PROYEK AKHIR
Penulis
Nurul Rizky Amalia
6707202114
Pembimbing I
Dendi Gusnadi.,S.Par.,MM.Par
NIP 18880125
Pembimbing II
Dra. Umi Sumarsih.,MM.Par
NIP 15591610
Tanggal Pengesahan:
PERNYATAAN
1. Proyek Akhir ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
gelar akademik (Ahli Madya, Sarjana, Magister dan Doktor), baik di Fakultas
Ilmu Terapan Universitas Telkom maupun di perguruan tinggi lainnya;
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing atau tim promotor atau
penguji;
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat cuplikan karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka;
4. Saya mengijinkan karya tulis ini dipublikasikan oleh Fakultas Ilmu Terapan
Universitas Telkom, dengan tetap mencantumkan saya sebagai penulis; dan
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila pada kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai norma yang berlaku di Fakultas
Ilmu Terapan Universitas Telkom.
Pembuat pernyataan,
Puji Syukur telah saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir
yang berjudul “Modifikasi Butter Cookies Berbasis Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix
D.C)” dengan tepat waktu. Tugas akhir ini di susun untuk memunuhi salah satu
syarat lulus Program Diploma III Jurusan Perhotelan di Telkom University Bandung.
i
8. Kedua orang tua penulis, yang senantiasa menemani dan selalu
mendo’akan, memberi dukungan serta memotivasi penulis selama
menempuh Pendidikan.
ii
ABSTRAK
Butter cookies adalah kue kering yang mengandung banyak mentega, biasanya
berbentuk bulat atau persegi kecil tanpa menggunakan penambah rasa. Namun
lama-kelamaan seiring dengan berkembangnya zaman banyak produk butter
cookies yang menambahkan rasa sebagai citarasa. Butter cookies dapat diberikan
berbagai penambah rasa seperti kacang, rempah-rempah, buah-buahan dan sayur-
sayuran. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keragaman
inovasi produk pastry khususnya butter cookies dengan menggunakan daun jeruk
purut. Daun jeruk purut mempunyai aroma yang harum sehingga bisa dijadikan
aroma dan rasa tambahan baru. Penelitian ini dilakukan dengan metode
eksperimen dan melakukan uji organoliptik kepada 30 orang panelis dengan cara
menyebarkan kuesioner. Daya terima butter cookies dievaluasi berdasarkan uji
organoliptik untuk menentukan nilai panelis dari aspek warna, rasa, aroma, tekstur
dan penampilan fisik dengan skala 1-5. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
terhadap butter cookies dengan penambahan daun jeruk purut sebanyak 10gr,
dapat direkomendasikan sebagai inovasi baru pada pembuatan butter cookies
dengan memanfaatkan daun jeruk purut sebagai rasa dan aroma baru.
Kata Kunci : Butter Cookies, Daun Jeruk Purut, Rasa, Aroma, Eksperimen
iii
ABSTRACT
Butter cookies are pastries that contain a lot of butter, usually round or small square
shape without the use of flavor enhancers. But over time, along with the
development of the times, many butter cookie products added flavor as a flavor.
Butter cookies can be given various flavor enhancers such as nuts, spices, fruits and
vegetables. This research was conducted with the aim of increasing the diversity of
pastry product innovations, especially butter cookies using kaffir lime leaves. Kaffir
lime leaves have a fragrant aroma so they can be used as a new addition to the
aroma and taste. This research was conducted using the experimental method and
carried out organoliptic tests on 30 panelists by distributing questionnaires. The
acceptability of butter cookies was evaluated based on an organoliptic test to
determine the panelist's value in terms of color, taste, aroma, texture and physical
appearance with a scale of 1-5. Based on the results of research conducted on
butter cookies with the addition of 10 grams of kaffir lime leaves, it can be
recommended as a new innovation in making butter cookies by utilizing kaffir lime
leaves as a new taste and scent.
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
ABSTRAK…………………………………………………………………………………………………………….iii
ABSTRACT…………………………………………………………………………………………………………..iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………..v
DAFTAR TABEL...................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Batasan Masalah 3
1.5 Kegunaan Penelitian 3
1.5.1 Kegunaan Praktis..................................................................3
1.5.2 Kegunaan Teoritis.................................................................3
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA.......................................................................................4
2.1 Patiseri 4
2.1.1 Macam-Macam Patiseri.......................................................4
2.2 Tinjauan Tentang Cookies 7
2.2.1 Cookies.................................................................................7
2.2.2 Kriteria Butter Cookies.........................................................8
2.2.3 Teknik Pengolahan Cookies..................................................9
2.3 Daun Jeruk Purut 11
2.4 Daya Terima Konsumen 12
2.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Terima Konsumen12
2.5 Orisinalitas Penelitian 14
2.6 Kerangka Pemikiran 18
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................19
v
3.1 Pendekatan Penelitian 19
3.2 Lokasi Penelitian 20
3.2.1 Pelaksanaan dari waktu penelitian.....................................20
3.3 Jenis dan sumber data Data 21
3.4 Instrumen Penelitian 21
3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 22
3.5.1 Eksperimen.........................................................................23
3.5.2 Kuesioner...........................................................................24
3.5.3 Dokumentasi......................................................................25
3.6 Metode dan Teknik Analisa Data 25
3.6.1 Rasa....................................................................................25
3.6.2 Warna.................................................................................26
3.6.3 Tekstur...............................................................................26
3.6.4 Aroma................................................................................27
3.6.5 Penampilan Fisik.................................................................27
3.7 Pelaksanaan Penelitian 28
3.7.1 Persiapan Bahan.................................................................28
3.7.2 Persiapan Alat....................................................................28
3.8 Teknik Sampling 29
BAB 4 DATA DAN PEMBAHASAN........................................................................30
4.1 Profil Produk 30
4.1.1 Daun Jeruk Purut................................................................36
4.2 Pembahasan 37
4.2.1 Formulasi Resep Butter Cookies Daun Jeruk Purut.............37
4.2.2 Daya Terima Konsumen.....................................................39
4.2.3 Karakteristik Panelis...........................................................39
4.2.4 Penilaian Daya Terima Konsumen Terhadap Produk..........41
4.3 Hasil Uji Organoleptik 46
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................49
5.1 Kesimpulan 49
5.2 Saran 49
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................51
vi
LAMPIRAN………………………………………………………………………………………………………...52
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Patiserie................................................................................................4
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
Permintaan pasar terhadap cookies cukup baik, hal ini dapat dilihat dengan
banyaknya cookies dalam kemasan mulai dari kaleng hingga plastik berbagai ukuran
1
dengan harga relatif terjangkau, sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat secara
luas. Hal ini berdasarkan data yang disampaikan oleh Asosiasi Pengusaha Bakery
Indonesia (APEBI) menyatakan bahwa peningkatan nilai pasar kue dan roti Indonesia
tahun 2012 mencapai 31 triliun, jumlah ini meningkat 15% dari tahun sebelumnya
sebesar 27 triliun Tribunnews,(2013).
Butter adalah lemak yang berasal dari susu yang dapat dipisahkan dari bahan
lain baik dengan cara dikocok atau churning melalui proses pemecahan emulsi
minyak dalam air. Butter yang sudah ada di pasaran tersedia dalam berbagai variasi
atau merk. Pada pembuatan butter cookies berbahan dasar jeruk purut ini, penulis
menggunakan butter merk anchor. Butter tersebut sangat cocok untuk membuat
butter cookies karena memiliki citarasa atau aroma yang khas sehingga dapat
diterima oleh konsumen serta dapat membedakan dengan produk butter cookies
lainnya. Berdasarkan penelitian ini, penulis tertarik untuk mengambil judul
“Modifikasi Butter Cookies Berbasis Daun Jeruk Purut”.
2
1. Untuk mengetahui formulasi resep pada pembuatan butter cookies
berbasis daun jeruk purut.
3
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
1.5 Patiseri
Patiseri merupakan salah satu pengetahuan didalam sebuah pengolahan dan
penyajian makanan, terutama pada proses serta sekarang pada berbagai jenis kue.
Patiseri tersebut berasal dari bahasa Prancis yakni ”Patisserie” yang memiliki arti
kue-kue. Oleh karena itu patiseri atau pastry ini dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari mengenai seluk beluk kue kontinental baik itu oriental serta juga kue
Indonesia mulai dari persiapan, pengolahan sampai pada presentasi Ibeng, (2020)
Pastry saat ini dipelajari sebagai ilmu dan seni dalam pengolahan dan penyajian
aneka kue tradisional maupun modern. Kue dapat disajika dalam beberapa
kesempatan, selain memberikan rasa kenyang, kue juga berfungsi sebagai dekorasi
serta sekarang kualitas dan rasa kue berbeda.
Gambar 2. 1
Patiserie
Sumber : https://www.nibble.id/perbedaan-pastry-dan-bakery
4
Menurut Syarbini (2016), pastry adalah salah satu bagian dari divisi
food and beverage product. Produk pastry atau patiseri adalah hal-hal
yang berhubungan dengan berbagai jenis kue, termasuk di antaranya
adalah produk rerotian (bread), cake, biscuit, juga aneka kue yang
terbuat dari berbagai adonan cair atau adonan lunak (butter) yang
dikenal dengan paste sehingga akan dikenal produk seperti choux
pastry, macarone, pudding, chocolate, dan lain sebagainya.
2. Bakery
Bakery merupakan bagian dari pastry yang bertanggung jawab pada
pembuatan roti, danish, croissant dan produk yang lain dan disajikan
setelah di oven atau baking. Pada bakery setelah proses cooking masih
diperlukan penanganan lagi seperti memberi rasa dan tampilan sesuai
dengan keperluan. Menurut U.S. Wheat Associated (1981) dalam The
Book The World of Bread History (2004): “Roti adalah produk pangan
olahan yang merupakan hasil proses pemanggangan adonan yang telah
difermentasi”. Roti memiliki beberapa klasifikasi tersendiri, beberapa
diantaranya adalah:
1) Tea bread & bund yaitu jenis roti yang dihidangkan pada waktu
sarapan, coffe break atau sebagai makanan selingan.
2) Roti gandum putih yaitu roti gandum putih atau yang biasa dikenal
dengan roti tawar. Tepung yang digunakan ialah tepung terigu/wheat
flour.
3) Roti gandum coklat yaitu roti yang termasuk kelompok roti gandum
coklat atau wholemeals bread, yang terbuat dari tepung
mengandung 90-100%, diambil dari biji gandum coklat, karena
tepung ini mengandung lemak.
3. Cake
Cake merupakan makanan yang sangat populer saat ini. Rasanya
yang manis dan bentuknya yang berbeda membuatnya semakin populer
di kalangan masyarakat. Cake dapat disajikan sebagai hidangan penutup
5
dan hidangan pembuka. Tepung terigu biasanya digunakan untuk
membuat cake. Sementara itu, cake juga bisa dimodifikasi dari bahan
baku lain, yakni tidak hanya dari tepung terigu, untuk menghasilkan kue
Gisslen,( 2013:377)
4. Dessert
6
1.6 Tinjauan Tentang Cookies
1.6.1 Cookies
Cookies berasal dari kata “cookie” yang berarti kue kecil, seperti itulah
yang dinamakan cookies kurang lebihnya. Kebanyakan resep cookies adalah
adopsi dari resep cake. Namun kebanyakan yang didapati, cookies
membutuhkan cairan yang lebih sedikit dari formula cake pada biasanya.
Adonan cookies memiliki perbedaan yang mencolok dengan adonan cake,
perbedan ini dapat diketahui bahwa adonan cake lebih cair dibandingkan
adonan cookies. Di sisi lain, pada metode make up adonan juga terdapat
perbedaan. Cookies dapat di bentuk mengunakan tangan sedangkan cake tidak
Gisslen, (2013:483).
Cookies merupakan salah satu jenis biskuit yang dibuat dari adonan
lunak, berkadar lemak tinggi, relatif renyah bila di patahkan dan penampang
potonganya bertekstur padat BSN, (1992). Menurut Faridah, (2008) cookies
yang termasuk adonan keras terbagi lagi menjadi dua jenis, agak manis yaitu
marie dan diragikan itu crackers.
7
Cookies adalah produk makanan yang dikeringkan dengan cara dioven,
terbuat dari tepung terigu, gula, dan lemak atau margarin atau bisa juga
dengan mentega dengan kadar air kurang dari 4% dan dapat disimpan dalam
waktu yang cukup lama Paran, (2009). Menurut SNI 01-2973-1992, cookies
merupakan salah satu jenis biskuit yang dibuat dari adonan lunak, berkadar
lemak tinggi, relatif renyah bila dipatahkan dan penampang potongannya
bertekstur padat.
8
kue, karena mempunyai aroma yang khas serta titik leleh yang rendah Faridah,
(2008)
3. Metode busa (sponge method), yaitu pengocokan telur dan gula sampai
putih setelah itu memasukkan bahan lainnya aduk menggunakan sendok
kayu agar memperoleh adonan yang homogen. Setelah pencampuran
adonan, tahap selanjutnya yaitu pencetakan adonan. Pencetakan dilakukan
dengan meletakkan cetakan kedalam loyang yang sudah dioles mentega
9
dan dialasi kertas roti. Letakan adonan diatas cetakan lalu ratakan adonan,
setelah adonan rata angkat cetakan dan ulangi sampai selesai.
10
3. Sanding methode (metode berpasir) metode ini mempunyai dua langkah
dasar yaitu mencampur bahan kering dengan lemak hingga berpasir/17
mencampurnya sebesar biji jagung atau mencampur formula yang hanya
mengandung telur dan tidak ada bahan lembab lainnya.
4. Sponge methode (metode sponge). Pada cookies, adoanan yang sudah jadi
kemudian dilakukan finishing dengan metode make up. Cookies bisa di
klasifikasikan berdasarkan metode make up yang diterapkan. Metode make
up cookies antara lain Bagged, Droppped , Rolled, Molded, Ice Box, Bar,
Sheet, Stencil Gissleen,(2013).
11
Gambar 2. 2
Sumber : https://sajiansedap.grid.id
Daya terima yaitu salah satu uji organoleptik yang memberikan gambaran
suka atau ketidaksukaan. Penilaiannya dengan memberikan rangsangan terhadap
panca indera untuk memberikan nilai mutu produk dan 4 pengendalian selama
proses pengolahan. Daya terima yang meliputi uji tahap warna, aroma dan rasa
Wahyudi dan Misnawi, (1999).
12
Faktor utama yang mempengaruhi daya penerimaan terhadap
makanan adalah rangsangan cita rasa yang ditimbulkan oleh makanan
tersebut. Cita rasa makanan mencakup dua aspek utama, yaitu
penampilan makanan sewaktu dihidangkan dan rasa makanan waktu
dimakan. Kedua aspek ini sama pentingnya untuk diperhatikan agar
betul-betul dapat menghasilkan makanan yang memuaskan.
Komponen-komponen yang berperan dalam menentukan rasa
makanan antara lain aroma, bumbu dan penyedap, keempukan,
kerenyahan, tingkat kematangan, serta temperatur makanan Moehyi,
(1992).
2. Aroma Makanan
3. Konsistensi Makanan
13
berkonsistensi padat atau kental akan memberikan rangsangan yang
lebih lambat terhadap indera kita Moehyi, (1992).
14
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
15
yang menarik. dan
produk biskuit dan
butter cookies akan
menjadi varian produk
baru.
16
pada persentase
sebanyak 3,5%
Berdasarkan tabel diatas memiliki keterkaitan dengan judul yang penulis terliti
terdapat perbedaan pada masing-masing judul sebagai berikut :
2. Perbedaan dari penelitian Luzzia Mirza Wazky (2020) dengan penelitian penulis
yaitu varian dari produk butter cookies itu sendiri. Penelitian penulis
menggunakan varian daun jeruk purut sementara penelitian Luzzia Mirza Wazky
menggunakan varian tepung kulit buah naga merah.
3. Pada penelitian Nuralamsyah, Faisal Yusni (2017) produk butter cookies dengan
penambahan 10% tepung daun katuk disukai oleh panelis ahli dengan jumlah
skor 242 poin. Pada penelitian penulis, hasil dari uji penambahan 10 gr daun
jeruk purut banyak disukai oleh panelis dengan skor 131 poin dengan kategori “
sangat enak”.
4. Pada penelitian Zoraya Aditya, (2011) Secara umum hasil berdasarkan uji
kesukaan masyarakat, maka formulasi kue kering yang paling terbaik adalah
dengan persentase substitusi tepung biji bunga matahari sebesar 20% dapat
dilihat pada uji statistik persentase 20% ada pada aspek aroma, rasa, dan warna.
Pada penelitian penulis secara umum berdasarkan hasil uji organoleptic
kesukaan konsumen pada produk butter cookies dengan penambahan 10 gr
17
daun jeruk purut banyak disukai dan dapat dilihat dengan aspek rasa,
penampilan fisik, warna,
Sumber,Penulis 2023
18
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
19
Peneliti menggunakan penelitian kuantitatif untuk menganalisa data secara
deskriptif menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu data yang diperoleh,
disusun secara sistematis kemudian dianalisis berdasarkan kajian teori untuk
mendapatkan deskriptif tentang pengaruh rasa, aroma dan daya terima konsumen
pada butter cookies daun jeruk purut.
Tabel 3. 1
1. Penyusunan proposal
3. Seminar Proposal
20
7. Penyebaran kuesioner
9. Penyusunan Bab IV
21
berpegangan pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dan
sebagainya.”
22
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data dan kemudian metode
pengumpulan data merupakan tahapan penelitian yang paling penting. Peneliti yang
melakukan penelitian tidak mendapatkan data yang diinginkan jika tidak mengetahui
metode dalam pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2019), pengumpulan data
dapat dilakukan dengan berbagai cara setting, beda sumber dan beda cara. Jika
dilihat dari settingnya, informasi bisa dikumpulkan dalam kondisi alami,
dilaboratotium menggunakan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai
responden, diseminar, diskusi, dijalan, dan lain-lain.
1.15.1 Eksperimen
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dengan sengaja
menekankan terjadinya suatu peristiwa atau situasi. Dengan kata lain,
penelitian eksperimen adalah suatu cara mencari sebab akibat (casual effect)
antara dua faktor yang sengaja peneliti sebabkan dengan cara
menghilangkan, mengurangi atau mengabaikan faktor lain itu bisa
mengganggu. Dengan kata lain eksperimen selalu dilakukan dengan tujuan
untuk melihat hasil dari perlakuan yang dilakukan oleh peneliti Sukardi,
(2004). Pada prinsipnya, penelitian eksperimental dapat didefinisikan sebagai
metode sistematis untuk membangun hubungan sebab-akibat. Eksperimen
penelitian ini adalah desain pra eksperimen. Rancangan percobaan yang
23
sebenarnya dalam penelitian ini adalah rancangan preview-protest-control
group design Sugiono, (2007). Penelitian eksperimen ini digunakan untuk
menguji produk butter cookies menggunakan daun jeruk purut.
1.15.2 Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir yang
berisi pertanyaan tertulis kepada individu atau sekelompok individu untuk
memperoleh jawaban atau informasi yang diperlukan untuk penelitian
(Mardalis, 2008). Penelitian ini menggunakan angket atau kuisioner, daftar
yang terstruktur seperti pertanyaan pilihan ganda (multiple choice questions)
dan pertanyaan terbuka (open question). Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data persepsi responden terhadap penerimaan konsumen
pada produk butter cookies menggunakan daun jeruk purut.
24
Ketika menerapkan skala pengukuran kuesioner, penulis
menggunakan skala likert. Menurut Sugiono (2019) Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena masyarakat. Dengan skala likert, variabel yang akan
diukur diubah menjadi indeks variabel. Indikator tersebut kemudian
digunakan sebagai titik awal untuk menyusun elemen alat yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan. Respon setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
sangat negatif.
1.15.3 Dokumentasi
Menurut Sugiono (2018:476), Dokumentasi adalah cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi berupa buku, catatan,
dokumen, gambar-gambar tertulis dan visual berupa laporan dan informasi
yang dapat mendukung penelitian.
1.16.1 Rasa
“Rasa adalah hasil kerja indera pengecap yang terletak di lidah, pipi,
kerongkongan, dan langit-langit yang merupakan bagian dari pengecapan.
Seiring bertambahnya usia, jumlah indera pengecap semakin berkurang,
sehingga diperlukan lebih banyak bumbu untuk memproduksinya. Rasa yang
sama minuman sering digunakan sebagai penyedap rasa untuk meningkatkan
rasa”. Drummond & Brefere (2010 : 4).
Butter cookies yang terbuat dari daun jeruk purut dipilih secara acak
dan diberi penekanan tertentu, setelah itu penelis diminta untuk menilai rasa
25
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Penilaian panelis diberikan dalam
skala 1-5
2 = Tidak Enak
3 = Cukup Enak
4 = Enak
5 = Sangat Enak
1.16.2 Warna
“Warna merupakan salah satu parameter fisik bahan makanan, yang
terpenting adalah preferensi makanan konsumen juga harus ditentukan oleh
warna makanan tersebut. Warna bahan makanan dipengaruhi oleh cahaya
yang diserap dan dipantulkan oleh makanan bahan itu sendiri juga
ditentukan oleh faktor pengukuran yaitu warna produk, kecerahan dan
kejernihan warna produk”. Rahayu (2001: 12). Butter cookies yang terbuat
dari daun jeruk purut dipilih secara acak dan diberi penekanan tertentu,
setelah itu penelis diminta untuk menilai warna berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan. Penilaian panelis diberikan dalam skala 1-5
2 = Tidak Menarik
3 = Cukup Menarik
4 = Menarik
5 = Sangat Menarik
1.16.3 Tekstur
Menurut Wood (2012,1) menyatakan “Makanan memiliki banyak
tekstur, termasuk halus atau tidak cair atau padat, keras atau lunak, kering
26
atau lembab. Tingkat dan bentuk makanan yang tipis dan halus dirasakan
oleh tekanan dan pergerakan reseptor di mulut”.
Butter cookies yang terbuat dari daun jeruk purut dipilih secara acak
dan diberi penekanan tertentu, setelah itu penelis diminta untuk menilai
tekstur berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Penilaian panelis
diberikan dalam skala 1-5
1 = Sangat Tidak Renyah
2 = Tidak Renyah
3 = Cukup Renyah
4 = Renyah
5 = Sangat Renyah
1.16.4 Aroma
Menurut Wood (2012: 1) mengatakan “Aroma merupakan respon
makanan yang mempengaruhi konsumen sebelum konsumen menikmati
makanan, konsumen mencium makanan tersebut”.
Butter cookies yang terbuat dari daun jeruk purut dipilih secara acak
dan diberi penekanan tertentu, setelah itu penelis diminta untuk menilai
aroma berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Penilaian panelis
diberikan dalam skala 1-5
27
1.16.5 Penampilan Fisik
Penampilan fisik produk adalah sekumpulan atribut fisik yang
disatukan dalam format yang dapat ditentukan. Tampilan fisik suatu produk
sekarang meliputi bentuk, ukuran, dan warna.” (Stanton, 1994:22)
Butter cookies yang terbuat dari daun jeruk purut dipilih secara acak
dan diberi penekanan tertentu, setelah itu penelis diminta untuk menilai
penampilan fisik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Penilaian
panelis diberikan dalam skala 1-5
2 = Tidak Menarik
3 = Cukup Menarik
4 = Menarik
5 = Sangat Menarik
1.17.1Persiapan Bahan
Bahan-bahan yang penulis gunakan untuk membuat butter cookies
berbahan dasar daun jeruk purut adalah :
2. Butter
3. Icing Sugar
4. Tepung Terigu
5. Tepung Maizena
6. Garam
28
1.17.2Persiapan Alat
Alat-alat yang penulis gunakan untuk membuat butter cookies
berbahan dasar daun jeruk purut adalah:
1. Bowl
2. Mixer
3. Digital scale
4. Spatula
5. Loyang
6. Paping Bag
7. Spuit
8. Kuas
9. Cutting Board
10. Pisau
Sampel menurut Sugiono, (2012) Sampel adalah bagian dari populasi dan
karakteristik. Sampel yang menjadi penelis penelitian kuantitatif menggunakan
teknik purposive sampling yaitu cara penentuan informan yang sengaja diterapkan
berdasarkan kriteria atau aspek tertentu. Menurut Sugiono, (2012) Purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan aspek tertentu,
yaitu penelitian pengambilan sampel kuantitatif berkaitan dengan penyedia
informasi yang lengkap dan keragaman informasi yang tersedia, bukan dengan
29
berbagai sumber data sampel. Dalam penelitian pengujian sensori ini, sebanyak 30
orang.
BAB 4
DATA DAN PEMBAHASAN
Cookies merupakan salah satu jenis biskuit yang dibuat dari adonan lunak,
berkadar lemak tinggi, relatif renyah bila dipatahkan dan penampang potongannya
bertekstur padat Faridah (2008:520). Butter cookies adalah kue kering yang
menggunakan banyak mentega atau disebut juga kue mentega. Proses
pembuatannya tidak menggunakan ragi atau bahan pengembang tetapi dengan
menggunakan bahan baku mentega, gula dan tepung. Butter cookies memiliki tekstur
yang renyah karena bahan utamanya dari mentega dan gula.
30
Gambar 4. 1
Sumber : Penulis
Butter cookies yang diteliti oleh penulis memiliki tambahan rasa dan aroma
dari daun jeruk purut, memiliki tekstur yang sama seperti butter cookies biasa akan
tetapi penampilan fisik berbeda. Penampilan, rasa dan aroma tersebut berasal dari
daun jeruk purut yang menjadi salah satu bahan pembuatan butter cookies ini. Untuk
melakukan formulasi butter cookies tanpa penambahan daun jeruk purut maka
penelitian mencantumkan resep dan cara pembuatannya, dapat dilihat pada tabel
4.1
Tebel 4. 1
1. Butter Gr 150
2. Icing Sugar Gr 75
4. Tepung Mizena Gr 25
5. Garam Gr 2
31
Method
1. Masukkan Butter
Gambar 4. 2
Masukan Bahan
32
Gambar 4. 3
Masukan Bahan
3. Kemudian, mix butter dan icing sugar menggunakan mixer hingga sedikit pucat
Gambar 4. 5
33
5. Setelah itu, masukan sedikit demi sedikit tepung terigu lalu aduk menggunakan
spatula
Gambar 4. 6
Gambar 4. 7
7. Kemudian olesi loyang dengan butter, lalu simpan parchment paper ke dalam
loyang agar tidak lengket kemudian olesi lagi dengan butter
34
Gambar 4. 8
Gambar 4. 9
Memasukan Adonan
Gambar 4. 10
10.Setelah dicetak kemudian masukan kedalam oven dengan suhu 160 derajat
selama kurang lebih 15 menit
35
Gambar 4. 11
11.Setelah 15 menit, angkat butter cookies kemudian simpan disuhu ruang sampai
dingin lalu simpan di dalam toples dan sajikan.
Gambar 4. 12
36
Untuk melakukan proses pemotongan daun jeruk purut maka peneliti
mencantumkan cara dan alur proses daun jeruk purut pada gambar 4.12.
Diagram alir proses pemotongan daun jeruk purut dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 4. 13
4.2 Pembahasan
Butter cookies yang diteliti oleh penulis memiliki penampilan fisik, rasa, dan
aroma yang berbeda dari butter cookies biasa. Karena memiliki rasa dan aroma daun
jeruk purut, memiliki tekstur yang sama seperti butter cookies pada umumnya akan
tetapi penamfilan fisik berbeda. Rasa dan aroma tersebut berasal dari daun jeruk
purut yang menjadi salah satu bahan dasar pembuatan butter cookies ini. Untuk
melakukan uji perbandingan formulasi butter cookies tanpa penambahan daun jeruk
37
purut maka peneliti mencantumkan resep, alur dan cara pembuatannya dapat dilihat
pada tabel 4.2
Tebel 4. 2
n
Ingredient Unit Qty
No
1
Butter Gr 150
2.
3
Icing Sugar Gr 75
3.
4
Tepung Terigu Gr 175
4.
Tepung Maizena Gr 25
5.
Garam Gr 2
6.
Method
38
8. Angkat, simpan disuhu ruangan kemudian simpan di toples
Sumber : Penulis,2023
Gambar 4.14
39
Berdasarkan usia panelis dibagi menjadi 5 kategori yaitu 11-20
tahun, 21-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, dan 51-60 tahun.
Berikut adalah grafik presentase berdasarkan usia pada gambar 4.15
Gambar 4.15
Sumber : Penulis,2023
40
Gambar 4.16
1. Berdasarkan Rasa
41
Gambar 4.17
Rasa pada butter cookies daun jeruk purut memiliki rasa yang
manis dan gurih serta memiliki rasa tambahan dari daun jeruk purut
”. Berdasarkan grafik diatas, analisis produk berdasarkan rasa pada
penambahan daun jeruk purut 10 gr. Dari grafik tersebut responden
yang memberi nilai tinggi kategori “sangat enak” pada dengan
jumlah 14 orang. Dapat disimpukan bahwa rasa pada butter cookies
berbasis daun jeruk purut memilki rasa yang sangat enak karena di
dapat dari jumlah presentase yang paling banyak disukai panelis.
2. Berdasarkan Warna
42
Gambar 4.18
Warna pada butter cookies daun jeruk purut memiliki warna yang
kuning kecoklatan karena pengaruh dari butter dan gula seperti
buter cookies biasa. Berdasarkan grafik diatas, analisis produk
berdasarkan warna pada penambahan daun jeruk purut 10 gr. Dapat
disimpulkan bahwa responden yang memberi nilai tinggi kategori
“sangat menarik” dengan jumlah 15 orang panelis.
3. Berdasarkan Tekstur
43
Gambar 4.19
4. Berdasarkan Aroma
44
Gambar 4.20
45
Gambar 4.21
Sumber : Penulis,2023
1
Rasa 93% (122) 65% (9)
1.
46
2.
3
Tekstur 80% (101) 18% (24)
3.
4
Aroma 83% (103) 16% (21)
4.
5
Penampilan Fisik 88% (115) 11% (15)
5.
1. Uji daya terima konsumen terhadap butter cookies daun jeruk purut
berdasarkan rasa dapat diterima oleh konsumen dengan jumlah nilai
presentase sebanyak . Maka dari itu konsumen menyukai rasa butter
cookies daun jeruk purut karena memiliki rasa yang manis, gurih dan rasa
dari daun jeruk purut.
2. Uji daya terima konsumen terhadap butter cookies daun jeruk purut
berdasarkan warna dapat diterima oleh konsumen dengan jumlah nilai
presentase sebanyak . Maka dari itu konsumen menyukai warna butter
cookies daun jeruk purut karena memiliki warna yang kuning kecoklatan
dari pengaruh butter dan gula dan seperti butter cookies biasa.
3. Uji daya terima konsumen terhadap butter cookies daun jeruk purut
berdasarkan tekstur dapat diterima oleh konsumen dengan jumlah nilai
presentase sebanyak. Maka dari itu konsumen menyukai tekstur butter
cookies daun jeruk purut karena memiliki tekstur yang renyah.
4. Uji daya terima konsumen terhadap butter cookies daun jeruk purut
berdasarkan aroma dapat diterima oleh konsumen dengan jumlah nilai
presentase sebanyak. Maka dari itu konsumen menyukai aroma butter
cookies daun jeruk purut karena memiliki aroma yang khas dari daun
jeruk purut dan dari butter.
47
5. Uji daya terima konsumen terhadap butter cookies daun jeruk purut
berdasarkan penampilan fisik dapat diterima oleh konsumen dengan
jumlah nilai presentase sebanyak. Maka dari itu konsumen menyukai
penampilan fisik butter cookies daun jeruk purut karena memiliki bentuk
yang menarik.
48
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
49
2. Untuk pengusaha kuliner dibidang pastry khususnya pada produk
kue kering (butter cookies) perlu inovasi dengan
mengembangkan daun jeruk purut sebagai penambahan rasa
baru dan mengembangkan penampilannya lebih menarik lagi
mulai dari bentuknya atau packaging agar bisa bersaing dengan
produk lain serta memiliki nilai tambah untuk bahan yang belum
dimanfaatkan secara maksimum oleh masyarakat.
50
DAFTAR PUSTAKA
Anni Faridah, K.S (2008). Patiseri Jilid 1 Untuk SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.
51
LAMPIRAN
52
Lampiran 2 Dokumentasi
53
54