Anda di halaman 1dari 15

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Ilmu Sosial Budaya Dasar”

Pemuda dan Sosialisasi


Dosen pengampu:
Arni Widyastuti, SKM, M.Kes
Indah Restiaty SKM, M.Kes

Disusun Oleh Kelas 1 DIV A Kelompok 3:

1. Adinda Nugrahani ( P21335122005)


2. Fadhil Rahman ( P21335122026)
3. Fajar Assalam ( P21335122027)
4. Fanny Julia Putri ( P21335122029)
5. Intan Febrian (P21335122038)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI


LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar yang berjudul
“Pemuda dan Sosialisasi” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata pelajaran Ilmu Sosial
dan Budaya.
Makalah ini berisi tentang hasil analisis Pemuda dan Sosialisasi sehingga
diharapkan Indonesia bisa menjadi lebih maju dan lebih baik dengan tetap
menyejahterakan seluruh penduduk.

Makalah ini penulis susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan


dari berbagai pihak, sehingga pembuatan makalah dapat berjalan dengan lancar.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Arni Widyastuti, SKM,
M.Kes dan Ibu Indah Restiaty, SKM, M.Kes selaku dosen Ilmu Sosial dan
Budaya yang sudah membimbing penulis sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu. Tidak lupa penulis  juga berterima kasih kepada
seluruh anggota kelompok yang sudah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan, baik pada teknik


penulisan maupun materi. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca.

Jakarta, 25 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB 1 : PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................1
BAB 2 : ISI...............................................................................................................2

2.1 Internalisasi Belajar dan Spesialisasi..........................................................2


2.2 Pemuda dan Identitas...................................................................................4
2.3 Perguruan Tinggi dan Pendidikan................................................................5
2.4 Peranan Pemuda dan Masyarakat.................................................................9
BAB 3 : PENUTUP...............................................................................................11

3.1 Kesimpulan................................................................................................11
3.2 Saran...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Ir.Soekarno pernah mengatakan dalam pidatonya, “Beri aku 10 pemuda,
niscaya akan kuguncangkan dunia!”. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa
pemuda memiliki pengaruh besar sebagai agen perubahan bagi suatu negara.
Karena di tangan merekalah tongkat estafet pembangunan negara akan
diwariskan. Dengan kata lain pemuda adalah generasi penerus yang dapat
menciptakan perubahan pada suatu Negara bahkan dunia.

Perilaku setiap individu pun berbeda-beda, karena dari itu membuat


individu lain mengambil suatu tindakan yang berbeda-beda. Tindakan-tindakan
yang diambil oleh masing-masing individu bisa dibagi menjadi dua yaitu tindakan
positif dan negatif. Tindakan positif akan diambil jika antar individu saling
mengharagai adanya norma-norma yang berlaku. Kalau tindakan negatif, akan
diambil jika antar individu tidak mengutamakan norma-norma yang ada, seperti
saling egois, berbeda pendapat, merasa derajatnya lebih tinggi dari individu lain,
dan sebagainya.

Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pemuda dan Sosialisasi?
2. Apa Pengertian Internalisasi Belajar dan Spesialisasi?
3. Apa Pengertian Pemuda dan Identitas?
4. Apa Pengertian Perguruan Tinggi dan Pendidikan?
5. Apa Peranan Pemuda dan Masyarakat?

Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Pemuda dan Sosialisasi
2. Untuk mengetahui Internalisasi Belajar dan Spesialisasi
3. Untuk mengetahui Pemuda dan Identitas
4. Untuk mengetahui Perguruan Tinggi dan Pendidikan
5. Untuk mengetahui Peranan Pemuda dan Masyarakat

iv
Bab II
Pembahasan

1. Pemuda dan Sosialisasi


Pemuda atau generasi muda selalu dikaitkan dengan masalah. Masalah
pemuda merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap
generasi dalam hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah-
masalah pemuda ini disebakan karena sebagai akibat dari proses pendewasaan
seseorang, penyusuan diri dengan situasi yang baru dan timbulah harapan
setiap pemuda karena akan mempunyai masa depan yang baik daripada orang
tuanya. Proses perubahan itu terjadi secara lambat dan teratur (evolusi)
Sebagian besar pemuda mengalami pendidikan yang lebih daripada orang
tuanya. Orang tua sebagai peer group yang memberikan bimbingan,
pengarahan, karena merupakan norma-norma masyarakat, sehingga dapat
dipergunakan dalam hidupnya. Banyak sekali masalah yang tidak terpecahkan
karena kejadian yang menimpa mereka belum pernah dialami dan
diuangkapkannya.
Ir.Soekarno pernah mengatakan dalam pidatonya, “Beri aku 10
pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia!”. Kalimat tersebut menunjukkan
bahwa pemuda memiliki pengaruh besar sebagai agen perubahan bagi suatu
negara. Karena di tangan merekalah tongkat estafet pembangunan negara
akan diwariskan. Dengan kata lain pemuda adalah generasi penerus yang
dapat menciptakan perubahan pada suatu Negara bahkan dunia.

2. Internalisasi Belajar dan Spesialisasi


Internalisasi adalah perubahan dalam masyarakat.
Sedangkan Sosialisasi adalah suatu peroses yang mempelajari tentang norma –
norma masyarakat yang akan membentuk keperibadiannnya dilingkungan
masyarakat. Jadi jika tidak adanya Internalisasi dan Sosialisasi didalam
lingkungan masyarakat. Maka tidak akan ada perubahan dilingkungan
itu.Internalisasi lebih mengarah pada norma-norma individu yang
menginternalisasikan norma-norma tersebut. Belajar lebih mengarah pada proses
pembelajaran tingkah laku, yang sebelumnya tidak dimiliki sekarang telah
dimiliki akibat proses pembelajaran tersebut. Sedangkan Spesialisasi lebih
mengarah pada kekhususan yang telah dimiliki oleh seorang individu. Dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari, kita pasti selalu bersosialisasi terhadap
individu lain dimanapun kita berada. Perbedaan antar karakter menjadi identitas
diri individu masing-masing.

v
Perilaku setiap individu pun berbeda-beda, karena dari itu membuat
individu lain mengambil suatu tindakan yang berbeda-beda. Tindakan-tindakan
yang diambil oleh masing-masing individu bisa dibagi menjadi dua yaitu tindakan
positif dan negatif. Tindakan positif akan diambil jika antar individu saling
mengharagai adanya norma-norma yang berlaku. Kalau tindakan negatif, akan
diambil jika antar individu tidak mengutamakan norma-norma yang ada, seperti
saling egois, berbeda pendapat, merasa derajatnya lebih tinggi dari individu lain,
dan sebagainya.

Setelah individu mengambil suatu tindakan entah itu positif atau negatif,
pastilah individu tersebutberfikir atas tindakannya tersebut. Atas pemikirannya
itu, akan membuat suatu pembelajaran dimana individu akan lebih memahami apa
itu hidup besosialisasi dan norma-norma yang berlaku. Dari pembelajaran
tersebut, suatu individu akan mendapatkan spesialisasi atau kekhususan
kemampuan dimana individu bisa menempatkan dirinya di dalam hidup
bermasyarakat.

Jadi, kesimpulan dari semuanya adalah, sebagai individu haruslah menaati


norma-norma kehidupan yang ada, entah itu norma agama, norma kesusilaan, dan
norma kesopanan. Apa yang dilakukan seorang individu pastilah melalui proses
pembelajaran dan memiliki kemampuan khusus setelah terbiasa dengan
pengambilan-pengambilan tindakan.

Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi adalah suatu peroses yang mempelajari tentang norma – norma


masyarakat yang akan membentuk kepribadiannya dilingkungan masyarakat, dan
dapat berfungsi sebagai peranan di kelompok individu.

Banyak sekali remaja- remaja sekarang yang tidak memiliki norma-norma


kehidupan ,dimana jika suatu keluarga tidak menanamkan norma” kepada
anaknya maka yang akan timbul adalah masalah yang kana di terima oleh anaknya
pada saat remaja yang dimana masa-masa seperti ini harus di berikan contoh”
yang baik agar kelak menjadi anak yang memiliki pemikiran dan prilaku yang
baik,dan menjadi contoh dikalangan masyarakat. Memang suatu keluarga yang
dimana terdiri dari ayah ,ibu serta anak”nya yang tinggal di dalam satu
atap,dimana ayah harus dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak”nya juga
istrinya ,tidak banyak ayah yang memberi contoh bagi keluarganya.

Jika berbicara mengenai pemuda dan identitas, pemuda selalu diidentikkan


dengan suatu generasi yang dipundaknya terbeban oleh bermacam-macam
harapan sebagi penerus generasi, karena memang pemuda adalah sebagai generasi
penerus yang diharapkan dapat mengisi pembangunan nasional. Lebih menarik
lagi, pada generasi ini memiliki permasalahan-permasalahan yang beragam, di
mana jika permasalahan ini tidak di tindak lanjuti akan membuat para pemuda
tersebut kehilangan fungsinya sebagai penerus pembangunan nasional. Oleh

vi
karena itu, untuk menangani dan menindaklanjutinya perlu diadakan pembinaan
dan pengembangan generasi muda.

Proses Sosialisasi
Proses Sosialisasi ada 4 yaitu:

1. Tahapan Persiapan > Tahapan ini ilakukan sejak manusia dilahirkan, pada
saat anak – anak mulai mempersiapkan dirinya untuk mengenal dunia
sosialisasi dari lingkungan rumah, media dan tempat – tempat yag
disinggahinya dengan cara meniru walaupun tidak sempurna.
2. Tahapan Meniru > Di mana seorang anak yang mulai sempurna untuk
meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Dia mulai mengetahui namanya,
nama orang tuanya, dan apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
3. Tahapan Siap Bertindak > Tahapan ini memulai seorang anak yang hanya
meniru menjadi seorang diri yang dia inginkan, menyadari adanya suatu
norma yang ada dirumah maupun dilingkungannya, dan mulai mendapatkan
kompleks yang harus dihadapinya didalam bersosialisasi.
4. Tahapan Norma Kolektif  > Tahapan ini sudah dianggap dewasa karna
didalam dirinya sudah tau sepenuhnya apa itu arti norma dalam
kehidupanyang sebenarnya, memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap orang
yang iia kenal maupun orang yang iia tidak kenal dalam arti Masyarakat
Luas.

3. Pemuda dan Identitas


Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Pemuda
Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan
Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya agar
semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam poenanganannya benar-
benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah,
menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaiksud.

Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:


• Landasan Idiil : Pancasila
• Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945
• Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
• Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
• Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.

Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada


pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu
orientasi hidupnya yakni.
• Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.

vii
• Orientasi dalam dirinya sendiri.
• Orientasi ke luar hidup di lingkungan.

Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua
pengertian pokok, yaitu:
• Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka
yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan
ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
• Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka
yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan
potensi dan kemampuan ketingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri
yang melibatkan secara fungsional.

4. Perguruan Tinggi dan Pendidikan


Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan
setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
diploma,sarjana, magister, spesialis dan doctor yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi ( UU No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
2003 :20 ).Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun
1990 tentang perguruan tinggi bahwa pendidikan tinggi adalah pendidikan jenjang
yang lebih tinggi daripada pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah.
Perguruan Tinggi merupakan suatu pendidikan yang menjadi terminal akhir bagi
seseorang yang berpeluang belajar setingginya melalui jalur pendidikan sekolah
(Dardjowidjojo, 1991 : 42). Perguruan tinggi yang ada di Indonesia terdiri dari
tiga kategori, yaitu : Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta
(PTS), Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK), Lembaga pendidikan tersebut
berbentuk Universitas, Institut, Sekolah Tinggi dan Akademi. Terdiri dari Strata
satu (SI) bergelar Sarjana, Diploma I dan II bergelar A.Ma, Diploma III bergelar
A.Md, Starata dua atu pasca sarjana (S2) bergelar Magister, dan Strata tiga (S3)
bergelar Doktor (DR) (Taliziduhu,1988:39)

Hakikat perguruan tinggi yaitu sebagai proses belajar mengajar adalah


berusaha mencari informasi dan pengetahuan serta mengajar. Perguruan tinggi
sebagai proses belajar mengajar yang berarti berusaha memperoleh pengetahuan
dan prilaku yang benar tentang sesuatu dari lingkungannya. Sedangkan mengajar
adalah mengkomunikasikan pengetahuan dan prilaku tadi kepada orang lain
sedemikian rupa sehingga orang lain mampu mengembangkan lebih lanjut.
Perguruan Tinggi merupakan pendekatan Mikro dan Makro, pendekatan mikro
yaitu tinjauan terhadap proses belajar mengajar yang terjadi di dalam lembaga,

viii
sedangkan pendekatan makro tinjauan terhadap proses belajar mengajar yang
berlangsung antara lembaga dengan lingkungannya. Sedangkan Perguruan Tinggi
sebagai komunitas ilmiah, yakni Perguruan Tinggi adalah komunitas ilmiah atau
komunitas pelajar . Jadi perguruan tinggi sebagai komunitas dapat berfungsi
mentranspormasi dan melestarikan system nilai, tata cara dan pengetahuan.
Perguruan tinggi juga didukung dan diberi tugas menyelenggarakan program tetap
yang disebut kurikulum (taliziduhu,1988:42)

Parasuraman (2005:106) menjelaskan bahwa terdapat lima dimensi


kualitas pelayanan,dimana jasa pendidikan merupakan bentuk jasa yang
melibatkan tingkat interaksi yang tinggi antara penyedia jasa pendidikan (lembaga
pendidikan) dan pengguna jasa pendidikan, dimensi jasa pendidikan jasa tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tangible (bukti fisik) Yaitu meliputi fasilitas fisik,perlengkapan, karyawan/staf


pengajar dan sarana komunikasi. Misalnya fasilitas pembelajaran (gedung),
fasilitas laboratorium,fasilitas perpustakaan,media pembelajaran, kantin,
tempat parker, sarana ibadah, fasilitas olah raga, serta busana penampilan staf
administrasi maupun staf pengajar.
2. Reability (keandalan) Yakni kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera atau cepat,akurat dan memuaskan. Misalnya mata
pelajaran yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan,jadwal pembelajarakan,
proses pembelajaran yang akurat ,penilaian yang objektif,bimbingan dan
penyuluhan ,serta aktivitas lain yang semuanya untuk memperlancar proses
pembelajaran peserta didik.

3. Responsiveness (daya tanggap) Yaitu mencakup pengetahuan, kompetensi,


kesopanan, respek terhadap peserta didik, serta memiliki sifat dapat dipercaya,
bebas dari bahaya dan keragu-raguan.Misalnya seluruh staf administrasi, staf
pengajar maupun pejabat structural harus benar-benar kompoten dibidangnya
sehingga reputasi bidang lembaga pendidikan positif dimata masyarakat.

4. Empathy (empati) Yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi


dengan baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan peserta didiknya.
Misalnya staf pengajar mengenal siswanya yang mengikuti proses
pembelajaran, guru bisa benar-benar berperan sesuai dengan fungsinya,
perhatian yang tulus diberikan kepada para mahasiswa/I nyaberupa kemudahan
mendapatkan pelayanan, keramahan, komunikasi serta kemampuan memahami
kebutuhan mahasiswa/I nya.

Menurut Maxwel dalam (parasuraman,2005:107) ada enam dimensi


kualitas jasa pendidikan, yaitu :

ix
1. Akses yang berhubungan dengan kemudahan mendapatkan jasa pendidikan
yang diperoleh ditempat yang mudah dijangkau pada waktu yang tepat dan
nyaman.

2. Kecocokan dengan tingkat kebutuhan pelanggan, yaitu kecocokan akan frofil


tingkat pendidikan populasi dan kelompok yang membutuhkannya.

3. Efektivitas yang berhubungan dengan aadanya kemampuan pengaji jasa


pendidikan (staf pengajar) untuk melayani yang menciptakan hasil yang
diinginkan.

4. Ekuitas yang berhubungan dengan distribusi sumber-sumber pelayanan


lembaga pendidikan yang adil dalam suatu system yang didukung secara
umum.

5. Diterima secara social yang berhubungan dengan kondisi lingkungan,


komunikasi dan kebebasan,atau keleluasaan pribadi.

6. Efisiensi dan ekonomis yang mengacu kepada pengertian layanan terbaik untuk
besarnya biaya yang tepat.

1.2 Pendidikan

Pendidikan adalah usaha untuk mewujudkan aktivitas pembelajaran yang


dilakukan agar peserta didik dapat secara aktif belajar dan mengembangkan
potensi dirinya menjadi lebih baik dari segi kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
dsb. Dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) kata pendidikan bermuara dari
kata “didik” dan diberikan imbuhan pe-an. Oleh karena itu, kata ini memiliki arti
cara atau perbuatan untuk mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan ialah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses,
cara, perbuatan mendidik (KBBI, 2016).

Pengertian pendidikan juga memiliki definisi secara yuridis dalam


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
(sisdiknas) yang menyebutkan bahwa: “pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, dan bangsa”.

Unsur – Unsur Pendidikan

x
Pendidikan juga melibatkan banyak hal yang dapat membuatnya berjalan
sebagaimana mestinya. Hal tersebut adalah unsur-unsur yang ada dan terlibat di
dalamnya sehingga pendidikan dapat menjadi suatu keutuhan yang mampu
memiliki fungsi dan manfaat yang diinginkan. Unsur-unsur pendidikan tersebut
antara lain: tujuan pendidikan, peserta didik, pendidik, interaksi edukatif, materi
pendidikan, alat dan metode pendidikan, dan lingkungan pendidikan (Elfachmi,
2015, hlm. 15). Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah hal yang saling terkait
satu sama lain. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing unsur pendidikan
yang diambil dari undang-undang no.20 tahun sisdiknas, ditambah dengan satu
unsur lain yang sering disinggung oleh para ahli.

Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan adalah fokus utama dari perubahan yang diinginkan


setelah peserta didik mengikuti pendidikan. Berbagai instansi yang berbeda
biasanya akan memiliki tujuan pendidikan yang beda pula. Beberapa pendidikan
bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang kompeten dalam keahlian
tertentu, instansi lain bertujuan secara spesifik untuk melatih aspek afektif pada
peserta didik. Namun, secara umum dan secara yuridis, tertuang dalam undang-
undang sisdiknas bahwa tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

 Kurikulum : seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan


bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
 Peserta didik :orang yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
 Pendidik : pengajar yang akan mengajar dan melatih peserta didik dalam suatu
kegiatan pembelajaran. Dalam sisdiknas: “Pendidik adalah tenaga pengajar
yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.
 Interaksi edukatif : Tanpa adanya proses interaksi antara pengajar dan peserta
didik yang melibatkan materi pembelajaran, maka pembelajaran tidak
terlaksana dan pendidikan tidak dapat terbangun. Dalam sisdiknas definisi
interaksi edukatif adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

Melengkapi tujuan Pendidikan menurut ahlinya, Danim (2010, hlm.41)


menjelaskan bahwa secara akademik, pendidikan memiliki beberapa tujuan,
yakni:

xi
1. Mengoptimalkan potensi kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki oleh
siswa.
2. Mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi untuk menghindari
sebisa mungkin anak-anak tercabut dari akar budaya dan kehidupan berbangsa
dan bernegara.
3. Mengembangkan daya adaptabilitas siswa untuk menghadapi situasi masa
depan yang terus berubah, baik intensitas maupun persyaratan yang diperlukan
sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Fungsi Pendidikan

Danim (2010, hlm.45) menjelaskan fungsi pendidikan sesungguhnya


adalah membangun manusia yang beriman, cerdas, kompetitif, dan bermartabat.
Selain itu pendidikan mempunyai fungsi spesifik untuk tujuan dan kebutuhan
yang spesifik pula, yaitu :

1. Menyiapkan sebagai manusia yang berbudi.


2. Menyiapkan tenaga kerja.
3. Menyiapkan warga negara yang baik.

Sementara itu, dalam undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas,


di kemukakan bahwa fungsi pendidikan adalah: “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.

Manfaat Pendidikan

Manfaat pendidikan menurut Elfachmi (2015, hlm.16) adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan ilmu yang akan dibutuhkan untuk masa depan.


2. Belajar di luar sekolah bisa menambah wawasan yang lebih luas.
3. Melalui ilmu dan wawasan yang lebih luas, kita dapat meraih cita-cita yang
kita impikan.
4. Menjadikan manusia memiliki budi pekerti yang luhur Sesuai dengan
pengertian dan tujuan pendidikan, pendidikan sangatlah bermanfaat bagi
kehidupan semuanya agar menjadi manusia yang seutuhnya, karena sejatinya
pengertian pendidikan adalah sebagai alat untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan Negara.

xii
5. Peranan Pemuda dan Masyarakat

Peran pemuda sangat sering dikaitkan dengan kemajuan suatu bangsa.


Bahkan di Indonesia, peran pemuda  dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara sudah tidak diragukan lagi. Hal ini bahkan sudah terjadi sejak masa
perjuangan sejarah kemerdekaan Indonesia. Deklarasi Sumpah Pemuda ,
merupakan salah satu bukti bahwa pemuda Indonesia memilki peran
penting  dalam perjuangan bangsa. Lahirnya sumpah pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928 menjadi tonggak utama dalam sejarah pergerakan   pemuda
seluruh Indonesia dalam semangat kemerdekaan Indonesia.

Sebagai  generasi penerus bangsa , ada beberapa peran pemuda  yang


dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut :

1. Agen Perubahan
Peran pemuda yang pertama dapat dilihat dari peran pemuda sebagai agen
perubahan.  Hal ini dapat diwujudkan dengan pemuda ikut mendukung
perubahan-perubahan dalam lingkungan masyarakat, baik secara nasional maupun
daerah, menuju kepada arah yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang.
Kemajuan bangsa dapat dilihat dari keberhasilan generasi mudanya
untuk  melakukan perubahan-perubahan positif yang dapat dilakukan dan
menaklukan segala tantangan yang akan dihadapi.
2. Agen Pembangunan
Selain menjadi agen perubahan, peran pemuda juga sebagai agen
pembangunan yang mana pemuda Indonesia memiliki peran dan tanggung jawab
dalam upaya melancarkan atau melaksanakan berbagai macam pembangunan di
berbagai macam bidang, baik pembangunan secara nasional maupun
pembangunan daerah.
Agen pembangunan disini bukan hanya sebatas pembangunan secara fisik
maupun non fisik , tetapi juga menyangkut juga kemampuan pengembangan
potensi generasi muda lainnya. Potensi dan produktifitas yang ada di diri para
generasi muda perlu dikembangkan demi mencapai tujuan pembangunan bangsa
Indonesia.
Begitu besarnya peranan pemuda dalam melakukan perubahan sejalan
dengan jargon Presiden Soekarno untuk membangkitkan semangat para pemuda
yaitu “ Beri aku 1000 orang tua , niscaya akan kucabut semeru dari akarnya,
beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia”.
3. Agen Pembaharuan
Peran yang selanjutnya adalah  menjadi agen pembaharuan bangsa
Indonesia. Artinya pemuda Indonesia harus memiliki kemampuan dalam
menganalisis perubahan zaman sehingga mereka dapat memilih mana yang
memang perlu untuk dirubah dan juga mana yang seharusnya dipertahankan.

xiii
Bab III

Penutup
Kesimpulan

Saran

xiv
DAFTAR PUSTAKA

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-banjarmasin/baca-artikel/14361/Peran-
Pemuda-Masa-Kini.html#:~:text=Selain%20menjadi%20agen
%20perubahan%2C%20peran,secara%20nasional%20maupun
%20pembangunan%20daerah

https://ciptadestiara.wordpress.com/category/pemuda-dan-identitas/

xv

Anda mungkin juga menyukai