Anda di halaman 1dari 108

SKRIPSI

“PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, KEBIJAKAN DEVIDEN YANG DI

MODERASI OLEH PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR CONSUMER GOODS

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:

JONATAN FRONLI ASSA

17302070

MANAJEMEN KEUANGAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2020

1
LEMBAR PERSETUJUAN

NAMA : JONATAN FRONLI ASSA


NIM : 17 302 070
FAKULTAS : EKONOMI
JURUSAN : MANAJEMEN
KONSENTRASI : KEUANGAN
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, KEBIJAKAN
DEVIDEN YANG DI MODERASI OLEH
PROFITABILITAS TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SEKTOR CONSUMER GOODS
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Arie. F.S Kawulur ,MSi Dra. Marietje Keintjem, Msi
NIP. 19550221982031001 NIP. 195807191986032002

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan


Universitas Negeri Manado Manajemen

Prof. Dr. T. E. M. Sumual, MS, DEA Dr. R. R. Winerungan, M.Si


NIP. 19640726 197803 2 001 NIP. 19621018 198803 1 001

2
“PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, KEBIJAKAN DEVIDEN YANG DI
MODERASI OLEH PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR CONSUMER GOODS YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2015-2019

Oleh:

Jonatan Fronli Assa

NIM : 17302070

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh kebijakan deviden,
kebijakan deviden yang dimoderasi oleh profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Buersa Efek Indonesia periode 2015-
2019. Data yang digunakan merupakan data sekunder dan menggunakan metode asosiatif
yang bersifat kuantitatif dengan analisis regresi data panel dengan model Random Effect
dengan bantuan Eviews 9 untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai
hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Sampel dalam penelitian ini terdiri
dari 23 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 5 tahun dari 2015-
2019 dengan purposive sampling sebagai metode pengambilan sampel. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap Tobin’s Q dengan koefisiensi 0.000368 dan nilai signifikansi sebesar 0.7429.
Deviden Payout Ratio (DPR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Tobin’s Q
dengan koefisiensi 0.131687 dan nilai signifikansi sebesar 0.7308. Moderasi Profitabilitas
ROA dikali Deviden Payout Ratio (DPR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Tobin’s Q dengan koefisiensi 13.90709 dan nilai signifikan sebesar0.0000.

Kata Kunci : Kebijakan Hutang, Kebijakan Deviden, Profitabilitas, Nilai Perusahaan

3
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaannya yang

selalu ada di dalam hidup penulis. Memberikan kekuatan, kesehatan dan hikmat

kepada penulis sehingga lewat tuntunanNya penulis mampu melewati tahapan demi

tahapan penyusunan skripsi ini, sebagai salah satu syarat penulis menyelesaikan studi

program S-1 Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Manado.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini tidak lain hanya kuasa Tuhan yang selalu

menyertai dan membimbing penulis. Sehingga ia mengirim keluarga, dan teman –

teman yang selalu ada memberikan semangat dan masukan kepada penulis sehingga

karya tulis ini dapat diselesaikan. dan juga dosen – dosen yang selalu memberikan

bimbingan dan arahan walaupun penulis masih banyak keterbatasan dan kekurang

dalam mencernah segalah petunjuk dan masukan – masukan dosen namun karna

Tuhan yang selalu memberikan hikmat akal budi sehingga penulis bisa

menyelesaikan karya tulis ini. Dan untuk itu penulis merasa tidak dapat membalas

kebaikan dari pihak – pihak yang selalu membantu penulis biar Tuhan yang

Membalas.

Pada kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Deitje A. Katuuk M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Manado.

2. Prof. Dr. T. E. M. Sumual, MS, DEA selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Manado.

4
3. Dr. Nova. Ch. Mamuaya, MM, MP selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Manado.

4. Jones Pontoh, SE, MSM selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Manado.

5. Nikolas F. Wuryaningrat, SE, M.Sc selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Manado.

6. Dr. Robert Winerungan, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Manado.

7. Dr. Hennij L. Suoth, MP selaku Sekretaris Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Manado.

8. Prof. Dr. Arie F.S Kawulur M,si sebagai pembimbing I yang banyak

memberikan masukan, serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

9. Dra. Marietje Keintjem M,si selaku dosen pembimbing II yang banyak

memberikan masukan, serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini

10. Dr. Lihard S. Lumapow, M.Sc, sebagai Dosen yang selalu ada untuk

membimbing penulis memberikan arahan, masukan, dorogan serta motivasi

hingga karya tulis ini bisa selesai.

11. Papaku tercinta Jefri Assa dan Mamaku tercinta Selvi Turangan yang sudah

mendoakan, mendorong dan memberikan semangat secara suportif selama

masa perkuliahan dan penyusunan skripsi.

12. Kaka Kartiko Assa yang sudah mendukung serta memberikan masukan pada

saya selama menyusun skripsi.

5
13. Kepada kak ika punuu, kak Cela Pangemanan, kak Nia saraisang, kak Mega

watulingas, kak glo,verent,vano,fando,windi,thya yang sudah membantu

dalam proses penyusunan skripsi.

14. Kepada teman-teman seperjuangan saya dalam menyusun skripsi Meris,

Mima, Milda, Glorya, Rivai,Revi,Itoo, juan yang selalu mendukung secara

langsung maupun tidak langsung selama proses penyusunan skripsi.

15. Untuk Mita dan christy yang sudah mendukung dan memberikan semangat

selama penyusunan skripsi.

16. Untuk teman-teman tercinta Aldi, Lorenso, Raydel, Bolex, Glendy, Abdul,

Kapsul, Neles, Viki, altris, velda, Ivanka Angel, Tika, Adelaide, Elisa,

Michiko, Emia, Kinanti, Ira, iyam, dan teman-teman kelas C prodi

manajemen angkatan 2017.

17. Untuk teman-teman SWAG, K,SKUAD tercinta (andris, ato, issey, revi, ito,

jerico, made, ridel, vame, deril, jeri, Sandro, dadi, icel, james, owen, papi,

mitcel, juan, rio, Vincent, demsi, Regina, quen, laya, ghalty, mayen, nad,

valeria, arif, sheren, majeng)

18. Untuk Tuaa Buang, Tuaa Afra, Ifan, Ewin dan teman” dan Adee” di kos yang

sudah memperhatikan saya selama kuliah.

19. Bursa Efek Indonesia (IDX) Kantor Perwakilan Manado yang boleh

membantu penulis dalam hal pengambilan data sampel dalam skripsi

penelitian ini.

6
20. Kepada teman-teman KSPM (kelompok study pasar modal), DPM (dewan

perwakilan Mahasiswa) HMJ Manajemen dan Lembaga Kemahasiswaan

FEKON UNIMA atas kerjasamanya dan dukungannya.

21. Teman teman KKN Kembuan atas kerja sama dan dukungannya.

22. Semua pihak yang telah banyak membantu dan menopang saya yang tidak

bisa disebutkan satu-persatu.

Biarlah kasih karunia dari Tuhan Yesus Kristus senantiasa menyertai kita

semua. Akhir kata penulis menyadari bahwa pembuatan Skripsi ini tidak sempurna

dan masih banyak kekurangan. Untuk itu peneliti berharap kepada semua pihak agar

dapat memberikan kritik dan saran untuk menambah kesempurnaan skripsi ini.

Namun peneliti sangat berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

khususnya di bidang pendidikan.

Tondano, November, 2020

Penulis

Jonatan Fronli Assa

7
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI........................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...................................................................iii

MOTTO.......................................................................................................................iv

PERSEMBAHAN........................................................................................................v

KATA PENGANTAR.................................................................................................vi

ABSTRAK...................................................................................................................ix

DAFTAR ISI.................................................................................................................x

DAFTAR TABEL......................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................xiv

8
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah....................................................................................7

1.3 Batasan Masalah.........................................................................................7

1.4 Rumusan Masalah.......................................................................................7

1.5 Tujuan Penelitian........................................................................................8

1.6 Manfaat Penelitian......................................................................................8

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka.........................................................................................9

2.2 Penelitian Terdahulu.................................................................................19

2.3 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian..........................................22

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian......................................................................................25

3.2 Waktu dan tempat penelitian....................................................................25

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel............................25

3.4 Populasi dan Sampel.................................................................................27

3.5 Jenis Data dan Sumber data......................................................................28

3.6 Metode Pengumpulan Data.......................................................................28

3.7 Teknik Analisis Regresi Data Panel.........................................................29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

9
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian..........................................................34

4.2 Hasil Penelitian.........................................................................................42

4.3 Pembahasan...............................................................................................50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan...............................................................................................54

5.2 Saran.........................................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................56

LAMPIRAN................................................................................................................60

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Rata-Rata Tobins Q Periode 2015-2019 .................................................18

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu................................................................................47

Tabel 3.1 Sampel Penelitian....................................................................................59

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif...................................................................................74

Tabel 4.2 Hasil Uji Chow........................................................................................83

Tabel 4.3 Hasil Uji Hausman...................................................................................84

Tabel 4.4 Hasil Uji LM............................................................................................85

Tabel 4.5 Hasil Uji Random Effect Model (Model Terpilih)..................................88

10
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Tabel 4.1 Rata – rata Tobins Q................................................................................76

Tabel 4.2 Rata – rata DER.......................................................................................78

Tabel 4.3 Rata – rata DPR.......................................................................................80

Tabel 4.4 Rata – rata DPRXROA............................................................................82

11
BAB I

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan pada dasarnya adalah suatu tempat atau lembaga

berkumpulnya semua faktor produksi dimana terjadinya kegiatan pengelolaan

sumber – sumber ekonomi dan kegiatan produksi baik barang ataupun jasa untuk

dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dengan motif mendapatkan keuntungan

bagi perusahaan. dalam hal ini perusahaan berperan penting dalam

perekonomian sebagai agen pembangunan, produsen, dan distributor ditujukan

untuk meningkatkan produksi melalui penelitian dan pengembangan yang

dilakukan berdasarkan pengalaman perusahaan. dalam hal ini perusahaan

dikenal dengan jenis perusahaan manufaktur dan non manufaktur, dimana

perusahaan non-manufaktur bergerak di bidang jasa dan perusahan manufaktur

merupakan badan usaha yang kegiatannya mengelolah bahan mentah menjadi

bahan jadi atau produk. semakin berkembangnya zaman maka semakin

12
bertambahnya perusahan - perusahan baru yang muncul dan dapat menjadi

penyaing bagi perusahaan - perusahaan yang sudah lama, maka dari itu

perusahaan berusaha keras untuk mempertahankan kinerja dan nilai dari

perusahannya lebih khususnya perusahaan manufaktur yang bergerak di sektor

barang konsumsi (Consumer Goods).

Tujuan utama perusahan selain untuk mendapatkan keuntungan yaitu

bertujuan mengoptimalkan nilai perusahaan untuk menjadi acuan bagaimana

kinerja dari perusahan tersebut, maka dari itu perusahan berlomba – lomba untuk

meningkatkan kinerja perusahanya untuk dapat memaksimalkan nilai dari

perusahaan. nilai perusahaan merupakan persepsi yang dinilai oleh para investor

terhadap tingkat keberhasilan suatu perusahaan, nilai perusahaan sering di

kaitkan dengan harga saham dimana harga saham yang tinggi membuat nilai

perusahaan juga tinggi. hal ini dapat meningkatkan kepercayaan pelaku – pelaku

pasar pada kinerja perusahaan masa kini tetapi juga pada prospek dan kemajuan

perusahaan di masa yang akan datang.untuk itu dibutuhkan alat analisis untuk

bisa menilainya . Rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Tobins’Q,

Rasio ini dikembangkan oleh James Tobin (1967). Rasio ini dapat memberikan

gambaran bagi investor untuk dapat menilai peluang investasi dilihat dari nilai

perusahaan yang dicapai. jika Rasio Q diatas satu, ini memberikan gambaran

bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang

lebih tinggi dari pada pengeluaran investasi, hal ini akan merangsang investasi

13
baru. Jika Rasio Q dibawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik

(Herawaty, 2008)

Menurut Modigliani dan Miller (1958) dalam teori struktur modal, nilai

suatu perusahaan akan meningkat dengan meningkatnya DER. Hal ini disebabkan

adanya efek dari corporate tax shield. Dalam keadaan pasar sempurna dan ada

pajak, pada umumnya bunga yang dibayarkanakibat penggunaan hutang dapat

dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak atau kata lain

bersifat tax deductible. Situasi tersebut menurut Modigliani dan Miller,

menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan nilainya bila menggunakan

hutang sebesar-besarnya (dalam keadaan pajak), namun hanya terjadi dengan

asumsi pasar modal adalah sempurna. Kebijakan hutang merupakan kebijakan

perusahaan tentang seberapa besar sebuah perusahaan menggunakan pendanaan

hutang. Dengan adanya hutang, semakin tinggi proporsi hutang maka semakin

tinggi harga saham perusahaan tersebut.dalam artian penggunaan hutang oleh

perusahaan berakibat timbulnya biaya bunga , dalam hal ini komponen biaya

bunga menjadi pengurangan laba sebelum pajak, sehingga pajak perusahaan

menjadi lebih rendah. semakin tinggi kebijakan hutang yang dilakukan, maka

akan semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan maksimum, apabila

perusahaan semakin banyak menggunakan hutang yang disebut dengan corner

optimum debt decision (Mutamimah, 2003). Kebijakan hutang merupakan

kebijakan perusahaan tentang seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan

pendanaan hutang Dengan adanya hutang, semakin tinggi proporsi hutang maka

14
semakin tinggi harga saham perusahaan tersebut Umi Mardiyati, Gatot Nazir

Ahmad dan Ria Putri (2012) penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan dan

Listiadi (2014) bahwasanya kebijakan hutang (DER) berprngaruh negatif dengan

nilai perusahaan, yang hasilnya menunjukan bahwa semakin tinggi hutang maka

nilai perusahaan rendah, dan semakin rendah hutang maka nilai perusahan tinggi.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Herawati ( 2012 ) yang

membuktikan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap nilai perusahan. berbeda juga dengan penelitian Azhari Hidayat (2013)

kebijakan hutang berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan

berbeda juga dengan penelitian Gema Fajar Ramadhan, Fitria Husnatarina,

Leliana Maria (2018) kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

Kebijakan dividen merupakan suatu topik permasalahan yang sering

dihadapi oleh perusahaan. Dividen adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan

yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Kebijakan dividen

merupakan kebijakan mengenai penentuan besar kecilnya dividen yang akan

dibayarkan dan disimpan oleh perusahaan sebagai laba ditahan untuk

pertumbuhan perusahaan Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham.

Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi

sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Sebaliknya jika dividen yang dibayarkan

kecil maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah. Sutrisno (2003)

Mengemukakan bahwa, pengertian kebijakan dividen adalah kebijakan yang

15
berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa

penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba yang

ditahan untuk kepentingan perusahaan. . Menurut Azhari Hidayat (2013)

kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan

hal ini sama dengan penelitian Gema Fajar Ramadhan, Fitria Husnatarina,

Leliana Maria (2018) kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan positif

terhadap nilai perusahaan dan berbeda dengan penelitian Gany Ibrahim Fenandar

(2012) Kebijakan Dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai

Perusahaan.

Profitabilitas sering disebut juga dengan kemampuan perusahaan untuk

memperoleh laba atau keuntungan perusahaan. Maka dari itu peneliti ingin

mengetahui profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba

maka untuk itu besar kecilnya keuntungan yang didapat oleh perusahaan dapat

memperkuat atau memperlemah kebijakan deviden seperti pembagian deviden

kepada pemegang saham. dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.

Profitabilitas merupakan daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang

saham) karena profitabilitas adalah hasil yang diperoleh melalui usaha

manajemen atas dana yang di investasikan oleh para pemegang saham (Wijaya &

Sedana, 2015). dalam hal ini peneliti menggunakan profitabilitas sebagai variabel

memoderasi kebijakan deviden. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

dalam memperoleh laba. Yaitu membandingkan ukuran tingkat efektivitas

manajemen seperti ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari

16
pendapatan investasi Juhandi (2007). Profitabilitas dapat memperkuat atau

memperlemah suatu perhitungan dividen yang diterima yang akan mempengaruhi

harga saham suatu perusahaan. Jika harga saham menurun, maka minat dari calon

investor pun menurun yang membahayakan nilai perusahaan itu sendiri.

Profitabilitas juga mencerminkan pembagian laba yang menjadi haknya yaitu

seberapa banyak dana yang di investasikan kembali dan seberapa banyak yang

dibayar.kan sebagai dividen tunai ataupun dividen saham kepada para pemilik

saham (Jusriani & Rahardjo, 2013).

Perusahan - perusahan yang bergerak di sector consumer goods cenderung

lebih stabil dan tahan terhadap krisis yang terjadi karnah mencakup kebutuhan

pakai manusia dimana industry consumer goods tidak akan pernah lepas dari

perannya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. industry consumer goods

mencakup industri peralatan rumah tangga, industri barang dan minuman ,

industri rokok, industri farmasi. di mana industri – industri ini di butuhkan secara

rutin dan terus menerus oleh masyarakat

Tabel berikut ini merupakan perhitungan rata-rata nilai perusahaan yang

dihitung berdasarkan rasio Tobin’s Q

Tabel 1.1

Nilai Q Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang terdaftar di


BEI Periode 2015 2019

No Kode Perusahaan Tahun Rata-

2015 2016 2017 2018 2019 Rata

17
PT Ultrajaya
1 ULTJ Milk 1.01 0.95 3.07 2.94 3.08 2.21
IndustryTbk

PT Nipon
2 ROTI Indosari 2.92 3.27 2.11 2.02 2.05 2.47
Corporindo Tbk

Handaya
3 HMSP Mandala 0.61 10.67 12.96 9.50 5.09 7.76
Sampoerna Tbk

Bentoel
4 RMBA International 1.54 1.69 1.34 1.20 1.21 1.39
Investma Tbk

Mandom
5 TCID 1.59 1.64 1.52 1.61 1.07 1.48
Indonesia Tbk

Chitose
6 CINT International 1.05 0.97 0.89 0.78 0.83 0.90
Tbk.

Industry jamu
7 SIDO Sido Muncul 3.02 2.68 2.67 3.90 5.54 3.56
Tbk

PT Unilever
8 UNVR 4,28 4,25 5,23 4,16 3,84 4,35
Indonesia Tbk

9 INDF PT Indofood 1,02 1,31 1,22 1,16 1,15 1,17


Sukses Makmur

18
Tbk

PT Kimia
10 KAEF 1,91 3,81 3,03 2,17 0,97 2,37
Farma Tbk

Berdasarkan pada tabel 1.1 di atas Nilai Perusahaan yang diukur menggunakan

Tobin’s Q. Pada perusahaan ULTJ nilai Tobin’s Q tertinggi berada pada tahun

2019 sebesar 3,8%, dan nilai Tobin’s Q terendah berada pada tahun 2016 sebesar

0.95%, sedangkan nilai rata-rata Tobin’s Q pada perusahaan ULTJ pada tahun

2015 - 2019 sebesar 2.21%. Pada perusahaan ROTI nilai Tobin’s Q tertinggi

berada pada tahun 2016 sebesar 3.27% dan nilai terendah berada pada tahun 2018

sebesar 2.02%, sedangkan nilai rata-rata Tobin’s Q pada perusahaan ROTI dari

tahun 2015 - 2019 sebesar 2.47%. Pada perusahaan HMSP nilai Tobin’s Q

tertinggi berada pada tahun 2017 sebesar 12.96% dan nilai Tobin’s Q terendah

berada pada tahun 2015 sebesar 0.61%, sedangkan nilai rata-rata Tobin’s Q pada

perusahaan HMSP pada tahun 2015-2019 sebesar 7.76%. Pada perusahaan

RMBA nilai Tobin’s Q tertinggi berada pada tahun 2016 sebesar 1.69% dan nilai

Tobin’s Q terendah berada pada tahun 2018 sebesar 1.20%, sedangkan nilai rata -

rata Tobin’s Q pada perusahaan RMBA pada tahun 2015 - 2019 sebesar 1.39%.

Pada perusahaan TCID nilai Tobin’s Q tertinggi berada pada tahun 2016 sebesar

1.64% dan nilai Tobin’s Q terendah berada pada tahun 2019 sebesar 1.07%,

sedangan nilai rata-rata Tobin’s Q pada perusahaan TCID pada tahun 2015-2019

sebesar 1.48%. Pada perusahaan CINT nilai Tobin’s Q tertinggi berada pada

19
tahun 2015 sebesar 1.05% dan nilai Tobin’s Q terendah berada pada tahun 2018

sebesar 0.78%, sedangkan nilai Tobin’s Q pada perusahaan CINT pada tahun

2015 - 2019 sebesar 0.90%. Pada perusahaan SIDO nilai Tobin’s Q tertinggi

berada pada tahun 2019 sebesar 5.54% dan nilai Tobin’s Q terendah berada pada

tahun 2017 sebesar 2.67%, sedangkan nilai rata-rata Tobin’s Q pada perusahaan

SIDO pada tahun 2015-2019 sebesar 3.56% Pada perusahaan UNVR nilai

Tobin’s Q tertinggi berada pada tahun 2017 sebesar 5,23%, dan nilai Tobin’s Q

terendah berada pada tahun 2019 sebesar 3,84%, sedangkan nilai rata-rata Tobin’s

Q pada perusahaan UNVR pada tahun 2015 - 2019 sebesar 4,35%. Pada

perusahaan INDF nilai Tobin’s Q tertinggi berada pada tahun 2016 sebesar 1,31%

dan nilai terendah berada pada tahun 2015 sebesar 1.02%, sedangkan nilai rata-

rata Tobin’s Q pada perusahaan INDF dari tahun 2015 - 2019 sebesar 1,17%.

Pada perusahaan KAEF nilai Tobin’s Q tertinggi berada pada tahun 2016 sebesar

3,81% dan nilai Tobin’s Q terendah berada pada tahun 2019 sebesar 0.97%,

sedangkan nilai rata-rata Tobin’s Q pada perusahaan KAEF pada tahun 2015-

2019 sebesar 2,37%. Dalam hal ini menunjukan Nilai Perusahan yang dihitung

dengan Tobin’s Q setiap perusahan yang dijadikan sample mengalami gejala yang

sama yaitu berfluktuasi naik turun di setiap tahunnya. hal ini disebabkan oleh

lembar saham yang dikeluarkan dan naik turunnya harga saham dimana bila harga

saham terus meningkat investor akan lebih merasa aman untuk terus berinvestasi

karna sifat manusia yang cenderung meghindari resiko investor lebih cenderung

memilih perusahan yang mempunyai prospek bagus hal ini dapat menarik minat

para investor untuk berinvestasi maka dari itu jika perusahan ingin

20
memaksimumkan nilai perusahan maka perusahan juga harus memaksimumkan

harga saham.

Indonesia tergolong dalam negara yang memiliki penduduk yang sangat

banyak. seiring dengan penduduk yang besar, tingkat konsumsi masyarakat pun

ikut meningkat hal ini memicuh perkembangan perusahan manufaktur sector

consumer goods setiap tahunnya maka dari itu Indonesia dikenal dunia sebagai

target pasar potensial dan juga target investasi para investor. seperti dilansir pada

Media Indonesia 29 November kuartal III 2016 dibandingkan dengan tahun

sebelumnya mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 3%. Beberapa negara

di Asia Tenggara seperti Indonesia, Vietnam, dan Filipina menunjukkan tingkat

pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan total Asia. Untuk Indonesia,

misalnya, pertumbuhan consumer good pada setahun terakhir di kuartal III 2016

sebesar 4,8%. Salah satu hal yang menyebabkan pertumbuhan market di

Indonesia yakni kenaikan harga barang per unit. Jika melihat indikasi

perekonomian secara garis besar, perekonomian Indonesia sudah mulai membaik

dibandingkan 2015.

Penelitian ini mengacuh pada penelitian Azhari Hidayat (2013) meneliti

tentang pengaruh kebijakan hutang dan kebijakan deviden terhadap nilai

perusahaan sehingga penelitian ini ingin meneliti dengan menambahakan

profitabilitas sebagai variabel moderasi kebijakan deviden. penelitian ini

menggunakan periode lima tahun yaitu 2015 – 2019, hal ini memperbaiki

keterbatasan periode yang digunakan penelitian sebelumnya yang hanya

21
menggunakan periode empat tahun yaitu 2008 – 2011. objek yang digunakan

dalam penelitian ini adalah perusahan manufaktur sector consumer goods yang

terdaftar di bursa efek indonesia, sedangkan penelitian Ashari Hidayat

menggunakan objek semua perusahan manufaktur yang terdaftar di bursa efek

Indonesia

Penelitian ini juga mengacuh pada Gema Fajar Ramadhan, Fitria

Husnatarina, Leliana Maria (2018) meneliti tentang pengaruh kebijakan hutang

dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan. variabel independent dalam

penelitian terdahulu hanya kebijakan hutang dan kebijakan dviden sedangkan

penelitian ini menambahkan variabel profitabilitas untuk memoderasi kebijakan

deviden terhadap Nilai perusahan. objek yang digunakan dalam penelitian ini

adalah perusahan manufaktur sector consumer goods yang terdaftar di bursa efek

Indonesia dengan periode 2015 – 2019 sedangkan penelitian terdahulu

menggunakan objek perusahaan kelompok LQ 45 yang listing dan terdaftar di

Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas yang

mengacuh pada fenomena perusahan manufaktur Sector consumer Goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan hasil penelitian sebelumnya yang berdeda –

beda karna dipengaruhi oleh factor perbedaan periode, tahun dan objek perusahan

yang diteliti. maka dari itu peneliti merasa termotivasi untuk melakukan

penelitian kembali untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kebijakan hutang,

kebijakan deviden dimoderasi profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan

22
pada perusahaan manufaktur sector consumer goods yang terdaftar di BEI periode

2015 -2019. populasi yang diambil dari penelitian ini adalah perusahan

manufaktur sector consumer goods dimana perusahan ini sangat berpengaruh

pada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok yang dibutuhkan secara terus

- menerus. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan mengambil judul penelitian

“PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG DAN KEBIJAKAN DEVIDEN

YANG DIMODERASI OLEH PROFITABILITAS TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR

CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah yang

teridentifikasi adalah sebagai berikut.

1. Nilai perusahan mengalami fluktuasi

2. Nilai perusahan Chitose International Tbk. mengalami penurunan dari tahun

2015 (1.05%), 2016 (0.97%), 2017 (0.89) hingga tahun 2018 (0.78%). hal ini

dapat mempengaruhi minat Investor.

3. Nilai Perusahaan PT Kimia Farma Tbk berfluktuasi dan cenderung menurun

dari tahun 2016 (3,81%), 2017 (3,03%), 2018 (2,17%) hingga tahun 2019

23
(0,97%). hal ini menyebabkan ketertarikan investor pada perusahaan

berkuran.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian

ini hanya di batasi pada :

1. Kebijakan Hutang

2. kebijakan Deviden

3. profitabilitas

4. Nilai perusahaan

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan diatas, permasalahan

dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah Kebijakan Hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai

Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia m Periode 2015 – 2019?

2. Apakah Kebijakan Deviden berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai

Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2015 – 2019?

3. Apakah profitabilitats memperkuat pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai

perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2015 – 2019?

1.5 Tujuan Penelitian

24
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas tujuan dilakukannya penelitian ini

adalah :

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai

perusahaan

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kebijakan Deviden terhadap Nilai

perusahaan

Untuk mengetahui dan menganalisis Profitabilitas memperkuat Pengaruh

kebijakan Deviden terhadap Nilai perusahaan

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

sebagai salah satu persyaratan mencapai gelar sarjana, dan menambah

pengetahuan serta sarana dalam menerapkan teori keilmuan yang telah

diperoleh.

2. Bagi Perusahaan

penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi perusahaan

Manufaktur Sektor Consumer goods yang terdaftar di BEI untuk mengukur

sejauh mana pengaruh dan dampak kebijakan Hutang dan Devidan pada nilai

perusahaan.

3. Bagi Investor

sebagai bahan Evaluasi dalam Keputusan Investasi yang akan di ambil.

25
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjau Pustaka

26
2.1.1 Teori Keagenan ( Agency Theory )

Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan

mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat

melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan insentif dan

pengawasan yang memadai. Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara

seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan dan pembatasan terhadap

keputusan yang dapat diambil manajemen. Kegiatan pengawasan tentu saja

membutuhkan biaya yang disebut biaya agensi. Biaya agensi adalah biaya-biaya

yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa

manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan

dengan kreditor dan pemegang saham. Konflik antara manajemen dan para

pemegang saham dalam perusahaan dimana manajer dan pemegang saham

memiliki insentif berbeda sehingga manajer tidak mau bekerja untuk para

pemegang saham kecuali untuk kepentingan mereka sendiri, maka kebijakan

dividen dianggap oleh pemegang saham sebagai alat untuk meminimalisasi biaya

agensi.

2.1.2 Teori Signalling

Brigham dan Houston (2006) menyatakan bahwa sinyal adalah suatu

tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk

bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manajer dan pemegang saham tidak

mempunyai akses informasi perusahaan yang sama. Ada informasi tertentu yang

27
hanya diketahui oleh manajer, sedangkan pemegang saham tidak tahu informasi

tersebut sehingga terdapat informasi yang tidak simetri (asymmetric information)

antara manajer dan pemegang saham. Signalling theory menyatakan pengeluaran

investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang

akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai

perusahaan (Hasnawati, 2005:117). Manajer memiliki keyakinan bahwa prospek

perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, manajer

tersebut tentunya ingin mengkomunikasikan hal tersebut kepada para investor.

Manajer bisa menggunakan hutang yang lebih banyak, yang nantinya berperan

sebagai sinyal yang lebih terpercaya. Ini karena perusahaan yang meningkatkan

utang dapat dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek

perusahaan di masa yang akan datang. Investor diharapkan akan menangkap

sinyal tersebut, sinyal yang mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai

prospek yang prospektif di masa depan (Azizah Hervina Hapsari: 2015)

2.1.3 Nilai Perusahaan

Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk

memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm).

Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan,

karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan

kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan. Nilai

perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas

perusahaan yang beredar. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap

28
tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham.

Harga saham perusahaan merupakan reaksi pasar terhadap keseluruhan kondisi

perusahaan sebagai cerminan nilai perusahaan yang diwujudkan dalam bentuk

harga saham perusahaan. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan

juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak

hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di

masa depan. menurut Keown (2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas

surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Nilai perusahaan

merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang

sering dikaitkan dengan harga saham

2.1.4 Kebijakan Hutang

Menurut Modigliani dan Miller (1958) dalam teori struktur modal, nilai

suatu perusahaan akan meningkat dengan meningkatnya DER. Hal ini disebabkan

adanya efek dari corporate tax shield. Dalam keadaan pasar sempurna dan ada

pajak, pada umumnya bunga yang dibayarkanakibat penggunaan hutang dapat

dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak atau kata lain

bersifat tax deductible. Situasi tersebut menurut Modigliani dan Miller,

menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan nilainya bila menggunakan

hutang sebesar-besarnya (dalam keadaan pajak), namun hanya terjadi dengan

asumsi pasar modal adalah sempurna. Semakin tinggi kebijakan hutang yang

dilakukan, maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan

maksimum, apabila perusahaan semakin banyak menggunakan hutang yang

29
disebut dengan corner optimum debt decision (Mutamimah, 2003). Kebijakan

hutang perusahaan merupakan tindakan manajemen perusahaan yang akan

mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan modal yang berasal dari

hutang. Hal ini berkaitan erat dengan struktur modal yang dipilih perusahaan.

Struktur modal adalah perimbangan antara modal asing atau hutang dengan modal

sendiri. Pemilik perusahaan lebih menyukai perusahaan menggunakan hutang

pada tingkat tertentu agar harapan pemilik perusahaan dapat tercapai. Disamping

itu perilaku manajer dan komisaris perusahaan juga dapat dikendalikan. Dalam

(Hasni, 2013) Kebijakan hutang sering diukur dengan debt to equity ratio (DER)

yaitu perbandingan antara total hutang jangka panjang dengan modal sendiri.

Semakin rendah DER berarti semakin kecil tingkat hutang yang dimiliki dan

kemampuan untuk membayar hutang akan semakin tinggi pula. Dalam

(Pakpahan, 2012)

Kebijakan hutang diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio.

Menurut kasmir (2008) . Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang

di sediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan sehingga rasio ini berfunsi

untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang rasio

ini diukur dengan rumus sebagai berikut:

Total Hutang( Debt )


DER=
Ekuitas( Equity)

Menurut Brealey, et all (2006) teori pecking order berbunyi manajer

keuangan tidak memperhitungan tingkat hutang secara optimal. Kebijakan

pendanaan ditentukan oleh tingkat kebutuhan investasi. Jika perusahaan

30
memperoleh kesempatan untuk investasi maka perusahaan akan mencari dana

untuk mendanai inevestasi tersebut. Manajemen perusahaan akan

menentukan kebijakan pendanaan itu dengan dana internal, baru kemudian

dengan dana eksternal termasuk hutang. Jika dana internal sudah mencukupi

maka manajemen tidak perlu menggunakan kebijakan hutang untuk

memperoleh dana dari luar. Namun sebaliknya jika investasi yang dilakukan

tidak cukup jika hanya menggunakan sumber dana dari internal, maka

manajemen perusahaan harus menggunakan kebijakan hutang sebagai salah

satu alternatif untuk memperoleh dana dari luar disamping dengan menerbitkan

saham.

2.1.5 Kebijakan Deviden

Teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam kebijakan deviden

adalah teori Signalling. Teori Signalling dikembangkan untuk memperhitungkan

kenyataan bahwa orang dalam ( Insider ) perusahaan pada umumnya memiliki

informasi yang lebih baik dan cepat berkaitan dengan kondisi terbaru dari

perusahaan, serta prospek perusahaan dimasa yang akan dating dibandingkan

dengan investor luar. Dividen Signalling Theory pertama kali dicetuskan oleh

Bhattacharya pada tahun 1979 dalam Pramastuti ( 2007 ). Teori ini mendasari

Dividen kas sendiri terdiri dari dividen saham (stock dividend) dan stock

splits (pemecahan saham) (Mamduh : 2014). dugaan bahwa perubahan cash

dividend mempunyai kandungan informasi yang mengakibatkan munculnya

reaksi harga saham. Teori ini menjelaskan bahwa informasi tentang cash

dividend yang dibayarkan dianggap investor sebagai sinyal prospek perusahaan

31
dimasa mendatang. Adanya anggaran ini disebabkan terjadinya asymmetric

information antara manajer dan investor, sehingga para investor menggunakan

kebijakan dividen sebagai sinyal tentang prospek perusahaan. Apabila terjadi

peningkatan dividen akan dianggap sebagai sinyal positif yang berarti perusahaan

mempunyai prospek yang baik, sehingga menimbulkan reaksi harga saham yang

positif. Sebaliknya, jika terjadi penurunan deviden akan dianggap sebagai sinyal

negative yang berarti perusahaan memppunyai prospek yang ridak begitu baik,

sehingga menimbulkan harga saham yang negatif ( Pramastuti, 2007 ).

Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan

keputusan pendanaan perusahaan. Secara definisi kebijakan deviden adalah

kebijaka untuk menentukan berapa laba yang harus dibayarkan ( dividen ) kepada

pemegang saham dan berapa banyak yang harus ditanam kembali ( laba ditahan ).

Deviden adalah pendapatan bagi pemegang saham yang dibayarkan setiap akhir

periode sesuai dengan persentasenya. Persentase dari laba yang akan dibagikan

sebagia dividen kepada pemegang saham disebut Dividend Payout Ratio ( DPR ).

Kebijakan dividen harus diformulasikan untuk dua dasar tujuan dengan

memperhatikan maksimalisasi kekayaan dari pemilik perusahaan dan pembiayaan

yang cukup. Kedua tujuan tersebut saling berhubungan dan harus memenuhi

berbagai factor hokum, perjanjian, internal, pertumbuhan, hubungan dengan

pemilik, hubungan dengan pasar yang membatasi alternatif kebijakan ( Sundjaja

dan Berlin, 2010 ).

Variabel kebijakan dividen diukur dengan menggunakan rumus DPR

(Dividend Payout Ratio). Alasan peneliti menggunakan DPR karena rasio ini

32
dapat melihat bagian earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen

kepada investor. Rasio ini juga digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Yaniatie dan Destriana (2010), Murtiningtyas (2012), Surya dan Rahayuningsih

(2012). Variabel ini dirumuskan sebagai berikut:

Deviden Per Share


DPR =
Earning Per Share

Keterangan:

DPS = Dividend per lembar saham

EPS = Earnings per lembar saham

Menurut Bambang Riyanto (2008:265) menyatakan bahwa: Kebijakan

dividen adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan pembagian

pendapatan (earning) antara pengguna pendapatan untuk dibayarkan kepadapara

pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang

berarti pendapatan tersebut harus ditanam di dalam perusahaan.

2.1.6 Profitabilitas

menurut Sartono (2012:122) bahwa: “Profitabilitas merupakan rasio yang

mengukur kemampuan perusahan untuk menghasilkan laba baik dalam

hubungannya dengan penjualan, assets maupun laba bagi modal sendiri. Dengan

demikian bagi investor jangka panjang akan sangat bekepentingan dengan analisis

profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang

33
benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen.”Pengertian profitabilitas

menurut Mamduh M. Hanafi (2012:81): “Rasio ini mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset,

dan modal saham yang tertentu. Ada tiga rasio yang sering dibicarakan yaitu

profit margin, return on asset (ROA), dan return on equity (ROE).” Kemudian

Kasmir (2015:114) mengatakan bahwa: “Rasio Profitabilitas merupakan rasio

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba

dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat

efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang

dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.” Menurut Sudana

(2011:22) bahwa: “Porfitability ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki

perusahaan, seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan.” Menurut Sutrisno

(2012:222) bahwa : “Keuntungan merupakan hasil dari kebijaksanaan yang

diambil oleh manajemen. Rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar

tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar tingkat

keuntungan menujukan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan.”

Menurut Irfan Fahmi (2013:80) bahwa : “Rasio Profitabilitas mengukur

efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya

tngkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan mauon

investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan

kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rasio profirabilitas

34
secara umm ada 4 yaitu, gross profit margin, net profit margin, return on

investment (ROI), dan Return on net work.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian – penelitian terdahulu yang berhubungan dengan pengaruh

kebijakan hutang dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan tela banyak di

teliti. Meski demikian, penelitian tersebut memiliki hasil yang berbeda – beda

seperti penggunaan variabel independen dan dependen yang berbeda, lokasi dan

tempat. objek penelitian yang berbeda, dan tahun yang berbeda. Berikut ini adalah

beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan

pengaruh kebijakan Hutang dan kebijakan deviden terhadap Nilai perusahaan

antara lain:

1. Umi Mardiyati, Gatot Nazir Ahmad, Ria Putri (2012) bertujuan untuk

menguji pengaruh kebijakan dividen, kebijakan utang dan profitabilitas

terhadap nilai perusahaan dengan mempertimbangkan tata kelola perusahaan

yang baik sebagai variabel kontrol. Penelitian ini menggunakan populasi

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode

pengamatan 2005-2010. Metode pengumpulan data menggunakan metode

purposive sampling. Jumlah sampel menggunakan 78 sampel. Penelitian ini

diuji dengan aplikasi SPSS. Penelitian ini menggunakan metode ordinary least

square menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif tetapi tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan, kebijakan utang positif tetapi tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh positif

35
signifikan. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan kepemilikan orang dalam

sebagai variabel kontrol yang hanya dapat mengubah satu variabel

independen, yaitu: koefisien kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan. Jadi,

kebijakan utang memiliki negatif tetapi tidak signifikan pada nilai perusahaan.

Secara serempak, variabel DPR, DER dan ROE berpengaruh signifikan

terhadap PBV dan dengan kepemilikan orang dalam sebagai variabel kontrol,

variabel DPR, DER, ROE, dan kepemilikan orang dalam berpengaruh

signifikan terhadap PBV.

2. Azhari Hidayat (2013) meneliti tentang pengaruh kebijakan hutang dan

kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan. Populasi penelitian ini sebanyak

158 perusahaan manufaktur yang listing dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2008-2011. Dengan menggunakan metode purposive sampling

diperoleh sebanyak 45 sampel. Analisis regresi berganda digunakan dalam

penelitian ini untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen baik secara bersama-sama maupun secara individu. Hasil analisis

menunjukkan bahwa selama periode 2008-2011 kebijakan hutang

berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Dan kebijakan

dividen tidak berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.

3. Titin Herawati (2013) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai

perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang

termasuk dalam Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2009-2011. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan

36
menggunakan teknik Purposive Sampling sehinga diperoleh sampel sebanyak

17 perusahaan. Analisis dilakukan dengan menggunakan model regresi panel.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh tidak

signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan. Kebijakan hutang

berpengaruh tidak signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan.

4. Gema Fajar Ramadhan, Fitria Husnatarina, Leliana Maria (2018)

meneliti tentang pengaruh kebijakan hutang dan kebijakan deviden terhadap

nilai perusahaan. Populasi penelitian ini sebanyak 81 perusahaan kelompok

LQ 45 yang listing dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-

2016. Dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh sebanyak

16 sampel. Analisis regresi sederhana digunakan dalam penelitian ini untuk

melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara

individu. Hasil analisis menunjukkan bahwa selama periode 2012-2016

kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dan kebijakan

dividen tidak berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.

5. Anandia Putri Nur Fatamala (2018) melakukan penelitian tentang

pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai

perusahaan. Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan 2012-

2015. Metode pengumpulan data menggunakan purposive sampling. Jumlah

sampel menggunakan 80 sampel. Sedangkan data analisis yang digunakan

adalah uji asumsi klasik dan uji hipotesis serta analisis regresi. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa : Kebijakan dividen berpengaruh

37
signifikan terhadap nilai perusahaan, Kebijakan Hutang tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan, Profitabilitas berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan, Kebijakan dividen, kebijakan hutang dan

profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan.

6. Mislia Ambar Sari, Lela Nurlaela Wati, Bambang Rahardjo (2020)

melakukan penelitian tentang pengaruh struktur modal dan kebijakan dividen

terhadap nilai perusahaan dengan moderasi profitabilitas pada perusahaan

food & beverages. Sampel adalah perusahaan manufaktur Sub Sektor Food &

Beverages yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018, yang

diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan

adalah analisis regresi moderasi (MRA) menggunakan eviews 9. Hasil

pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel struktur modal (DER)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV), kebijakan

dividen (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

(PBV), profitabilitas (ROA) memperkuat pengaruh struktur modal (DER)

terhadap nilai perusahaan (PBV), namun profitabilitas (ROA) tidak

memperkuat pengaruh kebijakan dividen (EPS) terhadap nilai perusahaan

(PBV).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan terdahulu yaitu :

Umi Mardiyati, Gatot Nazir Ahmad, Ria Putri (2012)

38
1. perusahan yang dijadikan objek Objek hanya dibatasi pada perusahan

manufaktur yang berada pada sector Consumer Goods sedangkan penelitian

yang dilakukan Umi Mardiyati, Gatot Nazir Ahmad, Ria Putri mencakup

seluruh perusahan manufaktur

2. periode yang digunakan dalam penelitian adalah 5 tahun 2015 – 2019.

sedangkan periode yang digunakan dalam penelitian Umi Mardiyati, Gatot

Nazir Ahmad, Ria Putri 6 Tahun 2005-2010.

3. penelitian ini menggunakan profitabilitas sebagai variabel moderasi

Azhari Hidayat (2013)

1. Objek yang dijadikan dalam penelitian ini hanya dibatasi pada perusahan

manufaktur yang berada pada sector Consumer Goods sedangkan penelitian

yang dilakukan Azhari Hidayat mencakup seluruh perusahan manufaktur

2. periode yang digunakan dalam penelitian adalah 5 tahun 2015 – 2019.

sedangkan periode yang digunakan dalam penelitian azhari Hidayat hanya 4

Tahun 2008-2011.

3. penelitian ini menggunakan profitabilitas sebagai variabel moderasi

Titin Herawati (2013)

1. Objek yang dijadikan dalam penelitian ini pada perusahan manufaktur sector

Consumer Goods dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sedangkan penelitian

yang dilakukan Titin Herawati adalah perusahaan manufaktur yang termasuk

dalam Indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

39
2. periode yang digunakan dalam penelitian adalah 5 tahun 2015 – 2019.

sedangkan periode yang digunakan dalam penelitian Titin Herawati hanya 3

Tahun 2009-2011.

3. penelitian ini menggunakan profitabilitas sebagai variabel moderasi

Gema Fajar Ramadhan, Fitria Husnatarina, Leliana Maria (2018)

1. Objek yang dijadikan dalam penelitian ini pada perusahan manufaktur sector

Consumer Goods dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sedangkan penelitian

yang dilakukan Gema Fajar Ramadhan, Fitria Husnatarina, Leliana Maria

(2018) adalah perusahaan kelompok LQ 45 yang listing dan terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

2. periode yang digunakan dalam penelitian adalah 5 tahun 2015 – 2019.

sedangkan periode yang digunakan dalam penelitian Gema Fajar Ramadhan,

Fitria Husnatarina, Leliana Maria 5 Tahun 2012-2016.

3. penelitian ini menggunakan profitabilitas sebagai variabel moderasi

Anandia Putri Nur Fatamala (2018)

1. Objek yang dijadikan dalam penelitian ini hanya dibatasi pada perusahan

manufaktur yang berada pada sector Consumer Goods sedangkan penelitian

yang dilakukan Anandia Putri Nur Fatamala mencakup seluruh perusahan

manufaktur

40
2. periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 tahun 2015 – 2019.

sedangkan periode yang digunakan dalam penelitian Anandia Putri Nur

Fatamala hanya 4 Tahun 20012-2015.

3. penelitian ini menggunakan profitabilitas sebagai variabel moderasi

Mislia Ambar Sari, Lela Nurlaela Wati, Bambang Rahardjo (2020)

1. Objek yang dijadikan dalam penelitian ini pada perusahan manufaktur

sector Consumer Goods sedangkan penelitian yang dilakukan Mislia

Ambar Sari, Lela Nurlaela Wati, Bambang Rahardjo pada perusahan

manufaktur sub sector food & beverages.

2. periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2015 – 2019.

sedangkan periode yang digunakan dalam penelitian Mislia Ambar Sari,

Lela Nurlaela Wati, Bambang Rahardjo adalah Tahun 2014-2018.

3. Variabel kebijakan Deviden penelitian ini menggunakan Proksi (DPR)

Deviden Per Share sedangkan penelitian Mislia Ambar Sari, Lela Nurlaela

Wati, Bambang Rahardjo menggunakan proksi (EPS) Earning Per Share

4. Variabel Y Nilai perusahaan penelitian ini menggunakan proksi Tobins Q

sedangkan penelitian Mislia Ambar Sari, Lela Nurlaela Wati, Bambang

Rahardjo menggunakan Proksi (PBV) Price to Book Value.

Tabel. 2.1

Penelitian Terdahulu

N Peneliti Tahu Judul Variabel Sampel/Alat uji Hasil

41
o n

1. Umi 2012 pengaruh Independen: Perusahan Kebijakan


Mardiyati, kebijakan Kebijakan Manufaktur yang Deviden
Gatot dividen, Hutang terdaftar di memiliki
Nazir kebijakan DER , Bursa efek pengaruh
Ahmad, utang dan Kebijakan Indonesia yang tidak
Ria Putri profitabilita Deviden /ordinary least signifikan
s terhadap DPR square terhadap
nilai Profitabilita nilai
perusahaan s ROE perusahaan,
manufaktur Dependent: Kebijakan
yang Nilai hutang
terdaftar di perusahaan berpengaruh
bursa efek PBV positif tetapi
Indonesia tidak
(BEI) signifikan
periode terhadap
2005 – nilai
2010 perusahaan.
Profitabilita
s memiliki
pengaruh
yang positif
signifikan
terhadap
nilai
perusahaan.

2 Azhari 2013 Pengaruh Independen: perusahaan Hasil dari


Hidayat Kebijakan Kebijakan manufaktur yang penelitian
Putri Deviden Hutang listing dan ini
Kebijakan DER , terdaftar di disimpulkan
Hutang dan Kebijakan Bursa Efek bahwa
Profitabilita Deviden Indonesia/Analis kebijakan
s Terhadap DPR is regresi hutang
Nilai Dependent: berganda berpengaruh
Perusahaan Nilai positif dan
Manufaktur perusahaan tidak

42
yang PBV signifikan
terdaftar di terhadap
BEI nilai
periode perusahaan.
2005 - Hasil
2010 penelitian
Kebijakan ini
Hutang dan disimpulkan
Kebijakan bahwa
Deviden kebijakan
Pada Nilai deviden
Perusahaan tidak
(Studi berpengaruh
Empiris signifikan
pada positif
Perusahaan terhadap
Manufaktur nilai
yang perusahaan.
terdaftar di
BEI)

3. Titin 2013 Pengaruh Independen: perusahaan yang Kebijakan


Herawati Kebijakan Kebijakan termasuk dalam dividen
Deviden Deviden Indeks Kompas berpengaruh
Kebijakan DPR 100 yang positif dan
Hutang dan Kebijakan terdaftar di tidak
Profitabilita Hutang Bursa Efek signifikan
s Terhadap DER ,Profit Indonesia /model terhadap
Nilai abilitas regresi data nilai
Perusahaan ROE panel. perusahaan,
Manufaktur Dependent: Kebijakan
yang Nilai hutang
terdaftar di perusahaan berpengaruh
BEI PER positif dan
periode tidak
2009 – signifikan
2011 terhadap
nilai
perusahaan,

43
Profitabilita
s
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
nilai
perusahaan

4. Gema 2018 Pengaruh Independen: perusahaan Kebijakan


Fajar Kebijakan Kebijakan kelompok LQ 45 hutang yang
Ramadhan Deviden Hutang yang listing dan diukur
Fitria dan DER , terdaftar di dengan
Husnatarin Kebijakan Kebijakan Bursa Efek DER tidak
a Leliana Hutang Deviden Indonesia/Analis berpengaruh
Maria Terhadap DPR is regresi terhadap
Angela Nilai Dependent: sederhana nilai
Perusahaan Nilai perusahaan
kelompok perusahaan yang diukur
LQ 45 yang PBV dengan
terdaftar di PBV.
BEI tahun Kebijakan
2012 - dividen
2016 yang diukur
dengan
DPR tidak
berpengaruh
secara
signifikan
positif
terhadap
nilai
perusahaan
yang diukur
dengan
PBV.

5 Anandia 2018 Pengaruh Independen: perusahaan Kebijakan


Putri Nur Kebijakan Kebijakan manufaktur yang dividen
Fatamala Deviden terdaftar di berpengaruh

44
Kebijakan Deviden Bursa Efek signifikan
Hutang dan Kebijakan Indonesia/ uji terhadap
Profitabilita Hutang ,Pr asumsi klasik nilai
s Terhadap ofitabilitas dan uji hipotesis perusahaan,
Nilai Dependent: serta analisis Kebijakan
Perusahaan Nilai regresi. Hutang
Manufaktur perusahaan tidak
yang berpengaruh
terdaftar di signifikan
BEI terhadap
periode nilai
2012 – perusahaan,
2015 Profitabilita
s
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan

6 Mislia 2020 Peran Independen: perusahaan Hasil


Ambar profitabilita Profitabilita manufaktur Sub pengujian
Sari, Lela s dalam s, Sektor Food & hipotesis
Nurlaela memoderas Struktur Beverages yang menunjukka
Wati, i pengaruh modal, tercatat dalam n bahwa
Bambang struktur Profitabilita Bursa Efek variabel
Rahardjo modal dan s Indonesia struktur
kebijakan Dependent: Teknik analisis modal
dividen Nilai yang digunakan (DER)
terhadap perusahaan adalah analisis berpengaruh
nilai regresi moderasi positif dan
perusahaan (MRA) signifikan
menggunakan terhadap
eviews 9 nilai
perusahaan
(PBV),
kebijakan
dividen
(EPS)
berpengaruh

45
positif dan
signifikan
terhadap
nilai
perusahaan
(PBV),
profitabilita
s (ROA)
memperkuat
pengaruh
struktur
modal
(DER)
terhadap
nilai
perusahaan
(PBV),
namun
profitabilita
s (ROA)
tidak
memperkuat
pengaruh
kebijakan
dividen
(EPS)
terhadap
nilai
perusahaan
(PBV).

2.3 Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian

2.3.1 Hubungan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan

46
Menurut Modigliani dan Miller (1958) dalam teori struktur modal, nilai

suatu perusahaan akan meningkat dengan meningkatnya DER. Hal ini disebabkan

adanya efek dari corporate tax shield. Dalam keadaan pasar sempurna dan ada

pajak, pada umumnya bunga yang dibayarkanakibat penggunaan hutang dapat

dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak atau kata lain

bersifat tax deductible. Situasi tersebut menurut Modigliani dan Miller,

menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan nilainya bila menggunakan

hutang sebesar-besarnya (dalam keadaan pajak), namun hanya terjadi dengan

asumsi pasar modal adalah sempurna. Perusahaan dalam meningkat nilai

perusahannya mebutuhkan hutang untuk mendapatkan pengurangan laba sebelum

pajak, sehingga pajak perusahaan menjadi lebih rendah. Kebijakan hutang

termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal.

Sebagian perusahaan menganggap bahwa penggunaan hutang dirasa lebih aman

daripada menerbitkan saham baru. kebijakan hutang juga dapat dihubungkan

dengan nilai perusahaan. semakin tinggi kebijakan hutang yang dilakukan, maka

akan semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan maksimum, apabila

perusahaan semakin banyak menggunakan hutang yang disebut dengan corner

optimum debt decision (Mutamimah, 2003). Kebijakan hutang merupakan

kebijakan perusahaan tentang seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan

pendanaan hutang Dengan adanya hutang, semakin tinggi proporsi hutang maka

semakin tinggi harga saham perusahaan tersebut Umi Mardiyati, Gatot Nazir

Ahmad, Ria Putri (2012) kenaikan harga saham secara otomatis akan

meningkatkan kemakmuran pemegang saham tersebut. Dengan demikian, apabila

47
terjadi kenaikan harga pasar saham maka nilai perusahaan pun akan meningkat

Nani Martikarini (2013)

2.3.2 Hubungan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahan

kenaikan harga saham secara otomatis akan meningkatkan kemakmuran

pemegang saham tersebut. Dengan demikian, apabila terjadi kenaikan harga pasar

saham maka nilai perusahaan pun akan meningkat Nani Martikarini (2013)

Besarnya dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat mempengaruhi harga

saham karena menurut Theory Bird In The Hand investor lebih menyukai

pengembalian yang berasal dari dividen dibandingkan dengan Capital Gain.

kenaikan harga saham secara otomatis akan meningkatkan kemakmuran

pemegang saham tersebut. Pembayaran dividen yang lebih besar tidak selalu

dapat meningkatkan harga saham perusahaan. berdasarkan teori preferensi pajak

pembayaran dividen yang rendah juga dapat meningkatkan harga saham.

Sehingga apapun kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan akan tetap

mempengaruhi nilai perusahaan Titin Herawati (2013). Perusahaan harus

mengelola kebijakan deviden untuk menentukan besar kecilnya dividen yang akan

dibayarkan dan disimpan oleh perusahaan sebagai laba ditahan untuk

pertumbuhan perusahaan Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham.

Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi

sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Menurut Sutrisno (2003), pengertian

kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran

48
dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan

dibagikan dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan.

2.3.3 Hubungan moderasi Profitabilitas memperkuat Pengaruh kebijakan

Deviden terhadap Nilai perusahaan

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.

Yaitu membandingkan ukuran tingkat efektivitas manajemen seperti ditunjukkan

oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi Juhandi

(2007). Profitabilitas dapat memperkuat atau memperlemah suatu perhitungan

dividen yang diterima yang akan mempengaruhi harga saham suatu perusahaan.

Jika harga saham menurun, maka minat dari calon investor pun menurun yang

membahayakan nilai perusahaan itu sendiri. Profitabilitas juga mencerminkan

pembagian laba yang menjadi haknya yaitu seberapa banyak dana yang di

investasikan kembali dan seberapa banyak yang dibayar.kan sebagai dividen tunai

ataupun dividen saham kepada para pemilik saham (Jusriani & Rahardjo, 2013).

Untuk Memberikan Gambaran yang jelas dan sistematis, maka dapat

dibuat suatu kerangka pikir dari pengaruh kebijakan hutang dan kebijakan

Deviden terhadap nilai perusahaan.

Kebijakan Hutang (DER)


H1
(X1) Nilai Perusahaan (PBV)
(Y)
H2
Kebijakan Dividen (DPR)
(X2)
49
H3
Profitabilitas (ROE)
(X3)

2.3.4 Hipotesis penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian

sampai terbukti melalui data yang terkumpul (suharsimi, Arikunto, 2002:64).

Berdasarkan penjelasan diatas, hipotesis yang diambil adalah :

H1 : Kebijakan hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

H2 : Kebijakan Deviden berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

H3 : Profitabilitas memperkuat Pengaruh kebijakan Deviden terhadap Nilai

perusahaan

BAB III

50
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode

statistika (Azwar, 2007: 5). Penelitian kuantitatif dilihat dari segi tujuan,

penelitian ini dipakai untuk menguji suatu teori, menyajikan suatu fakta atau

mendeskripsikan statistik, dan untuk menunjukkan hubungan antar variabel dan

adapula yang sifatnya mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman

atau mendiskripsikan banyak hal Menurut Subana dan Sudrajat (2005: 25).

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengaruh kebijakan hutang,

kebijakan deviden yg dimoderasi profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur sector Consumer Goods periode 2015 -2019.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Dilakukannya penelitian ini dalam rentang waktu dari bulan juli 2020

hingga bulan November 2020 dimana tempat penelitian ini dilakukan di Bursa

Efek Indonesia cabang Manado pada perusahaan – perusahaan manufaktur sector

consumer goods yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2015 – 2019.

3.3 Variabel penelitian dan definisi operational variabel

3.3.1 Variabel penelitian

 Variabel dependen

51
Variabel dependen merupakan Variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena

adanya variabel bebas. variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Nilai

Perusahaan

 Variabel Independen

variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel

independen dalam penelitian ini yaitu Kebijakan Hutang dan Kebijakan

Deviden

 Variabel Moderasi

Variabel Moderating adalah variabel independen yang akan memperkuat

atau memperlemah hubungan antara variable independen lainnya terhadap

variable dependen.

3.3.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional Variabel yaitu mengubah konsep – konsep yang

masih berupa abstrak dengan kata – kata yang menggambarkan Perilaku atau

gejala yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain berdasarkan

variabel – variabel yang digunakan.

Definisi Operasional dari masing – masing variabel yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu:

 Nilai Perusahaan (Y)

52
Nilai perusahaan disimbolkan dengan (Y). Salah satu alternatif yang

digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah dengan menggunakan Tobin’s

Q. Rasio ini dikembangkan oleh James Tobin (1967). Rasio ini merupakan

konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini

tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Jika rasio

Q di atas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba

yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini

akan merangsang investasi baru. Jika rasio Q di bawah satu, investasi dalam

aktiva tidaklah menarik (Herawaty, 2008).

Rasio Q merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif

manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomi dalam kekuasaannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Copelan (2002), Lindenberg dan Ross (1981)

yang dikutip oleh Darmawati (2004) dalam Herawaty (2008), menunjukkan

bagaimana rasio Q dapat diterapkan pada masingmasing perusahaan. Mereka

menemukan bahwa beberapa perusahaan dapat mempertahankan rasio Q yang

lebih besar dari satu. Teori ekonomi mengatakan bahwa rasio Q yang lebih besar

dari satu akan menarik arus sumber daya dan kompetisi baru sampai rasio Q

mendekati satu. Variabel ini diberi simbol Q. Variabel ini telah digunakan oleh

Herawaty (2008), Suranta dan Merdistuti (2004) dan Nurlela dan Islahuddin

EMV + D
(2008). Penghitungan menggunakan rumus : Q =
EBV + D

Dimana :

53
Q = Nilai perusahaan

EMV = Nilai pasar ekuitas (EMV=closing price x jumlah saham

yang

beredar)

D = Nilai buku dari total hutang

EBV = Nilai buku dari total ekuitas

 Kebijakan Hutang (X1)

Kebijakan Hutang dalam penelitian ini Menggunakan proksi Dept Equity

Ratio (DER). Dept Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk

menghitung utang dan modal, yang dapat menutupi utang kepada pihak luar.

Menurut Prastowo (2002) rasio ini diukur dengan

Rumus:
Total Hutang(Debt )
Dept to Equity Ratio ¿
Ekuitas( Equity)

 Kebijakan Deviden (X2)

Kebijakan deviden dalam penelitian ini Menggunakan proksi Deviden

Payout Ratio (DPR). Deviden Payout Ratio (DPR) merupakan rasio keuangan

yang digunakan untuk melihat seberapa besar presentase laba bersih perusahaan

yang akan dibagikan menjadi deviden kepada pemegang saham.

54
Rumus : Deviden per share
Deviden Payout Ratio=
Earning per share

 Profitabilitas (X3)

Menurut Hary (2016) Return on Assets merupakan rasio yang

menunjukkan hasil return atau aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA

juga dapat disebut dengan rentabilitas ekonomi yang merupakan suatu ukuran

kemampuan manajemen untuk mengelolah investasi pada suatu perusahaan agar

menghasilkan laba.

Net Income After Tex


Return On Assets= X 100
Total Assets

3.4 Populasi dan sampel

3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 53 perusahaan manufaktur sector

consumer Goods yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia Periode 2015 – 2019

3.4.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 23 perusahaan dan di tentukan

dengan menggunakan metode Purposive sampling yang membatasi pemilihan

sampel berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini adalah:

a. Perusahaan Manufaktur Sector Consumer Goods yang mempunyai data

lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

55
b. perusahaan yang termasuk dalam sector consumer goods yang terdaftar di

BEI dan mempublikasikan laporan keuangan Tahunan secara berturut – turut

dari tahun 2015 – 2019

c. Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goodsyang terdiri dari 5 sub sector

yaitu industri makanan dan minuman,industri roko, industri farmasi, industri

barang keperluan rumah tangga, industri cosmetic

d. perusahaan – perusahaan yang membagikan deviden setiap tahun pada periode

2015 hingga 2019

Tabel. 3.1

sampel perusahaan yang diambil

N KODE NAMA PERUSAHAAN


O PERUSAHAAN

1 CINT PT Chitose International Tbk.

2 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk

3 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk

4 GGRM PT Gudang Garam Tbk

5 HMSP PT Handaya Mandala Sampoerna Tbk

6 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

7 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk

8 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk

9 KINO PT Kino Indonesia Tbk

10 KLBF PT Kalbe Farma Tbk.

11 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk

56
12 MYOR PT Mayora Indah Tbk

13 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk

14 RMBA PT Bentoel International Investma Tbk

15 ROTI PT Nipon Indosari Corporindo Tbk

16 SIDO PT Industri jamu dan farmasi Sido Muncul Tbk

17 SKLT PT Sekar Laut Tbk

18 TBLA PT Tunas Baru Lampung

19 TCID PT Mandom Indonesia Tbk

20 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk

21 ULTJ PT Ultrajaya Milk IndustryTbk

22 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk

23 WIIM PT Wismilak Inti Makmur TBK

3.5 Jenis dan sumber Data

Data yang peneliti gunakan dalam penelitan ini adalah jenis data sekunder

yang tersedia dari dokumen laporan – laporan tahunan perusahaan yang dijadikan

sampel berdasarkan periode yang di tentukan. dan sumber dari data yang

digunakan oleh peneliti yaitu Website Bursa Efek Indonesia www.idx.co,id pada

laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur sector consumer goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 2019.

57
3.6 Metode Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik data panel yaitu gabungan antar time series dan cros section. dimana

peneliti mengumpulkan, mencatat dan menjumlahkan semua sampel dari dari

laporan keungan perusahaan manufaktur sector consumer goods yang terdaftar

dibursa efek Indonesia periode 2015 -2019.

3.7 Teknik Analisis Analisis Regresi data Panael

Analisis regresi data panel adalah analisis regresi dengan struktur data

yang merupakan data panel. Umumnya pendugaan parameter dalam analisis

regresi dengan data cross section dilakukan menggunakan pendugaan metode

kuadrat terkecil atau disebut Ordinary Least Square (OLS).

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji pengaruh Kebijakan

Hutang dab Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan baik secara simultan

maupun parsial dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Menurut

Basuki dan Prawoto (2017:275) Data Panel merupakan gabungan antara data

runtut waktu (time series) dan data silang (cross section). Data time series

merupakan data yang terdiri atas satu atau lebih variabel yang akan diamati pada

satu unit observasi dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan data cross section

merupakan data observasi dari beberapa unit observasi dalam satu titik waktu.

Pemilihan data panel dikarenakan di dalam penelitian ini menggunakan rentang

waktu beberapa tahun dan juga banyak perusahaan. Pertama penggunaan data

58
time series dimaksudkan karena dalam penelitian ini menggunakan rentang waktu

lima tahun yaitu dari tahun 2015-2019. Kemudian penggunaan cross section itu

sendiri karena penelitian ini mengambil data dari beberapa perusahaan yang

terdiri dari 10 perusahaan manufaktur Sektor Consumer Goods periode 2015 –

2019 yang dijadikan sampel penelitian.

Kesulitan utama dalam model penelitian data panel adalah faktor

pengganggu akan berpotensi mengandung gangguan yang disebabkan karena

penggunaan observasi runtut waktu (time series) dan antar ruang (cross section),

serta gangguan yang disebabkan keduanya. Penggunaan observasi antar ruang

(cross section) memiliki potensi terjadinya ketidak konsistenan parameter regresi

karena skala data yang berbeda, sedangkan observasi dengan data runtut waktu

(time series) menyebabkan terjadinya autokolerasi antar observasi

(pusattesis.com). Model regresi data panel menggunakan data cross section dan

time series, menurut Yana Rohmana (2010:236), adalah sebagai berikut

1. Model data cross section

Y = α + β Xi + e

i = 1,2,...,N.............................................................(3.1)

N : banyaknya data cross section

2. Model data time series

Yt = α + β X t + e

t = 1,2,...,T.............................................................(3.2)

T : banyaknya data time series

59
Mengingat data panel merupakan gabungan dari data cross section dan

data time series, maka modelnya dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = α + β X¿ + e ;

i = 1,2,...,N

t = 1,2...,T

Dimana:

N = banyaknya observasi

T = banyaknya waktu

N X T = banyaknya data panel

Maka dari itu, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut :

Persamaan : Pengaruh Kebijakan Hutang dan Kebijakan Deviden di moderasi

profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Y = α +b 1 X 1¿ ¿+b 2 X 2¿ ¿+ b 3 X ¿ ¿+ e

Dimana:

Y = Variabel Nilai Perusahaan

α = Konstanta

b = Koefisien regresi masing-masing variabel independen

X1 = Kebijakan Hutang

60
X2 = Kebijakan Deviden

X3 = Profitabilitas

i = Perusahaan

t = Waktu

e = Error term

Terdapat tiga model yang dapat digunakan untuk melakukan regresi data

panel. Ketiga model tersebut adalah Pooled OLS/ Common Effect, Fixed Effect

dan Random Effect. Menurut Basuki dan Prawoto (2017:276) tiga model tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut :

3.7.1 Model Efek Umum (Common Effect Model)

Common Effect Model merupakan pendekatan model data panel yang

paling sederhana karena hanya mengombinasikan data time series dan cross

section dan mengestimasinya dengan menggunakan pendekatan kuadrat terkecil

(Ordinary Least Square/OLS). Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu

maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan adalah

sama dalam berbagai kurun waktu. Karena tidak memperhatikan dimensi waktu

maupun individu, maka formula Common Effect Model sama dengan persamaan

regresi data panel pada persamaan 3.3 yaitu sebagai berikut :

Y=α+βX+e

3.7.2 Model Efek Tetap (Fixed Effect Model)

61
Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antarindividu dapat

diakomodasi dari perbedaan intersepnya, dimana setiap individu merupakan

parameter yang tidak diketahui. Oleh karena itu, untuk mengestimasi data panel

model fixed effect menggunakan teknik variable dummy untuk menangkap

perbedaan intersep antarperusahaan. Perbedaan intersep tersebut dapat terjadi

karena adanya perbedaan. Namun demikian, slopnya sama antarperusahaan.

Karena menggunakan variable dummy, model estimasi ini disebut juga dengan

teknik Least Square Dummy Variable (LSDV). Selain diterapkan untuk efek tiap

individu, LSDV juga dapat mengakomodasi efek waktu yang bersifat sistemik,

melalui penambahan variabel dummy waktu di dalam model. Fixed Effect Model

dapat diformulasikan sebagai berikut :

Y=α+βX+α+e

Dimana, αit merupakan efek tetap di waktu t untuk unit cross section i.

3.7.3 Model Efek Random (Random Effect Model)

Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan

mungkin saling berhubungan antarwaktu dan antarindividu. Berbeda dengan fixed

effect model, efek spesifik dari masing-masing individu diperlakukan sebagai

bagian dari komponen error yang bersifat acak (random) dan tidak berkorelasi

dengan variabel penjelas yang teramati. Keuntungan menggunakan random effect

model ini yakni dapat menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini disebut juga

dengan Error Component Model (ECM). Metode yang tepat untuk

62
mengakomodasi model random effect ini adalah Generalized Least Square (GLS),

dengan asumsi komponen error bersifat homokedastik dan tidak ada gejala

crosssectional correlation. Random Effect Model secara umum dapat

diformulasikan sebagai berikut :

Y = α + β X + w , adapun wit = εit + ui

Dimana :

εit 0, N ¿ σ v 2 ) = merupakan komponen time series error

ui 0, σu 2 N ¿ ) = merupakan komponen cross section error

wi 0, N ¿ σ w 2 )= merupakan time series dan cross section error

3.7.4 Pemilihan Model Regresi Data Panel

Pada tahap ini ada tiga pengujian model regresi yaitu Common Effect,

Fixed effect, dan Random effect. dan untuk itu dari hasil perhitungan dari masing

masing model regresi diperlukan uji spesifikasi model mana yang tepat untuk

digunakan.

1. Uji Chow

Uji chow adalah pengujian yang digunakan untuk menentukan model

common effect atau fixed effect yang dipilih. Model common effect dan fixed

effect diuji menggunakan Chow Tes . Jika nilai probabilitas cross section F lebih

besar (>) dari 0,05 maka model terpilih adalah common effect. Tetapi jika nilai

probabilitas cross section F lebih kecil (<) dari 0,05 maka model terpilih adalah

fixed effect.

63
2. Hausman Test

Uji Hausment adalah pengujian yang digunakan untuk menentukan

Model fixed effect atau random effect yang akan dipilih dengan menggunakan

hausman test. Uji hausman dengan melihat probabilitas cross-section random jika

nilai probabilitas lebih kecil (<) dari 0,05 maka model terpilih adalah fixed effect

dan jika nilai probabilitas lebih besar (>) dari 0,05 maka model terpilih adalah

Random Effect

3. Langgrange Multiplier (LM) Test

Uji Langgrange Multiplier Test (LM Test) adalah pengujian yang

digunakan untuk menentukan model Common Effect atau Random Effect. Uji LM

digunakan apabila uji Chow menunjukkan model yang dipakai adalah Common

Effect Model, sedangkan uji Hausman menunjukkan model yang tepat adalah

Random Effect Model. Maka diperlukan uji LM sebagai tahap akhir untuk

menentukan model Common Effect atau Random Effect yang paling tepat. jika

hasil probabilitas Breusch-pagan lebih kecil (<) dari 0,05 maka yang baik

digunakan adalah random Effect dan jika hasil probabilitas Breusch-pagan lebih

besar (>) dari 0,05 maka yang baik digunakan adalah Common Effect.

4. Uji t

Uji t adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui secara partial

apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap

variabel dependen. dan untuk itu jika hasil pengujian lebih kecil dari 0,05 maka

menunjukan hasil yang signifikan sebaliknya jika hasil pengujian lebih besar dari

0,05 maka mununjukan hasil yang tidak signifikan.

64
3.8 Variabel Moderating

adalah variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah

hubungan antara variable independent lainnya terhadap variable dependen.

Cara-cara Pengujian Regresi dengan Variabel Moderating:

3.8.1 Uji Interaksi

Uji Interaksi regresi data panel dimana dalam persamaannya mengandung unsur

interaksi (perkalian dua/lebih variabel independen).

Contoh:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X2X3 + e

dimana:

a : nilai konstanta

b : nilai koefisien variabel

X1 : Kebijakan Hutang

X2 : Kebijakan Deviden

X3 : Profitabilitas

X2X3 : variabel moderating (interaksi antara variabel X2 dan X3)

Contoh: Menggunakan Data Income

Dalam data Income terdapat 2 variabel Independen yaitu earns dan wealth, serta

variabel dependen yaitu income.

65
3.8.2 Uji Selisih Mutlak

Yaitu digunakan untuk menguji moderasi dengan menggunakan model selisih

dari variable independen, dengan rumusnya:

Y = a + b1X1 + b2X2 + (X2 – X3) + e

3.8.3 Uji Residual

Pengujian moderating menggunakan residual digunakan untuk menguji deviasi

dari suatu model. Fokusnya adalah lack of fit (ketidakcocokan) yang dihasilkan dari

deviasi hubungan linear antar variabel independent.

 Jika terjadi kecocokan antara earns dan wealth (nilai residual rendah atau nol), yaitu

maka apabila earns dan wealth tinggi income juga tinggi.

 Jika terjadi ketidakcocokan antara earns dan wealth (nilai residual tinggi), maka

apabila earns dan wealth rendah, income juga rendah.

Terdapat 2 persamaan dalam Uji Residual

Wealth = a + b1Earns + e (1)

|e| = a + b1income (2)

Persamaan 2 menggambarkan apakah variabel Wealth merupakan variabel, ini

ditunjukkan pada nilai koefisien b1 income – signifikan dan negative – berarti ada lack of

fit antara earns dan wealth mengakibatkan income turun.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

66
4.1 Gambaran Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan objek dan menarik sampel perusahaan

manufaktur sector consumer Goods atau sektor barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Periode 2015 - 2019. perusahaan – perusahaan yang bergerak di sector

ini umumnya memiliki ketahanan daya saing karna mencakup kebutuhan pakai

manusia dimana perusahan manufaktur mengelola bahan mentah menjadi bahan

jadi. dimana sector consumer goods memiliki sub sector yaitu (1) industry

makanan dan minuman, (2) industry roko, (3) industry farmasi, (4) industry

kosmetik dan barang keperluan rumah tangga, (5) industry peralatan rumah

tangga, (6) industry lainnya.

4.1.1 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP)

Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk atau dikenal dengan HM

Sampoerna Tbk (HMSP) didirikan tanggal 27 Maret 1905 dan memulai kegiatan

usahan komersialnya pada tahun 1913 disurabaya. HMSP dan afiliasinya

memproduksi, memasarkan, dan mendistribusikan rokok di Indonesia, yang

meliputi Sigaret kretek dan Sigaret kretek mesin. Sampoerna juga

mendistribusikan produk PT Philip Morris Indonesia (PMID), Marlboro di

Indonesia. Rokok kretek mengusai sekitar 92% pasar produk di Indonesia

diantaranya adalah Dji Sam Soe, A Mild, Sampoerna Kretek, dan U Mild.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan HMSP meliputi

manufaktur dan perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan-

perusahaan lain.

67
Pada tahun 1990, HMSP memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham HMSP

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 27.000.000 dengan nilai nominal

Rp.1000,- per saham dengan harga penawaran Rp.12.600,- per saham. Saham-

saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15

agustus 1990.

4.1.2 PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Unilever Indonesia Tbk (UNVR) didirikan pada tanggal 5 Desember

1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dan mulai beroperasi secara

komersial tahun 1933. Kantor pusat Unilever berlokasi di Graha Unilever, BSD

Green Office Park Kav. 3, Jln BSD Boulevard Barat, BSD City, Tangerang

15345, dan pabrik berlokasi di Jl. Jababeka 9 Blok D,. Induk usaha Unilever

Indonesia adalah Unilever Indonesia Holding B.V. dengan persentase

kepemilikan sebesar 84,99%, sedangkan induk usaha utama adalah Unilever

N.V., Belanda. Merek-merek yang dimiliki Unilever Indonesia, antara lain:

Domestos, Molto, Rinso, Cif, Unilever Pure, Surf, Sunlight, Vixal, Super Pell,

Wipol, Lux, Rexona, Lifebuoy, Sunsilk, Closeup, Fair&Lovely, Zwitsal, Pond’s,

TRESemme, Dove, Pepsodent, AXE, Clear, Vaseline, Citra, Citra Hazeline,

SariWangi, Bango, Blue Band, Royco, Buavita, Wall’s Buavita, Wall’s, Lipton,

Magnum, Cornetto, Paddle Pop, Feast, Populaire dan Viennetta. Pada tanggal 16

Nopember 1982, UNVR memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM untuk

melakukan Penawaran Umum Perdana Saham UNVR (IPO) kepada masyarakat

sebanyak 9.200.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga

68
penawaran Rp3.175,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Januari 1982.

4.1.3 PT Kino Indonesia Tbk

PT Kino Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang didirikan tanggal 24

Maret 1972 yang bergerak dalam bidang usaha industri makanan, minuman, obat-

obatan dan kosmetik. Kegiatan usaha utama yang dijalankan saat ini adalah

industri produk konsumen bermerek yang terintegrasi dengan kegiatan distribusi

meliputi produk pemeliharaan dan perawatan tubuh, makanan, minuman, dan

farmasi meliputi tiga macam produk balsam dan obat batuk. Pemegang saham

yang memiliki 5% atau lebih saham Kino Indonesia Tbk yaitu PT Kino

Investindo (69,50%), Harry Sanusi (10,50%), dan Nusantara FMCG Limited

(10,39%). Pada tanggal 03 Desember 2015, KINO memperoleh pernyataan efektif

dari Otoritas Jasa Keuagan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham KINO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 228.571.500. Saham-saham

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Desember

2015.

4.1.4 PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk

PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk adalah perusahaan yang didirikan pada

tahun 1995 dan berdiri hingga sekarang. Sepanjang tahun 2015, PT Nippon

Indosari Corpindo, Tbk. mencatatkan peningkatan Penjualan Neto sebesar

15,65% dari tahun sebelumnya, yaitu dari Rp1,88 triliun menjadi Rp2,17 triliun.

Laba Bersih Perseroan meningkat sebesar 43,41% dari Rp189 miliar pada tahun

2014 menjadi Rp271 miliar. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang

69
industri makanan dan minuman, Perseroan berkomitmen untuk terus menjaga

mutu dan kualitas dari produk yang dihasilkan. Komitmen ini ditunjukan melalui

perbaikanperbaikan yang diterapkan secara berkesinambungan dan berlandaskan

kepada GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standard

Operating Procedure), SJH (Sistem Jaminan Halal), Standar ISO 9001:2008

(Quality Management System) dan ISO 22000:2005 (Food Safety Management

System). Perseroan telah melakukan implementasi dan sertifikasi ISO 9001:2008

serta ISO 22000:2005 pada beberapa pabrik diantaranya Cibitung, Cikarang,

Cikande, Purwakarta dan Semarang. Sementara itu, untuk pabrik lainnya akan

mulai dilakukan secara bertahap. Sejak berdiri pada tahun 1995, Perseroan

senantiasa berusaha untuk mempersembahkan hasil yang optimal bagi seluruh

Pemangku Kepentingan. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan

sebagai 50 perusahaan terbaik dalam ajang penganugerahan Best of the Best

Awards 2015 yang dipersembahkan oleh Forbes Indonesia. Tahun 2015,

Perseroan menerima penghargaan Halal Award 2015 sebagai peraih Halal Top

Brand 2015 untuk kategori Bakery yang dipersembahkan oleh Lembaga

Pengkajian Pangan, Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia

(LPPOM MUI). Penghargaanpenghargaan ini merupakan wujud komitmen

Perseroan yang senantiasa memproduksi dan mendistribusikan produk halal,

berkualitas tinggi, higienis dan terjangkau bagi seluruh Konsumen Indonesia.

4.1.5 PT Industri jamu dan farmasi Sido Muncul Tbk

Pada tahun 1951 berdirilah perusahaan sederhana dengan nama Sido

Muncul yang berarti “Impian yang Terwujud” dengan pabrik pertamanya

70
berlokasi di Jl. Mlaten Trenggulun, Semarang. Pada 1970, dibentuk persekutuan

komanditer dengan nama CV Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul. Kemudian

pada 1975, bentuk usaha industri jamu berubah menjadi Perseroan Terbatas

dengan nama PT Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul, dimana seluruh usaha

dan aset dari CV Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul dimasukkan ke dalam

dan dilanjutkan oleh perseroan terbatas tersebut. Dalam perkembangannya, pabrik

yang terletak di Jl. Mlaten Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi

kapasitas produksi yang besar akibat permintaan pasar yang terus meningkat, dan

pada 1984 pabrik dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaliwage,

Semarang. Guna mengakomodir permintaan pasar yang terus bertambah, maka

pabrik mulai dilengkapi dengan mesin-mesin modern demikian pula jumlah

karyawannya bertambah sesuai kapasitas yang dibutuhkan.Untuk mengantisipasi

kemajuan masa mendatang, Perseroan merasa perlu untuk membangun unit

pabrik yang lebih besar dan modern, maka pada 1997 diadakan peletakan batu

pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran, oleh Sri Sultan

Hamengkubuwono X dan disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan

Makanan saat itu.

Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kecamatan Bergas, Ungaran

dengan luas sekitar 30 hektar tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan

Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia saat itu pada 11 November 2000.

Saat peresmian pabrik, Perseroan sekaligus menerima dua sertifikat, yaitu Cara

Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (“CPOTB”) dan Cara Pembuatan Obat

yang Baik (“CPOB”) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang

71
menjadikan Perseroan sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi.

Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas sekitar 8 hektar dan

sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Data

Analisis pada bab ini akan menunjukan pembahasan hasil dari obsevasi

dan pengamatan analisis data pada variabel dependen maupun variabel

independen yang di uji dalam model analisis data panel untuk dapat mengetahui

pengaruh kebijakan hutang, kebijakan deviden yang dimoderasi oleh profitabilitas

terhadap nilai perusahaan.

Untuk menganalisis data ini menggunakan bantuan aplikasi eviews 9.0

dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 23 perusahaan

manufaktur sector consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2015 – 2019.

4.2.2 Analisi Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan sebuah metode untuk mengetahui gambaran

sekilas dari sebuah data (Nurmasari : 2015). Deskriptif statistic adalah

perhitungan yang digunakan untuk mengetahui karakteristik dan gambaran awal

variabel penelitian. Statistik deskriptif meliputi nilai mean, minimum, maksimum

dan jumlah observasi dari sampel penelitian.

Tabel 4.1

72
Q DER DPR DPRXROA

 Mean  2.784756  0.722075  0.355018  0.075218

 Median  1.710759  0.530959  0.335855  0.025604

 Maximum  12.96242  3.338925  1.182102  0.431626

 Minimum  0.435195 -5.022957 -2.235785 -0.059872

 Std. Dev.  2.650248  0.880589  0.461284  0.113380

 Observations  115  115  115  115

sumber : Olahan Eviews 9.0

Keterangan :

Q = Tobin’s Q

DER = Dept to Equity Ratio

DPR = Dept to Peyout Ratio

DPRXROA = Dept to Peyout Ratio X Return On Asset (Moderasi)

Dari pengujian statistik deskriptif menunjukan gambaran dari hasil

pengujian statistic deskriptif yang menunjukan bahwa variabel Y (Q) dengan

menggunakan observasi sebanyak 115 memiliki rata – rata (mean) sebesar

2.784756, sedangkan nilai tengah (median) 1.710759, nilai terendah sebesar

0,435195, sedangkan nilai tertinggi adalah 12.96242 dan nilai standar deviasi

2.650248. Perusahaan dengan nilai Tobin’s Q terendah adalah PT Wismilak Inti

Makmur TBK sedangkan PT Handaya Mandala Sampoerna Tbk adalah perusahan

yang memiliki nilai Tobin’s Q tertinggi.

73
Berikut adalah diagram rata-rata Nilai perusahaan (Tobin’s Q) pada

Perusahaan Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Periode 2015-2019 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.1

Rata-Rata Tobin’s Q Pada 23 Perusahaan Sektor Consumer Goods Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019

Tobin's Q
12
10
8
6
4
2
0
I I J
NT TA LA M SP BP DF EF O BF B R N BA T O LT LA ID PC T VR IM
CI DL DV G R HM IC IN KA KIN KL ML MYO PSD RM RO SID SK TB TC TS UL UN WI
G

Tobin's Q

Sumber : data diolah

Dari gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa nilai Tobin’s Q pada

Perusahaan Sektor Consumer Goods Yang Terdafatar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2015-2019 mengalami naik turun atau dengan kata lain fluktuasi. Pada

Perusahaan CINT nilai Tobin’s Q sebesar 0.9095, dan pada perusahaan DLTA

nilai Tobin’s Q mengalami kenaikan sebesar 3.5180 namun pada perusahaan

DVLA turun menjadi 1.5655. Nilai Tobin’s Q pada perusahaan GGRM sebesar

1.9323 dan pada perusahaan HMSP naik menjadi 7.7711, namun pada perusahaan

ICBP mengalami penurunan sebesar 3.3754. Nilai Tobin’s Q pada perusahaan

74
INDF sebesar 1.1774, dan pada perusahaan KAEF nilai Tobin’s Q mengalami

kenaikan sebesar 2.3840 namun pada perusahaan KINO mengalami penurunan

sebesar 1.6303. Nilai Tobin’s Q pada perusahaan KLBF sebesar 4.500 dan pada

perusahaan MLBI naik sebesar 11.3152, dan pada perusahaan MYOR mengalami

penurunan sebesar 2.8532. Nilai Tobin’s Q pada perusahaan PSDN sebesar

0.9666 dan pada perusahaan RMBA naik menjadi 1.3818 dan pada perusahaan

ROTI nilai Tobin’s Q terus naik menjadi 2.4797. Nilai Tobin’s Q pada

perusahaan SIDO sebesar 3.5653 namun pada perusahaan SKLT mengalami

penurunan sebesar 1.5392, dan pada perusahaan TBLA terus mengalami

penurunan menjadi 1.0600. Nilai Tobin’s Q pada perusahaan TCID sebesar

1.4914, namun pada perusahaan TSPC mengalami penurunan sebesar 1.3547 dan

pada perusahaan ULTJ meningkat sebesar 2.2143. Nilai Tobin’s Q pada

perusahaan UNVR sebesar 4.3568 dan pada perusahaan WIIM turun sebesar

0.7061.

Dari pengujian statistik deskriptif menunjukan gambaran dari hasil

pengujian statistic deskriptif yang menunjukan bahwa variabel X1 DER dengan

menggunakan observasi sebanyak 115 memiliki rata – rata (mean) sebesar

0,767328, sedangkan nilai tengah (median) 0.530959, nilai terendah sebesar -

5.022957, sedangkan nilai tertinggi adalah 3.338925 dan nilai standar deviasi

0.998900. Perusahaan dengan nilai DER terendah adalah PT Bentoel International

Investma Tbk sedangkan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk adalah perusahan yang

memiliki nilai DER tertinggi.

75
Berikut adalah diagram rata-rata Kebijakan Hutang (DER) pada

Perusahaan Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Periode 2015-2019 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.2

Rata-Rata DER Pada 23 Perusahaan Sektor Consumer Goods Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019

DER
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
I I
-0.5 INT LTA VLA RM SP CBP DF AEF INO LBF LB OR DN BA OT IDO KLT BLA CID S PC LTJ VR IIM
C D D G HM I IN K K K M MY PS RM R S S T T T U UN W
-1 G

DER

Sumber : data diolah

Dari gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa nilai DER pada Perusahaan

Sektor Consumer Goods Yang Terdafatar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-

2019 mengalami naik turun atau dengan kata lain fluktuasi. Pada Perusahaan

CINT nilai DER sebesar 0.2575, namun pada perusahaan DLTA nilai DER

mengalami penurunan sebesar 0.1876 dan pada perusahaan DVLA naik menjadi

0.4210. Nilai DER pada perusahaan GGRM sebesar 0.5839 dan pada perusahaan

HMSP naik menjadi 0.8105, namun pada perusahaan ICBP mengalami penurunan

sebesar 0.5407. Nilai DER pada perusahaan INDF sebesar 0.9178, dan pada

perusahaan KAEF nilai DER mengalami kenaikan sebesar 0.9916 dan pada

76
perusahaan KINO juga mengalami penurunan sebesar 0.6890. Nilai DER pada

perusahaan KLBF sebesar 0.2138 dan pada perusahaan MLBI naik sebesar

1.5746, dan pada perusahaan MYOR mengalami penurunan sebesar 1.0513. Nilai

DER pada perusahaan PSDN sebesar 1.7527 dan pada perusahaan RMBA

mengalami penurunan menjadi -0.4431 dan pada perusahaan ROTI nilai DER

naik menjadi 0.7875. Nilai DER pada perusahaan SIDO sebesar 0.1107 dan pada

perusahaan SKLT mengalami kenaikan sebesar 1.1499, dan pada perusahaan

TBLA mengalami kenaikan juga menjadi 1.4840. Nilai DER pada perusahaan

TCID sebesar 0.1007, dan pada perusahaan TSPC mengalami kenaikan sebesar

0.4454 dan pada perusahaan ULTJ menurun sebesar 0.2089. Nilai DER pada

perusahaan UNVR sebesar 2.3916 dan pada perusahaan WIIM menurun sebesar

0.3097

Dari pengujian statistik deskriptif menunjukan gambaran dari hasil

pengujian statistic deskriptif yang menunjukan bahwa variabel X2 DPR dengan

menggunakan observasi sebanyak 115 memiliki rata – rata (mean) sebesar

0.355018, sedangkan nilai tengah (median)  0.335855, nilai terendah sebesar -

2.235785, sedangkan nilai tertinggi adalah 1.182102 dan nilai standar deviasi

0.461284. Perusahaan dengan nilai DPR terendah adalah PT Kimia Farma (Persero)

Tbk sedangkan PT Handaya Mandala Sampoerna Tbk adalah perusahan yang

memiliki nilai DPR tertinggi.

77
Berikut adalah diagram rata-rata Kebijakan Deviden (DPR) pada

Perusahaan Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Periode 2015-2019 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.3

Rata-Rata DPR Pada 23 Perusahaan Sektor Consumer Goods Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019

DPR
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
I TI TJ
-0.2CIN
T L A SP DF NO LB DN LT ID IIM
DV HM IN KI M PS RO SK TC UL W
-0.4

DPR

Sumber : data diolah

Dari gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa nilai DPR pada Perusahaan

Sektor Consumer Goods Yang Terdafatar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-

2019 mengalami naik turun atau dengan kata lain fluktuasi. Pada Perusahaan

CINT nilai DPR sebesar 0.3614, dan pada perusahaan DLTA nilai DPR

mengalami kenaikan sebesar 0.4425 dan pada perusahaan DVLA naik menjadi

0.4704. Nilai DPR pada perusahaan GGRM sebesar 0.5470 dan pada perusahaan

HMSP naik menjadi 0.9794, namun pada perusahaan ICBP mengalami penurunan

78
sebesar 0.4419. Nilai DPR pada perusahaan INDF sebesar 0.4061, namun pada

perusahaan KAEF nilai DPR mengalami penurunan sebesar -0.2923 dan pada

perusahaan KINO juga mengalami kenaikan sebesar 0.02231. Nilai DPR pada

perusahaan KLBF sebesar 0.3575 dan pada perusahaan MLBI naik sebesar

0.8556, dan pada perusahaan MYOR mengalami penurunan sebesar 0.2512. Nilai

DPR pada perusahaan PSDN sebesar -0.3247 dan pada perusahaan RMBA naik

menjadi -0.3229 dan pada perusahaan ROTI nilai DPR naik menjadi 0.2688. Nilai

DPR pada perusahaan SIDO sebesar 0.8187 namun pada perusahaan SKLT

mengalami penurunan sebesar 0.1537, dan pada perusahaan TBLA mengalami

kenaikan menjadi 0.2117. Nilai DPR pada perusahaan TCID sebesar 0.4342,

namun pada perusahaan TSPC mengalami penurunan sebesar 0.3991 dan pada

perusahaan ULTJ terus menurun sebesar 0.0939. Nilai DPR pada perusahaan

UNVR sebesar 0.9201 dan pada perusahaan WIIM turun sebesar 0.4681.

Dari pengujian statistik deskriptif menunjukan gambaran dari hasil

pengujian statistic deskriptif yang menunjukan bahwa variabel X3 DPRxROA

dengan menggunakan observasi sebanyak 115 memiliki rata – rata (mean) sebesar

0.075218, sedangkan nilai tengah (median)  0.025604, nilai terendah sebesar -

0.059872, sedangkan nilai tertinggi adalah 0.431626 dan nilai standar deviasi

0.113380. Perusahaan dengan nilai DPRxROA terendah adalah PT Prasidha Aneka

Niaga Tbk sedangkan PT Multi Bintang Indonesia Tbk adalah perusahan yang

memiliki nilai DPRxROA tertinggi.

79
Berikut adalah diagram rata-rata Moderasi kebijakan deviden dikali

profitabilitas (DPRXROA) pada Perusahaan Sektor Consumer Goods yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2019 dapat dilihat pada

gambar berikut ini:

Gambar 4.4

Rata-Rata DPRXROA Pada 23 Perusahaan Sektor Consumer Goods Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019

DPRXROA
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
-0.05 INT LTA LA RM S P BP DF EF NO LBF LBI OR DN BA OTI IDO KLT LA CID S PC LTJ VR IIM
C D DV G HM IC IN KA KI K M MY PS RM R S S TB T T U UN W
G

DPRXROA

Sumber : data diolah


Dari gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa nilai DPRXROA pada

Perusahaan Sektor Consumer Goods Yang Terdafatar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2015-2019 mengalami naik turun atau dengan kata lain fluktuasi. Pada

Perusahaan CINT nilai DPRXROA sebesar 0.0137, namun pada perusahaan

DLTA nilai DPRXROA mengalami kenaikan sebesar 0.1368 dan pada

perusahaan DVLA turun menjadi 0.0463. Nilai DPRXROA pada perusahaan

GGRM sebesar 0.0629 dan pada perusahaan HMSP naik menjadi 0.2786, namun

80
pada perusahaan ICBP mengalami penurunan sebesar 0.0792. Nilai DPRXROA

pada perusahaan INDF sebesar -.0044, namun pada perusahaan KAEF nilai

DPRXROA mengalami kenaikan sebesar 0.0080 dan pada perusahaan KINO juga

mengalami kenaikan sebesar 0.0124. Nilai DPRXROA pada perusahaan KLBF

sebesar 0.0510 dan pada perusahaan MLBI naik sebesar 0.3581, dan pada

perusahaan MYOR mengalami penurunan sebesar 0.0269. Nilai DPRXROA pada

perusahaan PSDN sebesar -0.0061 dan pada perusahaan RMBA naik menjadi

0.0134 dan pada perusahaan ROTI nilai DPRXROA naik menjadi 0.0130. Nilai

DPRXROA pada perusahaan SIDO sebesar 0.1502 namun pada perusahaan

SKLT mengalami penurunan sebesar 0.0068, dan pada perusahaan TBLA

mengalami kenaikan menjadi 0.0110. Nilai DPRXROA pada perusahaan TCID

sebesar 0.0354, namun pada perusahaan TSPC mengalami penurunan sebesar

0.0300 dan pada perusahaan ULTJ menurun sebesar 0.0169. Nilai DPRXROA

pada perusahaan UNVR sebesar 0.3659 dan pada perusahaan WIIM turun sebesar

0.0233

4.2.2 Pengujian Model

1) Uji CHOW

Uji Chow dilakukan guna menentukan apakah model apa yang lebih baik

digunakan dalam mengestimasi data panel apakah Common Effect model atau

Fixed Effect model. Apabila probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, berarti model

commont effect yang digunakan. Jika probabilitas < 0,05 maka H1 diterima, berarti

menggunakan model fixed effect.

81
Tabel 4.2

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: PERUSAHAAN

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic   d.f.  Prob. 

Cross-section F 6.375451 (22,89) 0.0000

Cross-section Chi-square 108.815305 22 0.0000

Sumber : Data diolah (Eviews 9)

Berdasarkan hasil dari uji chow pada tabel 4.2 dapat diketahui (Prob) cross

section Chi-square sebesar 0,0000 < 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti bahwa model fixed effect lebih baik

dari pada model Common Effect.

2) Uji Hausment

Uji Hausment dilakukan guna menentukan apakah model apa yang lebih

baik digunakan dalam mengestimasi data panel apakah Random effect model atau

Fixed Effect model. Apabila probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, berarti model

Random effect yang digunakan. Jika probabilitas < 0,05 maka H1 diterima, berarti

menggunakan model fixed effect.

Tabel 4.3
Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

82
Pool: PERUSAHAAN

Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. 

Cross-section random 7.804284 3 0.0502

Sumber : Data diolah (Eviews 9)

Berdasarkan hasil dari uji Hausman pada tabel 4.3 dapat diketahui (Prob)

cross section random sebesar 0,0502 > 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, hal ini berarti bahwa model Random effect lebih

baik dari pada model fixed effect.

3. Uji Lagrange Multiplier

Uji Lagrange Multiplier dilakukan guna menentukan apakah model apa yang

lebih baik digunakan dalam mengestimasi data panel apakah Random effect model

atau Common Effect model. Apabila probabilitas Breusch-Pagan > 0,05 maka H 0

diterima, berarti model common effect yang digunakan. Jika probabilitas < 0,05 maka

H1 diterima, berarti menggunakan model Random effect.

Tabel 4.4

Uji Lagrange Multiplier

Lagrange multiplier (LM) test for panel data

Date: 11/13/20 Time: 16:11

Sample: 2015 2019

83
Total panel observations: 115

Probability in ()

Null (no rand. effect) Cross-section Period Both

Alternative One-sided One-sided

Breusch-Pagan  48.08335  0.550550  48.63390

(0.0000) (0.4581) (0.0000)

Honda  6.934216 -0.741990  4.378565

(0.0000) (0.7710) (0.0000)

King-Wu  6.934216 -0.741990  2.037291

(0.0000) (0.7710) (0.0208)

GHM -- --  48.08335

-- -- (0.0000)

Sumber : Data diolah (Eviews 9)

Berdasarkan hasil dari uji Lagrange Multiplier pada tabel 4.4 dapat

diketahui (Prob) Breusch-Pagan sebesar 0,000 < 0,05. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, hal ini berarti bahwa model

Random effect lebih baik dari pada model common effect model.

4.2.3 Hasil Estimasi Model

Hasil Estimasi model dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis

pengaruh kebijakan hutang, kebijkan dividen yang dimoderasi profitabilitas

terhadap nilai perusahaan. Maka model yang terpilih dalam penelitian ini adalah

model Random effect. Model penelitian ini diestimasi menggunakan 5 tahun

waktu observasi yaitu tahun 2015-2019. Berikut hasil output dari regresi

menggunakan Random effect model.

84
Tabel 4.5

Hasil Uji Random effect model (Model terpilih)

Dependent Variable: Q?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 11/13/20 Time: 15:36

Sample: 1 5

Included observations: 5

Cross-sections included: 23

Total pool (balanced) observations: 115

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 1.687423 0.346475 4.870262 0.0000

DER? 0.000368 0.001118 0.328853 0.7429

DPR? 0.131687 0.381711 0.344992 0.7308

DPRXROA? 13.90709 2.329727 5.969408 0.0000

Random Effects (Cross)

CINT--C -0.865721

DLTA--C -0.111275

DVLA--C -0.704476

GGRM--C -0.597712

HMSP--C 1.769332

ICBP--C 0.449061

INDF--C -0.426754

KAEF--C 0.525376

KINO--C -0.220579

KLBF--C 1.749649

MLBI--C 3.856339

MYOR--C 0.644628

85
PSDN--C -0.505350

RMBA--C -0.383238

ROTI--C 0.489864

SIDO--C -0.272061

SKLT--C -0.299723

TBLA--C -0.689121

TCID--C -0.635174

TSPC--C -0.683050

ULTJ--C 0.237581

UNVR--C -2.163777

WIIM--C -1.163820

Effects Specification

S.D.   Rho  

Cross-section random 1.306462 0.5331

Idiosyncratic random 1.222555 0.4669

Weighted Statistics

R-squared 0.268063     Mean dependent var 1.075053

Adjusted R-squared 0.248281     S.D. dependent var 1.440262

S.E. of regression 1.248732     Sum squared resid 173.0858

F-statistic 13.55082     Durbin-Watson stat 1.429519

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.548679     Mean dependent var 2.784756

Sum squared resid 361.3798     Durbin-Watson stat 0.684680

Sumber : Data diolah (Eviews 9)

Ket : Taraf signifikan lebih (<) dari 0,05 atau 5%

86
Taraf signifikan lebih (>) dari 0,05 atau 5%

Berdasarkan tabel 4.5 hasil pengujian Random effect model menunjuktgkan

bahwa kebijakan hutang memiliki koefisien sebesar 0.000368 dengan probabilitas

probabilitas 0.7429 > 0,05. Disimpulkan bahwa DER berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan tabel 4.5 hasil pengujian Random effect model menunjukkan

bahwa keputusan pendanaan memiliki koefisien sebesar 0,131687 dengan

probabilitas 0.7308 > 0,05. Disimpulkan bahwa DPR berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan tabel 4.5 hasil pengujian Random effect model menunjukkan

bahwa kebijakan dividen memiliki koefisien sebesar 13,90709 dengan

probabilitas 0.000 > 0,05. Disimpulkan bahwa DPRXROA berpengaruh positif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Dengan hasil penelitian Adjusted R-square (R2) sebesar 0.268063. Hal

ini berarti bahwa 26,80%. Nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh variasi variabel

independen yaitu kebijakan hutang, kebijakan dividen dan variabel moderasi

(DPRXROA) sisanya 73,20% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Berdasarkan hasil dari masing-masing perusahaan terdapat 8

perusahaan yang mengalami kenaikan profitabilitas yaitu: HMSP sebesar

1.769332. ICBP sebesar 0.449061. KAEF sebesar 0.525376. KLBF sebesar

1.749649. MLBI sebesar 3.856339. MYOR sebesar 0.644628. ROTI sebesar

87
0.489864. ULTJ sebesar 0.237581. Sedangkan ada 15 perusahaan yang

mengalami penurunan profitabilitas yaitu: CINT sebesar -0.865721. DLTA

sebesar -0.111275. DVLA sebesar -0.704476. GGRM sebesar -0.597712. INDF

sebesar -0.426754. KINO sebesar -0.220579. PSDN sebesar -0.505350. RMBA

sebesar -0.383238. SIDO sebesar -0.272061. SKLT sebesar -0.299723. TBLA

sebesar -0.689121. TCID sebesar -0.635174. TSPC sebesar -0.683050. UNVR

sebesar -2.163777. PSDN sebesar -1.163820.

Persamaan regresi diatas mempunyai makna sebagai berikut:

1. Konstanta = 1.687423. jika variabel kebijakan hutang, kebijakan dividen dan

moderasi (DPRXROA) = 0, maka nilai perusahaan 1.687423.

2. Koefisien (DER)X1 = 0.000368. setiap penambahan keputusan investasi

sebesar 1 dengan asumsi kebijakan hutang tetap dan tidak berubah maka akan

menurunkan nilai perusahaan sebesar 0.000368 atau setiap penurunan

kebijakan hutang sebesar 1 dengan asumsi keputusan tetap dan tidak berubah,

maka akan menaikan nilai perusahaan sebesar 0.000368.

3. Koefisien (DPR)X2 = 0.131687. setiap penambahan keputusan investasi

sebesar 1 dengan asumsi kebijakan deviden tetap dan tidak berubah maka

akan menurunkan nilai perusahaan sebesar 0.131687 atau setiap penurunan

keputusan investasi sebesar 1 dengan asumsi keputusan kebijakan deviden

tetap dan tidak berubah, maka akan menaikan nilai perusahaan sebesar

0.131687.

88
4. Koefisien (DPRXROA)X2 = 13.90709. setiap penambahan keputusan

investasi sebesar 1 dengan asumsi kebijakan deviden (DPR) dikali

Profitabilitas (ROA) tetap dan tidak berubah maka akan menurunkan nilai

perusahaan sebesar 13.90709 atau setiap penurunan kebijakan deviden (DPR)

dikali Profitabilitas (ROA) sebesar 1 dengan asumsi keputusan tetap dan

tidak berubah, maka akan menaikan nilai perusahaan sebesar 13.90709.

Dari hail estimasi di atas dengan menggunakan metode random effect model,

maka dapat diperoleh persamaan regresi data panel berikut ini:

Y = α + b1DER + b2DPR + b3DPRXROA + e

ROA =1.687423 + 0.000368 - 0.131687 - 13.90709+ e

4.2.4 Uji parsial (T)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh antar variabel

independen terhadap Variabel dependen pada tingkat signifikan dibawah 0,05

(5%) dan tidak signifikan diatas 0,05 (5%) dengan menggunakan random effect

model.

1. Kebijakan Hutang DER terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q)

Hipotesis pertama dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan

hutang berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini

dapat dilihat pada hasil dari pengujian pada tabel.4.5 yang menggunakan random

effect model yang menunjukkan bahwa variabel kebijakan hutang mempunyai

nilai sebesar 0.000368 dengan nilai probabilitas sebesar 0.7429 > 0.05 Hal

89
tersebut menunjukkan bahwa kebijak Hutang berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap Profitabilitas atau dengan kata lain hipotesis 1 (H1) ditolak.

2. Kebijakan deviden DPR terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q)

Hipotesis kedua dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan

devide berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini

dapat dilihat pada hasil dari pengujian pada tabel.4.5 yang menggunakan random

effect model yang menunjukkan bahwa variabel kebijakan deviden mempunyai

nilai sebesar 0.131687 dengan nilai probabilitas sebesar 0.7308 > 0.05 Hal

tersebut menunjukkan bahwa kebijak deviden berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap Profitabilitas atau dengan kata lain hipotesis 2 (H2) ditolak.

3. Kebijakan deviden DPR dimoderasi profitabilitas ROA terhadap Nilai

Perusahaan (Tobin’s Q)

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan

deviden yang di moderasi oleh profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada hasil dari pengujian pada

tabel.4.5 yang menggunakan random effect model yang menunjukkan bahwa

variabel kebijakan deviden yang dimoderasi profitabilitas mempunyai nilai

sebesar 13.90709 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05 Hal tersebut

menunjukkan bahwa kebijak deviden yang dimoderasi profitabilitas berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Profitabilitas atau dengan kata lain hipotesis 3

(H3) diterima.

4.3 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis

4.3.1 Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan

90
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Kebijakan Hutang

(DER) berpengaruh Positif dan tidak signifikan tehadap Nilai Perusahaan pada

perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2015-2019. Kebijakan hutang merupakan kebijakan perusahaan

tentang seberapa besar sebuah perusahaan menggunakan pendanaan hutang.

Dengan adanya hutang, semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi

harga saham perusahaan tersebut.dalam artian penggunaan hutang oleh

perusahaan berakibat timbulnya biaya bunga , dalam hal ini komponen biaya

bunga menjadi pengurangan laba sebelum pajak, sehingga pajak perusahaan

menjadi lebih rendah. semakin tinggi kebijakan hutang yang dilakukan, maka

akan semakin tinggi nilai perusahaan. Kebijakan hutang termasuk kebijakan

pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal. Penentuan kebijakan

hutang ini berkaitan dengan struktur modal karena hutang merupakan salah satu

komposisi dalam struktur modal. Perusahaan dinilai berisiko apabila memiliki

porsi hutang yang besar dalam struktur modal, namun sebaliknya apabila

perusahaan mengunakan hutang yang kecil atau tidak sama sekali maka

perusahaan dinilai tidak dapat memanfaatkan tambahan modal eksternal yang

dapat meningkatkan operasional perusahaan (Mamduh, 2004). Menurut

Modigliani dan Miller (1958) dalam teori struktur modal, nilai suatu perusahaan

akan meningkat dengan meningkatnya DER. Hal ini disebabkan adanya efek dari

corporate tax shield. Dalam keadaan pasar sempurna dan ada pajak, pada

umumnya bunga yang dibayarkanakibat penggunaan hutang dapat dipergunakan

untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak atau kata lain bersifat tax

91
deductible. Situasi tersebut menurut Modigliani dan Miller, menunjukkan bahwa

perusahaan dapat meningkatkan nilainya bila menggunakan hutang sebesar-

besarnya (dalam keadaan pajak), namun hanya terjadi dengan asumsi pasar modal

adalah sempurna.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Herawati ( 2012 ) yang

membuktikan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap nilai perusahan. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian. Umi

Mardiyati,Gatot Nazir Ahmad dan Ria Putri, (2012) Kebijakan hutang

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Tetapi

setelah menambahkan variabel kontrol kedalam model persamaan regresi,

perubahan terlihat pada nilai koefisien yang menjadi negatif. Sedangkan

pengaruhnya tetap tidak signifikan.

4.3.2 Pengaruh Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Kebijakan Deviden

(DPR) berpengaruh Positif dan tidak signifikan tehadap Nilai Perusahaan pada

perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2015-2019. Kebijakan hutang merupakan kebijakan perusahaan

tentang seberapa besar sebuah

Kebijakan dividen merupakan kebijakan mengenai penentuan besar

kecilnya dividen yang akan dibayarkan dan disimpan oleh perusahaan sebagai

laba ditahan untuk pertumbuhan perusahaan Besarnya dividen ini dapat

mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga

saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Sebaliknya jika

92
dividen yang dibayarkan kecil maka harga saham perusahaan tersebut juga

rendah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Menurut Azhari Hidayat (2013)

kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan

hal ini sama dengan penelitian yang di lakukan Gema Fajar Ramadhan, Fitria

Husnatarina, Leliana Maria (2018) kebijakan dividen tidak berpengaruh

signifikan positif terhadap nilai perusahaan

4.3.3 Profitabilitas dapat Memoderasi Kebijakan Deviden Terhadap Nilai

Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa moderasi Profitabilitas

ROA pada Kebijakan Deviden (DPR) berpengaruh Positif dan signifikan tehadap

Nilai Perusahaan pada perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Profitabilitas dapat

memperkuat atau memperlemah suatu perhitungan dividen yang diterima yang

akan mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Jika harga saham menurun,

maka minat dari calon investor pun menurun yang membahayakan nilai

perusahaan itu sendiri. Profitabilitas juga mencerminkan pembagian laba yang

menjadi haknya yaitu seberapa banyak dana yang di investasikan kembali dan

seberapa banyak yang dibayar.kan sebagai dividen tunai ataupun dividen saham

kepada para pemilik saham (Jusriani & Rahardjo, 2013). penelitian Menurut

Mardiyati (2012), profitabilitas memiliki pengaruh yang positif signifikan

terhadap nilai perusahaan. hal ini dapat memperkuat pengaruh kebijakan deviden

terhadap nilai perusahaan dengan mengkalikan nilai Profitabilitas dan nilai

kebijakan deviden. hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Mislia Ambar

93
Sari, Lela Nurlaela Wati, Bambang Rahardjo 2020.l profitabilitas (ROA) tidak

memperkuat pengaruh kebijakan dividen (EPS) terhadap nilai perusahaan (PBV).

Hal ini dapat disebabkan berbedanya sector perusahaan yang dan Rasio

pengukuran variabel. Ini didukung oleh penelitian terdahulu Oktaviani dan Mulya

(2018) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen memoderasi profitabilitas

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Perusahaan Sektor

Consumer Goods dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kebijakan Hutang berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan pada Perusahaan manufaktur Sektor Consumer Goods Yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2019. di mana

penggunaan Hutang yang baik oleh perusahaan berakibat timbulnya biaya

bunga , dalam hal ini komponen biaya bunga menjadi pengurangan laba

sebelum pajak, sehingga pajak perusahaan menjadi lebih rendah. semakin

94
tinggi kebijakan hutang yang dilakukan, maka akan semakin tinggi nilai

perusahaan. .

2. Kebijakan Deviden berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan pada Perusahaan Sektor Consumer Goods Yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2019. dimana jika pembagian

deviden yang besar dapat mencerminkan nilai perusahaan yang baik.

Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen

yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai

perusahaan juga tinggi.

3. moderasi Profitabilitas ROA pada Kebijakan Deviden (DPR) berpengaruh

Positif dan signifikan tehadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Manufaktur

Sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2015-2019. dimana profitabilitas adalah pendapatan laba perusahaan jika

pendapatan perusahan besar maka pembagian laba terhadap investor akan

meningkat hal ini dapat menyebabkan harga saham cenderung tinggi

sehingga nilai perusahaan juga tinggi.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran yang

sekiranya dapat bermanfaat untuk menjadi pertimbangan serta masukan sebagai

berikut:

1. Bagi perusahaan sangat diharapkan untuk lebih meningkatkan Nilai

Perusahaan. Hal ini bertujuan untuk dapat memberikan gambaran bagi

perusahan untuk dapat mempertahankan nilai perusahan dimana jika nilai

95
perusahaan tinggi dapat menarik minat para pebisnis ataupun investor –

investor. .

2. Bagi Investor, untuk dapat memberikan informasi dan acuan bagaimana

menilai perusahaan yang baik untuk dapat berinvestasi dan factor yang dapat

mempengaruhi dan meningkatkan nilai perusahaan. .

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapan penelitian yang dilakukan ini dapat

dijadikan referensi dan bahan acuan dalam melakukan penelitian serta dapat

menambah atau menggunakan variabel lain selain yang digunakan dalam

penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ansori dan Denica H. N. 2010. “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan

Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan pada

Perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index Studi pada Bursa

Efek Indonesia”. Jurnal Analisis Manajemen 4 (2): 153175.

96
Amnah Gunawan Leli.2011.” Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan,

Kebijakan Dividen dan Tingkat Suku Bunga terhadap Nilai

Perusahaan”.Jurnal Investasi Vol 7. No 1. juni 2011 Hal 31 – 45

Bangun, Nurainun dan Sinta Wati. 2007. Analisis Pengaruh Profitabilitas dan

Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Perdagangan, Jasa dan Investasi

yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi/Tahun XI, No 2, p

107-120.

Fenandar Ibrahim Gany (2012) Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan,

Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan skripsi Universitas

Diponegoro

Hidayat Azhari. 2013. “Pengaruh kebijakan hutang dan kebijakan dividen terhadap

nilai perusahaan”. Jurnal Akuntansi 1 (3): 1-27.

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Herawati Titin, 2013. “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan

Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan”, Skripsi Universitas Negeri Padang.

HIDAYAT M. SYAFIUDIN (2013) pengaruh kepemilikan manajerial,kebijakan

deviden,struktur aktifa, pertumbuhan penjualan,dan ukuran perusahaan

terhadap kebijakan hutang. Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 1 Nomor 1

Januari 2013

Jusriani Ika Fanindya dan Rahardjo Shidiq Nur, 2013. “Analisis Pengaruh

Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang, Dan Kepemilikan

97
Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011)”,

Jurnal Akuntansi Diponegoro, Vol. 2, No. 2: 1-10.

Kusumadilaga Rimba, 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai

perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating (Studi Empiris

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

Mardiyati Umi, 2012. “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan

Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2010”, Jurnal Riset Manajemen Sains

Indonesia (JRMSI), Vol. 3, No.1: 1-17.

Martikarini Nani 2013 Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan hutang dan Kebijakan

Dividend Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan

Akuntansi-Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100, Depok-16424

Nur Sayidah dan Pujiati Diyah. 2008. Corporate Governance dan Rasio Utang

Perusahaan. Ventura Vol. 11, p. 299-315.

Oktaviani Fuji Retno dan Amalia Mulya Anissa 2018 “pengaruh struktur modal dan

profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan deviden sebagai

moderasi “.Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No. 2 Oktober 2018

98
Putri Rika Prihasti (2018) faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu dan Riset

Akuntansi : Volume 7, Nomor 2, Febuari 2018

Ramadhan Gema Fajar, Husnatarina Fitria, Angela Leliana Maria (2018) pengaruh

kebijakan hutang dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan. Volume 3

Nomor 1 (Riset Akuntansi Keuangan)

http://jurnal.untidar.ac.id/index.php/RAK

Rosiana Gusti Ayu Made Ervina, Juliarsa Gede dan Ratna Sari Maria M..2013.

“Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap Nilai Perusahaan dengan

Profitabilitas Sebagai Variabel Pemoderasi”. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana 5.3:723-738.

Sambuaga Astrella Elfina (2014) Pengaruh Family Ownership, Perubahan Tarif

Pajak Dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi

Bisnis Vol. 9 No. 2

Septariani Desy. 2017. “Pengaruh Kebijakan Dividen dan Kebijakan Hutang terhadap

Nilai Perusahaan”. Journal of Applied Business and Economics Vol. 3 No. 3:

183-195.

Sari Mislia Ambar, Wati Lela Nurlaela, Rahardjo Bambang (2020) peran

profitabilitas dalam memoderasi pengaruh struktur modal dan kebijakan

dividen terhadap nilai perusahaan. jurnal akuntansi, Vol. 9, No. 1, April

(2020)

99
Sukirni. 2012. “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan

Dividen dan Kebijakan Hutang Analisis terhadap Nilai Perusahaan”.

Accounting Analysis Journal 1 (2): 1-12.

Subaraman Desmon A. N., dan Listiadi. Agung 2014. “Pengaruh Kebijakan Hutang

terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel

Moderasi”. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 2 Nomor 3.

Sofyaningsih Sri, dan Hardiningsih Pancawati. 2011. “Struktur Kepemilikan,

Kebijakan Deviden, Kebijakan Utang, dan Nilai Perusahaan”. Dinamika

Keuangan dan Perbankan. ISSN:19794878. Vol. 3 No. 1, Mei, 2011:68-67.

www.idx.co.id

https://finance.yahoo.com

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 1

HASIL UJI

Date: 11/16/20
Time: 20:32

Sample: 2015 2019

Q DER DPR DPRXROA

 Mean  2.784756  0.767328  0.355018  0.075218

 Median  1.710759  0.530959  0.335855  0.025604

 Maximum  12.96242  5.782294  1.182102  0.431626

100
 Minimum  0.435195 -5.022957 -2.235785 -0.059872

 Std. Dev.  2.650248  0.998900  0.461284  0.113380

 Skewness  2.349559 -0.108141 -2.489424  1.897513

 Kurtosis  8.398245  16.76039  14.30756  5.453915

 Jarque-Bera  245.4424  907.5178  731.4475  97.86462

 Probability  0.000000  0.000000  0.000000  0.000000

 Sum  320.2469  88.24269  40.82705  8.650089

 Sum Sq. Dev.  800.7149  113.7494  24.25727  1.465463

 Observations  115  115  115  115

UJI CHOW

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: PERUSAHAAN

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic   d.f.  Prob. 

Cross-section F 6.375451 (22,89) 0.0000

Cross-section Chi-square 108.815305 22 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: Q?

Method: Panel Least Squares

Date: 11/13/20 Time: 15:37

Sample: 1 5

Included observations: 5

Cross-sections included: 23

101
Total pool (balanced) observations: 115

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 1.473878 0.214364 6.875578 0.0000

DER? 0.000320 0.001470 0.217625 0.8281

DPR? -0.128161 0.449780 -0.284942 0.7762

DPRXROA? 17.98593 1.792370 10.03472 0.0000

R-squared 0.572056     Mean dependent var 2.784756

Adjusted R-squared 0.560490     S.D. dependent var 2.650248

S.E. of regression 1.756997     Akaike info criterion 3.999253

Sum squared resid 342.6613     Schwarz criterion 4.094728

Log likelihood -225.9570     Hannan-Quinn criter. 4.038006

F-statistic 49.45988     Durbin-Watson stat 0.770570

Prob(F-statistic) 0.000000

HAUSMENT

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: PERUSAHAAN

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. 

Cross-section random 7.804284 3 0.0502

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed   Random  Var(Diff.)  Prob. 

DER? 0.000386 0.000368 0.000000 0.9290

DPR? 0.143134 0.131687 0.014186 0.9234

DPRXROA? 5.943145 13.907091 8.342038 0.0058

102
Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: Q?

Method: Panel Least Squares

Date: 11/13/20 Time: 15:37

Sample: 1 5

Included observations: 5

Cross-sections included: 23

Total pool (balanced) observations: 115

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 2.282155 0.311647 7.322888 0.0000

DER? 0.000386 0.001137 0.339648 0.7349

DPR? 0.143134 0.399861 0.357960 0.7212

DPRXROA? 5.943145 3.710750 1.601602 0.1128

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.833870     Mean dependent var 2.784756

Adjusted R-squared 0.787204     S.D. dependent var 2.650248

S.E. of regression 1.222555     Akaike info criterion 3.435641

Sum squared resid 133.0230     Schwarz criterion 4.056235

Log likelihood -171.5494     Hannan-Quinn criter. 3.687537

F-statistic 17.86896     Durbin-Watson stat 1.710338

Prob(F-statistic) 0.000000

UJI LM

Lagrange multiplier (LM) test for panel data

Date: 11/13/20 Time: 16:11

Sample: 2015 2019

Total panel observations: 115

103
Probability in ()

Null (no rand. effect) Cross-section Period Both

Alternative One-sided One-sided

Breusch-Pagan  48.08335  0.550550  48.63390

(0.0000) (0.4581) (0.0000)

Honda  6.934216 -0.741990  4.378565

(0.0000) (0.7710) (0.0000)

King-Wu  6.934216 -0.741990  2.037291

(0.0000) (0.7710) (0.0208)

GHM -- --  48.08335

-- -- (0.0000)

CEM

Dependent Variable: Q?

Method: Pooled Least Squares

Date: 11/13/20 Time: 15:35

Sample: 1 5

Included observations: 5

Cross-sections included: 23

Total pool (balanced) observations: 115

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

DER? 0.001437 0.001737 0.827278 0.4098

DPR? 1.052190 0.494203 2.129064 0.0354

DPRXROA? 20.36250 2.090707 9.739529 0.0000

R-squared 0.389800     Mean dependent var 2.784756

Adjusted R-squared 0.378903     S.D. dependent var 2.650248

S.E. of regression 2.088653     Akaike info criterion 4.336656

Sum squared resid 488.5966     Schwarz criterion 4.408263

Log likelihood -246.3577     Hannan-Quinn criter. 4.365721

104
Durbin-Watson stat 0.643999

FEM

Dependent Variable: Q?

Method: Pooled Least Squares

Date: 11/13/20 Time: 15:35

Sample: 1 5

Included observations: 5

Cross-sections included: 23

Total pool (balanced) observations: 115

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 2.282155 0.311647 7.322888 0.0000

DER? 0.000386 0.001137 0.339648 0.7349

DPR? 0.143134 0.399861 0.357960 0.7212

DPRXROA? 5.943145 3.710750 1.601602 0.1128

Fixed Effects (Cross)

CINT--C -1.506416

DLTA--C 0.359218

DVLA--C -1.059238

GGRM--C -0.802281

HMSP--C 3.692418

ICBP--C 0.558910

INDF--C -1.136560

KAEF--C 0.089741

KINO--C -0.757712

KLBF--C 1.863733

MLBI--C 6.779146

MYOR--C 0.374566

PSDN--C -1.233474

RMBA--C -0.934287

ROTI--C 0.081474

105
SIDO--C 0.272907

SKLT--C -0.898793

TBLA--C -1.318778

TCID--C -1.063656

TSPC--C -1.163042

ULTJ--C -0.181889

UNVR--C -0.234110

WIIM--C -1.781878

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.833870     Mean dependent var 2.784756

Adjusted R-squared 0.787204     S.D. dependent var 2.650248

S.E. of regression 1.222555     Akaike info criterion 3.435641

Sum squared resid 133.0230     Schwarz criterion 4.056235

Log likelihood -171.5494     Hannan-Quinn criter. 3.687537

F-statistic 17.86896     Durbin-Watson stat 1.710338

Prob(F-statistic) 0.000000

REM

Dependent Variable: Q?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 11/13/20 Time: 15:36

Sample: 1 5

Included observations: 5

Cross-sections included: 23

Total pool (balanced) observations: 115

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 1.687423 0.346475 4.870262 0.0000

106
DER? 0.000368 0.001118 0.328853 0.7429

DPR? 0.131687 0.381711 0.344992 0.7308

DPRXROA? 13.90709 2.329727 5.969408 0.0000

Random Effects (Cross)

CINT--C -0.865721

DLTA--C -0.111275

DVLA--C -0.704476

GGRM--C -0.597712

HMSP--C 1.769332

ICBP--C 0.449061

INDF--C -0.426754

KAEF--C 0.525376

KINO--C -0.220579

KLBF--C 1.749649

MLBI--C 3.856339

MYOR--C 0.644628

PSDN--C -0.505350

RMBA--C -0.383238

ROTI--C 0.489864

SIDO--C -0.272061

SKLT--C -0.299723

TBLA--C -0.689121

TCID--C -0.635174

TSPC--C -0.683050

ULTJ--C 0.237581

UNVR--C -2.163777

WIIM--C -1.163820

Effects Specification

S.D.   Rho  

Cross-section random 1.306462 0.5331

Idiosyncratic random 1.222555 0.4669

107
Weighted Statistics

R-squared 0.268063     Mean dependent var 1.075053

Adjusted R-squared 0.248281     S.D. dependent var 1.440262

S.E. of regression 1.248732     Sum squared resid 173.0858

F-statistic 13.55082     Durbin-Watson stat 1.429519

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.548679     Mean dependent var 2.784756

Sum squared resid 361.3798     Durbin-Watson stat 0.684680

108

Anda mungkin juga menyukai