Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

SURVEI ANALISIS USAHA PENGOLAHAN TEPUNG


MOCAF PADA KELOMPOK TANI SETIA DI KECAMATAN
DRAMAGA

Dosen Pengampu: Ir. Wasrob Nasruddin, MS1) Dr. Wahyu Trisnasari, SST., M.Si2)

Kelompok 9 (Tingkat 3A)

Allmendi Citra Jacie Amahorseja 02.01.19.067


Ichwan Aulia Heriza 02.01.19.083
Ilvia Ririyani 02.01.19.084

JURUSAN PERTANIAN

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR

2022
Waktu dan Tempat

Kegiatan survei agribisnis dilaksanakan pada usaha pengolahan ubi kayu


menjadi tepung mocaf yang ada di Kabupaten Bogor, yaitu Kelompok Tani Setia
yang berlokasi di desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
Pemilihan lokasi didasarkan data dan informasi yang diperoleh dari BPP Dramaga
bahwa Kelompok Tani Setia merupakan produsen tepung mocaf yang aktif
memproduksi tepung mocaf secara kontinu. Survei dilaksanakan pada 5 Juli 2022.

Hasil Survei

Tepung mocaf merupakan salah satu sumber pangan lokal yang dapat diolah
sebagai substitusi tepung terigu. Mocaf (modified cassava flour) merupakan
tepung dari bahan baku singkong yang di modifikasi dengan perlakuan
fermentasi. Kelompok Tani Setia mulai memproduksi dan menjual tepung mocaf
sejak tahun 2013. Adanya proses pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf
tentunya akan meningkatkan nilai ekonomis dan memberikan nilai tambah pada
komoditas ubi kayu.
Kelompok Tani Setia memperoleh ubi kayu dari para petani yang tergabung
dalam kelompok tani untuk memproduksi tepung mocaf. Ubi kayu yang
digunakan untuk memproduksi tepung mocaf adalah ubi kayu dari para petani
yang tidak terjual ke pasar dengan karakteristik usia tanam kurang lebih 9 bulan
dan berdiameter sekitar 2 cm. Dalam sekali panen, ubi kayu yang tidak terjual ke
pasar kemudian diolah menjadi tepung mocaf hanya sekitar 2.5 persen dari total
hasil panen karena sebagian besar hasil ubi kayu di Kelompok Tani Setia dijual ke
pasar dan PT Tirta Marta sebagai bahan baku ecoplast.
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi tepung mocaf adalah ubi
kayu segar dengan varietas manggu dan berdiameter sekitar 2 cm. Kelompok Tani
Setia menggunakan bahan baku ubi kayu dengan penggunaan rata-rata sebesar 50
kg per satu kali produksi apabila proses pengeringan menggunakan sinar matahari
dan hanya 20 kg per satu kali produksi apabila proses pengeringan menggunakan
mesin pengering. Harga ubi kayu yang digunakan sebesar Rp. 1.000/kg.
Proses Produksi berdasarkan hasil survei di Kelompok Tani Setia, terdapat
beberapa aktivitas yang dilakukan dalam memproduksi tepung mocaf termasuk
perbedaan dalam proses pengeringannya. Proses pengeringan yang menggunakan
sinar matahari memerlukan waktu selama 54 jam dalam satu kali produksi ubi
kayu
sebanyak 50 kg. Proses pengeringan yang menggunakan mesin pengering
memerlukan waktu selama 50.75 jam dalam satu kali produksi ubi kayu sebanyak
20 kg. Proses tersebut meliputi penyediaan bahan baku, pengupasan ubi kayu,
pencucian ubi kayu, perajangan ubi kayu, perendaman chips selama 12 jam,
penirisan chips, pengeringan chips, penepungan, pengayakan tepung mocaf, dan
pengemasan tepung mocaf.
Awalnya, Kelompok Tani Setia belum memiliki mesin untuk mengolah
tepung mocaf. Proses produksi tepung mocaf pun masih secara tradisional dan
belum banyak menggunakan bantuan mesin. Namun sejak tahun 2015, Kelompok
Tani Setia telah memperoleh bantuan berupa dish mill, mesin perajang, mesin
pengering, spinner dan peralatan produksi lainnya dari Dinas Pertanian dan
Kehutanan Kabupaten Bogor. Oleh sebab itu, Kelompok Tani Setia tidak
mengeluarkan biaya investasi untuk pembelian mesin dan peralatan produksi yang
terlalu besar karena sebagian besar mesin dan peralatan produksinya berstatus
bantuan.
Dengan adanya bantuan tersebut, Kelompok Tani Setia juga melakukan dua
jenis proses pengeringan yaitu menggunakan sinar matahari pada saat musim
kemarau dan mesin pengering pada saat musim hujan. Perbedaan proses
pengeringan tersebut akan mempengaruhi biaya produksinya sehingga besarnya
nilai tambah dan keuntungan yang diperoleh usaha tersebut juga berbeda-beda.
Analisis nilai tambah yang dilakukan terhadap Kelompok Tani Setia berdasarkan
perbedaan proses pengeringan menunjukkan adanya perbedaan nilai tambah pada
kedua proses pengeringan tersebut. Proses pengeringan alami memproduksi 50 kg
ubi kayu yang menghasilkan 18 kg tepung mocaf dalam satu kali produksi
sedangkan proses pengeringan mesin hanya memproduksi 20 kg ubi kayu yang
menghasilkan 6 kg tepung mocaf dalam satu kali produksi.
Hasil penjualan tepung mocaf sebanyak 180 kg/bulan dengan bahan baku
singkong ia dapatkan dari kelompok tani di sekitar nya yang mengelola budi daya
singkong pada areal tidak kurang dari 25 hektar. Hal tersebut menunjukkan bahwa
ada peluang bisnis yang dapat dicapai oleh pelaku usaha. Penerimaan usaha
pengolahan tepung mocaf pada Kelompok Tani Setia berasal dari penjualan
produk utama dan produk sampingan. Produk utama yang dihasilkan adalah
tepung mocaf sedangkan produk sampingan yang dihasilkan adalah ampas dalam
bentuk aci. Kelompok Tani Setia menjual tepung mocaf dalam bentuk kemasan
plastik yang berukuran 1 kg dengan harga Rp. 11.000/kg.
Pada proses pengeringan alami, penjualan rata-rata tepung mocaf sebesar
2.160/kg dalam setahun. Penerimaan yang diperoleh dari produk tepung mocaf
sebesar Rp.23.760.000/tahun. Sedangkan pada proses pengeringan mesin,
penjualan rata-rata tepung mocaf sebesar 720 kg dalam setahun. Penerimaan yang
diperoleh dari produk tepung mocaf sebesar Rp.7.920 000/tahun. Penerimaan lain
dihasilkan dari penjualan produk sampingan berupa aci yang dijual dalam
kemasan karung. Aci tersebut dijual ke beberapa penjual cireng, cimol, cilok dan
pelet ikan dengan harga Rp.6.000/kg. Pada proses pengeringan alami, penjualan
rata-rata aci sebesar 432 kg dalam setahun sehingga penerimaan yang diperoleh
dari aci sebesar
Rp. 2.592.000/tahun. Pada proses pengeringan mesin, penjualan rata-rata aci
sebesar 144 kg dalam setahun sehingga penerimaan yang diperoleh dari aci
sebesar Rp. 864.000 per tahun. Total penerimaan dari penjualan tepung mocaf dan
aci Kelompok Tani Setia pada proses pengeringan alami sebesar Rp. 26.352.000
per tahun dan pada proses pengeringan mesin sebesar Rp. 8.784.000/tahun. Saat
ini pemasaran tepung mokaf masih dilakukan secara online melalui shopee,
sebagian konsumen bersal dari daerah Jabodetabek, Yogyakarta, dll.

Anda mungkin juga menyukai