2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan
selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi
pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin
kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari judul ini sebagai tambahan dalam menambah referensi
yang telah ada.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... 00
DAFTAR ISI...................................................................................................... 00
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 00
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Masyarakat........................................................................... 00
B. Masyarakat Desa................................................................................00
C. Masyarakat Kota.... ………………………………………………... 00
D. Perbedaan Masyarakat Desa dan Kota...............................................00
E. Hubungan Desa dan Kota.................................................................. 00
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 00
B. Saran.................................................................................................. 00
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................00
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1
http://ms.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
A. Definisi Masyarakat
Dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius yang
berarti “kawan”. Kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek,
artinya “bergaul”. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk – bentuk
akhiran hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai pribadi
melainkan oleh unsur – unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang
merupakan kesatuan.2
B. Masyarakat Pedesaan (masyarakat tradisional)
1. Pengertian desa/pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma
mengemukakan sebagai berikut, Desa adalah suatu kesatuan hukum
dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.3
2
Sosiologi 3 SMU 1994, hal. 68
3
Drs. H. Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, 2003, Hal.241
desa itu sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama
lain diantara unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap
sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan
kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan,
gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat , kesenian
kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri yang jelas.
4
Kompas, Minggu 12 November 2006 (Jangan bunuh desa kami) oleh Marwanto
2. Ciri-ciri Masyarakat Desa (karakteristik)
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli
Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai
masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai
berikut :
d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak
diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi
merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau
keturunan.(lawanya prestasi).
5
Sosiologi 3 SMU 1994, hal. 70
C. Masyarakat Perkotaan
1. Pengertian Kota
Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-
macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini :
a. Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen,
dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
b. Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi
sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
c. Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Netral Afektif
Orientasi Diri
6
H..E Kosim, STBA Yapari Bandung, 1996, Hal. 97
Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan
dirinya sendiri, pada umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang
mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap
orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada orang
lain, mereka cenderung untuk individualistik.
Universalisme
Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu
pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk
Universalisme.
Prestasi
Heterogenitas
7
Rr. Tjahjani Busono, MS Barliana, dan Johar Maknun, Perubahan Sosial di Desa Asal Migran
Tenaga Kerja Wanita, Hal. 2-3
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk
membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang
ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan
apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedesaan atau
masyarakat perkotaan. Ciri ciri tersebut antara lain :
2. Lingkungan hidup
3. Mata pencaharian
5. Stratifiksi social
6. Mobilitas social
8. Solidaritas social
2. Sebab-sebab Urbanisasi
8
H.E Kosim, STBA Yapari Bandung, 1996, Hal. 99
o Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha
kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.