Anda di halaman 1dari 45

Laporan Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Rumah merupakan hak dasar manusia dan merupakan pencerminan jati diri manusia dalam satu
kesatuan dan kebersamaan dengan lingkungan alamnya sebagaimana diamanatkan dalam pasal 28-h
UUD 1945. Perumahan juga mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak
dan kepribadian bangsa. Negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal
serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di dalam perumahan yangsehat, aman harmonis,
dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia.Pemerintah berperan dalam menyediakan dan
memberikan kemudahan serta bantuan
perumahan

dengan

mengacu

pada UU

No. 1

tahun

2011 tentang

Perumahan dan

KawasanPermukiman. Salah satu upaya Permerintah tersebut adalah melalui Kementerian


PekerjaanUmum dan Perumahan Rakyat menyelenggarakan rumah khusus. Rumah khusus
diselenggarakan oleh pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan khusus termasuk rumah bagi
pejabatdan/atau pegawai negeri dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas.Perencanaan Rumah
Khusus merupakan bagian yang intergal berupa perencanaan bangunan,besaran kavling,
perencanaan tapak, perencanaan kawasan, bahkan perencanaan lingkungantermasuk prasarana,
sarana dan utilitas umum. Pekerjaan Rencana Tapak dan DED Rumah Khusus ini
mempertimbangkan aspek berikut:
- menyesuaikan dengan kondisi alam dan kondisi budaya adat istiadat setempat termasuk
kearifan lokal;
- memperhatikan topografi dan kondisi lahan;
- menggali potensi lokal dan memberi inovasi;
- menggunakan teknologi sesuai dengan kondisi setempat, serta ramah lingkungan
- output berupa rumah dan lingkungan;
- outcome berupa peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat penghuni dan
sekitarnya.

1 | Laman

Laporan Pendahuluan
Cakupan pekerjaan untuk memperoleh lingkungan perumahan yang layak huni, sehat, harmonis dan
teratur serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat penghuni dengan mempertimbangkan
kualitas dan daya dukung lingkungan serta memperhatikan tata ruang wilayah dan kearifan lokal
setempat adalah:
- penyusunan site plan, block plan
- pembuatan DED prasarana, sarana dan utilitas
Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi:
- tahap persiapan
o pemahaman terhadap KAK
o penyusunan rencana pelaksanaan
o pembahasan laporan pendahuluan
- tahap pelaksanaan
o kegiatan survei ke lapangan
o focus group discussion
o penyusunan DED
o pembahasan konsep laporan akhir
o penyusunan laporan akhir

Maksud kegiatan ini adalah penyusunan Rencana Tapak dan DED Rumah Khusus yang dapat
menjadi acuan bagi penerima manfaat sebagai penghuni rumah khusus dan Pemerintah Daerah
atau instansi pemohon bantuan sebagai pengelola rusus. Tujuan kegiatan ini adalah terwujudnya
Rencana Tapak dan DED Rumah Khusus yang layak huni, sehat, harmonis dan teratur serta
mampu menunjang

pelaksanaan tugas yang mempertimbangkan kualitas dan daya dukung

lingkungan serta memperhatikan tata ruang wilayah dan kerarifan lokal setempat.
Indikator keluaran (kualitatif) adalah terselenggaranya kegiatan penyusunan Rencana Tapak
danDED Rumah Khusus. Keluaran (kuantitatif) berupa laporan pelaksanaan kegiatan berupa:
LaporanPendahuluan, Konsep Laporan Akhir, dan Laporan Akhir.
Hasil dari kegiatan ini adalah Buku Rencana Tapak dan DED Rumah Khusus memuat:
- rumusan tujuan, sasaran, dan visi kawasan
- analisis zona awal wilayah perancangan

2 | Laman

Laporan Pendahuluan
- kriteria perancangan
- prinsip perancangan
- komponen perancangan.
Buku ini juga menuangkan:
- tata guna lahan (land use) yang mewadahi aktivitas kegiatan dalam kawasan termasuk
kepadatan penduduk
- bentuk dan massa bangunan, meliputi intensitas bangunan, KDB, KLB, ketinggian
bangunan
- moda transportasi makro dan mikro
- sirkulasi kendaraan dan parkir
- ruang terbuka hijau dan pola tata hijau
- jalur pejalan kaki termasuk difabel
- sarana penunjang lingkungan, seperti: masjid, gereja, MCK, pusat belanja, ruang komunal

I.2. Tujuan Dan Sasaran.

Tujuan :
a. Mendukung Program Pengembangan Kawasan melalui pembangunan Prasarana Dan Sarana
b. Pembangunan Prasarana Dan Sarana Dasar kewilayahan yang terbangun benar-benar
bermanfaat serta menunjang pengembangan desa sebagai Desa Pusat Pengembangan
Kawasan Khusus berbasis potensi lokal.
c. Terdapatnya data akurat yang akan dipakai sebagai acuan pembuatan Program
Pembangunan.
d. Memperlancar arus pergerakan orang, barang dan jasa dalam kaitan hubungan fungsional
antara pusat dan daerah lainnya, dan antara pusat dengan wilayah pengaruh (hinterland)

Sasaran :
a. Melakukan penyiapan design kebutuhan prasarana dan sarana dasar kawasan
b. Melakukan design kebutuhan prasarana dan sarana kawasan dengan basis pertanian dan
industri pengolahan.

3 | Laman

Laporan Pendahuluan
c. DED dilakukan terhadap kebutuhan Prasarana dan Sarana yang membutuhkan dukungan dari
segenap stakehoulder.
d. DED dilakukan terhadap hal-hal yang menjadi penghambat kegiatan distribusi sarana
produksi dan pemasaran hasil produksi melalui pusat-pusat yang terstruktur secara hirarkis.
e. DED

terhadap

pemenuhan

untuk

kebutuhan

fasilitas

pelayanan

umum

lingkunga/permukiaman.

I.3. Ruang Lingkup dan Jenis Kegiatan.

Cakupan Kegiatan ini adalah sebagai berikut :


1. Survey Investigasi lokasi baik secara fisik, non fisik maupun secara peraturan (Rencana
Tata Ruang Kabupaten Sorong)
2. Survey Investigasi Kawasan yang dianggap masuk dalam wilayah Hinterland
3. Konsep dasar pengembangan Prasarana dan Sarana Kawasan Khusus
4. Menyusun Laporan penanganan utnuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
5. Perencanaan Detail Engineering Design.

Pokok-pokok kegiatan meliputi :

4 | Laman

Laporan Pendahuluan
1.4 .Hipotesis Kekhususan Lokasi dan Sumber Daya Manusia
a. Hipotesis Kekhususan Lokasi
Pada Bulan Agustus 2015, Jepang menyelenggarakan Simposium Sagu Internasional dengan thema
The Sago Support Human and Planet Walfare. Symphoium yang diselenggarakan untuk ke 12
kalinya ini, menunjukkan betapa Sagu merupakan tanaman potensial penghasil krbohidrat dengan
banyak kelebihan dibanding yang dihasilkan oleh tumbuhan lain. Pelajaran yang dapat dipetik dari
Symphosium itu adalah, bahwa pertama Indonesia terutama papua memiliki hutan sagu seluan 5 juta
Ha yang esetara dengan 150 Juta Ton karbohidrat per tahun, yang dapat menghidupi tidak saja
penduduk Indonesia, tetapi juga seluruh penduduk dunia. Apabila terjadi cuaca ekstrim di bumi,
hanya tanaman sagu yang mampu bertahan, yang selanjutnya menjadi tempat bergantung penghuni
Planet Bumi sebagai penyedia makanan. Kedua Tanaman sagu merupakan tanaman dengan tingkat
emisi paling rendah dibanding dengan tanaman komoditas yang lainnya (membandingkan antara
Beras, Kelapa Sawit dan Sagu). Ketiga Sagu merupakan pati yang sehat, tindak mengandung gluten
sebagaimana terigu yang mempunyai potensi menyebabkan berapa gangguan kesehatan, serta
mempunyai indeks glikemik rendah yang secara lambat tercerna menjadi gula, sehingga kadar gula
dalam darah lebih rendah dari karbohidrat dari tepung lainnya, yang baik bagi penderita penyakit
tertentu yang rentan tehadap tingginya kadar gula dalam darah.Keempat, Produktifitas Sagu masih
terlalalu kecil dibanding dengan potensinya. Baru beberapa tahun sagu mulai diolah secara Industri.
Di wilayah bagian barat indonesia, sagu sudah menjadi produk penyumbang PAD terbesar, yaiutu di
Kabupaten Meranti. Semantara di Wilayah bagan Timur, melalui BUMN dibangun pabrik
pengolahan sagu terbesar kedua di dunia di Kabupaten Sorong Selatan.
Kecenderungan Sorong selatan sebagai pabrik skala Besar adalah untuk memperodukdi tepung
dengan orientasi ekspor, dengan Tim Ahli dari Perhutani, BPPT dan IPB. Keberadaan pabrik ini
akan membawa dampak pada penyerapan tenaga Kerja yang relatif banyak.
Berbeda dengan industri yang mengolah sagu secara besar di Sorong Selatan. Kawasan rumah yang
direncananakan dengan fungsi khusu ini, lebih membumi dan membawa peningjkatan pendapatan
untuk kelompok menengah kebawah. Ke khususan dari kawasan/rumah ini adalah, bahwa kawasan
akan dibangun, dengan mengadalkan pada industri sekala kecil yang bisa dikelola oleh 5 sd 10 rang
tenaga kerja. Yang akan menghasilkan sekitar 2 ton tepung perhari. Hasil dari tepung akan diolah

5 | Laman

Laporan Pendahuluan
oleh Ibu rumah tangga sebagai bahan pembuatan makanan, baik mie sagu, mie sagu kering, dan
aneka makanan yang bisa dibuat oleh tepung berbahan terigu, seperti aneka kue , baik basah maupun
kering, seperti tekwan, pastel, sejalan dengan program ketahanan pangan dan diversifikasi pangan
lokal yang sedang digalakkan oleh pemerintah.
Kawasan ini diharpkan berfungsi sebagai pusat informasi, pusat pengumpulan produksi dan pusat
pelayanan kegiatan Khusus. Hal ini berarti Kawasan rumah khusus diharapkan dapat memacu,
menarik/menghela, mengembangkan kegiatan Agrobisnis-sagu based nya. Misal menjad pusat
jajaan atau oleh oleh khas lainnya, sebagaimana yang terjadi di Jogja dengan bakpiana, Sumedang
dengan Tahunya, Bandung dengan Pueyemnya, Magelang dengan Gethuknya, bogor dengan
Asininanya dst.
Secara garis besar pemanfaatan sagu dapat digambarkan dalam bagan berikut.

Gambar 1. Industri Pengolahan Berbasis Pohon Sagu

6 | Laman

Laporan Pendahuluan
Kawasan Khusus berbasis pengolahan Sagu ini, juga diproyeksikan menjadi model pengembangan
kawasan dengan berbasis pada pengolahan sagu bagi kawasan/daerah lain. Mengingat operasinalnya
relatif mudah, tidak membutuhkan keahlian tinggi, sedangkan penjualan maupun pengolahan
makanan lainnya tidak memberlikan investasi yang besar, yang cukup dengan pembiayan dari KUR,
KUBE., Dana Desa, CSR perusahaan maupun program pemberdayaan masyarakat.

Dari bagan diatas, bisa dilihat bahwa salah satu hasil produk samping dari Industr i pengolahan sagu
adalah dimanfaatklannya limbah sebagai media budiday jamur, sebagai pakan ternak dan sebagai
penyedia listrik. Penelitian yang dilakuakan BPPT menunjukkan bahwa listrik yang dihasilkan dari
limbah penggilingan sagu, hanya digunakan sekitar 30% nya saja untuk keperluan Industri sagu itu
sendiri, dengan demikian 70% sisanya bisa digunakan sebagai penerangan rumah di sekitarnya, atau
sebagai penyedi energi bagi industri kecil lainnya.

Dengan mulai berprodukasinya Industri Sagu yang dikelola oleh BUMN pada tahun 2016, akan
terbentuk jalur distribusi tepung sagu dari Papua, ke Pulau Jawa maupun langsung ke Negara
pengimpor, hal ini mebawa jaminan bahwa tepung sagu yang akan dihasilkan oleh industri skala
masyarakatpun apabila. tidak terserserap, bisa dijual keluar daerah mengikuti jalur disttibusi yang
sdh ada.

b. Hipotesis Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia di

sekitar Desa Makbusun Pedesaan merupakan kawasan yang sudah

berinteraksi dengan daerah luar. Selain penduduk asli, banyak pendatang yang mempunyai
pengetahuan dan wawasan luas dalam mengembangkan usaha mapun menerima pengetahuan baru.
Di lain pihak penduduk setempat yang berinteraksi dengan pendatang yang pada awalnya sangat
bersahaja yakni walaupun mereka sudah banyak mempunyai keinginan dan pengetahuan terhadap
permasalahannya namun belum dapat menjadikannya sebagai sumber pengdapata baru. Oleh karena
itu harus digali secara arif dan bijaksana unruk mengungkapkan keinginan dan pengethuan
masyarakat tersebut, antara lain :

7 | Laman

Laporan Pendahuluan
a. Keinginan masyarakat yang umum di daerah pedesaan adalah ingin disejajarkan dengan
orang-orang kota (relative) misalnya penerangan listrik dan informasi.
b. Keinginan untuk mempunyai produksi pertanian yang sejajar dengan produsen yang lebih
tinggi.
c. Keinginan pemasaran hasil produksi yang lebih luas, lancar dan mudah.
Kabupaaten Sorong adalah daerah tujuan transmigrasi yang sekarang sudah berkembang pesat.
Sebagai pendatang, mereka mempunyai etos kerja dan produktivitas tinggi. Karena kedatangan
mereka untuk memperoleh penghidupan yang lebih baik. Kelompok masyarakat ini bisa dijadikan
motor penggerak untuk kegiatan inudtri percontohan yang pada kelanjutannya, masing-masing
pelaku , bisa menjadi pemandu/contoh/instruktur Kegiatan Industri Pengolahan sagu pada
lokasi/kawasan lain.

8 | Laman

Laporan Pendahuluan
BAB II. PENDEKATAN UMUM PERENCANAAN
2. 1. Umum
Metodologi dan Rencana Kerja yang digunakan pada tahapan pelaksanaan pekerjaan Perencanaan
Siteplan dan DED Lahan Siap Bangun untuk Pembangunan Rumah Khusus termasuk hasil kerja,
fasilitas pendukung, jadwal pelaksanaan dan penugasan personil, kebutuhan staf menunjang, serta
pola kerja, analisis permasalahan, pemecahan masalah, dilengkapi dengan kontribusi masingmasing tenaga ahli dalam segala kegiatan dan laporan.
2. 2. Khusus
Pengembangan Rumah Khusus pada dasarnya adalah upaya untuk lebih menggali potensi kegiatan
ekonomi masyarakat penerima manfaat, sektor ekonomi terutama produk Pertanian unggulan yang
dapat dikembangkan atau yang telah ditentukan pada kawasan yang mempunyai Nilai
Pemgembangan yang berprospek ke depan, berdasarkan kriteria tertentu antara lain produknya
berbahan baku lokal dan memiliki daya saing yang cukup kuat di pasaran.
Analisis Interaksi di daerah pedesaan seperti Kawasan Khusus Desa Pertanian, Desa Nelayan
maupun Desa Pariwisata, baik dalam lingkungan Kabupaten Sorong, maupun di luar Kabupaten
Sorong (Raja Ampat) memperhitungkan hasil produksi pertanian maupun pemasaran yang akan
melewati satu jalur jalan yang menuju ke pusat

Gambar 2.Hubungan Antar Kawasan

9 | Laman

Laporan Pendahuluan
Sedangkan untuk pusat pertumbuhan diperhitungkan komoditas apa yang akan ditampung beserta
volumenya. Pada pusat pertumbuhan, langkah-langkah untuk mengantisipasi melonjaknya hasil
produksi pertanian, terutama komoditas unggulan yang direncanakan. Untuk mengantisipasi
meningkatnya kegiatan pertanian, sebagai pusat pertumbuhan perlu menyiapkan diri antara lain
penyediaan pergudangan, tempat parkir kendaraan, tempat penyuluhan, pasar, dan terminal untuk
menampung kemungkinan melonjaknya pengunjung ke lokasi Pusat Pertumbuhan.
Dengan makin mendapatkan tempatnya Sagu sebagai tanaman Asli Papua dalam konteks
pengembangan Komuditas unggulan, dimana Kabupaten Sorong Selatan menjadi pusat
pengembangan Produksi Sagu Nasional dengan Investasi diatas 100 M dan dengan kapastitas 30
ribu Ton setahun. Maka akan akan terdapat peluang untuk membuat inudtri pengolahan produk
sagu untuk diversifikasi olahan pangan berbahan bagu tepung sagu, maupun produksi beras
berbahan baku Sagu, sebagai pengganti beras.

Pada perumahan Khusus paling sedikit harus mempunyai Prasarana dan Sarana yang akomodatif
terhadap kegiatan Pengembangan Agro-industry, antara lain :

a.

Jaringan trsnportasi yang dapat menghubungkan antara daerah hinterland dengan pengolahan
hasil produksi Sagu.

b. Jaringan trsnportasi yang dapat menghubungkan rumah khusus dengan tempat pemasaran
produksi Sagu
c.

Gudang sebagai tempat pengumpulan/penyimpanan, dan pengolahan hasil produksi.

d. Tempat parkir bagi kendaraan yang dapat mengangkut hasil produksi pertanian/batang sagu
sampai dengan kapasitas angkut 5 ton.
e.

Pasar sebagai tempat transaksi hasil produksi

f.

Rumah produksi Sagu dengan kapasitas 2 ton perhari

g. Rumah sebagai produsen home industri berbasis sagu


h. Rumah makan atau restaurant yang menyajikan akanan bebrbahan sagu
i.

Sarana dan prasarana sebgaimana yang dipersyaratkan untuk rumah yang layak huni.

10 | Laman

Laporan Pendahuluan
Proses pembentukan pemahaman masyarakat terhadap Konsep Dasar Rumah Khusus diharapkan
tidak akan menemui kesulitan karena pada dasarnya merupakan perbaikan terhadap kebutuhan akan
lingkungan perumahan yang dibutuhkan oleh calon penerima manfaat dengan menambahkan
peluang usaha bagi peningkatan pendapatan maupun usaha baru. Pengertian Khusus adalah kawasan
yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya system dan usaha khusus (Agroindustri berbahan
dasar sagu) serta mampu melayani, mendorong, menarik menghela kegiatan pembagunan sayarakat
sekitarnya.

2.3. Landasan Hukum


Dasar hukum, tugas dan fungsi/kebijakan:
-Undang-undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
-Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
-Undang-undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
-Peraturan Pemerintah no. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang No. 28
tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
-Peraturan Pemerintah no. 88 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman
-Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 6 tahun 2007 tentang Pedoman Umum Tata Bangunan dan
Lingkungan
-Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 26 tahun 2007 tentang Tim Ahli Bangunan Gedung
-Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 45 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
-SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
-Pedoman Teknis Prasarana Jalan Perumahan (Sistem Jarian dan Geometri Jalan)

2.4. PENDEKATAN TEKNIS


Pembangunan perumahan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat, mutu
kehidupan serta kesejahteraan manusia yang perlu dikembangkan secara terpadu, terarah, terencana
serta berkelanjutan/berkesinambungan. Dalam menentukan besaran standar untuk perencanaan

11 | Laman

Laporan Pendahuluan
lingkungan perumahan yang meliputi perencanaan sarana hunian, prasarana dan sarana lingkungan
digunakan pendekatan besaran kepadatan penduduk.

Dengan menentukan besaran standar perencanaan lingkungan perumahan ini, maka dapat
dipertimbangkan sistem blok/grup bangunan/cluster untuk memudahkan distribusi sarana
lingkungan dan manajemen pengelolaan administratifnya. Rumah khusus yang direncanakan
merupan hunian tidak bertingkat berupa rumah tunggal, rumah kopel dan rumah deret.

Asumsi dalam penentuan besaran lingkup perencanaan adalah:


1. lingkungan siap huni yang dimaksud merupakan pengembangan kawasan atau pembangunan baru
kawasan
2. dengan acuan pada SNI 03-1733-2004 hal 19 bahwa kebutuhan luas per orang dewasa adalah 9,6
m2 dan per orang anak adalah 4,8 m2
3. untuk jumlah penghuni 2 orang dewasa dan 1 anak, kebutuhan luas lantai minimum adalah 36 m2
4. untuk jumlah penghuni 2 orang dewasa dan 2 anak, kebutuhan luas lantai minimumadalah 43,2
m2 atau dibulatkan menjadi 45 m2
5. jika koefisien dasar bangunan adalah 50%, maka kebutuhan kavling minimum untukkeluarga
dengan anggota 3 orang adalah 72 m2
6. jika koefisien dasar bangunan adalah 50%, maka kebutuhan kavling minimum untukkeluarga
dengan anggota 4 orang adalah 90 m2
7. jika total hunian yang direncanakan adalah 60 unit rumah dengan asumsi 50% adalah rumah tipe
36 dan sisanya tipe 45, maka asumsi kepadatan penduduk adalah 210 jiwa
Secara garis besar pekerjaan Perencanaan Siteplan dan DED Lahan Siap Bangun untuk
Pembangunan Rumah Khusus dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu
1. Tahap survei lapangan terkait pengukuran lapangan;
a.. Pekerjaan Survey dan Pengukuran Topografi
Pekerjaan Survey dan Pengukuran Topografi dalam studi dan detail engineering desain kawasan
Khusus antara lain meliputi :
-

Pengukurran topografi (cross section, longitudinal section)

Pengukuran areal (lahan) tempat penjemuran padi

12 | Laman

Laporan Pendahuluan
b. Pekerjaan Survey Geoteknik
Pekerjaan Survey dan Geoteknik dalam studi dan detail engineering desain kawasan Khusus
meliputi kegiatan sebagai berikut :
-

Analisa kondisi struktur kadar air tanah

Analisa mekanika tanah.

2. Tahap penyusunan rencana rinci (DED); dan


3. Tahap penyusunan rencana tapak (siteplan).

A. PENENTUAN LOKASI
Lokasi Rumah Khusus harus sesuai dengan rencana peruntukan lahan yang diatur dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat dan memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. kriteria keamanan; bukan merupakan:
- kawasan lindung
- kawasan olahan pertanian
- kawasan hutan produksi
- daerah buangan limbah

13 | Laman

Laporan Pendahuluan
- daerah bebas bangunan pada area bandara
- daerah dibawah jaringan listrik tegangan tinggi

2. kriteria kesehatan, bukan merupakan:


- daerah yang mempunyai pencemaran udara di atas ambang batas
- daerah yang mempunyai pencemaran air permukaan dan air tanah dalam
3. kriteria kenyamanan berupa:
- kemudahan pencapaian
- kemudahan komunikasi internal/eksternal, langsung/tidak langsung
- kemudahan berkegiatan (tersedia prasarana dan sarana lingkungan)
4. kriteria keindahan/keserasian/keteraturan berupa:
- penghijauan
- mempertahankan karakteristik topografi dan lingkungan yang ada
5. kriteria fleksibilitas dengan mempertimbangkan kemungkinan pertumbuhanfisik/pemekaran
lingkungan perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana
6. kriteria keterjangkauan jarak dengan mempertimbangkan jarak pencapaian ideal kemampuan
orang berjalan kaki terhadap penempatan sarana dan prasarana-utilitas lingkungan 7. kriteria
lingkungan berjati diri dengan mempertimbangkan keterkaitan dengan karakter sosial budaya
masyarakat setempat.

Lokasi perencanaan perumahan harus berada pada lahan yang jelas status kepemilikannya, dan
memenuhi persyaratan administratif, teknis dan ekologis. Lokasi harus mempertimbangkan
pengaruhnya terhadap lingkungan.
Adapun persyaratan fisik lingkungan perumahan adalah:
1. lahan tidak berada dibawah permukaan air setempat, kecuali dengan rekayasa / penyelesaian
teknis
2. kemiringan lahan tidak melebihi 15%, dengan ketentuan
- tanpa rekayasa untuk kawasan yang terletak pada lahan dengan kemiringan 0-8%
- dengan rekayasa teknis untuk lahan dengan kemiringan 8-15%

14 | Laman

Laporan Pendahuluan

Tabel Kesesuaian penggunaan lahan berdasarkan kemiringan lereng


Melalui kriteria tersebut, sudah didaptkan/ditetapkan lokasi wilayah kampung Makbusun 1-3,
Distrik Mayamuk. Kabupaten Sorong).

Gambar 3. Peta Administratif Propinsi Papua Barat

15 | Laman

Laporan Pendahuluan

Gambar.4.PetaadministrasiDistrikdiwilayahKabuatenSorong

Gambar.5.PetaAdministratifDistrikMayamuk

16 | Laman

Laporan Pendahuluan

Gambar6.PosisiGeografisKampungMaksubun

Gambar 7. Peta Kampung Makbusun.

17 | Laman

Laporan Pendahuluan
B. TAHAP SURVEY LAPANGAN

Setelahditetapkanlokasiperencanaan,dilakuakansurveiberupapengukurandanpemetaan.

METODE PENGUKURAN
1. Pengukuran bidang tanah objek meliputi pengukuran kerangka utama atau yang
disebutpengukuran poligon baik poligon utama dan poligon cabang.
2. Pengukuran Poligon Utama menggunakan titik yang diikatkan pada hasil koordinat
yangdidapatkan dari GPS handheld (alat/gawai). Poligon utama yang digunakan
adalahpoligon terbuka untuk menjangkau bidang bidang tanah yang cukup luas. Alat
yangdigunakan dalam pengukuran poligon adalah Theodolit.

18 | Laman

Laporan Pendahuluan
3. Pengukuran poligon cabang diikatkanpada poligon utama. Fungsi poligon cabang
adalahmembantu pengikatan apabila tidak terlihatnya bidang tanah dari poligon
utama.Pengukuran poligon cabang menggunakan alat Theodolit.
4. Pengukuran Bidang Tanah dilakukan secara terrestris dan menggunakan metode
polar.Pengukuran bidang tanah diikatkan pada poligon utama atau poligon cabang
tergantungdari jangkauan bidang tanah tersebut terhadap kerangka pengukuran. Pengukuran
jarakdilakukan secara manual dan secara optis. Jarak secara manual menggunakan
rollmeterbaja yang lurus dengan panjang 50 60 meter. Sedangkan pengukuran jarak secara
optismenggunakan Theodolit.

Gambar 8. Ilustrasi proses pengukuran (sumber: Google)

Gambar 9. Ilustrasi gambar pemetaan (sumber: Google)

19 | Laman

Laporan Pendahuluan
C. TAHAP PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA TAPAK DAN DED RUMAH KHUSUS
StrukturdansistematikandokumenRencanaTapakdanDEDRumahKhusus

Kebutuhan data dan informasi untuk analisis diperlukan pada saat memulai perencanaan lingkungan
perumahan dalam memenuhi persyaratan kelengkapan administratif bagi lingkungandan memenuhi
kebutuhan sumber data saat analisis.Tabel Lembar kontrol kebutuhan data dan informasi untuk
keperluan analisis perencanaan lingkungan perumahan
Tabel Lembar kontrol kebutuhan data dan informasi untuk keperluan analisis perencanaan
lingkungan perumahan

20 | Laman

Laporan Pendahuluan

No

Jenis data yang diperlukan

Keluaran untuk Analisis

1DataTeknis
Kependudukan

1.jenissarana
2.kebutuhanluasruangsarana
3.bentuk/jenissarana
4.kebutuhaluaslahasarana
5.programruangbangunansarana
6.kebutuhanperkembanganlingkungan
7.fasilitas/saranalingkungan
8.peningkatankemampuankerja

2KondisiSosial
Budaya
Penduduk

KondisiFisik
Area
Perancangan
danLingkungan
Sekitar

1.jumlahpenduduk
2.jumlahpendudukmenurutusia
3.jumlahpendudukmenurutjeniskelamin
4.jumlahpendudukmenurutpendidikan
5.jumlahpendudukmenurutagama
6.jumlahkepalakeluarga
7.jumlahanggotakeluarperKK
8.tingkatpendapatanpenduduk
9.jenispekerjaanpenduduk
1.karakteristiksosialbudaya
2.deskripsihistoris
3.strukturdanpolahidupkemasyarakatan
4.rutinitasadat,aktifitas,normaadat
setempat
5.polapenyebaanpenduduk

1.topografi,meliputi:
- kondisifisikpermukaantanah
- kemiringanlahan
- lapisangeologis
- kedalamanmukaairtanah

2.geografi,meliputi:
- letakgeografislokasiperencanaan
terhadapkawasanlain
- saranayangadadisekitarareasesuai
dengantatagunalahan
- batasadministrasi
3.iklim,meliputi:
- orientasimatahari
- lamapenyinaranmatahari
- temperaturratarata
- kelembapan
- curahhujanratarata
- musim
- iklimmikro
- kecepatanangin

4.bencanaalam,meliputi:
- anginpuyuh
- gempabumi
- banjir
- longsor
- bencanaalamlainnya

1.poladanzoninglingkungan
2.kriteriadankarakterperumahan
3.polatataruangdaribangunandan
saranalingkungan
4.kebutuhanjenissaranalingkungan
5. kebutuhan program ruang pada sarana
lingkungan
6.distribusisaranakomunikasidan
transpotasi
1.pembentukanmukatanah
2.bentukbangunandankawasan
3.rancangansistemdrainase
4.rancangansistemdrainase
5.rancangandanpolajalan
6.rancangansistemsanitasi
7.polatataruang
8.polapembatasanlahanyangbolehterbangun
9.polaalokasikawasanlindung
10.alokasikawasancadangan
1.jaraksarana
2.jumlahsarana
3.bentuksarana
4.radius/ruanglingkuplayanansarana
5. hubungan ketata ruangan lokasiperencanaan
denganlingkungansekitar
1.lokasi/letaksarana
2.jenispenghubungantarbangunan
3.bentukbangunan
4.orientasibangunan
5.tataletakbangunan
6.ventilasi
7.bukaanuntukpeneranganalamisianghari
8.hubungansirkulasiantarbangunan/sarana
lingkungan
9.kriteriapenyelesaianfisikdankarakter
bangunandansaranalingkungan
1.tinggimukatanah
2.struktur/konstruksi
3.tataletakbangunan
4.kriteriapreservasikawasanlindung
danareacadangan

21 | Laman

Laporan Pendahuluan

No

Jenis data yang diperlukan

Keluaran untuk Analisis

1.polatatahijau
3.jenispohonyangakanditanam
4.polatataruangdaribangunandan
lingkungan
5.integrasidesainRTHdanjalurhijau
6.penyelesaiansirkulasidankarakter
wajahjalan(streescape)
7.penyelesaiankarakterwajahbangunan
sepanjangjalan(facade)
1.jeniskebutuhansarana
2.jumlahdansayatampungsarana
3.lingkuppelayanandanjarakantar
sarana

KarakterFisik
Area
Perencanaan
danLingkungan
Sekitar

Peraturan
Setempat

5.vegetasieksistingdansekitar,meliputi:
- jenispohonatautumbuhan
- tinggimaksimalyangdapatdicapai
- kemugkinanpemanfaatantanamanoeh
penduduksekitar

6.saranalingkunganeksistingdansekitarmeliputi:
jarakdanmacamfasilitas
- kapasitaspelayanan
- lokasidanlingkuppelayanan
- polapenyebaran
- pencapaiankesaranadiluarlingkungan
perumahan
1.polagubahantataruanglingkungan
perencanaandansekitar(urbanfabric),
meliputi:
- wajahjalan
- facade
- polablokhuniandansarana
- polpertumbuhan
- pencapaiankesaranaluarlingkungna
perumahan

1.rencanatataruang,meliputi:
- peruntukanlahan
- rencanakepadatanpenduduk
- rencanajaringanjalan
- rencanajaringantransportasiumum
- rencanasistemdrainase
- rencanasistempengolahanlimbahdan
sampah
- rencanajaringanlistrik
- rencanajaringantelepon
- rencanajaringanairbersih
- KDB
- KLB
- GSB

2.peraturanbangunan,meliputi:
- arsitekturbangunan
- keselamatanbangunan
- bahanbangunan

1.jeniskebutuhansarana
2.jumlahdansayatampungsarana
3.lingkuppelayanandanjarakantar
sarana

1.polatataruang
2.jeniskegiatan
3.jenissaranayangdibutuhkan
4.lingkuppelayanansarana
5.lebarjalan
6.sistemtrasnportasi
7.teknologisistempengolahanlimbah
dansampah
8.kebutuhandansistemdistribusi
listrikdantelepon
9.kebutuhandansistempenyediaanair
bersih

1.luasbangunan
2.tinggibangunan
3.jarakbangunan
4.bentukbangunan
5.sistemstrukturdankonstruksi
bangunan
6.sistempencegahankebakaran
7.bahanbangunan

22 | Laman

Laporan Pendahuluan

Dasar Rencana Tapak dan DED Rumah Khusus adalah RDTR Kabupaten yang bersumber dari
RTRW Kabupaten

Ketentuan dasar perencanaan rumah khusus pada hunian tidak bertingkat membutuhkanpenyediaan
fasilitas penunjang berupa sarana lingkungan bersama. Penentuan luas minimum rata-rata
perpetakan tanah dsasarkan pada kegiatan manusia, faktor alam, dan peraturanbangunanan setempat.
Kebutuhan sarana lingkungan berdasarkan jumlah penduduk (berdasarkan asumsi jumlah penduduk
sebanyak < 250 jiwa) lapangan olahraga

No

Jenis Sarana

1Saranapemerintahandanpelayananumum

2Saranapendidikandan
pembelajaran
3Saranakesehatan

Kriteria

4SaranaperibadatanuntukagamaIslam:
mushola/langgar
untukagamalainsesuaikebiasaanpenganut

untukagamaIslam:
mushola/langgar
untukagamalainsesuai
kebiasaanpenganut

5Saranaperdagangandan
niaga
toko/warungyangmenjualbarangkebutuhanseharihari

toko/warungyangmenjual
barangkebutuhanseharihari
padaradiuspencapaian300m

23 | Laman

Laporan Pendahuluan

6
7

padaradiuspencapaian300mterletakditengah
kelompoktetangga
6Saranakebudayaandan
rekreasitergantungkondisisetempat
7Saranaterbuka,tamandan

terletakditengah
kelompoktetangga
tergantungkondisisetempat
minimal1tamanseluas250m2
denganradiuspencapaian
100myangberadaditengah
kelompoktetangga
jalurhijau15m2perpenduduk
yanglokasinyamenyebar

Rumah layak huni dalam suatu kawasan harus dilengkapi dengan prasarana, sarana dan
utilitas(PSU) yang memadai. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian
yangmemenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal layak, sehat, aman dan
nyaman.Sarana

adalah

fasilitas

dalam

lingkungan

hunian

yang

berfungsi

untuk

mendukungpenyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Utilitas


adalahkelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian. PSU perumahan dan
kawasanpermukiman merupakan kelengkapan fisik untuk mendukung terwujudnya perumahan
sehat,aman dan terjangkau. Dengan demikian, ketersediaan PSU merupakan kelengkapan dan
bagianyang

tidak

terpisahkan

dari

upaya

pengembangan

kawasan

perumahan

dan

kawasanpermukiman. Dukungan PSU yang memadai diharapkan dapat menciptakan dan


meningkatkankualitas lingkungan perumahan. Kebutuhan prasarana lingkungan meliputi: jalan,
jaringan drainase, jaringan air bersih, jaringan air limbah, jaringan persampahan, jaringan listrik,

Gambar.10. Damija

24 | Laman

Laporan Pendahuluan

jaringantelepon, jaringan transportasi lokal.Lingkungan perumahan harus menyediakan jaringan


jalan untuk pergerakan manusia dankendaraan, dan berfungsi sebagai akses untuk penyelamatan
dalam keadaan darurat.Perencanaan jaringan jalan mengacu pada Pedoman Teknis Prasarana Jalan
Perumahan (Sistem Jaringan dan Geometri Jalan).

Gambar.11. Sistem Jaringan dan Geometri Jalan

25 | Laman

Laporan Pendahuluan

Kriteria teknis jalan adalah:


1) lahan untuk daerah milik jalan telah tersedia;
2) jenis konstruksi jalan yang dapat dibantu berupa jalan dengan laburan aspal atau jalan dengan
lapis penetrasi makadam, beton atau paving blok; dan
3) ketentuan mengenai kriteria teknis jalan sesuai pedoman teknis yang berlaku.
Jenis / tipe perkerasan jalan terdiri :
a. Flexible pavement (perkerasan lentur).
b. Rigid pavement (perkerasan kaku).
c. Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement).
Apapun jenis perkerasan yang dipilih, yang sangat penting diperhatikan adalah bahwa kekuatan dan
keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung pada sifat-sifat dan daya dukung tanah
dasar. Mengingat perkerasan jalan diletakkan di atas tanah dasar, maka secara keseluruhan mutu dan
daya tahan konstruksi perkerasan tidak terlepas dari sifat tanah dasar.
Tanah dasar yang baik untuk konstruksi perkerasan adalah tanah dasar yang berasal dari lokasi
setempat atau dengan tambahan timbunan dari lokasi lain yang telah dipadatkan dengan tingkat

26 | Laman

Laporan Pendahuluan
kepadatan tertentu, sehingga mempunyai daya dukung yang mampu mempertahankan perubahan
volume selama masa pelayanan walaupun terdapat perbedaan kondisi lingkungan dan jenis tanah
setempat.
Faktor penting dalam perencanaan pemeliharaan dan peningkatan jalan antara lain adalah data
kekuatan tanah dasar, sifat-sifat bahan, komposisi dan tebal lapis perkerasan yang ada. Banyak
metode yang dapat dipergunakan untuk menentukan daya dukung tanah dasar. Di Indonesia daya
dukung tanah dasar (DDT) pada perencanaan perkerasan lentur dinyatakan dengan nilai CBR
(California Bearing Ratio), yaitu nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar dibandingkandengan
bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalammemikul beban
lalu lintas. Kekuatan tanah dasar yang ada di lapangan seperti nilai CaliforniaBearing Ratio (CBR)
tergantung pada kondisi pada saat pelaksanaan dan selama operasipelayanan berlangsung. CBR
merupakan perbandingan beban penetrasi pada suatu bahandengan beban standar pada penetrasi dan
kecepatan pembebanan yang sama.Alat uji tanah yang digunakan untuk menguji kualitas tanah,
seberapa baik tanah digunakanuntuk lahan pertanian, perkebunan, bangunan, jalan, jembatan dan
berbagai aplikasi yangmembutuhkan monitoring dan pengukuran kualitas tanah. Pengukuran yang
bisa dilakukanmeliputi mengukur daya dukung tanah, kepadatan tanah, temperatur tanah,
kelembaban tanah,kandungan unsur hara dalam tanah, kandungan air dalam tanah, dll. Adapaun alat
uji tersebut adalah:
CBR (California Bearing Ratio)
DCP (Dynamic Cone Penetrator)
BCD (Base Catalyzed Decomposition)

Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan drainase sesuai peraturan perundang yang berlaku
mengenai tata cara perencanaan umum jaringan drainase lingkungan perumahan.
Jaringna drainase berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan atau ke bangunan
resapan buatan.
Persyaratan teknis untuk drainase meliputi:
a. penyediaan prasarana drainase dan bangunan pelengkap pada perumahan dan kawasan
permukiman;
b. penyediaan saluran drainase lingkungan;

27 | Laman

Laporan Pendahuluan
c. kriteria teknis:
Kriteria teknis drainase adalah:
1) saluran drainase merupakan saluran terbuka dilengkapi dengan bangunan pelengkap;
2) sistem drainase harus dihubungkan dengan badan air penerima, sehingga drainase dapat
3) badan air penerima dapat merupakan sungai, laut, kolam, danau dan drainase
kawasan/perkotaan; dan
4) ketentuan mengenai kriteria teknis jalan sesuai pedoman teknis yang berlaku.

Gambar.12. Isu Strategis Peangannan Drainase

Gambar.13. Isu Strategis Peangannan Drainase

28 | Laman

Laporan Pendahuluan

Gambar.13. Konservasi Air

Gambar.14 Eco Drainase

29 | Laman

Laporan Pendahuluan

Gambar.15 Penanganan Kualitas Air


Setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah
tangga. Elemen perencanaan jaringan air bersih meliputi kebutuhan air bersih, jaringna air bersih,
kran umum dan hidran kebakaran. Jarak maksimum antar hidran kebakaran untuk daerah perumahan
adalah 200 meter.
Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai peraturan perundangan berlaku.
Elemen perencanaan pada jaringan air limbah adalah septik tank, bidang resapan, dan jaringan
pemipaan air limbah.
Lingkungan perumahan harus dilayani sistem persampahan. Masing-masing rumah harus dilengkapi
tong sampah.
Lingkuang perumahan harus dilengkapi perencanaan peneydiaan jaringan listrik sesuai ketentuan
dan persayaratan teknis yang berlaku.
Keluaran dari Pekerjaan Perencanaan Siteplan dan DED Lahan Siap Bangun untuk Pembangunan
Rumah Khusus adalah :

30 | Laman

Laporan Pendahuluan

Gambar.15 Ilustrasi Site Plan

(sumber:Google)

Gambar.16 Ilustrasi Klusteri(sumber:Google)

31 | Laman

Laporan Pendahuluan

Gambar.17 Ilustrasi Model Bangunan (sumber: Google)

Gambar.18 Ilustrasi Tipologi Rumah (sumber: Google)

32 | Laman

Laporan Pendahuluan

Gambar.19. Ilustrasi Ruang Hijau(sumber: Google)

Gambar.20 Ilustrasi Potongan Jalan (sumber: Google)

33 | Laman

Laporan Pendahuluan

Gambar.21 Ilustrasi Penampang Jalan

(sumber: Google)

Gambar.22 Home Industri di Klaten (sumber:Trans TV)

34 | Laman

Laporan Pendahuluan

Gambar.23 Home Industri Sagu Aren di Purwakarta

Gambar.24 Ilustrasi IKM Sagu

di Pandeglang

35 | Laman

Laporan Pendahuluan

Gambar.25 Inovasi Makanan Berahan Sagu

Gambar.26 Mie Sagu dan Beras Sagu

36 | Laman

Laporan Pendahuluan

Gambar.27 Desiminasi Pemelitian Sagu


D. SISTIM PELAPORAN
Jenis
Laporan
1.Laporan
Pendahuluan

Jadwal

Jumlah

Isi

1minggu
setelahmasa
penugasan

10set
termasuk1set
asli

2.Konsep
LaporanAkhir
3.Laporan

6minggusetelahmasa
penugasan
AkhirAkhirpelaksanaan

10set
termasuk1setasli
10set

PemahamanterhadapKAK;metodologi
pelaksanaanpekerjaan;struktur
organisasi
pelaksanaanpekerjaan;jadwal
rencanapenugasan
Hasilanalissidata;konsep;kesimpulan;
masukan;rekomendasi
DokumenDED(A3);ExecutiveSummary;
laporanpengukurantanah;prosiding
kegiatan;dokumendata/literatur;album

dokumentasi
2.5. RENCANA KERJA

A. DESKRIPSI PEKERJAAN
- Nama pekerjaan : Perencanaan Siteplan dan DED Lahan Siap Bnagun untuk Pembangunan Rumah Khusus
- Satuan Kerja : Pengembangan Rumah Khusus dan Negara Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan

37 | Laman

Laporan Pendahuluan
- Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat
- Waktu Pelaksanaan : 2 bulan

Rencana kerja merupakan suatu prosedur yang perlu dikerjakan untuk mencapai sasaran/target yang telah
ditetapkan. PT Wahanacipta Bangunwisma menjabarkan rencana kerja dalam master schedule dan network
planning yang secara besar meliputi:

B.

Rencana jadwal waktu yang menyeluruh

Rencana pengerahan SDM, bahan dan peralatan

Rencana pemanfaatan data dan informasi, yang meliputi:

Data sarana publik (air, listrik dan lain-lain)

Data referensi untuk keperluan analisis (data/standar teknik, peraturan pemerintah/daerah, dll).

JADWAL DAN TAHAPAN PEKERJAAN

1. MOBILISASI PERSONIL KONSULTAN MK


Adalah tahapan awal pekerjaan yang dilaksanakan oleh konsultan manajemen konstruksi, dilaksanakan 3 hari
setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) diperoleh.
Mobilisasi terbagi atas Tim Inti dan Tim Lapangan. Tim Lapangan adalah tim surveyor sebanyak 3 tim.

2. TAHAP PENGUMPULAN DATA DAN SURVEI LAPANGAN


Diperkirakan akan berlangsung selama 2 minggu. Konsultan MK akan menugaskan Tim Inti untuk
melakukan studi literatur dan pengumpulan data administratif di kabupaten / provinsi, sedangkan tim
surveyor akan pengukuran dan pemetaan pada lokasi yang ditetapkan.

3. TAHAP ANALISIS
Diperkirakan akan berlangsung selama 3 minggu. Analisis dituangkan dalam Konsep Laporan Akhir yang
dibahas dalam FGD di Kabupaten bersangkutan.
4. TAHAP PERANCANGAN
Diperkirakan akan berlangsung selama 3 minggu stelah proses pengumpulan data dan survei lapangan selesai
dilaksanakan.

5. TAHAP AKHIR
Berupa kegiatan penyusunan Laporan Akhir yang diperkirakan akan berlangsung selama 3 minggu setelah
selesai kegiatan FGD.

38 | Laman

Laporan Pendahuluan
C.

JADWAL PEKERJAAN PERENCANAAN SITEPLAN DAN DED LAHAN SIAP BANGUN


UNTUK PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS

D. STRUKTUR

ORGANISASI

PELAKSANAAN

PEKERJAAN

PT

WAHANACIPTA

BANGUNWISMA
Pada dasarnya tugas dan tanggung jawab konsultan dalam pekerjaan ini adalah:
1. Mengawasi tahapan pelaksanaan pekerjaan dan menjamin hasil dari pelaksanaan yang berkualitas, tepat
waktu sesuai dengan jadwal dan program yang telah disepakati serta efisien dalam pembiayaan.
2. Memperhatikan dan mengikuti pedoman dari pemberi tugas yang diwakili oleh pejabat pengelola kegiatan
sesuai kondisi dan perkembangan di lapangan.
3. Mengajukan permohonan ijin bila terjadi perubahan kepada tim teknis sesuai tingkat prioritasnya
4. Menyediakan tenaga ahli yang ditetapkan dalam KAK selalu konsisten dalam melaksanakan kegiatan.
Seluruh pelaksanaan kegiatan pekerjaan manajemen konstruksi ini akan terjamin keberhasilannya dan tepat
waktu dengan hasil sesuai yang diharapkan karena langsung mendapat pengawasan dari perusahaan dalam
hal ini Direktur. Secara operasional tim konsultan di bawah seorang team leader. Personil yang ditugaskan

39 | Laman

Laporan Pendahuluan
dalam pelaksanaan manajemen konstruksi ini adalah personil yang dipilih atau dituntut memiliki kriteria
tertentu sebagai berikut
1. Penguasaan disiplin ilmu
2. Jenjang pendidikan
3. Pengalaman spesifik
4. Penguasaan konsep dan prosedur pengawasan konstruksi
5. Leadership
Tim Konsultan Manajemen Konstruksi PT Wahanacipta Bangunwisma yang dipimpin oleh seorang
Team Leader terdiri dari:
1. Tim Inti/Core Team merupakan 1 orang Ahli Arsitektur, 1 orang Ahli Struktur, 1 orang Ahli Tata Ruang, 1
orang Ahli Kuantitas Biaya masing-masing tenaga ahli dibantu 2 orang asisten. Tenaga ahli ini dan Team
Leader akan berkedudukan di Jakarta.
2. Tim Surveyor terbagi atas 3 tim yang akan melakukan pengukuran dan pemetaan secara bersanma-sama
sesuai dengan lokasi yang telah ditetapkan.
3. Tenaga pendukung yang berkedudukan di Jakarta yaitu 7 orang operator komputer, dan 1 orang sekretaris
serta 1 orang office boy.
1. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN

40 | Laman

Laporan Pendahuluan
2. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL
Team Leader :
a. Sebagai penanggung jawab keseluruhan pekerjaan dan organisator seluruhpelaksana.
b. Mengawasi dan memonitor bahwa pelaksanaan pekerjaan sesuai denganjadwal dan spesifikasi
mutu.
c. Mengendalikan dan memberikan arahan kepada Core Team dalammelaksanakan perencanaan.
d. Menyiapkan bahan serta mengkoordinasi tindak lanjut yang diperlukan.
e. Mengkonsolidasi laporan laporan yang diperlukan.
f. Melakukan kunjungan lapangan.
g. Melakukan koordinasi dengan penyedia jasa dan stake holder.
h. Bersama-sama penyedia jasa melaksanakan FGD
Tim Inti (Core Team) :
a. Melakukan pengumpulan data, analisis dan perencaan sesuai bidang keahlianmasing-masing
b. Memberikan masukan desain sesuai bidang keahlian.
c. Menyiapkan laporan kepada team leader.
d. Membantu team leader dalam penyelenggaraan FGD
Tim Surveyor
a. Melakukan pengumpulan data lokasi.
b. Melaksanakan pengukuran.
c. Membuat pemetaan.
d. Menyusun laporan pengukuran lahan
e. Membuat dokumentasi kegiatan
4. JADWAL PENUGASAN PERSONIL

41 | Laman

Laporan Pendahuluan

4. KOMPOSISI DAN PENUGASAN TIM


TENAGA AHLI

Nama

Perusahaan

Personil

Tenaga

Lingkup

Posisi

Lokal

Keahlian

Diusulkan

Uraian Pekerjaan

Jumlah
Orang
Bulan

Ir. Arifadi

PTWahana
ciptaBangun
wisma

Lokal

Perencana
an
Kota/Wila
yah

Team
Leader

JokoWur
yanto,
ST

PTWahana
ciptaBangun
wsma

Lokal

Arsitektur

Arsitektur
TA

Sipil/Struktur

AhliTeknik
SipilStruktur

Ir.
Bambang
Sutejo

Sipil/QS

AhliKuantitas
Biaya

Ashri
Prawes
thi D, ST,
M.Si.P

Planologi

PlanologiAhli

Ir. Nitya
nanda

a.
Sebagai
penanggung
jawabkeseluruhanpekerjaan dan
organisatorseluruhpelaksana.
b.Mengawasidanmemonitor
bahwapelaksanaanpekerjaan
sesuaidenganjadwal
c.Mengendalikandan
memberikan arahan kepada Core
Team dalam melaksanakan peker
jaan.
d.MembantuPenggunaJasa
dalampelaksanaanFGD
e. Melnghadiri rapat dan menyi
apkan bahan serta mengkoordinasi
tindaklanjutyangdiperlukan.
f.Mengkonsolidasilaporan
laporanyangdiperlukan.
g.Melakukankunjunganlapangan.
h.Melakukankoordinasidengan
penyediajasa.
a.MembantuTeamLeader
dalamdesainsesuaikeahlian
masingmsainglingkupkeahlian
b.MembantuTeamLeader
dalammemberikanmasukan
kepadaTeamLedaer
c.MembantuTeamLeader
dalammembantuPengguna
JasadalampenyelenggaraanFGD
d.MembantuTeamLeader
dalammenyiapkanbahan.
e.MembantuTeamLeader
dalammengkonsolidasilaporan
laporanyangdiperlukan.
f.Melakukankunjunganlapangan.
g.Melakukankoordinasidengan
penyediajasa.

42 | Laman

Laporan Pendahuluan
5.DAFTAR PERSONIL

43 | Laman

Laporan Pendahuluan
BAB. III KESIMPULAN

Dari penjelasan-penjelasan pada bab-bab diatas , maka untuk Kawasan Rumah Khusus Papua V
dalam rangka penyusunan Site Plan dan DED dapat dimpulkan bahwa :

1. Lokasi terletak di Kampung Makbusun 1-3, Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong, ini
2. Luasan Lokasi adalah sekitar 5 Ha
3. Berdasarkan Hipotesis, Sagu sebagai Pohon endemik Papua adalah Tanaman yang memiliki ke
khasan dan keunggulan berupa :
a.

Produktivitas karbohidrat yang sangat tinggi

b.

Pohon dengan nilai keberlanjutan yang tinggi dan nilai emisi yang rendah.

c.

Tepung yang dihasilkan Mempunyai Indeks glikemik rendah

d.

Dapat digunakan sebagai substitusi pengganti Terigu

e.

Dapat digunakan sebagai bahan baku pangan pokok termasuk mie dan beras

f.

Berpotensi untuk dijadikan komoditas ekspor

g.

Mempunyai produk turunan yang bernilai ekonomis dengan tambahan teknologi


menengah sampai tinggi.
Dengan alasan tersebut sangat dimungkinkan dijadikannya kawasan ini sebagai rumah
pengolah/industri untuk dikembangkan.

4. Lahan siap bangun yang direncanakan, memungkin dimasukkannya rumah sebagai tempat
usaha, skala home industri, untuk meumbuhkan kegiatan ekonomi baru berbasis sahu.tepung
sagu
5. Pada Lokasi, dimungkin dibuat suatu industri pengolah sagu sebagai pemasok kebutuhan
tepung berstandar tinggi, skala foodgrade, sebagai pemasok industri yang akan dikembangkan
pada kawasan,
6. Daerah Hinterland, desa/hutan pengasil sagu merupakan pemasok bahan baku industri
7. Ibukota Kabupaten, maupun Ibukota Propinsi, sebgaai pasar yang akan menyerap produk yang
dihasilkan
8. Kelebihan produksi akan dipasarkan, mengikuti jalaur pasar Industri besar pengolahan sagu
yang dibangun di Kabupaten Sorong Selatan

44 | Laman

Laporan Pendahuluan
9. Rumah khusus yang akan dikembangkan, mempunyai misi tambahan sebgai tempat
pembelajaran bagi masyarakat Papua Barat dalam membuat Inudstri Sagu dengan teknologi
sederhana, bermodal menengah dan ifisien, sehingga memungkinkan untuk dikloning di lain
wilayah.
10. Sumber Daya Alam sangat mendukung dibuatnya industri tersebut, sedangkan Sunber Daya
Manusia dapat dilatih melalui sistim Magang
11. Untuk menjamin kegiatan industri dapat berjalan, penyelenggaraannya bisa bekerja sama
dengan lembaga seperti, BPPT, Kemenristek, Kementan, Kemendes yang mempunyai
program yang relevan
12. Pada kegiatan FGD, diperlukan pakar yang akan meyakinkan bahwa rumah khusus dengan
basis sebagai pengolah sagu dan produk sagu sangat meungkinkan dilaksanakan, bersasarkan
hasil penelitian maupun kegitan praktek lapangan yang sudah dilaksankan.

PT/ WAHACIPTA BANGUNWISMA

Ir. Widharko
Direktur
Rukan Taman Pondok Kelapa Blok J No.1
Jl. Raya Pondok Kelapa -Jakarta Timur, Telp. 86906141 86906148, Fax. 86906148

45 | Laman

Anda mungkin juga menyukai