Anda di halaman 1dari 19

1.

MENGGUNAKAN KATA GANTI IMPERSONAL

2. MENGGUNAKAN ISTILAH KEILMUAN

3. MENGGUNAKAN BAHASA REPRODUKTIF

4. MENGGUNAKAN BAHASA BAKU

5. MENGGUNAKAN KALIMAT PASIF

6. MENGGUNAKAN KALIMAT YANG LUGAS DAN


BERMAKNA DENOTATIF

7. MENGGUNAKAN PERNYATAAN LOGIS


LAPORAN PENELITIAN

FENOMENA GEOSFER DALAM RUANG DESA DI KECAMATAN PATUK


KABUPATEN GUNUNG KIDUL

Miftaahul Alaa Uddin 18040274090


Naufal Azkal Abid 18040274105

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. i


BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................................................... 2
1.5 Batasan Istilah ......................................................................................................................... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu Yang Relevan ........................................................................................ 4
2.2 Landasan Teori ........................................................................................................................ 5
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian ..................................................................................................................... 7
3.2 Pendekatan Penelitian ............................................................................................................. 7
3.3 Jenis Data Penelitian ............................................................................................................... 7
3.4 Sumber Data Penelitian ........................................................................................................... 7
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................................... 8
3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................................................... 8
BAB IV : PEMBAHASAN
4.1 Analisis Fenomena Geosfer .................................................................................................... 9
4.2 Pendekatan Keruangan ............................................................................................................ 13
4.3 Pendekatan Ekologis ............................................................................................................... 13
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................................. 15
5.2 Saran........................................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 16

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geografi adalah ilmu yang mempelajari bumi dan segala sesuatu yang berada
diatasnya seperti penduduk, flora, fauna, iklim, udara dan segala interaksi (Bintaro, 1979).
Geografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai gejala-gejala alamiah yang
terdapat dipermukaan bumi, meliputi gejala-gejala yang terdapat pada lapisan air, tanah,
dan udara (atmosfer) yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Juga mempelajari
bentang alam (landscape) seperti bentuk lahan, jenis batuan, bahan pelapukan batuan,
tanah, air, udara, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan laut (Maryani, 2006 ). Sedangkan
menurut (Hagget, 1983) Geografi merupakan pengetahuan yang mempelajari fenomena
geosfer dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks
wilayah.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dapat kita rasakan sebagai gejala
geografi. Perubahan cuaca, terjadinya pasang surut air laut, gempa bumi, banjir,
perubahan penggunaan lahan, migrasi penduduk, serta perubahan jumlah penduduk
merupakan suatu gejala geografi, namun banyak masyarakat memahami geografi dengan
sangat sempit, identik hanya berisi gambaran peta bumi, padahal geografi adalah sebuah
ilmu yang sangat luas.
Patuk merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan ini berjarak sekitar 16 Km
dari Wonosari, ibu kota Kabupaten Gunungkidul ke arah barat laut melalui jalan
nasional ruas Kota Yogyakarta-Wonosari. Pusat pemerintahannya berada di Desa Patuk.
Yang memiliki ketinggian 200-700 mdpl. Bentang alamnya berbukit-bukit dan terdapat
sungai di atas permukaan tanah. Arah pengembangan zona utara yaitu ke bidang pertanian
serta sebagai daerah konservasi sumber daya air. Penggunaan lahan yang paling
mendominasi di Kecamatan Patuk adalah lahan tegalan. Penggunaan lahan sebagai
tegalan dikarenakan mayoritas penduduk Kecamatan Patuk bekerja di bidang pertanian.
Hal itu menunjukkan bahwa lahan terbangun yang ada di Kecamatan Patuk lebihi sedikit
dibandingkan lahan non terbangun.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah diterangkan pada latar belakang di atas, maka
penulis membatasi pembahasan dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana fenomena geosfer dalam ruang di daerah kecamatan patuk?
2) Bagaimana pola pendekatan keruangan di daerah kecamatan patuk?
3) Bagaimana pendekatan ekologis masyarakat didaerah kecamatan patuk?

1.3 Tujuan
Tujuan penelitian merupakan bagian yang penting dari suatu penelitian, karena
akan menentukan arah dari hasil penelitian secara terperinci. Adapun tujuan dari penelitian
ini yaitu:
1) Mengetahui fenomena geosfer dalam ruang di daerah kecamatan patuk
2) Mengetahui pendekatan keruangan di daerah kecamatan patuk
3) Mengetahui pendekatan ekologis masyarakat di daerah kecamatan patuk
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang penulis harapkan dapat memberikan sumbangan antara lain
sebagai berikut:
1) Mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang fenomena geosfer dalam
ruang desa di kecamatan patuk.
2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan pertimbangan bagi penelitian
sejenis untuk selanjutnya.
3) Hasil penelitian ini diharapkan dan melengkapi pengetahuan secara teoritis dan praktis
berkaitan dengan pengetahuan tentang fenomena geosfer dalam ruang desa di
kecamatan patuk.
1.5 Batasan Istilah
1) Fenomena
Menurut Brown (1994), fenomena adalah suatu gejala yang timbul menjadi gaya
magnet yang membuat ketertarikan untuk di teliti.
2) Ruang
Menurut Ayadinata (1992), Ruang merupakan seluruh permukaan bumi yang terdiri
dari lapisan biosfer, tempat hidup tumbuh-tumbuhan, manusia dan hewan.

2
3) Desa
Menurut R. Bintarto, Desa adalah perwujudan, atau perwujudan sosial, geografis,
ekonomi, politik, dan budaya dari satu daerah dalam kaitannya dengan dan pengaruh
dari yang lain.

3
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu Yang Relevan
1) Penelitian yang pernah diteliti oleh Hastuti tahun 2006 dengan judul Dinamika Konsep
Dan Pendekatan Geografi. Penelitian ini berisi tentang geografi sebagai ilmu
mengalami dinamika Dalam menemukan konsep dan metode pengembangan
keilmuannya. Dinamika tersebut berkaitan dengan perkembangan peradaban cipta,
rasa, dan karsa manusia untuk mencapai kesejahteraan hidup di muka bumi ini. Geosfer
meliputi atmosfer litosfer hidrosfer biosfer dan antroposfer menjadi objek kajian
geografi tentu saja berdampingan dengan disiplin ilmu lain yang memiliki objek kajian
serupa. Geografi sebagai disiplin ilmu holistik yang memadukan unsur alam dan
manusia memiliki pendekatan utama yang membedakan dengan disiplin ilmu lain agar
tidak saling bertabrakan. Pendekatan geografi keruangan kelingkungan dan
kewilayahan memerlukan alat bantu memecahkan masalah dan perkembangan ilmu
seperti peta, citra, radar, statistik, matematika dan sistem informasi geografi.
2) Penelitian yang pernah diteliti oleh Hastuti tahun 2007 dengan judul Ada Apa Dengan
Geografi Manusia. Penelitian ini berisi tentang geografi metetakkan manusia sebagai
faktor utama menawarkan posibilism kemudian probabilisme mengandung unsur
hubungan timbal batik antara alam dan manusia datam struktur, pola, dan proses pada
tempat dan waktu tertentu di muka bumi kemudian menekankan kajian antropocentris.
Antropocentris menekankan manusia sebagai pusat perhatian geografi, ini sebagai awal
semakin berkembangnya devisi geografi manusia. Di Indonesia, ketika geografi
dikembangkan mulai dari Sd sampai perguruan tinggi seolah kurang konsisten karena
terbagi dalam devisi terpisah, yaitu datam ranah ilmu alam dan ranah ilmu humaniora.
Perhatian lebih serius masih diperlukan agar geografi manusia dapat memberikan
kontribusi pada pengembangan geografi sebagai ilmu dan pemecahan persoalan
manusia di muka bumi ini.
3) Penelitian yang pernah diteliti oleh yulinda atikah sari dan anjela pattiwael tahun 2019
dengan judul keterkaitan lingkungan geografi, kondisi sosial ekonomi dan pembagian
kerja secara seksual diperdesaan. Penelitian ini berisi tentang kondisi sosial dan
ekonomi kedua dusun penelitian berbeda secara jelas. Dusun Bantarjo dengan

4
lingkungan geografi yang jauh lebih baik dibanding Dusun KalitengahLor, berdampak
pada kondisi sosial dan ekonomi juga jauh lebih baik. Hal itu dapat dilihat dari fasilitas
sosial ekonomi (kesehatan, pendidikan, ekonomi, yakni pasar dan pertokoan),
tersedianya sarana dan prasarana transportasi untuk bergerak ke tempat lain yang lebih
mudah. Indikasi yang terlihat dari pendidikan suami istri, bila di Dusun Bantarjo
dijumpai suami istri berpendidikan Pascasarjana, danbagian terbesar tamat Sekolah
Lanjutan Pertama, sedang di Dusun Kalitengah Lor paling tinggi Sekolah Lanjutan
Pertama, sedang bagian terbesar hanya tamat Sekolah Dasar. Indikasi lain mengenai
rerata pendapatan rumah tangga Dusun Bantarjo dibanding Dusun Kalitengah Lor
dengan perbandingan 4:1. Implikasinya, ketimpangan pendapatan lebih tinggi di Dusun
BantaIjo,meskipun dalam tingkatan sedang, dan Dusun Kalitengah Lor pada tingkatan
rendah. Konsekuensinya integrasi sosial di Dusun Kalitengah Lor lebih kuat dibanding
Dusun Bantarjo.

2.2 Landasan Teori


1) Pengertian Geosfer
Menurut Teks Modern Geosfer mengacu pada bagian Bumi yang padat; ini digunakan
bersama dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer untuk menggambarkan sistem Bumi
(interaksi sistem ini dengan magnetosfer kadang-kadang terdaftar). Dalam konteks itu,
terkadang istilah litosfer digunakan sebagai pengganti geosfer atau bagian Bumi yang
padat. Litosfer, bagaimanapun, hanya mengacu pada lapisan paling atas dari Bumi
padat (batuan kerak samudera dan benua dan mantel paling atas).
2) Pengertian Hidrosfer
Hidrosfer adalah jumlah total air di sebuah planet. Hidrosfer meliputi air yang ada di
permukaan planet, bawah tanah, dan di udara. Hidrosfer dapat berupa cairan, uap, atau
es (national geographic). Di Bumi, air yang berbentuk cair ada di permukaan dalam
bentuk lautan, danau dan sungai. Itu juga ada di bawah tanah, seperti air tanah, di sumur
dan akuifer. Uap air paling terlihat sebagai awan dan kabut. Bagian beku dari hidrosfer
Bumi terbuat dari es (gletser, tutup es, dan gunung es). Bagian beku dari hidrosfer
tersebut dinamakan kriosfer.

5
3) Pengertian Atmosfer
Menurut Encyclopaedia Britannica, Atmosfer adalah lapisan gas dengan ketebalan
ribuan kilometer yang terdiri atas beberapa lapsan dan berfungsi melindungi bumi dari
radiasi dan pecahan meteor.
4) Pengertian Biosfer
Pengertian biosfer Michael Allaby: biosfer adalah suatu bagian lingkungan hidup
organisme yang ditemukan serta mereka berinteraksi dengan membentuk sistem
kelompok yang stabil, efektif untuk keseluruhan ekosistem pada planet.
5) Pengertian Antroposfer
Secara etimologi, antroposfer berasal dari kata antrophos yang memiliki arti manusia
dan sphaira yang memiliki arti lapisan. Sehingga disimpulkan, pengertian antroposfer
adalah suatu Lapisan manusia dan juga kehidupannya di permukaan bumi. Interaksi
antara manusia dan lingkungan fisik yang berbeda pada tiap wilayah menyebabkan
perbedaan fisik manusia atau ras manusia.
6) Pengertian Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan adalah upaya dalam mengkaji rangkaian persamaan dari
perbedaan fenomena geosfer dalam ruang. Analisis keruangan merupakan pendekatan
yang khas dalam geografi, sebab merupakan studi tentang keanekaragaman ruang
muka bumi dengan membahas masing masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-
aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya
masyarakatnya (Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1991: 12).
7) Pengertian Pendekatan Ekologi
Pendekatan ekologi yang dikemukakan oleh Bronfenbrenner (1977) merupakan suatu
perspektif mengenai metodologi dalam mempelajari perkembangan kepribadian yang
mempertimbangkan aspek-aspek di luar individu, yaitu dari sisi lingkungan di mana
individu berada. Pendekatan ekologi melihat manusia sebagai bagian suatu sistem.

6
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Kecamatan Patuk merupakan gerbang masuk utama menuju wilayah Kabupaten
Gunungkidul dari Kabupaten lain di D.I. Yogyakarta. Secara geografis, Kecamatan Patuk
berbatasan dengan Kecamatan Gedangsari di bagian utara dan timur, Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman di bagian barat daya, Kecamatan Piyungan dan Dlingo Kabupaten Bantul
di bagian barat, Kecamatan Playen di bagian selatan dan timur. Kecamatan Patuk memiliki
luas wilayah sebesar 72,04 Km² atau 4,85 persen dari seluruh wilayah daratan Kabupaten
Gunungkidul.
Secara administrasi, Kecamatan Patuk terbagi menjadi 11 (sebelas) desa yaitu Beji,
Bunder, Nglanggeran, Nglegi, Ngoro-oro, Patuk, Pengkok, Putat, Salam, Semoyo, Terbah.
Setiap desa terbagi menjadi beberapa Rukun Warga (RW) dan rukun warga terbagi menjadi
beberapa Rukun Tetangga (RT). Desa yang terluas yaitu Desa Nglegi dengan luas 9,31 Km².
Sedangkan Desa Patuk mempunyai luas wilayah terkecil yaitu seluas 2,91 Km² atau mencakup
4,04 persen dari luas wilayah Kecamatan Patuk.
Batas-batas wilayah Kecamatan Patuk sebagai berikut:
Sebelah Timur : Gedangsari
Sebelah Selatan : Kepanewon Playen
Sebelah Barat : Kecamatan Piyungan, Bantul.
Sebelah Utara : Kecamatan Gedangsari

3.2 Pendekatan Penelitian


Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Kualitatif deskriptif.

3.3 Jenis Data Penelitian


Dikarenakan saat ini sedang pandemi semua data yang kami dapatkan berasal dari Buku,
Internet, Artikel Ilmiah, Youtube, dsb yang kami dapatkan secara Online.

3.4 Sumber Data Penelitian


Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument utama dalam penelitian adalah
manusia atau peneliti itu sendiri. Sumber data dalam penelitian ini adalah unsur fisik geografis
daerah Kecamatan Patuk.

7
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Melakukan pencatatan berbagai dokumen yang ada. Teknik ini dilakukan untuk
memperoleh data tentang kondisi Geografis Kecamatan Patuk.

3.6 Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan mulai sejak awal sampai sepanjang
proses penelitian berlangsung, dalam penelitian ini di gunakan analisis data dengan
menggunakan model interaktif melalui tiga prosedur yaitu:
1) Reduksi data sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis
dilapangan, data dihimpun dari berbagai sumber dilapangan, disederhanakan dan
disimpulkan.
2) Penyajian data dimaksudkan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat
penyajian-penyajian kita dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus
dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan bagi peneliti melihat gambaran secara
keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian, sehingga dari data tersebut
dapat ditarik kesimpulan.
3) Menarik kesimpulan/verifikasi, merupakan satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh
selama penelitian berlangsung, sedangkan verifikasi merupakan kegiatan pemikiran
kembali yang melintas di pemikiran penganalisis selama peneliti mencatat, atau suatu
tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan.

8
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisis Fenomena Geosfer


1) Litosfer

Kecamatan Patuk merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Gunungkidul yang


berada dizona utara atau disebut sebagai wilayah Batur Agung dengan ketinggian 200m-
700m diatas permukaan laut. Keadaan topografi berupa perbukitan, terdapat sumber air
tanah kedalaman 6m-12m dari permukaan tanah.

9
2) Pedosfer

Jenis tanah di kecamatan Patuk didominasi latosol dengan batuan induk vulkanik
dan sedimen taufan dan beberapa jenis tanah yang lainnya seperti; podsolik, alluvial,
organosol dan gleisol. Jenis tanah latosol banyak digunakan untuk pertanaman palawija,
padi, kelapa, karet, dan kopi. Untuk tekstur tanahnya liat.

3) Hidrosfer

10
Jenis tanah sangat menentukan terhadap potensi longsor dan erosi. Tanah yang
gembur mudah menyerap air yang masuk ke dalam tanah sehingga mengakibatkan
terjadinya potensi longsor. Jenis tanah di Kecamatan Patuk terdiri dari empat jenis tanah,
yaitu latosol (Ferralsols), mediterian merah (acrisols), rendzina (vertisols), dan litosol.
Luas dari jenis tanah latosol yaitu, 3774.39 ha, mediterian merah seluas 65.77 ha, rendzina
seluas 670.73 ha dan litosol seluas 2543.99 ha. Jenis tanah latosol dan litosol menghasilkan
skor akhir paling rendah, yaitu 6, semua hasil skor dapat dilihat pada Tabel 1. Sehingga,
hal tersebut dimungkinkan bahwa jenis tanah latosol dan litosol berpotensi menimbulkan
tanah longsor.
Tabel 1. Skor jenis tanah
No Jenis Tanah Skor
1 Latosol (Ferrasols) 6
2 Mediteran Merah (Acrisol) 10
3 Rendzina (Vertisols) 10
4 Litosol 6

4) Atmosfer

11
Wilayah Kecamatan Patuk termasuk daerah beriklim tropis dengan topografi
wilayah yang didominasi dengan daerah kawasan perbukitan karst. Kondisi umum
klimatologi Kecamatan Patuk secara umum menunjukkan dengan curah hujan berjumlah
2.323 per30 tahun dengan rata-rata 193 hari/ tahun. Bulan basah 7 bulan sedangkan bulan
kering berkisar 5 bulan. Kecamatan Patuk memiliki suhu udara rata-rata harian 27,7 oC,
suhu minimum 23,2o C dan suhu26 maksimum 32,4o C. Kelembaban nisbi berkisar antara
80% - 85%, tidak terlalu dipengaruhi oleh tinggi tempat, tetapi lebih dipengaruhi oleh
musim. Berikut data tabel curah hujan untuk wilayah Kecamatan Patuk.
Tabel 2.Curah hujan rata-rata tahunan selama tiga puluh (30) tahun periode 1981-2010 di
Kecamatan Patuk
Curah Hujan (Milimeter)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jumlah
338 383 368 214 97 66 36 20 20 132 292 357 2.323
Sumber: BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta, 2016
5) Biosfer

Kecamatan Patuk memiliki penggunaan lahan yang sangat bervariasi antara lain,
kebun, permukiman, sawah irigasi, sawah tadah hujan, semak belukar, dan tegalan.

12
Penggunaan lahan didominasi oleh tegalan seluas 2831.06 ha, kebun seluas 1632.28 ha dan
sawah tadah hujan seluas 1071.83 ha. Sedangkan permukiman, semak belukar dan sawah
irigasi masing-masing seluas 912.8 ha, 525.97 ha dan 80.98 ha. Dari keenam penggunaan
lahan tersebut tegalan dan kebun dapat mempengaruhi terjadinya tanah longsor. Hal
tersebut dikarenakan kedua penggunaan lahan tersebut memiliki skor paling rendah
dibandingkan dengan penggunaan lahan lain. Hasil perhitungan skor variabel penggunaan
lahan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Skor penggunaan lahan
No Penggunaan Lahan Skor
1 Kebun 6
2 Permukiman 9
3 Sawah irigasi 12
4 Sawah tadah hujan 12
5 Semak belukar 9
6 Tegalan 6

4.2 Pendekatan Keruangan


Secara umum pendekatan keruangan wilayah Kecamatan Patuk merupakan wilayah yang
didominasi perbukitan dan digunakan untuk pemukiman. Wilayah ini merupakan wilayah yang
rawan gempa dan tanah longsor karena berada pada lewatan sesar opak dan memiliki bentuk
lahan perbukitan dengan kemiringan 25 derajat. Bentuk permukaan lahan yang dihasilkan oleh
proses alam. Kecamatan Patuk memiliki bentuk lahan antara lain, zona perbukitan <15%
dengan luas 3209.38 ha. zona perbukitan 15 – 40% dengan luas 3844.07 ha dan zona
perbukitan 40% dengan luas 503.31 ha.

4.3 Pendekatan Ekologis


Berdasarkan aktivitas, kegiatan ekonomi dan pariwisata adalah yang paling menonjol.
Potensi ekonomi yang menarik investasi adalah pertanian dan pusat perbelanjaan untuk
wisatawan disekitar daerah wisata yang ada di wilayah adminstrasi Kecamatan Patuk. Untuk
ekonomi Sebagian besar penduduk Kecamatan Patuk bermata pencaharian sebagai petani.
Sebagian lahan pertanian di daerah ini merupakan lahan pertanian sawah tadah hujan, sebagian

13
lagi lahan bukan sawah. Ada beberapa komoditas tanaman padi dan palawija yang utama di
Kecamatan Patuk yaitu padi sawah, padi ladang, ubi kayu, jagung, kedelai, dan kacang tanah.
Pada tahun 2018, luas panen padi sawah Kecamatan Patuk mencapai 2.316,1 Ha, sedangkan
padi ladang hanya 1.666 Ha. Untuk tanaman palawija, tercatat komoditi kacang tanah menjadi
komoditi unggulan dengan luas panen mencapai 4.638,1 Ha. Untuk pariwisata di Kecamatan
Patuk, Obyek wisata yaitu Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Embung Nglanggeran,
Air terjun Kedungkandang, Air terjun Banyunibo, Air terjun Geduro, Air terjun Jurug Gedhe,
Gua Watu Joglo, Taman Bunga Amarilis.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kecamatan Patuk merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Gunungkidul yang berada
dizona utara atau disebut sebagai wilayah Batur Agung dengan ketinggian 200m-700m diatas
permukaan laut. Jenis tanah di kecamatan Patuk didominasi latosol dengan batuan induk
vulkanik dan sedimen taufan dan beberapa jenis tanah yang lainnya seperti; podsolik, alluvial,
organosol dan gleisol. Wilayah Kecamatan Patuk termasuk daerah beriklim tropis dengan
topografi wilayah yang didominasi dengan daerah kawasan perbukitan karst.
Kondisi umum klimatologi Kecamatan Patuk secara umum menunjukkan dengan curah
hujan berjumlah 2.323 per30 tahun dengan rata-rata 193 hari/ tahun. Kecamatan Patuk
memiliki penggunaan lahan yang sangat bervariasi antara lain, kebun, permukiman, sawah
irigasi, sawah tadah hujan, semak belukar, dan tegalan. Penggunaan lahan didominasi oleh
tegalan seluas 2831.06 ha, kebun seluas 1632.28 ha dan sawah tadah hujan seluas 1071.83 ha.
Sedangkan permukiman, semak belukar dan sawah irigasi masing-masing seluas 912.8 ha,
525.97 ha dan 80.98 ha.
Secara umum pendekatan keruangan wilayah Kecamatan Patuk merupakan wilayah yang
didominasi perbukitan dan digunakan untuk pemukiman. Wilayah ini merupakan wilayah yang
rawan gempa dan tanah longsor karena berada pada lewatan sesar opak dan memiliki bentuk
lahan perbukitan dengan kemiringan 25 derajat.
Berdasarkan aktivitas, kegiatan ekonomi dan pariwisata adalah yang paling menonjol. Potensi
ekonomi yang menarik investasi adalah pertanian dan pusat perbelanjaan untuk wisatawan
disekitar daerah wisata yang ada di wilayah adminstrasi Kecamatan Patuk.
5.2 Saran
Untuk mengetahui secara lebih mendetail dan lebihh baik lagi mengenai wilayah
Kecamatan Patuk dibutuhkan kuliah lapangan untuk mengkaji wilayah Kecamatan Patuk lebih
baik lagi. Karena pengalaman dilapangan akan memberikan bukti yang konkret dan dapat
memvalidasi berbagai hipotesis penelitian apakah benar atau salah. Kondisi di lapangan secara
nyata akan lebih mudah memverifikasi studi yang dikaji ataupun penemuan terhadap objek
baru yang akan menambah pengetahuan.

15
DAFTAR PUSTAKA

1) Hastuti, Hastuti. "DINAMIKA KONSEP DAN PENDEKATAN GEOGRAFI." Geomedia:


Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian 4.2 (2006).
2) Hastuti, Hastuti. "Ada Apa Dengan Geografi Manusia?." Geomedia: Majalah Ilmiah dan
Informasi Kegeografian 5.2 (2007).
3) Pattiwael, Anjela. "KETERKAITAN LINGKUNGAN GEOGRAFI KONDISI SOSIAL
EKONOMI DAN PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERDESAAN." (2019).
4) Purnomo, N. H; 2015. Bentanglahan Geografi Yogyakarta & Sekitarnya. Penerbit Ombak;
Yogyakarta

16

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai