NIM : 048092748
Prodi : S1 Perencanaan Wilayah dan Kota
1. Soal 1
Salah satu faktor utama dalam menetapkan penggunaan lahan atau menetapkan lokasi
bagi suatu penggunaan lahan adalah dengan menetapkan tingkat kemampuan lahan
dan kesesuaian lahan.
Jawaban
a. Kemampuan lahan dan kesesuaian lahan adalah dua konsep penting dalam
perencanaan penggunaan lahan yang berkaitan dengan penilaian sejauh mana
suatu lahan dapat memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu. Berikut adalah
penjelasan singkat tentang keduanya(Universitas & Kuala, 2015)(geografiunm,
2011)(Adianti, 2020):
Penting untuk mencatat bahwa kesesuaian lahan bersifat kontekstual dan dapat
berubah seiring waktu. Evaluasi terperinci dan data yang akurat akan membantu
dalam pengambilan keputusan yang lebih baik terkait penggunaan lahan untuk
kegiatan budidaya
2. Soal 2
Jawaban
Pemanfaatan:
Definisi: Pemanfaatan merujuk pada cara lahan atau ruang tertentu digunakan
atau dimanfaatkan sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam tahap
perencanaan.
Tujuan: Memastikan bahwa penggunaan ruang mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan, seperti pengembangan kawasan perumahan, industri,
pertanian, dan fasilitas umum lainnya.
Pengendalian:
Definisi: Pengendalian adalah langkah-langkah untuk memastikan bahwa
implementasi perencanaan berjalan sesuai dengan rencana dan kebijakan yang
telah ditetapkan. Ini mencakup regulasi, monitoring, dan penyesuaian sesuai
kebutuhan.
Tujuan: Mencegah dan mengatasi potensi masalah atau ketidaksesuaian antara
pengembangan fisik dan rencana perencanaan. Pengendalian dapat dilakukan
melalui regulasi perizinan, inspeksi, dan tindakan korektif lainnya.
3. Soal 3
1. Zonasi dan Penggunaan Lahan: Tentukan zonasi yang jelas untuk berbagai jenis
penggunaan lahan seperti perumahan, komersial, industri, dan daerah terbuka
hijau. Pastikan adanya keseimbangan antara area perkotaan dan daerah
pedesaan.
4. Fasilitas Publik: Sediakan fasilitas publik seperti sekolah, rumah sakit, pusat
perbelanjaan, taman, dan tempat ibadah. Pastikan aksesibilitas yang baik ke
fasilitas-fasilitas tersebut.
10. Kestabilan Sosial dan Ekonomi: Pastikan adanya diversifikasi ekonomi dalam
kawasan permukiman untuk mengurangi kerentanan terhadap perubahan
ekonomi. Fokus pada pembangunan sosial dan kebijakan inklusif untuk
memastikan kestabilan sosial.
Perencanaan kawasan permukiman yang baik memerlukan pendekatan holistik dan
kolaboratif untuk memastikan keberlanjutan, keamanan, dan kualitas hidup yang
baik bagi penduduknya.
1. Zonasi dan Tata Guna Tanah: Tentukan dengan jelas lokasi kawasan industri dan
pastikan bahwa zonasi tersebut sesuai dengan peraturan dan kebijakan tata
ruang setempat. Pisahkan area industri dari area residensial dan lingkungan
yang sensitif lainnya untuk mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan dan
lingkungan.
2. Infrastruktur: Pastikan ketersediaan infrastruktur dasar seperti akses jalan,
listrik, air, dan sanitasi yang memadai untuk mendukung kebutuhan industri.
Pertimbangkan kebutuhan transportasi untuk memastikan kelancaran arus
logistik dan distribusi.
3. Lingkungan Hidup: Lakukan studi dampak lingkungan untuk mengevaluasi
dampak potensial industri terhadap ekosistem setempat. Terapkan praktik-
praktik ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam desain dan operasi kawasan
industri.
4. Regulasi dan Kepatuhan: Pahami dan patuhi semua peraturan dan standar yang
berlaku dalam konteks industri dan tata ruang setempat. Pastikan bahwa semua
perizinan dan persetujuan diperoleh sebelum memulai konstruksi atau operasi.
5. Pemukiman dan Kesejahteraan Pekerja: Pertimbangkan kebutuhan perumahan,
pendidikan, dan fasilitas kesehatan untuk pekerja yang bekerja di kawasan
industri. Sediakan fasilitas rekreasi dan sosial untuk meningkatkan kualitas
hidup pekerja.
6. Keamanan dan Keselamatan: Implementasikan standar keamanan industri untuk
melindungi pekerja dan lingkungan sekitar. Sediakan fasilitas pemadaman
kebakaran dan sarana tanggap darurat lainnya.
7. Inovasi dan Teknologi: Dorong penggunaan teknologi terkini untuk
meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi dampak lingkungan. Sediakan
fasilitas riset dan pengembangan untuk mendorong inovasi dalam industri.
8. Kemitraan dengan Masyarakat Lokal: Libatkan masyarakat setempat dalam
proses perencanaan dan pembangunan untuk mencegah konflik dan membangun
dukungan. Komunikasikan secara transparan tentang dampak potensial kawasan
industri pada masyarakat.
9. Fleksibilitas dan Pembaruan: Rencanakan kawasan industri dengan
mempertimbangkan kemungkinan perubahan kebutuhan industri di masa depan.
Sediakan mekanisme untuk mengakomodasi pertumbuhan dan perkembangan
industri yang berkelanjutan.
10. Evaluasi Terus-menerus: Lakukan evaluasi berkala terhadap kinerja kawasan
industri dan terapkan perbaikan atau penyesuaian yang diperlukan.
SUMBER :
Adianti, S. Y. (2020). Perencanaan Tata Ruang sebagai Upaya Mewujudkan Pembangunan
Kota Berkelanjutan (Studi Analisis Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mojokerto).
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, 006(01), 108–117.
https://doi.org/10.21776/ub.jiap.2020.006.01.13
Arifudin, O., Mayasari Annisa, & Ulfah. (2021). Iplementas Balance Scored Dalam
Mewujudkan Pendidikan TInggi Word Class. Edumaspul - Jurnal Pendidikan, 5(2),
768–775.
Belladonna, A. P., & Firdianty, I. D. R. (2020). Peningkatan Nasionalisme Mahasiswa
Melalui Resimen Mahasiswa. Mores: Jurnal Pendidikan Hukum, Politik, Dan
Kewarganegaraan, 1(1), 139.
Beta, A. A. (2017). Perencanaan Tata Ruang Wilayah Bagi Kesejahteraan Di Indonesia.
Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, 6(1), pp 1-6.
https://e-journal.upp.ac.id/index.php/Cano/issue/view/95
Demasya. (2018). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Poliklinik UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, 1(3), 82–91.
geografiunm. (2011). Ruang Lingkup Geografi. Wordpress.Com.
https://geografiunm.wordpress.com/2011/04/27/ruang-lingkup-geografi/
Hakim, L., Rochima, E., & Wyantuti, S. (2021). Implementasi Kebijakan dan Realisasi
Rencana Tata Ruang Kec. Garut Kota di Kab. Garut: Studi Analisis Kebijakan. Jurnal
Ekonomi Dan Kebijakan Publik, 12(2), 163–175.
https://doi.org/10.22212/jekp.v12i2.1938
Minamiawaji, R. (2019). 第 13 回 進化計算シンポジウム 2019 講演論文集. 2, 13–23.
Nur, A., & Zulkifli Makmur. (2020). Indonesian Discourse Implementation of Islamic
Student Association ; Implementasi Gagasan Keindonesiaan Himpunan Mahasiswa
Islam ; Mewujudkan Konsep Masyarakat Madani Indonesian Discourse Implementation
of Islamic Student Association ; Realizing Civil Soc. Jural Khitah: Kajian Islam,
Budaya & Humaniora, December.
Rasudin, N. (2008). Rencana Tata Ruang Perkotaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor: 26
Tahun 2007. Jurnal Industri Dan Perkotaan, 12(22), 1754–1762.
Rencana, E., Ruang, T., & Kotamobagu, W. (2019). Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kotamobagu Tahun 2014 - 2034. Spasial, 6(1), 68–77.
Simamora, J., & Andrie Gusti Ari Sarjono. (2022). Urgensi Regulasi Penataan Ruang Dalam
Rangka Perwujudan Pembangunan Berkelanjutan. Nommensen Journal of Legal
Opinion, 03, 59–73. https://doi.org/10.51622/njlo.v3i1.611
Universitas, P., & Kuala, S. (2015). Jurnal Ilmu Kebencanaan ( JIKA ) 9 Pages Jurnal Ilmu
Kebencanaan ( JIKA ) PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu Negara yang
rawan terjadi bencana . Hal ini tiga lempeng tektonik dunia , memiliki lebih gempa
bumi sejak tahun 2004 . Bencana gempa 170 r. 2(3).
Wirosoedarmo, R., Widiatmono, J. B. R., & Widyoseno, Y. (2014). Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Berdasarkan Daya Dukung Lingkungan Berbasis Kemampuan Lahan.
Agritech, 34(4), 463–472. https://jurnal.ugm.ac.id/agritech/article/view/9442