Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Geografi Desa Kota
Dosen Pengampun :
Disusun oleh :
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadiran Allah Swt, karena atas
limpahan rahmat, karunia, serta inayah Nya sehingga penulis dapat menyelasaikan
penulisan makalah ini dengan baik. Sholawat dan salam mudah-mudahan selalu
tercurah kepada Nabi Muhamamad SAW. Karena berkat Beliau kita bisa
menikmati indahnya ilmu pengetahuan.
Oleh sebab itu sebagai penulis berharap kepada Bapak. Drs. Edy Haryono,
M. Si, untuk bersedia memberikan penilaian baik berupa kritik, saran dan masukan
yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini dan tugas selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan terhadap sebuah desa tergantung pada ketiga unsur desa ini, yang
dalam kenyataanya ditentukan oleh adanya faktor usaha dari manusia dan tata
geografi, suatu daerah sendiri dapat memiliki sebuah arti bagi masyarakatnya
apabila masyarakatnya pun dapat memanfaatkan daerahnya. Pemanfaatan sumber
daya serta tata kelola yang baik di desa akan sangat berarti bagi penduduknya,
namun jika pemanfaatan sumber daya tersebut kurang optimal maka akan
memberikan suatu dampak yang kurang optimal pula pada para penduduknya.
Setiap daerah pedesaan memiliki tata geografi dan dan faktor usaha yang berbeda,
sehingga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkat kemakmuran serta
tingkat kemajuan penduduk pada daerah pedesaan tersebut. Daerah pedesaan yang
mayoritasnya adalah para petani memiliki berbagai hasil bumi yang dapat
dimanfaatkan dengan baik, mulai dari padi, palawija, sayur-mayur, ikan, dan masih
banyak lagi. Oleh karena itu pemanfaatan sumber daya serta hasil bumi yang baik
1
juga akan turut berpengaruh bagi tingkat kemakmuran serta kemajuan bagi
penduduk sekitar pedesaan tersebut. karena pemanfaatan yang baik juga akan
membawa dampak yang baik pula bagi kehidupan masyarakat di desa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam etimologi, awal mula kata desa berasal dari bahasa Sanskerta “deca”
yang memiliki makna tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Lalu, jika dilihat
dari sudut pandang geografis, desa atau village dapat diartikan sebagai “a groups
of hauses or shops in a countryarea, smaller than atown” yang artinya adalah
“sekelompok rumah atau toko di daerah pedesaan yang lebih kecil dari kota”.
N.Daldjoeni (2011:4) desa dalam arti umum juga dapat dikatakan sebagai
pemukiman manusia yang letaknya di luar kota dan pendudukaya bermata
pencaharian dengan bertani atau bercocok tanam.
Dari beberapa sumber diatas, maka dapat disimpulkan definisi dari desa
yaitu desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk
3
mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal-usul dan adat istiadat yang
diakui dalam Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten.
Kata "Dusun" "Desi" (ingat kata Swadesi) seperti halnya kata "negara",
"Negari", "Negory" (dari kata "negaram") aslinya berasal dari kata Sansekerta yang
berarti tanah air, tanah air, tempat lahir, dll. Kata desa hanya digunakan di Jawa,
Madura, dan Bali (Sukandar Wiraatmaja, 1972:11). Di daerah lain, digunakan
istilah lain yang memilih arti yang sama, seperti Namun, makna pedesaan yang
akan diterjemahkan harus dilihat dari beberapa aspek, sehingga tidak ada
keseragaman kata.
4
wilayah di luar Jawa, pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, Belanda
mengeluarkan Peraturan Indlandsche Gemeente Ordonnantie
Buitengewesten (IGOB) No. 490.
Menurut IGO, ada tiga unsur penting dalam sejarah desa, yaitu
kepala desa, perangkat desa dan majelis desa. Kepala desa merupakan satu-
satunya pemegang kekuasaan pemerintahan desa, mengurus urusan dalam
negeri dan urusan pemerintahan desa, serta wajib mengindahkan pendapat
desa dalam melaksanakan tugasnya. Kepala desa dibantu oleh desa Pamong,
yang namanya berbeda-beda di setiap daerah. Kepala desa diharuskan hadir
di majelis desa untuk hal penting.
5
urusan pemerintahan dan kepentingan kotamadya berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Indonesia.
Kota bukan bagian dari kecamatan karena kecamatan merupakan
bagian dari kabupaten/kota dan kota bukan bagian dari perangkat daerah.
Desa berbeda dari Kelurahan dan memiliki hak untuk mengatur wilayah
yang lebih luas, tetapi seiring berkembangnya statusnya sebagai Kelurahan
dapat berubah. Kekuasaan kota adalah:
a) Organisasi bisnis pemerintah yang ada berdasarkan hak asli kota.
b) Menjalankan bisnis pemerintah komisi kabupaten/kota yang
pengaturannya diserahkan kepada orang-orang yang beurusan dengan
pemerintahan secara langsung dan dapat berkontribusi dalam
peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
c) Mendapat dukungan tanggung jawab dari pemerintah, pemerintah
provinsi dan kabupaten atau kota.
d) Menyelenggarakan urusan pemerintahan lainnya yang sesuai dengan
rakyat.
Dari beberapa pengertian desa diatas, maka yang menjadi unsur-unsur desa adalah
sebagai berikut :
a. Daerah
Daerah berarti tanah-tanah yang prosuktif dan yang tidak, beserta
penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan
lingkungan geografi setempat. Unsur daerah meliputi penduduk dan tata
kehidupan merupakan suatu kesatuan hidup atau living unit. Suatu daerah
dapat berarti bagi penduduk apabila ada “human efforts” penduduk untuk
memanfaatkan lahannya.
Setiap desa pasti memiliki Geographical setting dan human efforts
yang berbeda, sehingga tingkat kemakmuran dan kemajuan penduduk juga
tidak akan sama. Selain itu dalam unsur daerah terdapat unsur lain yaitu
6
unsur letak. Pada umumnya letak suatu pedesaan akan jauh dari perkotaan
atau dari pusat-pusat keramaian. Maka dari itu peninjauan ke desa-desa atau
perjalanan ke desa sama artinya dengan menjauhi kehidupan diperkotaan
atau menjauh dari keramaian. Namun, tidak bisa menutup kemungkinan
desa-desa yang letaknya pada perbatasan kota akan mengalami
perkembangan yang lebih banyak dari pada desa yang terletak dipedalaman.
Unsur letak menentukan besar kecilnya isolasi suatu daerah terhadap
daerah-daerah lainnya. Desa yang letaknya jauh dari kota memiliki tanah-
tanah pertanian yang luas, karena tanah yang digunakan lebih banyak dititik
beratkan pada tanaman pokok dan beberapa tanaman perdagangan dari pada
untuk membangun gedung-gedung atau perumahan. Oleh karena itu
perumahan didesa dibangun saling berdekatan “compact settlements”.
Pada umumnya batas desa di Indonesia yang dijadikan batas-batas
daerah adalah alam/natural boundaries terlebih lagi bila desa tersebut
berada didaerah yang masih asri.
b. Penduduk
Penduduk merupakan unsur yang penting bagi suatu desa, sebuah
potensial power yang terdapat di desa berada pada penduduknya terlebih di
bidang pertanian. Terkadang dibeberapa desa terdapat tenaga-tenaga yang
berlebih dibidang pertanian, sehingga muncul lah yang disebut dengan
pengangguran tidak ketara atau disguished unemployment. Dalam hal ini
perlu diperhatikan penyaluran SDM yang sebaik-baiknya, misalnya dengan
meningkatkan dan menyebarkan rular industries atau migrasi yang effisien.
Oleh karena itu penduduk dalam hal ini meliputi jumlah,
pertambahan, kepadatan, penyebaran dan mata pencaharian penduduk
setempat.
c. Tata Kehidupan
Sebuah corak kehidupan di desa didasarkan pada ikatan
kekeluargaan yang erat. Masyarakat merupakan suatu “gemeinschaft” yang
memiliki unsur gotong royong yang kuat. Ikatan kehidupan yang erat ini
7
dilatar belakangi dengan adanya kebiasaan, kepercayaan dan tradisi yang
sama. Oleh August Comte ini disebut “Consensus”.
Sebagai contoh berada di Desa Traji, Kabupaten Temanggung,
Provinsi Jawa Tengah, di des aini terdapat beberapa peraturan yang
mencerminkan adanya tata kehidupan berdasarkan nilai-nilai kebersamaan
dengan bergotong royong. Beberapa peraturan tersebut adalah :
a. Tiap-tiap anggota desa diwajibkan turut mengerjakan pekerjaan
guna keselamatan bersama.
b. Tiap-tiap orang desa diwajibkan turut melindungi desa dari
malapetaka, misalnya banjir, hama tanaman dan sebagainya.
c. Tiap-tiap orang sedesa harus turut memikul beban berat yang
timbul dalam kehidupan masing-masing (kematian, pernikahan,
kelahiran dan sebagainya).
d. Tiap-tiap orang sedesa memberi kesempatan bagi masyarakat
sedesa untuk turut serta mengenyam kekayaan masing-masing.
Barang siapa menuai padinya hasilnya diberikan secara kawan
sebagai upah menuai.
e. Persengketaan perseorangan dapat merupakan persengketaan desa.
8
2.4. Klasifikasi Desa
1. Desa Tradisional
Desa ini biasanya ada di daerah-daerah pedalaman yang penduduknya
cenderung menutup diri, sedikit komunikasi, atau menolak sepenuhnya
budaya luar yang berbeda dari budaya mereka. Hal tersebut, biasanya
dipengaruhi oleh pola pikir yang masih sederhana atau tradisional atau
karena fasilitas yang masih belum memadai seperti sistem komunikasi,
perhubungan, dan pengangkutan yang masih perlu untuk dikembangkan.
Mata pencaharian penduduknya biasanya masih sangat bergantung pada
alam seperti pertanian atau nelayan.
2. Desa Swakarya/Swadaya
Tipe desa swakarya atau swadaya desa yang mulai berkembang memiliki
penduduk yang mulai mandiri. Artinya, desa tersebut sudah mulai bisa
memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Masih seperti desa tradisional,
penduduk di desa ini masih dipengaruhi oleh keadaan alam dan letak
geografis.
Bila desa tradisional berada di daerah pedalaman, maka desa swadaya
berada di daerah yang terpencil, namun tidak di pedalaman. Penduduk di
desa ini mulai membuka diri untuk berinteraksi dengan daerah-daerah di
sekitarnya. Namun, karena sarana yang juga masih belum mendukung maka
penduduk di desa “jarang” berinteraksi dengan penduduk luar.
3. Desa Swakarsa
Desa swakarsa adalah desa yang lebih maju dari desa swadaya maupun desa
tradisional. Desa swakarsa memiliki ciri perubahan perilaku masyarakatnya
9
untuk mulai memanfaatkan atau menggunakan potensi yang dimiliki
desanya.
Biasanya, mereka akan menjual produk-produk mereka ke desa-desa lain
setelah memenuhi kebutuhan di desanya sendiri. Lambat laun desa ini akan
menjadi desa yang sangat maju bila mampu memasok produk ke kota.
4. Desa Swasembada
Desa swasembada merupakan desa yang pernah disentuh oleh pengaruh dari
luar, entah itu berbentuk pembaharuan teknologi, perpindahan keahlian
hingga kemampuan beradaptasi dengan linghkungan. Masyarakat sudah
mampu memenuhi kebutuhan sendiri dengan cipta karya dan jasa, serta
sudah ditemukan banyak perpindahan vertikal dan horizontal.
5. Desa Pancasila
Desa pancasila merupakan desa yang dicita-citakan oleh masyarakat karena
dianggap sebagai desa yang ideal. Desa ini dianggap merupakan desa yang
adil dan makmur serta sejahtera dengan kerukunan yang kuat.
10
1. Biaya hidup murah
Masyarakat desa kebanyakan bekerja sebagai petani. Karena pekerjaan
tersebutlah terkadang membuat masyarakat desa tidak memiliki pendapatan
yang pasti, mereka hanya bisa memperoleh uang yang lumayan saat panen.
Faktanya, meskipun tidak menghasilkan pendapatan yang pasti tiap bulannya,
namun mereka tetap bisa menjalani kehidupannya dengan normal dan santai.
Coba bandingkan dengan kehidupan di kota, warga perkotaan pasti akan
mengeluh parah karena pendapatan yang tak pasti.
Biaya kehidupan di desa tergolong murah karena hampir semua bahan pokok
makanan berasal dari desa. Bahkan, banyak juga bahan makanan gratis tanpa
perlu biaya seperserpun untuk mendapatkannya. Kebanyakan masyarakat desa
menanam sendiri cabai, sayur dan berbagai bahan pokok makanan yang lainnya,
baik itu di sawah, ladang, ataupun pekarangan rumah. Jadi, mereka akan
memtik sendiri tanpa keluar uang sepeserpun. Alhasil uang yang ada dapat
dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lain.
11
suara hewan liar di malam hari. Dengan kata lain, suasana tersebut damai dan
tenang, otomatis, hidup pasti jadi lebih adem anyem dan tenang.
12
BAB II
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam usaha penyusunan sebuah desa perlu diperhatikan tiga unsur desa
yang penting yaitu : (1) Unsur daerah, dalam artian tanah-tanah di de sa
yangproduktif dan yang tidak produktif, beserta penggunaannya, termasuk juga
unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan unsur geografi setempat. (2)
Penduduk, dalam hal ini meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, penyebaran dan
mata pencaharian penduduk setempat. (3) Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata
pergaulan dan ikatan- ikatan pergaulan tata desa.Jadi seluk beluk kehidupan
masyarakat desa (rural society) (R. Bintarto, 1977:15).
3.2. Saran
Kami menyadari masih banyak sekali kekurangan pada makalah ini, untuk
itu kedepannya kami akan berusaha untuk memperbaiki ketidak sempurnaan pada
makalah ini, sehingga para pembaca akan lebih mudah dan nyaman saat
membacanya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14