DINAMIKA POPULASI
Disusun oleh :
Kelompok 1
Dosen Pengampu :
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
tentang “Dinamika Populasi” yang merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada
mahasiswa untuk melengkapi penilaian dalam mata kuliah Ekologi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Julian Tambunan, S.Pd, M.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah Ekologi, atas bimbingan dan materi yang telah diberikan
kepada kami dalam kegiatan perkuliahan.
Andai kata dalam penyusunan makalah tentang “Dinamika Populasi” ini terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar dapat memperbaiki penulisan dimasa yang akan datang.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Dinamika Populasi.................................................................................................. 3
2.2 Fluktuasi Populasi...................................................................................................5
2.3 Struktur Penyebaran Populasi................................................................................. 7
2.4 Seleksi Hidup r dan k .............................................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 11
3.2 Saran....................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tempat lain di bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar
kita. Meskipun ekologi adalah cabang dari biologi, namun seorang ahli ekologi harus
menguasai ilmu lain seperti kimia, fisika, dan ilmu komputer. Ekologi juga berhubungan
dengan bidang ilmu-ilmu tertentu seperti geologi, meteorologi, dan oseanografi, guna
mempelajari lingkungan dan hubungannya antara tanah, air, dan udara.
Populasi pada ekologi berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan
dengan kehidupan (peradaban) manusia, seorang yang belajar ekologi sebenarnya
bertanya tentang berbagai hal berikut : bagaimana alam bekerja, bagaimana proses
adaptasi dapat berlangsung, apa yang diperlukan oleh organisme dan apa pula yang
dihasilkannya, bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lainnya, dan bagaimana
individu-individu dalam spesies diatur sebagai populasi serta bagaimana pula eksotisme
yang dimunculkan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
jumlahnya atau kerapatan populasinya. Kerapatan populasi dibedakan menjadi 2 yaitu
kerapatan kasar dan kerapatan ekologi. Pengukuran kerapatan populasi kebanyakan
dilakukan dengan sensus atau metode menggunakan sample (sampling).
Parameter utama populasi diantaranya :
1. Natalitas merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau untuk
meningkatkan jumlahnya, melalui produsi individu baru yang dilahirkan atau
ditetaskan dari teliu melalui aktivitas perkembangan.
2. Mortalitas merupakan penunjuk ukuran kematian individu dalam populasi.
Mortalitas dapat dibedakan dalam dua jenis yakni : Mortalitas ekologik adalah
mortalitas yang direalisasikan yakni, matinya individu dibawah kondisi lingkungan
tertentu. Mortalitas minimum (teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi
lingkungan yang ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia tua.
3. Emigrasi, imigrasi dan migrasi. Ketiga istilah diatas bersangkut paut dengan
perpindahan. Emigrasi adalah perpindahan keluar dari area suatu populasi. Imigrasi
adalah perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan mengakibatkan
meningkatnya kerapatan. Migrasi adalah menyangkut perpindahan (gerakan)
periodik berangkat dan kembali dari populsi.
Sifar-sifat populasi yang dapat diukur, diantaranya :
a. Densitas (kepadatan)
Densitas populasi menunjukan besarnya populasi dalam satuan ruang. Umumnya
dinyatakan sebagai jumlah individu atau biomas persatuan luas atau volume. Densitas
dalam studi atau kajian ekologi memiliki fungsi yang sangat besar, karena pengaruh
populasi terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya jenis organismenya saja tetapi
juga jumlahnya atau densitasnya.
b. Natalitas (angka kelahiran)
Natalitas adalah kemampuan inheren populasi untuk bertambah. Di alam
angka kelahiran dapat bervariasi sesuai dengan keadaan lingkungan. Angka kelahiran
umumnya dinyatakan dalam bentuk angka atau laju yang dihitung berdasarkan jumlah
individu baru per satuan waktu per satuan populasi. Laju Natalitas, laju
kelahiran/birth rate pada demografi diperoleh dengan kelahiran menetas, atau
berkecambah, dan sebagainya. Natalitas ekologik atau natalitas sebenarnya atau biasa
hanya disebut natalitas adalah kenaikan populasi dalam keadaan sebenarnya. Harga
tidak tetap bergantung pada lingkungan.
4
c. Mortalitas (Angka Kematian)
Menyatakan jumlah individu-individu dalam populasi yang mati per satuan
waktu. Dalam kondisi yang ideal maka angka kematian berada pada titik minimum.
Mortalitas pasti terjadi pada makhluk hidup meskipun kondisi lingkungan sangat
ideal, kematian terjadi umur tua. Mortalitas ekologik yaitu moralitas nyata/realita,
yaitu jumlah individu yang mati dalam keadaan lingkungan yang sebenarnya,
harganya tidak tetap tergantung pada keadaan lingkungan. Mortalitas minimum
(teoritis) adalah kehilangan individu dari populasi dalam keadaan lingkungan yang
ideal dan harganya tetap.
d. Distribusi umur
Struktur umur adalah sifat populasi yang penting mempengaruhi baik natalitas
maupun mortalitas. Mortalitas biasanya berbeda menurut umur dan kemampuan
berkembang biak sangat kering terbatas pada kelompok tertentu. Secara umum
populasi mempunyai struktur umur yang secara garis besar dapat digolongkan
menjadi tiga pola yaitu, struktur umur menurun, struktur umur stabil dan struktur
umur meningkat.
e. Penyebaran dan Bentuk Pertumbuhan
Distribusi populasi atau penyebaran adalah pergerakan individu-individu atau
alat perkembang biakannya (biji, spora, larva dan lainnya) ke dalam atau ke luar dari
suatu populasi atau daerah populasi. Ada tiga bentuk distribusi atau pergerakan
populasi yaitu:
1. Migrasi, yaitu pergerakan keluar batas-batas tempat populasi dan datang kembali
ke tempat populasi semula secara periodik
2. Emigrasi, yaitu pergerakan keluar batas-batas tempat populasi sehingga populasi
berkurang
3. Imigrasi, yaitu pergerakan ke dalam batas-batas tempt populasi sehingga populasi
bertambah.
5
kapasitas. Dalam kondisi ekstrim populasi secara teori dapat kacau, bahkan dalam
lingkungan yang stabil dimana penundaan waktu dan laju pertumbuhan penduduk yang
tinggi merupakan pemicu tidak stabilnya populasi, menyebabkan fluktuasi besar. Kurva
pertumbuhan populasi di alam mencapai titik keseimbangan dalam keadaan tanpa
gangguan pada dasarnya sama dengan kurva pertumbuhan lainya yang dikenal dengan
kurva sigmoid. Disebut sigmoid dikarenakan bentuk kurva menyerupai huruf S.
Kurva pertumbuhan ini terjadi pada setiap populasi di alam sehingga dengan
banyaknya populasi spesies di alam kurva ini menjadi lebih rumit dan kadangkala saling
tumpang tindih satu dengan lainnya. Semua kurva pertumbuhan populasi tiap spesies di
alam saling mempengaruhi satu dengan lainnya membentuk suatu sistem yang sangat
kompleks. Adanya pengaruh lingkungan berupa gangguan terhadap habitat maupun
terhadap salah satu populasi spesies maka akan terjadi perubahan atas seluruh sistem.
Gangguan ini dapat berupa bencana alam atau yang paling banyak terjadi adalah
perbuatan manusia seperti perburuan, perusakan habitat dan eksploitasi sumber daya
alam secara berlebih. Perubahan yang terjadi di alam dapat berupa perubahan daya
dukung dan atau perubahan kepadatan populasi. Adanya pengaruh luar yang ekstrim,
kurva pertumbuhan populasi masing-masing spesies dan habitat yang merupakan daya
dukung terhadap kehidupan dalam ekosistem akan dapat naik dan turun secara ekstrim
sebanding dengan tekanan yang terjadi.
Secara umum fluktuasi populasi dan habitat di alam akibat adanya gangguan yang
menjadi tekanan terhadap ekosistem di suatu wilayah dapat digambarkan dalam grafik
sebagai berikut :
6
Gambar 2. Grafik fluktuasi dan habitat di alam
Populasi akan terus tumbuh sampai mencapai batas daya dukung lingkungan. Pada
saat mencapai batas daya dukung lingkungan. Populasi yang tumbuh dengan (ΔN/Δt)
rata-rata 0 kepadatan akan berfluktuasi diantara daya dukung disebut dengan asimptotik.
Populasi membatasi diri atau dengan menggunakan umpan balik untuk menjaga fluktuasi
ini. Di alam, fluktuasi populasi asimptotik dibedakan dengan fluktuasi musiman dan
fluktuasi tahunan.
Penyebab terjadinya fluktuasi populasi adalah :
1. Faktor ekstrinsik/lingkungan fisik seperti curah hujan dan temperatur sering tidak
teratur.
2. Faktor instrinsik seperti kerapatan populasi pemangsa, penyakit, seringnya terlihat
dalam bentuk daur.
Fluktuasi populasi pada daerah tropis seringnya berkaitan dengan :
1. Curah hujan seperti meningkatnya populasi nyamuk.
2. Aktivitas periodik organisme seperti populasi lalat atau burung yang meningkat pesat
pada musim buah.
7
1. Penyebaran teratur atau seragam
Pola sebaran ini terjadi apabila diantara individu-individu dalam populasi
terjadi persaingan yang keras atau ada antagonisme positif oleh adanya teritori-teritori
terjadi penjarakan yang kurang lebih merata, dimana individu-individu terdapat pada
tempat tertentu dalam komunitas. Pola sebaran teratur ini relatif jarang terdapat di
alam. Lewat pendekatan statistik, pola sebaran teratur ini di tunjukkan oleh varians
(s2) yang lebih kecil dari rata-rata (x) Penyebaran ini terjadi bila ada persaingan yang
keras sehingga timbul kompetisi yang mendorong pembagian ruang hidup yang sama.
2. Penyebaran secara acak (random)
Pola sebaran ini peluang suatu individu untuk menempati sesuatu situs dalam
area yang di tempati adalah sama, yang memberikan indikasi bahwa kondisi
lingkungan bersifat seragam. Keacakan berarti pula bahwa kehadiran individu
lainnya. Dalam sebaran statistik, sebaran acak ini ditunjukkan oleh varians (s2) yang
sama dengan rata-rata (x). Dimana individu-individu menyebar dalam beberapa
tempat dan mengelompok dalam tempat lainnya. Penyebaran ini jarang terjadi, hal ini
terjadi jika lingkungan homogen atau dimana lingkungan sangat seragam dan
cenderung berkumpul.
3. Penyebaran berkelompok/berumpun (clumped)
Merupakan pola sebaran yang relatif paling umum terdapat di alam
pengelompokan itu sendiri dapat terjadi oleh karena perkembangbiakan, adanya
atraksi sosial dan lain-lain. Lewat pendekatan statistik, pola sebaran menelompok ini
varians (s2) yang lebih besar dari rata-rata (x) dimana individu-individu selalu ada
dalam kelompok-kelompok dan sangat jarang terlihat sendiri secara terpisah. Pola ini
umumnya dijumpai di alam karena adanya kebutuhan akan faktor lingkungan yang
sama.
8
yang banyak dan berkembang dengan cepat. Mereka biasanya berukuran kecil,
selalu berpindah-pindah tempat, dan memiliki waktu generasi yang pendek. Menurut
Campbell (2004) populasi makhluk hidup dengan seleksi hidup r disebut juga
dengan populasi oportunistik (opportunistic population), karena kemungkinan besar
akan ditemukan dalam lingkungan yang bervariasi, dimana kepadatan populasi
berubah-ubah, atau dalam habitat terbuka di mana individu kemungkinan besar
menghadapi sedikit persaingan. Contoh: lalat buah, tikus, capung, dan belalang
(Glencoe).
b. Makhluk hidup dengan seleksi hidup K hidup di habitat yang stabil dan ukuran
populasinya mendekati daya dukung lingkungan. Makhluk hidup yang memiliki
seleksi hidup K kemampuan berkompetisinya tinggi, namun bereproduksi lebih
lambat dengan jumlah anakan yang sedikit dan berkembang dengan lambat pula.
Mereka biasanya berukuran besar, jarang berpindah-berpindah tempat, dan waktu
generasinya panjang. Campbell (2004) menyatakan bahwa populasi makhluk hidup
dengan strategi hidup K disebut juga dengan populasi kesetimbangan (equilibrial
population), yaitu populasi yang cenderung akan hidup pada kepadatan yang
mendekati batas sumberdayanya (K, atau daya tampung). Contoh: gajah dan
manusia.
Manusia pada hakikatnya adalah jenis makhuk hidup yang berseleksi hidup K
yakni yang memperhatikan batas daya dukung lingkungan. Kalau populasinya sudah
mendekati batas daya dukung maka terjadi perubahan laju kehidupan karena
pengaruh kelentingan lingkungan (environmental resistance atau environmental
resilience) yang menahan laju pertumbuhan sehingga terjadi pertumbuhan yang
berimpit dengan batas daya dukung (K). Seleksi hidup “K” manusia itu ditandai
dengan lahirnya anak yang hanya seorang sekali melahirkan, bayinya yang lahir
dalam keadaan lemah, harus dilindungi, diasuh, dan dipelihara sebelum mampu
menopang hidup sendiri. Jadi secara hayati manusia harusnya tidak mempunyai
masalah dengan lingkungan hidupnya, tidak ada krisis, tidak ada pencemaran, serta
selalu berada dalam keserasian dengan lingkungannya. Jadi karena populasi manusia
yang bertambah besar itu juga meningkat pula pola hidup atau tingkat komsumsinya,
maka tuntutan terhadap daya dukung tidak saja ditentukan oleh pertambahan
populasi manusia (N), tetapi juga oleh peningkatan konsumsi atau peningkatan
tuntutan terhadap sumberdaya.
9
Tabel perbandingan antara seleksi hidup r dan k adalah sebagai berikut :
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Dinamika populasi adalah naik turunnya suatu populasi yang disebabkan oleh
berbagai atau faktor-faktor tertentu yang berkaitan dengan kumpulan individu dari
suatu jenis organisme. Dinamika populasi mencakup ciri-ciri dasar populasi seperti
ciri-ciri biologis dan ciri-ciri statistik.
Dinamika populasi mencakup parameter utama populasi diantaranya natalitas yang
merupakan kemampuan untuk menambah populasinya, menunjukkan kematian
individu dalam populasi, serta emigrasi, imigrasi dan migrasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi populasi ialah : Distribusi sumberdaya, Perilaku
sosial (pada hewan), Faktor lain (interaksiorganisme, tempat berlindung, oksigen
terlarut, dll) Kepadatan dan pola penyebaran populasi merupakan faktor penting untuk
analisis dinamika populasi.
2. Fluktuasi populasi adalah gejala yg tidak pasti (yang dapat mengalami perubahan naik
turunnya) dari banyaknya jumlah makhluk hidup. Penyebab terjadinya fluktuasi
populasi adalah Faktor ekstrinsik/lingkungan fisik seperti curah hujan dan temperatur
sering tidak teratur. Faktor instrinsik seperti kerapatan populasi pemangsa, penyakit,
seringnya terlihat dalam bentuk daur.
3. Struktur populasi diantaranya meliputi penyebaran teratur atau seragam, penyebaran
secara acak (random), Penyebaran berkelompok/berumpun (clumped).
4. Jenis makhluk hidup dengan seleksi hidup r adalah yang mengalami pertumbuhan
populasi yang cepat dengan mengabaikan terlampaunya daya dukung lingkungannya.
Makhluk hidup dengan seleksi hidup K hidup di habitat yang stabil dan ukuran
populasinya mendekati daya dukung lingkungan.
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan sebagai
bahan evaluasi kami kedepannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
12