarik
menempatkan tenaga pendamping yang 3) Inovasi model/bentuk keset yang
berperan sebagai fasilitator. Pendampingan diproduksi. Mitra diberikan berbagai
bertujuan untuk mengembangkan masyarakat contoh bentuk-bentuk/model keset kain
di berbagai potensi yang dimiliki oleh masing- perca yang ada di pasaran
masing masyarakat untuk menujuk kehidupan 4) Motivasi dan pemahaman perlunya
yang lebih baik dan layak. menjaga kualitas produk agar produk
Kegiatan ini terbagi terbagi dalam 3 mampu bertahan dan bersaing dengan
(tiga) tahapan pokok kegiatan yaitu: produk lain yang sejenis
1. Sosialisasi Program Kepada Mitra Setelah mendapatkan materi ini, mitra
2. Pelaksanaan Kegiatan Inti (pelaksanaan diajarkan untuk membuat produk keset dengan
berbagai pelatihan) motif dan model baru yang selama ini belum
a. Pelatihan diversifikasi produk kerajinan pernah dibuat dengan menerapkan kombinasi
keset warna yang menarik.
b. Pelatihan pengemasan produk keset
c. Pengenalan digital marketing

IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019 73


b. Pelatihan pengemasan dan labeling website dan social media marketing. Website
produk sangat berperan dalam mempromosikan produk
yang dihasilkan sekaligus memudahkan bagi
konsumen untuk memahami produk yang
Selama ini mitra tidak pernah
ditawarkan. Website dapat diakses kapan saja
melakukan pengemasan maupun pemberian
dalam 24 jam sehingga lebih efektif dalam
nama (brand) terhadap produk yang dihasilkan.
mempromosikan produk. Selain website, social
Untuk dapat merambah pasar yang lebih luas
media marketing menjadi sebuah terobosan
dan menambah segmen pasar yang ada,
yang cukup efektif dalam system pemasaran
diperlukan pengemasan dan branding produk
saat ini. Mengingat pengguna social media
yang baik dan menarik. Kekuatan sebuah
yang terus mengalami peningkatan. Hal ini
produk terletak pada kualitas produk itu sendiri,
didukung pula dengan banyaknya grup dalam
kombinasi warna, motif dan tidak kalah
platform social media tersebut semakin
pentingnya adalah eksekusi pra penjualan yaitu
berupa pengemasan dan pelabelan. Oleh sebab memudahkan mengalirnya informasi dari satu
itu, pengenalan dan pelatihan pengemasan dan orang ke orang lain. Hal inilah yang sangat
branding bagi mitra perlu dilakukan. Materi menguntungkan untuk menawarkan sebuah
yang diberikan berupa: produk kepada para konsumen. Platform social
1) Pemaparan pentingnya pengemasan media seperti instagram dan facebook
dan branding untuk memasarkan suatu merupakan contoh social media yang banyak
produk dignakan oleh masyarakat, dan penggunaan
2) Pengenalan dan pelatihan berbagai nya yang tidak berbayar menjadikan dua
cara/alternative pengemasan produk platform ini sangat cocok sebagai sarana
3) Pengenalan berbagai jenis kemasan promosi produk. Selain dapat digunakan
yang dapat digunakan untuk mengemas sebagai media promosi, sosial media instagram
produk dan facebook juga dapat dimanfaatkan sebagai
sarana komunikasi dan interaksi antara pemilik
4) Memberikan kesempatan kepada mitra
usaha dengan konsumen.
untuk menentukan nama/brand terhadap
Diperlukan sebuah keterampilan, tips
produk yang dihasilan
dan trik dalam memanfaatkan digital marketing
ini. Pada kegiatan penenganalan digital
Setelah mendapatkan materi ini, mitra marketing ini disampaikan beberapa materi
diajarkan untuk praktik menentukan nama terkait dengan digital marketing yaitu:
(brand) produk yang dihasilkan, menentukan
1) Pengenalan digital marketing kepada
sendiri jenis kemasan dan cara mengemasnya
mitra, termasuk didalamnya kelebihan
serta praktek langsung dalam mengemas
dan kekurangan penggunaan digital
produk.
marketing dalam pemasaran sebuah
produk
c. Pengenalan pengelolaan digital 2) Pengenalan jenis-jenis digital marketing
marketing yang dapat dimanfaatkan
3) Tips dan trik penggunaan digital
Digital marketing adalah segala upaya marketing agar produk mudah dan cepat
untuk melakukan pemasaran suatu produk dikenal oleh konsumen
melalui media internet. Pemasaran dalam 4) Pelatihan pembuatan social media
internet marketing bukan hanya untuk marketing dan pengelolaan website
meningkatkan penjualan, tapi juga termasuk
promosi produk baru, branding, dan membina Keberlangsungan usaha yang
hubungan dengan pelanggan. Dengan dijalankan oleh mitra sanagt memerlukan
menggunakan bantuan internet, daya jangkau pendampingan dan evaluasi secara
marketing suatu produk menjadi lebih luas, berkelanjutan. Untuk itu, setelah rangkaian
tidak mengenal keterbatasan waktu dan tempat kegiatan pelatihan selesai, maka tahap akhir
dan dapat menjangkau semua segmen kegiatan ini adalah evaluasi. Hasil dari evaluasi
masyarakat. Biaya yang digunakan untuk digunakan sebagai dasar tindak lanjut
promosi sangat murah dan tidak menyita waktu. pendampingan secara berkelanjutan.
Digital marketing yang paling mudah
dan relatif murah diantaranya adalah melalui

74 IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019


4. HASIL DAN PEMBAHASAN dicontohkan/diajarkan, 90% peserta memiliki
ide/kreativitas untuk membuat kreasi keset
Rangkaian kegiatan yang telah perca yang lainnya, 91% peserta berkeinginan
dilakukan secara umum dapat diterima dan untuk memproduksi/membuat model keset
membawa dampak baik kepada para peserta. baru yang selama ini belum pernah dibuat.
Pelatihan diversifikasi produk keset
dilaksankan pada tanggal 27 April 2019 dan
tanggal 22 Juni 2019. Peserta pada pelatihan
ini adalah para pengrajin keset yang ada di
Desa Kaligawe.

Gambar 4. Pemahaman dan Motivasi Peserta


pada Pelatihan Diversifikasi Produk
Kerajian Keset
Gambar 2. Kegiatan Pelatihan Pembuatan
Keset Anyam Keterrangan.

Setelah mengikuti pelatihan diversifikasi


produk keset:
Saya mengetahui
berbagai macam model
Indikator No 1
keset perca yang bisa
dibuat
Saya mengetahui jenis-
jenis motif anyaman
Indikator No 2 yang dapat diadopsi
untuk membuat keset
anyam
Gambar 3. Kegiatan Pelatihan Pembuatan Saya mengetahui cara
Keset Jahit memadukan warna agar
Indikator No 3
produk keset yang
Pada kegiatan pelatihan ini mitra dihasilkan lebih menarik
diberikan wawasan baru terkait dengan inovasi Saya memiliki keinginan
bentuk dan motif keset yang berada dipasaran. untuk membuat kreasi
Indikator No 4
Mengingat selama ini mitra hanya keset perca seperti yang
memproduksi satu jenis keset saja dengan dicontohkan/diajarkan
bentuk dan motif yang monoton dan kurang Saya memiliki
menarik. ide/kreativitas untuk
Pelatihan diversifikasi produk keset Indikator No 5
membuat kreasi keset
membwa dampak yang baik kepada mitra, perca yang lainnya
lebih dai 90% peserta memiliki pengetahuan Saya berkeinginan untuk
mengenai macam model keset perca yang bisa memproduksi/membuat
dibuat, jenis-jenis motif anyaman yang dapat Indikator No 6 model keset baru yang
diadopsi untuk membuat keset anyam dan selama ini belum pernah
mengetahui cara memadukan warna agar saya buat
produk keset yang dihasilkan lebih menarik. Saya bisa membuat
Dengan adanya pelatihan ini kreasi keset baru yang
kreatifitas dan ide-ide baru muncul dari para Indikator No 7
selama ini belum pernah
peserta. 92% peserta memiliki keinginan untuk saya buat
membuat kreasi keset perca seperti yang

IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019 75


Saya bisa
mengkombinasikan
Indikator No 8 warna untuk
menghasilkan produk
keset yang menarik
Saya memiliki
pemahaman perlunya
menjaga kualitas produk
Indikator No 9 agar produk mampu
bertahan dan bersaing
dengan produk lain yang Gambar 5. Pemahaman dan Motivasi Peserta
sejenis pada Pelatihan Pengemasan dan
Saya meimiliki motivasi Labeling Produk Kerajian Keset
untuk menjaga kualitas
produk agar produk Keterangan
Indikator No 10
mampu bertahan dan
bersaing dengan produk Setelah mendapatkan penjelasan pentingnya
lain yang sejenis pengemasan dan labeling produk:
Saya paham pentingnya
Dalam hal pengemasan produk dan pengemasan dan branding
labeling, peserta mulai terbuka wawasannya Indikator No 1
untuk memasarkan suatu
akan nilai penting finishing sebuah produk dari produk
sisi pengemasan dan pelabelan. 90% peserta Saya tahu berbagai
menyadari bahwa penampilan kemasan dan Indikator No 2 cara/alternative
pemberinaan nama sebuah produk sangat pengemasan produk
penting dalam pemasaran. Rata-rata 85%
Saya tahu berbagai jenis
peserta mulai mengenal berbagai jenis
kemasan yang dapat
alternatif kemasan yang dapat digunakan untuk Indikator No 3
digunakan untuk
mengemas hasil kerajinannya dan mengetahui
mengemas produk
cara mengemas produk yang dihasilkan supaya
Saya mengetahui cara
lebih menarik.
mengemas produk keset
82% peserta memiliki keinginan Indikator No 4
yang dihasilkan supaya
untuk memberikan label pada produk keset
lebih menarik
yang dihasilkannya, sedangkan 80%
diantaranya dapat mengaplikasikan pemberian Saya memiliki keinginan
label/branding terhadap produk keset yang untuk mengemas produk
Indikator No 5
dihasilkan. Sebagian peserta lainnya yaitu keset yang dihasilkan
sebanya 18% masih ragu-ragu untuk supaya lebih menarik
menyematkan label sendiri pada produk yang Saya bisa mengemas
dihasilkannya. Hal ini disebabkan karena pada produk keset yang
Indikator No 6
saat ini sebagian dari mereka masih terikat dihasilkan supaya lebih
dengan perjanjian dengan para pengepul menarik
produk keset yang sebelumnya selalu Saya mengetahui cara
mengambil hasil produksi dari masyarakat memberikan label produk
Indikator No 7
Dusun Lemahireng. Dibutuhkan waktu dan keset yang dihasilkan
usaha untuk meyakinkan kepada para pengrajin supaya lebih menarik
bahwa mereka mampu untuk berdiri sendiri, Saya memiliki keinginan
memproduksi dan memasarkan hasil untuk memberikan label
produksinya secara mandiri tanpa bergantung Indikator No 8 produk keset yang
dengan para tengkulak. dihasilkan supaya lebih
menarik
Saya bisa mengaplikasikan
pemberian label/branding
Indikator No 9
terhadap produk keset
yang dihasilkan

76 IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019


Pengenalan digital marketing
dilaksanakan tanggal 20 Juli 2019. Sasaran
pelatihan ini adalah para pengrajin keset yang
ada di Dusun Lemah Ireng, Desa Kaligawe.
Target yang tercapai setelah adanya pelatihan
ini adalah para pengrajin keset memiliki
tambahan wawasan terkait dengan cara
pemasaran produk melalui layanan internet
yang dikenal dengan digital marketing dan
menerapkan salah satu model digital marketing
dalam memasarkan produk kerajinannya.
Gambar 7. Pemahaman dan Motivasi Peserta
dalam Pemanfaatan Digital
Marketing

Keterangan

Setelah mendapatkan penjelasan digital marketing:

Saya paham pentingnya


Indikator No 1 pemasaran digital untuk
Gambar 6. Pengenalan Digital Marketing memasarkan suatu produk
kepada Para Peserta
Saya tahu berbagai
Digital marketing adalah segala upaya Indikator No 2 cara/alternative penggunan akun
untuk melakukan pemasaran suatu produk digital
melalui media internet. Pemasaran dalam
internet marketing bukan hanya untuk Saya tahu berbagai jenis sosial
meningkatkan penjualan, tapi juga termasuk Indikator No 3 media untuk digunakan dalam
promosi produk baru, branding, dan membina pemasaran produk
hubungan dengan pelanggan. Dengan
menggunakan bantuan internet, daya jangkau Saya memiliki keinginan untuk
marketing suatu produk menjadi lebih luas, Indikator No 4 memasarkan produk keset yang
tidak mengenal keterbatasan waktu dan tempat dihasilkan melalui sosial media
dan dapat menjangkau semua segmen
masyarakat. Biaya yang digunakan untuk Saya bisa mengaplikasikan
promosi sangat murah dan tidak menyita waktu. penjulal mengunakan igital
Indikator No 5
Sosial media marketing menjadi marketing terhadap produk keset
sebuah terobosan yang cukup efektif dalam yang dihasilkan
sistem pemasaran saat ini. Mengingat
pengguna sosial media yang terus mengalami
peningkatan. Hal ini didukung pula dengan Melalui kegiatan pengenalan digital
banyaknya grup dalam platform sosial media marketing peserta pelatihan menyadari
tersebut semakin memudahkan mengalirnya pentingnya pemasaran digital untuk
informasi dari satu orang ke orang lain. Hal memasarkan suatu produk, 90% mereka
inilah yang sangat menguntungkan untuk menyadari bahwa pada era kemajuan teknologi
menawarkan sebuah produk kepada para saat ini, digital marketing sangat memudahkan
konsumen. dalam pemasaran suatu produk.
Dalam digital marketing, dibutuhkan
sosial media sebagai alat untuk melakukan
promosi sebuah brand ataupun untuk
menjangkau para calon konsumen yang
tersebar luas di seluruh dunia.
Melakukan promosi dengan
menggunakan sosial media memiliki banyak
keuntungan, seperti lebih hemat biaya dan juga

IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019 77


efektif dalam penggunaannya. Selain itu, Konsistensi usaha yang dilakukan
promosi yang dilakukan secara viral marketing oleh para anggota mitra perlu untuk terus
dan langsung dilihat oleh calon konsumennya dijaga. Untuk itu sangat diperlukan adanya
sehingga lebih mudah dalam menarik para pendampingan yang berkelanjutan setelah
konsumen baru. Sosial media bisa menjangkau program kegiatan pengabdian ini selesai.
beragam profil konsumen dari segmentasi yang Pendampingan juga perlu dilakukan untuk
ada, serta memperkenalkan produk atau jasa membantu mitra dalam mengatasi beberapa
perusahaan lebih dalam. kendala yang mungkin muncul dalam
Sosial media bermanfaat bagi para perjalanan usaha mereka.
pebisnis untuk memasarkan produknya secara
efektif dan efisien. Namun dalam melakukan
pemasaran di sosial media, harus membuat DAFTAR PUSTAKA
sebuah strategi kampanye pemasaran yang
kreatif dan efektif. Hal ini dimaksudkan agar
omzet penjualan produk yang dipasarkan dapat
--------- (2010) Buku Panduan
meningkat sesuai dengan target.
Pada kegiatan pengenalan digital Pemberdayaan Masyarakat dengan
marketing kali ini, kendala yang dihadapi Pelibatan Jender dan Kemiskinan dalam
adalah kondisi mitra yang sebagian berusia Pembangunan Sanitasi Kota. Tim Teknis
tidak muda dan bukan merupakan pengguna Pengembangan Sanitasi, Indonesia
sosial media aktif. Dengan kondisi yang Sanitation Sector Development Program
demikian ini, hanya 78% peserta yang mampu (ISSDP)
mengaplikasikan digital marketing melalui
sosial media yang mereka punya. Walaupun Rahadjeng, E Retna., Latifah S Wahjuni.,
demikian, para peserta pada dasarnya memiliki Andharini S Nastiti. (2015). IbM Usaha
keinginan untuk memasarkan produknya secara Jahitan dan Pengelolaan Kain Perca. Jurnal
online, yaitu sebesar 80%. Setelah melalui
Dedikasi Vo. 12, Mei 2015: 26-31
kegiatan pengenalan digital marketing, 83%
peserta memiliki tambahan wawasan/
pengetahun terkait berbagai alternatif
Wisesa, T Panji., Nugraha, Hari. (2015).
penggunaan akun digital dan juga Pemanfaatan Limbah Kain Batik Untuk
mendapatkan tambahan wawasan terkait Pengembangan Produk Asesoris Fashion.
dengan alternatif berbagai sosial media yang Jurnal Universitas Pembangunan Jaya Vol.
dapat dimanfaatkan untuk pemasaran produk 2, No. 2, Maret 2015: 70-86
hasil kerajinan mereka.
Yuliana, Oviliani Yenty (2000)
Penggunaan Teknologi Internet Dalam
5. KESIMPULAN Bisnis. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.
2, No. 1, Mei 2000: 36 - 52
Secara umum peserta mendapatkan
tambahan wawasan dan pengetahuan terkait
dengan diversifikasi produk kerajinan keset
berbahan kain perca, pemanfaatan sosial media
sebagai salah satu alternatif pemasaran produk,
pentingnya branding dan kemasan terhadap
produk yang mereka hasilkan.
Motivasi peserta untuk
mengembangkan usaha kerajinan keset terlihat
ada peningkatan, keinginan untuk
menunjukkan identitas produk melalui
branding juga mulai muncul setelah kegiatan
ini selesai dilaksanakan. Usaha untuk
memperluas pasar melalui penjualan online
juga mulai dilakukan oleh para anggota mitra.

78 IKRAITH-ABDIMAS Vol 2 No 3 Bulan November 2019

Anda mungkin juga menyukai