Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH PEMERINTAHAN INDONESIA

DENGAN TEMA

SEJARAH PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN


SOLOK SELATAN

DISUSUN
O
L
E
H
WINDI AFRIZA PRISBI
NO. BP 2210003829079

DOSEN PENGAMPU : JAMES BOND, S.I.P, M.I.P

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG 2024

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul “SEJARAH PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN DI
KABUPATEN SOLOK SELATAN”. Dimana penulisan makalah ini bertujuan untuk
memberikan informasi bagi pihak yang membutuhkan dan sebagai salah satu Tugas dalam
mata kuliah sejarah pemerintahan indonesia di Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Ekasakti Padang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Bapak JAMES BOND,
S.I.P,M.I.P. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam kesempurnaan makalah ini,
sehingga dapat diperbaiki demi kesempurnaan isi makalah dan terima kasih.

Padang, 12 Januari 2024


Penulis

(WINDI AFRIZA PRISBI)

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................................3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan Makalah..............................................................5
BAB II
Pembahasan
A. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Solok Selatan...................................................6
B. Menjelaskan Tentang Pemerintah Dan Pemerintahan Kabupaten Solok Selatan. 8
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
Daftar Pustaka………………………………………………………………………… 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Latar belakang makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang sejarah
terbentuknya Solok Selatan sebagai salah satu bentuk pemukiman manusia yang telah ada
sejak zaman prasejarah. Desa merupakan suatu wilayah kecil di pedesaan yang dihuni oleh
sekelompok manusia yang memiliki kehidupan sosial dan budaya yang berbeda dengan
kehidupan di kota. Pemahaman mengenai sejarah terbentuknya desa menjadi penting karena
dapat membantu kita memahami perkembangan masyarakat dan kehidupan manusia dari
masa ke masa.
Selama ribuan tahun, manusia telah hidup dalam bentuk pemukiman kelompok di
daerah pedesaan. Desa-desa ini terbentuk sebagai hasil dari kehidupan nomaden yang
kemudian berkembang menjadi pemukiman tetap. Proses terbentuknya desa ini melibatkan
berbagai faktor yang mempengaruhi, seperti geografi lahan, iklim, keberadaan sumber daya
alam, dan interaksi sosial antar kelompok manusia.
Seiring dengan perkembangan zaman, desa-desa pun mengalami perubahan dan
evolusi. Desa-desa awal yang terbentuk secara organik dan alami, kemudian berkembang
menjadi desa-desa yang lebih terorganisir dengan adanya pemerintahan desa, lembaga sosial
dan keagamaan, serta struktur sosial yang teratur. Desa juga menjadi pusat kegiatan ekonomi
dan perdagangan di pedesaan.
Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai beberapa teori dan
pendekatan yang digunakan untuk memahami sejarah terbentuknya desa. Selain itu, akan
diuraikan pula beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses terbentuknya desa seperti
perkembangan pertanian, revolusi industri, urbanisasi, dan perubahan sosial budaya.
Pemahaman mengenai sejarah terbentuknya desa akan memberikan gambaran yang lebih
utuh tentang kehidupan manusia dalam konteks masyarakat agraris dan pedesaan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Sejarah terbentuknya Kabupaten Solok Selatan
2. Menjelaskan tentang pemerintah Desa dan Pemerintahan desa

4
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN MKALAH
1. Menyajikan informasi tentang perkembangan pemerintahan desa dari masa ke masa.
Makalah ini akan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang sejarah dan
perkembangan pemerintahan desa.
2. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemerintahan desa sebagai lembaga yang
memiliki peran strategis dalam pembangunan di tingkat lokal. Dengan mengetahui
sejarahnya, masyarakat akan lebih menghargai dan menyadari keberadaan pemerintahan desa
sebagai bagian dari sistem pemerintahan yang ada.
3. Memperkuat pemahaman tentang asal-usul dan tujuan pemerintahan desa. Makalah ini
akan memberikan informasi tentang bagaimana konsep pemerintahan desa berkembang
seiring waktu dan bagaimana pemerintah desa berperan dalam menjalankan fungsinya.
4. Memberikan referensi dan rujukan untuk studi lebih lanjut tentang pemerintahan desa.
Makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi mahasiswa, akademisi, dan peneliti
yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang sejarah dan perkembangan pemerintahan
desa.
5. Memberikan wawasan tentang masa lalu yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan
perbaikan pemerintahan desa saat ini. Dengan mengamati sejarah pemerintahan desa, dapat
ditemukan kekuatan dan kelemahan yang terjadi sebelumnya, sehingga dapat diambil
pelajaran penting untuk diterapkan pada kondisi saat ini.

Dengan penulisan makalah tentang sejarah pemerintah dan pemerintahan desa,


diharapkan dapat memperkaya dan memperluas pemahaman tentang pentingnya
pemerintahan desa dalam sistem pemerintahan dan pembangunan lokal.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH TERBENTUKNYA KABUPATEN SOLOK SELATAN

Kabupaten Solok Selatan adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di


bagian selatan Provinsi Sumatera Barat, Indonesia dekat dengan Gunung Kerinci.
Kabupaten ini resmi dimekarkan dari Kabupaten Solok pada tahun 2004 mencakup
wilayah seluas 3.346,20 km². Secara administratif, kabupaten ini berbatasan
langsung dengan Provinsi Jambi di sebelah selatan dan dikelilingi oleh tiga
kabupaten lain di Sumatera Barat dari barat ke timur: Kabupaten Pesisir Selatan,
Solok, dan Dharmasraya. Pusat pemerintahannya terletak di Padang Aro, sekitar
161 km dari pusat Kota Padang.

Meskipun baru diresmikan pada tahun 2004, bersama dengan Kabupaten


Pasaman Barat dan Dharmasraya, wacana pembentukan kabupaten yang meliputi
sebagian wilayah Solok Selatan saat ini telah ada sejak tahun 1950-an. Wilayahnya
mencakup kaki pegunungan Bukit Barisan di barat dan dataran rendah yang lebih
luas di Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2021 mencatat
penduduk kabupaten Solok Selatan berjumlah 182.027 jiwa (2020).

Saat ini Solok Selatan dihadapkan dengan permasalahan lingkungan yang


kompleks. penebangan liar di kawasan hutan dan penambangan emas ilegal di
sepanjang aliran Batang Hari dan Batang Sangir secara besar-besaran masih terus
terjadi.

Desa adalah unit paling rendah tingkatanya dalam struktur pemerintahan


Indonesia, telah ada sejak dulu dan bukan din bentuk oleh belanda. Awal sejarah
terbentuknya desa diawali dengan terbentuknya kelompok masyarakat, akibat
manusia sebagai mahluk sosial yang memiliki sifat kodrat atau kepentingan yang
sama dari bahaya luar. Kapan awal penamaan desa hingga sekarang sulit diketahui
secara pasti. Tetapi ada bukti dalam prasati Kawali Jawa Barat pada akhir tahun
1381 M. Desa sudah ada jauh sebelum penjajahan Belanda di Indonesia dimana
penyelangaraannya diadakan dengan hukum adat. Setelah Belanda menjajah
Indonesia dan membentuk undang-undang pemerintahan hindia belanda (Regeling
Reglemen), maka desa juga diberi peringkat hukum. Untuk menjabarkan maksud
dari peraturan perudangan tersebut, belanda kemudian mengeuarkan Indlandsche
Gemeente Ordonnate (IGO) yang berlaku untuk jawa dan Madura.

6
Desa mempunyai dua unsur yakni,
1. Daerah, daerah yang dimaksud dalam arti yaitu tanah-tanah produktif dan tanah
yang tidak ada pengunaanya, juga termasuk unsur lokasai, luas, dan batas yang
merupakan lingkungan geografis setempat.
2. Penduduk, yaitu meliputi jumlah rasio jenis kelamin, komposi penduduk,
pertambahan, kepadatan, persabaran, dan kualitas penduduknya. Tata kehidupan
desa yang berkaitan erat dengan norma, adat istiadat dan aspek budaya lainya yang
berlaku.
Desa di indonesia menurut peraturan pemerintah Nomor 57 tahun 2005
tentang desa, ialah satu kesatuan masyarakat undang-undang yang memiliki
batasbatas wilayah yang berupaya untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dan di hormati dalam system pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebuah desa di Indonesia diketahui oleh kepala desa.

Desa buakanlah bawahan kecamatan karena kecamatan merepukan


sebagian hierarki daerah kabupaten/kota, dan desa bukan sebagian hierarkinya.
Berbeda dengan kelurahan, desa memiliki hak mengatur wilayah yang lebih luas.
Namun dalam perkembangannya sebuah desa akan dapat diubah statusnya
menjadi kelurahan. Kawasan desa boleh dibagikan kepada dusun-dusun yang
merupakan bagian-bagian wilayah kerja pemerintahan desa dan ditetapkan dengan
peraturan desa.
Sejak pemberian autonomi daerah, istilah desa dapat disebut dengan
berbagai-bagai nama yang lain, misalnya nagari di sumatra barat, dan kampung di
papua. Begitu juga dengan segala istilah dan institusi di desa yang dapat di sebut
dengan nama lain, sesuai dengan adat istiadat desa tersebut, dan ini merupakan
satu pengakuan dan penghormatan pemerintah terhadap asal-usul dan adat istiadat
setempat.
Pada tanggal 18 Desember 2013, Dewan Perwakilan Rakyat Repobilik
Indonesia (DPR RI) telah mengesahkan Undang-Undang Desa menjadi
UndangUndang Desa (UU Desa) Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.6 UU Desa
No.6 tahun 2014 tentang desa, menjadi rujukan dalam pembangunan desa,
penataan dan tata kelola desa pemberdayaan desa, Pembina desa, pembangunan
7
wilaya pedesaan yang integrasai serta berkelanjutan menuju desa yang kuat,
mandiri, demokratis, sejahtera yang berkeaadilan. Undang-ungang desa adalah
seperangkat aturan mengenai penyelanggaraan pemerintah desa dengan
pertimbangan telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi
dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat
menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan
pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Undang-
Undang ini juga mengatur materi mengenai Asas pemerintah Desa, Hak dan
kewajiban Desa dan masyarakat Desa, peraturan Desa dan keuangan Desa, dan
Aseat Desa, pembangunan Desa dan Pembagunan kawasan pedesaan, Badan
usaha Milik Desa, Kerja sama Desa, lembaga Kemsyarakatan Desa dan Lembaga
Adat Desa, serta pembinaan dan pengawasan.
Tujuan pembangunan desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan
kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. Udang-Udang
No 6 Tahun 2014 menjelaskan bahwa tujuan pembanguna desa adalah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan serta kualitas hidup serta
penaggulangan kemiskinan, pembangunan sarana dan prasarana desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta memanfaatkan sumber daya alam dan
lingkungan secara berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan pembanguna tersebut
pemerintah akan menyalurkan sebesar Rp 9,1 triliun kepada 72.944 desa yang
tersebar di seluruh indonesia. Berdasarkan kucuran dana tersebut maka masing-
masing desa akan mendapatkan dana antara Rp 800 juta hingga Rp I,4 milyar yang
sudah dumulai sejak tahun 2015.

B. MENJELASKAN TENTANG PEMERINTAH DESA DAN PEMERINTAHAN


DESA
1. Pemerintah Desa
Pengertian Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan
nama lain dibantu perangkat Desa (yang terdiri dari Sekretariat Desa, Pelaksana
Teknis Desa dan Kepala Kewilayahan/Kepala Dusun atau sebutan lain) sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Desa
Atau dengan kata lain, mereka yang bertugas untuk mengatur dan
melaksanakan pemerintahan di tingkat desa yang dikepalai oleh Kepala Desa dan
dibantu oleh Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa
2. Pemerintahan Desa

8
Pengertian Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Adapun penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat tersebut terdiri dari Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat atau
desa
Sehingga antara Kepala Desa selaku pemerintah desa dan BPD memiliki
kedudukan yang sama, yakni sama-sama merupakan kelembagaan/organisasi desa
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa, walaupun keduanya mempunyai tugas
dan fungsi yang berbeda, tetapi mempunyai hubungan yang erat dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pemerintah
Desa/Kepala Desa dan BPD mempunyai hubungan antara lain sebagai berikut:

*Kepala Desa dan BPD membahas dan menyepakati bersama peraturan desa

*Kepala Desa dan BPD memprakarsai perubahan status desa menjadi kelurahan
melalui musyawarah desa

*Kepala desa memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis


kepada BPD

*BPD memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai akan berakhirnya masa


jabatan Kepala Desa secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum masa jabatannya
berakhir

*Kepala Desa mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa


dan memusyawarahkannya bersama BPD

*Kepala Desa dan BPD membahas bersama pengelolaan kekayaan milik Desa.
Dari kedua istilah tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Pemerintah Desa merujuk pada pelaksana atau orang yang bertugas
melaksanakan (sekelompok orang yang secara bersama-sama memikul tanggung
jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan)
Sedangkan Pemerintahan Desa adalah proses menjalankan tugas dari
perangkat desa yang terdiri atas beberapa bagian (segala urusan yang dilakukan
oleh Pemerintah Desa dalam menyelenggarakan Pemerintahan Desa)
Menurut UU RI No 6 Tahun 2014 mengatakan bahwaDesa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pemerintahan Desa

9
Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Pemerintah Desa
Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
Badan Permusyawaratan Desa
Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan BPD adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
Musyawarah Desa
Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah
antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat
yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal
yang bersifat strategis.
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan
guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.
Peraturan Desa
Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan
Desa.
Pembangunan Desa
Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan
kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

Kawasan Perdesaan
Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Keuangan Desa
Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

10
Aset Desa
Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa,
dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau
perolehan hak lainnya yang sah.
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan,
sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber
daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang
sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa sistem pemerintahan
Indonesia saat ini adalah sistem presidensial konstitusional, pemerintahan desa
memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengatur, melayani serta menjaga hal-hal
yang dianggap penting oleh masyarakat seperti ekonomi pertanian, perikanan,
perdagangan, keamanan, ketertiban, sosial budaya kemasyarakatan serta
keamanan, dan desa-desa di Indonesia masih tergolong desa swadaya, swakarya,
swasembada dan desa pancasila namun demikian merupakan sumber ekonomi
penyedia bahan pokok. Beberapa saran yang dapat diberikan adalah pemerintah
perlu mempublikasikan dan mensosialisasikan setiap kegiatan yang ada di desa,
masyarakat perlu lebih aktif dan kritis dalam berpartisipasi dan mengawasi jalannya
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa, dan penelitian selanjutnya dapat
dilakukan mengenai kesejahteraan masyarakat dan peningkatan ekonomi desa
terkait dengan pengelolaan anggaran keuangan desa.

B. SARAN
1. Perlu adanya publikasi dan sosialisasi kegiatan di desa oleh pemerintah.
2. Masyarakat perlu lebih aktif dan kritis dalam partisipasi serta pengawasan
terhadap kegiatan pemerintah desa.
3. Penelitian lebih lanjut mengenai kesejahteraan masyarakat dan peningkatan
ekonomi desa terkait dengan pengelolaan anggaran keuangan desa.

Saran-saran tersebut dapat menjadi landasan untuk mengembangkan


makalah tentang sejarah pemerintah dan pemerintahan desa, dengan fokus pada
upaya perbaikan dan pengembangan pemerintahan desa di Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

"Sejarah Pemerintah Daerah: Sejarah Konsep dan Pelaksanaan di Indonesia" -


Yogyakarta, Graha Ilmu

"Pemerintah Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 22 & 25 Tahun. 1999


Tentang Penerapan Otonomi Daerah dan Desentralisasi fiskal" - Lembaga Negara
RI Tahun 2004

"Pemerintah Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2009 tentang


perubahan atas Pemerintah Daerah No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah" - Lembaga Negara RI Tahun 2009

"Bahreint. 1995. Sosiologi Pedesaan (Suatu Pengantar)" - Raja Grafindo Persada

"Desa Kita Dalam Peraturan Tata Pemerintahan Desa" - Balai Aksara

13

Anda mungkin juga menyukai