Guru Mapel:
Supandi Situmorang, S.Pd
Oleh:
Kelompok 3
Antonio Edward 0054405131
Christina Nataella 0045522151
Joyce Angelica 0050858327
Michelle Nathalie 0045327678
Nadine Putri 0055232780
Steven Lie -
Timotius Satya 0058282464
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai
dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Supandi Situmorang, S.Pd sebagai guru
pengampu mata pelajaran Geografi yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………………………….………………….i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
Bab I: PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 2
Bab II: PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Desa ................................................................................................................... 3
2.2 Unsur Desa ........................................................................................................................... 4
2.3 Ciri-ciri Desa ........................................................................................................................ 5
2.4 Pola Keruangan Desa…………………………………………………………………………………………..…………6
2.5 Tipe Lingkungan Fisik Desa…………………………………………………………………………………………..7
2.6 Perkembangan Desa………………………………………………………………………………………………..……..9
2.7 Pola Kebudayaan Masyarakat Desa………………………………………………………………………………………11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
f. Bagaimana proses perkembangan desa?
g. Apa yang menjadi pola kebudayaan masyarakat desa?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Desa
3
2.2 Unsur Desa
Desa merupakan hasil perpaduan sekelompok manusia dengan
lingkungannya. Desa memiliki unsur yang saling berhubungan, mempengaruhi dan
tidak dapat berdiri sendiri. Unsur tersebut menurut Bintarto diantaranya:
a. Wilayah
meliputi tanah yang produktif dan tidak produktif,letak, luas, batas, bentuk,
dan topografi
b. Penduduk
meliputi jumlah, pertambahan kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian
penduduk setempat
c. Tata Kehidupan
meliputi sifat gotong royong, adat istiadat, tradisi, aturan, dan norma (hukum
informal). Serta menyangkut seluk beluk kehidulan masyarakat desa (rural
society)
Desa memiliki komponen yaitu komponen geografi dan komponen mamusia.
Komponen geografi merupakan komponen alam seperti SDA. sedangkan komponen
manusia yaitu SDM yang berada di lingkungan tersebut. Desa akan maju jika kedua
komponen tersebut saling memenuhi satu sama lain, seperti sda yang memenuhi dan
sdm yang menggunakan secara bijak.
Selain 3 unsur yang telah disebutkan, terdapat faktor yang mempengaruhi
perkembangan desa yaitu unsur letak. Desa yang letaknya dengan kota akan
berkembang lebih cepat dibanding desa yang terletak di pedalaman. Karena perkotaan
termasuk wilayah yang sudah maju disbanding desa, jadi desa yang letaknya dekat
dengan kota akan lebih cepat menerima perubahan, informasi, dan lainnya disbanding
desa yang letaknya di pedalaman. Dengan unsur letak ini, desa-desa di Indonesia
memiliki tingkat perkembangan yang berbeda dalam berbagai aspek
4
2.3 Ciri- ciri Desa
Secara umum, desa adalah kesatuan hukum yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul atau
adat istiadat setempat. Desa juga dapat dikatakan sebagai hasil dari perpaduan antara
kegiatan sekelompok manusia dan lingkungannya. Desa memiliki beberapa
karakteristik yang cukup berbeda dengan perkotaan, adapun ciri-ciri desa adalah
sebagai berikut:
1. Kehidupan masyarakat desa dianggap sangat erat dengan alam. Sehingga
pekerjaan yang dimiliki bersifat homogen dan bergantung pada sektor
pertanian, peternakan, dan perikanan.
2. Kepadatan penduduk tergolong rendah dengan rasio antara luas wilayah
penduduknya kecil. Hal ini bisa dilihat dari rumah di desa yang masih
punya pekarangan yang tidak menempel dengan tetangganya.
3. interaksi masyarakat desa lebih intensif. Selain itu, komunikasinya juga
bersifat personal sehingga antara satu dengan yang lainnya saling
mengenal dan membantu.
4. Masyarakat desa juga memiliki solidaritas yang sangat kuat. Hal ini terjadi
karena penduduk desa mempunyai kesamaan ekonomi, budaya, serta
tujuan hidup.
5. Mobilitas masyarakat desa juga cenderung lebih rendah. Sebab, pekerjaan
dan ikatan masyarakat yang terbatas membuat penduduk desa jarang
sekali bepergian atau pergi ke tempat jauh.
Selain itu, desa juga memiliki fungsi yang beragam, diantaranya yaitu:
a. Desa sebagai Hinterland
Salah satu fungsi desa yaitu sebagai hinterland atau daerah dukung yang
memberi bahan pokok seperti padi, jagung, hingga ketela. Tak hanya itu,
desa juga menyediakan beragam makanan lain seperti kacang, kedelai,
sayur-sayuran, dan jenis buah-buahan.
5
b. Sebagai Pelestari Kearifan Lokal
Banyak sekali kebudayaan lokal yang hingga kini tetap lestari di
masyarakat pedesaan. Dengan adanya desa, maka kebudayaan lokal akan
senantiasa terjaga dan terus berkembang.
c. Sumber Tenaga Kerja
Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong royong menjadi kekuatan
berproduksi dan kekuatan membangun atas dasar kerja sama dan saling
pengertian. Selain itu, desa juga termasuk sumber tenaga kerja bagi kota.
Tidak bisa dimungkiri bahwa masyarakat yang berasal dari desa
dipekerjakaan di kota sebagai buruh atau di sektor informal.
d. Mitra Pembangunan
Tak hanya sebagai sumber tenaga kerja, masyarakat desa juga berfungsi
sebagai mitra pembangunan wilayah kota. Mitra ini akan diperoleh dalam
waktu cepat maupun lambat, tergantung dengan hubungan atau kerja sama
yang dilakukan masyarakat di dalamnya.
6
kegotongroyongan masyarakat serta adanya faktor keturunan atau
kerabat. Pemekaran desa jadi apabila jumlah anggota masyarakat
bertambah , dan arah pemekarannya adalah ke segala penjuru.
b. Desa Menyusur Sepanjang Pantai
Desa yang bentuknya menyusur sepanjang pantal ini umumnya
terdapat pantai yang landai. Masyarakat yang tinggal di desa ini
bermata pencaharian bidang perikanan, perkebunan kelapa, dan
perdagangan. Apabila desa mengalami perkembangan maka antara
suatu desa yang menyusur sepanjang pantai akan bertemu dengan desa
di pantai lainnya.
c. Desa Linier di Dataran Rendah
Desa yang linier ini terbentuk karena permukiman masyarakat di
dataran rendah cenderung memanjang sejajar dengan jalan raya. Jalan
menjadi penentu pola keruangan desa, contohnya adalah suatu ring
road mepengaruhi pola permukiman di sekitarnya. Selain jalan, bentuk
desa ini dapat linier mengikuti pola linier sepanjang sungai.
d. Desa Mengelilingi Fasilitas Tertentu
Desa yang mengelilingi fasilitas tertentu ini banyak terdapat di dataran
rendah, di mana fasilitas yang dikelilingi berupa mata air, lapangan
terbang. Pola ini umumnya ditemukan di dataran rendah, dimana
fasilitas umum yang ada dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Misalnya mengelilingi waduk atau mata air. Fasilitas yang
dikelilingi tersebut sudah pasti berada ditengah-tengah pemukiman,
dan digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan
7
a. Desa pegunungan
➢ Desa ini terletak di daerah pegunungan dengan kemiringan
lereng >40% dan ketinggian >5.000 meter diatas permukaan
laut, serta termasuk dalam daerah hulu sehingga banyak
terdapat tanaman hutan.
➢ Curah hujannya tinggi daan ketersediaan sumber daya air
melimpah sehingga mendukung berkembangnya tanaman
perkebunan, holtikultura, peternakan, dan pariwisata.
➢ Desa ini tidak memiliki banyak penduduk karena daerahnya
sulit dijangkau.
➢ Desa ini juga rawan terkena erupsi gunung api.
b. Desa dan kelurahan perbukitan
➢ Desa ini terletak di daerah perbukitan bergelombang dengan
kemiringan lereng sebesar 30-40% dan ketinggian 75-500 meter
diatas permukaan laut.
➢ Desa ini berpotensi menghasilkan tanaman berkayu, tanaman
tahunan, dan hasil perkebunan.
c. Desa dan kelurahan dataran
➢ Desa ini memiliki kemiringan lereng kurang dari 15% sehingga
wilayahnya termasuk dalam wilayah yang datar dan banyak
digunakan oleh masyarakat sebagai tempat tinggal.
➢ Desa ini memiliki kepadatan penduduk yang tinggi.
➢ Ketersediaan air di des aini cukup melimpah sehingga wilayah ini
banyak untuk pemukiman, industry, perdagangan, dan jasa.
➢ Pertanian di desa ini menjadi sumber penghasil bahan makanan
terbesar di banding desa desa lainnya.
d. Desa dan kelurahan pesisir/pantai
8
➢ Desa ini sangat dipengaruhi oleh ekologi laut, kemiringan lereng
kurang dari 5%.
➢ Desa ini merupakan wilayah strategis untuk menjalankan
hubungan ekonomi antar pulau sehingga pemukimannya cukup
banyak.
➢ Potensi ekonomi di desa ini berupa perikanan dan kelautan yang
dipengaruhi pula oleh bentuk pantai seperti tebing curam, berbatu,
dan pantai berpasir.
e. Desa di pulau pulau kecil
➢ Desa ini terletak di pulau pulau kecil yang umumnya terpencil dan
terpisah dari dataran luas dan lautan luas.
9
6) swadaya
7) sarana dan prasarana.
Berikut klasifikasi desa menurut tingkat perkembangannya, yaitu:
a. Desa Swadaya
Desa swadaya adalah desa yang memiliki potensi tertentu tetapi
dikelola dengan sebaik-baiknya, dengan ciri:
• Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
• Penduduknya jarang.
• Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
• Bersifat tertutup.
• Masyarakat memegang teguh adat.
• Teknologi masih rendah.
• Sarana dan prasarana sangat kurang.
• Hubungan antarmanusia sangat erat.
• Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.
b. Desa Swakarya
Desa swakarya adalah peralihan atau transisi dari desa swadaya
menuju desa swasembada. Ciri-ciri desa swakarya adalah:
• Kebiasaan atau adat istiadat sudah tidak mengikat penuh.
• Sudah mulai menpergunakan alat-alat dan teknologi
• Desa swakarya sudah tidak terisolasi lagi walau letaknya
jauh dari pusat perekonomian.
• Telah memiliki tingkat perekonomian, pendidikan, jalur
lalu lintas dan prasarana lain.
• Jalur lalu lintas antara desa dan kota sudah agak lancar.
c. Desa Swasembada
Desa swasembada adalah desa yang masyarakatnya telah mampu
memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan
10
potensinya sesuai dengan kegiatan pembangunan regional. Ciri-ciri
desa swasembada
• kebanyakan berlokasi di ibukota kecamatan.
• penduduknya padat-padat.
• tidak terikat dengan adat istiadat
• telah memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai dan labih
maju dari desa lain.
• partisipasi masyarakatnya sudah lebih efektif.
11
adaptasi yang pasif dari masyarakat Desa pertanian. Pentingnya mengenal masyrakat,
dalam hal ini dapat diketahui ketika karakter masyarakat itu sendiri.
Dengan mengerti sistilah filsafat organis yang merupakan skap hidup dan
melihat segala sesuatu sebagai kesatuan. Kemudian, pengaruh alam juga terlihat pada
pola kebiasaan hidup yang serba lamban untuk ukuran modern. Tokoh Paul H. Landis
disebabkan karena mereka sangat dipengaruhi oleh irama alam.
Kaitannya dengan pertanian, secara alami tanaman tumbuh lewat proses
tertentu, dengan tahap-tahap dan paket waktu tertentu pula. Pola kehidupan
masyarakat yang Tergantung kepada alam, tentunya terkadang tidaklah rasional, alam
dalam masyarakat Desa merupakan bagian dalam proses keberlangsungan hidup
mereka. Berbeda dengan Negara yang sudah berkembang seperti Amerika, dimana
proses pertanian yang kembangkan modern, dengan kaitannya iklim, udara, tanaman,
dan binatang binatang.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Desa merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang
berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri merupakan pemerintahan
terendah di bawah camat. Desa yang asri dan masih asli lingkungannya membuat para
warga desa nyaman dan senang berada di lingkungan desa untuk memanfaatkan
sumber daya alam yang tersedia. Desa memiliki beragam pola yang berbeda, seperti
desa yang berada di pegunungan apolanya akan berbeda dengan desa yang berada di
daerah pesisir pantai atau daratan.
Seiring berjalannya waktu juga desa mulai berkembang dari desa swadaya
yang penduduknya masih jarang dan kental dengan adat istiadat sampai ke desa
swasembada yang sudah maju dan letaknya dengan ibu kota. Kebudayaan masyarakat
desa juga mengalami perubahan seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan
zaman. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi berbagai sector di pedesaan seperti
perubahan mata pencaharian masyrakat desa yang tadinya sebagai petani beralih
profesi menjadi buruh atau pegawai industry. Dengan adanya perkembangam ini
membuat desa bisa menjadi lebih maju dan berkembang untuk megikuti arus
perkembangan zaman. Namun, disamping itu juga membawa hal negative seperti adat
istiadat yang hilang, lingkungan alam yang mulai rusak, dan lainnya.
3.2 Saran
Kami harap dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca agar lebih
mengetahui tentang keruangan desa di Indonesia. Kami tentu menyadari banyak
kekurangan dari penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami butuhkan agar bisa menjadi pelajaran kedepannya.
13
3.2.1 Bagi Guru
a. Sebaiknya pengajar dapat membimbing para siswa dalam pembelajaran
3.2.2 Bagi siswa
a. Diharapkan pembaca dapat lebih mendalami lagi materi yang ada dalam
makalah ini serta dapat menjadi informasi yang bermanfaat setelah membaca
makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Nursa'ban, M., & Ashari, A. (2019). Buku Geografi SMA Kelas XII. Yudhistira.
Link : https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-fungsi-desa-dan-ciri-cirinya-perlu-
diketahui-kln.html
https://mekarjaya.tanahbumbukab.go.id/?p=297
15