Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Konsep Desa, Tipologi, dan


Karakteristiknya

Dosen Pengampu :
1. Dr. Siti Nurlaela, S.Pd., M.Psi
2. Sukadi, SST., M.Si

Anggota Kelompok :
1. Laela Anjani (03.01.23.0705)
2. Linang Siswanto (03.01.23.0706)
3. Naura Shohanita (03.01.23.0710)

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-MAGELANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat
dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sosiologi Pedesaan dengan dosen pengampu Dr. Siti Nurlaela, S.Pd.,M.Psi. serta
Sukadi, SST., M.Si.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini dan orang tua
yang selalu mendukung kelancaran tugas kami
Kami menyadari bahwa tulisan ini masih terdapat banyak kekurangan. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran supaya kami dapat
berkembang menjadi lebih baik dan semoga makalah ini dapat berguna bagi pihak
lain yang berkepentingan pada umumnya.

Yogyakarta, 02 Oktober
2023
Kelompok 5 :
1. Laela Anjani
2. Linang Siswanto
3. Naura Shohanita
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
AB I.............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................................5
1.3 TUJUAN..............................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1 PENGERTIAN KONSEP DESA...............................................................................................................5
2.2 Tipologi Desa.....................................................................................................................................7
2.3 Karakteristik Desa............................................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP............................................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................................11
3.2 SARAN..............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sosiologi pedesaan merupakan cabang ilmu sosiologi yang mempelajari


perilaku masyarakat, interaksi sosial, kebiasaan, karakteristik, serta status sosial
dalam kehidupan masyarakat. Kajian sosiologi perdesaan berfokus pada
memahami karakter masyarakat di perdesaan sebagai suatu komunitas yang utuh.
Namun memahami karakter masyarakat di perdesaan tidak dapat dilepaskan dari
pemahaman terhadap desa secara fisik dan non fisik. Hal ini berkaitan erat dengan
kenyataan bahwa budaya material dan immaterial memiliki hubungan dengan tipe
desa secara fisik. Dengan memahami desa secara komprehensif akan menambah
wawasan mengenai kondisi masyarakat di perdesaan pada masa lalu, masa kini dan
gambaran yang terjadi di masa depan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari konsep desa?


2. Apa saja tipologi desa dan karakteristiknya?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian konsep desa.
2. Untuk mengetahui tipologi dan karakteristik desa.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KONSEP DESA


Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Desa merupakan subsistem dari Pemerintahan yang
berhubungan langsung dengan masyarakat, tentunya mempunyai hubungan yang
lebih dekat dengan masyarakat. Selain itu, desa memiliki wewenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat dengan berpedoman pada
keanekaragaman, partisipasi otonomi asli, demokrasi dan pemberdayaan
masyarakat. Karena itu desa diharapkan dapat meningkatkan pelayanan publik,
dan partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaan pembangunan.
Berikut beberapa konsep desa :
1. Urban
Urban diartikan sebagai ‚dari kota, seperti di kota‛, sehingga diterjemahkan
menjadi perkotaan, bukanlah kota (town atau kota kecil, city atau kota besar).
Mungkin desa-desa di Inggris atau Amerika dan Eropa umumnya 26 dapat disebut
sebagau urban areas atau setidak-tidaknya komunitasnya sudah bersifat urban.
2. Rural
Rural dalam kamus lengkap Inggris-Indonesia suntingan S Wojowasito dan WJS
Poerwodarminto (1972) diartikan ‛seperti desa, seperti di desa‛, sehingga rural
diterjemahkan menjadi perdesaan, bukanlah desa (village).
3. Sub-urban
Konsep sub-urban atau rurban yang sering diartikan sebagai daerah ”pinggiran
kota”, padahal sebenarnya bermakna sebagai bentuk-antara (in-between) antara
rural dan urban. Dilihat sebagai suatu lingkungan daerah sub urban merupakan
daerah yag terletak diantara atau ditengah-tengah daerah rural dan urban. Dilihat
sebagai sutau bentuk komunitas sub urban merupakan kelompok komunitas yang
memiliki sifat-sifat tengah-tengah antara rural dan urban.
4. Town
Konsep town (kota kecil) didefinisikan sebagai suatu pemukiman perkotaan yang
didominasi dalam lingkungan 42 perdesaan dalam pelbagai segi. Dalam konteks ini
kota kecil bukanlah sekedar desa besar. Sebuah desa hanya melayani orang-orang
desa, desa tidak memiliki pengaruh- pengaruh terhadap daerah-daerah sekitarnya,
baik politik, ekonomi maupun kultural. Sebaliknya kota kecil memiliki pengaruh-
pengaruh tersebut. Kota kecil lebih berfungsi sebagai pasar bagi hasil-hasil
pertanian, kerajinan atau industri kecil desa-desa sekitarnya. Hubungan antara kota
kecil dan desa merupakan hubngan timbal balik. Tidak hanya desa tergantung pada
kota kecil, tetapi kota kecil juga tergantung pada desa-desa di sekitarnya. Beberapa
ciri kota kecil antara lain; adanya organisasi soasil yang ketat dan berbagai
hubungan bersifat primer sehingga sistem pengawasan kota kecil lebih ketat
dibandingkan desa.
5. City
Konsep city (kota besar) didefinisikan sebagai suatu pemukiman perkotaan yang
mendominasi sebuah kawasan (region), baik perdesaan maupun perkotaan. Dalam
ciri sosial antara kota besar dengan kota kecil tidaklah berbeda, hanya yang
membedakannya adalah kompleksitas yang ada di kota besar. Penduduk kota besar
terdeferensiasi berdasar atas daerah asal, status, pendidikan, dan pola-pola tingkah
laku. Dengan demikian kota besar mengandung deferensiasi tinggi yang berkaitan
dengan proses penggandaan fungsi.

2.2 Tipologi dan Karakteristik Desa

Tipologi desa diidentifikasi dengan melihat aspek. Khususnya di wilayah pedesaan


masih diasosiasikan sebagai daerah pedalaman, yang jauh dari lingkungan
perkotaan dan memiliki keterikatan dengan kehidupan tradisional. Kawasan
pedesaan jika dilihat dari karakteristiknya masih terlihat alamiah belum banyak
tersentuh teknologi modern, sebagian besar wilayah penduduk adalah lahan
pertanian, adapun kota sebagaian besar wilayahnya tertutup oleh kawasan
pemukiman penduduk.
Kehidupan masyarakat pedesaan dicarikan oleh kegiatan yang bercorak agraris.
Kegiatan keseharian masih di dominasi dengan pengaruh lingkungan alam
hubungan antar warga masyarakat sangat erat dan saling mengenal. Penderitaan
seseorang di pedesaan menjadi derita semua pihak, menurut paara ahli sosiologi
hungan masyarakat semacam ini di kenal dengan istilah gameinschaft
(paguyuban).
seperti mata pencaharian, perkembangan dalam masyarakat desa dan pola
pemukiman.
Berbagai bentuk identifikasi tersebut akan membedakan berbagai tipologi desa.
1. Tipologi desa berdasarkan mata pencaharian
 Desa persawahan
Sebagian besar masyarakat mengolah sawah/bertani. Hal ini didukung oleh kondisi
alam yang masih luas untuk kawasan persawahan.
 Desa perladangan
Sebagian besar masyarakat melakukan aktivitas di ladang. Hal ini didukung oleh
lahan yang cocok untuk aktivitas perladangan.
 Desa perkebunan
Sebagian besar masyarakat melakukan aktivitas perkebunan. Hal ini didukung
keberadaan perkebunan.
 Desa peternakan
Sebagian besar masyarakat beraktivitas sebagai peternak karena didukung kondisi
lahan dan wilayah yang tepat untuk peternakan.
 Desa nelayan
Sebagian besar masyarakat beraktivitas sebagai nelayan karena kondisi alam yang
berada di kawasan pantai/laut.
 Desa industri kecil, sedang dan besar
Sebagian besar masyarakat beraktivitas di dunia industri karena didukung potensi
industri dalam sebuah kawasan.
 Desa jasa dan perdagangan
Sebagian besar masyarakat beraktivitas di dunia jasa dan perdagangan karena
terdapat sumber aktivitas jasa dan perdagangan dalam sebuah kawasan.
2. Tipologi desa berdasarkan tingkat perkembangan Masyarakat
 Pradesa
Merupakan desa paling sederhana dengan pemukiman sementara/bagi orang yang
berpindah-pindah. Hampir tidak ada yang tinggal menetap (permanen). Masyarakat
bergantung pada ketersediaan sumber lahan. Pada masyarakat ini tidak
memungkinkan tumbuh dan berkembang tata kehidupan dan organisasi atau
lembaga sosial yang mantap.
 Desa Swadaya
Merupakan desa terbelakang dengan budaya kehidupan tradisional dan adat
istiadat. Mayoritas mata pencaharian sektor primer (berburu dan bercocok tanam
tradisional). Produksi desa sangat rendah. Terdapat adat istiadat yang mengikat
kuat. Pendidikan dan keterampilan rendah karena prasarana kurang. Selain itu
lembaga formal dan informal kurang. Terdapat sifat sedenter yakni kelompok/
keluarga tertentu yang bermukim/ menetap.
 Desa Swakarsa
Merupakan desa yang memiliki perkembangan lebih maju dari desa swadaya. Mata
pencaharian bergeser dari sektor primer ke industri (pertanian teknologi). Produksi
desa sedang. Kelembagaan formal dan informal mulai berkembang. Keterampilan
masyarakat dan pendidikan tingkat sedang. Fasilitas dan prasarana mulai ada.
Swadaya masyarakatdan gotong royong dalam pembangunan. Adat tidak lagi
terlalu memengaruhi pola kehidupan anggota masyarakat
 Desa Swasembada
Desa dengan kemandirian lebih tinggi di segala bidang. Sebagian besar mata
pencaharian dalam sektor jasa dan perdagangan. Produksi desa tinggi. Adat istiadat
tidak mengikat, meskipun sebagian besar masyarakat sudah menggunakannya.
Kelembagaan formal dan informal berjalan sesuai fungsinya. Keterampilan
masyarakat dan pendidikan tinggi. Fasilitas dan prasarana lengkap dan baik.
Penduduk memiliki inisiatif melalui swadaya dan gotong royong dalam
Pembangunan.
3. Tipologi desa yang dilihat dari pola pemukiman
 Farm village type
Suatu desa di mana orang berdiam bersama dalam suatu tempat dengan sawah
ladang berada di sekitar tempat itu. Tipologi desa seperti ini kebanyakan terdapat
di daerah Asia Tenggara yang tentu dengan sendirinya termasuk juga Indonesia,
yang adalam hal ini khususnya Pulau Jawa. Di sini tradisi sangat dipegang kuat
oleh masyarakatnya. Demikian pula dengan dasar-dasar gotong royong yang cukup
kuat.
 Nebulous farm village type
Suatu desa di mana sejumlah orang berdiam bersama dalam suatu tempat, sebagian
lainnya menyebar di luar tempat tersebut bersama sawah ladang mereka. Seperti
halnya dengan tipologi yang pertama, tipologi inipun kebanyakan kita temui juga
di Asia Tenggara dan juga di Indonesia. Yang dalam hal ini khususnya terdapat di
daerah Sulawesi Selatan, Pulau Jawa juga dan sebagainya. Faktor tradisi, kegotong
royongan, serta kolektifitas juga sangat kuat.
 Arranged isolated farm type
Suatu desa di mana orang-orang berdiam di sekitar jalan-jalan yang berhubungan
dengan trade center (T.C) dan selebihnya adalah sawah ladang mereka. Tipologi
desa yang demikian ini, kebanyakan terdapat di Negara-Negara barat. Tradisi di
sini kurang kuat, keadaan individualism lebih menonjol lebih berorientasi pada
produksi di bidang perdagangan.
 Pure isolated farm type
Suatu desa di mana orang berdiam tersebut bersama sawah ladang mereka masing-
masing. Tipologi inipun kebanyakan terdapat di Negara barat. Dalam hal tradisi,
dinamika pertumbuhan, orientasi produksi perdagangan serta keadaan
individualism semuanya, sama seperti terdapoat pada tipe desa yang ketiga. Dalam
perkembangan setiap desa di atas untuk sampai pada klasifikasi tingkat
perkembangan desa tertentu, diukur atau dinilai berdasarkan indikator- indikator
tertentu yang ada pada setiap desa tersebut. Indikator tersebut berasal dari berbagai
unsur sosial pokok dalam masyarakat desa tersebut.

2.3 Karakteristik Desa


Karakteristik antara desa dan kota cenderung bersifat kontras satu sama lain. Oleh
karena itu dalam merumuskan karakteristik yang kontras tersebut sejumlah
sosiolog masih mengacu pada pola pemikiran yang bersiat teoritik seperti konsep
Ferdinand Tonnies (Gemeinschaft-Gesellschaft), Charles Cooley (Primary-
Secondary group) dan Emile Durkheim (Solidaritas Mekanik-organik). Namun
gambaran desa-kota yang mendasarkan pada kondisi empirik juga dilakukan oleh
beberapa ahli sosiologi, seperti Roucek & Warren (1962) dan Horton & Hunt
(1976). Roucek & Warren (1962) melihat bahwa masyarakat desa dan kota
memiliki karakteristik sperti pada tabel berikut :
No Desa Kota
1 Besarnya peranan kelompok primer Besarnya peranan kelompok
sekunder
2 Faktor geografik menentukan dsar Anonimitas merupakan ciri
pembentukan kelompok kehidupan masyarakat
3 Hubungan lebih bersifat intim dan Hubungannya dapat didasarkan pada
awet kepentingan daripada kedaerahan
4 homogen heterogen
5 Mobilitas sosial rendah Mobilitas sosial tinggio
6 Keluarga lebih ditekankan fungsinya Lebih banyak tersedia lembaga atau
sebagai unit ekonomi fasilitas untuk mendapatkan barang
dan pelayanan
7 Populasi anak dalam proporsi yang Lebih banyak mengubah lingkungan
lebih besar dan tergantung pada spesialisasi.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sosiologi pedesaan merupakan ilmu yang digunakan untuk mempelajari semua


elemen yang ada di kehidupan masyarakat. Dan dengan diketahuinya tipologi serta
karakteristik desa dapat diketahui juga bahwa potensi yang ada pada desa adalah
beragam dan memiliki keunggulannya masing-masing. Namun, secara keseluruhan
pandangan setiap orang terhadap desa adalah terbelakang, tertinggal, dan enggan
adanya perubahan.
3.2 SARAN

Saran untuk pemerintah hendaknya lebih memperhatikan lagi dalam


pengembangan setiap desa, supaya potensi yang ada dapat berjalan secara efektif
dan mampu memajukan desa.
Saran untuk para penyuluh serta pemerintah. Sudah seharusnya kita tergerak untuk
mendorong para pelaku usaha tani didesa, supaya tercapai kesejahteraan dalam
pedesaan. Langkah ini dapat ditempuh dengan cara pemberian materi softskill
supaya SDM meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Murdiyanto, Eko. 2020. Sosiologi Perdesaan : Pengantar Untuk Memahami


Masyarakat Desa. Yogyakarta : LP2M.
Pratama, Yogi Pasca, Bhimo Rizky Samudro, Sutomo. 2018. Pemberdayaan dan
Pembangunan Desa. Riau : Penerbit draft media.
Leibo SU, Jefta. 1995. Sosiologi Pedesaan : Strategi Pembangunan Berparadigma
Ganda. Yogjakarta : Andi Offset.
Bintarto.1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta; Ghalia
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai