Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH KOMPONEN DESTINASI WISATA (4A) TERHADAP KEPUASAN

PENGUNJUNG PANTAI GEMAH TULUNGAGUNG

Ilham Setyanto
Edriana Pangestuti
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
ilhamarj@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to find out and explain the influence of tourist destination components (4A) which consist of
indicators of tourist attractions, accessibility, amenities, and ancillary to the visitors satisfaction of
Tulungagung Gemah Beach. The study was located at Gemah Tulungagung Beach with a sample of 118
visitors who had visited Gemah Beach. This study uses explanatory research, the sampling technique used in
this study was purposive sampling. The type of online questionnaire using Google Form is used for data
collection methods. This study use descriptive analysis and simple linear analysis. The results of the research
showed the beta coefficient of this analysis which is equal to 32.3%, which means that the influence of tourist
destination components (4A) on visitor satisfaction of Tulungagung Gemah Beach is 32.3%. Then it can be
concluded that there is a significant influence between the Tourism Destination Component (4A) on the
Satisfaction of Gemah Tulungagung Beach Visitors. In addition, based on calculations, the highest mean value
is the accessibility indicator which means that it has the greatest influence compared to other variables.

Keywoard : Tourism Destination Component (4A), Visitors Satisfaction

АBSTRАK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh komponen destinasi wisata (4A) yang
terdiri dari indikator attraction / atraksi wisata, accessibility / aksesibilitas, amenity / amenitas, dan ancillary
/ fasilitas tambahan terhadap kepuasan pengunjung Pantai Gemah Tulungagung. Penelitian ini berlokasi di
Pantai Gemah Tulungagung dengan sampel sebanyak 118 pengunjung yang pernah berkunjung ke Pantai
Gemah. Penelitian ini menggunakan penelitian penjelasan, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian
ini adalah purposive sampling. Jenis kuesioner online menggunakan Google Form digunakan untuk metode
pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis linier sederhana. Hasil
pеnеlitian mеnujukkan koefisien beta dari analisis ini yaitu sebesar 32,3% yang berarti bahwa pengaruh
komponen destinasi wisata (4A) terhadap kepuasan pengunjung Pantai Gemah Tulungagung, yaitu sebesar
32,3%. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Kompenen Destinasi Wisata
(4A) Terhadap Kepuasan Pengunjung Pantai Gemah Tulungagung. Selain itu berdasarkan perhitungan, nilai
mean tertinggi yaitu indikator aksesibilitas yang artinya memiliki pengaruh yang paling besar dibandingkan
dengan variabel lainnya.

Kata Kunci : Komponen Destinasi Wisata, Kepuasan Pengunjung.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 157


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PЕNDAHULUAN pengunjung enggan untuk berkunjung ke suatu
Wisatawan yang akan berkunjung ke suatu destinasi wisata. Maka untuk itu pelaku usaha
Daerah Tujuan Wisata, memerlukan berbagai wisata harus memperhatikan aspek ini agar
kebutuhan dan pelayanan. Kebutuhan tersebut kebutuhan dan kenyamanan pengunjung terpenuhi.
berupa makan dan minum, tempat menginap, serta Payangan (2014:159) menyatakan bahwa
alat transportasi dari satu tempat ke tempat yang upaya dalam membuat standar kualitas suatu
lain. Menurut Suwena dan Wydiatmaja (2010: 86- produk atau jasa yang sesuai dengan standar yang
87) bahwa kebutuhan dan pelayanan daerah tujuan diharapkan wisatawan dapat menciptakan
wisata wisata harus didukung dengan empat kepuasan wisatawan (tourist satisfaction). Kozak
komponen utama dengan istilah “4A” yaitu atraksi, dan Rimmington dalam Huh (2002:13)
amenitas, aksesibilitas, dan ancillary service. menjelaskan bahwa kepuasan wisatawan (tourist
Menurut Yoeti (1985:193) menjelaskan bahwa satisfaction) mempengaruhi wisatawan dalam
usaha dalam meningkatkan jumlah kunjungan memilih destinasi, mengonsumsi produk dan jasa,
wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata harus serta keputusan berkunjung kembali. Berdasarkan
memiliki komponen pariwisata antara lain tourist teori The Expectancy Disconfirmation, puas atau
transportation, accommodations, bar & tidak puasnya wisatawan terhadap produk dan jasa
restaurants, tourist objects, tourist attractions. ditentukan oleh proses evaluasi wisatawan dengan
Sedangkan menurut Cooper dkk dalam (Prasiasa, membandingkan persepsi hasil suatu produk
2013: 52) pada daerah tujuan wisata harus dengan standar yang diharapkan wisatawan
memiliki beberapa komponen antara lain daya tarik (Payangan, 2014:155). Menurut Laws dalam
(attraction), mudah dicapai karena ada transportasi Naidoo et al., (2010:114) bahwa persepsi
lokal dan terminal (acces), tersedianya berbagai wisatawan dalam mengkonsumsi produk dan jasa
fasilitas seperti akomodasi, restoran, tempat selama wisatawan berkunjung ke beberapa
hiburan, tempat perbelanjaan dan pelayanan destinasi akan dipengaruhi oleh perbedaan fasilitas,
lainnya (amenities), dan organisasi daya tarik wisata, dan pelayanan di masing-masing
kepariwisataan yang dibutuhkan untuk destinasi. Oleh karena itu, kepuasaan pengunjung
pelayanan wisatawan suatu objek wisata merupakan hal yang sangat
Attraction (Atraksi) yakni pada destinasi penting. Keller (2008:138) kepuasan adalah
wisata terdapat daya tarik wisata seperti keindahan perasaan senang atau kecewa yang terbentuk dari
dan keunikan alam, budaya dan aktifitas seseorang dengan membandingkan hasil produk
masyarakat setempat, peninggalan bangunan atau jasa dengan ekspektasi yang diharapkan.
bersejarah, serta atraksi buatan seperti sarana Apabila produk atau jasa yang diterima melebihi
permainan dan hiburan (Suwantoro, 2004. ekspektasi yang diharapkan, maka dapat dikatakan
Selanjutnya Zaenuri (2012:51) menyatakan bahwa pelanggan puas. Sebaliknya, apabila produk atau
daya tarik wisata merupakan sesuatu yang unik dan jasa yang diterima dibawah ekspektasi yang
menjadi preferensi wisatawan sehingga dapat diharapkan, maka pelanggan tidak puas.
memuaskan keinginan wisatawan. Accessibility Salah satu yang menjadi potensi wisata
(Aksesibilitas) ialah tersedianya sarana yang menarik untuk dikembangkan yaitu Kabupaten
membuat pengunjung memiliki kemudahan untuk Tulungagung. Tulungagung memiliki berbagai
menjangkau sebuah destinasi wisata, dalam hal ini kawasan wisata yang terkenal dengan potensi
tersedianya sarana transportasi menuju destinasi yang sangat besar. Memiliki alam, budaya,
wisata dan jarak destinasi wisata yang terjangkau pantai. Kabupaten ini juga tidak hanya memiliki
menjadi hal yang penting (Soekadijo, 2003). potensi wisata alam, tetapi juga kaya dengan
Amenity (Amenitas) yakni tersedianya sarana beragam kuliner, memiliki puluhan kesenian
penunjang kebutuhan pengunjung selama tradisional yang menakjubkan. Berbagai obyek
melakukan kegiatan wisata, seperti tersedianya wisatanya makin digemari dan menjadi tujuan
penjual makanan, minuman, akomodasi dan wisata bagi turis lokal maupun regional. Saat ini
cinderamata (Sunaryo, 2013). Ancillary (Fasilitas Kabupaten Tulungagung lebih memprioritaskan
tambahan) adalah sarana penunjang tambahan pengembangan wisata pantai karena Tulungagung,
seperti sarana penukaran mata uang, ATM, pos memiliki garis pantai sepanjang 54 kilometer
keamanan, dan petugas yang ramah (Sunaryo, dengan karakteristik yang berbeda-beda.
2013). Menurut Hasan (2015:371) salah satu faktor Pemerintah Kabupaten Tulungagung mulai
pembentuk kepuasan yaitu fasilitas, jika fasilitas mengembangkan potensi pariwisata seiring
wisata tidak tersedia dengan kondisi baik maka terbukanya akses infrastruktur melalui Jalur Lintas

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 158


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Selatan ke wilayah paling selatan Provinsi Jawa umum yang menunjang pengunjung untuk menuju
Timur. Sejak Jalur Lintas Selatan mulai dibangun destinasi wisata Pantai Gemah, padahal
tumbuh ekonomi baru di Kabupaten Tulungagung. ketersediaan sarana transportasi dan rambu- rambu
(Republika.co.id, 2017) penunjuk jalan merupakan aspek penting bagi
sebuah destinasi.
Tabel Error! No text of specified style in document. Berdasarkan latar belakang yang telah
Kunjungan Destinasi Pantai Kabupaten dipaparkan, maka penulis tertarik mengadakan
Tulungagung penelitian tentang pengaruh pengembangan
Pengunjung
Pengunjung
Juli-Desember Total komponen destinasi wisata dengan menggunakan
Nama Pantai Januari –Juni 2017
2017 Pengunjung 4A yakni Attraction (Atraksi wisata), Accesibility
Wisman Wisnus Wisman Wisnus
Pantai Brumbun - 6.037 3 6.660 12.700 (Aksesibilitas), Amenity (Amenitas), dan Ancillary
Pantai Klathak - 7.118 - 7.489 14.607 (Fasilitas Tambahan) sebagai ukuran atau
Pantai Popoh 70 56.767 7 65.641 122.485
Pantai Sidem - 21.285 12 15.595 36.892
indikator, terhadap tingkat kepuasan pengunjung.
Pantai Sine 37 32.349 19 34.346 66.751 Penulis bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
Pantai Gemah 23 47.545 22 67.330 114.920 pengaruh dari komponen destinasi wisata terhadap
Pantai Sanggar 957 11.390 49 7.948 20.344
Pantai Ngalur 568 4.101 44 7.786 12.499 kepuasan pengunjung Pantai Gemah Tulungagung.
Total 401.198 Hal ini dilakukan sebagai tahap awal dalam upaya
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten peningkatan jumlah kunjungan wisatawan serta
Tulungagung (2018) sebagai acuan untuk merumuskan strategi
pengembangan destinasi wisata alam pada Pantai
Dapat dilihat dari tingkat kunjungan destinasi Gemah di Kabupaten Tulungagung.
wisata Kabupaten Tulungagung, Pantai Gemah
memiliki tingkat kunjungan sangat tinggi yaitu KAJIAN PUSTAKA
pada paruh semester kedua di 2017 kenaikan nya Komponen Destinasi Wisata (4A)
sebesar 19.785 pengunjung. Sebuah destinasi Wisatawan berkunjung ke suatu Daerah
wisata harus memiliki planning yang tepat, dengan Tujuan Wisata, memerlukan berbagai kebutuhan
adanya planning, maka sesuatu yang tidak ada dan pelayanan. Kebutuhan tersebut berupa makan
harganya bisa menjadi sebuah destinasi dan minum, tempat menginap, serta alat
dengan value yang tinggi. Penting bagi sebuah transportasi dari satu tempat ke tempat yang lain.
destinasi mempersiapkan sarana dan prasarana, Menurut Suwena dan Wydiatmaja (2010: 86-87)
karena destinasi pariwisata itu tidak mudah untuk bahwa kebutuhan dan pelayanan Daerah Tujuan
dipromosikan karena sifatnya yang diam dan Wisata harus didukung dengan empat komponen
sangat bergantung pada lokasi, perlu bagi para utama dengan istilah “4A” yaitu atraksi, amenitas,
pelaku pariwisata untuk memahami karakter dari aksesibilitas, dan ancillary service. Hal itu juga
objek destinasi wisata itu sendiri (Marketeers.com, dibenarkan Cooper dalam Suwena (2010), suatu
2015). destinasi wisata harus didukung oleh empat utama
Pantai Gemah merupakan pantai yang berada yang dikenal dengan istilah “4A” yaitu atraksi
di pesisir selatan selatan Tulungagung dengan arah (attraction), aksesibilitas (accessibility), fasilitas
pantainya menghadap ke timur. Lokasi tersebut (amenity), dan fasilitas pendukung (ancillary).
berada di wilayah Desa Keboireng, Kecamatan Sedangkan menurut Cooper dkk dalam (Prasiasa,
Besuki. Destinasi ini memiliki keunikan tersendiri, 2013: 52) pada daerah tujuan wisata harus
pantai dengan pesona alam yang indah dan juga memiliki beberapa komponen antara lain daya tarik
memiliki pepohonan cemara di sepanjang bibir (attraction), mudah dicapai karena ada transportasi
pantai,tempatnya teduh dan rindang. Berbagai lokal dan terminal (acces), tersedianya berbagai
fasilitas penunjang pun sudah tersedia yaitu seperti fasilitas seperti akomodasi, restoran, tempat
warung,wahana permainan, Atv, Flyng fox, hiburan, tempat perbelanjaan dan pelayanan
Banana Boat maupun fasilitas kamar mandi dan lainnya (amenities), dan organisasi kepariwisataan
mushola, maka dari itu tidak heran jika tingkat yang dibutuhkan untuk pelayanan wisatawan
kunjungan destinasi wisata Pantai Gemah (ancillary service).
tergolong tinggi di Kabupaten Tulungagung,
namun pada kenyataan nya di destinasi Pantai Attraction (Atraksi)
Gemah masih terdapat aspek yang belum terpenuhi Attaction atau atraksi adalah produk utama
di dalam komponen destinasi wisata 4A tersebut, dalam sebuah destinasi wisata. Menurut karyono
yaitu salah satunya tidak adanya sarana transportasi (1997) atraksi atau daya tarik wisata berkaitan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 159


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dengan konsep what to see dan what to do. Apa destinasi. Soekadijo (2003), mengatakan
yang bisa dilihat dan dilakukan oleh wisatawan di persyaratan aksesibilitas terdiri dari akses
destinasi tersebut. Atraksi bisa berupa keindahan informasi dimana fasilitas harus mudah ditemukan
dan keunikan alam, budaya masyarakat setempat, dan mudah dicapai, harus memiliki akses kondisi
serta atraksi buatan seperti taman rekreasi dan jalan yang dapat dilalui dan sampai ke tempat objek
hiburan. Seaharusnya sebuah atraksi harus wisata serta harus ada akhir tempat suatu
mempunyai nilai diferensiasi yang tinggi. Unik dan perjalanan. Oleh karena itu harus selalu ada: (1)
berbeda dari daerah atau wilayah lain. Akses informasi; (2) Akses kondisi jalan menuju
Suwena dan Widyatmaja (2010) Atraksi objek wisata; (3) Terminal, setidak-tidaknya
wisata merupakan komponen yang sangat krusial tempat parkir. Untuk memenuhi tuntutan tersebut,
dalam halnya menarik wisatawan untuk pengusahaan pariwisata harus memilih dan
berkunjung ke suatu destinasi wisata, atraksi wisata menerapkan solusi yang tepat, serta memikirkan
merupakan modal atau sumber daya pariwisata upaya untuk memperhatikan kepentingan
(Tourism Resource). Atraksi wisata pada suatu pengunjung supaya dapat menciptakan nilai
destinasi wisata biasanya tidak dapat ditiru oleh pengunjung yang tinggi.
destinasi wisata yang lain dikarenakan memiliki
ciri khas tersendiri antara destinasi satu dan Amenity (Amenitas)
destinasi yang lainnya. Sugiama (2011) menjelaskan amenity atau
Suatu Daya Tarik Wisata dapat menarik untuk amenitas adalah segala fasilitas pendukung yang
dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi digunakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan
syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, saat melakukam kegiatan wisata disuatu destinasi
menurut Maryani (1991:11) syarat-syarat tersebut wisata kebutuhan tersebut antara lain sarana
adalah : akomodasi, penyedia makanan dan minuman,
1. What to see? tempat hiburan dan tempat perbelanjaan.
2. What to do? French (1996) dalam Sunaryo (2013)
3. What to buy? mengatakan "basic fasilities required by
4. What to arrived? tourists...amenity do not usually in themselves
5. What to stay? generate or attract tourists, but the lack of amenity
might cause tourist to avoid a particular
Accessibility (Aksesibilitas) destination". Jika diartikan dalam bahasa bebas
Accessibility atau aksesibilitas adalah sarana adalah amenitas bukan merupakan daya tarik
yang memberikan kemudahan kepada wisatawan wisata. Tetapi dengan kurangnya amenitas pada
untuk menuju ke daerah tujuan wisata, tidak hanya suatu destinasi wisata, wisatawan akan beralih ke
menyangkut kemudahan transportasi bagi destinasi wisata yang lain. Amenitas berkaitan
wisatawan mencapai tujuan wisata tetapi juga dengan ketersediaan sarana akomodasi untuk
waktu yang dibutuhkan, tanda petunjuk arah menginap serta restoran atau warung untuk makan
menuju lokasi wisata dan lainnya (Hadiwijoyo, dan minum. Kebutuhan lain yang mungkin juga
2012: 96). Aksesibilitas merupakan satu komponen diinginkan dan diperlukan oleh wisatawan, seperti
penting untuk mempermudah perpindahan toilet umum, rest area, tempat parkir, klinik
seseorang dari satu tempat ke tempat yang lainnya. kesehatan, dan sarana ibadah sebaiknya juga
Perpindahan tersebut bisa dalam jarak dekat, tersedia di sebuah destinasi. Tentu saja fasilitas-
menengah, maupun jauh. Sedangkan untuk fasilitas tersebut juga perlu melihat dan mengkaji
melakukan perpindahan dibutuhkan alat situasi dan kondisi dari destinasi sendiri dan
transportasi yang didasarkan pada motivasi kebutuhan wisatawan. Tidak semua amenitas harus
wisatawan, ketersediaan waktu, dan kemampuan berdekatan dan berada di daerah utama destinasi.
secara ekonomi. Berbagai macam moda
transportasi yang menjadi salah satu pendukung Ancillary (Fasilitas tambahan)
dan pendorong kemajuan destinasi pariwisata Sugiama (2011) menerangkan bahwa ancillary
(Prasiasa, 2013: 24). atau fasilitas pendukung adalah mencakup
Sedangkan menurut Sunaryo (2013:30) keberadaan dari berbagai organisasi yang
mengemukakan bahwa aksesibilitas adalah memfasilitasi dan mendorong pengembangan serta
segenap fasilitas dan moda angkutan yang pemasaran dari suatu destinasi wisata. Organisasi
memungkinkan dan memudahkan serta membuat yang terkait dalam hal ini antara lain pihak
nyaman wisatawan untuk mengunjungi suatu pemerintah (misal dinas pariwisata), asosiasi

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 160


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kepariwisataan (misal asosiasi pengusaha keputusannya untuk berkunjung ke destinasi
perhotelan, biro perjalanan wisata, pemandu pariwisata, kedua yaitu kepercayaan bahwa
wisata). Hal tersebut didukung Cooper dkk dalam memilih destinasi terkait merupakan hal yang
(Prasiasa, 2013: 52) yang menjelaskan bahwa benar, dan ketiga tingkat kepuasan secara
ancillary service merupakan organisasi keseluruhan selama berwisata ke destinasi
kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan pariwisata.
wisatawan. Sedangkan menurut Suwena dan Menurut Hasan (2015:371) Faktor-Faktor
Widyatmaja (2010: 98) pelayanan tambahan atau Pembentuk Kepuasan Wisatawan yaitu:
sering disebut juga pelengkap yang harus 1. Keramahan masyarakat lokal dan sikap
disediakan oleh pemerintah daerah pada suatu karyawan terhadap wisatawan.
daerah tujuan wisata, misalnya tersedianya jasa 2. Kualitas pelayanan yang berkaitan dengan
pemandu. Pemandu tersebut tidak hanya sekedar kesopanan, keramahan, efisiensi, dan
memberikan informasi, tapi juga harus dapat ketanggapan pelayanan terhadap permintaan
meningkatkan kesadaran wisatawan untuk dan keluhan wisatawan.
menghormati alam dan budaya setempat, jasa 3. Akomodasi dan fasilitas sebagai faktor
pendukung tersebut tergantung pada daerah dan signifikan memengaruhi kepuasan wisatawan
tujuan wisata, semakin terpencil maka jasa baik secara fisik maupun psikologis.
pendukung akan semakin minim. Sedangkan 4. Budaya, salah satu aspek budaya misalkan
menurut Sunaryo (2013) menjelaskan ancillary bahasa yang dapat membantu komunikasi antara
service merupakan fasilitas umum yang digunakan wisatawan dengan karyawan dapat
sebagai fasilitas wisata seperti bank, sarana meningkatkan kepuasan wisatawan.
telekomunikasi, rumah sakit, dan sebagainya. 5. Harga (biaya moneter dan non moneter).
Keberadaan ancillary melengkapi amenitas dan
aksesibilitas. Hipotеsis
H1 = Komponen Destinasi Wisata (4A)
Kepuasan Pengunjung (Tourist Satisfaction) berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
Menurut Saladin (2003), pengertian kepuasan Pengunjung Pantai Gemah Tulungagung.
pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang berasal dari perbandingan antara Komponen Kepuasan
kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan Destinasi Pengunjung
harapan-harapannya. Sementara menurut Wisata (X) H1 (Y)
Westbrook dan reilly dalam Tjiptono (2008)
memberikan definisi kepuasan sebagai respons
emosional terhadap pengalaman-pengalaman Gambar 1. Modеl Hipotеsis
berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang di
beli. Menurut Tjiptono (2008) bahwa dengan MЕTODE PЕNЕLITIAN
memperhatikan kualitas produk maka akan Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian pеnjеlasan
meningkatkan indeks kepuasan konsumen yang (еxplanatory rеsеarch) dеngan pеndеkatan
diukur dalam ukuran apapun. Secara lebih jauh, kuantitatif. Lokasi penelitian ini dilakukan pada
kepuasan sebagian besar dilihat sebagai satu obyek pantai di Tulungagung Jawa Timur.
bentuk dimensi dimana semakin tinggi kualitas Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung
produk yang dirasakan/diterima, maka semakin Pantai Gemah Tulungagung, dengan jumlah yang
tinggi tingkat kepuasan yang terjadi. belum diketahui secara pasti. Dberdasarkan hasil
Kepuasan wisatawan merupakan ukuran penghitungan didapat sample sebanyak 118
keseluruhan dari pendapat wisatawan pada setiap responden
kualitas destinasi (Prayag, 2008 dalam Coban,
2012). Ukuran tersebut dapat dipertimbangkan HASIL DAN PЕMBAHASAN
sebagai nilai mengenai kualitas hasil dari destinasi Tabel 2 Hasil Analisis Linier Sederhana Komponen
Destinasi Wisata terhadap Kepuasan Pengunjung
pariwisata, misalnya perlakuan dan pelayanan yang
Model Unstandardized Standardized t Sig.
dirasakan wisatawan terhadap destinasi pariwisata, Coefficients Coefficients
tetapi tidak hanya hasil pada akhir pengalamannya B Std. Beta
(Coban, 2012). Yuksel et al., (2010) mengukur Error
kepuasan dengan tiga item, pertama berkaitan (Constant) 4.996 1.871 2.671 .009
dengan senang atau tidaknya wisatawan terhadap

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 161


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Komponen wisatawan (ancillary service). Selanjutnya hal
Destinasi .323 .031 .696 10.440 .000 tersebut didukung Inskeep dalam (Hadiwijoyo,
Wisata (4A)
Sumber : Data diolah, 2019
2012: 59-60) yang menjelaskan bahwa komponen
pengembangan pariwisata secara garis besar dapat
dikategorikan menjadi beberapa komponen seperti
0,323 atraksi dan aktivitas pariwisata, akomodasi,
Komponen (s) Kepuasan
Destinasi Pengunjung fasilitas dan jasa layanan wisata, jasa layanan
Wisata (X) (Y) transportasi, infrastruktur lainnya dan elemen
institusional. Ketersediaan sarana-sarana
Gambar 2 Hasil Model Hipotesis kepariwisataan akan memberikan kepuasan pada
Sumber: Data diolah, 2019 wisatawan yang mengujungi suatu daerah tujuan
wisata yang memenuhi aspek aspek tersebut. Hasil
Pengaruh Komponen Destinasi Wisata (4A) ini menunjukan bila kepuasan pengunjung
Terhadap Kepuasan Pengunjung Pantai dipengaruhi oleh komponen destinasi wisata (4A).
Gemah Tulungagung Hubungan Pengaruh Komponen Destinasi
Berdasarkan hasil analisis yang telah Wisata (4A) Terhadap Kepuasan Pengunjung yaitu
dilakukan, hasil dari analisis data pada penelitian terkait keterlibatan dari keempat elemen
ini menunjukan bahwa Komponen Destinasi Komponen Destinasi Wisata dalam mempengaruhi
Wisata (4A) memiliki pengaruh yang signifikan kepuasan pengunjung, dapat dilihat melalui hasil
terhadap Kepuasan Pengunjung Pantai Gemah dari penerapan teori kepuasan pengunjung Yuksel
Tulungagung. Koefisien beta dari analisis ini yaitu et al., (2010) dan Lupiyoadi,(2013:231), yang
sebesar 3,23% yang berarti bahwa pengaruh selanjutnya diterapkan sebagai indikator
komponen destinasi wisata (4A) terhadap kepuasan penelitian. Indikator penelitian ini yaitu kepuasan
pengunjung Pantai Gemah Tulungagung, yaitu pengunjung yang dirasakan pengunjung ketika
sebesar 32,3% dan sebesar 67,7% dipengaruhi oleh berkunjung ke Pantai Gemah Tulungagung, dari
variabel lain di luar penelitian ini. Hal ini dapat indikator tersebut terdiri dari 6 item yaitu,
dibuktikan melalui hasil analisis regresi sederhana Berkunjung ke Pantai Gemah membuat
yang menunjukkan nilai sig t (0,000) < α = 0.05 pengunjung merasa senang, Pantai Gemah sesuai
maka model analisis regresi dinyatakan signifikan. ekspetasi pengunjung pada segi kualitas
Nilai tersebut memberi arti arah hubungan destinasinya, Pengunjung puas dengan kemudahan
yang positif, yaitu jika terjadi peningkatan pada akses ke Pantai Gemah, Pengunjung puas dengan
komponen destinasi wisata (4A) maka tingkat fasilitas layanan yang diberikan oleh petugas
kepuasan pengunjung juga meningkat, begitu juga Pantai Gemah, Pengunjung puas secara
sebaliknya, jika terjadi penurunan komponen keseluruhan selama berwisata ke Pantai Gemah,
destinasi wisata (4A) maka kepuasan pengunjung dan ketersediaan pengunjung merekomendasikan
juga akan mengalami penurunan. Dapat Pantai Gemah sebagai alternatif destinasi wisata.
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang Hasil dari semua item tersebut memperoleh nilai
signifikan antara komponen destinasi wisata (X) mean sebesar 4,07 dikategorikan tinggi. Hal ini
terhadap kepuasan pengunjung Pantai Gemah menunjukkan secara keseluruhan sebagian besar
Tulungagung (Y). Hasil penelitian sejalan dengan responden pada penelitian ini merasa puas dengan
pendapat dari Suwena dan Wydiatmaja (2010: 86- komponen destinasi wisata (4A) Pantai Gemah.
87) bahwa kebutuhan dan pelayanan Daerah Kepuasan responden tersebut didukung dengan
Tujuan Wisata harus didukung dengan empat kondisi Pantai Gemah yang pada dasarnya
komponen utama dengan istilah “4A” yaitu atraksi, merupakan pantai yang menarik perhatian, karena
amenitas, aksesibilitas, dan ancillary service. pantai nya indah dengan garis pantai yang panjang,
Hal tersebut juga didukung Cooper dkk dalam pesisir pantai yang rindang ditumbuhi pohon
(Prasiasa, 2013: 52) pada daerah tujuan wisata cemara. Keindahan alam di sekitar pantai yang
harus memiliki beberapa komponen antara lain masih terjaga serta dilengkapi dengan adanya
daya tarik lokal (attraction), mudah dicapai karena kegiatan fasilitas wisata yang terdapat di Pantai
ada transportasi lokal dan terminal (acces), Gemah seperti perahu wisata, flying fox, atv dapat
tersedianya berbagai fasilitas seperti akomodasi, memberikan rasa senang kepada pengunjung.
restoran, tempat hiburan, tempat perbelanjaan dan Tidak hanya keindahan alam namun juga didukung
pelayanan lainnya (amenities), dan organisasi fasilitas yang memadai dengan tersedianya warung
kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan makan, kamar mandi maupun tempat ibadah sudah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 162


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
tersedia dan juga terdapat sarana penginapan ketika (Survei pada Pengunjung Situs Trowulan,
pengunjung ingin bermalam di Pantai Gemah. Kabupaten Mojokerto). Hasil dari penelitian ini
Kemudian pada segi aksesibilitas, Pantai Gemah menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara
memiliki akses jalan yang cukup bagus, yaitu komponen pengembangan destinasi wisata
berada pada jalur lintas selatan, selain akses yang terhadap kepuasan pengunjung di Situs Trowulan.
bagus juga terdapat pengelola yang siap melayani Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian
pengunjung serta sebagai petugas keamanan penulis dimana komponen destinasi wisata yang
sekaligus menjadi pemelihara keindahan alam terdiri dari atraksi, aksesibilitas, amenitas dan
Pantai Gemah Tulungagung. fasilitas tambahan mempengaruhi kepuasan
Hasil penelitian ini mendukung penelitian- pengunjung.
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Stevianus Pengaruh Pengembangan Komponen
(2014) dengan judul Pengaruh Atraksi Wisata, Destinasi Wisata terhadap Kepuasan Pengunjung
Fasilitas, dan Kualitas Pelayanan terhadap yang menunjukan adanya pengaruh yang
Kepuasan Berkunjung di Taman Margasatwa signifikan antara komponen pengembangan
Ragunan Jakarta. Hasil penelitian tersebut destinasi wisata terhadap kepuasan pengunjung.
menunjukan bahwa atraksi wisata berpengaruh Berdasarkan dari keempat penelitian terdahulu
signifikan terhadap kepuasan berkunjung, fasilitas mempunyai hasil yang sama yaitu Komponen
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan Destinasi Wisata (4A) yang terdiri attraction,
pengunjung. Hal ini mendukung dimana komponen accesbility, amenity dan ancillary mempunyai
destinasi wisata yang terdiri dari atraksi wisata, pengaruh terhadap variabel terikatnya kepuasan
fasilitas, amenitas dan aksesibilitas mempengaruhi pengunjung.
kepuasan pengunjung. Hasil penelitian dari ini juga Indikator attraction (daya tarik) yang
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan mempunyai nilai mean sebesar 3,99 yang masuk
oleh Dwiyanti (2015) dengan judul Pengaruh dalam kategori yang tinggi yang berarti bahwa
Atribut Produk Wisata terhadap Kepuasan pengunjung merasa tertarik dengan daya tarik/
Wisatawan (studi pada Batu Night Spectacular atraksi wisata yang terdapat di Pantai Gemah
Kota Batu). Dalam penelitian ini menunjukkan Tulungagung. Menurut Suwena dan Widyatmaja
bahwa variabel destination attraction berpengaruh (2010: 88-89) menjelaskan bahwa atraksi yang
signifikan dan dominan terhadap kepuasan menarik wisatawan yaitu (a) natural resources
wisatawan, serta variabel destination attractions, (alami) seperti gunung, danau, pantai, dan bukit (b)
destination facilities and services, accessibilities to atraksi wisata budaya seperti arsitektur, rumah
the destinations, image of the destinations, dan tradisional di desa, situs arkeologi, benda-benda
price to the customers secara bersama-sama seni dan kehidupan masyarakat sehari-hari,
berpengaruh terhadap variabel kepuasan keramahtamahan, makanan, dan atraksi buatan
wisatawan. Hal ini mendukung penelitian penulis seperti acara olahraga, berbelanja, pameran,
dimana komponen destinasi wisata yang terdiri dari konferensi, festival musik. Pengunjung yang akan
atraksi, aksesibilitas, amenitas dan fasilitas menghabiskan waktunya untuk melakukan
tambahan mempengaruhi kepuasan pengunjung. kegiatan wisata pada sebuah destinasi wisata, hal
Selain itu hasil penelitian ini sejalan dengan pertama yang akan mereka prioritaskan adalah
yang dilakukan oleh Aprilia (2017) berjudul memilih destinasi wisata mana yang akan mereka
Pengaruh Daya Tarik Wisata dan Fasilitas Layanan tuju dengan pertimbangan apa saja yang terdapat
terhadap Kepuasan Wisatawan di Pantai pada destinasi tersebut serta pengalaman apa yang
Balekambang Kabupaten Malang. Hasil penelitian akan ditawarkan oleh sebuah destinasi kepada
ini menunjukkan bahwa Daya Tarik Wisata wisatawan yang berkunjung.
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan Jika suatu destinasi wisata berhasil
wisatawan, dan Fasilitas Layanan berpengaruh memberikan pengalaman yang berbeda kepada
signifikan terhadap Kepuasan Wisatawan. Hal ini wisatawan yang berkunjung maka secara otomatis
mendukung penelitian penulis dimana komponen pengunjung akan merasa puas. Hal tersebut sesuai
destinasi wisata yang terdiri dari atraksi, dengan hasil salah satu item kepuasan pengunjung
aksesibilitas, amenitas dan fasilitas tambahan pada hasil penelitian ini yaitu sebagian besar
mempengaruhi kepuasan pengunjung. Selanjutnya responden merasa bahwa berkunjung ke Pantai
penelitian yang dilakukan oleh Wanda (2017) yang Gemah Tulungagung membuat merasa senang dan
berjudul Pengaruh Pengembangan Komponen hal ini didukung dengan mean item 4,14 yang
Destinasi Wisata terhadap Kepuasan Pengunjung menunjukkan dikategori tinggi.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 163


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Indikator aksesibilitas menunjukan dengan dengan mean item 3,98 yang menunjukkan
nilai mean 4,12 dikategorikan tinggi, karena dikategori tinggi .
aksesibilitas terkait dengan akses informasi, Indikator ancillary (fasilitas tambahan), pada
kondisi jalan raya, ketersediaan sarana transportasi nilai mean ancillary mempunyai nilai mean sebesar
dan rambu-rambu penunjuk jalan merupakan aspek 3,91 yang termasuk indikator yang paling terendah
penting bagi sebuah destinasi wisata. Soekadijo dari keempat indikator yang berada didalam
(2003), mengatakan persyaratan aksesibilitas Komponen Destinasi Wisata. Nilai interpretasi
terdiri dari akses informasi dimana fasilitas harus mean 3,91 dikategorikan tinggi yang berarti bahwa
mudah ditemukan dan mudah dicapai, harus pengunjung mendapatkan fasilitas layanan yang
memiliki akses kondisi jalan yang dapat dilalui dan baik dari pengelola Pantai Gemah. Hal tersebut
sampai ke tempat objek wisata. Aksesibilitas yang didukung oleh Cooper dkk dalam (Prasiasa, 2013:
mudah bagi pengunjung untuk mencapai sebuah 52) menjelaskan bahwa ancillary service
destinasi wisata akan berpengaruh terhadap merupakan organisasi kepariwisataan yang
suasana hati pengunjung. Ketika seseorang yang dibutuhkan untuk pelayanan wisatawan.
akan berniat berkunjung ke suatu destinasi wisata Sedangkan menurut Suwena dan Widyatmaja
dan menemui kondisi jalan yang buruk sarana (2010: 98) pelayanan tambahan atau sering disebut
transportasi menuju destinasi yang kurang tersedia juga pelengkap yang harus disediakan oleh
akan dapat mempengaruhi suasana hati pemerintah daerah pada suatu daerah tujuan wisata,
pengunjung yang mulanya berangkat dengan misalnya tersedianya jasa pemandu. Pemandu
suasana hati yang gembira berubah menjadi tersebut tidak hanya sekedar memberikan
murung. Suasana hati yang kurang baik akan informasi, tapi juga harus dapat meningkatkan
berdampak pada tingkat kepuasan pengunjung kesadaran wisatawan untuk menghormati alam dan
pasca kunjungannya. Hal tersebut sesuai dengan budaya setempat. Hal tersebut sesuai dengan hasil
hasil salah satu item kepuasan pengunjung pada salah satu item kepuasan pengunjung pada hasil
hasil penelitian ini yaitu mayoritas responden penelitian ini yaitu sebagian besar responden
merasa sangat puas dengan kemudahan akses ke merasa bahwa puas dengan fasilitas layanan yang
Pantai Gemah dan hal ini didukung dengan mean diberikan oleh petugas Pantai Gemah dan hal ini
item 4,38 yang menunjukkan dikategori sangat didukung dengan mean item 3,86 yang
tinggi. menunjukkan dikategori tinggi.
Selanjutnya indikator Amenity yang
mempunyai nilai mean sebesar 3,97 yang masuk Indikator yang memiliki kontribusi paling
dalam kategori yang tinggi, yang berarti bahwa tinggi
pengunjung merasa fasilitas yang terdapat di Pantai Berdasarkan hasil penelitian, pada perhitungan
Gemah Tulungagung memberikan kemudahan nilai mean, indikator accesibility memiliki nilai
kepada pengunjung dalam beraktifitas di Pantai mean tertinggi sebesar 4,12 yang artinya indikator
Gemah Tulungagung. Menurut Hadiwijoyo (2012: accesibility memiliki nilai kontribusi yang tinggi
96) mengemukakan bahwa amenitas adalah diantara indikator yang lain. Hal tersebut
fasilitas pendukung demi kelancaran pada kegiatan dikarenakan terdapat 2 item dari 4 item di dalam
pariwisata yang ditujukan untuk memberikan aksesibilitas yang memperoleh nilai interpretasi
kenyamanan serta untuk memenuhi berbagai sangat tinggi yaitu item informasi terkait pantai
macam prasarana dan sarana yang diperlukan gemah sudah jelas dan item kondisi jalan menuju
kepada wisatawan. Fasilitas tersebut terdiri dari pantai gemah sudah baik. Karena memang kondisi
akomodasi, rumah makan, pusat informasi wisata, akses Pantai Gemah Tulungagung mempunyai
toko cinderamata, pusat kesehatan, sarana akses jalan yang baik, serta mudah dijangkau yaitu
komunikasi, ketersediaan air bersih serta listrik. jalur lintas selatan dan sudah terdapat rambu
Dapat disimpulkan bahwa ketika fasilitas yang informasi mengenai lokasi Pantai Gemah
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pengunjung Tulungagung.
sudah tersedia di destinasi wisata maka pengunjung
akan merasa puas dan nyaman ketika beraktifitas di KЕSIMPULAN DAN SARAN
obyek wisata Pantai Gemah. Hal tersebut sesuai Kеsimpulan
dengan hasil salah satu item kepuasan pengunjung 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pada hasil penelitian ini yaitu bahwa mayoritas menunjukan bahwa variabel Komponen
responden merasa puas secara keseluruhan selama Destinasi Wisata (4A) memiliki pengaruh yang
berwisata ke Pantai Gemah dan hal ini didukung signifikan terhadap Kepuasan Pengunjung

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 164


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Pantai Gemah Tulungagung. Koefisien beta agar lebih tertata, serta menjaga kebersihan di
sebesar 32,3% yang berarti bahwa kontribusi wilayah Pantai Gemah agar pengunjung
32,3%. Hasil ini sesuai dengan hipotesis merasa nyaman ketika berada di Pantai Gemah
penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Tulungagung.
terdapat pengaruh yang signifikan antara c) Berdasarkan hasil penelitian, ada yang perlu
Komponen Destinasi Wisata (4A) terhadap ditingkatkan pada aksesibilitas karena item
Kepuasan Pengunjung Pantai Gemah ketersediaan kendaraan umum tergolong
Tulungagung, sedangkan sisanya sebesar 67,7% paling rendah yaitu dengan mean 3,88. Karena
dipengaruhi oleh variabel lainya yang tidak di Pantai Gemah memang belum tersedia
diteliti oleh penelitian ini sarana kendaraan umum di Pantai Gemah yang
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel dapat diakses dari Terminal maupun Stasiun
Komponen Destinasi Wisata 4A (X) terhadap Tulungagung, hal ini menjadi kekurangan,
Kepuasan Pengunjung (Y) Pantai Gemah dengan demikian perlu adanya perhatian agar
Tulungagung dengan kontribusi sebesar 32,3 %. lebih mempermudah lagi akses ke Pantai
Pada Komponen Destinasi Wisata 4A indikator Gemah guna tersedianya sarana transportasi
yang berkontribusi paling tinggi yaitu indikator umum yang terintegritas.
Accessibility, dengan nilai mean sebesar 4,12 d) Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan
yang menunjukkan berada di kategori tinggi ada yang perlu ditingkatkan lagi pada variabel
yang berarti bahwa Accessibility mampu amenity yaitu item tersedianya fasilitas
menciptakan kepuasan pengunjung Pantai penginapan di Pantai Gemah yang memiliki
Gemah Tulungagung. Pada indikator nilai mean terendah yaitu 3,45. Berdasarkan
accessibility, item yang memperoleh nilai mean hal tersebut disarankan kepada pihak
paling tinggi termasuk dalam kategori pengelola Pantai Gemah untuk meningkatkan
interpretasi sangat baik yaitu pada item ketersediaan sarana penginapan, serta
informasi terkait lokasi Pantai Gemah sudah meningkatkan kualitas jasa penginapan yang
jelas. terdapat di Pantai Gemah.
e) Berdasarkan hasil penelitian, saran dari
Saran peneliti kepada pengelola Pantai Gemah
Tulungagung yaitu mengenai fasilitas
1. Saran Praktis tambahan dengan item petugas atau pemandu
a) Saran bagi pihak pengelola Pantai Gemah wisata Pantai Gemah yang memperoleh nilai
Tulungagung, untuk dapat mempertahankan mean 3,78 tergolong rendah dibandingkan
dan meningkatkan Komponen Destinasi item yang lain. Oleh sebab itu pengelola wisata
Wisata (4A) yang terdapat di Pantai Gemah, Pantai Gemah agar memperhatikan pelayanan
serta hal terpenting terus menjaga citra positif serta keramahan pengelola kepada
agar dapat terus menarik pengunjung untuk pengunjung.
berkunjung ke Pantai Gemah maka diharapkan 2. Saran Akademis
akan memberikan dampak pengalaman yang Dikarenakan terdapat keterbatasan pada
baik bagi pengunjung yang berkunjung ke penelitian ini, saran kepada peneliti
Pantai Gemah Tulungagung. Sehingga selanjutnya, diharapkan melakukan penelitian
nantinya akan menciptakan kepuasan kepada dengan menggunakan penelitian kualitatif agar
pengunjung yang berkunjung ke Pantai Gemah dapat meneliti secara mendalam mengenai
Tulungagung dan diharapkan akan terus pengembangan komponen destinasi wisata
meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke pada Pantai Gemah Tulungagung agar
Pantai Gemah. mengetahui program pengembangan
b) Berdasarkan hasil penelitian, aspek yang perlu komponen destinasi wisata apa saja yang
ditingkatkan pada attraction yang perlu dilakukan Pantai Gemah Tulungagung,
ditingkatkan yaitu item keadaan tempat atraksi sehingga nantinya pengembangan dapat secara
wisata mampu membuat pengunjung nyaman tepat dan efisien agar terwujudnya kepuasan
berada di Pantai Gemah yang memperoleh pengunjung yang bertujuan untuk
nilai mean terendah diantara item lainnya yaitu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
sebesar 3,80. Hal ini dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi pengelola untuk DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan tata kelola di destinasi tersebut

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 165


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Aprilia, Eka Rosyidah. 2017. Pengaruh Daya Lupiyoadi R. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa
Tarik Wisata dan Fasilitas Layanan (Praktik dan Teori). Jakarta: PT. Salemba
terhadap Kepuasan Wisatawan di Empat.
Balekambang Kabupaten Malang. Marketeers Editor . 2015. “Pengembangan
Fakultas Ilmu Administrasi: Universitas Destinasi Wisata Butuh Rencana
Brawijaya. Tepat”.Diakses pada tanggal 14
Bidang Pemasaran Pariwisata. 2018. Laporan Data November 2018 dari http://
Kunjungan tahun 2017. Tulungagung: http://marketeers.com/pengembangan-
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata destinasi-wisata-butuh-rencana-tepat/
Kabupaten Tulungagung. Maryani, E. 1991. Pengantar Geografi Pariwisata.
Coban, S. 2012. The effects of the image of Bandung: IKIP.
destination on tourist satisfaction and Naidoo, P et al. 2010. Tourist Satisfaction with
loyalty: the case of Cappadocia. Mauritus as a Holiday Destination.
European Journal of Social Sciences, 29 Global Journal Of Business Research
(2) : 222-232. Volume 4 Number 2. University of
Dwiyanti, Irma. 2015. Pengaruh Atribut Produk Technology Mauritius Prabha
Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Ramseook-Munhurrun.
(Studi pada Batu Night Spectacular Kota Payangan, Otto R. 2014. Pemasaran Jasa
Batu). Fakultas Ekonomi dan Bisnis: Pariwisata. Bandung: IPB Press
Universitas Brawijaya.
Prasiasa, D. P. 2013. Destinasi Pariwisata . Jakarta
E, Maryani, 1991, Pengantar Geografi Pariwisata, : Salemba Humanika.
Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi
FPIPS IKIP. Saladin, Djaslim. 2003. Intisari Pemasaran dan
Unsur-Unsur Pemasaran, Bandung:
Hadiwijoyo, Surya Sakti. 2012. Perencanaan Linda Karya.
Pariwisata Perdesaan Berbasis
Masyarakat (Sebuah Pendekatan Stevianus. 2014. Pengaruh Atraksi Wisata,
Konsep). Yogyakarta : Graha Ilmu. Fasilitas Wisata dan Kualitas Pelayanan
terhadap Kepuasan Pengunjung di Taman
Hasan, Ali. 2015. Tourism Marketing, Center for Margasatwa Ragunan Jakarta. Jurnal
Academic Publishing Service. Ekonomi Bisnis: Universitas Gunandarma
Yogyakarta.
Sugiama, A Gima. 2011. Ecotourism:
Hazliansyah.2017.”Tulungagung Mulai Fokus
Pengembangan Pariwisata Berbasis
Kembangkan Potensi Pariwisata”.
Diakses pada tanggal 19 November 2018 Konservasi Alam. Bandung : Guadarya
dari Intimarta
https://www.republika.co.id/berita/nasion Sunaryo, Bambang, 2013. Kebijakan
al/daerah/17/10/07/oxexvo280- Pembangunan Destinasi Pariwisata
tulungagung-mulai-fokus-kembangkan- Konsep dan Aplikasinya di Indonesia,
potensi-pariwisata. Yogyakarta: Gava Media.
Huh, Jin. 2002. Tourist satisfaction with Suwena, I Ketut dan I Gst Ngr Widyatmaja. 2010.
Cultural/Heritage Sites: The Virginia Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata.
Historic Triangle. Faculty of the Virginia Denpasar : Udayana University.
Polytechnic Insitute and State University.
Soekadijo. 2003. Anatomi Pariwista. Jakarta :
Karyono, Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: PT Gramedia.
Grasindo.
Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata.
Kotler, p., dan K. L. Keller. 2008. Manajemen Yogyakarta: Andi Offset.
Pemasaran. Edisi Tiga Belas.
Tjiptono, Fandy dkk. 2008. Pemasaran Strategik.
Diterjemahkan oleh Bob Sabran. Jakarta: Yogyakarta : ANDI Yogyakarta.
Erlangga
Wanda, Ida Bagus Kade. 2017. Pengaruh
Pengembangan Komponen Destinasi

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 166


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Wisata terhadap Kepuasan Pengunjung
(Survey pada Pengunjung Situs Trowulan,
Kabupaten Mojokerto). Fakultas Ilmu
Administrasi: Universitas Brawijaya.
Yuksel, A., et al., 2010. Destination attachment:
Effects on customer satisfaction and
cognitive, affective and conative loyalty.
Tourism Management, 31 : 274-284.
Yoeti, Oka A 2008. Perencanaan dan
Pengembangan Pariwisata, Cetakan
Kedua. PT Pradnya Paramita.
Zaenuri, Muchamad. 2012. Perencanaan Strategis
KepariwisataanDaerah: Konsep dan
Aplikasi. Jogjakarta: e-Gov Publishing.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 72 No. 1 Juli 2019| 167


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai