Anda di halaman 1dari 13

KORELASI POLA MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT DENGAN POLA PEMANFAATAN

LAHAN DI DESA SIFNANE KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT.

Oleh :

ALFONSA LONDAR, Octavianus H.A. Rogi ST., M.Si, Ir. Sonny Tilaar, MSi.

Abstrak
Perkembangan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh wilayah sekitarnya, terutama antara wilayah kota
dengan wilayah pinggirannya. Kota Saumlaki yang merupakan ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat
sekaligus pusat ekonomi dimana segala aktifitas kekotaan berlangsung, telah berada di titik jenuh
pertumbuhan pembangunan wilayah sehingga lahan tidak mampu menampung pemenuhan kebutuhan dan
aktifitas manusia. Salah satu wilayah peri urban yaitu Desa Sifnane sebagai daerah Penyangga secara
langsung menerima dampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan Dalam penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantitatif.Dari hasil statistik dengan menggunakan statistik sederhana yaitu Analisis
Pearson (r) dan Analisis Korelasi Rank Sperman (Rho) atas sejumlah variabel, menunjukan kecenderungan
kenaikan pada titik optimum yaitu kenaikan tutupan lahan yang terencana dengan perubahan mata
pencaharian masyarakat. Kenaikan pemanfaatan lahan di ikuti perubahan pola mata pencaharian masyarakat,
dapat terlihat dari penggunaan lahan pertanian yang mengalami degradasi luasan, dari lahan pertanian menjadi
lahan terbangun dan pola mata pencaharian masyarakat yang mengalami perubahan, dari pertanian ke non
pertanian.

Kata Kunci :Pola Mata Pencaharian, Pola Pemanfaatan Lahan, Korelasi

110
I PENDAHULUAN 2. Seperti apa pola pemanfaatan lahan di desa
Perkembangan suatu wilayah sangat Sifnane ?
dipengaruhi oleh wilayah sekitarnya, terutama 3. Bagaimanakah hubungan pola mata
antara wilayah kota dengan wilayah pinggirannya. pencaharian masyarakat dan pola pemanfaatan
Daerah pinggiran kota adalah suatu daerah yang lahan di desa Sifnane ?
juga dikenal sebagai daerah ”urban fringe” atau
daerah “peri-urban” atau nama lain yang muncul 1.2 Tujuan Penelitian
kemudian merupakan daerah yang memerlukan Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka
perhatian yang serius karena begitu pentingnya tujuan penelitian ini adalah :
daerah tersebut terhadap peri kehidupan penduduk 1. Mengidentifikasi pola mata pencaharian
baik desa maupun kota di masa yang akan datang. masyarakat di desa Sifnane.
2. Mengidentifikasi pola pemanfaatan lahan di
Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah salah desa Sifnane.
satu dari sembilan kabupaten yang ada di Provinsi 3. Menganalisa hubungan antara pola mata
Maluku dibentuk dengan Undang-Undang Nomor pencaharian masyarakat dengan pola
6 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi pemanfaatan lahan di desa Sifnane.
Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten
Maluku Tenggara Barat. Luas wilayah kabupaten
adalah 52.995,20 km2 yang terdiri dari wilayah 1.3 Manfaat Penelitian
daratan seluas 10.102,92 km2 (19,06%) dan Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan
wilayah perairan seluas 42.892,28 km2 (80,94%) memberikan manfaat antara lain :
Secara geografis, Kabupaten Maluku Tenggara 1. Manfaat Teoritis
Barat memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut Menambah wawasan kajian ilmiah bagi
:Utara : Laut Banda Selatan : Laut Timor dan Laut mahasiswa teknik perencanaan wilayah dan
Arafura Barat : Gugus Pulau Babar Sermata Timur kota sehingga dapat memberikan sumbangan
: Laut Arafura. pemikiran dalam menerapkan ilmu teknis.
Kota Saumlaki yang merupakan ibu kota 2. Manfaat Praktis
Kabupaten Maluku Tenggara Barat sekaligus pusat Hasil penelitian ini sangat diharapkan agar
ekonomi dimana segala aktifitas kekotaan dapat memberikan informasi kepada instansi
berlangsung, telah berada di titik jenuh terkait, yaitu Pemerintah Desa Sifnane untuk
pertumbuhan pembangunan wilayah sehingga bagaimana mendewasakan masyarakatnya
lahan tidak mampu menampung pemenuhan dalam membaca peluang pekerjaan terhadap
kebutuhan dan aktifitas manusia. pembangunan Kabupaten Maluku Tenggara
Barat ke depannya.
Salah satu wilayah peri urban yaitu Desa Sifnane
sebagai daerah Penyangga secara langsung 1.4 Ruang Lingkup Wilayah
menerima dampak terhadap pertumbuhan dan Ruang lingkup wilayah penelitian ini yaitu Desa
perkembangan Kota Saumlaki.Pertumbuhan / Sifnane Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
perkembangan dari struktur fisik Desa Sifnane
mulai tampak sejak tahun 2008.Pertumbuhan / II TINJAUAN TEORI
perkembangan yang terjadi adalah perembetan 2.1 Pola Mata Pencaharian
pembangunan kearah utara yaitu terjadinya pola 2.1.1 Definisi Mata Pencaharian
penyebaran pembangunan sarana dan Mata pencaharian adalah pekerjaan yang menjadi
prasaranaseperti perkantoran, sekolah, rumah sakit pokok penghidupan. Mata pencaharian diartikan
(umum dan suasta), pasar, terminal, jalan raya pula sebagai segala aktivitas manusia dalam
(baik jalan arteri maupun jalan primer) yang memberdayakan potensi sumber daya alam.
semakin meluas / melebar ke tanah perkebunan
masyarakat desa Sifnane. 2.1.2 Macam – macam Mata Pencaharian
A. Mata Pencaharian Masyarakat di Bidang
1.1 Rumusan Masalah Pertanian, meliputi : Pertanian, Perkebunan ,
Berdasarkan latar belakang diatas dapat Perikanan, Peternakan, Kehutanan.
dirumuskan masalah penelitian yaitu : B.Mata Pencaharian Penduduk di Bidang Non
1. Seperti apa pola mata pencaharian masyarakat Pertanian, meliputi : Perdagangan,
di desa Sifnane ? Pertambangan, Perindustrian, Pariwisata, Jasa
2.2 Pola Pemanfaatan Lahan

111
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola ini juga sebagai upaya mengantisipasi dan menjaga
mempunyai arti yaitu model, susunan, cara kesinambungan pembangunan. Selanjutnya diikuti
bagaimana sesuatu disusun atau dibangun. Dengan oleh Peraturan Pemerintah, pada tanggal 3
demikian pola pemanfaatan lahan adalah model Desember 1996, yaitu PP No.69 Tahun 1996
susunan pola pemanfaatan lahan dalam konteks tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta
keruangan suatu kota, dalam penggunaan media Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat
atau lahan untuk fungsi kota. dalam Penataan Ruang.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun
2.2.1 Lahan 1998 tentang Tata cara Peran serta Masyarakat
Lahan adalah ruang fungsional yang Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah.
diperuntukkan untuk mewadahi beragam Dalam perundangan tersebut di amanatkan bahwa
penggunaan.Dalam perspektif ini lahan untuk penyelenggaraan penataan ruang
mengakomodasi pertumbuhan kawasan yang dilaksanakan oleh Pemerintah dengan
didorong oleh pertumbuhan penduduk dan mengikutsertakan peran serta masyarakat.
ekspansi ekonomi.
Selanjutnya dengan merujuk pada TAP MPR
2.2.2 Teori tentang Wilayah / Kawasan Peri IV/MPR/2000 tentang rekomendasi Kebijakan
Urban Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah yaitu
Sejarah perkembangan studi wilayah peri urban “peningkatan pelayanan publik dan
adalah Studi yang pertama kali mulai pengembangan kreatifitas masyarakat serta
menyinggung WPU adalah studi yang aparatur pemerintahan di daerah” terlihat jelas
dikemukakan oleh Von Thunen pada tahun pemberian kesempatan kepada masyarakat untuk
1926.Teorinya dikenal dengan The Isolated State berperan aktif dalam berbagai proses
Theory.Wilayah Pheri Urban yang disinggung penyelenggaraan pembangunan, termasuk
adalah pola pemanfaatan lahan yang terbentuk didalamnya dalam proses penataan ruang.
berkaitan dengan pertimbangan biaya transportasi, Semangat tersebut sejalan dengan bunyi pasal 12
jarak dan sifat komoditas. UU No 24 Tahun 1992 bahwa “ Penataan Ruang
dilakukan oleh Pemerintah dan Masyarakat” .
2.2.3 Karakteristik Wilayah Peri Urban Prinsip tersebut seiring dengan Peraturan
Wilayah peri urban merupakan suatu zona yang Pemerintah No 69 Tahun 1996 yang
didalamnya terdapat pencampuran antara struktur mengedepankan Pemerintah sebagai fasilitator dan
lahan kedesaan dan lahan kekotaan. Sementara itu masyarakat sebagai pelaku atau stakeholder utama
Pyor mengemukakan bahwa wilayah peri urban pembangunan.
diistilahkan sebagai daerah rural – urban fringe,
yaitu wilayah peralihan mengenai pemanfaatan 2.3.2 Lahan Terbangun
lahan, karakteristik sosial dan demografis dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 06 /
wilayah ini terletak antara lahan kekotaan kompak PRT / M / 2007 tentang Pedoman Umum Rencana
terbangun yang menyatu dengan pusat kota dan Tata Bangunan dan Lingkungan. Pasal 1 ayat 2
lahan kedesaan yang disana hampir tidak dalam peraturan menteri ini yang dimaksud
ditemukan bentuk – bentuk lahan kekotaan dan dengan :
permukiman perkotaan. Wilayah peri urban yang 1. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
mempunyai karakter berbeda antar sifat kekotaan (RTBL) adalah panduan rancang bangunan
dan sifat kedesaan tidak terlepas dari proses suatu lingkungan / kawasan yang dimaksudkan
penjalaran kenampakan fisikal kekotaan ke arah untuk mengendalikan pemanfaatan ruang,
luar atau yang dikenal dengan istilah urban penataan bangunan dan lingkungan, serta
sprawl. Penjalaran kenampakan fisikal kekotaan memuat materi pokok ketentuan program
ini terjadi di kota – kota besar di dunia yang bangunan dan lingkungan, rencana umum dan
menyebabkan ekspansi titik konsentrasi atau panduan rancangan, rencana investasi,
aktivitas baru di luar area terbangun kota. ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman
pengendalian pelaksanaan pengembangan
2.3 Kebijakan Pemerintah Tentang Penataan lingkungan / kawasan.
Ruang
2.3.1 KebijakanPenataan Ruang 2.3.5 Lahan tidak Terbangun
UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang Lahan ini telah mengalami intervensi manusia
yang disahkan pada tanggal 13 Oktober 1992.Hal sehingga penutupan lahan alami (semi alami) tidak

112
dapat dijumpai lagi.Meskipun demikian, lahan ini Desa Sifnane Kecamatan Tanimbar Selatan
tidak mengalami pembangunan sebagaimana Kabupaten Maluku Tenggara Barat)
terjadi pada lahan terbangun.
3.2 Metode Pengumpulan Data dan Alat Bantu
2.4 Korelasi Metode pengumpulan data dan alat bantu yang di
Korelasi adalah metode untuk mengetahui tingkat gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
keeratan hubungan dua peubah atau lebih yang berikut :
digambarkan oleh besarnya koefisien
korelasi.Koefisien korelasi adalah koefisien yang Hubungan antara variabel dapat linear ataupun
menggambarkan tingkat keeratan hubungan antar nonlinear.Dikatakan linear, apabila pasangan
dua peubah atau lebih.Besaran dari koefisien semua titik (Xi, Yi) terlihat bergerombolan
korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab disekitar garis lurus.Dikatakan non linier apabila
akibat antara dua peubah atau lebih, tetapi semata- pasangan titik – titik terletak di sekitar kurva non
mata menggambarkan keterkaitan linier antar linier.Nilai yang dapat diperoleh dari korelasi
peubah. adalah positif, negatif, ataupun tidak
berkorelasi.Nilai koefisien korelasi berkisar -1
III METODE PENELITIAN sampai 1.Apabila korelasi antar dua variabel
Sesuai dengan sifat dan tujuan penelitian, maka bernilai 0, maka dua variabel tersebut saling bebas
penelitian ini akan menggunakan metode secara statistik.
penelitian kuantitatif. Tujuan penelitian kuantitatif
adalah mengembangkan dan menggunakan model- Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis melakukan survey dan observasi langsung di
yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses lokasi penelitian.Teknik survey yang digunakan
pengukuran adalah bagian yang sentral dalam adalah survey data primer dan data sekunder.
penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan
hubungan yang fundamental antara Instrumen Pengumpulan Data
pengamatanempiris dan ekspresi matematis dari Dalam penelitian ini instrumen yang akan dipakai
hubungan-hubungan kuantitatif. dalam pengumpulan data adalah wawancara,
observasi lapangan serta panduan dokumen.
3.1 Variabel Penelitian
3.1.1 Data yang di Butuhkan 3.3 Metode dan Instrumen Analisis Data
1. Kependudukan (Jumlah penduduk, Ekonomi,
Sosial, Pendidikan, Pendapatan) 3.3.1 Analisis Koefisien Korelasi Pearson (r) :
2. Kewilayahan (Penggunaan lahan dan Intensitas Uji analisis koefisien korelasi pearson (r)
lahan) digunakan untuk mengetahui hubungan antara
3. Karakteristik Tata Guna Lahan (Luas lahan, variabel jika data yang digunakan memiliki skala
Kemiringan, Curah hujan, Jenis tanah, interval atau rasio. Dasar pemikiran Analisis
Ketinggian) Korelasi Pearson : jika perubahan satu variabel
4. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Perubahan diikuti oleh variabel yang lain maka kedua
Tata Guna Lahan (Alasan pemilihan lokasi, variabel tersebut saling berkorelasi.
Status lahan, Lama tinggal, Nilai lahan, 𝒏 𝚺𝒙𝒚 −∁𝚺𝒙 .𝚺𝐲)
Rumus : r=
Aksesibilitas, Sarana dan prasarana, Daya [𝐧 𝚺𝒙𝟐 – 𝚺𝐱 𝟐 ] [𝒏 𝚺𝒚𝟐 − 𝚺𝐲 𝟐 ]

dukung lingkungan) Keterangan :


- n : Banyaknya pasangan data X dan Y
3.1.2 Alat ukur/ Instrumen Penenlitian
1. Kependudukan (Kamera digital, Alat tulis - 𝚺𝒙 : Total jumlah variabel X
menulis, kuisioner, Data kelurahan) - 𝚺𝐲 : Total jumlah variabel Y
2. Kewilayahan (Kamera digital, Alat tulis - 𝚺𝒙𝟐 :Kuadrat total jumlah variabel X
menulis, Data kelurahan) - 𝚺𝒚𝟐 ∶Kuadrat total jumlah variabel Y
3. Karakteristik Pemanfaatan Lahan (Kamera - 𝚺𝒙𝒚 ∶Hasil perkalian dari total jumlah
digital, Alat tulis menulis, wawancara, Data variabel X dan Y
Desa Sifnane Kecamatan Tanimbar Selatan
Kabupaten Maluku Tenggara Barat)
4. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Tabel Pedoman Umum Dalam Menentukan Kriteria Korelasi
Tata Guna Lahan (Kamera digital, Alat tulis
menulis, Lembar panduan wawancara, Data

113
Desa Sifnane merupakan satu dari sebelas desa,
r Kriteria Hubungan yang masuk dalam wilayah administrasi
Kecamatan Tanimbar Selatan, Desa Sifnane
0 Tidak berkorelasi memiliki luas 11.93 Km2 dengan batas – batas
wilayahnya sebagai berikut :
0.01 – 0.02 Korelasi sangat rendah Utara : Desa Lauran
Selatan : Kelurahan Saumlaki
0,21 – 0,40 Rendah Timur : Laut Arafura
Barat : Teluk Saumlaki
0,41 – 0, 60 Agak rendah

0,61 – 0,80 Cukup PETA LOKASI PENELITIAN

0,81 – 0,99 Tinggi Desa


Sifnan
1 Sangat tingggi e
3.3.1 Analisis Korelasi Rank Spearman (Rho)
Uj analisis korelasi Rank Spearman digunakan
untuk mencari hubungan atau untuk menguji
signifikasi hipotesis asosiatif bila masing – masing
variabel yang digunakan berbentuk ordinal.Dasar Kota
Pemikiran Analisis Korelasi :jikaperubahan Saumlak
variabel diikuti dengan perubahan variabel lain i
dengan presentase yang sama berarti kedua
variabel itu memiliki korelasi. Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian
Sumber : BAPEDA Kota Saumlaki Kabupaten Maluku
Tenggara Barat
IV HASIL & PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan 4.1.2Kondisi Topografi
mengenai kondisi Desa Sifnane untuk Kondisi topografi di desa Sifnane berbukit dengan
menggambarkan lokasi penelitian dan yang ketinggian 50 – 200 m di permukaan laut (BPS
menjadi fokus dalam penelitian. Keseluruhan data Sifnane 2014).
merupakan data hasil survey dan observasi serta
data hasil kuisioner yang terkait dengan korelasi 4.1.3Kondisi Klimatologi
aktifitas mata pencaharian dengan pola Iklim wilayah desa adalah iklim laut tropis dan
pemanfaatan lahan yang disajikan dalam bab ini iklim musim, dengan suhu udara 30°-32°C, curah
guna memberikan gambaran tentang kondisi hujan pertahun 2.00 m.m termasuk tipe Zone 3
aktifitas mata pencaharian an pola pemanfaatan dengan bulan basah 5 - 6 bulan, kering 4 – 5 bulan
lahan. (BPS Sifnane 2014).
4.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian
4.1.4Kondisi Demografi
Desa Sifnane
a) Jumlah penduduk
Sifnane merupakan sebuah desa yang terdapat di
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, pada Tahun
merupakan bagian dari Provinsi Maluku.Desa ini
2010 jumlah penduduk 2.868 jiwa, kemudian
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
bertambah menjadi 2.954 jiwa di Tahun 2013, dan
Kepulauan Yamdena yang di sebut Tanimbar.
pada tahun 2014 bertambah menjadi 3021 jiwa.
Desa Sifnane berada persis di jantung kota
Lebih jelas dapat disajikan dalam bentuk diagram
Kabupaten Maluku Tenggara Barat dengan
berikut :
koordinat geografis Terletak antara 60 34’ 24’’ –
80 24’ 36” Lintang Selatan dan 1300 37’47” –
13304’12” Bujur Timur, termasuk Kecamatan Jumlah penduduk
Tanimbar Selatan dengan koordinat geografis
3.2
terletak antara 7°540 - 7°710 Lintang Selatan dan 3 Juml…
131°38' - 131,650 Bujur Timur. 2.8
2.6
114 2010 2013 2014
9 Montir 4
Gambar 4.1 Diagram jumlah penduduk Desa Sifnane
10 Pensiunan 50
Sumber : BPS Kab. Maluku Tenggara Barat, 2014 11 Ojek/supir 30
Jumlah 1.606
Sumber : Data Umum Desa Sifnane (2010)
Jenis kelamin Tabel 4.3Jenis Mata Pencaharian Penduduk
1.6 Desa Sifnane Tahun 2014
1.55 No Mata Pencaharian Jumlah
1.5 1 Petani 620
1.45
1.4 Jenis kelamin 2 Nelayan 50
3 Peternak 116
4 Pengukir 6
5 Tukang 106
Gambar 4.2 Diagram Jumlah Penduduk Desa Sifnane 6 Pengrajin 10
berdasarkan jenis kelamin
Sumber : Kantor Desa Sifnane, 2014. 7 PNS 225
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Sifnane 8 Anggota TNI/POLRI 55
berdasarkan usia
N JUMLAH 9 PegawaSwasta 120
O USIA Laki – Perempu
10 Honor Daerah 22
laki an
1 0 – 5 Tahun 182 223 11 Pedagang 154
2 6 – 12 Tahun 222 236
3 13 – 19 Tahun 215 214 12 Montir 15
4 20 – 25 Tahun 230 194 Sopir 10
13
5 29 – 30 Tahun 192 177
6 31 – 50 Tahun 139 194 Jumlah 1509
7 51 – 59 Tahun 114 119 Sumber : Data Umum Desa Sifnane (2014)
8 > 60 170 197 c) Tingkat Pendidikan
Jumlah 1.467 1554 Berikut adalah data tingkat pendidikan yang
TOTAL 3.021 disajikan dalam bentuk tabel :
Sumber : Kantor Desa Sifnane, 2014.
b) Ketenagakerjaan dan mata pencaharian Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan di Desa Sfnane
Sebagian besar keluarga di Desa Sifnane No Pendidikan Jumlah
mempunyai mata pencaharian di bidang 1 Belum sekolah 290
pertanian,,untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut : 2 TK 47
3 Duduk di SD 85
Tabel 4.2 Jenis Mata Pencaharian Penduduk
Desa Sifnane Tahun 2010 4 Tamat SD 510
NO Mata Pencaharian Jumlah 5 Duduk di SMP 72
1 Petani 962 6 Tamat SMP 215
2 Nelayan 116
7 Duduk di SMA 130
3 Peternak 56
4 Tukang kayu 81 8 Tamat SMA 932
5 PNS 185 9 Duduk di PERTI 41
6 Anggota TNI/POLRI 50 10 D1 12
7 Pedagang 62 11 D2 33
8 Honor Daerah 10 12 D3 30
13 S1 230

115
14 S2 10
15 S3 3 Gambar 4.5 Peta Pemanfaatan Lahan Desa Sifnane Tahun 2015
Sumber : Hasil Analisis
16 Tidak Sekolah 383
Jumlah 3021
Dalam penelitian ini peneliti menentukan jumlah
Sumber : Data Umum Desa Sifnane
sampel dengan menggunakan rumus slovin
4.1.5Data Pemanfaatan Lahan Desa Sifnane menurut Taro Yamane yaitu :
Berdasarkan data yang didapat, Penggunaan lahan
di Kabupaten Maluku Tenggara Barat sangat
bervariasi khusus untuk Desa Sifnane dengan luas
lahan sebesar 11.93 Km2, didominasi oleh lahan 3.021
perumahan, fasos, fasum dan perkebunan, untuk n= 1+ 3.021 (0,1)2
lebih jelasnya data ini disajikan dalam bentuk tabel 3.021
n= 3.022 (0,01)
guna lahan Desa Sifnane di bawah ini :
3.021
n= 30,22
Tabel 4.5 Data pemanfaatan lahan Desa Sifnane
Jenis pemanfaatan lahan Luas n = 99,96
(Ha) Keterangan :
Perumahan &Permukiman 87 n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
Perkebunan 84
e = presisi yang ditetapkan (0,1)
Fasilitas Sosial 38 4.2 Karakteristik responden
Fasilitas Umum 28 Dari 100 Kuisioner yang disebarkan, sebanyak 100
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2015
yang dikembalikan dan yang digunakan untuk
analisa data lebih lanjut adalah sebanyak 100
Jenis pemanfaatan lahan didominasi oleh lahan kuisioner.Kemudian data – data dari hasil
perumahan dan permukiman yang sebagian besar kuisioner yang diperoleh tersebut dikelompokkan
dipakai oleh masyarakat Desa Sifnane, diikuti sesuai dengan jenis pertanyaan, sehingga
dengan lahan perkebunan serta lahan untuk karakteristik keluarga yang bermukim di Desa
fasilitas sosial dan lahan untuk fasilitas umum. Sifnane dapat di identifikasikan sebagai berikut.

4.2.1 Jenis kelamin


Berdasarkan data hasil kuisioner yang telah
disebar di lokasi penelitian menunjukan bahwa
karakteristik responden menurut jenis kelamin
yang terbanyak adalah responden Laki-laki
sebanyak 83 orang dengan prensentase 83%,
sedangkan yang terendah adalah perempuan
Gambar 4.2 Peta Pemanfaatan Lahan Desa Sifnane Tahun 2008
Sumber : Hasil Analisis
sebanyak 17 orang dengan presentase 17%.
Berikut data yang di sajikan dalam bentuk diagram

Jenis kelamin
17%
Laki - laki
Perempuan
83%
Gambar 4.3 Peta Pemanfaatan Lahan Desa Sifnane Tahun 2013
Sumber : Hasil Analisis Gambar 4.3 Diagram Karakteristik Responden berdasarkan
Jenis Kelamin
(Sumber : Hasil Analisis 2015)

4.2.2 Klasifikasi umur


Dari hasil sebaran kuisioner di kawasan penelitian
dapat dilihat pada diagram terlihat bahwa

116
karakteristik respondenterbanyak berusia antara 41 Jumlah anggota keluarga yang bekerja berdasarkan
– 50 tahun. responden dapat dilihat pada diagram di bawah
ini.
Karakteristik responden berdasarkan
Klasifikasi Umur
Anggota keluarga yang bekerja
11% 14% 36-40 TAHUN
16%
22% 41-45 TAHUN 37%
18% 63% 2
19% 46-50 TAHUN
>2
51-55 TAHUN
Gambar 4.4 Diagram Karakteristik Responden berdasarkan
Klasifikasi Umur
(Sumber : Hasil Analisis 2015) Gambar 4.7Diagram Karakteristik Responden berdasarkan
Anggota keluarga yang bekerja
4.2.3 Identifikasi Tingkat pendidikan (Sumber : Hasil Analisis 2015)
Dilihat dari tingkat pendidikan penduduk Desa
Sifnane secara umum maka sebesar 44% 4.2.6 Identifikasi Lama berdominsili
berpendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas), Karakteristik masyarakat berdasarkan lama
sedangkan penduduk yang tingkat pendidikan berdominsili dapat dilihat pada diagram di bawah
rendah yaitu S2 sebanyak 4%. Pada tabel 4.13 ini.
menunjukan tingkat pendidikan dari hasil survey
. Lama Berdomisili
Tingkat Pendidikan
4% 12% 100% <5
25% 15% SD
>5
SMP
44% SMA
Gambar 4.8Diagram Karakteristik Masyarakat Berdasarkan
S1
Lama Berdomisili
(Sumber : Hasil Analisis 2015)
Gambar 4.5Tingkat Pendidikan di Desa Sifnane
(Sumber : Hasil Analisis 2015) 4.2.7 Identifikasi Jenis pekerjaan
Karakteristik masyarakat berdasarkan jenis
4.2.4 Identifikasi Jumlah anggota keluarga /
pekerjaan dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Jumlah tanggungan keluarga

Dari hasil pembagian kuisioner di Desa Sifnane, Jenis pekerjaan


rumah yang di huni 4 – 6 orang anggota keluarga
mempunyai presentase terbesar (48%), sedangkan 5% PNS
31%
rumah yang dihuni 7 – 10 orang anggota keluarga 43% SWASTA
mempunyai presentase terkecil (13%).Berikut
disajikan dalam bentuk diagram : 4% BURUH
17%
PETANI
Jumlah Anggota Keluarga Gambar 4.9 Diagram Karakteristik masyarakat berdasarkan
jenis pekerjaan
13% 1-3 orang (Sumber : Hasil Analisis 2015)
39% 4-6 orang 4.2.8 Identifikasi Pekerjaan sampingan
48% 7-10 orang Karakteristik masyarakat berdasarkan jenis
pekerjaan sampingan dapat dilihat diagram di
bawah ini
Gambar 4.6Jumlah anggota keluarga
(Sumber : Hasil Analisis 2015)

4.2.5 Identifikasi Jumlah anggota keluarga


yang bekerja Pekerjaan sampingan
HONORER
117 7% 8% 3%
11%
SWASTA
20% PETANI
51%
NELAYAN
Gambar 4.10 Diagram Karakteristik masyarakat berdasarkan
pekerjaan sampingan Gambar 4.13Karakteristik masyarakat berdasarkan alih fungsi
(Sumber : Hasil Analisis 2015) lahan
(Sumber : Hasil Analisis 2015)
4.2.9 Identifikasi jumlah pendapatan 4.4 Pendapat masyarakat terhadap adanya
Dari hasil survey telihat bahwa mayoritas pengaruh wilayah Kota Saumlaki
penduduk Desa Sifnane (45%) berpenghasilan Rp terhadap Desa Sifnane
1.000.000 – Rp 2.500.000. sedangkan penduduk Dari hasil yang didapat di lapangan berdasarkan
Desa Sifnane berpenghasilan dalam jumlah lain hasil kuisioner menyatakan bahwa sebanyak 83
hanya sebesar 23%. Berikut di sajikan dalam orang responden dengan presentase 83% yang
bentuk diagram paling banyak beranggapan pengaruh dari
Jumlah pendapatan masyarakat
perkembangan wilayah Kota Saumlaki terhadap
perbulan Desa Sifnane berdampak Positif (baik) dan
Rp 1.000.000 - sebanyak 17 orang responden yang beranggapan
Rp 2.500.000 Negatif (buruk).Berikut disajikan dalam bentuk
23%
45% >Rp 5.000.000
tabel.
32% Tabel 4.6 Pendapat masyarakat terhadap adanya
pengaruh wilayah Kota Saumlaki terhadap Desa Sifnane
JUMLAH LAIN N Tanggapan Tentang Respond Presenta
O Adanya en se
Perkembangan
Gambar 4.11 Diagram Karakteristik masyarakat berdasarkan
Wilayah
pendapatan rata – rata masyarakat perbulan
(Sumber : Hasil Analisis 2015) 1 Negatif 17 17%
4.2.10 Identifikasi jumlah pendapatan dari
2 Positif 83 83%
pekerjaan sampingan
Karakteristik masyarakat berdasarkan pendapatan TOTAL 100 100%
rata – rata masyarakat dari pekerjaan sampingan
perbulan dapat dilihat pada diagram di bawah ini Sumber : Hasil Analisis 2015

4.5 Analisis Koefisien Korelasi Pearson (r)


Karakteristik masyarakat berdasarkan 4.5.1 Analisis Korelasi Mata Pencaharian
pendapatan rata – rata masyarakat dari dengan Pola Pemanfaatan Lahan
pekerjaan sampingan perbulan
Dalam hal ini Analisis korelasi Person (r)
24% digunakan untuk menguji hubungan antara pola
23% <Rp 500.00.,- mata pencaharian di Desa Sifnane sebagai variabel
(X) dengan Pola pemanfaatan lahan di Desa
53% >Rp 500. Sifnane sebagai variabel (Y). Berikut ini di sajikan
000.,- dalam bentuk tabel analisis dengan dua variabel,
yaitu Variabel (X) Pekerjaan / Mata Pencaharian
Gambar 4.12 Diagram Karakteristik pendapatan masyarakat dan Variabel (Y) Pola Pemanfaata lahan.
dari pekerjaan sampingan
(Sumber : Hasil Analisis 2015) 1) Analisis Variabel (X)
4.3 Karakteristik masyarakat berdasarkan Input analisis variabel X ini adalah pekerjaan /
alih fungsi lahan mata pencaharian yang menjadi sampel untuk
Karakteristik masyarakat berdasarkan alih fungsi menguji hubungan antara variabel X dan Y.
lahan dapat dilihat pada diagram di bawah ini
Berdasarkan Input analisis variabel (X) dapat
di lihat pada tabel 4.26 dari 100 responden yang di
Karakteristik masyarakat
berdasarkan alih fungsi lahan
118
PASAR
12% 15%
JALAN
10%
PERKANTORAN
data masing – masing untuk yang bermata  Ho : r = 0
pencaharian dari petani dan tetap petani di beri  Ha : r ≠ 0
skore 2, sedangkan untuk yang c. Tabel penolong sebagai berikut :
bermatapencaharian dari petani ke non petani
seperti swasta, buruh, nelayan dan lain – lain di d. Perhitungan Untuk Mencari Nilai Korelasi
beri skor 4. Perhitungan untuk mencari nilai korelasi dari
 Petani : 2 variabel (X) pekerjaan / pola mata pencaharian dan
 Non petani : 4 variabel (Y) pola pemanfaatan lahan menggunakan
Analisis Koefisien Pearson (r)
Variabel (X) Pekerjaan
Nilai r :
120  Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil adalah -
100 1. r = +1 menunjukan hubungan positif
80 sempurna, sedangkan r = -1 menunjukan
60 Sebelum
hubungan negatif sempurna.
40  r tidak memmpunyai satuan atau dimensi. Tanda
20 Sesudah + atau – hanya menunjukan arah hubungan.
0 Interpretasi nilai r adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7 Tabel Pedoman Umum Dalam Menentukan
Petani Non Petani Kriteria Korelasi
r Kriteria Korelasi
Gambar 4.14Variabel (X) Pekerjaan 0 Tidak berkorelasi
(Sumber : Hasil Analisis 2015)
0.01 – 0.02 Korelasi sangat rendah
2) Analisis Variabel (Y) 0,21 – 0,40 Rendah
Input analisis variabel Y ini adalah lahan / pola 0,41 – 0, 60 Agak rendah
pemanfaatan lahan yang menjadi sampel untuk 0,61 – 0,80 Cukup
menguji hubungan antara variabel X dan Y. 0,81 – 0,99 Tinggi
1 Sangat tingggi
Berdasarkan Input analisis variabel (Y) dapat di d. Menghitung nilai korelasi r :
lihat pada tabel 4.27 dari 100 responden yang di
data, masing – masing untuk yang memiliki sisa 𝒏 𝚺𝒙𝒚 −∁𝚺𝒙 .𝚺𝐲)
Rumus : r=
lahan pertanian sesudah terbangun dengan [𝐧 𝚺𝒙𝟐 − 𝚺𝐱 𝟐 ] [𝒏 𝚺𝒚𝟐 − 𝚺𝐲 𝟐 ]
presentase :
100 2.080 −∁360 .540)
Lahan sesudah terbangun : r=
[100 . 1.360− 360 2 ] [100 . 3.314− 540 2 ]
 31% - 40% = Skor 1
 41% - 50% = Skor 2
208.000−194.400
 51% - 60% = Skor 3 r= 136.000− 129.600 . 331.400−291.600
 61% - 70% = Skor 4
13.600
 71% - 80% = Skor 5 r=
6.400 (39.800
 81% - 90% = Skor 6 )
 91% - 100 = Skor 7
13.600
r=
254.720.000
3) Pengujian Korelasi
Koefisien Korelasi Pearson (r)
13.600
a. Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat = 15959
 Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif dan = 0,85
signifikan antara variabel Pekerjaan / mata e. Kaidah pengujian
pencaharian dengan Pola pemanfaatan lahan.  Jika − 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ≤ 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho
 Ha : Terdapat hubungan yang positif dan diterima
signifikan antara variabel Pekerjaan /  Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho ditolak
matapencaharian dengan Pola pemanfaatan
f. Menghitung 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
lahan.
b. Membuat hipotesis dalam bentuk model 1. Tahapan menghitung nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
statistik

119
𝒓 𝒏−𝟐 dengan interpretasi tinggi, sedangkan untuk yang
Rumus : 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 = 𝟏− (𝒓)𝟐
bermata pencaharian dari petani ke non petani
0,85 100−2 seperti swasta di beri ranking 1 dengan kriteria
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = korelasi sangat tinggi, buruh di beri ranking 4
1− (0,85)2
dengan kriteria korelasi agak rendah, nelayan di
8,42
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = 12,2 beri ranking 5 dengan kriteria korelasi rendah,
0,69
g. Menghitung nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berternak di beri ranking 6 dengan kriteria korelasi
sangat rendah dan honorer di beri ranking 3
Nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dapat dicari dengan menggunakan dengan kriteria korelasi cukup.
tebel distribusi t dengan cara, taraf signifikan 𝛼 =
0,05. Kemudian dicari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada tabel distribusi 2. Analisis variabel (Y) Pola Pemanfaatan
studenta t dengan ketentuan db = n – 2, db = 100 – Lahan
2 = 98. Sehingga 𝑡𝛼 . 𝑑𝑏 = 𝑡0,05 .98 = 4,5 Input analisis variabel X ini adalah pekerjaan /
mata pencaharian yang menjadi sampel untuk
h. Membandingkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 menguji hubungan antara variabel X dan Y.
Berdasarkan Input analisis variabel (Y) dapat di
Tujuan membandingkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 adalah lihat pada tabel dari 100 responden yang di data,
untuk mengetahui apakah Ho ditolak atau di masing – masing untuk yang memiliki sisa lahan
terima berdasarkan kaidah pengujian diatas. pertanian sesudah terbangun dengan presentase :
Ternyata 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 12,2> = 4,5 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho di Lahan sesudah terbangun :
tolak. Jadi terdapat hubungan yang positif dan  50% = Ranking 6
signifikan antara variabel Pekerjaan / mata  65% = Ranking 5
pencaharian dengan Pola pemanfaatan  75% = Ranking 4
lahan.Berdasarkan uji Analisis Korelasi Person  80% = Ranking 3
diatas menyatakan bahwa terdapat hubungan yang  90% = Ranking 2
positif dan signifikan antara variabel Pekerjaan /  100% = Ranking 1
mata pencaharian dengan Pola Pemanfaatan lahan 3. Berikut tersaji data hasil pengukuran
di Desa Sifnane. Positif dan signifikan di artikan terhadap variabel X dan Y. Data hasil
arah hubungannya searah, yaitu adanya perubahan pengukuran berskala ordinal sebagai
mata pencaharian di Desa Sifnane karena terjadi berikut
penyempitan lahan pertanian penduduk desa,
dimana dulunya merupakan lahan pertanian sudah Penyelesaian :
beralihfungsi menjadi daerah terbangun seiring
perkembangan wilayah yang terjadi. Permasalahan :
Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah ada
4.6 Analisis Korelasi Rank Spearman (Rho) hubungan antara variabel X dan variabel Y.
Dalam hal ini Analisis korelasi Rank Spearman
(Rho) digunakan untuk menguji hubungan antara Hipotesis :
pola mata pencaharian di Desa Sifnane sebagai H1 : ada hubungan antara variabel X dan variabel
variabel (X) dengan Pola pemanfaatan lahan di Y
Desa Sifnane sebagai variabel (Y). Berikut ini di H0 : tidak ada hubungan antara variabel X dan
sajikan dalam bentuk tabel analisis dengan dua variabel Y
variabel, yaitu Variabel (X) Pekerjaan / Mata Justifikasi :
Pencaharian dan Variabel (Y) Pola Pemanfaata Dalam analisis ini dipilih tes Rho Spearman sebab
lahan. tes ini berfungsi untuk mengetahui hubungan
antara X dan Y, arah hubungan dan kekuatan
1. Analisis variabel (X) Mata Pencaharian hubungannnya.
Input analisis variabel X ini adalah pekerjaan / 6 ∑d² 6 x 349
mata pencaharian yang menjadi sampel untuk Rho = 1 – =1– = 0,997
menguji hubungan antara variabel X dan Y. N ( N² - 1) 100 (100²-1)
Jadi :
Berdasarkan Input analisis variabel (X) dapat di 1. Ada hubungan signifikan antara X dan Y pada
lihat pada tabel dari 100 responden yang di data alpha 5%
masing – masing untuk yang bermata pencaharian 2. Kekuatan hubungan sangat kuat
dari petani dan tetap petani di beri ranking 2 3. Arah hubungan positif

120
Berdasarkan uji analisis korelasi Rank Spearman 2. Pola pemanfaatan lahan di wilayah penelitian
diatas menyatakan bahwa ada hubungan signifikan yaitu Desa Sifnane mengalami degradasi
antara variabel (X) Pekerjaan / mata pencaharian luasan, dari lahan pertanian menjadi lahan
dengan variabel (Y) Pola Pemanfaatan lahan di terbangun. Berdasarkan hasil observasi dan
Desa Sifnane pada alpha 5%. Positif di artikan survey lapangan di dapati bahwa lahan
arah hubungannya searah, yaitu adanya perubahan pertanian masyarakat sebagai tempat kegiatana
mata pencaharian di Desa Sifnane karena terjadi bertani telah beralih fungsi menjadi lahan
penyempitan lahan pertanian penduduk desa, terbangun seperi jaringan jalan, fasilitas umum
dimana dulunya merupakan lahan pertanian sudah dan fasilitas sosial, yang memanfaatkan
beralihfungsi menjadi daerah terbagun seiring sebagian besar bahkan semua dari luas lahan
perkembangan wilayah yang terjadi. pertanian masyarakat.
3. Dari hasil statistik dengan menggunakan
4.7 Pembahasan Keseluruhan statistik sederhana yaitu Analisis Pearson (r)
Dari hasil analisis dengan menggunakan uji dan Analisis Korelasi Rank Sperman (Rho) atas
korelasi Analisis Person (r) dan uji Korelasi Rank sejumlah variabel, menunjukan kecenderungan
Spearman di atas menyatakan bahwa terdapat kenaikan pada titik optimum yaitu kenaikan
hubungan yang positif dan signifikan antara tutupan lahan yang terencana dengan perubahan
variabel (X) Mata Pencaharian dan variabel (Y) mata pencaharian masyarakat. Kenaikan
Pola Pemanfaatan Lahan untuk Desa Sifnane. pemanfaatan lahan di ikuti perubahan pola mata
pencaharian masyarakat, dapat terlihat dari
Dimana arah hubungan searah antara mata penggunaan lahan pertanian yang mengalami
pencaharian dan pola pemanfaatan lahan yang degradasi luasan, dari lahan pertanian menjadi
sangat tinggi, yaitu terjadi perubahan pola mata lahan terbangun dan pola mata pencaharian
pencaharian dengan pola pemanfaatan lahan di masyarakat yang mengalami perubahan, dari
desa Sifnane di akibatkan oleh adanya pertanian ke non pertanian.
penyempitan lahan yang terjadi karena
perkembangan wilayah Kota Saumlaki ke daerah
5.2 Rekomendasi
peri urban. Berdasarkan seluruh hasil penelitian, berikut
Kenaikan pemanfaatan lahan di ikuti perubahan beberapa rekomendasi yang dapat diajukan penulis
pola mata pencaharian masyarakat, dapat terlihat :
dari penggunaan lahan pertanian yang mengalami 1. Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat
degradasi luasan, dari lahan pertanian menjadi dan pemerintah Desa Sifnane perlu menetapkan
lahan terbangun dan pola mata pencaharian regulasi terhadap alih fungsi lahan produktif di
masyarakat yang mengalami perubahan, dari wilayah peri urban. Para petani juga perlu
pertanian ke non pertanian. diberi pendampingan agar tetap
mempertahankan lahan pertanian dengan
V PENUTUP berbagai kemudahan yang diberikan oleh
5.1 Kesimpulan pemerintah.
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab 2. Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat
sebelumnya, diperoleh kesimpulan dari penelitian dan pemerintah Desa Sifnane perlu bekerja
ini, yaitu sebagai berikut : sama dalam memberdayakan masyarakat Desa
Sifnane dengan bebagai kegiatan pelatihan,
1. Pola mata pencaharian masyarakat di Desa agar masyarakat mampu bersaing diera global
Sifnane, sebagian besar sebagai petani. Setelah yang semakin berkembang. Sebaiknya
melakukan observasi lapangan serta pembagian dilakukan juga sosialisai tentang bagaimana
kuisioner pada 100 orang responden yang masyarakat membaca peluang pekerjaan
dianggap mampu dan memiliki pengetahuan terhadap pembangunan Kabupaten Maluku
tinggi terhadap kawasan penelitian, Tenggara Barat ke depannya.
menunjukan bahwa pola mata pencaharian 3. Penelitian lain dapat lebih mengembangkan dan
masyarakat di Desa Sifnane telah mengalami memperdalam objek kajian yang kurang
perubahan yang sangat signifikan, yaitu disinggungkan dalam penelitian ini, terutama
perubahan mata pencaharian masyarakat dari mengenai aspek lingkungan abiotik dan biotik,
petani ke non petani. Akibat dari perkembangan seperti pencemaran air, udara, tanah, dan
fisik Kota Saumlaki yang telah menjalar ke keanekaragaman hayati di wilayah peri urban
wilayah peri urban yakni Desa Sifnane. akibat perkembangan kota.

121
DAFTAR PUSTAKA Definisi masyarakat “Diakses tanggal 15
Arsyad, Sitanala. (1989). Konservasi Tanah dan September
Air.Bogor. IPB 2015http://definisimu.blogspot.com/2012/09/
Jayadinata T Jayadinata,(1986). Tata Guna Tanah definisi-masyarakat.html
Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan
dan Wilayah,Penerbit ITB, Bandung. Definisi Masyarakat Menurut Para Ahli “Diakses
Lillesand dan Kiefer.1990. Pengideraan Jauh dan tanggal 15 September 2015
Interpretasi Citra.(Alih Bahasa oleh http://www.apapengertianahli.com/2014/09/p
Dulbahri).Yogyakarta: Gadjah Mada engertian-masyarakat-menurut-para-ahli.html
University Press. Definisi struktur dan manfaat wawancara “Diakses
Mason, R.D & Douglas A. Lind.(1996). Teknik tanggal 27 Mey
Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi.Penerbit 2016.http://www.galeripustaka.com/2013/03/
Erlangga, Jakarta. definisi-struktur-dan-manfaat
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. (1991). wawancara.html
Kemampuan dan Kesesuain Lahan : Kemampuan Lahan “Diakses tanggal 15
Pengertian dan Penetapannya.Bogor September 2015
Siregan, S. (2013).Statistic Parametrik Untuk http://perencanaankota.blogspot.co.id/2013/1
Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan 2/perbedaan-kemampuan-lahan-dan.html
Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS KORELASIOLEH: JONATHAN SARWONO
Versi 17.Jakarta. “Diakses tanggal 16 Mei 2016
Usman, H. dan R. Purnomo Setiady Akbar.(2000). http://www.jonathansarwono.info/korelasi/ko
Pengantar Statistika.Jakarta : Bumi Aksara. relasi.htm
Yunus H.S. (2008). Dinamika Wilayah Peri – Macam – macam Mata Pencaharian “Diakses
Urban Determinan Masa Depan Kota. tanggal 27 Mey 2016.http://ebenzezher-
Yogyakarta. ebenzezher.blogspot.co.id/2014/03/macam-
macam-mata-pencaharian-penduduk.html
Kebijakan dan Peraturan Terkait :
BAPEDA. 2010. Peta Kabupaten Maluku Mattjik & Sumertajaya. (2000). Teknik Analisis
Tenggara Barat. Saumlaki. Korelasi (Statistika Pendidikan) “Diakses
BPS. 2013. Sifnane Dalam Angka. Kabupaten tanggal 16 Mei 2016
Maluku Tenggara Barat. https://badrirohman.wordpress.com/2015/01
BPS. 2014. Sifnane Dalam Angka. Kabupaten Uji Korelasi Spearman rho atau Rank Spearman
Maluku Tenggara Barat. “Diakses tanggal 2 Maret
2016.https://www.google.com/urltu.laporanp
Artikel dari Internet : enelitian.com/2015/05/67.htm
Definisi Aktifitas “Diakses tanggal 15 September
2015 dari http://mugironiggi.blogspot.co.id/ Uji Korelasi Pearson “Diakses tanggal 2 Maret
Definisi Desa “Diakses tanggal 15 September 2016
2015 dari https://core.ac.uk/download/files/379/117072
http://awaliyahhasanah.blogspot.com/2013/06 82.pdf
/definisi-desa-kota-pedesaan dan.html
Definisi Korelasi “Diakses tanggal 15 September
2015 dari
http://darylagustian.blogspot.co.id/2012/04/de
finisi-korelasi.html
Definisi Sistem ”Diakses tanggal 15 September
2015 dari
http://jagatsisteminformasi.blogspot.co.id/201
3/05/pengertian-dan-definisi%20sistem.html

Definisi Lahan “Diakses tanggal 15 September


2015
http://www.artikelsiana.com/2014/11/pengerti
an-lahan-definisi-penjelasan-arti.html

122

Anda mungkin juga menyukai