Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA


Dosen Pengampu : Dr.Muh.Kardi Rais,SKM,M.kes

Di Susun Oleh:

Salwa (B0022202)

Kesehatan Masyarakat

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BARAMULI

KAB.PINRANG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Demografi mengenai Teori-teori Kependudukan.
Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk penambahan pengetahuan
mata kuliah Demografi, serta dalam pembuatan tugas yang di berikan oleh dosen
mata kuliah.
Dalam mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, kami
tidak terlepas dari berbagai kesulitan dan hambatan yang dihadapi, baik dari
penyusunan kalimat maupun sistematikanya. Namun akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu kami berharap kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan berbagai masukkan yang
bersifat membangun dari semua pihak, guna kelengkapan dan kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam kelancaran tahap demi tahap dalam penyusunan hingga
penyelesaian makalah ini. Sekian dan terima kasih.

Pinrang,6 september 2023

Salwa

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Teori Kependudukan..........................................................................................3
B. Determinan Jumlah Penduduk...........................................................................6
C. FaktorPenyebabDinamikaPenduduk................................................................10
D. Nilaipertumbuhanpenduduk............................................................................14
BAB III PENUTUPAN..........................................................................................................19
A. Kesimpulan.......................................................................................................19
B. Saran................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk dalam


suatu wilayah dengan faktor-faktor pengubahnya (mortalitas, natalitas, migrasi
dan distribusi). Secara umum Demografi adalah ilmu yang mempelajari
persoalan dan keadaan-keadaan perubahan penduduk atau dengan kata lain
segala hal yang berhubungan dengan komponen-komponen perubah tersebut
seperti kelahiran, kematian, dan migrasi sehingga menghasilkan suatu keadaan
dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin tertentu.

Banyaknya teori yang berkembang di ranah ilmu pengetahuan


menyebabkan munculnya teori ilmu sosial yang beragam dan dari beragmnya
teori ilmu sosial menyebabkan daya pemikiran yang beragam pula terhadap
teori-teori ilmu sosial, salah satunya adalah teori Robert Maltus yang
pemikirannya mengenai masalah kependudukan. Masalah kependudukan
tentunya bukan masalah yang asing lagi di masyarakat, oleh karena itu
penulistertarik untuk mengkaji pengetahuan tentang teori robert malthus
sehingga dari pengkajian informasi yang lebih mendetail dapat
menambahwawasanparapembaca.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu teori kependudukan?


2. Sebutkan determinan jumlah penduduk?
3. Sebutkan faktor penyebab dinamika penduduk?
4. Jelaskan teori-teori menurut para ahli?
5. Jelaskan nilai pertumbuhan penduduk?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui teori ependudukan

iv
2. Untuk mengetahui apa itu determinan jumlah penduduk
3. Untuk mengetahui faktor penyebab dinamika penduduk
4. Untuk mengetahui teori-teori menurut para ahli
5. Untuk mengetahui apa itu nilai pertumbuhan penduduk

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Kependudukan

Definisi Penduduk : Suatu kumpulan individu dari jenis yang sama yang
menempati area tertentu dan saling berinteraksi satu sam lain. Populasi ini
merupakan kestuan atau unit di mana energi dan materi mengalir dalam suatu
siklus serta menjaga keseimbangan suatu ekosistem.Pertumbuhan penduduk
merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan - kekuatan yang
menambah dan mengurangi penduduk.

Teori-teori penduduk dibagi menjadi beberapa teori, yaitu :

a. Teori pertumbuhan penduduk


1) Teori Natural
Teori ini mengemukakan bahwa hewan dan tumbuhan dipengaruhi
oleh temperatur, curah hujan, kesuburan tanah (Prawiro, 1983 : 27)
2) William Gadwin
Mengemukakan bahwa kemelaratan adalah orang atau struktur
masyarakat yang salah dan dapat diperbaiki dengan prinsip sama rata
sama rasa (Prawiro, 1983 : 27)
3) Thomas Robert Malthus
Kemelaratan adalah tidak imbangnya pertambhan penduduk dengan
pertambahan bahan makanan Prawiro, (1983 : 25)
b. Teori Fisiologi
1) Teori Pearl
Teori ini mengemukakan bahwa pertumbuhan penduduk
dipengaruhi oleh keadaan biologi dan geografi (Prawiro, 1983 : 28)
2) Teori Cassado Gini
Teori ini mengemukakan tentang statistic biologi (Prawiro, 1983
28)

vi
c. Teor Sosial Ekonomi
1) Teori Car Saunders mengatakan bahwa Negara dalam keadaan
optimum bila jumlah penduduk dan bahan pangan seimbang
(Riningsih, 1990 : 31)
2) Teori Dumont mengemukakan tentang teori kapilaritas sosial.
Kapilaritas sosial mudah berlaku di dalam masyarakat yang
memungkinkan perpindahan dengan mudah dari kelas-kelas yang
lebih tinggi (Prawiro, 1983 : 32)
d. Teori Malthusianisme: Dikemukakan oleh Thomas Malthus pada awal
abad ke-19, teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk
cenderung melebihi pertumbuhan sumber daya yang tersedia, sehingga
masyarakat akan menghadapi krisis kelaparan dan kemiskinan jika
pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan. Malthus mengusulkan kontrol
kelahiran sebagai solusi.
e. Teori Demografi Sosial: Teori ini melihat faktor-faktor sosial, ekonomi,
dan budaya yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Teori ini
menekankan pentingnya perkawinan, urbanisasi, pendidikan, dan
perubahan budaya dalam memengaruhi tingkat kelahiran dan kematian..
f. Teori Ekologi Kependudukan: Teori ini mengeksplorasi hubungan antara
pertumbuhan penduduk dan lingkungan. Ini mengasumsikan bahwa
sumber daya alam terbatas, dan pertumbuhan penduduk yang tidak
terkendali dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan.
g. Teori Migrasi: Teori ini berfokus pada pergerakan penduduk dari satu
wilayah ke wilayah lain. Ini mencakup teori push-pull, yang
menggambarkan faktor yang mendorong orang untuk pindah (misalnya,
konflik atau kemiskinan) dan faktor yang menarik mereka ke wilayah
tertentu (misalnya, peluang ekonomi).
h. Teori Kependudukan Global: Teori ini mencoba menjelaskan pola
pertumbuhan penduduk di seluruh dunia. Ini mencakup pemahaman
tentang perkembangan di berbagai negara dan bagaimana pertumbuhan
penduduk di satu negara dapat memengaruhi negara lain melalui
perdagangan, migrasi, dan kerja sama internasional.

vii
Semakin tinggi jumlah populasi pada suatu waktu, semakin banyak
bayi yang dilahirkan dan mengkibatkan jumlah populasi pada generasi
selanjutnya makin tinggi.Pertumbuhan populasi didunia akan semakin cepat
mengikuti pertumbuhan eksponensial, sementara daya dukung lingkungan
seperti ketersediaan lahan dan air bertambah mengikuti deret aritmatika. Pada
suatu waktu, jumlah populasi akan melebihi ketersediaan sumber daya yang
dibutuhkan. (Thomas Malthus)

Berdasarkan laman Biro Pusat Statistik Indonesia jumlah penduduk


Indonesia sekitar 250 juta jiwa.Sedangkan berdasarkan survey Demografi
Kesehatan Indonesia tahun 2012 menyebutkan jumlah penduduk Indonesia
sekitar 257 juta jiwa.Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai Negara
berpenduduk terbesar keempat di dunia, setelahTiongkok, India dan Amerika
Serikat.Jumlah penduduk tersebut, apabila diproyeksikan apaadanya tanpa
intervensi pemerintah akan meningkat menjadi sekitar 280 juta jiwa atau naik
sebesar 30 juta jiwa atau tambah rata-rata 4 juta pertahun.

Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia senantiasa mengalami


peningkatan. Hal ini terancam dari hasil sensus penduduk 2010, Indonesia
menunjukkan gejala ledakan penduduk. Jumlah penduduk Indonesia tahun
2010 tercatat 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,49 persen pertahun,
sementara pada tahun 2008 masih tercatat 288,53 juta jiwa. Laju pertumbuhan
penduduk ini jika tetap pada angka itu, pada 2045 jumlah penduduk Indonesia
diperkirakan mencapai 450 juta jiwa.Peningkatan penduduk yang tinggi ini
akan mengakibatkan permasalahan jika tidak dikendalikan. (BKKBN, 2010)

i. Teori Transisi Kependudukan

Tahap Peralihan keadaan demografis:

 Tingkat kelahiran dan kematian tinggi. Penduduk tetap/naik sedikit.


Anggaran kesehatan meningkat.
 Angka kematian menurun, tingkat kelahiran masih tinggi pertumbuhan
penduduk meningkat, adanya Urbanisasi.

viii
 Angka kematian terus menurun, angka kelahiran menurun, laju
pertumbuhan penduduk menurun.

Penerapan Transisi Kependudukan yang mencerminkan kenaikan taraf hidup


rakyat di suatu Negara adalah besarnya tabungan dan akumulasi capital dan
laju pertumbuhan penduduknya. Laju pertumbuhan yang sangat cepat
dibanyak Negara sedang berkembang nampaknya disebabkan oleh fase atau
tahap transisi demografi yang dialaminya. Negara-negara sedang berkembang
mengalami fase transisi demografi dimana angka kelahiran masih tinggi
sementara angka kematian telah menurun. Kedua hal ini disebabkan karena
kemajuan pelayanan kesehatan yang menurun angka kematian balita dan
angka tahun harapan hidup ini terjadi pada fase kedua dan ketiga dalam proses
kependudukan. Umumnya ada empat tahap dalam proses transisi, yaitu:

 Tahap1: Masyarakat pra-industri, dimana angka kelahiran tinggi dan


angka kematian tinggi menghasilkan laju pertumbuhan penduduk
rendah.
 Tahap2 :Tahap pembangunan awal, dimana kemajuan dan pelayanan
kesehatan yang lebih baik menghasilkan penurunan angka kelahiran
tak dipengaruhi karena jumlah penduduk naik.
 Tahap3 :Tahap pembangunan lanjut, dimana terjadi penurunan angka
kematian balita, urbanisasi, dan kemajuan pendidikan mendorong
banyak pasangan mudah berumah tangga menginginkan jumlah anak
lebih sedikit hingga menurunkan angka kelahiran. Pada tahap ini laju
pertambahan penduduk mungkin masih tinggi tetapi sudah mulai
menurun.
 Tahap4 :Kemantapan dan stabil, dimana pasangan-pasangan berumah
tangga melaksanakan pembatasan kelahiran dan mereka cenderung
bekerja di luar rumah. Banyaknya anak cenderung hanya 2 atau 3 saja
hingga angka pertambahan neto penduduk sangat rendah atau bahkan
mendekati nol.

B. Determinan Jumlah Penduduk

ix
1. Kelahiran/Fertilitas

Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu
terlepasnya bayi dari rahim seorang dari rahim seorang perempuan dengan ada
tanda-tanda kehidupan, misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan
sebagainya. Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan
pengukuran mortalitas, karena seorang perempun hanya meninggal satu kali,
tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi.

Dalam teori fertilitas, perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain:

a) Angka laju fertilitas menunjukkan dua pilihan jangka waktu, yaitu


jumlah kelahiran selama jangka waktu pendek (biasanya satu tahun),
dan jumlah kelahiran selama jangka waktu panjang (selama usia
reproduksi).
b) Suatu kelahiran disebut “lahir hidup” (liva birth) apabila pada waktu
lahir terdapat tanda-tanda kehidupan, misalnya menangis, bernafas,
jantung berdenyut. Jika tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut “lahir
mati” (still bith) yang tidak diperhitugkan sebagai kelahiran dalam
fertilitas.
c) Pengukurn fertilitas lebih rumit dari pada pengukuran molaritas .

2. Kematian/Mortalitaspadasemuakelompokumur

Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus
mengekspresikan pada jumlah satauan kematian per 1.000 individu per tahun,
hingga rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat
950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk
pada jumlah individual penyakit selama periode tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjai dua, yaitu:

 Faktor langsung (faktor dari dalam)

x
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Penyakit
4. Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri
 Faktor tidak langsung (faktor dari luar)
1. Tekanan, baik psikis maupun fisik
2. Kedudukan dalam perkawinan
3. Kedudukan sosial dan ekonomi
4. Tingkat pendidikan
5. Pekerjaan
6. Beban anak yang dilahirkan
7. Tempat tinggal dan lingkungan
8. Tingkat pencemaran lingkungan
9. Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit
10. Politik dan bencana alam.
3. Migrasi

Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke


tempat lain. Migrasi juga merupakan dari bagian mobilitas penduduk.

Jenis-jenis migrasi

Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antar negara. Berdasarkan
hal tersebut, migrasi dapat dibagi atas dua golongan, yaitu :

1) Migrasiinternasional, yaituperpindahan penduduk dari suatu negara ke


negara lainnya. Migrasi iternasional dapat dibedakan atas tiga macam,
yaitu:
a. Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara
lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi
disebut imigran.
b. Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara kenegara
lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigran.

xi
c. Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara
asalnya.
2) Migrasi Nasional, yaitu perpindahan penduduk dari daerah ke daerah
lain pada negara tersebut dan dibagi menjadi empat, yaitu:
a. Urbanisasi dari Desa ke Kota
b. Transmigrasi dari Pulau ke Pulau
c. Rulalisasi dari Kota ke Desa
d. Evakuasi dari tempat yang tidak aman ke tempat yang lebihaman.
4. Faktor Urbanisasi: Tingkat urbanisasi, yaitu persentase penduduk yang
tinggal di kota, juga memengaruhi pertumbuhan penduduk. Kota-kota
seringkali menarik migrasi dari wilayah pedesaan, yang dapat mengubah
struktur penduduk dan memengaruhi tingkat kelahiran dan kematian.
5. Faktor Teknologi: Kemajuan teknologi dalam bidang kesehatan dan
kontrasepsi dapat memengaruhi tingkat kelahiran dan kematian.
Perkembangan teknologi medis dapat meningkatkan harapan hidup dan
mengurangi tingkat kematian bayi.
6. Faktor Konflik dan Perang: Konflik bersenjata dan perang dapat
mengakibatkan migrasi besar-besaran dan tingkat kematian yang tinggi,
yang dapat mengubah tajam pertumbuhan penduduk di wilayah terkena
dampak.
7. Faktor Demografi Struktural: Komposisi usia dan jenis kelamin populasi
juga memengaruhi pertumbuhan penduduk. Populasi yang lebih muda
cenderung memiliki tingkat kelahiran yang lebih tinggi.
8. Faktor Keseimbangan Gender: Ketidakseimbangan gender, terutama jika
ada kekurangan perempuan karena praktik seleksi jenis kelamin yang tidak
seimbang, dapat memengaruhi pola kelahiran dan migrasi.
9. Faktor Kesehatan Reproduksi: Kesehatan reproduksi perempuan, termasuk
akses terhadap layanan kesehatan reproduksi dan pendidikan tentang
kesehatan reproduksi, memainkan peran penting dalam mengontrol jumlah
kelahiran.

xii
10. Faktor Kesadaran Lingkungan: Kesadaran akan isu-isu lingkungan,
termasuk perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, dapat memengaruhi
sikap terhadap pertumbuhan penduduk dan upaya untuk menguranginya.

Penting untuk diingat bahwa faktor-faktor ini seringkali saling terkait dan
kompleks, sehingga memahami pola pertumbuhan penduduk suatu wilayah atau
negara memerlukan analisis holistik. Kebijakan yang efektif untuk mengelola
jumlah penduduk seringkali melibatkan kombinasi pendekatan, termasuk edukasi,
pelayanan kesehatan, kebijakan keluarga berencana, dan upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi serta melindungi lingkungan.

C. FaktorPenyebabDinamikaPenduduk

1) Kelahiran (Natalitas):
Tingkat Kelahiran Total (Total Fertility Rate - TFR): Tingkat kelahiran
rata-rata per wanita selama masa hidupnya. TFR yang tinggi akan
menyebabkan pertumbuhan penduduk yang cepat.
2) Kematian (Mortalitas):
Tingkat Kematian Umum (Crude Death Rate): Jumlah kematian rata-rata
per 1.000 penduduk dalam setahun. Tingkat kematian yang rendah
cenderung mendukung pertumbuhan penduduk yang tinggi.
3) Migrasi (Migrasi Internasional dan Internal):
 Imigrasi: Masuknya penduduk ke wilayah tertentu dari wilayah
lain.
 Emigrasi: Keberangkatan penduduk dari wilayah tertentu ke
wilayah lain.
 Migrasi Netto: Selisih antara imigrasi dan emigrasi. Migrasi netto
positif akan menghasilkan pertumbuhan penduduk, sedangkan
migrasi netto negatif akan menghasilkan penurunan.
 Rumus Pertambahan Penduduk

P= (L-m)+(i-e)

Keterangan:

xiii
P = Jumlah Petambahan Penduduk

L = Jumlah Kelahiran

m = Jumlah Kematian

i = Jumlah Imigrasi

e = Jumlah emigrasi

 Estimasi Jumlah penduduk

Pt = P0 + (B-D) + (Mi – M0)

Keterangan :

Pt P0 : Jumlahpenduduk tahun t

B ( Birth) : Jumlah penduduk pada tahun dasar (0)

D ( Death) : Jumlah kelahiran selama periode 0-t

Mo : Jumlah kematian selama periode 0-t

Mi : Jumlahmigrasi keluar selama periode 0-t Jumlah


migrasi masuk selama periode0-t

4) Faktor Sosial dan Budaya:


 Perubahan Norma-Norma Sosial: Perubahan dalam norma-norma sosial
terkait dengan keluarga berencana dan ukuran keluarga dapat
memengaruhi tingkat kelahiran.
 Perubahan Budaya: Perubahan dalam nilai-nilai budaya terkait dengan
peran keluarga dan status perempuan dapat memengaruhi dinamika
penduduk.
5) Faktor Ekonomi:
 Pertumbuhan Ekonomi: Pertumbuhan ekonomi yang stabil dapat
memengaruhi pertumbuhan penduduk melalui akses yang lebih baik
terhadap pendidikan dan layanan kesehatan.

xiv
 Kemiskinan: Kemiskinan dapat memengaruhi tingkat kelahiran karena
kurangnya akses terhadap kontrasepsi dan pendidikan.
6) Faktor Lingkungan dan Sumber Daya Alam:
 Kapasitas Lingkungan: Kemampuan lingkungan untuk mendukung
populasi manusia dapat memengaruhi dinamika penduduk, terutama di
daerah yang sangat tergantung pada sumber daya alam.
7) Faktor Teknologi: Kemajuan teknologi dalam bidang kesehatan,
kontrasepsi, dan pertanian dapat memengaruhi tingkat kelahiran, kematian,
dan migrasi.
8) Kebijakan Pemerintah: Kebijakan pemerintah terkait keluarga berencana,
imigrasi, emigrasi, dan dukungan sosial juga dapat memengaruhi dinamika
penduduk.
9) Faktor Demografi Struktural: Komposisi usia dan jenis kelamin penduduk
dapat memengaruhi dinamika penduduk. Populasi yang lebih muda
cenderung memiliki tingkat kelahiran yang lebih tinggi.
10) Faktor Perubahan Iklim dan Bencana Alam: Perubahan iklim dan bencana
alam dapat memengaruhi migrasi penduduk, ketahanan pangan, dan
kesehatan penduduk.

Faktor-faktor ini saling terkait dan kompleks, dan pengelolaan dinamika


penduduk sering melibatkan upaya untuk memahami, merencanakan, dan
mengelola faktor-faktor ini untuk mencapai tujuan demografis yang diinginkan,
seperti mengendalikan pertumbuhan penduduk atau meningkatkan kesejahteraan
penduduk. Kebijakan dan tindakan pemerintah, serta pendidikan dan kesadaran
masyarakat, dapat berperan dalam mengelola dinamika penduduk.

Tentu, berikut adalah beberapa faktor tambahan yang dapat memengaruhi


dinamika penduduk:

1. Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat memengaruhi keamanan pangan


dan akses ke air bersih, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi
kesejahteraan dan pertumbuhan penduduk.

xv
2. Perubahan Teknologi Energi: Transisi ke energi bersih dan teknologi
energi yang lebih efisien dapat memengaruhi pertumbuhan industri dan
urbanisasi, yang berdampak pada dinamika penduduk.
3. Perubahan Keamanan: Konflik bersenjata dan ketidakstabilan keamanan
dapat memicu pengungsi dan migrasi internal, yang dapat mengubah
komposisi penduduk di wilayah yang terkena dampak.
4. Perubahan Sosial Ekonomi: Faktor-faktor seperti perubahan tingkat upah,
inflasi, dan ketidaksetaraan ekonomi dapat memengaruhi keputusan
keluarga tentang jumlah anak yang akan mereka miliki.
5. Teknologi Medis dan Kesehatan: Kemajuan dalam teknologi medis dan
perawatan kesehatan dapat meningkatkan harapan hidup dan mengurangi
angka kematian bayi, yang berkontribusi pada pertumbuhan penduduk.
6. Kesenjangan Regional: Ketidaksetaraan pembangunan antar wilayah
dalam suatu negara dapat memengaruhi migrasi penduduk dan distribusi
populasi.
7. Perubahan Sosial Budaya: Perubahan dalam budaya dan nilai-nilai sosial
dapat memengaruhi norma-norma keluarga, termasuk tingkat kelahiran
dan perkawinan.
8. Faktor Lingkungan Lainnya: Faktor-faktor lingkungan lainnya seperti
polusi udara, polusi air, dan degradasi tanah dapat memengaruhi kesehatan
penduduk dan keputusan mereka tentang tempat tinggal.
9. Pendidikan Seksual dan Kesehatan Reproduksi: Pendidikan seksual yang
memadai dan akses ke layanan kesehatan reproduksi dapat memengaruhi
tingkat kelahiran dan kesehatan reproduksi penduduk.
10. Perubahan Politik Luar Negeri: Kebijakan luar negeri, seperti sanksi
ekonomi atau bantuan pembangunan, dapat memengaruhi situasi ekonomi
dan politik suatu negara, yang dapat berdampak pada dinamika penduduk.
11. Krisis Kemanusiaan: Krisis kemanusiaan, seperti bencana alam besar atau
konflik bersenjata, dapat memaksa pengungsi dan memengaruhi komposisi
penduduk di wilayah yang terkena dampak.

Setiap negara atau wilayah memiliki dinamika penduduk yang unik, yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang telah disebutkan di atas. Pemahaman

xvi
mendalam tentang faktor-faktor ini adalah penting bagi perencanaan
pembangunan dan kebijakan populasi yang efekti

D. Nilaipertumbuhanpenduduk

Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP)


adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi
meningkat.NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu
unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam populasi
ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus:

Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk


adalah rasio, bukan nilai.Perubahan populasi pada periode waktu unit
dihitung sebagai persentase populasi ketika dimulainya periode. Yang
merupakan:
Ketika pertumbuhan penduduk dapat melewati kapasitas muat suatu
wilayah atau lingkungan hasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk.
Gangguan dalam populasi manusia dapat menyebabkan masalah
seperti polusi dan kemacetan lalu lintas, meskipun dapat ditutupi perubahan
teknologi dan ekonomi. Wilayah tersebut dapat dianggap “kurang penduduk”
bila populasi tidak cukup besar untuk mengelola sebuah sistem
ekonomi (lihat penurunan penduduk).
Nilai pertumbuhan penduduk adalah perubahan dalam jumlah penduduk
suatu wilayah atau negara dalam periode waktu tertentu. Ini diukur sebagai
persentase perubahan dari jumlah penduduk awal dalam suatu periode waktu
tertentu. Rumus umum untuk menghitung nilai pertumbuhan penduduk
adalah sebagai berikut:

Nilai Pertumbuhan Penduduk=(Jumlah Penduduk AwalJumlah Penduduk A


khir−Jumlah Penduduk Awal)×100%

Dalam rumus ini:

xvii
"Jumlah Penduduk Awal" adalah jumlah penduduk di awal periode waktu
yang diukur.
"Jumlah Penduduk Akhir" adalah jumlah penduduk di akhir periode waktu
yang diukur.
Hasil perhitungan tersebut akan memberikan persentase perubahan dalam
jumlah penduduk selama periode waktu tersebut.

Contoh:
Jika suatu negara memiliki jumlah penduduk pada awal tahun sebanyak
100.000 jiwa dan jumlah penduduk pada akhir tahun sebanyak 110.000 jiwa,
maka nilai pertumbuhan penduduknya adalah:
Nilai Pertumbuhan Penduduk=(100,000110,000−100,000
)×100%=10%

Ini berarti bahwa penduduk negara tersebut mengalami pertumbuhan


sebesar 10% dalam satu tahun.

Penting untuk diingat bahwa nilai pertumbuhan penduduk dapat menjadi


positif (ketika jumlah kelahiran lebih tinggi dari jumlah kematian) atau
negatif (ketika jumlah kematian lebih tinggi dari jumlah kelahiran). Faktor
migrasi juga dapat memengaruhi nilai pertumbuhan penduduk. Nilai
pertumbuhan penduduk adalah indikator penting dalam studi demografi dan
perencanaan pembangunan, karena dapat memengaruhi sejumlah aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungan.

nilai pertumbuhan penduduk:

1. Positif vs. Negatif: Nilai pertumbuhan penduduk positif terjadi ketika


jumlah kelahiran lebih tinggi daripada jumlah kematian selama periode
waktu tertentu, sehingga populasi meningkat. Sebaliknya, nilai
pertumbuhan penduduk negatif terjadi ketika jumlah kematian
melebihi jumlah kelahiran, mengakibatkan penurunan populasi.

xviii
2. Penyebab Nilai Pertumbuhan Penduduk Positif:

 Tingkat kelahiran yang tinggi.


 Tingkat kematian yang rendah.
 Migrasi netto positif (imigrasi lebih tinggi dari emigrasi).
3. Penyebab Nilai Pertumbuhan Penduduk Negatif:
 Tingkat kelahiran yang rendah.
 Tingkat kematian yang tinggi.
 Migrasi netto negatif (emigrasi lebih tinggi dari imigrasi).
4. Keterkaitan dengan Pembangunan Ekonomi: Nilai pertumbuhan
penduduk dapat memiliki dampak signifikan pada perkembangan
ekonomi suatu negara. Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat
menimbulkan tekanan pada sumber daya ekonomi, seperti pekerjaan,
pendidikan, dan layanan kesehatan.
5. Perencanaan dan Kebijakan Penduduk: Nilai pertumbuhan penduduk
adalah pertimbangan penting dalam perencanaan dan kebijakan
penduduk suatu negara. Kebijakan keluarga berencana dan program
kesehatan reproduksi sering digunakan untuk mengendalikan tingkat
kelahiran dan mencapai pertumbuhan penduduk yang berkelanjutan.
6. Dampak pada Distribusi Usia: Nilai pertumbuhan penduduk juga
memengaruhi distribusi usia populasi. Pertumbuhan penduduk yang
cepat dapat menghasilkan populasi yang lebih muda, sementara
pertumbuhan yang lambat dapat menghasilkan populasi yang lebih tua.
7. Dampak Lingkungan: Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat
memiliki dampak signifikan pada lingkungan, termasuk tekanan pada
sumber daya alam, degradasi lahan, dan masalah lingkungan lainnya.
8. Proyeksi Penduduk: Nilai pertumbuhan penduduk digunakan dalam
proyeksi penduduk untuk meramalkan jumlah penduduk di masa
mendatang. Proyeksi ini membantu pemerintah dan organisasi dalam
perencanaan dan kebijakan jangka panjang.
9. Kaitan dengan Pembangunan Berkelanjutan: Nilai pertumbuhan
penduduk merupakan salah satu aspek dari pembangunan

xix
berkelanjutan. Upaya untuk mencapai pertumbuhan penduduk yang
seimbang dengan sumber daya yang tersedia merupakan komponen
penting dalam upaya mencapai pembangunan berkelanjutan.

Penting untuk terus memantau nilai pertumbuhan penduduk dan


memahami faktor-faktor yang memengaruhinya. Hal ini membantu dalam
perencanaan pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang
berkelanjutan serta dalam mengatasi tantangan yang mungkin timbul akibat
perubahan dalam dinamika penduduk.
berikut adalah beberapa poin tambahan terkait dengan nilai pertumbuhan
penduduk:
1. Sumber Data: Data demografis, seperti jumlah penduduk awal dan akhir
periode waktu tertentu, biasanya diperoleh dari sensus penduduk, survei,
dan registrasi penduduk. Kualitas data ini sangat penting untuk
menghitung nilai pertumbuhan penduduk yang akurat.
2. Tingkat Pertumbuhan Alami vs. Pertumbuhan Total: Pertumbuhan
penduduk dapat dibagi menjadi pertumbuhan alami (natural growth) dan
pertumbuhan total. Pertumbuhan alami mengacu pada perbedaan antara
tingkat kelahiran dan kematian, sedangkan pertumbuhan total juga
mencakup perubahan akibat migrasi. Tingkat pertumbuhan alami sering
disebut tingkat pertumbuhan dasar (crude growth rate).
3. Masa Depan yang Berkelanjutan: Nilai pertumbuhan penduduk yang
berkelanjutan adalah salah satu tantangan utama dalam pembangunan
berkelanjutan. Negara-negara dan organisasi internasional sering berupaya
mengendalikan pertumbuhan penduduk agar sesuai dengan daya dukung
lingkungan dan sumber daya alam.
4. Efek Demografi: Perubahan dalam tingkat pertumbuhan penduduk dapat
memiliki dampak ekonomi, sosial, dan politik jangka panjang. Misalnya,
pertumbuhan penduduk yang cepat dapat memberikan bonus demografi
(demographic dividend) jika sebagian besar populasi berusia produktif dan
dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

xx
5. Kebijakan Populasi: Sejumlah negara memiliki kebijakan populasi yang
bertujuan untuk mengatur tingkat kelahiran, seperti program perencanaan
keluarga atau kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang kelahiran
yang bertanggung jawab.
6. Pertumbuhan Penduduk Global: Tingkat pertumbuhan penduduk berbeda-
beda di seluruh dunia. Beberapa negara menghadapi masalah pertumbuhan
yang cepat, sementara negara lain menghadapi penurunan penduduk atau
pertumbuhan yang lambat.
7. Pertumbuhan Penduduk dan Urbanisasi: Pertumbuhan penduduk seringkali
terkait dengan urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari pedesaan ke
perkotaan. Ini dapat menciptakan tekanan besar pada infrastruktur
perkotaan dan layanan publik.
8. Pertumbuhan Penduduk dan Ketimpangan: Pertumbuhan penduduk yang
tidak merata dapat mengakibatkan ketimpangan regional, dengan beberapa
wilayah yang mengalami pertumbuhan yang sangat cepat sementara
wilayah lain mengalami penurunan.

Pemahaman yang baik tentang nilai pertumbuhan penduduk dan faktor-


faktor yang mempengaruhinya merupakan komponen penting dalam
perencanaan kebijakan dan pembangunan berkelanjutan. Dengan
mempertimbangkan berbagai faktor ini, pemerintah dan organisasi dapat
merancang langkah-langkah yang sesuai untuk mengelola pertumbuhan
penduduk dan memenuhi kebutuhan penduduk secara berkelanjutan.

xxi
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk dalam


suatu wilayah dengan faktor-faktor pengubahnya (mortalitas, natalitas,
migrasi dan distribusi).

Teori-teori tentang kependudukan terbagi atas : Teori penduduk


kuno, teori penduduk modern, teori Malthus, teori kependudukan
kontemporer, dan teori transisi kependudukan.
Teori Malthus (Thomas Robert Malthus) seorang ulama Inggris
yang lahir tahun 1766 dan meninggal tahun 1844.Menurut pendapat
Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan
dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia
yaitu dengan jalan : Preventive checks dan positive checks.
Terdapat 2 aliran yaitu : Aliran Marxist (Karl Marx dan Fried
Engels) Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi
penduduk akan kekurangan makanan). Dan Aliran Neo-Malthusian
(Garreth Hardin & Paul Ehrlich) kelompok ini menyokong aliran Malthus,
akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini sangat menganjurkan untuk
mengurangi jumlah penduduk dengan menggunakan cara-cara “Preventif
Check” yaitu menggunakan alat kontrasepsi.
Teori kependudukan kontemporer terbagi atas Teori Fisiologi dan
sosial ekonomidanteoriteknologi.
B. Saran
Hakikat dari manusia itu sendiri yang penuh dengan
ketidaksempurnaan. Begitu juga dengan makalah ini, saya dari Fakultas
kesehatan masyarakat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan karena ini adalah sebuah usaha yang manusiawi.
Maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
penyempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.

xxii
DAFTAR PUSTAKA

Firman Lubis, 1982, Masalah Kependudukan dan Kesehatan Masyarakat , Bagian


IKM/IKP FK. UI
http://www.apapunituzar.com/2013/06/teori-teori-kependudukan.html
Paul Ehrlich, 1981, Ledakan Kependudukan, Gramedia, Jakarta
Rozy Munir, 1983, Teori-teori Kependudukan, Bina Aksara, Jakarta
Ruslan Prawiro, 1983, Kependudukan Teori Fakta dan Masalah, Alumni,
Bandung

xxiii

Anda mungkin juga menyukai