Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

PROGRAM PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS KIMIA

JUDUL PROGRAM

Reka Baru Kain Perca menjadi Hampers Birai dengan nilai Estetika yang
komersial bagi konveksi dan menjadi bisnis Generasi Gen Z dengan
mengaplikasikan media sosial

BIDANG KEGIATAN:

PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan oleh:

Anisatun Putri (22231007)

Ayu Safira Rahmawati Faesol (22231009)

Anggi Farah Fraditha (22231029)

PRODI D III ANALISIS KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2022
DAFTAR ISI

Cover………………………………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..2
BAB 1.PENDAHULUAN……………………………………………………. 3
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………. 3
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………… 4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………….. 5
1.4 Luaran yang Diharapkan………………………………………………….. 5
1.5 Manfaat…………………………………………………………………… 5
BAB 2.GAMBARAN PRODUK…………………………………………… 6
2.1 Deskripsi Produk…………………………………………………………. 6
2.2 Peluang Produk Dijadikan Produk Wirausaha…………………………… 6
BAB 3.METODE PELAKSANAAN……………………………………….. 8
3.1 Cara Membuat Produk…………………………………………………… 8
3.2 Pengemasan Produk……………………………………………………… 8
3.3 Pemasaran Produk…………………………………………………………8
3.4 Monitoring dan Evaluasi Produk…………………………………………. 8
BAB 4.BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN……………………………… 9
4.1 Anggaran Biaya…………………………………………………………. 9
4.2 Jadwal Kegiatan…………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 10

LAMPIRAN

2
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fashion adalah industri paling trend nomor dua di dunia (UN Conference of


Trade and Development (UNCTD) 2019). Industri fashion dapat menghasilkan
10% dari emisi karbon yang dapat mempengaruhi masalah iklim dimana
jumlahnya lebih besar dari pada total emisi yang dihasilkan dari gabungan zat
industri jasa pengiriman dan penerbangan. Hal tersebut memberikan dampak pada
sejumlah gerakan yang menekan tingkat emisi karbon dunia terutama dari
industri fashion. Sisa-sisa kain yang dihasilkan dari pembuatan pakaian di
industry yang berskala kecil hingga besar, seringkali menimbulkan masalah baru,
yakni penumpukan dari limbah kain tekstil. Limbah kain adalah jenis limbah yang
sukar di daur ulang karena termasuk limbah yang tidak mudah terurai, jika
pengolahan limbah kain dengan cara dibakar maka dapat menimbulkan asap
berbahaya dan zat beracun yang merugikan bagi lingkungan. Ini menjadi pr
tersendiri, menurut data ditahun 2011, masalah limbah tentang kain ini menduduki
urutan 4 presentase limbah paling banyak yaitu 6,36% dalam berat dan 5,1%
dalam volume, menurut survei yang didapatkan banyaknya limbah sampah ini per
harian di Bandung menembus angka seribu ton per hari dengan prosentase
peningkatan nya sekitar 3% - 5 % per tahunnya. Sisa kain yang berupa potongan
kain aneka bentuk ini seringkali dianggap sudah tidak memiliki nilai jual lagi
padahal ada cara mengolah limbah kain ini dengan mendaur ulangnya. Industri
menghasilkan limbah kain seperti kain perca, kancing, benang, dan lainya.
Beberapa limbah tersebut bisa menjadi inovasi produk baru seperti keset,
acsesoris, bantal, hampers, dan sebagainya. Jenis produk yang dapat dibuat ini
lebih mengarah ke kerajinan yang limbah kain nya ini secara utama menjadi
elemen pokok pada produknya (Ribka Susilo, 2016)
Kain perca adalah sisa-sisa dari potongan kain yang sudah dipakai. Kain
perca dapat dibuat inovasi inovasi baru, untuk mengolahnya yang paling pertama
adalah memahami teknik mengolahnya apakah akan dijahit atau tambal sulam.
Alat yang digunakan bisa dengan mesin jahit atau merangkai dengan tangan. Jika
sudah memahami dan mempraktikan langkah pembuatan kain perca yang tepat,
tahap selanjutnya adalah membuat beragam kerajinan produk unik dan menarik.
Aneka kerajinan yang kreatif ini dapat menarik minat konsumen. Solusi ini
diharapkan bisa mengurangi limbah dari kain yang mencemari lingkungan
dengan menjadikanya produk lain yang lebih bermanfaat untuk kebutuhan.
Dengan demikian kain perca adalah benda ekonomis yang dapat memberikan
keuntungan.
Inovasi ini bisa dikembangkan oleh generasi era sekarang yaitu Gen Z
dengan memanfaatkan limbah kain perca sebagai peluang usaha. Pemanfaatan
tersebut bisa dibuat Hamper. Hamper atau sebutan untuk suatu hadiah atau
bingkisan yang memiliki wadah yang terbuat dari keranjang rotan, bingkai ,
kotak kayu, ember, dan lainya. Nilai kain perca bisa bertambah jika dibuat
hamper birai yang dimana produk ini memiliki potensi cukup besar untuk
dikembangkan. Produk souvenir Hamper ini diharapkan dapat menjadi salah satu
solusi daur ulang atau pemanfaatan kain perca dan juga memberikan ide bisnis
yang menarik bagi generasi Gen Z. Dengan sentuhan kreativitas diharapkan
produk ini dapat memiliki daya tarik yang membidik segmen pasar anak muda
saat ini, untuk memilih sovenir hamper kain perca sebagai salah satu pilihan
untuk memberikan hadiah kepada orang disekitarnya.
Cepatnya era teknologi saat ini dan perdagangan digital meningkatkan
ketertarikan konsumen pada jenis produk yang sedang trend. Hal ini membuat
para produsen khususnya Gen Z perlu menata strategi pemasaran supaya dapat
bersaing di jalur perdagangan saat ini sehingga dapat meningkatkan penjualan.
Strategi pemasaran dengan memanfaatkan media social ini memiliki dampak
yang efektif secara keuangan dan proses praktisi produk, mempromosikan
bisnis menggunakan media sosial selain dari gratis, hal ini dapat menarik
konsumen baru, inovasi ini cocok untuk diterapkan pada bisnis hamper birai ini
yang dihandle oleh Gen Z dan target marketing nya yang sedang mencari kado
atau bingkisan.
Perkembangan sistem teknologi yang dimanfaatkan oleh Gen Z menjadi
media promosi produk adalah media sosial. Media sosial merupakan sebuah
peluang yang cukup besar untuk menghubungkan komsumen dengan produsen,
hal ini menjadikan media sosial suatu market place untuk mempromosikan
produk dan media komunikasi antar orang di kehidupan maya khususnya Gen
Z dalam7 media sosial. Media sosial sekarang memudahkan berbagai
permasalahan jarak, waktu, dan ruang. Aktivitas pengguna Internet di
Indonesia dengan survei sebesar 97,4% masyarakat di Indonesia memakai
internet untuk mengakses media sosial, dengan 96,8%. Jenis media sosial yang
sering diakses di Indonesia adalah Facebook sebesar 71,6 juta pengguna,
Instagram 19,9 juta pengguna, Yotube 14,5 juta pengguna, dan lainya 1,5 juta
pengguna. (Trisna,Eva,Citra,andino 2021).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah efektif limbah kain perca di jadikan sebuah inovasi produk terbaru?
2. Apakah kualitas dari produk kain perca bisa bersaing dengan
produk- produk lainya?
3. Apakah limbah kain perca ini bisa menjadi bisnis yang
menjanjikan bagi Generasi Gen Z?
1.3 Tujuan

1 Mengetahui keefektifan limbah kain perca dijadikan sebuah inovasi produk


terbaru
2 Mengetahui kualitas dari produk kain perca yang bisa bersaing

4
dengan produk-produk lainya
3 Mengetahui limbah kain perca ini bisa menjadi bisnis yang menjanjikan
bagi Gen Z

1.4 Luaran yang Diharapkan

1. Menghasilkan produk inovasi berupa hampers dari kain perca yang menarik
2. Memberikan semangat berinovasi baru yang bermanfaat bagi sekitar,
contohnya dengan pemanfaatan Kembali kain perca yang dimana ini bisa
menumbuhkan kreativitas dikalangan umur kita yang dimana dengan
menjunjung tinggi nilai estetika yang memiliki nilai jual yang tinggi.
3. Mengembangkan inovasi ini yang bisa dijadikan ide untuk berbisnis
namun ramah lingkungan, system promosi dengan media social ini
membantu meningkatkan promosi produk hampers birai dan ini bisa
dijadikan untuk mencari penghasilan yang menjanjikan karena
pembuatanya yang tidak terlalu repot dan menjadi pengasilan utama yang
apabila dirintis dengan tekun maka bisnis ini akan menjadikan bisnis
yang menguntungkan bagi pemilik
4. Meminimalisir pembuangan limbah kain perca yang tidak digunakan
bahkan dibuang

1.5 Manfaat

a. Bagi mahasiswa
Program ini di Kelola oleh Generasi Gen Z untuk lingkup kampus sebagai
Mahasiswa bisa menjadikan ini sebagai bisnis sampingan ketika kuliah
b. Bagi masyarakat
Membantu dalam mendapatkan kebutuhan hampers sebagai hantaran acara
tertentu
c. Bagi pemerintah
Mendukung program pemerintah memajukan UMKM yang mengikuti trend
dan menarik.
BAB 2. GAMBARAN PRODUK

2.1 Gambaran Produk


Hampers Birai ini dibuat dengan bahan utama adalah kain perca,
memanfaatkan kain perca yang beragam dan disusun rapi membuatnya lebih
menarik dan keunggulanya karena produk ini sebagai pengganti dari hampers
yang terbuat dari kertas maka penggunaan kain perca ini lebih ramah
lingkungan dan tidak mudah rusak/sobek dengan teknik pembuatan pertama
di pilah kain perca dan di kelompok sesuai warna dan dibuat bentuk bunga
dengan satu ukuran, merakit Bungan dengan tangan manual dibutuhkan
keterampilan yang mumpuni dan ketelitian.

5
Gambar 2.1 Gambaran produk hampers kain perca

2.2 Peluang Produk Dijadikan Produk Kewirausahaan

Sebuah peluang bisnis yang menjanjikan untuk Gen Z ini dengan


mengangkat nilai estetika yang pasti sangat menarik untuk dijadikan sebagai
pilihan hampers acara, terinovasi untuk membuatnya ramah lingkungan dan
unik karena kain perca yang beragam bentuk dan warna.

6
Tabel 2.1 Analisis SWOT

I Strength (S) Weakness (W)


n
t - Kain perca ini memanfaatkan kain - Bahan baku dengan berbeda
e yang tak terpakai menjadi olahan karakter kain dan potongan-
r dengan nilai tambah yang tinggi potongan yang tidak menentu
n Semua bahan yang digunakan - Kepercayaan masyarakat untuk
a
- murah dan mudah didapat memilih produk hsmpers dari
l kain perca belum ada
Produk belum ada di pasaran

- Kemasan produk praktis dan


menarik
-

E Opportunity (O) Threat (T)


k
s - Mengenalkan inovasi hampers dari - Ketatnya persaingan dengan
t kain perca, usaha ini berpeluang produk hampers lain
e menguasai pasar
Konsumen yang sudah percaya
r - dengan produk hampers lama
n .
a
l

7
BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Cara Membuat Produk


Alat: Gunting, besi kecil Panjang ( seperti sumpit ), alat lem tembak.

Bahan: Kain perca, lem kain, bingkai, kertas sketsa, karet gelang,

3.2 Pengemasan Produk


Pengemasan produk dengan cara di berikan booble wrap diluar produk
kemu disusun rapi ini

3.3 Pemasaran Produk


Pemasaran produk dengan mengaplikasikan media sosial yang dimana ini
akan mudah diakses siapa saja dan dimana saja, media sosial yang di pakai
antara lain instragram, tiktok, dan shopee. Aplikasi media sosial yang banyak
informasi trend terbaru yang daya minat belinya meningkat.

3.4 Monitoring dan Evaluasi Produk


Monitoring dan evaluasi produk yang dirancang untuk planning
lounching produk 50 piece pertama yang pasti diminati dengan dukungan
keaktifan di media pemasaranya yaitu sosial media dengan membuat konten
dan iklan yang menarik sehingga prospek produk yang positif
perkembanganya.

Tabel 3.1 Monitoring dan Evaluasi

Tahapan Kegiatan Target Monitoring Evaluasi

Mencari kain Pemenuhan 50 penjualan Kain perca Dilakukan


perca kain perca untuk 6 bulan yang berbeda pemilahan dan
dikonveksi- pertama bentuk , pemisahan kain
konveksi ukuran, dan perca sesuai warna
sekitar warna yang dan motifnya
tidak menentu

8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Hasil rekapitulasi rencana anggaran biaya ini dirancang untuk satu bulan
pertama atau sebagai modal bisnis awal dengan target 50 piece pertama.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya


No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1. Perlengkapan yang Diperlukan 100.000

2. Bahan Habis Pakai 3.030.000

3. Transport Lokal 100.000

4. Lain-lain 100.000

Jumlah Rp. 3.330.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2 Rencana Jadwal Kegiatan


Bulan
No Jenis Kegiatan Penanggungjawab
1 2 3 4
Menyusun rencana √ Arra
 1
kerja
Pencarian dan √ Arra, Anggi, Anisa
 2
pembelian bahan baku
Proses pembuatan √ Arra, Anggi, Anisa
 3
produk
 4 Pemasaran √ Arra, Anggi, Anisa

9
DAFTAR PUSTAKA

Aldino, W. (2018). Kimiwa (Kimono tapi jawa) Kombinasi Kimono Jananese


dengan kain tenun trosojepara. Universitas Dian Nuswantoro.

Citrawati, T. (2021). PKM Pemberdayaan Masyarakat. Pendampingan


Pemasaran UKM Kain Perca Pekon Bandung baru berbasis media sosisal
facebook, 102-108.

Dina, R. A. (2019). PoliteknikPalcomtek. Pemanfaatan Limbah Kain Perca


Sebagai Alternatif Peluang Usaha, vol 3 no 1.

Ira, N. R. (2021). Pengabdian Masyarakat Tabikpun. Pelatihan Pengolahan Kain


Perca Keset Kaki di Pekalongan Lampung TIMUR, vol 2 no 3.

Karya, R. S. (2012). Pemanfaatan Limbah Kain Perca Untuk Pembuatan


Furniture. Institute Teknologi Bandung .

Naelia, M. P. (2022). Abnimasberdaya. Pemanfaatan Laimbah Kain Perca Batik


Bojonegoro dan Kain goni untuk mengambangkan Totebag Kekinian,
2685-1563.

Peri, R. V. (2018). Pemanfaatan Kain Tenun Etnik, Sasak, Samawa, dan Mbojo
Sebagai Perwujudan Ekonomi Kreatif. Sosiologi Fisipol Universitas
Mataram.

Ratna Purwaningsih, I. W. (2020). Pemanfaatan Limbah Kain Perca untuk


Mengambangkan Media Pembelajaran Matematika untuk Guru SD. , 167-
175.

Sri, W. M. (2020). Layanan Masyarakat . Pemanfaatan Kain Perca Untuk


Pembuatan Masker Kain (Main) Anti virus dalam rangka pencegahan
virus covid-19 pada rumah jahit sekitaran Medan Johor, 352-360.

10
Syarifah, H. I. (2020). Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Teknik Universitas
Negeri Makassar. Pemanfaatan Perca Kain dalam mencegah Virus
Corona, vol 1 no.

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)


1. Perlengkapan yang
diperlukan
Gunting 3 10.000 30.000
Alat tembak lem 1 40.000 40.000
Besi kecil ( sumpit ) 3 10.000 30.000
dst
SUB TOTAL (Rp) 100.000
2. Bahan habis pakai
Kain perca Satu karung 200.000 200.000
Bingkai 50 50.0000 2.500.000
Lem stick 20 1.500 30.000
Kertas sketsa 50 1.000 50.000
Box pakaging 50 5000 250.000
Bubble wraps 1 gulungan 50.000
SUB TOTAL (Rp) 3.030.000
3. Perjalanan
Bensin 2 kali full 50.000 100.000

SUB TOTAL (Rp) 100.000


4. Lain-lain
accecoris 100.000 100.000

11
SUB TOTAL (Rp) 100.000
TOTAL 1+2+3+4 (Rp) 3.330.000

12

Anda mungkin juga menyukai