Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MATA KULIAH GEOGRAFI PENDUDUK

Tentang :

“ DISTRIBUSI PENDUDUK DIINDONESIA”

DOSEN PENGAMPU

Dr. Paus Iskarni

Seksi : 202121360040/Selasa,16.20-18.00

DISUSUN OLEH

Bella Febriani

20136009

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “
Distribusi Penduduk ”. Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan sebaik mungkin.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata saya
berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Padang, 20 Mei 2022

Bella Febriani
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....………………………………………………………………................2

DAFTAR ISI …………....………………………………………………………………...............3

BAB I PENDAHULUAN …………....……………………………………………….…............. 4

A. Latar Belakang ……………..………………....…….........................................................4


B. Rumusan Masalah ………………........………………..................................................... 4
C. Tujuan ……………………....……...…………..................................................….…......5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................6

A. Definisi atau pengertian persebaran penduduk...................................................................6

B. Teori-teori kependudukan...................................................................................................7

C. Persebaran penduduk di Indonesia.....................................................................................9

D. Faktor penyebab persebaran penduduk.............................................................................10

E. Upaya mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata..............................................12

BAB III PENUTUP......................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................15


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Jumlah penduduk di suatu wilayah tidaklah tetap , namun akan selalu berubah (bertambah
atau berkurang) sering dengan perjalanan waktu. Pertambahan penduduk terjadi karena angka
kelahiran dan angka kematian tidak seimbang , dimana angka kelahiran lebih besar dari angka
kematian. Pertambahan penduduk juga dipengaruhi selisih angka penduduk yang masuk dan
keluar suatu wilayah . Pertambahan penduduk suatu wilayah berupa angka-angka yang kongkrit
dalam pertamahan setiap tahunnya, sedangkan pertumbuhan penduduk berupa besaran
prosentasenya saja. Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di
suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Kepadatan
penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung kehidupan
penduduknya.

Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama. Daya dukung
lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau lain, sehingga setiap
satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan,
misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra. Kemampuan suatu wilayah dalam
mendukung kehidupan itu ada batasnya. Apabila kemampuan wilayah dalam mendukung
lingkungan terlampau, dapat berakibat pada terjadinya tekanan=tekanan penduduk. Jadi,
meskipun di Jawa daya dukung lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas
kemampuan wilayah ter sebut dalam mendukung kehidupan.

2. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi atau pengertian persebaran penduduk ?
2. Apa Teori-teori kependudukan ?
3. Bagaimana Persebaran penduduk di Indonesia ?
4. Apa Faktor penyebab persebaran penduduk ?
5. Apa Upaya mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata ?
3. Tujuan
1. Mengetahui definisi atau pengertian persebaran penduduk
2. Memahami tentang teori-teori kependudukan
3. Mempelajari mengenai persebaran penduduk di Indonesia 
4. Mengerti tentang faktor penyebab persebaran penduduk
5. Memahami upaya untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata.
BAB II

PEMBAHASAN

Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua: Orang yang
tinggal di daerah tersebut, dan Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.
Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ.Misalkan
bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Dalam sosiologi, penduduk adalah
kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.

A. Definisi Persebaran Penduduk

Persebaran penduduk secara umum adalah Persebaran atau distribusi penduduk adalah
bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau Negara. Persebaran penduduk dapat dibagi
menjadi dua: (1.) Persebaran penduduk berdasarkan geografis, adalah karakteristik penduduk
menurut batas-batas alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya.(2.) Persebaran penduduk
berdasarkan administrasi pemerintahan, adalah karakteristik penduduk menurut batas-batas
wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara, misalnya jumlah penduduk di desa A
atau di kecamatan B.

B. Teori-Teori Kependudukan
1. Teori Malthus (Thomas Robert Malthus).

Orang yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas


Robert Malthus yang hidup pada tahun 1776 – 1824. Kemudian timbul bermacam-macam
pandangan sebagai perbaikan teori Malthus. Dalam edisi pertamanya Essay on Population tahun
1798 Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu (a.) Bahan makanan adalah penting
untuk kehidupan manusia. (b.) Nafsu manusia tak dapat ditahan.

Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan
makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan
kebutuhan hidup.Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung
untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat
secara arismatik (deret hitung). Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang
dapat mengurangi kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan
manusia yaitu dengan jalan :

a. Preventive checks Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang
lazimnya dinamakan moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain : (1.) Penundaan
masa perkawinan. (2) Mengendalikan hawa nafsu. (3.)Pantangan kawin
b. Positive checks Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian,
termasuk di dalamnya antara lain : bencana alam, wabah penyakit, kejahatan,
peperangan.

2. Aliran Marxist (Karl Marx dan Fried Engels)

Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan
kekurangan makanan). Karl Marx dan Friedrich Engels (1834) adalah generasi sesudah Maltus.
Paham Marxist umumnya tidak setuju dengan pandangan Maltus, karena menurutnya paham
Maltus bertentangan dengan nurani manusia. Dasar Pegangan Marxist adalah beranjak dari
pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman. Beda pandangan Marxist dan Maltus adalah pada “Natural Resource”
tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk.Menurut Marxist
tekanan penduduk di suatu negara bukanlah tekanan penduduk Pendapat Aliran Marxist

a. Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi kesempatan kerja.


b. Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi karena kaum
kapitalis mengambil sebagian hak para buruh
c. Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi produktifitasnya, jika teknologi
tidak menggantikan tenaga manusia sehingga tidak perlu menekan jumlah kelahirannya, ini
berarti ia menolak teori Malthus tentang moral restraint untuk menekan angka kelahiran.

3. Aliran Neo-Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich)

Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. kelompok ini menyokong
aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini sangat menganjurkan untuk
mengurangi jumlah penduduk dengan menggunakan cara-cara “Preventif Check” yaitu
menggunakan alat kontrasepsi.Tahun 1960an dan 1970an foto-foto telah diambil dari ruang
angkasa dengan menunjukkan bumi terlihat seperti sebuah kapal yang berlaya dengan persediaan
bahan bakar dan bahan makanan yang terbatas. Pada suatu saat kapal ini akan kehabisan bahan
bakar dan bahan makanan tersebut sehingga akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut.
Tahun 1871 Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan kemudian direvisi menjadi “The
Population Explotion” yg berisi: (a.)Sudah terlalu banyak manusia di bumi ini.(b.) Keadaan
bahan makanan sangat terbatas.(c.) Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat.

Analisis ini dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku “The Limit to Growth” ia
menarik hubungan antara variabel lingkungan (penduduk, produksi pertanian, produksi industri,
sumber daya alam) dan polusi. Tapi walaupun begitu, melapetaka tidak dapat dihindari, hanya
manusia cuma menunggunya, dan membatasi pertumbuhannya sambil mengelola alam dengan
baik.

4. Teori Kependudukan Kontemporer

a.    Teori Fisiologi dan sosial ekonomi

John Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi berkebangsaan Inggris dapat
menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan
bahan makanan sebagai suatu aksioma. Namun demikian dia berpendapat bahwa pada situasi
tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya. Selanjutnya ia mengatakan
apabila produktivitas seorang tinggi ia cenderung ingin memiliki keluarga kecil. Dengan
meningkatnya pendidikan penduduk maka secara rasional maka mereka mempertimbangkan
perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan karier dan usaha yang ada. Di sampan itu
Mill berpendapat bahwa umumnya perempuan tidak menghendaki anak yang banya, dan apabila
kehendak mereka diperhatikan maka tingkat kelahiran akan rendah.

5. Teori Transisi Kependudukan

Tahap Peralihan keadaan demografis:

a. Tingkat kelahiran dan kematian tinggi. Penduduk tetap/naik sedikit. anggaran kesehatan
meningkat. Penemuan obat obatan semakin maju. Angka kelahiran tetap tinggi
b. Angka kematian menurun,tingkat kelahiran masih tinggi, pertumbuhan penduduk
meningkat. Adanya Urbanisasi., usia kawin meningkat. ,Pelayanan KB > Luas.,
pendidikan meningkat.
c.  Angka kematian terus menurun, angka kelahiran menurun - laju pertumbuhan penduduk
menurun.
d.  Kelahiran dan kematian pada tingkat rendah pertumbuhan penduduk kembali seperti
kategori I - mendekati nol. Keempat kategori ini akan didialami oleh negara yang sedang
melaksanakan pembangunan ekonomi.

C. Persebaran Penduduk di Indonesia

Persebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau kepadatan penduduk
Indonesia yang tidak merata. Sekitar 60% penduduknya tinggal di Pulau Jawa yang hanya
memiliki luas ± 6,9% dari luas wilayah daratan Indonesia. Secara umum, tingkat kepadatan
penduduk atau population density dapat diartikan sebagai perbandingan banyaknya jumlah
penduduk dengan luas daerah atau wilayah yang ditempati berdasarkan satuan luas tertentu.
Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam, berikut ini :

1) Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian. Kepadatan penduduk berdasarkan


lahan pertanian dapat dibedakan atas kepadatan penduduk agraris dan kepadatan
penduduk fisiologis. Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah
penduduk yang bekerja di sektor pertanian dengan luas lahan pertanian.Kepadatan
penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk total (baik yang
bermata pencaharian sebagai petani ataupun tidak) dengan luas lahan pertanian.
2) Kepadatan Penduduk Umum (Aritmatik) Kepadatan aritmatik merupakan perbandingan
antara jumlah penduduk total (tanpa memandang mata pencaharian) dengan luas wilayah
(baik lahan pertanian ataupun tidak). Untuk perhitungan kependudukan di Indonesia, kita
menggunakan perhitungan kepadatan penduduk umum (aritmatik).
3) Kepadatan Penduduk Ekonomi Kepadatan penduduk ekonomi adalah besarnya jumlah
penduduk pada suatu wilayah didasarkan atas kemampuan wilayah yang bersangkutan.

Kepadatan penduduk di tiaptiap wilayah Indonesia tidaklah sama, hal ini tentu saja
menimbulkan permasalahan kependudukan. Permasalahan ini terkait dengan penyediaan sarana
dan prasarana sosial, kesempatan kerja, stabilitas keamanan, serta pemerataan pembangunan.
Informasi kepadatan penduduk tiap daerah perlu diketahui untuk mengetahui ada tidaknya gejala
kelebihan penduduk (overpopulation), untuk mengetahui pusat-pusat aglomerasi penduduk, serta
untuk mengetahui penyebaran dan pusat-pusat kegiatan ekonomi maupun budaya. Informasi-
informasi tersebut pada akhirnya akan digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan di
tiap-tiap daerah.

Akibat dari tidak meratanya penduduk yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin
sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan
di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia.
Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan
demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan
bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.

Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa, antara lain karena
pulau Jawa: (a.) Sebagai pusat pemerintahan.(b.)Sebagian besar tanahnya merupakan tanah
vulkanis yang subur.(c.)Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak
tersedia lapangan kerja.(d.)Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.(d.) Memiliki sarana
komunikasi yang baik dan lancar.

D.  Faktor Penyebab Persebaran Penduduk

Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu


wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Kepadatan penduduk
adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-ratap penduduk pada setiap Km2 pada suatu
wilayah negara. Faktor-faktor yang memppengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-
tiap daerah atau negara sebagai berikut: (1.) Faktor Fisiografis (2.) Faktor Biologi (3.) Faktor
Kebudayaan dan Teknologi.

Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

 Kepadatan penduduk aritmatik sangat mudah dalam perhitungannya. Data kepadatan


penduduk aritmatik sangat bermanfaat. Contohnya adalah dengandiketahui tingkat
kepadatan penduduk di suatu wilayah, maka dapat digunakanuntuk perencanaan
penyediaan fasilitas sosial. Jika pada suatu daerah memilikikepadatan penduduk aritmatik
yang rendah, maka penyediaan fasilitas kesehatan,seperti puskesmas dapat digabung
dengan daerah yang berdekatan.
 Kepadatan penduduk Indonesia antara pulau yang satu dan pulau yang lain
tidakseimbang. Selain itu, kepadatan penduduk antara provinsi yang satu denganprovinsi
yang lain juga tidak seimbang. Hal ini disebabkan karena persebaranpenduduk tidak
merata. Sebagian besar penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa dan Madura.
Padahal, luas wilayah pulau Jawa dan Madura hanya sebagiankecil dari luas wilayah
negara Indonesia.

Kegunaan mengetahui kepadatan penduduk suatu wilayah adalah :

 Untuk mengetahui persebaran penduduk suatau wilayah


 Untuk mengetahui telah terjadi peledakan penduduk disuatu wilayah atau belum yang
bersifat menonitor.
 Untuk mengetahui penyebab perbedaan kepadatan penduduk dengan daerah lain
disekitarnya.
 Untuk mengetahui pusat-pusat kebudayaan , dimana budaya timbul pada penduduk yang
padat dan penduduk makin padat budaya makin tinggi .

Persebaran yang tidak merata berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Daerah-daerah


yang padat penduduknya terjadi exploitasi sumber alam secara berlebihan sehingga terganggulah
keseimbangan alam. Sebagai contoh adalah hutan yang terus menyusut karena ditebang untuk
dijadikan lahan pertanian maupun pemukiman. Dampak buruk dari berkurangnya luas hutan
adalah: terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang, terjadi kekeringan, tanah
sekitar hutan menjadi tandus karena erosi. Daya dukung lingkungan dari berbagaidaerah di
Indonesia tidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggidibandingkan dengan
pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawadapat mendukung kehidupan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya diKalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra.
Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya. Apabilakemampuan
wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau, dapat berakibatpada terjadinya tekanan-
tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa daya dukunglingkungannya tinggi, namun juga perlu
diingat batas kemampuan wilayah ter sebutdalam mendukung kehidupan.

 Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat
dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
  Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya
tidak disenangi sebagai tempat tinggal
 Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat
tinggal di daerah datar
  Sumber air dan Perhubangan atau transportasi

E.  Upaya mengatasi Persebaran peduduk yang tidak merata

Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan.


Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu
ke waktu. Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota
yang luas wilayahnya terbatas.  Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta,
Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap
lingkungan hidup seperti:

 Munculnya permukiman liar.


 Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh
masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.
 Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.
 Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran dan lain-lain.

Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan
penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.

Upaya-upaya tersebut adalah:

a. Pemerataan pembangunan.
b. Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah
pedesaan.
c. Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.

Selain di Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan Kalimantan.
Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,92%
dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia, tetapi
jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia. Untuk mengatasi persebaran
penduduk yang tidak merata dilaksanakan program transmigarasi.

Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu (a.)Meratakan persebaran penduduk di Indonesia. (b.)


Peningkatan taraf hidup transmigran.(c.) Pengolahan sumber daya alam.(d.) Pemerataan
pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.(e.)Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
(f.)  Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.(g.)Meningkatkan pertahanan dan kemananan
wilayah Indonesia.

Untuk mengatasi kepadatan penduduk, pemerintah menggalakkan program transmigrasi.


Adapun jenis-jenis transmigrasi yang ada adalah :

 Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung pemerintah ditujukan


untuk penduduk yang memenuhi syarat.
 Transmigrasi spontan/swakarsa, yaitu transmigrasi yang seluruh pembiayaannya
ditanggung sendiri. Pemerintah hanya menyediakan lahan pertanian dan rumah.
 Transmigrasi lokal, yaitu transmigrasi yang dilakukan dalam satu wilayah provinsi.
 Transmigrasi khusus/sektoral, yaitu transmigrasi yang dilakukan karena penduduk
terkena bencana alam.
 Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa
berikut pejabat-pejabat pemerintahan desa.

Untuk mengatur kelahiran penduduk, pemerintah menggalakkan program Keluarga


Berencana dalam rangka mencapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Program KB juga mengarah pada catur warga, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua
orang anak. Ternyata program KB di Indonesia berhasil sangat baik dan bahkan dijadikan contoh
oleh banyak negara untuk mengatasi masalah kependudukan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Persebaran penduduk secara umum adalah Persebaran atau distribusi penduduk adalah
bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau Negara. Persebaran penduduk dapat dibagi
menjadi dua yaitu Persebaran penduduk berdasarkan geografis dan Persebaran penduduk
berdasarkan administrasi pemerintahan. Akibat dari tidak meratanya penduduk yaitu luas lahan
pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan
industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena
kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa
ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam
melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.Untuk
mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program transmigarasi. Tujuan
pelaksanaan transmigrasi yaitu Meratakan persebaran penduduk di Indonesia, Peningkatan taraf
hidup transmigran, Pengolahan sumber daya alam, Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah
Indonesia, Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran, Meningkatkan persatuan dan kesatuan
bangsa, Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.gemari.or.id/file/gemari71hal28.PDF

http://rikobassist.blogspot.com/2009/11/pertumbuhan-penduduk-dan-tingkat.html

http://veyliquid.blogspot.com/2009/11/pertumbuhan-penduduk-dan-penyakit-yang.html

http://veyliquid.blogspot.com/2009/11/pertumbuhan-penduduk-dan-kelaparan.html

Anda mungkin juga menyukai