Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SOSIOLOGI

PERUBAHAN SOSIAL LANJUTAN :

POPULASI, GENDER, URBANISASI DAN LINGKUNGAN

Dosen pengampu : Resdati, S.Sos., M.Si

Disusun oleh :

KELOMPOK 1

Zaki Maulana Ramadhani 2301125760

Doni Pranata 2301114454

Frizi Ripaldi 2301126612

Imam Surya 2301136066

Muhammad faizen kamil 2301125768

KELAS C

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya serta berkat pertolongan dan petunjuk-
Nyakepada penulis, sehingga dalam waktu yang telah ditentukan dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, serta para
sahabatnya dan seluruh umatnya yang tetap berpegang teguh pada ajaran-Nya dan
yang selalu kita nantikan syafaatnya di yaumul kiyamah nanti.

Makalah ini diajukan kepada Ibu Resdati, S.Sos., M.Si. sebagaibahan acuan
dan penilaian terhadap makalah yang akan penulis laksanakan terkait dengan
“Perubahan Sosial”.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun
penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pihak manapun sangat diharapkan
demikesempurnaan selanjutnya.Semoga dengan adanya tugas ini bisa menambah
wawasan para pembaca danbisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan
ilmu pengetahuan.

PEKANBARU, 22 SEPTEMBER 2023

KELOMPOK 10
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di era modern ini, salah satu perubahan sosial yang paling signifikan dan
mendesak yang dihadapi oleh masyarakat global adalah dampak perubahan iklim.
Perubahan iklim telah menciptakan tantangan serius, mulai dari kenaikan suhu
global, bencana alam yang lebih sering terjadi, hingga perubahan dalam pola musim.
Namun, sementara perubahan iklim membawa tantangan yang jelas, mereka juga
menciptakan peluang untuk perubahan positif dalam berbagai aspek kehidupan
manusia.

Tantangan dari perubahan iklim adalah meningkatnya risiko bencana alam


seperti banjir, badai, dan kekeringan yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan
sosial. Kebijakan yang tidak tepat dalam menghadapi perubahan iklim dapat
mengakibatkan konsekuensi ekonomi dan kemanusiaan yang serius.

Namun, perubahan iklim juga membuka peluang baru untuk inovasi dan
perubahan positif. Peningkatan kesadaran akan isu perubahan iklim telah
mendorong pertumbuhan sektor energi terbarukan dan teknologi hijau. Ini
menciptakan lapangan kerja baru, mengurangi emisi karbon, dan mengarah pada
transisi ke ekonomi berkelanjutan.

Selain itu, perubahan iklim juga mendorong masyarakat untuk mengadopsi


perilaku yang lebih berkelanjutan, seperti penggunaan transportasi umum,
penghematan energi, dan daur ulang. Ini adalah contoh bagaimana perubahan sosial
dapat dipicu oleh perubahan lingkungan dan bagaimana masyarakat dapat
beradaptasi dengan tantangan serta memanfaatkan peluang yang muncul. Ketika
mempertimbangkan perubahan sosial terkait perubahan iklim, kita melihat
bagaimana masyarakat harus mengatasi tantangan dan secara aktif mencari cara-
cara baru untuk hidup yang lebih berkelanjutan. Dengan demikian, perubahan iklim
adalah salah satu contoh yang paling jelas tentang bagaimana perubahan
lingkungan dapat memengaruhi perubahan sosial dan membuka peluang baru dalam
menghadapinya.
DAFTAR ISI

BAB I 3
PENDAHULUAN 3
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
2.1 Populasi 5
2.2 Gender 8
2.4 Lingkungan 13
BAB III 15
RESUME JURNAL 15
BAB IV 16
ISU DAN PERTANYAAN 16
4.1 Isu Tentang Lingkungan 16
4.2 Pertanyaan 17
BAB V 20
KESIMPULAN 20
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Populasi
a. Pengertian populasi

Istilah populasi berasal dari kata Latin “populus” yang mengacu pada
sekelompok 4.444 individu dari spesies yang sama di tempat dan waktu yang sama.
Jumlah penduduk merupakan suatu kesatuan dari 4.444 penduduk yang jumlahnya
terus berubah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata populasi adalah
banyaknya jiwa, manusia dan makhluk hidup lain pada suatu tempat atau
lingkungan tertentu. Kita sering mendefinisikan populasi sebagai sekelompok orang
yang menempati suatu wilayah. Misalnya: penduduk Amerika, penduduk Indonesia,
penduduk Tionghoa dan lain-lain.

Pengertian penduduk disebut juga himpunan kelompok-kelompok tertentu


yang hidup dalam dimensi geografis yang mempunyai ciri-ciri yang sangat khas.
Singkatnya, populasi adalah “kelompok” yang terdiri dari orang yang tinggal di suatu
lokasi tertentu. Adanya interaksi antar populasi akan sangat membantu dalam
menjaga kestabilan ekosistem. Ekosistem sendiri merupakan hubungan timbal balik
antara makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitarnya.

b. Pengertian Populasi Menurut Ahli

Dikutip dalam e-book Pengantar Statistika karya Arfatin Nurrahmah, M.Pd,

berikut pengertian populasi menurut para ahli:

 Margono mengartikan populasi sebagai sekumpulan data sebagai fokus


perhatian peneliti dalam suatu jangka waktu dan ruang lingkup yang telah
ditentukan.

 Menurut Supardi, populasi adalah suatu kesatuan individu yang mempunyai


kualitas, wilayah, dan waktu tertentu.

 Mulyaningsih, menurutnya, populasi adalah sekelompok orang, tumbuhan,


hewan atau benda-benda yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang populasinya
akan

bersifat generalisasi dari kesimpulan hasil penelitian.

c. Faktor perubahan populasi

Populasi dapat berubah dan beberapa hal yang mempengaruhi perubahan pupulasi

diantaranya adalah:

1) Natalitas (Angka Kelahiran)

Angka kelahiran merupakan pertumbuhan atau potensi pertumbuhan suatu


penduduk. Angka kelahiran demografi dinyatakan dalam jumlah kelahiran. Angka
kelahiran ekologis adalah peningkatan populasi yang sebenarnya. Nomor lahir
mengacu pada individu baru. Jadi, angka kelahiran akan selalu positif atau paling
sedikit sama dengan 0, yaitu tidak pernah negatif.

2) Angka kematian (mortality rate)

Angka kematian adalah angka kematian suatu populasi. Angka kematian


menjadi perhitungan jumlah individu yang meninggal dalam kurun waktu tertentu.

3) Kepadatan (Densitas)

Kepadatan atau kepadatan penduduk adalah skala hubungan penduduk pada


suatu lingkungan sebesar. Namun, tampaknya sulit untuk mengukur kepadatan
penduduk sebanyak 4.444 jiwa.

4) Sebaran umur penduduk.

Distribusi umur merupakan ciri penting suatu penduduk, karena dapat


mempengaruhi angka kematian dan kelahiran. Perbandingan antara kelompok umur
penduduk yang berbeda sebesar 4.444 jiwa akan menentukan tingkat atau keadaan
kesuburan.

5) Pertumbuhan penduduk.
Pemekaran adalah proses perpindahan orang dan anaknya keluar masuk
kawasan pemukiman. Ekspansi demografi dapat berupa sejumlah gerakan emigrasi,
emigrasi dan imigrasi.

d. Populasi berdasarkan sifatnya

Populasi berdasarkan karakteristiknya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu homogen


dan populasi

Populasi heterogen:

1) Populasi homogen adalah populasi yang unsur-unsurnya identik,

oleh karena itu tidak ada alasan untuk mempertanyakan jumlah kuantitatifnya.
Populasi seperti itu. Itu sering ditemukan dalam ilmu-ilmu alam sebagai ilmu-ilmu
eksakta. Misalnya mempelajari gejala-gejala berupa reaksi ketika dua unsur kimia
bergabung dengan sengaja mencampurkan kedua unsur tersebut. Gejala muncul
ketika kondisi tersebut Pengalaman tersebut setara dengan melakukan 5 kali
percobaan, tanpa ada gejala yang muncul

Berbeda jika percobaan dilakukan 100 atau 1000 kali. Populasi ini bisa
dibandingkan dengan orang yang mencoba mencicipi sepanci sayuran. Karena
mengetahui keadaannya, misalnya manis, asin atau tidak, dan sebagainya. Ambil
saja sesendok dari mana saja di dalam panci ini. Oleh karena itu, sebagai komunitas
yang homogen, tidak perlu mencicipi keseluruhan atau hingga setengah pon atau
lebih.

2) Populasi heterogen adalah populasi yang unsur-unsurnya mengandung variasi

Oleh karena itu, ada batasan kuantitas dan kualitas. Seperti itu ditunjukkan di atas.
Setiap penelitian dalam bidang sosial yang subjeknya manusia atau gejala-gejala
dalam kehidupan manusia yang dihadapi oleh populasi yang heterogen. Pria sebagai
suatu objek adalah suatu wujud yang kompleks dan unik yang terdiri dari individu-
individu berbeda yang berbeda maknanya dalam banyak hal atau penampilan.
Populasi berdasarkan perbedaan lainnya juga dibedakan menjadi dua, yaitu populasi
sasaran dan populasi yang disurvei.
A. Populasi sasaran adalah populasi yang ditetapkan sebagaimana diuraikan dalam
permasalahan penelitian.

B. Populasi yang disurvei adalah populasi yang dicakup oleh penelitian yang
bersangkutan laksanakan.

2.2 Gender
a. Perubahan Sosial dalam Gender

Perubahan sosial tentang gender mengacu pada transformasi atau perubahan


dalam peran, identitas, norma, dan ekspektasi yang terkait dengan jenis kelamin
dalam masyarakat. Ini dapat mencakup perubahan dalam pandangan tentang peran
gender tradisional, hak-hak dan kesetaraan gender, serta bagaimana masyarakat
memahami identitas gender.

Perubahan sosial tentang gender dapat mencakup:

 Perubahan dalam peran gender: Ini mencakup pergeseran dalam ekspektasi


terkait peran tradisional pria dan wanita di masyarakat, seperti perubahan
dalam peran sebagai penyedia atau caregiver.

 Kesetaraan gender: Upaya untuk mencapai kesetaraan hak dan peluang


antara semua jenis kelamin, termasuk dalam bidang pendidikan, pekerjaan,
politik, dan lainnya.

 Perubahan dalam norma gender: Perubahan dalam norma-norma sosial


terkait dengan gender, seperti dukungan terhadap pernikahan sejenis atau
penolakan terhadap pelecehan seksual.

 Pemahaman yang lebih luas tentang identitas gender: Perubahan dalam


pemahaman tentang identitas gender yang mencakup spektrum gender yang
lebih luas, bukan hanya pria dan wanita, serta pengakuan dan penghormatan
terhadap beragam identitas gender.

Perubahan sosial tentang gender dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti


perubahan ekonomi, perkembangan budaya, gerakan sosial, dan perubahan hukum.
Hal ini terus berkembang dan dapat berbeda dari satu masyarakat atau budaya ke
masyarakat atau budaya lainnya.

b. Hakikat Gender

Gender merupakan pandangan masyarakat terhadap perempuan dan laki-laki,


tidak hanya bergantung pada perbedaan biologis saja. Hal ini mencakup perbedaan
dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk peran sosial yang seringkali
menempatkan perempuan pada posisi inferior dibandingkan laki-laki. Meskipun ada
stereotip seperti perempuan lembut dan laki-laki kuat, ini adalah karakteristik yang
dapat dipertukarkan. Istilah “gender” berasal dari bahasa Inggris dan mengacu pada
perbedaan yang jelas dalam nilai dan perilaku antara laki-laki dan perempuan.

Dikutip dalam jurnal kesetaraan gender dalam lingkup pemdidikan dan tata sosial
karya Yuni Sulistyowati

berikut pengertian gender menurut para ahli:

 Hillary M. Lips mengartikan gender sebagai harapan budaya terhadap laki-laki


dan perempuan (cultural ekspektasi terhadap perempuan dan laki-laki).
Pandangan ini konsisten dengan pandangan feminis, seperti Lindsey, yang
berpendapat bahwa semua keputusan sosial mengenai apakah seseorang
laki-laki atau perempuan berada dalam ranah studi gender. Faktor budaya,
penting dan kolektif dalam pembedaan antara laki-laki dan perempuan

 H.T. Wilson dalam Sex and Gender memahami gender sebagai dasar untuk
menentukan pengaruh faktor budaya, penting dan kolektif dalam
membedakan laki-laki dan perempuan

Gender adalah konsep budaya yang membedakan peran, perilaku,


karakteristik psikologis dan emosional antara kedua jenis kelamin, dan
mencerminkan ekspektasi budaya laki-laki dan perempuan. Gender bukan sekedar
perbedaan biologis tetapi juga bagaimana faktor budaya dan sosial mempengaruhi
peran dan identitas gender seseorang dalam masyarakat. Sebagai sebuah konsep
analitis, gender membantu menjelaskan peran dan ekspektasi budaya terhadap laki-
laki dan perempuan dalam masyarakat. Oleh karena itu, gender berbeda dengan seks
yang merupakan aspek biologis dan lebih menekankan pada peran dan identitas
gender yang dibentuk oleh faktor budaya dan sosial.

C. Kesetaraan Gender

Kesetaraan gender merupakan sebuah konsep yang menekankan perbedaan


maskulinitas dan feminitas serta dikaitkan dengan peran, identitas, dan karakteristik
gender dalam masyarakat. Hal ini tidak hanya terkait dengan perbedaan fisik tetapi
juga nilai-nilai budaya yang mempengaruhi peran gender. Kesetaraan gender berarti
menciptakan kondisi yang setara bagi perempuan dan laki-laki untuk mempunyai hak
dan kesempatan yang sama dalam berbagai bidang kehidupan seperti politik,
ekonomi, masyarakat dan budaya. Konsep ini dikenal juga dengan kesetaraan
gender, yang menekankan bahwa tidak boleh ada diskriminasi berdasarkan gender
kecuali ada alasan biologis yang membenarkannya. Gerakan feminisme merupakan
upaya perempuan untuk menolak marginalisasi dan subordinasi terhadap budaya
dominan serta menuntut persamaan hak.

Upaya mencapai kesetaraan gender telah diakui dalam kebijakan nasional, seperti
Ketetapan MPR No. IV/1999 yang mendukung peningkatan peran perempuan dan
kualitas organisasi perempuan dalam mencapai kesetaraan dan kesetaraan gender.
Gender merupakan sebuah konsep yang mengacu pada peran dan tanggung jawab
gender yang dipengaruhi oleh faktor budaya dan sosial dalam masyarakat.
Kesetaraan gender berarti memberikan kesempatan dan hak yang sama kepada
semua orang agar mereka dapat berperan dan berpartisipasi dalam berbagai aspek
kehidupan.

d. Implementasi gender dalam lingkup tata sosial dan pendidikan

Keadilan menjadi alasan utama dalam mengidentifikasi masalah gender


sebagai ketidaksetaraan dalam masyarakat. Budaya patriarki masih memainkan
peran besar dalam menyebabkan diskriminasi gender, terutama terhadap
perempuan. Diskriminasi ini merasuk ke dalam berbagai aspek sosial seperti
keluarga, pendidikan, budaya, dan politik. Walaupun pendidikan memiliki peran
penting dalam mengatasi ketidaksetaraan gender, adanya stigma sosial yang masih
mempengaruhi beberapa lapisan masyarakat tertentu.

Selain itu, bias gender terlihat dalam berbagai gambaran sosial seperti profesi
pilot yang sering digambarkan sebagai pekerjaan laki-laki. Meskipun ada perubahan
positif dalam beberapa aspek, bias gender masih terasa di banyak situasi, terutama
dalam lingkungan keluarga dan tatanan sosial. Dalam kasus pelecehan dan
kekerasan gender, sering kali korban perempuan disalahkan dan kurang
mendapatkan perlindungan hukum yang memadai. Meskipun langkah-langkah telah
diambil untuk mengatasi ketidaksetaraan gender, kerjasama masyarakat dan
pemerintah masih dibutuhkan untuk mencapai perubahan yang lebih besar.

2.3 Urbanisasi

a. Pengertian Urbanisasi

Urbanisasi adalah gejala kompleks dalam perubahan sosial yang dipengaruhi


oleh berbagai faktor seperti tekanan ekonomi, komposisi penduduk, ideologi, dan
temuan baru. Orang berpindah dari desa ke kota karena daya tarik ekonomi, gaya
hidup modern, dan berbagai faktor lainnya. Ini menghasilkan perubahan sosial yang
mencakup pola hidup, pekerjaan, dan budaya di kedua lingkungan tersebut. Dalam
proses urbanisasi, masyarakat desa mengalami modifikasi pola hidup mereka, baik
positif maupun negatif, yang dipengaruhi oleh gaya hidup kota.

Dikutip dalam jurnal urbanisasi dan dampak sosial di kota besar di indonesia karya
Inayah Hidayati

berikut pengertian Urbanisasi menurut berbagai sudut pandang keilmuan :

 Menurut demografi, urbanisasi adalah suatu proses yang mewakili perubahan


jumlah penduduk dan sebaran penduduk suatu wilayah (Lee, 2006)

 Menurut ilmu ekonomi, urbanisasi merupakan perubahan struktural dari


sektor pertanian ke sektor non pertanian (Scott, 2008)

 Menurut psikologi, urbanisasi dapat menunjukkan seberapa baik masyarakat


perkotaan dapat beradaptasi dengan kota (Rukhsar, Chaudhry, Nasir & Naqvi,
2015)

 Menurut lokasi geografis, urbanisasi berkaitan dengan penyebaran atau


distribusi, difusi perubahan dan pola sepanjang waktu dan tempat (Knox dan
McCarthy, 2005).

Terjadi pula perubahan sosial dan nilai-nilai masyarakat akibat urbanisasi.


Namun, tidak semua orang yang pindah ke kota mendapatkan manfaatnya, dan
sebagian besar menghadapi tantangan seperti benturan budaya, isolasi, dan
kesulitan ekonomi. Dalam konteks perkotaan, populasi sering kali terbagi
berdasarkan faktor ekonomi dan etnis, sehingga menciptakan segregasi dan
anonimitas. Hal ini dapat mengarah pada masyarakat yang lebih individualistis, lebih
dingin, dan lebih mementingkan diri sendiri dengan persaingan dan persaingan yang
ketat. Urbanisasi menyebabkan perubahan sosial yang kompleks dan beragam di
masyarakat, baik yang berdampak positif maupun negatif.

b. Upaya Memecahkan Permasalahan Urbanisasi

Pembangunan yang tidak merata di Indonesia sejak tahun 1970an telah


menyebabkan peningkatan urbanisasi yang tajam. Pembangunan yang lebih
terkonsentrasi di Jawa Barat mendorong penduduk daerah dan desa untuk
bermigrasi ke kota-kota besar di Pulau Jawa, terutama yang merupakan pusat
pertumbuhan ekonomi. Proses urbanisasi ini berdampak pada permasalahan desa-
desa terlantar, seperti peralihan dari budaya agraris ke perkotaan, selain itu juga
menimbulkan permasalahan-permasalahan di perkotaan, khususnya yang berkaitan
dengan kepadatan penduduk dan adaptasi sosial masyarakat desa yang menetap di
perkotaan. Permasalahan tersebut antara lain perilaku kriminal dan perilaku
menyimpang sosial di perkotaan.

Berdasarkan fenomena sosiologis di atas, maka proses urbanisasi harus


dicegah terlebih dahulu dengan cara:

1. Pemerataan pembangunan pusat-pusat ekonomi di wilayah pedesaan dan luar


Pulau Jawa. Investasi pembangunan (baik dalam negeri maupun luar negeri) sudah
saatnya ditanamkan ke daerah-daerah di luar pulau Jawa atau desa-desa agar
warga di daerah/desa tersebut dapat mengakses berbagai sumber daya seperti di
kota-kota besar.

2. Perlunya membangun berbagai fasilitas infrastruktur untuk mendorong investasi


yang menguntungkan di daerah atau desa. Pembangunan infrastruktur transportasi,
komunikasi, dan berbagai fasilitas pendukungnya harus dilakukan seiring dengan
perluasan investasi.

3. Undang-Undang Otonomi Daerah yang saat ini diterapkan di berbagai daerah di


Indonesia harus menjadi kerangka hukum yang efektif untuk mendorong partisipasi
masyarakat daerah dalam pembangunan daerah. Setiap pemerintah daerah harus
didorong, bahkan diwajibkan untuk berusaha memulihkan perekonomian daerahnya
agar menjadi tiang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, sehingga warganya
dapat mengakses berbagai sumber daya ekonomi dan sosial.

c. kondisi sosial budaya akibat urbanisasi

Urbanisasi tidak hanya memengaruhi kondisi ekonomi, tetapi juga mengubah


budaya lokal. Mobilitas penduduk berperan dalam transformasi dari tradisional ke
modern. Perubahan ini meliputi norma, adat, dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-
hari, karena perilaku modernisasi menggeser yang tradisional.

Kegiatan ekonomi yang intens sering mengabaikan aspek sosial budaya,


seperti gotong royong dan silaturahmi. Perbedaan sosial budaya terjadi seiring
berjalannya waktu, terutama pada generasi muda yang cenderung melupakan
warisan budaya leluhur. Meskipun ada perubahan, sebagian masyarakat tetap
mempertahankan elemen budayanya, yang tercermin dalam transformasi statis dan
dinamis. Semua ini dipengaruhi oleh tekanan urbanisasi di kota-kota besar.

2.4 Lingkungan
a. Keberlangsungan kehidupan manusia bergantung pada lingkungan
Kutipan dari Franklin D. Roosevelt: “Ketika kita menghancurkan bumi, kita
menghancurkan diri kita sendiri" . Keberlangsungan hidup manusia sangat
bergantung pada ekosistem dan sumber daya alam, namun ketergantungan ini
sering mengakibatkan eksploitasi berlebihan dan pencemaran lingkungan. Isu
lingkungan, seperti deforestasi, menjadi penting dalam konteks pembangunan.
Deforestasi yang mengancam keragaman hayati dan karbon di hutan tropis menjadi
isu serius. Indonesia, meskipun mengklaim penurunan tingkat deforestasi, masih
menghadapi tantangan dalam menjaga hutan dan lingkungan.

Komunikasi lingkungan berperan penting dalam menyadarkan dan melibatkan


masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Melalui framing dan komunikasi
perubahan sosial, individu dan kelompok dapat berkontribusi dalam upaya
perlindungan lingkungan. Meskipun kampanye online melalui media sosial
kontroversial, mereka tetap memiliki potensi untuk mengubah perilaku dan tindakan
nyata. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana komunikasi lingkungan,
khususnya framing, digunakan untuk menciptakan kesadaran dan aksi kolektif
dalam era digital.

b. isu atau krisis lingkungan terkait aktivitas manusia

Kutipan terkenal tentang perubahan iklim dari mantan Presiden AS Barack


Obama adalah: "Kita adalah generasi pertama yang merasakan dampak perubahan
iklim dan generasi terakhir yang dapat melakukan sesuatu untuk mengatasinya."
untuk menghentikannya." . Salah satu isu atau krisis lingkungan terkait aktivitas
manusia yang sangat penting dan mendesak adalah Perubahan Iklim. Ini disebabkan
oleh perilaku manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan polusi.
Dampak perubahan iklim meliputi:

 Peningkatan Suhu Global: Emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia,
seperti pembakaran batu bara dan minyak bumi, menyebabkan peningkatan
suhu rata-rata di seluruh dunia. Ini berdampak pada cuaca yang lebih ekstrem,
suhu yang lebih panas, dan naiknya permukaan laut.

 Peningkatan Intensitas Cuaca Ekstrem: Aktivitas manusia berkontribusi pada


cuaca ekstrem seperti badai tropis yang lebih kuat, banjir, kekeringan, dan
gelombang panas yang lebih sering terjadi.
 Kenaikan Permukaan Laut: Pemanasan global menyebabkan es di kutub
mencair, yang mengakibatkan kenaikan permukaan laut. Ini berdampak pada
hilangnya habitat pantai dan ancaman bagi pulau-pulau kecil.

 Perubahan Pola Tanam dan Panen: Iklim yang tidak stabil mempengaruhi
pertanian dan produksi makanan, yang dapat menyebabkan kelangkaan
pangan dan harga yang lebih tinggi.

 Hilangnya Keanekaragaman Hayati: Kehilangan hutan dan habitat alami akibat


deforestasi dan perubahan iklim mengancam keanekaragaman hayati,
dengan banyak spesies yang terancam punah.

 Krisis Air Bersih: Perubahan iklim dapat memengaruhi siklus air,


mengakibatkan masalah air seperti kekeringan dan kelangkaan air bersih.

 Peningkatan Penyakit Vector: Perubahan iklim dapat memperluas wilayah


penyebaran penyakit yang ditularkan melalui vektor seperti nyamuk, seperti
malaria dan demam berdarah.

 Kehilangan Habitat Manusia: Kenaikan permukaan laut dapat mengancam


komunitas pesisir dan pulau-pulau, memaksa migrasi massal dan kehilangan
tempat tinggal.

 Krisis Migrasi: Perubahan iklim dapat menjadi pendorong migrasi manusia


karena kondisi lingkungan yang tidak dapat dihuni, meningkatkan tekanan
pada wilayah yang lebih stabil.

 Ancaman Ekonomi: Krisis iklim dapat memiliki dampak ekonomi yang serius,
termasuk kerugian pertanian, infrastruktur yang rusak akibat cuaca ekstrem,
dan ketidakstabilan ekonomi global.

Isu perubahan iklim merupakan tantangan global yang memerlukan upaya


kolaboratif di seluruh dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, menjaga
ekosistem, dan mengadaptasi diri terhadap perubahan yang sudah ada.
BAB III

RESUME JURNAL

PERUBAHAN SOSIAL DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

Lorentius Goa

Jurnal tersebut membahas perubahan sosial dalam masyarakat dengan


memfokuskan pada aspek ekonomi dan budaya. Dijelaskan bahwa perubahan sosial
dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam masyarakat, seperti ekonomi, teknologi,
ilmu pengetahuan, agama, serta faktor dari luar seperti bencana alam dan perang.
Karl Marx dan teori konflik menjadi pokok pembahasan dalam konteks perubahan
sosial ekonomi. Marx memandang bahwa penggerak perubahan adalah proses
perubahan sosial dan lingkungan ekonomi, sementara pendekatan konflik
mencermati pertentangan antara kelas pemilik modal dan pekerja sebagai pemicu
perubahan sosial.

Teori perubahan sosial oleh Dahrendorf juga dijelaskan, yang memandang


konflik sebagai sumber perubahan sosial dalam masyarakat. Faktor-faktor penyebab
perubahan, seperti ekonomi dan budaya, memiliki dampak besar terhadap perilaku
dan cara hidup masyarakat. Kemiskinan diangkat sebagai salah satu faktor penting
yang mempengaruhi perubahan sosial, terutama dalam konteks ekonomi. Selain itu,
teks ini menjelaskan teori perubahan sosial seperti teori evolusi dan teori perubahan
sosial Dahrendorf. Teks ini menyoroti bahwa perubahan sosial adalah suatu proses
kompleks yang melibatkan berbagai faktor dan konflik dalam masyarakat
BAB IV

ISU DAN PERTANYAAN

4.1 Isu Tentang Lingkungan


Perubahan Sosial Masyarakat terhadap Dampak Perubahan Lingkungan
Berdasarkan Teori Charles Darwin (1809-1882), berpendapat bahwa organisme
mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu, ketika perkembangan ini
menjadi perjuangan untuk hidup, seleksi alam dan yang terkuat akan menang.
Definisi ini menjelaskan bahwa faktor alam sangat menentukan.

Misalnya saja, munculnya infeksi Covid-19 pertama di Indonesia telah


membawa perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari di seluruh lapisan
masyarakat.. Bentuk evolusi sosial akibat Pandemi Covid-19 yaitu berubahnya
sistem pembelajaran melalui daring. Orang-orang mulai bekerja dari rumah (Work
From Home).

Pembatasan skala secara besar-besaran, pemakaian masker dan cuci tangan


pakai sabun setiap saat, meningkatnya aktivitas belanja online demi menghidari
kontak fisik, dan mencegah dari kerumunan merupakan suatu perubahan perilaku
yang baru bagi manusia. Berbagai aktivitas yang sebelumnya dapat di lakukan
dengan bebas membuat kita tersiksa dengan adanya larangan ataupun batasan
guna mencegah berkembangnya penyebaran virus. Untuk mengatasi masalah ini
diperlukan penyesuaian diri terhadap lingkungan (adaptasi) demi keberlangsungan
hidup.

Peristiwa banjir juga merupakan peristiwa yang menganggu dan mengancam


kehidupan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan ataupun harta benda maupun
dampak psikologis. Hal ini juga tentunya dapat merubah perilaku ataupun melakukan
adaptasi dalam menghadapi banjir demi berlangsungnya kehidupan dan aktivitas
masyarakat.

Berbagai macam strategi yang dilakukan seperti starategi adaptasi fisik,


ekonomi dan sosial. Adaptasi Fisik misalnya perubahan peninggian pondasi rumah
ataupun perubahan sturuktur bangunan rumah. Adapatasi secara ekonomi misalnya
para petani yang gagal panen akibat banjir terpaksa mencari pekerjaan lain agar bisa
memenuhi kebutuhan hidup seperti beralih dengan cara berdagang ataupun lainnya.

Berangkat dari permasalahan diatas, terlihat bahwa perubahan alam dan


kondisi lingkungan sekitar saling berkaitan satu sama lain, manusia harus
beradaptasi untuk kelangsungan hidupnya. Faktor kerusakan alam bisa jadi sebab
dari alam itu sendiri atapun tindakan manusia lah yang merusak lingkungan.

Oleh sebab itu sudah sewajarnya kita sebagai khalifah di muka bumi yang di
ciptakan untuk mencegah kerusakan di muka bumi ini.Manusia harus terus berupaya
melakukan pengelolaan lingkungan hidup dan perlindungan untuk memelihara fungsi
lingkungan hidup dan mencegah pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup,
termasuk perencanaan, penggunaan, pengendalian, pemeliharaan, pemantauan dan
penegakan hukum

4.2 Pertanyaan
1. sebutkan 3 cara penyebaran populasi

 Emigrasi: merupakan suatu pola perpindahan individu keluar dari daerah


tempat tinggalnya ke lokasi lain dan menetap secara permanen di lokasi
barunya.

 Imigrasi : adalah pola individu-individu yang menyebar ke pemukiman lain dan


individu-individu tersebut tetap tinggal di lokasi baru.

 Migrasi: adalah pola perpindahan individu dua arah, masuk dan keluar atau
datang dan pergi secara berkala dalam kondisi lingkungan yang merugikan,
misalnya individu dalam suatu populasi berpindah dari satu lokasi ke lokasi
lain. Migrasi ini dapat terjadi dalam waktu tertentu.

2. Apa saja Solusi untuk meminimalisir urbanisasi

 pembangunan yang merata

 mpermudah akses transportasi dan komunikasi

 penyemarataan pendidikan
3. Bagaimana peran perubahan sosial dalam mendorong perubahan peran gender
dalam masyarakat?

 Penghapusan Stereotip Gender: Perubahan sosial dapat membantu


mengurangi stereotip gender yang membatasi peran individu berdasarkan
jenis kelamin. Ini dapat memberikan kebebasan kepada individu untuk
memilih peran yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.

 Pendidikan dan Kesempatan: Perubahan sosial, seperti peningkatan akses


pendidikan untuk perempuan, dapat membuka pintu untuk peran gender yang
lebih beragam dalam masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan lebih banyak
perempuan memasuki pekerjaan yang sebelumnya dianggap sebagai
“pekerjaan laki-laki.”

 Pola Keluarga yang Berubah: Perubahan sosial dapat memengaruhi struktur


keluarga, dengan lebih banyak orang tua berbagi tanggung jawab dalam
pengasuhan anak dan pekerjaan rumah tangga. Ini dapat merubah dinamika
peran gender dalam keluarga.

 Pengaruh Media dan Budaya Populer: Perubahan sosial juga memengaruhi


cara media dan budaya populer menggambarkan peran gender. Representasi
yang lebih beragam dan inklusif dapat membantu mengubah pandangan
masyarakat tentang peran gender.

 Perubahan Norma Sosial: Perubahan sosial dapat membawa perubahan


dalam norma-norma sosial seputar peran gender. Ini dapat mengubah
harapan dan tekanan sosial yang ditemui individu dalam menjalani peran
gender mereka.

 Aktivisme Gender: Perubahan sosial sering kali didorong oleh aktivisme


gender, yang memperjuangkan kesetaraan gender dan menggalang dukungan
untuk perubahan sosial dalam peran gender.

 Kesadaran akan Isu-isu Gender: Perubahan sosial juga dapat meningkatkan


kesadaran akan isu-isu gender, termasuk isu-isu seperti kekerasan dalam
rumah tangga, pelecehan seksual, dan kesetaraan upah. Ini dapat memicu
tindakan lebih lanjut untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
4. Bagaimana perubahan iklim global memengaruhi gaya hidup dan budaya
masyarakat di daerah tertentu

Perubahan iklim global dapat memengaruhi gaya hidup dan budaya


masyarakat di daerah tertentu dengan cara berikut:

 Peningkatan suhu dan cuaca ekstrem dapat mengubah pola pertanian dan
musim panen, memaksa masyarakat beradaptasi dengan tanaman yang lebih
tahan terhadap kondisi yang berubah.

 Peningkatan tingkat banjir dan kekeringan dapat memaksa masyarakat untuk


mengubah cara mereka mengelola sumber daya air dan mencari mata
pencaharian alternatif.

 Perubahan dalam pola migrasi hewan dan ikan dapat mempengaruhi budaya
dan tradisi berburu dan menangkap ikan.

 Meningkatnya intensitas badai dan bencana alam dapat merusak warisan


budaya dan infrastruktur, memaksa masyarakat untuk membangun kembali
dan menyesuaikan diri.

 Kesadaran akan perubahan iklim juga dapat mendorong masyarakat untuk


mengadopsi gaya hidup yang lebih berkelanjutan, seperti mengurangi jejak
karbon.

5. Apa dampak perubahan sosial dalam gender terhadap konsep maskulinitas dan
femininitas

Perubahan sosial dalam gender telah mengubah konsep maskulinitas dan


femininitas dengan cara menggoyangkan stereotip tradisional. Ini dapat
mengakibatkan pemahaman yang lebih inklusif tentang kedua konsep,
memungkinkan individu untuk memilih peran yang lebih sesuai dengan identitas dan
aspirasi mereka daripada norma gender yang kaku.
BAB V

KESIMPULAN

Perubahan sosial adalah fenomena yang tidak bisa dihindari dalam


perkembangan masyarakat. Ini adalah proses alami yang terjadi seiring berjalannya
waktu. Faktor-faktor seperti teknologi, budaya, ekonomi, politik, dan lingkungan
memiliki pengaruh dalam perubahan sosial. Perubahan sosial dapat memberikan
dampak positif atau negatif tergantung bagaimana masyarakat mengelolanya.

Terdapat berbagai teori yang mencoba menjelaskan perubahan sosial, seperti


teori konflik, teori fungsionalisme, dan teori interaksionisme simbolik. Masyarakat
perlu beradaptasi dengan perubahan sosial, yang dapat terjadi lambat atau cepat.
Pendidikan, komunikasi, dan teknologi informasi dapat memfasilitasi perubahan
sosial, sehingga pemahaman yang baik tentang fenomena ini penting untuk
membantu masyarakat menghadapinya dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai