Oleh :
ALFONSA LONDAR, Octavianus H.A. Rogi ST., M.Si, Ir. Sonny Tilaar, MSi.
Abstrak
Perkembangan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh wilayah sekitarnya, terutama antara wilayah kota
dengan wilayah pinggirannya. Kota Saumlaki yang merupakan ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat
sekaligus pusat ekonomi dimana segala aktifitas kekotaan berlangsung, telah berada di titik jenuh
pertumbuhan pembangunan wilayah sehingga lahan tidak mampu menampung pemenuhan kebutuhan dan
aktifitas manusia. Salah satu wilayah peri urban yaitu Desa Sifnane sebagai daerah Penyangga secara
langsung menerima dampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan Dalam penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantitatif.Dari hasil statistik dengan menggunakan statistik sederhana yaitu Analisis
Pearson (r) dan Analisis Korelasi Rank Sperman (Rho) atas sejumlah variabel, menunjukan kecenderungan
kenaikan pada titik optimum yaitu kenaikan tutupan lahan yang terencana dengan perubahan mata
pencaharian masyarakat. Kenaikan pemanfaatan lahan di ikuti perubahan pola mata pencaharian masyarakat,
dapat terlihat dari penggunaan lahan pertanian yang mengalami degradasi luasan, dari lahan pertanian menjadi
lahan terbangun dan pola mata pencaharian masyarakat yang mengalami perubahan, dari pertanian ke non
pertanian.
110
I PENDAHULUAN 2. Seperti apa pola pemanfaatan lahan di desa
Perkembangan suatu wilayah sangat Sifnane ?
dipengaruhi oleh wilayah sekitarnya, terutama 3. Bagaimanakah hubungan pola mata
antara wilayah kota dengan wilayah pinggirannya. pencaharian masyarakat dan pola pemanfaatan
Daerah pinggiran kota adalah suatu daerah yang lahan di desa Sifnane ?
juga dikenal sebagai daerah ”urban fringe” atau
daerah “peri-urban” atau nama lain yang muncul 1.2 Tujuan Penelitian
kemudian merupakan daerah yang memerlukan Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka
perhatian yang serius karena begitu pentingnya tujuan penelitian ini adalah :
daerah tersebut terhadap peri kehidupan penduduk 1. Mengidentifikasi pola mata pencaharian
baik desa maupun kota di masa yang akan datang. masyarakat di desa Sifnane.
2. Mengidentifikasi pola pemanfaatan lahan di
Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah salah desa Sifnane.
satu dari sembilan kabupaten yang ada di Provinsi 3. Menganalisa hubungan antara pola mata
Maluku dibentuk dengan Undang-Undang Nomor pencaharian masyarakat dengan pola
6 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi pemanfaatan lahan di desa Sifnane.
Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten
Maluku Tenggara Barat. Luas wilayah kabupaten
adalah 52.995,20 km2 yang terdiri dari wilayah 1.3 Manfaat Penelitian
daratan seluas 10.102,92 km2 (19,06%) dan Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan
wilayah perairan seluas 42.892,28 km2 (80,94%) memberikan manfaat antara lain :
Secara geografis, Kabupaten Maluku Tenggara 1. Manfaat Teoritis
Barat memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut Menambah wawasan kajian ilmiah bagi
:Utara : Laut Banda Selatan : Laut Timor dan Laut mahasiswa teknik perencanaan wilayah dan
Arafura Barat : Gugus Pulau Babar Sermata Timur kota sehingga dapat memberikan sumbangan
: Laut Arafura. pemikiran dalam menerapkan ilmu teknis.
Kota Saumlaki yang merupakan ibu kota 2. Manfaat Praktis
Kabupaten Maluku Tenggara Barat sekaligus pusat Hasil penelitian ini sangat diharapkan agar
ekonomi dimana segala aktifitas kekotaan dapat memberikan informasi kepada instansi
berlangsung, telah berada di titik jenuh terkait, yaitu Pemerintah Desa Sifnane untuk
pertumbuhan pembangunan wilayah sehingga bagaimana mendewasakan masyarakatnya
lahan tidak mampu menampung pemenuhan dalam membaca peluang pekerjaan terhadap
kebutuhan dan aktifitas manusia. pembangunan Kabupaten Maluku Tenggara
Barat ke depannya.
Salah satu wilayah peri urban yaitu Desa Sifnane
sebagai daerah Penyangga secara langsung 1.4 Ruang Lingkup Wilayah
menerima dampak terhadap pertumbuhan dan Ruang lingkup wilayah penelitian ini yaitu Desa
perkembangan Kota Saumlaki.Pertumbuhan / Sifnane Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
perkembangan dari struktur fisik Desa Sifnane
mulai tampak sejak tahun 2008.Pertumbuhan / II TINJAUAN TEORI
perkembangan yang terjadi adalah perembetan 2.1 Pola Mata Pencaharian
pembangunan kearah utara yaitu terjadinya pola 2.1.1 Definisi Mata Pencaharian
penyebaran pembangunan sarana dan Mata pencaharian adalah pekerjaan yang menjadi
prasaranaseperti perkantoran, sekolah, rumah sakit pokok penghidupan. Mata pencaharian diartikan
(umum dan suasta), pasar, terminal, jalan raya pula sebagai segala aktivitas manusia dalam
(baik jalan arteri maupun jalan primer) yang memberdayakan potensi sumber daya alam.
semakin meluas / melebar ke tanah perkebunan
masyarakat desa Sifnane. 2.1.2 Macam – macam Mata Pencaharian
A. Mata Pencaharian Masyarakat di Bidang
1.1 Rumusan Masalah Pertanian, meliputi : Pertanian, Perkebunan ,
Berdasarkan latar belakang diatas dapat Perikanan, Peternakan, Kehutanan.
dirumuskan masalah penelitian yaitu : B.Mata Pencaharian Penduduk di Bidang Non
1. Seperti apa pola mata pencaharian masyarakat Pertanian, meliputi : Perdagangan,
di desa Sifnane ? Pertambangan, Perindustrian, Pariwisata, Jasa
2.2 Pola Pemanfaatan Lahan
111
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola ini juga sebagai upaya mengantisipasi dan menjaga
mempunyai arti yaitu model, susunan, cara kesinambungan pembangunan. Selanjutnya diikuti
bagaimana sesuatu disusun atau dibangun. Dengan oleh Peraturan Pemerintah, pada tanggal 3
demikian pola pemanfaatan lahan adalah model Desember 1996, yaitu PP No.69 Tahun 1996
susunan pola pemanfaatan lahan dalam konteks tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta
keruangan suatu kota, dalam penggunaan media Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat
atau lahan untuk fungsi kota. dalam Penataan Ruang.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun
2.2.1 Lahan 1998 tentang Tata cara Peran serta Masyarakat
Lahan adalah ruang fungsional yang Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah.
diperuntukkan untuk mewadahi beragam Dalam perundangan tersebut di amanatkan bahwa
penggunaan.Dalam perspektif ini lahan untuk penyelenggaraan penataan ruang
mengakomodasi pertumbuhan kawasan yang dilaksanakan oleh Pemerintah dengan
didorong oleh pertumbuhan penduduk dan mengikutsertakan peran serta masyarakat.
ekspansi ekonomi.
Selanjutnya dengan merujuk pada TAP MPR
2.2.2 Teori tentang Wilayah / Kawasan Peri IV/MPR/2000 tentang rekomendasi Kebijakan
Urban Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah yaitu
Sejarah perkembangan studi wilayah peri urban “peningkatan pelayanan publik dan
adalah Studi yang pertama kali mulai pengembangan kreatifitas masyarakat serta
menyinggung WPU adalah studi yang aparatur pemerintahan di daerah” terlihat jelas
dikemukakan oleh Von Thunen pada tahun pemberian kesempatan kepada masyarakat untuk
1926.Teorinya dikenal dengan The Isolated State berperan aktif dalam berbagai proses
Theory.Wilayah Pheri Urban yang disinggung penyelenggaraan pembangunan, termasuk
adalah pola pemanfaatan lahan yang terbentuk didalamnya dalam proses penataan ruang.
berkaitan dengan pertimbangan biaya transportasi, Semangat tersebut sejalan dengan bunyi pasal 12
jarak dan sifat komoditas. UU No 24 Tahun 1992 bahwa “ Penataan Ruang
dilakukan oleh Pemerintah dan Masyarakat” .
2.2.3 Karakteristik Wilayah Peri Urban Prinsip tersebut seiring dengan Peraturan
Wilayah peri urban merupakan suatu zona yang Pemerintah No 69 Tahun 1996 yang
didalamnya terdapat pencampuran antara struktur mengedepankan Pemerintah sebagai fasilitator dan
lahan kedesaan dan lahan kekotaan. Sementara itu masyarakat sebagai pelaku atau stakeholder utama
Pyor mengemukakan bahwa wilayah peri urban pembangunan.
diistilahkan sebagai daerah rural – urban fringe,
yaitu wilayah peralihan mengenai pemanfaatan 2.3.2 Lahan Terbangun
lahan, karakteristik sosial dan demografis dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 06 /
wilayah ini terletak antara lahan kekotaan kompak PRT / M / 2007 tentang Pedoman Umum Rencana
terbangun yang menyatu dengan pusat kota dan Tata Bangunan dan Lingkungan. Pasal 1 ayat 2
lahan kedesaan yang disana hampir tidak dalam peraturan menteri ini yang dimaksud
ditemukan bentuk – bentuk lahan kekotaan dan dengan :
permukiman perkotaan. Wilayah peri urban yang 1. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
mempunyai karakter berbeda antar sifat kekotaan (RTBL) adalah panduan rancang bangunan
dan sifat kedesaan tidak terlepas dari proses suatu lingkungan / kawasan yang dimaksudkan
penjalaran kenampakan fisikal kekotaan ke arah untuk mengendalikan pemanfaatan ruang,
luar atau yang dikenal dengan istilah urban penataan bangunan dan lingkungan, serta
sprawl. Penjalaran kenampakan fisikal kekotaan memuat materi pokok ketentuan program
ini terjadi di kota – kota besar di dunia yang bangunan dan lingkungan, rencana umum dan
menyebabkan ekspansi titik konsentrasi atau panduan rancangan, rencana investasi,
aktivitas baru di luar area terbangun kota. ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman
pengendalian pelaksanaan pengembangan
2.3 Kebijakan Pemerintah Tentang Penataan lingkungan / kawasan.
Ruang
2.3.1 KebijakanPenataan Ruang 2.3.5 Lahan tidak Terbangun
UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang Lahan ini telah mengalami intervensi manusia
yang disahkan pada tanggal 13 Oktober 1992.Hal sehingga penutupan lahan alami (semi alami) tidak
112
dapat dijumpai lagi.Meskipun demikian, lahan ini Desa Sifnane Kecamatan Tanimbar Selatan
tidak mengalami pembangunan sebagaimana Kabupaten Maluku Tenggara Barat)
terjadi pada lahan terbangun.
3.2 Metode Pengumpulan Data dan Alat Bantu
2.4 Korelasi Metode pengumpulan data dan alat bantu yang di
Korelasi adalah metode untuk mengetahui tingkat gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
keeratan hubungan dua peubah atau lebih yang berikut :
digambarkan oleh besarnya koefisien
korelasi.Koefisien korelasi adalah koefisien yang Hubungan antara variabel dapat linear ataupun
menggambarkan tingkat keeratan hubungan antar nonlinear.Dikatakan linear, apabila pasangan
dua peubah atau lebih.Besaran dari koefisien semua titik (Xi, Yi) terlihat bergerombolan
korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab disekitar garis lurus.Dikatakan non linier apabila
akibat antara dua peubah atau lebih, tetapi semata- pasangan titik – titik terletak di sekitar kurva non
mata menggambarkan keterkaitan linier antar linier.Nilai yang dapat diperoleh dari korelasi
peubah. adalah positif, negatif, ataupun tidak
berkorelasi.Nilai koefisien korelasi berkisar -1
III METODE PENELITIAN sampai 1.Apabila korelasi antar dua variabel
Sesuai dengan sifat dan tujuan penelitian, maka bernilai 0, maka dua variabel tersebut saling bebas
penelitian ini akan menggunakan metode secara statistik.
penelitian kuantitatif. Tujuan penelitian kuantitatif
adalah mengembangkan dan menggunakan model- Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis melakukan survey dan observasi langsung di
yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses lokasi penelitian.Teknik survey yang digunakan
pengukuran adalah bagian yang sentral dalam adalah survey data primer dan data sekunder.
penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan
hubungan yang fundamental antara Instrumen Pengumpulan Data
pengamatanempiris dan ekspresi matematis dari Dalam penelitian ini instrumen yang akan dipakai
hubungan-hubungan kuantitatif. dalam pengumpulan data adalah wawancara,
observasi lapangan serta panduan dokumen.
3.1 Variabel Penelitian
3.1.1 Data yang di Butuhkan 3.3 Metode dan Instrumen Analisis Data
1. Kependudukan (Jumlah penduduk, Ekonomi,
Sosial, Pendidikan, Pendapatan) 3.3.1 Analisis Koefisien Korelasi Pearson (r) :
2. Kewilayahan (Penggunaan lahan dan Intensitas Uji analisis koefisien korelasi pearson (r)
lahan) digunakan untuk mengetahui hubungan antara
3. Karakteristik Tata Guna Lahan (Luas lahan, variabel jika data yang digunakan memiliki skala
Kemiringan, Curah hujan, Jenis tanah, interval atau rasio. Dasar pemikiran Analisis
Ketinggian) Korelasi Pearson : jika perubahan satu variabel
4. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Perubahan diikuti oleh variabel yang lain maka kedua
Tata Guna Lahan (Alasan pemilihan lokasi, variabel tersebut saling berkorelasi.
Status lahan, Lama tinggal, Nilai lahan, 𝒏 𝚺𝒙𝒚 −∁𝚺𝒙 .𝚺𝐲)
Rumus : r=
Aksesibilitas, Sarana dan prasarana, Daya [𝐧 𝚺𝒙𝟐 – 𝚺𝐱 𝟐 ] [𝒏 𝚺𝒚𝟐 − 𝚺𝐲 𝟐 ]
113
Desa Sifnane merupakan satu dari sebelas desa,
r Kriteria Hubungan yang masuk dalam wilayah administrasi
Kecamatan Tanimbar Selatan, Desa Sifnane
0 Tidak berkorelasi memiliki luas 11.93 Km2 dengan batas – batas
wilayahnya sebagai berikut :
0.01 – 0.02 Korelasi sangat rendah Utara : Desa Lauran
Selatan : Kelurahan Saumlaki
0,21 – 0,40 Rendah Timur : Laut Arafura
Barat : Teluk Saumlaki
0,41 – 0, 60 Agak rendah
115
14 S2 10
15 S3 3 Gambar 4.5 Peta Pemanfaatan Lahan Desa Sifnane Tahun 2015
Sumber : Hasil Analisis
16 Tidak Sekolah 383
Jumlah 3021
Dalam penelitian ini peneliti menentukan jumlah
Sumber : Data Umum Desa Sifnane
sampel dengan menggunakan rumus slovin
4.1.5Data Pemanfaatan Lahan Desa Sifnane menurut Taro Yamane yaitu :
Berdasarkan data yang didapat, Penggunaan lahan
di Kabupaten Maluku Tenggara Barat sangat
bervariasi khusus untuk Desa Sifnane dengan luas
lahan sebesar 11.93 Km2, didominasi oleh lahan 3.021
perumahan, fasos, fasum dan perkebunan, untuk n= 1+ 3.021 (0,1)2
lebih jelasnya data ini disajikan dalam bentuk tabel 3.021
n= 3.022 (0,01)
guna lahan Desa Sifnane di bawah ini :
3.021
n= 30,22
Tabel 4.5 Data pemanfaatan lahan Desa Sifnane
Jenis pemanfaatan lahan Luas n = 99,96
(Ha) Keterangan :
Perumahan &Permukiman 87 n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
Perkebunan 84
e = presisi yang ditetapkan (0,1)
Fasilitas Sosial 38 4.2 Karakteristik responden
Fasilitas Umum 28 Dari 100 Kuisioner yang disebarkan, sebanyak 100
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2015
yang dikembalikan dan yang digunakan untuk
analisa data lebih lanjut adalah sebanyak 100
Jenis pemanfaatan lahan didominasi oleh lahan kuisioner.Kemudian data – data dari hasil
perumahan dan permukiman yang sebagian besar kuisioner yang diperoleh tersebut dikelompokkan
dipakai oleh masyarakat Desa Sifnane, diikuti sesuai dengan jenis pertanyaan, sehingga
dengan lahan perkebunan serta lahan untuk karakteristik keluarga yang bermukim di Desa
fasilitas sosial dan lahan untuk fasilitas umum. Sifnane dapat di identifikasikan sebagai berikut.
Jenis kelamin
17%
Laki - laki
Perempuan
83%
Gambar 4.3 Peta Pemanfaatan Lahan Desa Sifnane Tahun 2013
Sumber : Hasil Analisis Gambar 4.3 Diagram Karakteristik Responden berdasarkan
Jenis Kelamin
(Sumber : Hasil Analisis 2015)
116
karakteristik respondenterbanyak berusia antara 41 Jumlah anggota keluarga yang bekerja berdasarkan
– 50 tahun. responden dapat dilihat pada diagram di bawah
ini.
Karakteristik responden berdasarkan
Klasifikasi Umur
Anggota keluarga yang bekerja
11% 14% 36-40 TAHUN
16%
22% 41-45 TAHUN 37%
18% 63% 2
19% 46-50 TAHUN
>2
51-55 TAHUN
Gambar 4.4 Diagram Karakteristik Responden berdasarkan
Klasifikasi Umur
(Sumber : Hasil Analisis 2015) Gambar 4.7Diagram Karakteristik Responden berdasarkan
Anggota keluarga yang bekerja
4.2.3 Identifikasi Tingkat pendidikan (Sumber : Hasil Analisis 2015)
Dilihat dari tingkat pendidikan penduduk Desa
Sifnane secara umum maka sebesar 44% 4.2.6 Identifikasi Lama berdominsili
berpendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas), Karakteristik masyarakat berdasarkan lama
sedangkan penduduk yang tingkat pendidikan berdominsili dapat dilihat pada diagram di bawah
rendah yaitu S2 sebanyak 4%. Pada tabel 4.13 ini.
menunjukan tingkat pendidikan dari hasil survey
. Lama Berdomisili
Tingkat Pendidikan
4% 12% 100% <5
25% 15% SD
>5
SMP
44% SMA
Gambar 4.8Diagram Karakteristik Masyarakat Berdasarkan
S1
Lama Berdomisili
(Sumber : Hasil Analisis 2015)
Gambar 4.5Tingkat Pendidikan di Desa Sifnane
(Sumber : Hasil Analisis 2015) 4.2.7 Identifikasi Jenis pekerjaan
Karakteristik masyarakat berdasarkan jenis
4.2.4 Identifikasi Jumlah anggota keluarga /
pekerjaan dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Jumlah tanggungan keluarga
119
𝒓 𝒏−𝟐 dengan interpretasi tinggi, sedangkan untuk yang
Rumus : 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 = 𝟏− (𝒓)𝟐
bermata pencaharian dari petani ke non petani
0,85 100−2 seperti swasta di beri ranking 1 dengan kriteria
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = korelasi sangat tinggi, buruh di beri ranking 4
1− (0,85)2
dengan kriteria korelasi agak rendah, nelayan di
8,42
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = 12,2 beri ranking 5 dengan kriteria korelasi rendah,
0,69
g. Menghitung nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berternak di beri ranking 6 dengan kriteria korelasi
sangat rendah dan honorer di beri ranking 3
Nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dapat dicari dengan menggunakan dengan kriteria korelasi cukup.
tebel distribusi t dengan cara, taraf signifikan 𝛼 =
0,05. Kemudian dicari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada tabel distribusi 2. Analisis variabel (Y) Pola Pemanfaatan
studenta t dengan ketentuan db = n – 2, db = 100 – Lahan
2 = 98. Sehingga 𝑡𝛼 . 𝑑𝑏 = 𝑡0,05 .98 = 4,5 Input analisis variabel X ini adalah pekerjaan /
mata pencaharian yang menjadi sampel untuk
h. Membandingkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 menguji hubungan antara variabel X dan Y.
Berdasarkan Input analisis variabel (Y) dapat di
Tujuan membandingkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 adalah lihat pada tabel dari 100 responden yang di data,
untuk mengetahui apakah Ho ditolak atau di masing – masing untuk yang memiliki sisa lahan
terima berdasarkan kaidah pengujian diatas. pertanian sesudah terbangun dengan presentase :
Ternyata 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 12,2> = 4,5 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho di Lahan sesudah terbangun :
tolak. Jadi terdapat hubungan yang positif dan 50% = Ranking 6
signifikan antara variabel Pekerjaan / mata 65% = Ranking 5
pencaharian dengan Pola pemanfaatan 75% = Ranking 4
lahan.Berdasarkan uji Analisis Korelasi Person 80% = Ranking 3
diatas menyatakan bahwa terdapat hubungan yang 90% = Ranking 2
positif dan signifikan antara variabel Pekerjaan / 100% = Ranking 1
mata pencaharian dengan Pola Pemanfaatan lahan 3. Berikut tersaji data hasil pengukuran
di Desa Sifnane. Positif dan signifikan di artikan terhadap variabel X dan Y. Data hasil
arah hubungannya searah, yaitu adanya perubahan pengukuran berskala ordinal sebagai
mata pencaharian di Desa Sifnane karena terjadi berikut
penyempitan lahan pertanian penduduk desa,
dimana dulunya merupakan lahan pertanian sudah Penyelesaian :
beralihfungsi menjadi daerah terbangun seiring
perkembangan wilayah yang terjadi. Permasalahan :
Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah ada
4.6 Analisis Korelasi Rank Spearman (Rho) hubungan antara variabel X dan variabel Y.
Dalam hal ini Analisis korelasi Rank Spearman
(Rho) digunakan untuk menguji hubungan antara Hipotesis :
pola mata pencaharian di Desa Sifnane sebagai H1 : ada hubungan antara variabel X dan variabel
variabel (X) dengan Pola pemanfaatan lahan di Y
Desa Sifnane sebagai variabel (Y). Berikut ini di H0 : tidak ada hubungan antara variabel X dan
sajikan dalam bentuk tabel analisis dengan dua variabel Y
variabel, yaitu Variabel (X) Pekerjaan / Mata Justifikasi :
Pencaharian dan Variabel (Y) Pola Pemanfaata Dalam analisis ini dipilih tes Rho Spearman sebab
lahan. tes ini berfungsi untuk mengetahui hubungan
antara X dan Y, arah hubungan dan kekuatan
1. Analisis variabel (X) Mata Pencaharian hubungannnya.
Input analisis variabel X ini adalah pekerjaan / 6 ∑d² 6 x 349
mata pencaharian yang menjadi sampel untuk Rho = 1 – =1– = 0,997
menguji hubungan antara variabel X dan Y. N ( N² - 1) 100 (100²-1)
Jadi :
Berdasarkan Input analisis variabel (X) dapat di 1. Ada hubungan signifikan antara X dan Y pada
lihat pada tabel dari 100 responden yang di data alpha 5%
masing – masing untuk yang bermata pencaharian 2. Kekuatan hubungan sangat kuat
dari petani dan tetap petani di beri ranking 2 3. Arah hubungan positif
120
Berdasarkan uji analisis korelasi Rank Spearman 2. Pola pemanfaatan lahan di wilayah penelitian
diatas menyatakan bahwa ada hubungan signifikan yaitu Desa Sifnane mengalami degradasi
antara variabel (X) Pekerjaan / mata pencaharian luasan, dari lahan pertanian menjadi lahan
dengan variabel (Y) Pola Pemanfaatan lahan di terbangun. Berdasarkan hasil observasi dan
Desa Sifnane pada alpha 5%. Positif di artikan survey lapangan di dapati bahwa lahan
arah hubungannya searah, yaitu adanya perubahan pertanian masyarakat sebagai tempat kegiatana
mata pencaharian di Desa Sifnane karena terjadi bertani telah beralih fungsi menjadi lahan
penyempitan lahan pertanian penduduk desa, terbangun seperi jaringan jalan, fasilitas umum
dimana dulunya merupakan lahan pertanian sudah dan fasilitas sosial, yang memanfaatkan
beralihfungsi menjadi daerah terbagun seiring sebagian besar bahkan semua dari luas lahan
perkembangan wilayah yang terjadi. pertanian masyarakat.
3. Dari hasil statistik dengan menggunakan
4.7 Pembahasan Keseluruhan statistik sederhana yaitu Analisis Pearson (r)
Dari hasil analisis dengan menggunakan uji dan Analisis Korelasi Rank Sperman (Rho) atas
korelasi Analisis Person (r) dan uji Korelasi Rank sejumlah variabel, menunjukan kecenderungan
Spearman di atas menyatakan bahwa terdapat kenaikan pada titik optimum yaitu kenaikan
hubungan yang positif dan signifikan antara tutupan lahan yang terencana dengan perubahan
variabel (X) Mata Pencaharian dan variabel (Y) mata pencaharian masyarakat. Kenaikan
Pola Pemanfaatan Lahan untuk Desa Sifnane. pemanfaatan lahan di ikuti perubahan pola mata
pencaharian masyarakat, dapat terlihat dari
Dimana arah hubungan searah antara mata penggunaan lahan pertanian yang mengalami
pencaharian dan pola pemanfaatan lahan yang degradasi luasan, dari lahan pertanian menjadi
sangat tinggi, yaitu terjadi perubahan pola mata lahan terbangun dan pola mata pencaharian
pencaharian dengan pola pemanfaatan lahan di masyarakat yang mengalami perubahan, dari
desa Sifnane di akibatkan oleh adanya pertanian ke non pertanian.
penyempitan lahan yang terjadi karena
perkembangan wilayah Kota Saumlaki ke daerah
5.2 Rekomendasi
peri urban. Berdasarkan seluruh hasil penelitian, berikut
Kenaikan pemanfaatan lahan di ikuti perubahan beberapa rekomendasi yang dapat diajukan penulis
pola mata pencaharian masyarakat, dapat terlihat :
dari penggunaan lahan pertanian yang mengalami 1. Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat
degradasi luasan, dari lahan pertanian menjadi dan pemerintah Desa Sifnane perlu menetapkan
lahan terbangun dan pola mata pencaharian regulasi terhadap alih fungsi lahan produktif di
masyarakat yang mengalami perubahan, dari wilayah peri urban. Para petani juga perlu
pertanian ke non pertanian. diberi pendampingan agar tetap
mempertahankan lahan pertanian dengan
V PENUTUP berbagai kemudahan yang diberikan oleh
5.1 Kesimpulan pemerintah.
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab 2. Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat
sebelumnya, diperoleh kesimpulan dari penelitian dan pemerintah Desa Sifnane perlu bekerja
ini, yaitu sebagai berikut : sama dalam memberdayakan masyarakat Desa
Sifnane dengan bebagai kegiatan pelatihan,
1. Pola mata pencaharian masyarakat di Desa agar masyarakat mampu bersaing diera global
Sifnane, sebagian besar sebagai petani. Setelah yang semakin berkembang. Sebaiknya
melakukan observasi lapangan serta pembagian dilakukan juga sosialisai tentang bagaimana
kuisioner pada 100 orang responden yang masyarakat membaca peluang pekerjaan
dianggap mampu dan memiliki pengetahuan terhadap pembangunan Kabupaten Maluku
tinggi terhadap kawasan penelitian, Tenggara Barat ke depannya.
menunjukan bahwa pola mata pencaharian 3. Penelitian lain dapat lebih mengembangkan dan
masyarakat di Desa Sifnane telah mengalami memperdalam objek kajian yang kurang
perubahan yang sangat signifikan, yaitu disinggungkan dalam penelitian ini, terutama
perubahan mata pencaharian masyarakat dari mengenai aspek lingkungan abiotik dan biotik,
petani ke non petani. Akibat dari perkembangan seperti pencemaran air, udara, tanah, dan
fisik Kota Saumlaki yang telah menjalar ke keanekaragaman hayati di wilayah peri urban
wilayah peri urban yakni Desa Sifnane. akibat perkembangan kota.
121
DAFTAR PUSTAKA Definisi masyarakat “Diakses tanggal 15
Arsyad, Sitanala. (1989). Konservasi Tanah dan September
Air.Bogor. IPB 2015http://definisimu.blogspot.com/2012/09/
Jayadinata T Jayadinata,(1986). Tata Guna Tanah definisi-masyarakat.html
Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan
dan Wilayah,Penerbit ITB, Bandung. Definisi Masyarakat Menurut Para Ahli “Diakses
Lillesand dan Kiefer.1990. Pengideraan Jauh dan tanggal 15 September 2015
Interpretasi Citra.(Alih Bahasa oleh http://www.apapengertianahli.com/2014/09/p
Dulbahri).Yogyakarta: Gadjah Mada engertian-masyarakat-menurut-para-ahli.html
University Press. Definisi struktur dan manfaat wawancara “Diakses
Mason, R.D & Douglas A. Lind.(1996). Teknik tanggal 27 Mey
Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi.Penerbit 2016.http://www.galeripustaka.com/2013/03/
Erlangga, Jakarta. definisi-struktur-dan-manfaat
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. (1991). wawancara.html
Kemampuan dan Kesesuain Lahan : Kemampuan Lahan “Diakses tanggal 15
Pengertian dan Penetapannya.Bogor September 2015
Siregan, S. (2013).Statistic Parametrik Untuk http://perencanaankota.blogspot.co.id/2013/1
Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan 2/perbedaan-kemampuan-lahan-dan.html
Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS KORELASIOLEH: JONATHAN SARWONO
Versi 17.Jakarta. “Diakses tanggal 16 Mei 2016
Usman, H. dan R. Purnomo Setiady Akbar.(2000). http://www.jonathansarwono.info/korelasi/ko
Pengantar Statistika.Jakarta : Bumi Aksara. relasi.htm
Yunus H.S. (2008). Dinamika Wilayah Peri – Macam – macam Mata Pencaharian “Diakses
Urban Determinan Masa Depan Kota. tanggal 27 Mey 2016.http://ebenzezher-
Yogyakarta. ebenzezher.blogspot.co.id/2014/03/macam-
macam-mata-pencaharian-penduduk.html
Kebijakan dan Peraturan Terkait :
BAPEDA. 2010. Peta Kabupaten Maluku Mattjik & Sumertajaya. (2000). Teknik Analisis
Tenggara Barat. Saumlaki. Korelasi (Statistika Pendidikan) “Diakses
BPS. 2013. Sifnane Dalam Angka. Kabupaten tanggal 16 Mei 2016
Maluku Tenggara Barat. https://badrirohman.wordpress.com/2015/01
BPS. 2014. Sifnane Dalam Angka. Kabupaten Uji Korelasi Spearman rho atau Rank Spearman
Maluku Tenggara Barat. “Diakses tanggal 2 Maret
2016.https://www.google.com/urltu.laporanp
Artikel dari Internet : enelitian.com/2015/05/67.htm
Definisi Aktifitas “Diakses tanggal 15 September
2015 dari http://mugironiggi.blogspot.co.id/ Uji Korelasi Pearson “Diakses tanggal 2 Maret
Definisi Desa “Diakses tanggal 15 September 2016
2015 dari https://core.ac.uk/download/files/379/117072
http://awaliyahhasanah.blogspot.com/2013/06 82.pdf
/definisi-desa-kota-pedesaan dan.html
Definisi Korelasi “Diakses tanggal 15 September
2015 dari
http://darylagustian.blogspot.co.id/2012/04/de
finisi-korelasi.html
Definisi Sistem ”Diakses tanggal 15 September
2015 dari
http://jagatsisteminformasi.blogspot.co.id/201
3/05/pengertian-dan-definisi%20sistem.html
122