Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya alam merupakan sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera. Sumber
daya alam terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain
sebagainya, dimana sumberdaya alam ada yang dapat di perbaharui maupun yang tidak dapat
diperbaharui. Indonesia merupakan negara dengan keragaman sumberdaya alam yang
melimpah dengan dilewati oleh garis katulistiwa yang menjadikan wilayah Indonesia
memiliki iklim tropis, sehingga berdampak pada luasnya hutan hujan tropis yang tersebar di
berbagai wilayah Indonesia, selain itu Negara Indonesia memilik banyak gunung api yang
masih aktif berdampak pada kesuburan tanah, Indonesia juga dihimpit oleh dua samudera
menambah keragamannya sumber hayati yang tersedia. Melimpahnya sumber daya alam
yang tersedia belum banyak dimanfaatkan secara menyeluruh oleh berbagai pihak. Dimana
pembangunana yang semakin meningkat, dan diiringi dengan bertambahnya jumlah
penduduk yang berdapak pada peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap sumber daya
yang semakin meningkat.

Kebutuhan manusia yang semakin beragam dan meningkatnya jumlah penduduk


menjadikan meningkatnya kebutuhan dan semakin beragamnya kebutuhan hidup,
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan beberapa peluang usaha oleh
mereka yang peka terhadap perubahan dan dalam pengolahan hasil bumi yang ada di sekitar
lingkungan dengan munculnya industri-industri, mulai dari industri pangan, industri
pengolahhan, sampai industri pemenuhan kebutuhan lainnya. Pembangunan di berbagai
sektor industri-industri, seperti sektor pertanian dan pertambangan, serta kelautan yang
memiliki peluang besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Pembangunan sektor
industri pengolahan (manufaktucturing industri) sering mendapat prioritas utama di dalam
perencanaan pembangunana yang dominan diterapkan oleh negara berkembang. Hal ini di
karenakan sektor industri pengolahan banyak dianggap sebagai perintis pembangunana (Wie,
1988: 17). Dengan kebijakan pembangunan didalam sektor industri yang mengarah pada
petumbuhan industri- industri yang memiliki peluang besar dalam perekonomian Indonesia
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984, industri adalah suatu kegiatan


perekonomian yang bertujuan untuk mengolah dari bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang yang siap jual dengan nilai yang lebih
tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan perancangan dan perekayasaan industri.
Industri di Indoneisa sangat beragam, mulai dari industri pangan, industri tambang industri
pengolahhan, sampai industri pemenuhan kebutuhan lainnya industri pengolahan merupakan
hal yang lazim dalam hal perekonomian di Indonesia. Hal ini sebagai sumber ekonomi
masyarakat sektor informal yang dimanfaatkan secara mudah dengan mengandalkan sumber
daya alam yang terdapat di lingkungan tempat tinggal. Untuk memanfaatkan sumber daya
khususnya dalam pengelolahan pertambangan dibutuhkan usaha dan sumber daya dari
manusia yang turut menyumbang terselenggaranya sistem perekonomian. Masyarakat
terhubung dan bekerjasama ketika menghadapi suatu usaha bersama, seperti halnya dalam
pengolahan tambang dan sumber daya yang dikelola secara kerakyatan untuk kepentingan
bersama dan sebagai modal dalam pertumbuhan gerak ekonomi masyarakat setempat.
Industri yang bergerak di dalam masyarakat salah satunya adalah industri pengolahan.
Industri pengolahan merupakan kegiatan ekonomi yang yang memiliki fungsi mengubah
suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan menjadi barang jadi, dan atau
barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai akhir,
termasuk dalam kegiatan industri adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan.

Kabupaten Gowa adalah salah satu Kabupaten di provensi Sulawesi Selatan, Indonesia
yang memiliki Luas Wilayah 1.883,33 km² . Secara geografis, Kabupaten Gowa terletak di
5°33’ – 5°34’ Lintang Selatan dan 120°38’ – 120°33’ Bujur Timur. Kabupaten Gowa sendiri
berada pada wilayah yang berbatasan langsung dengan beberapa kabupaten/kota diantaranya
adalah Kota Makassar, Kabupaten Maros,dan Kabupaten Bone di sebelah Utara, Kabupaten
Bantaeng, Kabupaten Sinjai, dan Kabupaten Jeneponto di sebelah Timur, Kabupaten Takalar,
dan Kota Makassar sebelah Barat dan Kabupaten Takalar, dan kota Makassar di sebelah
Selatan. Secara administratif, Kabupaten Gowa terbagi menjadi 18 Kecamatan dengan
Sungguminasa sebagai Ibu kota kabupaten.

Kecamatan Somba Opu merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Gowa yang


memiliki luas wilayah 28,09 km2 dan terbagi atas 14 kelurahan yang terdiri dari kelurahan
Sungguminahasa, kelurahan Bonto-bontoa, kelurahan Batangkaluku, kelurahan
Tompobalang, kelurahan Katangka, kelurahan Pandang-Pandang, kelurahan Tombolo,
kelurahan Kalegowa, kelurahan Samata, kelurahan Romang Polong, kelurahan Paccinongan,
kelurahan Tamarunang, dan Kelurahan Bontoramba, Kelurahan Mawang. Kecamatan
Somba Opu merupakan salah
satu kecamatan di kabupaten Gowa yang memiliki potensi wilayah terhadap sektor pertanian
dan perkebunan, sektor pariwisata, maupun sektor perdagangan jasa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Karakteristik Wilayah Kecamatan Somba Opu?
2. Apa saja potensi wilayah Kecamatan Somba Opu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Karakteristik Wilayah Kecamatan Somba Opu
2. Untuk mengetahui potensi wilayah Kecamatan Somba Opu
D. Kerangka Pikir

Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Somba Opu adalah kecamatan yang berada di


wilayah kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia

Tingkat kepadatan Somba Opu adalah


penduduk sebesar 4.632, kecamatan yang berada di
Provinsi Sulawesi Selatan, wilayah kabupaten Gowa,
Provinsi Sulawesi Selatan,
Jumlah penduduk Indonesia
kecamatan somba opu,
130.126 jiw

Potensi di Kecamatan Ruang Lingkup Sumber


Somba Opu yaitu sektor Daya Alam
pertanian dan perkebunan,
sektor pariwisata, maupun
sektor peternakan
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka harus meninjau seluruh permasalahan penelitian,sehingga dapat


mendukung pembahasan dan pemecahan permasalahan secara tuntas. Ini dapat
berkaitan dengan memanfaatkan berbagai sumber pustaka yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian, misalnya dari buku teks, laporan penelitian, jurnal dan
sumber-sumber yang berupa media masa lainnya.24 Rancangan penelitian yang baik
perlu menyertakan hasil kajian penulusuran bahan-bahan kepustakaan.

Kajian pustaka adalah salah satu bagian penting dari keseluruhan langkah-
langkah metode penelitian. Menurut Cooper dalam Creswell (2010) mengemukakan
bahwa kajian pustaka memiliki beberapa tujuan yakni; menginformasikan kepada
pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang
dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, dan
mengisi celah-celah dalam penelitianpenelitian sebelumnya (Creswell, 2010).

Pada bagian ini berisi kajian teoretis, penelitian yang relevan, dan kerangka
pikir. Pada bagian kajian teoretis berisi uraian teori tentang deskripsi bercerita dan
media buku harian. Pada bagian penelitian yang relevan berisi penelitian terdahulu
yang relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Pada bagian
kerangka pikir berisi uraian rinci pencapaian tujuan akhir penelitian.

Kota adalah pemukiman yang berpenduduk relatif besar, luas areal terbatas, pada
umunya bersifat nonagraris, kepadatan penduduk relatif tinggi, tempat sekelompok
orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal dalam suatu wilayah geografis
tertentu, cenderung berpola hubungan rasional, ekonomis, dan individualis.
Sedangkan pengertian perkotaan dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, perkotaan adalah wilayah yang memiliki kegiatan utama
bukan pertanian. Menurut Bintarto, kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan
kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai
dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis. Masyarakat kota
terdiri atas penduduk asli daerah tersebut dan pendatang. Dilihat dari jumlah
penduduknya, kota memiliki lima klasifikasi yang terbagi dalam:
1. Kota kecil, memiliki jumlah penduduk 20.000 hingga 50.000 jiwa.

2. Kota sedang, memiliki jumlah penduduk 50.000 sampai 100.000 jiwa.

3. Kota besar, memiliki jumlah penduduk 100.000 sampai 1 juta jiwa.

4. Kota metropolitan, memiliki jumlah penduduk 1-5 juta jiwa.

5. Kota megapolitan, memiliki jumlah penduduk lebih dari 5 juta jiwa.

Kota memiliki ciri-ciri yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu:

1. Fisik kota

Dilihat dari fisiknya, kota dikelompokkan menjadi beberapa, yakni:

a) Memiliki daerah terbuka yang digunakan sebagai open space atau paru-paru
kota

b) Memiliki gedung pemerintahan

c) Memiliki gedung perkantoran dan hiburan memiliki sarana olahraga

d) Memiliki alun-alun memiliki lahan parkir

e) Memiliki kompleks hunian untuk masyarakat ekonomi rendah, sedang, dan elit

2. Masyarakat kota

Masyarakat kota memiliki beberapa ciri, yaitu:

a) Hubungan sosial yang bersifat gesselschaft

b) Memiliki segresi keruangan

c) Norma keagamaan tidak terlalu ketat

d) Penduduk memiliki sikap individualisme serta egois

e) Masyarakat kota memiliki pandangan hidup lebih rasional jika dibandingkan


masyarakat desa.

Sesuai Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, kota memiliki tiga fungsi:

1. Kota sebagai pusat pemerintahan

Perkembangan kota membutuhkan aparat dalam memberikan pelayanan kepada


masyarakat. Pelayanan tersebut baik bersifat pemenuhan kebutuhan hidup,
administratif, maupun kebutuhan sosial budaya. Kota digunakan sebagai pusat
pemerintahan dikenal sebagai ibu kota neara, ibu kota provinsi dan kabupaten atau
kota
2. Kota sebagai pusat pendidikan

Melihat dari sejarah, perkembangan sekolah-sekolah justru berada di wilayah


perkotaan, terutama kota-kota besar. Perkembangan sekolah di kota besar ini karena
terbatasnya kalangan yang bisa mengenyam pendidikan. Pada zaman penjajahan
Belanda dan Jepang hanya keturunan bangsawan yang bisa sekolah.

3. Kota sebagai pusat informasi

Untuk bisa mwujudkan pembangunan baik di kota maupun daerah, dibutuhkan


informasi yang cepat dan akurat. Masyarakat Desa Dengan infomasi yang cepat dan
akurat maka pembangunan pedesaan bisa terlaksana. Informasi yang masuk ke
wilayah pedesaan beragam dan kebanyakan berasal dari kota. Sehingga masyarakat
desa bisa mendapatkan pengaruh dari kemajuan yang sudah berkembang di kota.
Berbagai informasi yang berasal dari kota ke desa bisa dilakukan dengan berbagai
media, di antaranya majalah, koran, radio, televisi, dan internet. (Umamit, 2020).

Perencanaan kota pada hakekatnya merupakan konsiliasi berbagai kepentingan yang


ada di masyarakat, dimana para elit politik dan pemimpin hanya merancang political
judgement, sehingga perencanaan menjadi penyeimbang kepentingan dari berbagai
kelompok atau golongan yang ada di masyarakat kota. Perencanaan kota merupakan
salah satu kewenangan pemerintah dalam penataan ruang. Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) adalah wujud penyelenggaraan penataan ruang daerah kabupaten/kota yang
telah diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007. Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) seringkali tidak dapat dilaksanakan secara efisien dilapangan, karena
golongan masyarakat yang mampu atau mempunyai akses ke pengambil keputusan
berusaha sedemikian rupa untuk memanfaatkan ruang sesuai dengan kepentingan
mereka.

Teori perencanaan yang digunakan adalah model perencanaan yang dikemukakan


oleh Andreas Faludi, yaitu teori prosedural dan substantif. Dimana teori prosedural
seharusnya memiliki porsi yang lebih besar dalam menjalankan fungsinya. Sedangkan
teori substantif sebagai pendukung teori prosedural. Tetapi kenyataannya teori
substantif berperan lebih besar melalui metode analisis yang diserap oleh teori
prosedural. Beberapa ahli teori melakukan upaya untuk mengembangkan perspektif
baru terkait teori perencanaan. Salah satu upaya yaitu dengan memperhitungkan
pluralisasi teori yang dikemukakan oleh Nigel Taylor. Taylor membuat konsepsi
alternatif dalam upaya untuk beralih dari teori prosedural dan substantif. Dengan
menolak dualisme Faludi, Taylor menggantinya dengan menyoroti perbedaan antara
teori sosiologi (berdasarkan empiris) dan filosofis (ideologis dan normatif).
Pendekatan Taylor dikembangkan lagi oleh Cooke yang mengemukakan pendapat
bahwa teori prosedural dan substantif adalah salah dalam suatu dualisme. Cooke
mengemukakan tiga teori perencanaan dan hubungan spasial antara lain teori dari
proses pembangunan, teori dari proses perencanaan, dan teori-teori negara.

Pendapat yang dikemukakan oleh Taylor dan Cooke mendapatkan kritik dari
Yiftachel karena mereka dianggap bahwa :

a) Gagal dalam menjelaskan yang berkaitan dengan teori prosedural dan substantif

b) Penafsiran teori-teori yang tidak akurat, seolah- olah mereka bersaing dalam
menjelaskan fenomena umum

c) Tidak menetapkan batasan yang jelas untuk bidang penelitian perencanaan.

Upaya mengatasi hal tersebut, Yiftachel membingkai teori perencanaan menjadi tiga
pertanyaan antara laian perdebatan analitis (apakah perencanaan kota?); bentuk debat
perkotaan (apakah rencana perkotaan yang baik); dan perdebatan prosedural (apakah
proses perencanaan yang baik?). Yiftachel menyatakan bahwa tiga bentuk teori telah
dikembangkan saling melengkapi karena mereka dijalankan pada tingkat yang
berbeda dari proses sosial. Yiftachel menginterpretasikan sendiri dalam kerangka
teori substantif dan prosedural, sangat penting untuk memisahkan dua teori tersebut
karena: (a) teori prosedural terlalu banyak preskriptif sedangkan teori analitis jelas;
dan (b) dua teori tersebut tidak selalu berkaitan dengan fenomena atau permasalahan
yang sama. Perbedaan antara teori substantif dan prosedural diperkuat oleh Faludi dan
Yiftachel sepaham bahwa kedua teori tersebut diperlukan dalam perencanaan dan
tidak mendominasi satu sama lain. (Trivinata, 2016).
B. Landasan teori

1. Sumber Daya Alam

a. Definisi Sumber

Daya Alam Sumber Daya Alam (SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam
yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang tergolong
didalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai
jenis logam, air, tanah. Pemanfaatan sumber daya alam ditentukan berdasarkan kegunaan
sumber daya alam tersebut bagi manusia. Oleh karena itu, nilai suatu sumber daya alam
juga ditentukan oleh nilai kemanfaatannya bagi manusia. Misalnya lahan pertanian yang
subur dapat dijadikan daerah pertanian yang potensial. Manusia (penduduk) suatu negara
merupakan sumber daya bagi negara karena manusia dapat memberikan manfaat bagi
negaranya, seperti tenaga kerja, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi yang dapat
meningkatkan ekonomi negara.
Menurut Ahmad Heryawan, Sumber Daya Alam (SDA) merupakan tulang punggung
suatu wilayah yang dapat memberikan kontribusi terhadap PDRB dan juga kesejahteraan
masyarakat, seperti sektor pertanian dan perikanan yang akan mempengaruhinya. Dalam
pemanfaatan SDA melalui pembangunan senantiasa terjadi perubahan ekosistem yang
pada akhirnya memberi dampak positif (manfaat) ataupun dampak negatif (resiko)
terhadap manusia kembali. Semakin besar manfaat yang akan diupayakan, semakin besar
pula resiko yang ada ataupun muncul resiko baru.
Oleh karenanya ruang lingkup SDA adalah inventarisasi perencanaan,
pelaksanaan/pemanfaatan dan pengendalian/pengawasan. Pada dasarnya hanya SDA
yang dapat dipulihkan/diperbaharui (renewable) yang benar-benar dikelola. Sedangkan
SDA yang tidak dapat dipulihkan (non-renewable) hanya mengalami eksploitasi tidak
dapat dibina kembai. SDA berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang
dapat diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperharui. SDA yang dapat diperbaharui
ialah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak diekploitasi
berlebihan. SDA yang tidak dapat diperbaharui yaitu SDA yang jumlahnya terbatas
karena penggunaannya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila
digunakan secara terus menerus akan habis seperti contoh tumbuhan, hewan, mikro
organisme, sinar
matahari, angin, dan air. Kebutuhan SDA meningkat dikarenakan pertambahan penduduk
serta kemajuan pembangunan. SDA yang terbatas bahkan menurun.
b. Ruang Lingkup Sumber Daya Alam
Sumber daya alam menckup semua pemberian alam dibawah atau di atas bumi baik
yang biotik atau abiotik. Pengertian sumber daya alam meliputi sumber daya alam dan
sistem yang bermanfaat bagi manusia dalam hubungannya dengan teknologi, ekonomi,
dan keadaan sosial tertentu. Kemudian penggunaan sumber daya alam yaitu sebagai
konsumsi langsung, masukan untuk pengolahan, konsumsi untuk pengolahan lebih lanjut,
dan pengolahan sumber daya untuk tujuan bermacam-macam. Sumber daya alam dapat
dilihat dalam arti persediaan yang ada pada suat saat (research) atau aliran dari barang
sumber daya alam/jasa yang dihasilkan oleh persediaan sumber daya alam tersebut. Stok
atau reserve menunjukan apa yang diketahui tersedia bagi penggunaan sepanjang waktu,
sedangkan barang dan jasa menunjukan bahwa barang dasa sedang dimanfaatkan. Dapat
diperbaharuinya suatu sumber daya alam tergantung cara pengelolaan yang tidak merusak
karena beberapa perubahan, terhadap sumber daya alam tidak dapat dikembalikan lagi
(irrivisible).
Tersedianya sumber daya alam tergantung pada tersedianya teknologi, tingkat biaya
dan kendala sosial. Sumber daya alam harus dipandang sebagai bagian sistem secara luas.
Jangan sampai pengelolaan suatu sumber daya akan merusak jenis sumber daya lain.
c. Potensi Sumber Daya Alam Pertanian
Potensi adalah sebuah keutamaan atau keunggulan yang dimiliki oleh seseorang atau
daerah yang memiliki kemungkinan untuk dikembangkan dan bisa menjadi bermanfaat.
Potensi sumber daya alam yang terdapat di Lampung Timur yaitu pertanian. Pertanian
yang dimaksud ialah mencakup pertanian tanaman bahan makanan, kehutanan,
perkebunan, pereternakan dan perikanan. Sektor pertanian memiliki kewajiban untuk
memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonommi dan kesejahteraan rumah
tangga tani. Pertumbuhan dan kesejahteraan tersebut tergantung pada tingkat pendapatan
usaha tani dan surplus yang dihasilkan oleh sektor itu sendiri.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Data
Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni berupa data sekunder dan
data primer.
1. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari kantor instansi atau lembaga -
lembaga yang terkait serta data dari hasil penelitian sebelumnya yang sifatnya merupakan data
baku. Adapun data - data sekunder yakni :
a. Data kondisi fisik wilayah studi yang mencakup data administrasi wilayah, topografi,
kelerengan, geomorfologi, geologi, jenis tanah, hidrologi, klimatologi, tutupan lahan, dan
penggunaan lahan.
b. Data arah kebijakan pembangunan daerah yang mencakup RPJPD (Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah), RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), dan
RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah).
c. Data demografi yang mencakup jumlah dan data penduduk lima tahun terakhir, penduduk
berdasarkan jenis kelamin, penduduk berdasarkan usia, penduduk berdasarkan tingkat
pendidikan, penduduk berdasarkan mata pencaharian, dan penduduk berdasarkan agama.
d. Utilitas sarana dan prasarana. Adapun sarananya yang mencakup sarana perkantoran, sarana
pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana perdagangan dan jasa, sarana ruang
terbuka dan sarana industri. Adapun prasarananya yang mencakup jaringan jalan, jaringan
drainase, jaringan air minum, sistem pengolahan limbah, jaringan persampahan, jaringan
telekomunikasi dan jaringan listrik
e. Potensi sumber daya alam dan ekonomi yang mencakup potensi sumber daya alam,
produktifitas perkapita, produktifitas lahan, status kepemilikan lahan, dan nilai lahan.
2. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari penelitian langsung di lapangan. Data-
data tersebut seperti:
a. Kondisi fisik dasar lokasi penelitian (eksisting dan pola penggunaan lahan lokasi penelitian).
b. Utilitas Sarana dan Prasarana. Adapun sarananya yang mencakup sarana perkantoran, sarana
pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana perdagangan dan jasa, sarana ruang
terbuka dan sarana industri. Adapun prasarananya yang mencakup jaringan jalan, jaringan
drainase, jaringan air minum, sistem pengolahan limbah, jaringan persampahan, jaringan
telekomunikasi dan jaringan listrik.
c. Karakteristik Sosial yang menyangkut sistem sosial masyarakat dan budaya masyarakat.
d. Potensi sumber daya alam dan ekonomi yang mencakup potensi sumber daya alam,
produktifitas perkapita, produktifitas lahan, status kepemilikan lahan, dan nilai lahan.
Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Survei
Metode survei lapangan dilakukan untuk memperoleh data yang ada di lapangan atau
masyararakat secara langsung. Data diperoleh melalui wawancara atau observasi secara
langsung.
2. Observasi
Observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh data yang lebih akurat dan sekaligus
membandingkan atau mencocokkan data dari instansi terkait dengan data yang sebenarnya di
lapangan.
3. Dokumentasi
Metode ini merupakan cara pengumpulan data dengan menggunakan sumber-sumber
dokumenter berupa literatur/referensi, laporan penelitian serupa, bahan seminar ataupun jurnal.
4. Wawancara
Hal ini dilakukan dengan maksud mendengarkan tanggapan ataupun informasi -
informasi penting tentang daerah atau wilayah penelitian. Adapun data-data yang diperoleh dari
hasil wawancara yaitu data-data mengenai aspek sosial budaya dan aspek ekonomi wilayah
penelitian.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan oleh kelompok V berlokasi di setiap Kelurahan yang
ada di Kecamatan Somba Opu, dengan luas keseluruhan Wilayah Kecamatan Somba Opu yakni
28,09 km²

C. Metode Analisis Data


Adapun metode analisis dalam laporan analisis ini sebagai berikut:
1. Analisis Fisik Dasar
a. Kesesuaian lahan Metode yang dilakukan yaitu melakukan pembobotan curah hujan,
jenis tanah, dan kelerengan sesuai aturan SK Menteri Pertanian No. 837/ KPTS/ UM/ 11/
1980 dan No. 683/ KPTS/ UM/ 8/ 1981. Setelah itu, tahapan overlay dilakukan di GIS
sehingga menghasilkan angka yang diklasifikasikan ke dalam 3 kategori yaitu, kawasan
lindung, budidaya dan peyangga
b. Daya dukung lingkungan Berdasarkan peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam
Penataan Ruang Wilayah. DDL = (7 x DDLh) + (3 x DDA)
1) Daya dukung air
DDA = SA/DA
Keterengan
air SA = 10 x C x R x A
Keterangan: SA: Ketersediaan air (m3/tahun)
C: Koefisien limpasan tertimbang
R: Rata-rata curah hujan (mm/tahun)
A: Luas wilayah (Ha)
Kebutuhan air
DA = N x KHLA
N: Jumlah penduduk (jiwa)
KHLA: Kebutuhan air untuk
hidup layak (1,600
m3/kapita/tahun)
2) Daya dukung lahan
LTb = LB + Ltp
DDLB = a x Lw/Ltb
Keterangan:
DDLB: daya dukung lahan
untuk bangunan
LW: luas wilayah (Ha)
A: koefisien luas lahan
terbangun maksimal 70%
LTb: luas lahan terbangun (Ha)
LB: luas lahan bangunan (Ha)
LTP: luas lahan untuk infrastruktur = 10 % LB
2. Analisis Kependudukan
a. Proyeksi penduduk Perhitungan
1) Arithmetic rate of growth
Pertumbuhan penduduk secara arithmat adalah pertumbuhan penduduk
dengan jumlah (absolut number) adalah sama setiap tahun
Rumus:
Pn = P {1 + (r.n)}

Keterangan
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.
2) Geometrik
Perhitungan jumlah penduduk dengan rumus geometri ini menggunakan dasar
bunga majemuk pertumbuhan penduduk (bunga berbunga), yaitu:

Pn = P (1 + r)n
Keterangan:
Pn: Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P: Jumlah penduduk pada tahun awal.
r: Angka pertumbuhan penduduk.
n: Jangka waktu dalam tahun.
3) Eksponensial
Rumus:
Pn= P.er.n
Keterangan:
Pn: Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P: Jumlah penduduk pada tahun awal.
r: Angka pertumbuhan penduduk.
n: Jangka waktu dalam tahun.
e: Bilangan eksponensial = 2,7182818.
Circumflex(^)
Menggunakan rumus eksponensial:
Pn = Po. er.n

4) Ekstrapolasi
Rumus:
Pn= P0 + b.∅
Keterangan:
Pn: Jumlahpendudukyang akandiproyeksi
P0: Jumlahpenduduktahunakhir
b: Rata-rata pertumbuhanpenduduk
∅: Tahunproyeksi-Tahunakhir
b. IPM Indeks pembangunan manusia
Merupakan suatu indeks untuk mengukur tingkat perkembangan wilayah dilihat
dari perbandingan hidup dana angka harapan hidup, melek huruf, lama pendidikan, besar
konsumsi per kapita dari suatu wilayah.
3. Analisis Ekonomi
a. Struktur ekonomi Analisis struktur
Ekonomi digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan suatu sektor
terhadap PDRB Kecamatan Somba Opu. Struktur ekonomi per sektor diperoleh
melalui persentase perbandingan antara nilai PDRB ADHK tiap sektor dengan PDRB
ADHK total.
b. Sektor unggulan Karakteristik
Ekonomi Kecamatan Somba Opu juga dapat dilihat dari kedudukan sector
ekonomi unggulan dan potensi di Kabupaten Gowa. Penentuan sektor unggulan
dilakukan dengan metode Tipologi Klassen, Local Quotient, dan Shift Share.
c. Sarana dan prasarana Kebutuhan
PSU (Prasarana, Sarana Utilitas) standar kebutuhan sarana prasarana dihitung
berdasarkan SNI 03-1733-2004 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di
perkotaan dengan rumus sebagai berikut : Standar kebutuhan = jumlah penduduk per
kecamatan (jiwa) / jumlah penduduk pendukung
4. Analisis Struktur Ruang
Struktur ruang Analisis struktur ruang dilakukan menggunakan beberapa metode
untuk menggambarkan distribusi simpul-simpul pusat kegiatan dan permukiman.
Analisis struktur ruang dilakukan dengan tujuan utama gambaran hubungan keterkaitan
(linkage) pada pemanfaatan ruang yang ada denganperan pelayanan, kualitas
konektivitas, dan aksebilitas keterjangkauannya. Terdapat 3 kerangka piker utama dalam
analisis struktur ruang yaitu:
a. Evaluasi struktur/hirarki pusat-pusat kegiatan (ekonomi dan social)
b. Evaluasi jaringan dan konektivitas antara pusat kegiatan
c. Evaluasi ketersediaan infrastruktur (fasilitas umum dan fasilitas social) Analisis
Struktur ruang tersebut dilakukan dengan tahapan, yaitu:
a. Tinjaun relevansi kondisi eksisting dengan rencana struktur ruang pada dokumen
RTRW Kabupaten Takalar
b. Metode skalogram sebagai instrument penghitung ketersediaan sarana prasarana di
pusat-pusat kegiatan sebagai penentu hirarki pelayanan secara teoritis

Anda mungkin juga menyukai