Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PERMASALAHAN DAERAH PEDESAAN”

DOSEN PENGAMPU
ISMAIL, M.Pd
OLEH:
ALIFTYA KURNIATI
11811223238

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS TARBIYAN DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat ALLAH SWT. yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah geografi desa dan kota yaitu
tentang“Permasalahan Daerah Pedesaan”ini dengan tuntas . Shalawat serta salamtidak
lupa kita haturkan kepada junjungan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, atas bimbingan
Beliau sehingga kita dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah geografi ekonomi yang
telah memberikan saya kesempatan untuk membuat makalah ini sebagai pedoman, acuan, dan
sumber belajar.

Akhir kata, Penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan baik dari
segi bahasa, tulisan, maupun kalimat yang kurang tepat dalam makalah ini, oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah berikutnya.

Pekanbaru, 16 April 2020

Aliftya Kurniati

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3

A. Permasalahan Daerah Perdesaan Akibat Letak ......................... 3


B. Permasalahan Daerah Perdesaan Berdasarkan
Potensi Sumber Daya Alam ......................................................... 5
C. Permasalahan Daerah Perdesaan Berdasarkan
Sumber Daya Manusia .................................................................8

BAB III PENUTUP .................................................................................... 11

A. KESIMPULAN .............................................................................. 11
B. SARAN ............................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geografi pedesaan adalah cabang dari studi geografi yang mempelajarifenomena


sosial ekonomi beserta perubahan-perubahan di pedesaan. Secaratradisional studi
banyak menyangkut masalah-masalah yang berhubungan denganpertanian,
permukiman dan pola pengunaan lahan saja, tetapi sekarang meliputipula
permasalahan-permasalan pedesaan yang lain seperti transportasi,kesempatan kerja,
perumahan, strategi pengembangan pedesaan dan lain-lain(Bintarto, 1983).

Pada dasarnya pembangunan merupakan usaha pencapaian perubahan yang


bersifat perbaikan dan peningkatan, serta menciptakan hal-hal baru yang membawa
kemajuan. Untuk mencapai perubahan itu pada umumnya perlu adanya penerapan
hal-hal yang baru dan berupa cara-cara baru, teknologi, benda atau barang baru,
pengorganisasian baru, ataupun gagasan baru sebagai syarat utamanya adalah
innovasi atau pembaharuan bagi adanya pembangunan. Inovasi yang dimaksud adalah
baru bagi orang atau daerah yang akan membangun itu (Mutiara Hati:2010:1)

Pada wilayah pedesaan terjadi tekanan terhadap penduduk , sumber daya alam,
timbulnya kemiskinan, degradasi lingkungan, serta merenggangnya hubungan sosial
yang ada, menunjukkan bahwa kawasan perdesaan masih relatif tertinggal jika
dibandingkan dengan perkotaan, sehingga memunculkan masalah urbanisasi dan
sektor informal yang tidak terkontrol, sehingga agar tidak terjadi pembangunan
pedesaan yang bias dengan urban, perlu konsep, strategi, pendekatan, dan
indikator(alat penunjuk) keberhasilan (Rachbini,2006).Desa hanyalah suatu unit kecil
dalam perdesaan, namun unit kecil inilah yang menyusun Indonesia menjadi sebuah
negara yang besar dan luas. Dan memang tak bisa dipungkiri, desa yang kita miliki
lebih banyak ketimbang kota. Atas dasar inilah desa menjadi suatu yang tak bisa
dikesampingkan dalam perencanaan dan pengembangan regional bahkan nasional.
Karena itu agar tidak simpang siur, ada baiknya kita bahas dulu mengenai terminologi

4
perdesaan dan perkotaan. Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial,
ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam
hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain (Bintaro,2008
Jurnal)

َ ‫اَّللُ َج َع َل لَ ُك ْن ِه ْن بُيُى ِت ُك ْن َس َكنًا َو َج َع َل لَ ُك ْن ِه ْن ُجلُى ِد ْاْل َ ْن َع ِام بُيُىتًا تَ ْست َِخفُّى َن َها َي ْى َم‬
‫ظ ْع ِن ُك ْن َو َي ْى َم ِإقَا َه ِت ُك ْن ۙ َو ِه ْن‬ ‫َو ه‬
‫ارهَا أَثَاثًا َو َهت َاعًا إِلَ ٰى ِحين‬
ِ َ‫ارهَا َوأَ ْشع‬
ِ َ‫ص َىافِ َها َوأ َ ْوب‬
ْ َ‫أ‬

Artinya:Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan


Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak
yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu
bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing,
alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu).

B, Rumusan Masalah

1. Sebutkan permasalahan daerah perdesaan akibat letaknya?


2. Sebutkan permasalahan daerah perdesaan berdasarkan potensi sumber daya
alamnya?
3. Sebutkan permasalahan daerah perdesaan berdasarkan sumber daya manusianya?

C. Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui permasalahan daerah perdesaan


akibat letaknya
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui permasalahan daerah perdesaan
berdasarkan potensi sumberr daya alam
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui permasalahan daerah perdesaan
berdasarkan sumber daya manusia

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Permasalah Daerah Perdesaan Akibat Letak

Usaha dalam mengatasi ketertinggalan yang dialami oleh sebuah daerah dalam era
sekarang adalah dengan melakukan pemekaran wilayah. Hal ini dilakukan oleh
pemerintah daerah karena beberapa alasan yang mengarah pada ketidak terjangkauan
daerah tersebut yang terasa jauh dari pusat pemerintahan, sehingga menyebabkan
kurangnya sentuhan pembangunan di suatu daerah yang pada akhirnya akan tertinggal
dari daerah lainnya. Tetapi pada hakekatnya ketertinggalan suatu daerah tidaklah hanya
bisa teratasi oleh adanya kemudahan akses suatu daerah ke pusat. pemerintahan, atau
dalam kata lain adalah dengan melakukan pemekaran wilayah.1

1
Bintarto, R, 1983, Geografi Desa, Yogyakarta, UP. Spring

6
Sumber daya yang tersedia di suatu daerah bisa jadi terpengaruh oleh adanya
pemekaran wilayah. Misalnya saja sumber daya manusia yang produktif yang tadinya ada
dalam satu wilayah menjadi tersebar dalam dua wilayah yang berbeda antara induk
wilayah dan pemekarannya. Keadaannya bisa jadi sumber daya terkonsentrasi di induk
wilayah, atau di wilayah pemekaran. Tetapi pada era otonomi wilayah ini, masing-masing
wilayah baik induk atau pemekarannya adalah sebuah wilayah sendiri dan tentunya
terkonsentrasi pada wilayahnya sendiri, sehingga tidak akan terjadi suatu proses subsidi
silang antar wilayah.2

Daerah tertinggal secara umum dipahami sebagai daerah kabupaten yang masyarakat
serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala
nasional (Saifullah, 2006 dalam Muhtar dkk, 2010).Pengertian ini kemudian diperjelas
secara detil melalui Badan Pengembangan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS),
bahwa suatu daerah yang dikatakan tertinggal, karena (a) secara geografis, relatif sulit
dijangkau karena letaknya yang jauh di pedalaman, perbukitan/pegunungan, kepulauan,
pesisir dan pulau-pulau terpencil atau karena faktor geomorfologis lainnya sehingga sulit
dijangkau oleh jaringan baik transportasi maupun media komunikasi; (b) dari sisi sumber
daya alam, tidak memiliki potensi, atau memiliki sumber daya alam besar namun
lingkungan sekitarnya merupakan daerah yang dilindungi atau tidak dapat di eksploitasi,
dan daerah tertinggal akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan; (c) dari sisi
sumber daya manusia, umumnya masyarakat di daerah tertinggal, tingkat pendidikan,
pengetahuan dan keterampilannya relatif rendah serta kelembagaan adat yang belum
berkembang; (d) keterbatasan sarana dan prasarana komunikasi, transportasi, air bersih,
irigasi, kesehatan, pendidikan, dan pelayanan lainnya yang menyebabkan kesulitan untuk
melakukan aktivitas ekonomi dan sosial; (e) seringnya (suatu daerah) mengalami bencana
alam dan konflik sosial yang berakibat terganggunya kegiatan pembangunan sosial dan
ekonomi; dan (f) suatu daerah menjadi tertinggal, disebabkan oleh beberapa kebijakan
yang tidak tepat, seperti: kurang memihak pada pembangunan daerah tertinggal,
kesalahan pendekatan dan prioritas pembangunan, serta tidak dilibatkannya kelembagaan
masyarakat adat dalam perencanaan dan pembangunan, (Muhtar dkk, 2010).

2
Ndraha, Talizihudu. 1981. Dimensi-Dimensi Pemerintahan Desa. Jakarta: PT Bina Aksara.

7
B. Permasalahan Daerah Perdesaan Berdasarkan Potensi Sumber Daya Alam

Setiap daerah memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber
daya sosial dan sumber daya ekonomi. Sumber daya memiliki nilai-nilai tertentu yang
dianggap mampu memberikan kekuatan, baik secara moril maupun materiil untuk
meningkatkan atau pengembangan satu wilayah, dan peningkatan tarap kehidupan
masyarakat serta penurunan permasalahan sosial. Dikemukakan oleh Manan (1978),
bahwa semua sumber daya baik alam, manusia, sosial dan ekonomi yang secara nyata dan
potensial dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.a. Sumber Daya
AlamSumber daya alam merupakan salah satu dari sumber daya yang sangat dibutuhkan
oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam (SDA)
adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia.Menurut Soerianegara (1977) bahwa hutan, tanah, air, tanaman
pertanian, padang rumput, dan populasi ikan merupakan beberapa contoh sumber daya
alam yang dapat dipulihkan (renewable resources).Selanjutnya dikatakan bahwa sumber
daya alam dan tingkat perekonomian suatu Negara memiliki kaitan yang erat, dimana
kekayaan sumber daya alam secara teoritis akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang
pesat.3

Di Indonesia terdapat 74.754 desa yang meliputi sekitar 80 persen wilayah daratan di
Indonesia.Namun di luasan wilayah desa hanya tinggal sekitar 44 persen penduduk
Indonesia.Yang 56 persen penduduk tinggal di kota seluas 20 persenan dari total wilayah
daratan. Dapat dipastikan ini karena terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran
dari desa ke kota. Kemiskinan di desa menjadi salah satu penyebabnya. Data di tahun
2016 menunjukkan bahwa dari 28 jutaan penduduk miskin di Indonesia, 18 jutaannya
adalah mereka yang tinggal di desa. Angka kemiskinan di desa pun tercatat selalu
meningkat, demikian pula pada jumlah keparahan kemiskinannya semakin tahun,
semakin meningkat. Jadi, masyarakat yang hidup di desa selama Indonesia merdeka itu
pada sebagian besarnya, semakin hari semakin miskin.

Salah satu penyebab masyarakat desa yang semakin hari semakin miskin adalah
kekayaan sumber daya alam di desa yang dimiliki oleh masyarakat desa telah berpindah

3
https://www.neliti.com/id/publications/52991/sumber-daya-dan-permasalahan-sosial-di-daerah-tertinggal
kasus-desa-patoameme-ka

8
tangan kepada para pemilik modal. Kepemilikkan atas sumber daya alam yang ada di
desa telah diambil alih oleh segelintir elite dan para pemilik modal. Karena pada
dasarnya, banyak dari masyarakat desa yang tidak bisa mengelola sumber daya alam
yang dimiliki pada desanya dengan baik dan benar. Sehingga, para pemilik modal
melihat bahwa ada peluang untuk menguasai seluruh kekayaan alam yang terdapat di
desa dan menjadikannya sebagai ladang emas untuk memperoleh atau meningkatkan
kekayaannya.Walaupun desa terkenal dengan segala macam sumber daya alam yang
dimilikinya,namun masyarakat penghuni desa itu sendiri serba terbelakang
dengan kemampuan yang dimilikinya untuk mengolah dan mengelola sumber daya
alam tersebut.Dan membuat peluang kepada para pemilik modal untuk
menguasai dengan seenaknya.

Kemiskinan pada desa sudah tidak diherankan lagi, banyak dari kalangan tokoh atau
para ahli yang mendefinisikan desa adalah wilayah yang kecil atau miskin. Bahkan pada
saat Indonesia sebelum atau sesudah merdeka, desa dikenal sebagai wilayah yang
berpenghasilan minim serta wilayahnya yang kecil dan menjadikan wilayah desa sering
disebut miskin. Namun, banyak kita lihat sekarang sebagian wilayah desa telah
dikuasai oleh segelintir elit dan para pemilik modal yang berlomba-lomba mengambil
sumber daya alam yang sangat melimpah di desa-desa Indonesia untuk meraih
kekayaannya. Bahkan, keterbelakangan pengetahuan penduduk desa justru dimanfaatkan
dan dimanipulasi untuk diambil alih kekuasaannya dan pengelolaan sumber daya mereka
oleh para pemilik modal. Kemiskinan di desa berakibat dari dihalangkannya suatu proses
partisipasi masyarakat desa maupun keterlibatan masyarakat desa atas
pengembangan semua aspek kehidupannya. Keterbatasan masyarakat desa dalam
mengelola sumber daya alamnya merupakan salah satu akibat saja dari
proses pemutusan hak masyarakat desa untuk berproses mengelola sumber dayanya. 4

Salah satu studi kasus yang akan diangkat mengenai problematika pengelolaan sumber
daya alam di desa dan dikuasai oleh para pemilik modal adalah suatu permasalahan di
Desa Kodasari, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Desa Kodasari
ini dianggap sebagai desa "sumur pertamina". Di Desa Kodasari sendiri, sudah bertahun-
tahun melakukan kerja sama dengan Pertamina Pusat. Sejak tahun 2006 Desa Kodasari

4
https://www.neliti.com/id/publications/52991/sumber-daya-dan-permasalahan-sosial-di-daerah-tertinggal-
kasus-desa-patoameme-ka

9
dan Pertamina Pusat sudah melakukan kerja sama yang dimana salah satu tujuannya
adalah melakukan eksplorasi migas di Desa Kodasari. Desa Kodasari tersebut
mempunyai enam lapis migas yang sangat berpotensi untuk dilakukan pengeksplorasi.

Namun pada akhir bulan September kemarin, masyarakat Desa Kodasari


merasakan kerugian yang ditimbulkan dari pihak Pertamina yang telah
melakukan eksplorasi migas secara besar-besaran. Memang kerugian ini tidak langsung
terasa dampaknya, namun perlu bertahun-tahun untuk merasakan efek negatif yang akan
ditimbulkan dari penguasaan sumber daya alam di desa yang dilakukan oleh para pemilik
modal. Masyarakat Desa Kodasari beramai-ramai menutup jalan akses masuknya
kendaraan besar yang membawa alat-alat pengambilan migas tersebut. Penutupan akses
jalan itu merupakan bentuk kekecewaan dan kekesalan masyarakat Desa
Kodasari terhadap pihak Pertamina yang selama ini menurut penilaiannya tidak
ada kompensasi apapun dari pihak Pertamina kepada warga setempat. Selain itu, pihak
pertamina juga mengabaikan semua keluhan warga. Pihak Pertamina selalu enggan dan
menolak untuk menyelesaikan permasalahan dengan masyarakat desa setempat yang
telah dirasakan efek negatifnya dengan diadakannya pengambilan migas yang telah
dilakukan selama bertahun-tahun. Beberapa efek negatifnya yaitu, mulai dari
kebisingan, polusi hingga rusaknya pepohonan akibat keluar masuk kendaraan besar
dan lain sebagainya. Sementara kompensasi untuk masyarakat desa setempat tidak ada,
jadi pantas saja masyarakat desa setempat melakukan pemblokiran karena akibat dari
para pemilik modal yang semena-mena atas desa dan warganya.

Semua yang telah dilakukan oleh para pemilik modal merupakan sebuah bentuk
keserakahan dalam memperkaya dirinya sendiri. Oknum-oknum yang tidak
bertanggungjawab itu dengan seenaknya melakukan pengeksplorasian migas di Desa
Kodasari secara besar-besaran tanpa memperdulikan efek dan akibat yang ditimbulkan.
Tentunya yang merasakan efek negatifnya ialah masyarakat desa setempat, namun para
pemilik modal tetap saja bersikap egois demi kepentingannya sendiri serta
kekuasaan yang diperoleh. Para pemilik modal tersebut selalu menghentikan
dan menghalangi masyarakat desa untuk berperan aktif dalam pembangunan desanya
sendiri. Karena para pemilik modal tidak mau jika kekuasaannya telah direbut kembali
oleh masyarakat desa. Maka dari itu, sang pemilik modal selalu enggan dan tidak mau
jika membicarakan terkait masalah pengeksplorasian migas yang sudah melewati batas

10
tersebut, dan seakan-akan sang pemilik modal kabur dari permasalahan. Serta
tidak hanya itu, terkait dengan penguasaan sumber daya alam di desa sang pemilik
modal juga selalu menghentikan masyarakat desa baik itu generasi muda atau tua untuk
berperan aktif mendukung kebijakan desa serta berpartisipasi dalam pembangunan desa.

Solusi atas adanya permasalahan ini adalah dengan peningkatan skill masyarakat
lokal desa dalam pemanfaatan sumber daya alam yang dibantu oleh para tenaga ahli agar
terhindarnya campur tangan dari para pemilik modal, selanjutnya peningakatan perhatian
dan pelayanan dari pemerintah terhadap masyarakat desa setempat, serta memberikan
kewenangan kepada masyarakat desa untuk mengelola alam dengan sebaik-baiknya.
Sumber daya alam bukanlah sebuah keuntungan secara geografis jika tidak
mampu dikelola serta dimanfaatkan secara bijak. Masalah pada pemanfaatan sumber
daya alam umumnya terjadi disebabkan oleh kurangnya kemampuan dan kreativitas pada
masyarakat. Maka, yang perlu diperhatikan adalah, para tenaga ahli sebaiknya
memberikan sumbangan pengetahuan dan tenaga untuk menjadi pendamping bagi
masyarakat desa setempat dalam pemanfaatan sumber daya alam agar terhindar dari
campur tangan pengelolaan sumber daya alam oleh para pemilik modal dan menjadikan
masyarakat desa bisa mengelolanya dengan baik tanpa ada sedikit pun campur tangan
dari segelintir elite.

Selain itu, penyebab problematika pengelolaan sumber daya alam pada desa yang
menyebabkan desa semakin miskin adalah pengelolaan sumber daya alam ini tidak
dipercayakan kepada rakyat sendiri. Hampir semua perusahaan-perusahaan besar
yang memanfaatkan sumber daya alam negara ini dipegang dan dikendalikan
oleh mereka para pemilik modal. Serta, dukungan dan beberapa fasilitas dari pemerintah
juga diharapkan mampu menyokong jalannya mengatasi permasalahan ini. Pemerintah
tidak harus selalu memperhatikan keadaan atau permasalahan di kota saja, untuk wilayah
yang sekecil desa ini juga harus diperhatikan karena sebenarnya sudah terlalu banyak
permasalahan yang dihadapi, namun pemerintah belum juga menanggapinya.

C. Permasalahan Daerah Perdesaan Berdasarkan Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) dipahami sebagai orang-orang yang memiliki potensi
dan mampu serta mau diperankan atau memerankan dirinya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat lingkungannya.Di masyarakat luas biasa disebut sebagai para

11
tokoh masyarakat, baik tokoh agama, tokoh budaya, tokoh pendidikan, tokoh remaja dan
lain-lain, baik yang terdapat dalam satu organisasi maupun individu. Pengertian sumber
daya manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan
perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola
dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya
kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam
pengertian praktis sehari-hari, SDM dipahami sebagai bagian integral dari sistem yang
membentuk suatu organisasi.5

SDM yang unggul harus dapat dipertahankan secara berkelanjutan, untuk itu
diperlukan suatu kebiajakan dalam pemberdayaan budaya sebagai aktualisasi
kemampuan mengembangkan setiap individu secara mandiri artinya dengan budaya
perusahaan yang melahirkan kebersamaan pola pikir mendorong kebiasaan SDM yang
ungul memiliki komitmen dalam menjalankan peran yang ditugaskan kepadanyaJadi
pemberdayaan haruslah dipandang sebagai suatu cara yang amat praktis dan produktif
untuk mendapatkan yang terbaik dari SDM itu sendiri dan pengikut yang selalu siap dan
komitmen atas keinginannya sendiri, sehingga ia tidak merasa diikat oleh organisasi
birokratis.Untuk menjamin kualitas SDM, dilakukan spesifikasi – spesifikasi SDM yang
hendak dikembangkan harus ditentukan oleh kecenderungan (trend) kebutuhan indutri
agar kompetitif secara global. Penekanan pembinaan SDM ditujukan pada dua jalur:
tenaga kerja inovatif (yang padat pengetahuan) dan tenaga kerja efisien (yang
bersertifikasi). Serta untuk menjamin aspek kuantitas, pembinaan SDM harus
memanfaatkan teknologi sejak dini.Penyaluran SDM perlu diarahkan kepada kualitas
tenaga kerja global. Yang diharapkan tingkat pengangguran Agar dapat terlaksananya
pemanfaatan potensi SDM dalam kebiasaan produktif, perlu dipikirkan selain selain
penguasaan ilmu dari informasi, pengetahuan dari pengalaman menjadi keterampilan,
tetapi juga yang terkait dengan keinginan bersandarkan jati diri yang bersangkutan
sebagai daya dorong, yang dalam hal ini diperlukan seperangkat keahlian yang perlu
dikembangkan secara berkesinambungan yaitu menyangkut peningkatan keterampilan

5
Hutabarat, Dewi. 2017. Membangun Ekonomi Desa.

12
yang harus di tumbuh kembangkan melalui pengalaman yang diperoleh dari lingkungan
diri sendiri dan atau pengelaman orang lain sebagai berikut6

1) fleksibilitas dalam berpikir ;


2) keberanian mengambil resiko ;
3) kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan ;
4) seni kepemimpinan.

Kata kunci dalam usaha memanfaatkan potensi SDM yang unggul terletak pada
kemampuan untuk mengorganisir kekuatan dalam “kerja tim“ dan pelaksanaan dari
pelatihan yang berkelanjutan di pedesaan.Membangun kerja tim di pedesaan, bukan
sekedar untuk mengelompokkan orang – orang berada dalam satu tim, melainkan adanya
kesiapan diri dari setiap anggota tim atas potensi yang dapat diberikannya untuk
menjalankan peran dalam tim sebagai peran driver (mengembangkan gagasan, memberi
arah, menemukan hal-hal baru); planner (menghitung kebutuhan tim, merencanakan
strategi kerja, menyusun jadwal); enable (ahli memecahkan masalah, mengelola sarana
atau sumber daya, menyebarkan gagasan, melakukan negosiasi); exec (mau bekerja
menghasilkan output, mengkoordinir dan memelihara tim) controller (membuat catatan,
mengaudit dan mengevaluasi kemajuan tim)Pelatihan, merupakan investasi pelatihan dan
pendidikan yang berkesinambungan bagi staf dan manajemen yang harus direncanakan
secara menyeluruh dan sistimatis sebagai usaha peningkatan potensi SDM yang unggul
masa kini dan masa depan7

7
Hutabarat, Dewi. 2017. Membangun Ekonomi Desa.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada wilayah pedesaan terjadi tekanan terhadap penduduk , sumber daya alam,
timbulnya kemiskinan, degradasi lingkungan, serta merenggangnya hubungan sosial
yang ada, menunjukkan bahwa kawasan perdesaan masih relatif tertinggal jika
dibandingkan dengan perkotaan, sehingga memunculkan masalah urbanisasi dan sektor
informal yang tidak terkontrol, sehingga agar tidak terjadi pembangunan pedesaan yang
bias dengan urban, perlu konsep, strategi, pendekatan, dan indikator(alat penunjuk)
keberhasilan (Rachbini,2006).

Sumber daya yang tersedia di suatu daerah bisa jadi terpengaruh oleh adanya
pemekaran wilayah. Misalnya saja sumber daya manusia yang produktif yang tadinya
ada dalam satu wilayah menjadi tersebar dalam dua wilayah yang berbeda antara induk
wilayah dan pemekarannya. Keadaannya bisa jadi sumber daya terkonsentrasi di induk
wilayah, atau di wilayah pemekaran. Tetapi pada era otonomi wilayah ini, masing-
masing wilayah baik induk atau pemekarannya adalah sebuah wilayah sendiri dan
tentunya terkonsentrasi pada wilayahnya sendiri, sehingga tidak akan terjadi suatu proses
subsidi silang antar wilayah.

B. Saran

Demikanlah makalah ini kami buat kalau ada kesalahan baik dalam hal pengetikkan
maupun penyampaian kami minta maaf dan kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini dan kami berharap saran dan kritik dari teman dan dosen pengampu
mengenai makalh kami ini

Dengan demikian saya ucapkan terimakasih kepada sumber baik buku maupun
internet,teman,dan dosen pengampu yang telah menyukseskan pembuatan makalah ini
sehingga berjalan dengan lancar dan juga terimakasih atas saran dan kritikannya tehadap
makalah kami

14
DAFTAR PUSTAKA

Bintarto, R, 1983, Geografi Desa, Yogyakarta, UP. Spring

Ndraha, Talizihudu. 1981. Dimensi-Dimensi Pemerintahan Desa. Jakarta: PT Bina Aksara.

Hutabarat, Dewi. 2017. Membangun Ekonomi Desa. (online). (https://republika.co.id/berita/)


diakses pada 15 April 2020 pukul 20.00 wib

https://www.neliti.com/id/publications/52991/sumber-daya-dan-permasalahan-sosial-di-
daerah-tertinggal-kasus-desa-patoameme-ka diakses pada 15 April 2020 pukul 20.00 wib

15

Anda mungkin juga menyukai