Anda di halaman 1dari 22

KEDUDUKAN MANUSIA DAN HUBUNGANNYA

TERHADAP LINGKUNGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan

Dosen Pengampu : Devieka Rhama Dhanny, S.Gz., M.K.M

Disusun Oleh Kelompok 1:

Adinda Thalia 2211100225

Auliya Nadhira 2211100410

Deden Rasidin 2211100257

Fetika Dwi Kurnia fitri 2211100093

Melani Sukma 2211100320

Melyani 2211100446

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2023 M/1445 H
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “ Kedudukan Manusia Dan Hubungannya Terhadap Lingkungan ”.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhmammad Saw.
Kepada keluarga, sahabat,serta para pengikut sunah- sunah Beliau. Ucapan terimakasih
penulis sampaikan kepada Ibu Davieka Rhma Dhanny , S.Gz. M.K.M sebagai dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan Lingkungan yang telah memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusuanan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penulis sangat mengharap kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.

Bandar Lampung, 28 September 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Dinamika Penduduk ................................................................................................. 3
B. Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk Yang Tinggal Di Suatu Daerah
Dengan Daerah Yang Lain ........................................................................................... 3
C. Kepadatan Penduduk ................................................................................................ 5
D. Faktor Yang Mempengaruhi Kepadatan Penduduk ................................................. 5
E. Faktor Yang Dapat Mengurangi Angka Kelahiran Yang Tinggi ............................. 7
F. Interaksi Penduduk Dengan Lingkungan ................................................................. 8
G. Contoh Dampak Buruk Pada Lingkungan Dari Perambatan Penduduk Yang Sangat
Maju Tanpa Disertai Sadar Lingkungan ..................................................................... 10
H Kuantitas Dan Kualitas Penduduk .......................................................................... 11
I. Pola Hidup Penduduk Dan Kebutuhan Sumber Daya Alam ................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penduduk merupakan salah satu subjek penelitian Geografi. Cabang ilmu geografi
yang mempelajari kependudukan adalah geografi manusia, sedangkan cabang ilmu yang
mempelajari kependudukan disebut demografi. Jumlah penduduk memegang peranan
penting dalam pembangunan suatu wilayah. Semakin besar jumlah penduduk maka
semakin besar pula potensi yang dapat dikembangkan atau dimanfaatkan untuk
pembangunan daerah. Karena sumber daya manusia merupakan komponen penting
pembangunan bersama dengan sumber daya alam dan teknologi. Namun pada
kenyataannya, pertumbuhan penduduk seringkali membawa lebih banyak permasalahan
dibandingkan solusi pembangunan.

Banyak daerah padat penduduk di Indonesia terkadang menghadapi banyak


permasalahan sosial akibat dampak pertumbuhan penduduk. Terlebih lagi, di perkotaan
yang jumlah penduduknya besar dan dana lahannya terbatas, hal ini menimbulkan banyak
permasalahan sosial. Biasanya permasalahan yang muncul di perkotaan akibat tingginya
jumlah penduduk antara lain kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, permukiman
kumuh, tunawisma, dan lain-lain. Permasalahan yang muncul seringkali memaksa
pemerintah untuk melipatgandakan upayanya dalam menahan pertumbuhan penduduk
dan memberikan mandat kepada pemerintah untuk menetapkan kebijakan perencanaan
daerah untuk mengatasi permasalahan yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa wilayah
perkotaan sangat menarik minat masyarakat pedesaan dan sekitarnya untuk mencari
pekerjaan atau penghidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, pertumbuhan penduduk di
perkotaan juga dapat disebabkan oleh perpindahan penduduk, selain pertumbuhan
penduduk alami di wilayah tersebut. Perpindahan penduduk sendiri terjadi karena adanya
interaksi antar manusia dalam suatu wilayah maupun antar wilayah untuk memenuhi
kebutuhannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu dinamika Penduduk?


2. Apa faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk yang tinggal di suatu daerah
dengan daerah yang lain?
3. Apa itu kepadatan penduduk?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk?
5. Apa saja faktor yang dapat mengurangi angka kelahiran yang tinggi ?
6. Apa itu interaksi penduduk dengan lingkungan?
7. Apa saja contoh dampak buruk pada lingkungan dari perambatan penduduk yang
sangat maju tanpa disertai sadar lingkungan?
8. Bagaimana kuantitas dan kualitas penduduk?
9. Bagaimana pola hidup penduduk dan kebutuhan sumber daya alam?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu dinamika Penduduk?


2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk yang tinggal di
suatu daerah dengan daerah yang lain?
3. Untuk mengetahui apa itu kepadatan penduduk?
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk?
5. Untuk mengetahui faktor yang dapat mengurangi angka kelahiran yang tinggi ?
6. Untuk mengetahui apa itu interaksi penduduk dengan lingkungan?
7. Untuk mengetahui contoh dampak buruk pada lingkungan dari perambatan
penduduk yang sangat maju tanpa disertai sadar lingkungan?
8. Untuk mengetahui bagaimana kuantitas dan kualitas penduduk?
9. Untuk mengetahui bagaimana pola hidup penduduk dan kebutuhan sumber daya
alam?

2
BAB II PEMBAHASAN
A. Dinamika Penduduk
Dinamika penduduk adalah situasi di mana struktur, jumlah dan distribusi
penduduk berubah akibat proses demografi, khususnya kelahiran, kematian dan migrasi.
Dinamika penduduk juga berhubungan dengan perubahan kondisi penduduk. Perubahan
tersebut, baik kualitatif maupun kuantitatif, dipengaruhi oleh banyak faktor. Kekuatan
pendorong atau perubahan lebih mungkin terkait dengan pertumbuhan populasi suatu
negara atau wilayah. Populasi dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survei
penduduk.

Dinamika penduduk atau yang lazim diartikan sebagai peristiwa-peristiwa


perubahan struktur dan pertumbuhan penduduk yang terjadi secara terus-menerus dan
saling berkaitan, unsur-unsur struktur penduduk yang meliputi komponen biologis
penduduk, komponen sosial penduduk, komponen ekonomi penduduk, dan kepadatan
penduduk. Pada saat yang sama, pertumbuhan penduduk berkaitan dengan tingkat
kelahiran, kematian dan migrasi penduduk. Dinamika demografi juga seringkali
memunculkan permasalahan demografi yang memerlukan strategi dan solusi.

Dinamika penduduk merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada
tingkat SMA/MA. Ruang lingkup pembahasan terutama berkaitan dengan kuantitas,
struktur, komposisi, perkembangan (perubahan) dan beberapa permasalahan
kependudukan.1

B. Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk Yang Tinggal Di Suatu Daerah


Dengan Daerah Yang Lain
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi dinamika penduduk meliputi : Jumlah
penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau
berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3
(tiga) faktor yaitu: Kelahiran (natalitas), Kematian (mortalitas), dan Migrasi
(perpindahan), Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan
penduduk Indonesia.Oleh karena itu, kita perlu mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kelahiran, kematian dan migrasi.

1. Kelahiran (Natalitas)Salah satu penyebab bertambahnya jumlah penduduk suatu


daerah adalah karena adanya kelahiran di daerah tersebut. Tinggi rendahnya
angka kesuburan pada suatu kelompok penduduk bergantung pada struktur umur,
penggunaan kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan
perempuan dan pembangunan ekonomi. Di bawah ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi angka kelahiran, baik pro (pendukung) maupun kontra
(penghambatan) angka kelahiran di suatu daerah:

1
Cipta Suhud, Dinamika Kependudukan Di Indonesia, ( Sumedang: Dinas Pendidikan Jawa
Barat,2020). Hal 3.

3
a. Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain;
1) Menikah usia muda.
2) Pandangan masyarakat “banyak anak banyak rezeki”.
3) Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah.
4) Anak merupakan penentu status sosial.
5) Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.
b. Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain sebagai berikut:
1) Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB).
2) Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan
pendidikan.
3) Semakin banyak wanita karir.
2. Kematian (Mortalitas)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap dinamika penduduk adalah tingkat
kematian. Terdapat dua kategori dalam menentukan tingkat kematian, yaitu
tingkat kematian kasar(crude death rate) dan tingkat kematian khusus(age specific
death rate). Tingkat kematian kasar (crude death rate) adalah banyaknya orang
yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun
tersebut. Tingkat kematian khusus (age specific death rate) dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Faktor yang
menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah sebagai
berikut :
a. Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain:
1) Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
1) Fasilitas kesehatan yang belum memadai Keadaan gizi penduduk
yang rendah.
2) Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi,
banjir, Peperangan, wabah penyakit, pembunuhan.
b. Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) diantaranya;
1) Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan.
2) Fasilitas kesehatan yang memadai Meningkatnya keadaan gizi
penduduk.
3) Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan
3. Migrasi Penduduk
Faktor berikutnya yang berpengaruh terhadap dinamika penduduk adalah
migrasi penduduk. Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas
penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain.
Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme
baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen
(menetap).

4
Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. sehingga migrasi adalah
perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara
atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.2

C. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah jumlah individu yang bertempat tinggal pada suatu
wilayah atau ruang (Weeks, 2007:377). Weeks mengkaitkan konsep kepadatan penduduk
dengan pengertian urban overpopulation, yaitu ketika jumlah individu yang pindah ke
perkotaan semakin meningkat dan akan berdampak negatif terhadap kehidupan sosial.
Perkotaan dipahami sebagai ruang spasial tempat tinggal banyak orang dan
berlangsungnya kegiatan non-pertanian.

Definisi kepadatan penduduk yang relevan dalam penelitian ini adalah jumlah
penduduk per kilometer persegi; Semakin angka kepadatan penduduk mewakili
banyaknya jumlah penduduk yang tinggal di suatu wilayah tertentu, maka rumus
demografi yang dapat digunakan untuk mengukur kepadatan penduduk pada tingkat
kecamatan adalah sebagai berikut.

Perilaku anomik. Hal ini pun juga didukung dengan situasi sosial yang kurang
dikendalikan oleh norma dari institusi negara. Barangkali penduduk setempat yang
mengurus "legalitas" tempat tinggal sendiri menjadi sulit untuk dicatat oleh negara,
sehingga hal ini kemudian mendorong perilaku sosial yang menyimpang. Adapun
indikator kekumuhan dirumuskan seperti berikut.

tingkat kekumuhan (() = x100

Jumlah RW kumuh (1) jumlah RW (1) (/)=kelurahan

Kemudian dilakukan transformasi menjadi indeks dengan perhitungan sebagai berikut:

indeks kekumuhan (1) = x()max-x(i)min x(1) -x(1)men -x100

x()=niai indikator tingkat kekumuhan di kelurahan () x(i)min-nilai minimum indikator


tingkat kekumuhan di suatu kota3.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Kepadatan Penduduk


Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah disebut kepadatan
penduduk. Kepadatan penduduk bervariasi menurut wilayah. Faktor yang mempengaruhi
kepadatan penduduk antara lain fisiografis, keamanan, kebudayaan, biologis, dan
psikologis.

2
Cipta Suhud, Dinamika Kependudukan Di Indonesia. Hal 3.
3
Kevin Nobel Kurniawan, Cuplikan Kehidupan, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020). Hal 50-
51.

5
1. Fisiologi
Kondisi fisik alam seperti bentuk permukaan tanah, kondisi hidrologi, dan
kondisi iklim merupakan kondisi fisiologis suatu daerah. Perbedaan kondisi
geografis antara satu tempat dengan tempat lainnya akan mempengaruhi
kepadatan penduduk. Di daerah dataran rendah, daerah dengan kondisi perairan
yang baik akan cenderung lebih padat penduduknya dibandingkan daerah
berbeda. Pada daerah dataran rendah akan menemukan banyak fasilitas umum
untuk dengan mudah memenuhi kebutuhan hidup dengan lebih cepat. Hal inilah
yang menyebabkan banyak warga dari luar daerah yang bermukim di kawasan
tersebut.
2. Keamanan
Pilihan yang aman bagi lingkungan di rumah masa kini, adalah harapan
masyarakat untuk menentukan di mana mereka tinggal. Di tempat-tempat yang
sering terjadi konflik, seperti medan perang, banyak warga yang keluar dari
wilayahnya dan mencari tempat tinggal sementara, bahkan menjadi penduduk
tetap. Misalnya saja saat insiden Teluk pada tahun 1990-an. Banyak warga Irak
yang berimigrasi ke negara lain, bahkan Indonesia. Di wilayah Sumatera juga bisa
ditemukan desa-desa Vietnam. Penduduk desa tersebut merupakan warga yang
mengungsi dari zona konflik negaranya.
3. Kebudayaan
Kebudayaan dan adat istiadat yang sama kadangkala menjadikan
seseorang merasa lebih nyaman dan betah untuk tinggal bersama. Kamu mungkin
pernah merasakan betapa bahagianya manakala kita sedang di tempat yang jauh
dari tempat tinggal kemudian menemukan orang yang memiliki kesamaan budaya
atau bahasa dengan kita.
Penduduk yang mempunyai kesamaan budaya biasanya mengelompok
atau memiliki ikatan yang erat. Contohnya di Yogyakarta banyak dijumpai asrama
mahasiswa yang berasal dari daerah lain di Indonesia, misalnya asrama Kujang
merupakan pusat kegiatan mahasiswa yang berasal dari Jawa Barat, asrama
mahasiswa Aceh, asrama mahasiswa Papua dan lain sebagainya. Perkumpulan
mahasiswa tersebut selain melakukan program kegiatan untuk para mahasiswa
yang sedang studi di Yogyakarta tetapi mereka juga melakukan promosi terhadap
adik-adik kelas di daerah asalnya agar dapat melanjutkan studi ke Yogyakarta.
Oleh karena itu, mereka mempromosikan perkumpulannya terutama dalam
menghadapi perbedaan budaya di daerah tujuan.
4. Biologis
Seseorang yang berasal dari daerah tertentu akan cenderung
mengharapkan dapat kembali ke daerah asalnya. Orang-orang Jawa yang
merantau ke luar pulau akan berusaha untuk kembali lagi ke tempat kelahirannya.
Apalagi jika daerah asal yang ditinggalkannya merupakan daerah yang aman

6
dengan fasilitas hidup yang mudah. Begitu pun banyak terjadi pada orang yang
melakukan perantauan, meskipun tidak terjadi pada semua orang.4

E. Faktor Yang Dapat Mengurangi Angka Kelahiran Yang Tinggi


Tingginya dependency ratio dapat menjadi faktor penghambat pembangunan di
negara berkembang termasuk di Indonesia, karena sebagian dari pendapatan yang
diperoleh dari golongan produktif, terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi
kebutuhan kelompok yang belum dan sudah tidak produktif, apabila dengan tanggungan
penduduk yang kecil maka akan lebih mudah memobilisasi dana masyarakat dan
anggaran pemerintah untuk investasi yang lebih produktif. Pada rasio ketergantungan
penduduk yang rendah terjadi proses penghematan bahan makanan dan bahan baku
lainnya sekaligus terjadi kualitatif kehidupan penduduk, hal ini selanjutnya akan
meningkatkan angka harapan hidup (life expentancy) di wilayah tersebut.5
Adapun faktor yang dapat mengurangi jumlah kelahiran adalah sebagai berikut:
1. Penghasilan
Menurut Leibenstein (LD_FEUI, 2010), memiliki anak dapat
dipertimbangkan dari dua aspek ekonomi, yaitu dari segi kemudahan dan biaya
membesarkan anak. Tujuan penggunaan anak adalah untuk menyenangkan orang
tuanya, mereka dapat memberikan dukungan ekonomi (misalnya mengirimkan
uang kepada orang tua bila diperlukan) atau mereka dapat berkontribusi dalam
kegiatan produktif, misalnya membantu mengolah lahan pertanian atau membantu
orang tua. bisnis. Anak juga dapat menjadi sumber bantuan bagi orang tua di
kemudian hari (investasi). Sedangkan biaya membesarkan anak merupakan
beban. (biaya) kepemilikan anak.
2. Pendidikan
Menurut Bouge (Lucas; 1990), pendidikan mempunyai pengaruh yang
lebih kuat terhadap fertilitas dibandingkan variabel lainnya. Tentu saja, seseorang
dengan tingkat pendidikan yang relatif tinggi dapat mempertimbangkan manfaat
finansial yang akan diterima anak tersebut dibandingkan dengan biaya yang akan
dikeluarkannya.
3. Usia Perkawinan
Badan Pusat Statistik (2016) mendefinisikan umur perkawinan pertama
sebagai umur pertama perkawinan yang juga merupakan umur dimulainya masa
reproduksi dan pembuahan. Semakin muda usia kawin pertama maka semakin
lama masa reproduksinya atau semakin banyak jumlah anak. Usia kawin pertama
adalah 20 tahun, artinya rata-rata penduduk menikah pada usia 20 tahun. Usia
perkawinan pertama berbanding terbalik dengan jumlah kelahiran, semakin
rendah usia kawin pertama maka semakin tinggi fertilitas. Usia kawin pertama
menjadi dasar dalam mengembangkan kebijakan untuk mengurangi pertumbuhan
penduduk.
4. Alat Kontrasepsi
Dalam teori Malthus dan Neo-Malthus dijelaskan bahwa penggunaan alat
kontrasepsi menurunkan jumlah kelahiran. Menurut Malthus, menurunkan jumlah

4
Sugiharyanto, Geografi dan Sosiologi,( Bogor: Yudistira Quandra, 2007). Hal 39-41
5
Meiran Panggabean, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dependency Ratio Di Indonesia,
Prosiding Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 2020. Hal 372.

7
kelahiran suatu penduduk atau membatasi pertumbuhan penduduk dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menerapkan pembatasan
pengendalian kelahiran (terutama melalui penggunaan alat. kontrasepsi, aborsi,
dll. Oleh karena itu, perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh norma-norma yang
ada.6
F. Interaksi Penduduk Dengan Lingkungan
Pada awalnya, hubungan antara manusia dan lingkungan lebih bersifat alami dan
mencakup faktor-faktor seperti iklim, tanah, tumbuh-tumbuhan, dan tanah. Dengan
berkembangnya peradaban, manusia dikelilingi oleh berbagai bentuk artefak atau benda
yang diciptakannya. Benda-benda ini kemudian menjadi bagian dari lingkungan secara
keseluruhan. Padahal di perkotaan, lingkungan hidup didominasi oleh unsur-unsur
kehidupan perkotaan seperti jalan, jembatan, kawasan pemukiman, perkantoran, hotel,
dan lain-lain. Lingkungan alam telah tergantikan atau digantikan sama sekali oleh
lingkungan buatan atau buatan. Hubungan antara manusia dan lingkungan terjadi dalam
dua cara. Di satu sisi manusia dipengaruhi oleh lingkungan, namun di sisi lain manusia
mempunyai kemampuan untuk mengubah lingkungan. Karakteristik hubungan ini
bervariasi dari satu daerah ke daerah lain atau dari masyarakat ke masyarakat. Di daerah
dengan peradaban maju, masyarakatnya cenderung demikian dominan, lingkungan sudah
banyak berubah dari lingkungan alam ke lingkungan buatan.7
Lingkungan hidup merupakan suatu sistem kehidupan yang terdiri atas kesatuan
ruang dengan semua pengada (entity), terdiri atas pengada ragawi dan pengada insani,
makhluk hidup atau biota (termasuk manusia) dan perilakunya, keadaan (tatanan alam,
gempa, dan sebagainya), daya (peluang, opportunity dan tantangan untuk memanfaatkan
segala yang ada) yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan, serta kesejahteraan
manusia maupun makhluk hidup lainnya. Lingkungan hidup itu memiliki fungsi
penyangga peri kehidupan yang sangat penting, dimana kualitas dan fungsi lingkungan
hidup itu dapat dipelihara dan ditingkatkan, selanjutnya dimanfaatkan sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan rakyat dari satu generasi dengan memberikan kesempatan kepada
generasi berikutnya untuk menentukan aspirasi dan mencukupi kebutuhannya sendiri.
Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 Tentang Tata Ruang, lingkungan
hidup terdiri atas lingkungan alam (ekosistem), lingkungan sosial (sosiosistem) dan
lingkungan hidup buatan/sesama manusia (man-made system). Dalam lingkungan hidup
sosial berlangsung interaksi antarmanusia yang menghasilkan berbagai produk kegiatan
manusia, seperti: teknologi, seni budaya, kegiatan ekonomi, berbagai pengatur perilaku,
keadilan sosial, pendidikan (dari sisi positif). Disamping itu juga terjadi kerusakan
sumber daya dan lingkungan, kerawanan sosial, ketidakadilan, keserakahan dan perilaku
menyimpang terhadap lingkungan lainnya (dari sisi negatif). Sehingga lingkungan hidup
harus dikelola agar berfungsi secara berkelanjutan. Implikasinya mengelola lingkungan
adalah dengan mewujudkan manusia indonesia selaku pembina lingkungan hidup dan
melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan sebagai bentuk pembangunan
berkelanjutan.

6
Dinny Fitri Indah, Adam Haris Musa, Juliansyah Roy, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Jumlah Kelahiran, Jurnal Feb. Unmal, Inovasi No 14 Vol 18, 2018. Hal 10-11.
7
Bagja Waluya, File Universitas Pendidikan Indonesia, Jawa Barat.Hal 11

8
Manusia sebagai salah satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari
lingkungan. Kegiatan-kegiatan seperti: pembangunan jembatan, perkembangan
penduduk, reklamasi pantai, perubahan fungsi lahan, pembangunan jalan tol merupakan
aktivitas yang dapat merubah fungsi lingkungan menjadi meningkat, stabil atau menurun
kualitasnya. Demi menjaga kualitas lingkungan yang berkesinambungan, maka manusia
harus dapat menjaga kelestarian fungsi dan mendayagunakan sumber daya alam secara
bertanggung jawab. Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari
suatu lingkungan yang kompleks. Di dalam kesatuan ekosistem, kedudukan manusia
adalah sebagai salah satu bagian dari unsur lain, baik hayati maupun nonhayati yang tidak
mungkin terpisahkan. Hubungan antara manusia dengan lingkungan adalah sirkuler,
kegiatannya sedikit banyak akan mengubah lingkungannya. Perubahan lingkungan itu
pada saatnya akan mempengaruhi manusia, dimana pengaruh satu unsur akan merambat
pada unsur lainnya.
Selain itu perilaku dan tingkat kebudayaan manusia ikut menentukan bentuk dan
interaksi antara manusia dan alam lingkungannya. Dalam kesatuan ekosistem, kedudukan
manusia adalah sebagai bagian dari unsur-unsur lain yang tak mungkin terpisahkan. Oleh
karena itu seperti halnya dengan organisme lainnya, kelangsungan hidup manusia
tergantung pula pada kelestarian ekosistemnya. Untuk menjaga terjaminnya kelestarian
ekosistem, faktor manusia adalah sangat dominan. Manusia harus dapat menjaga
keserasian timbal balik antara manusia dengan lingkungannya sehingga keseimbangan
ekosistem tidak terganggu.
Manusia memerlukan sumber daya alam untuk kelangsungan hidupnya di bumi
ini. Kebutuhan ini akan terus meningkat sehingga lingkungan akan mengalami perubahan
karena terus-menerus baik secara kuantitas maupun secara kualitasPerkembangan yang
seperti ini akan menyebabkan eksistensi keseimbangan lingkungan menurun. Akibatnya
keserasian dan kelestarian lingkungan hiduppun terganggu. Manusia juga merupakan
faktor penentu kualitas lingkungan, dimana manusia memiliki pengaruh yang paling kuat
untuk mengubah ekosistem. Pengaruhnya dapat bersifat langsung ataupun tidak langsung.
Dalam suatu lingkungan hidup yang baik akan terjalin suatu interaksi harmonis dan
seimbang antara komponen-komponen lingkungan hidup.
Kestabilan keserasian dan keseimbangan antar komponen lingkungan hidup
sangat tergantung pada manusia.Karena manusia adalah komponen lingkungan hidup
yang paling dominan dalam mempengaruhi lingkungan, sehingga terdapat interaksi
antara manusia dengan lingkungannya. Interaksi ini bersifat dinamis, ketika interaksi ini
tidak harmonis, maka akan terjadi berbagai permasalahan lingkungan yang pada akhirnya
akan berdampak kepada manusia itu sendiri. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat berpengaruh pada perilaku manusia, terutama interaksi manusia dengan
lingkungan hidupnya yang memberi tekanan semakin berat kepada daya dukung
lingkungan.Manusia pada awal mulanya hanya mengambil dan mengumpulkan
kebutuhan hidupnya dari lingkungan yang ditempatinya sampai dengan
mengeksploitasinya. Berbagai macam faktor kebutuhan dan keinginan yang mendorong
dilakukannya tindakantindakan yang mengganggu keseimbangan ekologis.8

8
Desy Safitri, Ferdi Fauzan Putra,dan Arita Marini, Ekolabel Dan Pendidikan Lingkungan
Hidup, (Tanggerang :PT Pustaka Mandiri, 2020). Hal 1-7.

9
G. Contoh Dampak Buruk Pada Lingkungan Dari Perambatan Penduduk Yang
Sangat Maju Tanpa Disertai Sadar Lingkungan
Pertumbuhan penduduk yang pesat ini mempunyai konsekuensi serius terhadap
keseimbangan sumber daya alam. Masalah ukuran dan pertumbuhan populasi,
penggunaan dan penipisan sumber daya, serta degradasi lingkungan secara umum dan
global. Pada saat yang sama, konsumsi juga akan meningkat seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk. Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda, mulai dari
kebutuhan pokok hingga kebutuhan tambahan.
Meskipun segala kebutuhan yang dibutuhkan manusia sangatlah banyak dan tidak
terbatas, namun kebutuhan tersebut hanya dapat terpenuhi jika cadangan sumber daya
alam tetap memadai dan mencukupi. Namun jika laju pertumbuhan penduduk semakin
melampaui batas, cadangan sumber daya yang diperlukan, lama kelamaan akan terjadi
masa krisis.
Pertumbuhan penduduk yang pesat menyebabkan peningkatan kebutuhan akan
sumber daya alam. Padatnya jumlah penduduk di suatu wilayah akan menyebabkan
terbatasnya ruang gerak di wilayah tersebut, karena manusia merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari ekosistem, yang mengeksploitasi lingkungan sepanjang hidupnya.
Hal ini juga menjelaskan bahwa pertumbuhan populasi meningkatkan risiko kerusakan
pada setiap ekosistem biologis.
Dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat pesat, hal ini akan memberikan
tekanan yang kuat terhadap sumber daya alam. Sumber daya alam tersebut tidaklah gratis
dan untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan. Seperti meningkatnya kebutuhan
pangan, air bersih, udara bersih, tempat tinggal, dan lain-lain. Pada akhirnya, hal ini akan
berdampak pada penurunan produktivitas sumber daya alam atau penurunan kualitas
lingkungan. Habitat yang biasa disebut lingkungan hidup adalah suatu istilah yang dapat
mencakup seluruh organisme hidup dan mati yang ada di bumi atau di wilayah tertentu
di bumi, yang berfungsi secara alami tanpa memerlukan campur tangan manusia yang
berlebihan. Misalnya manusia itu seperti tumbuhan, hewan, dan tumbuhan.
Ruang kecil menempati ruang tertentu. Selain makhluk hidup di ruang ini juga
terdapat makhluk tak hidup seperti udara, air, tanah, batu atau benda mati lainnya.
Kepadatan penduduk menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan lahan, baik lahan
perumahan, lahan konstruksi, lahan industri, lahan pertanian, dan lain-lain. Akibatnya,
banyak pohon di hutan yang harus ditebang untuk mendapatkan luas lahan yang
diinginkan. Meski bisa dianggap sebagai solusi, namun kegiatan tersebut justru
merugikan lingkungan dan dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Sehingga
berisiko menimbulkan kerusakan lingkungan meningkat seiring dengan meningkatnya
kepadatan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang pesat, khususnya di negara-negara
berkembang, secara bersamaan akan meningkatkan resesi untuk lingkungan.
Dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat pesat, hal ini akan memberikan
tekanan yang kuat terhadap sumber daya alam. Seperti meningkatnya kebutuhan akan
pangan, air, perumahan, dan lain-lain. Hal ini menimbulkan ketidakseimbangan antara
pasokan sumber daya alam dan kebutuhan manusia. Dampak menipisnya sumber daya

10
lahan meningkatnya jumlah penduduk di abad ke-21 menyebabkan hilangnya
keanekaragaman hayati.9
H Kuantitas Dan Kualitas Penduduk
1. Kuantitas Penduduk
Kuantitas penduduk menurut PP No 87 Tahun 2014 merupakan jumlah
penduduk akibat dari perbedaan antara jumlah penduduk yang lahir, mati dan
mobilitas penduduk. Membahas kependudukan tidak lepas dari kualitas
kependudukan (kualitas) dan kuantitas kependudukan (quantity). Permasalahan
demografi baik secara kualitas maupun kuantitas, khususnya di negara
berkembang seperti Indonesia, perlu mendapat perhatian lebih. Dari segi kualitas,
sumber daya manusia Indonesia dibandingkan negara lain di dunia masih
tergolong kalah.
Menurut data United Nations Development Programme (UNDP) tahun
2004, kualitas sumber daya manusia Indonesia masih kalah dibandingkan negara-
negara ASEAN, khususnya Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan
Vietnam. Prioritas utama pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia adalah meningkatkan pendidikan, meningkatkan
fasilitas kesehatan dan meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat.
Dari segi kuantitas, jumlah penduduk indonesia menempati urutan keempat dunia
setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat.
Jumlah penduduk Indonesia yang besar sebenarnya dapat menjadi sumber
modal utama bagi para pekerja pembangunan. Namun permasalahan yang muncul
saat ini adalah tingginya angka pengangguran. Pengangguran disebabkan oleh
rendahnya kualitas sumber daya manusia. Rendahnya kualitas sumber daya
manusia membuat mereka kalah bersaing dengan negara lain. Selain itu,
banyaknya pengangguran di Indonesia disebabkan terbatasnya kesempatan kerja.
Selain pengangguran, permasalahan kuantitatif penduduk Indonesia
adalah distribusi penduduk yang tidak merata. Mayoritas penduduk Indonesia
masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Padahal, luas Pulau Jawa hanya sekitar 7%
dari total luas wilayah Indonesia. Kepadatan penduduk di Pulau Jawa juga
menimbulkan permasalahan lain, seperti munculnya permukiman kumuh di kota-
kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.10
2. Kualitas Penduduk
Kualitas Penduduk merupakan komponen penting dalam setiap gerakan
pembangunan, karena hanya penduduk yang berkualitaslah yang memungkinkan
upaya pembangunan dapat terlaksana dengan sukses. Jika jumlah penduduk
banyak tanpa kualitas yang memadai, maka hanya akan menimbulkan kesulitan
dan menjadi beban pembangunan. Kualitas penduduk adalah keadaan penduduk,
baik secara individu maupun kolektif.
Menurut data PBB, berdasarkan tingkat kemajuan yang dicapai.
Mengukur kualitas penduduk agak sulit dilakukan karena masyarakat mempunyai
karakteristik dan latar belakang yang sangat beragam. Penampilan manusia

9
Akirul, Yeldi Witra, Iswadi Umar, dan Eriajoni, Dampak Negatif Pertumbuhan Penduduk
Terhadap Lingkungan Dan Upaya Mengatasinya, Jurnal Kependudukan Pembangunan Lingkungan,
Padang Vol 1 No 3, 2020. Hal 77-78.
10
Ahmad Yani, Mamad Ruhimad, Geografi Menyingkap Fenomena Biosfer, ( Bandung:
Grafindo Media Pratama, 2007. Hal 47-48.

11
merupakan perpaduan antara faktor material (pendidikan dan kesehatan) dan
immaterial (kepercayaan, kerjasama dan solidaritas). Menurut PBB, kualitas
penduduk dapat dinilai dari perspektif pendidikan, tingkat kesehatan dan
pendapatan.
Menduduki peringkat terakhir di antara negara-negara ASEAN setelah
Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Sedangkan dibandingkan negara lain
di dunia, Indonesia menempati peringkat 111, jauh di bawah peringkat 25,
Singapura berada di peringkat tersebut

a. Pendidikan
Kualitas penduduk dalam bidang pendidikan sangatlah penting
sudah diketahui. Memang benar, pendidikan mencerminkan kemampuan
masyarakat dalam beradaptasi terhadap kemajuan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Untuk mengukur tingkat pendidikan penduduk dapat dilakukan
dengan melihat angka penduduk yang masih buta huruf, yaitu yang telah
menyelesaikan pendidikan dasar (SD), menengah (SMP), Atas (SMA),
dan perguruan tinggi. Semakin tinggi angka buta huruf penduduk maka
semakin rendah kualitas pendidikan masyarakat di negara tersebut.
b. Kesehatan
Selain pendidikan, kesehatan penduduk merupakan faktor penting
dalam menilai kualitas penduduk. Hal ini berarti semakin banyak orang
yang menderita penyakit, semakin rendah kualitas penduduknya. Metrik
dasar yang sering digunakan sebagai pedoman untuk mengukur kualitas
penduduk berdasarkan tingkat kesehatan adalah angka kematian bayi.
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah angka yang menunjukkan jumlah
bayi yang meninggal sebelum usia satu tahun dibandingkan dengan
jumlah bayi yang lahir dalam satu tahun per 1.000 penduduk. Semakin
besar angka kematian bayi, semakin rendah kualitas pen- duduk di negara
yang bersangkutan. Tinggi rendahnya angka kematian bayi di suatu negara
sangat ditentukan oleh banyak faktor, antara lain: Status gizi penduduk.
Ketersediaan obat-obatan dan prasarana kesehatan yang dapat dijangkau
oleh masyarakat, terutama kelompok masyarakat ekonomi Penyakit
busung lapar di lemah. Tingkat pendapatan dan pendidikan penduduk; dan
sanitasi lingkungan.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian
bayi dan meningkatkan status kesehatan penduduk, antara lain:
1) Meningkatkan status gizi Masyarakat Penyediaan obat-obatan dan
prasarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dokter, dan
paramedis) yang dapat dijangkau masyarakat.
2) Meningkatkan pendidikan dan pendapatan penduduk.
3) Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya upaya menjaga
kebersihan lingkungan.
Angka kematian bayi di negara-negara maju pada umumnya relatif
rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemajuan suatu negara sangat
terkait dengan aspek kesehatan.

12
c. Pendapatan
Tingkat pendapatan penduduk suatu negara merupakan faktor
penting untuk melihat kualitas penduduk dari aspek ekonomi. Tingkat
pendapatan penduduk di suatu negara diperoleh dari hasil usaha berbagai
sektor lapangan kerja. Oleh karena itu, tingkat pendapatan berkaitan
dengan jenis mata pencarian penduduk. Sebagian besar penduduk
Indonesia memiliki mata pencarian utama di bidang pertanian sehingga
Indonesia disebut sebagai negara agraris. Untuk mengetahui tingkat
pendapatan penduduk suatu negara, PBB telah membuat suatu patokan
didasarkan pada rata-rata pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita
adalah pendapatan rata-rata setiap orang dalam suatu negara selama satu
tahun.11
I. Pola Hidup Penduduk Dan Kebutuhan Sumber Daya Alam
Pola Hidup Penduduk

Pola kehidupan manusia terus berjalan seiring berjalannya waktu berkembang seiring
dengan kemajuan teknologi yang berdampak pada masyarakat, khususnya gaya hidup
perkotaan, seringkali menjadi sumber berbagai risiko, konflik dan tantangan. Kebutuhan
gaya hidup tidak ada habisnya. Perubahan zaman membawa masyarakat pada kebutuhan
vital baru yang perlu dipenuhi.

Jenis masyarakat pra industri dan masyarakat industri hingga pasca


industry.Perubahan masyarakat manusia yang berlangsung seiring berjalannya waktu
melalui proses transformasi sosial budaya menyebabkan terbentuknya 5 (lima) tipe
masyarakat pra industri dan masyarakat industri. sebagai berikut.

1. Masyarakat pemburu-pengumpul (hunting and collection society), terdiri dari


kelompok-kelompok kecil pengembara yang berpindah dari satu tempat ke tempat
lain dan mata pencahariannya bergantung pada berburu binatang, memancing, dan
mengumpulkan tanaman dan buah-buahan yang dapat dimakan; Tidak banyak
perbedaan antara anggota masyarakat dan komunitasnya; perbedaan pangkat atau
status hanya sebatas usia dan jenis kelamin, laki-laki berburu binatang atau ikan,
sedangkan perempuan mengumpulkan makanan dari tumbuhan; Keunggulan
pribadi yang hanya didasarkan pada keterampilan dan kemampuan pribadi
merupakan bentuk keunggulan yang tidak dapat ditularkan secara sosial kepada
anak; mereka hidup sekitar 50.000 tahun yang lalu hingga 7000 SM dan kini
hampir punah (Giddens, 1991:
2. Masyarakat pastoral, yaitu masyarakat yang makanannya bergantung pada hewan
ternak; Jumlahnya berkisar dari beberapa ratus orang hingga beberapa ribu orang:
Mereka ditandai dengan perbedaan khusus dan dipimpin oleh pemimpin
kelompok dan panglima perang. Harapan hidup mereka sama dengan masyarakat

11
Nanas Supriatna, Mamad Ruhimad, Kosim, Ilmu Pengetahuan Sosial, ( Bandung: Grafindo
Media Pratama, 2006).Hal 45-48

13
petani pedesaan, dan sebagian besar kini menjadi bagian dari otoritas masyarakat
yang besar, dan cara hidup tradisional mereka berada di ambang kepunahan.
3. Masyarakat pertanian desa, menurut Giddens adalah masyarakat yang didasarkan
pada komunitas-komunitas kecil di pedesaan, tanpa kota, yang mata pencaharian
utamanya adalah pertanian dan sering kali dilengkapi dengan berburu binatang
atau menangkap ikan dan mengumpulkan tanaman; dicirikan oleh segregasi yang
lebih besar dibandingkan masyarakat pemburu-pengumpul dan dipimpin oleh
kepala suku; mereka telah hidup selama 12.000 tahun hingga hari ini. dan
kebanyakan dari mereka kini menjadi bagian dari unit politik dan pemerintahan
dan telah kehilangan identitas masing-masing. Sedangkan Ritzer menegaskan
bahwa masyarakat agraris mendominasi peradaban sejak 3000 SM hingga 1800
M.
Dengan lahan pertanian yang luas dan tempat tinggal permanen yang
menghasilkan panen melimpah berkat inovasi teknologi seperti bajak yang ditarik
hewan secara efisien. Lenski (1966) juga mencatat peningkatan besar dalam
produksi pangan dan surplus dalam masyarakat agraris, yang mengarah pada
kemajuan transportasi dan komunikasi. teknologi dan teknologi militer serta
bentuk-bentuk hubungan kekuasaan baru muncul dalam bentuk negara-kota,
kekuasaan birokrasi atau feodalisme, sehingga kelompok-kelompok sosial
memiliki struktur dan stratifikasi sosial yang maju.kemajuan, keunggulan genetik
dan penyebab perbedaan semuanya bersifat ekonomi. alam.12

Kebutuhan Sumber Daya Alam

Ketersediaan sumber daya alam memainkan peran penting dalam membentuk


pola hidup manusia. Ketika sumber daya alam yang tersedia melimpah, manusia
cenderung mengembangkan pola hidup yang lebih konsumtif dan berlebihan. Namun,
ketika sumber daya alam menjadi terbatas, manusia perlu menyesuaikan pola hidup
mereka agar lebih berkelanjutan.Beberapa perubahan pola hidup manusia yang
berkaitan dengan ketersediaan sumber daya alam antara lain:

1. Pergantian jenis makanan


Pergantian jenis makanan manusia berdasarkan sumber daya alam dapat
terjadi ketika sumber daya alam untuk menghasilkan makanan tertentu
menjadi terbatas atau tidak tersedia lagi. Beberapa contoh pergantian jenis
makanan yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
a) Pergantian jenis ikan. Jika sumber daya ikan laut menjadi semakin langka,
manusia dapat beralih ke sumber protein lain seperti ikan air tawar, atau
sumber protein lainnya seperti tumbuhan atau ternak darat.

12
Nurdien H. Kistanto, Trasformasi Sosisal-Budaya Masyarakat Indonesia, Jurnal Sabda Vol 13
No 2, 2018. Hal 171-172.

14
b) Pergantian jenis sereal. Jika pasokan sereal seperti gandum atau jagung
menjadi terbatas, manusia dapat mencari sereal alternatif seperti sorgum atau
teff.
c) Pergantian jenis sayuran. Jika produksi sayuran tertentu menjadi terbatas,
manusia dapat mencari sayuran alternatif yang tumbuh lebih baik di daerah
tersebut.
d) Pergantian jenis buah-buahan. Jika sumber daya buah-buahan tertentu seperti
jeruk atau apel menjadi terbatas, manusia dapat mencari buah-buahan
alternatif seperti pisang atau mangga.
e) Pergantian jenis makanan manusia dapat memiliki dampak yang signifikan
pada pola hidup dan kesehatan manusia, terutama jika makanan yang beralih
tidak memiliki kandungan nutrisi yang sama dengan makanan sebelumnya

Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk memperhatikan keseimbangan nutrisi
dalam pola makan mereka ketika beradaptasi dengan pergantian jenis makanan yang
disebabkan oleh ketersediaan sumber daya alam. Ketika sumber daya alam untuk
menghasilkan makanan tertentu menjadi terbatas, manusia perlu beralih ke jenis
makanan yang lebih tersedia. Misalnya, jika ikan laut mulai langka, manusia dapat
beralih ke sumber protein lain seperti tumbuhan atau ternak darat.

Perubahan kebiasaan konsumsi dapat membantu manusia mempertahankan gaya


hidup yang berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Namun, perubahan tersebut juga dapat memiliki dampak ekonomi dan sosial yang
signifikan pada masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan
konsekuensi yang mungkin terjadi sebelum membuat keputusan untuk mengubah
kebiasaan konsumsi. Ketika sumber daya alam menjadi mahal atau sulit diakses,
manusia perlu mengubah kebiasaan konsumsi mereka. Misalnya, jika bahan bakar
fosil semakin langka, manusia dapat beralih ke energi terbarukan seperti tenaga
surya atau angin.

2. Pergantian teknologi, pergantian teknologi berdasarkan ketersediaan sumber


daya alam dapat terjadi ketika sumber daya alam untuk mendukung teknologi
tertentu menjadi langka atau tidak tersedia lagi. Beberapa contoh pergantian
teknologi yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
a) Pergantian jenis energi: Jika sumber daya energi fosil seperti minyak
bumi dan gas semakin langka, manusia dapat beralih ke sumber energi
terbarukan seperti energi surya atau angin.
b) Pergantian jenis transportasi: Jika bahan bakar fosil semakin langka,
manusia dapat beralih ke transportasi yang lebih ramah lingkungan
seperti mobil listrik atau kereta api.
c) Pergantian jenis pengolahan limbah: Jika sumber daya alam untuk
mengolah limbah menjadi terbatas, manusia dapat mencari teknologi
alternatif untuk mengolah limbah seperti daur ulang atau kompos.

15
d) Pergantian jenis bahan kimia: Jika bahan kimia beracun menjadi
semakin sulit didapatkan, manusia dapat mencari bahan kimia
alternatif yang lebih ramah lingkungan dan tidak beracun.

Pergantian teknologi dapat membantu manusia mempertahankan gaya hidup yang


berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Namun,
pergantian teknologi juga dapat memerlukan investasi besar dan waktu yang lama
untuk diterapkan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan keuntungan jangka
panjang dan konsekuensi yang mungkin terjadi sebelum membuat keputusan untuk
mengubah teknologi. Ketika sumber daya alam tertentu menjadi langka, manusia
perlu mencari teknologi baru untuk menghasilkan sumber daya alternatif. Misalnya,
jika minyak bumi mulai langka, manusia dapat mencari teknologi baru untuk
menghasilkan bahan bakar alternatif seperti hidrogen.13

13
Teguh Prastiyo, Dkk, Analisis Perubahan Pola Hidup Masyarakat Berdasarkan Ketersediaan
Sumber daya alam Dilingkungan Sekitarnya, Jurnal Pandu Husada, Vol 4 No 3, 2023. Hal 33-34.

16
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dinamika penduduk adalah situasi di mana struktur, jumlah dan distribusi
penduduk berubah akibat proses demografi, khususnya kelahiran, kematian dan migrasi.
Dinamika penduduk juga berhubungan dengan perubahan kondisi penduduk. Perubahan
tersebut, baik kualitatif maupun kuantitatif, dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi dinamika penduduk meliputi : Jumlah
penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau
berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3
(tiga) faktor yaitu: Kelahiran (natalitas), Kematian (mortalitas), dan Migrasi
(perpindahan).
Kepadatan penduduk adalah yaitu ketika jumlah individu yang pindah ke
perkotaan semakin meningkat dan akan berdampak negatif terhadap kehidupan sosial.
Perkotaan dipahami sebagai ruang spasial tempat tinggal banyak orang dan
berlangsungnya kegiatan non-pertanian.
Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah disebut kepadatan
penduduk. Kepadatan penduduk bervariasi menurut wilayah. Faktor yang mempengaruhi
kepadatan penduduk antara lain fisiografis, keamanan, kebudayaan, biologis, dan
psikologis.
Adapun faktor yang dapat mengurangi jumlah kelahiran adalah sebagai berikut:
1)Penghasilan, 2) Pendidikan, 3) Usia perkawinan,4) Alat kontrasepsi.
Manusia sebagai salah satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari
lingkungan. Kegiatan-kegiatan seperti: pembangunan jembatan, perkembangan
penduduk, reklamasi pantai, perubahan fungsi lahan, pembangunan jalan tol merupakan
aktivitas yang dapat merubah fungsi lingkungan menjadi meningkat, stabil atau menurun
kualitasnya. Demi menjaga kualitas lingkungan yang berkesinambungan, maka manusia
harus dapat menjaga kelestarian fungsi dan mendayagunakan sumber daya alam secara
bertanggung jawab. Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari
suatu lingkungan yang kompleks.
Pertumbuhan penduduk yang pesat ini mempunyai konsekuensi serius terhadap
keseimbangan sumber daya alam. Masalah ukuran dan pertumbuhan populasi,
penggunaan dan penipisan sumber daya, serta degradasi lingkungan secara umum dan
global. Pada saat yang sama, konsumsi juga akan meningkat seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk. Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda, mulai dari
kebutuhan pokok hingga kebutuhan tambahan.
Kuantitas penduduk menurut PP No 87 Tahun 2014 merupakan jumlah penduduk
akibat dari perbedaan antara jumlah penduduk yang lahir, mati dan mobilitas penduduk.
Kualitas Penduduk merupakan komponen penting dalam setiap gerakan pembangunan,
karena hanya penduduk yang berkualitaslah yang memungkinkan upaya pembangunan
dapat terlaksana dengan sukses. Jika jumlah penduduk banyak tanpa kualitas yang

17
memadai, maka hanya akan menimbulkan kesulitan dan menjadi beban pembangunan.
Kualitas penduduk adalah keadaan penduduk, baik secara individu maupun kolektif.
Pola kehidupan manusia terus berjalan seiring berjalannya waktu berkembang
seiring dengan kemajuan teknologi yang berdampak pada masyarakat, khususnya gaya
hidup perkotaan, seringkali menjadi sumber berbagai risiko, konflik dan tantangan.
Kebutuhan gaya hidup tidak ada habisnya. Perubahan zaman membawa masyarakat pada
kebutuhan vital baru yang perlu dipenuhi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Suhud, Cipta.( 2020).Dinamika Kependudukan Di Indonesia,Sumedang: Dinas


Pendidikan Jawa Barat.
Nobel Kurniawan, Kevin . (2020).Cuplikan Kehidupan,Yogyakarta: CV Budi Utama.
Sugiharyanto, Geografi dan Sosiologi, Bogor: Yudistira Quandra, 2007.
Panggabean, Meiran. (2020). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dependency Ratio Di
Indonesia, Prosiding Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi Dan Studi
Pembangunan.
Indah, Fitri, Dinny ,Adam Haris Musa, Juliansyah Roy. (2018). Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Jumlah Kelahiran, Jurnal Feb. Unmal, Inovasi No 14 Vol 18.

Waluya, Bagja. Hubungan Manusia Dan Lingkungan.(2006) File Universitas Pendidikan


Indonesia, Jawa Barat.
Safitri, Desy, Ferdi Fauzan Putra,dan Arita Marini.( 2020). Ekolabel Dan Pendidikan
Lingkungan Hidup,Tanggerang :PT Pustaka Mandiri.
Akirul, Yeldi Witra, Iswadi Umar, dan Eriajoni. (2020). Dampak Negatif Pertumbuhan
Penduduk Terhadap Lingkungan Dan Upaya Mengatasinya, Jurnal
Kependudukan Pembangunan Lingkungan, Padang Vol 1 No 3.

Ahmad Yani, Mamad Ruhimad. (2007). Geografi Menyingkap Fenomena Biosfer,


Bandung: Grafindo Media Pratama,.
Supriatna, Nanas, Mamad Ruhimad, Kosim. (2006) Ilmu Pengetahuan Sosial, Bandung:
Grafindo Media Pratama.
H. Kistanto, Nurdien,( 2018). Trasformasi Sosisal-Budaya Masyarakat Indonesia, Jurnal
Sabda Vol 13 No 2.
Teguh Prastiyo, Dkk. (2023).Analisis Perubahan Pola Hidup Masyarakat Berdasarkan
Ketersediaan Sumber daya alam Dilingkungan Sekitarnya, Jurnal Pandu Husada,
Vol 4 No 3.

19

Anda mungkin juga menyukai