Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DASAR-DASAR SOSIOLOGI

“Masyarakat Kota dan Desa”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Tugas Pada Mata


Kuliah Dasar-dasar Sosiologi

Oleh
Kelompok 4

Aura Adelya 2206101020031


Nova Fauza Rahmaya 2206101020036
Aminul Jihan Zhahira 2206101020063
Cut Nadia Thahira 2206101020001
Hayatun Nufus 2206101020014
Muhammad Hafidz 2206101020024
Muhammad Ariefa 2206101020059

Dosen Pengampu

Dr. Sanusi, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan nikmat kepada kami
sehingga dalam penulisan dan penyusunan makalah yang berjudul “Masyarakat Kota dan Desa”
ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tujuan yang mendorong kami menyusun makalah ini adalah tugas dari mata kuliah Dasar-dasar
Sosiologi untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat perkuliahan, makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Banda Aceh, 27 Februari 2023

Kelompok 04
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................1
BAB II: PEMBAHASAN................................................................................................2
2.1 Definisi Masyarakat ...............................................................................................2
2.2 Masyarakat Perkotaan............................................................................................2
2.3 Masyarakat Perdesaan............................................................................................3
2.2 Perbedaan Antara Masyarakat Kota dan Desa........................................................6
2.2 Hubungan Antara Masyarakat Kota dan Desa........................................................7
BAB III: PENUTUP........................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat kota adalah sekumpulan orang yang berinteraksi dalam jumlah yang besar atau
bisa di katakan dengan sekumpulan orang di wilayah yang besar yang di mana untuk melakukan
interaksi tersebut harus ada pemimpin yang di mana pemimpin dari kelompok tersebut membuat
peraturan-peraturan. Tujuan yang di buat pemerintah adalah sebagai pembatas kegiatan
perorangan. Tetapi kehidupan masyarakat kota sekarang kebanyakan tidak mengikuti peraturan
yang ada disekitar lingkungan mereka. Di perkotaan kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa orang kota pada umumnya dapat mengurus
dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Jalan pikiran rasional yang pada
umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi
lebih didasarkan pada faktor kepentingan dari pada kepentingan pribadi. Masyarakat kota
memiliki tingkat kegengsian yang sangat tinggi sehingga sulit untuk menemukan rasa solidaritas
yang tinggi maka dari itu masyarakat kota lebih cenderung individualis, serta tingkat pemikiran,
pergaulan dan pekerjaan yang hampir dapat dipastikan berbeda dengan masyarakat di desa.
Sedangkan masyarakat desa ialah masyarakat penghuni desa yang dominan mata pencaharian
nya itu sebagai petani, nelayan dan lain sebagainya. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat umumnya desa masih memiliki adat istiadat yang sangat kental yang di
akui pemerintah Nasional. Di perdesaan hubungan warga nya sangat erat, hasil pertanian nya
sangat berlimpah, sistem pengendali sosial sangat kuat sehingga perkembangan jiwa individu
sangat sukar di kembangkan, sistem kekeluargaan nya juga masih sangat kental. Masyarakat
pedesaan di Indonesia bersifat homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat
istiadat, dan sebagainya. Adapun fungsi masyarakat desa adalah sebagai sumber tenaga kerja,
masyarakat desa juga berfungsi sebagai mitra pembangunan wilayah kota.

Wilayah Perkotaan umumnya wilayah yang lebih maju dari segi laju ekonomi , kualitas
pendidikan dan fasilitas sosialnya sedangkan wilayah Pedesaan adalah sebuah wilayah yang
masih dalam tahap perkembangan ekonomi dan pembangunan sarana dan prasarana di daerah
tersebut. Di setiap wilayah yaitu Pedesaan dan Perkotaan memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing . namun dengan adanya persepsi dua wilayah , perkotaan dan pedesaan
seharusnya bukan menjadi perbedaan prioritas pemerintah untuk menjalankan kewajibanya
untuk membangun wilayah negara menjad lebih maju. Begitu juga seluruh masyarakat yang ada
diwilayah itu  . 
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sosiologi membedakan antara masyarakat desa dan kota?


2. Bagaimana hubungan antara masyarakat kota dan masyarakat desa?
3. Masalah sosial yang terjadi di perkotaan dan perdesaan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui perbedaan antara masyarakat kota dan desa
2. Mengetahui hubungan antara masyarakat kota dan desa
3. Mengetahui masalah sosial yang terjadi di perkotaan dan perdesaan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Masyarakat

Secara awam Pengertian rakyat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama,
bekerja sama buat memperoleh kepentingan beserta yg telah memiliki tatanan kehidupan, adat-
tata cara, serta tata cara adat yg ditaati dalam lingkungannya. masyarakat asal berasal bahasa
inggris yaitu "society" yang berarti "masyarakat", lalu istilah society dari asal bahasa latin yaitu
"societas" yg berarti "kawan". Sedangkan masyarakat yg asal berasal bahasa arab yaitu
"musyarak". Pengertian masyarakat pada Arti Luas artinya keseluruhan hubungan hidup tanpa
dibatasi dengan lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan Pengertian warga dalam Arti
Sempit merupakan sekelompok individu yang dibatasi sang golongan, bangsa, teritorial, serta
lain sebagainya. Pengertian masyarakat juga bisa didefinisikan sebagai grup orang yg
terorganisasi sebab mempunyai tujuan yang sama. Pengertian masyarakat secara Sederhana
artinya sekumpulan manusia yg saling berinteraksi atau berteman menggunakan kepentingan yg
sama. Terbentuknya masyarakat sebab insan menggunakan perasaan, pikiran serta keinginannya
menyampaikan reaksi pada lingkungannya.

a. Unsur-unsur Masyarakat

Kesatuan hidup manusia di lingkup desa, kota, maupun negara merupakan konsep
masyarakat. Di setiap kesatuan masyarakat, selalu ada unsur-unsur yang membentuk
kesatuannya. sejumlah unsur masyarakat adalah sebagaimana perincian di bawah ini:

1. Beranggotakan paling sedikit dua orang atau lebih.


2. Seluruh anggota sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama, menghasilkan individu baru yang saling
berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antaranggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup berrsama yang memunculkan kebudayaan dan keterkaitan satu
sama lain sebagai anggota masyarakat.

Berbagai pola tingkah laku yang khas menjadi pengikat satu kesatuan manusia yang kemudian
disebut masyarakat. Pola-pola tersebut harus bersifat tetap dan berkelanjutan agar menjadi
kebudayaan. Kebudayaan dilahirkan dari proses berpikir manusia, yang kemudian diyakini
sebagai nilai-nilai hidup. Dengan demikian, masyarakat dan kebudayaan tidak akan mungkin
terpisahkan karena masyarakat adalah wadah kebudayaan itu sendiri.
b. Ciri-ciri Masyarakat

Untuk menentukan identitasnya, menurut Soerjono Soekanto, buku Sosiologi: Suatu Pengantar
(2003), masyarakat mempunyai ciri-ciri yang khas. Adapun daftar ciri-ciri masyarakat adalah
sebagai berikut.

a) Hidup Berkelompok Sebagai makhluk sosial


manusia tidak mampu hidup sendiri. Ketidakmampuan itu mendorong manusia hidup
berkelompok. Sebab, manusia senantiasa membutuhkan bantuan orang lain. Konsep tersebut
mengantarkan masing-masing individu hidup bermasyarakat.
b) Melahirkan Kebudayaan
Ketika manusia membentuk kelompok, mereka selalu berusaha mencari jalan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Manusia akan berupaya menyatukan pikiran dan pengalaman bersama agar
terbentuk suatu rumusan yang dapat menjadi pedoman tingkah laku mereka, yakni kebudayaan.
Selanjutnya, budaya itu dipelihara dan diwariskan ke generasi-generasi berikutnya.
c) Mengalami Perubahan
Beragam latar belakang yang menyatukan tiap-tiap individu menjadi suatu masyarakat, membuat
manusia mengalami perubahan. Perubahan ini dianggap sebagai upaya masyarakat
menyesuaikan diri dengan keadaan zaman. Sebagai contoh, masyarakat beralih menggunakan
surat elektronik untuk menggantikan surat kertas, ketika menerima pengaruh perkembangan
teknologi.
d) Berinteraksi
Interaksi adalah hal yang mendasar dari terbentuknya masyarakat. Interaksi ditempuh untuk
mencapai keinginan, baik pribadi maupun kolektif. Dengan berinteraksi, masyarakat membentuk
suatu entitas sosial yang hidup.
e) Terdapat Kepemimpinan
Masyarakat cenderung mengikuti peraturan yang diberlakukan di wiayahnya. Contohnya, dalam
lingkup keluarga, kepala keluarga mempunyai wewenang tertinggi untuk mengayomi
keluarganya. Istri dan anak patuh kepada ayah atau suaminya. Hal itu menunjukkan bahwa
dalam masyarakat, ada peran pemimpin yang membantu menyatukan individu-individu.
f) Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial menempatkan seseorang pada kedudukan dan perannya di dalam masyarakat.
Ketidakseimbangan hak dan kewajiban masing-masing individu atau kelompok menimbulkan
adanya penggolongan masyarakat dalam kelas-kelas tertentu. Dalam kehidupan bermasyarakat,
stratifikasi sosial didasari atas kasta sosial, usia, suku, pendidikan, dan beberapa aspek lain yang
memicu keberagaman.
2.2 Masyarakat Perkotaan

Masyarakat Perkotaan (masyarakat modern) adalah masyarakat yang sudah tidak terikat dengan
adat istiadat. Dalam masyarakat modern, adat istiadat dianggap dapat menghambat kemajuan.
Oleh karena itu, masyarakat modern lebih memilih mengadopsi nilai-nilai baru yang lebih
rasional dalam membawa kemajuan.

a. Pengertian kota

1) Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang
yang heterogen kedudukan sosialnya.

2) Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan
ekonominya dipasar lokal.

3) Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih. Dari beberapa pendapat
secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri- ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat
dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur
pemerintahan.

karena memang gaya hidupnya yang cenderung bersifat individualistik. Talcott Parsons
mengemukakan teori mengenai tipe masyarakat kota yang diantaranya mempunyai ciri-ciri:

1) Netral Afektif
2) Orientasi Diri
3) Universalisme
4) Prestasi
5) Heterogenitas

b. Ciri-ciri Masyarakat Perkotaan

Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu:

a) Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena


memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
b) Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung
pada orang lain (Individualisme).
c) Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-
batas yang nyata.
d) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota.
e) Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi
warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat
mengejarkebutuhan-kebutuhan seorang individu.
f) Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka
dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

2.3 Masyarakat Perdesaan

Desa adalah satu kesatuan yang bertempat tinggal di dalam suatu masyarakat dan berkuasa
mengadakan pemerintahan sendiri. Desa adalah perwujudan atau kesatuan geografi, sosial,
politik, budaya, dan ekonomi yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya
secara timbal balik dengan daerah lain. menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan
sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat
pemerintahan tersendiri.

Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik
dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara
timbal balik dengan daerah lain

a. Pengertian Desa

Selain pengertian desa secara umum, beberapa ahli juga mengungkapkan tentang pengertian
desa. Di bawah ini akan dijelaskan pengertian desa menurut para ahli.

a) R. Bintarto
Desa adalah suatu perwujudan maupun kesatuan sosial, geografi, ekonomi. Kultural serta politik
yang ada pada suatu daerah dan mempunyai pengaruh yang timbal balik dengan daerah lain.
b) Rifhi Siddiq
Desa adalah suatu wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan rendah yang dihuni oleh
penduduk dengan interaksi sosial yang bersifat homogen, bermata pencaharian di bidang agraris
dan juga mampu berinteraksi dengan wilayah lain di sekitarnya.
c) Sutardjo Kartohadikusumo
Desa merupakan kesatuan hukum yang berisi tentang sekelompok masyarakat untuk
mengadakan pemerintahan sendiri.
d) Paul H. Landis
Desa adalah daerah dimana hubungan pergaulannya ditandai dengan intensitas tinggi dan jumlah
penduduk yang kurang dari 2.5000 orang.
e) H.A.W. Widjaja
Desa merupakan suatu kesatuan masyarakat yang memiliki struktur berdasarkan sifat istimewa.
Di dalam pemerintahan desa berisi tentang partisipasi, keanekaragaman, otonomi asli,
demokratisasi serta pemberdayaan masyarakat.

b. Ciri-ciri masyarakat perdesaan

1) Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan
kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan
simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
2) Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka
mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang
berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
3) Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan
keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif,
perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.
(lawannya Universalisme)
4) Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang
sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
5) Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara
pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan
bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat
Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa
pengaruh dari luar.

2.4 Perbedaan antara desa dan kota

Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan
masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), perbedaan tersebut
sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam
masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota.
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing
punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi
sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan
"berlawanan" pula.

Masyarakat Perkotaan Masyarakat Perdesaan


Perilaku Heterogen Perilaku Homogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep Perilaku yang dilandasi oleh rasa kekeluargaan
pengandalan diri dan kelembagaan dan kebersamaan
Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan
dan fungsi status
Mobilitas sosial sehingga dinamik Isolasi sosial sehingga statik
Kebauran dan diversifikasi kultural Kesatuan dan keutuhan kultural
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai secular Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
Individualisme Kolektivisme

Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam
ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan
biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan. Selanjutnya menjelaskan ciri-ciri relasi
sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan.
Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk
masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang
kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah
pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja.
Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting.
Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang
dihadapi. di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu
seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan
kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi
kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat
pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
1) jumlah dan kepadatan penduduk
2) lingkungan hidup
3) mata pencaharian
4) corak kehidupan social
5) stratifiksi social
6) mobilitas social
7) pola interaksi social
8) solidaritas social
9) kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional
Interaksi Sosial didaerah Pedesaan
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga
desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang hakekatnya, bahwa
seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia
hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi
masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai
masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang
sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Masyarakat Desa atau juga bisa disebut sebagai masyarakat tradisonal manakala dilihat dari
aspek kulturnya. Masyarakat pedesaan itu lebih bisa bersosialisasi dengan orang orang di
sekitarnya. Masyarakat Desa adalah kebersamaan. sedangkan Pola interaksi masyarakat kota
adalah individual,. Sebagai contoh kalau anda pergi ke suatu Desa, dan anda bertanya dengan
seseorang siapa nama tetangganya, pasti dia hafal. Kalau di kota, kurang dapat bersosialisasi
karena masing masing sudah sibuk dengan kepentingannya sendiri2.Pola interaksi masyarakat
pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan, sedang masyarakat perkotaan lebih ke motif
ekonomi, politik, pendidikan, dan kadang hierarki. Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan
timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan, sedangkan masyarakat kota
terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.

2.5 Hubungan antara perdesaan dan perkotaan

Anda mungkin juga menyukai