Anda di halaman 1dari 14

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Ilmu Sosial Budaya Dasar”

Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan


Dosen pengampu:
Arni Widyastuti, SKM, M.Kes
Indah Restiaty SKM, M.Kes

Disusun Oleh Kelas 1 DIV A Kelompok 3:

1. Adinda Nugrahani ( P21335122005)


2. Fadhil Rahman ( P21335122026)
3. Fajar Assalam ( P21335122027)
4. Fanny Julia Putri ( P21335122029)
5. Intan Febrian (P21335122038)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI


LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar yang berjudul
“Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan” dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata
pelajaran Ilmu Sosial dan Budaya.
Makalah ini berisi tentang hasil analisis Individu, Keluarga dan
Masyarakat sehingga diharapkan Indonesia bisa menjadi lebih maju dan lebih baik
dengan tetap menyejahterakan seluruh penduduk.

Makalah ini penulis susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan


dari berbagai pihak, sehingga pembuatan makalah dapat berjalan dengan lancar.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Arni Widyastuti, SKM,
M.Kes dan Ibu Indah Restiaty, SKM, M.Kes selaku dosen Ilmu Sosial dan
Budaya yang sudah membimbing penulis sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu. Tidak lupa penulis  juga berterima kasih kepada
seluruh anggota kelompok yang sudah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan, baik pada teknik


penulisan maupun materi. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca.

Jakarta, 11 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB 1 : PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................1
BAB 2 : ISI...............................................................................................................2

2.1 Pengertian Masyarakat................................................................................2


2.2 Ciri Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan.................................5
2.3 Urbanisasi dan Urbanisme...........................................................................4
BAB 3 : PENUTUP.................................................................................................5

3.1 Kesimpulan..................................................................................................5
3.2 Saran.............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6

iii
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas
yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur.

Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk


menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan
masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu. Dari
segi perlaksaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat - atau tidak dibuat - oleh
kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains
sosial.

Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian masyarakat?
2. Apa ciri-ciri masyarakat ?
3. Apa urbanisasi dan urbanisme?

Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian masyarakat?
2. Untuk mengetahui ciri masyarakat perkotaan dan pedesaan?
3. Untuk mengetahui urbanisasi dan urbanisme?

iv
Bab II
Pembahasan

1. Pengertian Masyarakat
Dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius yang berarti
“kawan”. Kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya
“bergaul”. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk – bentuk akhiran
hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai pribadi melainkan oleh unsur
– unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.

A. Masyarakat Pedesaan
Pengertian desa/pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma
mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana
bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri[2] Menurut Bintaro,
desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi ,sosial, ekonomi, politik dan
kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Sedang menurut Paul H.
Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai
berikut :

 Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan


jiwa.
 Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
 Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan

Dalam kamus sosiologi kata tradisional dari bahasa Inggris, Tradition


artinya Adat istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada
beberapa pendapat yang ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu
sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara
unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan
pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong
menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam
berpakaian, adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang
mempunyai ciri yang jelas.

Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai


kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk

v
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi


keberadaan bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari
bangsa ini yang menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti
keragaman tersebut telah menjadi kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya
bangsa. Dengan demikian penguatan desa menjadi hal yang tak bisa ditawar dan
tak bisa dipisahkan dari pembangunan bangsa ini secara menyeluruh.

Memang hampir semua kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan


pembangunan desa mengedepankan sederet tujuan mulia, seperti mengentaskan
rakyat miskin, mengubah wajah fisik desa, meningkatkan pendapatan dan taraf
hidup masyarakat, memberikan layanan social desa, hingga memperdayakan
masyarakat dan membuat pemerintahan desa lebih modern. Sayangnya sederet
tujuan tersebut mandek diatas kertas.

Karena pada kenyataannya desa sekedar dijadikan obyek pembangunan,


yang keuntungannya direguk oleh actor yang melaksanakan pembangunan di desa
tersebut : bisa elite kabupaten, provinsi, bahkan pusat.[3] Di desa, pembangunan
fisik menjadi indicator keberhasilan pembangunan. Karena itu, Program
Pengembangan Kecamatan (PPK) yang ada sejak tahun 2000 dan secara teoritis
memberi kesempatan pada desa untuk menentukan arah pembangunan dengan
menggunakan dana PPK, orientasi penggunaan dananyapun lebih untuk
pembangunan fisik. Bahkan, di Sumenep (Madura), karena kuatnya peran kepala
desa (disana disebut klebun) dalam mengarahkan dana PPK untuk pembangunan
fisik semata, istilah PPK sering dipelesetkan menjadi proyek para klebun.

Menyimak realitas diatas, memang benar bahwa yang selama ini terjadi
sesungguhnya adalah “Pembangunan di desa” dan bukan pembangunan untuk,
dari dan oleh desa. Desa adalah unsur bagi tegak dan eksisnya sebuah bangsa
(nation) bernama Indonesia. Kalaupun derap pembangunan merupakan sebuah
program yang diterapkan sampai kedesa-desa, alangkah baiknya jika menerapkan
konsep :”Membangun desa, menumbuhkan kota”. Konsep ini, meski sudah sering
dilontarkan oleh banyak kalangan, tetapi belum dituangkan ke dalam buku yang
khusus dan lengkap. Inilah tantangan yang harus segera dijawab.

B. Masyarakat Perkotaan
Pengertian Kota

Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-


macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.

Wirth

Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh
orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.

vi
Max Weber

Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar


kebutuhan ekonominya dipasar lokal.

Dwigth Sanderson

Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.

Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-


ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau
lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.

Menurut konsep Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut Kota,[5] karena


memang gaya hidupnya yang cenderung bersifat individualistik. Marilah sekarang
kita meminjam lagi teori Talcott Parsons mengenai tipe masyarakat kota yang
diantaranya mempunyai ciri-ciri :

a). Netral Afektif

Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat


Rasionalitas dan sifat rasional ini erat hubungannya dengan konsep Gesellschaft
atau Association. Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat
emosional atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang
bersifat rasional, itulah sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam
perasaannya.

b). Orientasi Diri


Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya
sendiri, pada umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai
hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa
hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka cenderung untuk
individualistik.

c). Universalisme
Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu
pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk Universalisme.

d). Prestasi
Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima
berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.

vii
e). Heterogenitas
Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari
lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya.

2. Ciri Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan


Ciri-ciri Masyarakat desa (karakteristik)

Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli


Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat
tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :

a. Afektifitas
Ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan
kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong,
menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya
tanpa pamrih.

b. Orientasi

Kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka


mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang
yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman
persamaan.

c. Partikularisme

Pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan


keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif,
perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu
saja.(lawannya Universalisme)

d. Askripsi

Yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan
yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).

viii
e. Kekabaran (diffuseness).

Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa
ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak
langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott
Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa
pengaruh dari luar.

Ciri-ciri masyarakat Perkotaan


Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :

a. Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan


karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
b. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
berdantung pada orang lain (Individualisme).
c. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai
batas-batas yang nyata.
d. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota.
e. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor
waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting,
intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
f. Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya
terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

3. Urbanisasi dan Urbanisme

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah


masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak
merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan
kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang
signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan,
fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain
sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan
keluarnya.

Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi urbanisasi berarti


persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari
desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. Perpindahan itu sendiri
dikategorikan 2 macam, yakni migrasi penduduk dan mobilitas penduduk. Migrasi
penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk
tinggal menetap di kota, sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan
penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.

ix
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang
biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi
media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.

Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong,


memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam
bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa
atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk
melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.

Penyebab urbanisasi atau perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan terjadi


karena adanya daya tarik (pull factors) dari perkotaan dan daya dorong (push
factors) dari perdesaan. Faktor Pendorong dari Desa:

 Faktor pendorong dan desa yang menyebabkan terjadinya urbanisasi


sebagai beriikut.
 Terbatasnya kesempatan kerja atau lapangan kerja di desa.
 Tanah pertanian di desa banyak yang sudah tidak subur atau mengalami
kekeringan.
 Kehidupan pedesaan lebih monoton (tetap/tidak berubah) daripada

Faktor Penarik dari Kota

 Faktor penarik dan kota yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai


berikut.
 Kesempatan kerja lebih banyak dibandingkan dengan di desa.
 Upah kerja tinggi.
 Tersedia beragam fasilitas kehidupan, seperti fasilitas pendidikan,
kesehatan, transportasi, rekreasi, dan pusat-pusat perbelanjaan.
 Kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi.

Terjadinya urbanisasi membawa dampak positil dan negatif, baik bagi desa yang
ditinggalkan, maupun bagi kota yang dihuni. Dampak positif urbanisasi bagi
desa (daerah asal) sebagai berikut.

 Meningkatnya kesejahteraan penduduk melalui kiriman uang dan hasil


pekerjaan di kota.
 Mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui
kemajuan dikota.
 Bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah
penduduk.
 Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan.

Adapun dampak negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut:

x
 Desa kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian.
 Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat sering ditularkan dan
kehidupan kota.
 Desa banyak kehilangan penduduk yang berkualitas.

Dampak Urbanisasi bagi Kota terdiri dari dampak positif dan dampak negatif.
Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.

 Kota dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja.


 Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas.

Dampak negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.

 Timbulnya pengangguran.
 Munculnya tunawisma dan gubuk-gubuk liar di tengah-tengah kota.
 Meningkatnya kemacetan lalu lintas.
 Meningkatnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial
lainnya.

 Solusi Penangan Urbanisasi MegapolitanOrientasi kebijakan


pembangunan nasional harus mulai dirancang kembali. Selama ini tidak
jelas kemana arah pembangunan nasional. Pembangunan nasional
seringkali hanya berupa proyek-proyek sporadis bersifat politis yang
keberlanjutannya sering tidak jelas. Misalnya program Inpres Desa
Tertinggal (IDT) pada masa pemerintahan Soeharto sekarang tidak lagi
dilaksanakan IDT adalah salah satu contoh tindakan untuk meningkatkan
daya saing desa terhadap kota. Jika daya saing desa bagus, yang ditandai
peningkatan kualitas sarana dan prasarana pembangunan, maka godaan
terhadap penduduk desa untuk migrasi ke kota bisa semakin ditekan.

Dengan kata lain perlu dilakukan proses ”pengkotaan” atau melengkapi


desa dengan kualitas sarana dan prasarana setara dengan kota. Tetapi
melengkapi desa dengan fasilitas kota harus dibatasi hanya pada hal-hal
yang secara sosiologis bisa diterima masyarakat. hal lain dengan
pembatasan tertentu agar tidak merusak bangunan kultur setempat. Serta
tentu saja membangun sentra pengembangan ekonomi setempat, misalnya
sentra kerajinan, pertanian dengan teknologi tepat guna, atau pengolahan
bahan mentah. Pembangunan sentra ekonomi di daerah harus pula
diimbangi dengan kebijakan perdagangan atau perlindungan harga bagi
hasil produksi desa.

Hal ini penting mengingat salah satu alasan klasik urbanisasi (migrasi)
adalah rendahnya penghasilan sektor ekonomi desa. Kebanyakan migran
adalah mantan petani, pengrajin, serta pelaku usaha-usaha ekstraktif
lainnya yang merasa putus asa karena hasil usaha mereka di desa dihargai
terlalu rendah sehingga tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.

xi
Uraian-uraian di atas pada dasarnya bicara mengenai upaya menahan
penduduk desa agar tidak migrasi ke Jakarta. Jika kondisi perekonomian
desa/wilayah di sekeliling kota telah berkembang, kota akan sedikit
mendapat pasokan tenaga kerja. Akibat lebih lanjut, penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) di Jakarta mulai berkurang. Atau setidaknya
tidak akan ada lagi penambahan jumlah penduduk, sehingga pemerintah
Kota bisa lebih berkonsentrasi menangani PMKS yang sudah ada tanpa
was-was akan penambahan PMKS baru dari daerah/desa.

Sebaliknya wilayah yang kenyamanan sosial-ekonomi-spasialnya rendah


akan membuat kohesi longgar. Akibatnya melonggarnya kohesi, penduduk
akan tertarik oleh gaya kohesi wilayah lain yang tingkat kenyamanan
sosial-ekonomi-spasialnya lebih tinggi. Perpindahan penduduk dari
wilayah kohesi lemah menuju wilayah kohesi kuat merupakan bentuk
dasar urbanisasi/migrasi dari desa ke kota. Demi pencegaha urbanisasi,
maka pembangunan desa/wilayah harus lebih diutamakan dibanding
pembangunan kota. Sekali lagi, tujuannya adalah menguatkan kohesi
antara desa dengan penduduknya demi memperlemah arus urbanisasi.

Langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam pemecahannya terhadap


masalah Urbanisasi dan Perkotaan adalah, adalah:

1. Mengembalikan para penganggur di kota ke desa masing-


masing.
2. Memberikan keterampilan kerja (usaha) produktif kepada
angkatan kerja di daerah pedesaan.
3. Memberikan bantuan modal untuk usaha produktif.
4. Mentransmigrasikan para penganggur yang berada di
perkotaan.
5. Dan langkah-langkah lainnya yang dapat mengurangi atau
mengatasi terjadinya “urbanisasi”.

Selain langkah-langkah tersebut di atas, juga dapat dilaksanakan berbagai


upaya preventif yang dapat mencegah terjadinya “urbanisasi”, antara lain:

6. Mengantisipasi perpindahan penduduk dari desa ke kota,


sehingga “urbanisasi” dapat ditekan.
7. Memperbaiki tingkat ekonomi daerah pedesaan, sehingga
mereka mampu hidup dengan penghasilan yang diperoleh di
desa.
8. Meningkatan fasilitas pendidikan, kesehatan dan rekreasi di
daerah pedesaan, sehingga membuat mereka kerasan ‘betah’
tinggal di desa m

xii
Bab III

Penutup
Kesimpulan
Setiap individu, keluarga dan masyarakat memiliki hubungan yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Hubungan yang dilandasi oleh nilai, norma
dan aturan-aturan diantara komponen-komponen tersebut. Individu tidak akan
jelas identitasnya tanpa adanya suatu keluarga dan masyarakat yang menjadi latar
belakang keberadaanya. Begitupun sebaliknya, individu berusaha mengambil
jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan
keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Dan barulah dikatakan sebagai individu jika individu bisa membaur dengan
lingkungan sosialnya yaitu masyarakat.

Manusia sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh


karenanya manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup
berkelompok atau berorganisasi dan membutuhkan orang lain. Kita tahu dan
menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk sosial serta memahami
tugas dan kewajibannya dalam stiap tatanan kehidupan berkelompok dan dalam
struktur dan sistem sosial yang ada.

Saran
Kami sangat menyadari akan kekurangan-kekurangan yang ada pada
makalah ini. Baik dari segi ilmunya maupun dari segi penulisannya. Itu semua

xiii
disebabkan kurangnya referensi yang digunakan dan kurangnya pengalaman
penulis. Untuk itu, apabila ada kritikan maupun saran dari pembaca yang bersifat
membangun sangat kami harapkan, agar di penulisan berikutnya kami dapat
memperbaikinya.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.rangkumanmakalah.com/individu-keluarga-dan-masyarakat/

http://texbuk.blogspot.com/2012/01/proses-tahapan-
terbentuknyakeluarga.html(diakses pada 29 Oktober 2012)

http://dahliaayusuryandari.blogspot.com/2012/02/tingkatan-dalam-
masyarakatdan.html (diakses pada 29 Oktober 2012)

http://organisasi.org/definisi-pengertian-masalah-sosial-dan-jenis-macammasalah-
sosial-dalam-masyarakat (diaksespada 2 Oktober 2012)

http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga(diakses pada 29 Oktober 2012)

xiv

Anda mungkin juga menyukai