Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN ANALISIS DATA FERTILITAS, MORTALITAS, DAN

MIGRASI DI KABUPATEN GARUT.

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengantar Demografi

Dosen Pengampu: Ridwan Setiawan, S.Kp., M.Kes

Disusun Oleh:

Fatimah Azzahra ZN (P17336120420)


Francisca Layla Azzahra (P17336120421)
Intan Alya (P17336120422)
Jaissy Muhammad A (P17336120423)
Larenthya (P17336120424)
Luthfi Friandiny (P17336120425)

D-IV PROMOSI KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
Jl. Westhoff No. 31 Pasir Kaliki Kec. Cicendo Kota Bandung
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan
praktikum ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan laporan praktikum untuk memenuhi tugas Pengantar
Demografi yang dibimbing oleh bapak Ridwan Setiawan, S.Kp., M.Kes

Kami tentu menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan praktikum ini,
supaya Laporan praktikum ini nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan praktikum ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu
dalam penyusunan makalah ini. Demikian, semoga laporan praktikum ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Senin, 3 Maret 2021

Kelompok 9 Pengantar Demografi

ii
DAFTAR ISI

LAPORAN ANALISIS DATA FERTILITAS, MORTALITAS, DAN MIGRASI DI


KABUATEN GARUT. ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................3
BAB I ................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang ...............................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan ...........................................................................................4
BAB II ...............................................................................................................................5
2.1. Teori Kependudukan dan Perkembangannya ........................................5
2.2. Analisa Data Kependudukan di Kabupaten Garut .................................7
BAB III ............................................................................................................................11
3.1. Simpulan ........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kabupaten Garut merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat.


Kabupaten Garut memiliki luas wilayah sekitar 3.065,19 Km2. Secara geografis
terletak diantara 60 57’34”–70 44’57” Lintang Selatan dan 107024’3”–108024’34”
Bujur Timur. Corak alam di daerah sebelah Selatan ini diwarnai oleh iklim Samudra
Indonesia dengan segenap potensi alam dan keindahan pantainya. Kabupaten
Garut dengan iklim tropis, curah hujan yang cukup tinggi, hari hujan yang banyak
dan lahan yang subur serta ditunjang dengan banyaknya aliran sungai baik yang
bermuara ke pantai selatan maupun ke pantai utara Jawa. Hal ini menyebabkan
sebagian besar dari luas wilayahnya dipergunakan untuk lahan pertanian.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah


penduduk di Kabupaten Garut. sampai dengan tahun 2012 berjumlah 2.485.732
jiwa, yang terdiri dari 1.257.451 jiwa penduduk laki-laki dan 1.228.281 jiwa
penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut berbeda-beda
untuk setiap kecamatan. Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Garut pada
tahun 2012 berkisar 811 jiwa/Km2. Kecamatan Tarogong Kidul memiliki kepadatan
5.925 jiwa/Km2 jiwa/km2 dan merupakan kecamatan dengan kepadatan tertinggi
di Kabupaten Garut Sedangkan Kecamatan Pamulihan memiliki kepadatan
penduduk 135 jiwa/Km2 jiwa/km2 dan merupakan kecamatan dengan kepadatan
terendah

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan teori kependudukan?


2. Bagaimana data fertilitas, mortalitas, dan migrasi di Kabupaten Garut?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan teori kependudukan


2. Untuk mengetahui data fertilitas, mortalitas, dan migrasi di Kabupaten Garut

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Teori Kependudukan dan Perkembangannya
1. Aliran Malthusian
Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Maltus, seorang pendeta
Inggris, hidup pada tahun 1766 hingga tahun 1834. Pada permulaan tahun
1798 lewat karangannya yang berjudul: “Essai on Principle of Populations
as it Affect the Future Improvement of Society, with Remarks on the
Specculations of Mr. Godwin, M.Condorcet, and Other Writers”,
menyatakan bahwa penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang)
apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan
memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini.
Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan
penduduk dan manusia antara lain Preventive checks (penundaan
perkawinan, mengendalikan hawa nafsu dan pantangan kawin), Possitive
checks (bencana alam, wabah penyakit, kejahatan dan peperangan)

2. Aliran Neo-Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich)


Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. kelompok
ini menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini
sangat menganjurkan untuk mengurangi jumlah penduduk dengan
menggunakan caracara “Preventif Check” yaitu menggunakan alat
kontrasepsi.
Tahun 1871 Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan
kemudian direvisi menjadi “The Population Explotion” yang berisi :
a) Sudah terlalu banyak manusia di bumi ini
b) Keadaan bahan makanan sangat terbatas
c) Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat.

3. Aliran Aliran Marxist (Karl & F. Angel)


Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi
penduduk akan kekurangan makanan). Menurut Marxist tekanan
penduduk di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan
makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara

5
kapitalis). Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah
manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak
perlu diadakan pembatasan penduduk.
Selanjutnya Marx berkata, kaum kapitalis membeli mesin – mesin
untuk menggantikan pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan oleh buruh.
Jadi penduduk yang melarat bukan disebabkan oleh kekurangan bahan
pangan, tetapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian dari pendapatan
mereka. Jadi menurut Marx dan Engels sistem kapitalisasi yang
menyebabkan kemelaratan tersebut. Untuk mengatasi hal – hal tersebut
maka struktur masyarakat harus diubah dari sistem kapitalis ke sistem
sosialis.
Analisis ini dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku “The Limit
to Growth” ia menarik hubungan antara variabel lingkungan (penduduk,
produksi pertanian, produksi industri, sumber daya alam) dan polusi. Tapi
walaupun begitu, melapetaka tidak dapat dihindari, hanya manusia cuma
menunggunya, dan membatasi pertumbuhannya sambil mengelola alam
dengan baik

4. Teori John Stuart Mill


John Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi
berkebangsaan Inggris dapat menerima pendapat Malthus mengenai laju
pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan bahan makanan
sebagai suatu aksioma. Namun demikian dia berpendapat bahwa pada
situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya.
Selanjutnya ia mengatakan apabila produktivitas seorang tinggi ia
cenderung ingin memiliki keluarga kecil. Dalam situasi seperti ini fertilitas
akan rendah. Jadi taraf hidup (standard of living) merupakan determinan
fertilitas. Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihindarkan (seperti
dikatakn Malthus) atau kemiskinan itu disebabkan karena sistem kapitalis
(seperti pendapat Marx) dengan mengatakan, kalau suatu waktu di suatu
wilayah terjadi kekurangan bahan makanan, maka keadaan ini hanyalah
bersifat sementara saja.
Pemecahannya ada dua kemungkinan yaitu : mengimpor bahan
makanan, atau memindahkan sebagian penduduk wilayah tersebut ke

6
wilayah lain. Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran
ditentukan oleh manusia itu sendiri, maka Mill menyarankan untuk
meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu. Dengan meningkatnya
pendidikan penduduk maka secara rasional maka mereka
mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan
karier dan usaha yang ada. Di samping itu Mill berpendapat bahwa
pentingnya distribusi kekayaan para konglomerat eropa.

2.2. Analisa Data Kependudukan di Kabupaten Garut

1. Fertilitas (Laju Pertumbuhan Penduduk)


Fertilitas atau kelahiran hidup (live birth) adalah terlepasnya bayi
dari Rahim perempuan dengan adanya tanda-tanda kehidupan seperti
bernafas, denyut jantung dan berteriak atau menangis. Jika saat lahir tidak
muncul tanda-tanda tersebut maka disebut lahir mati (still birth). Tinggi
rendahnya tingkat fertilitas penduduk dipengaruhi oleh dua factor yaitu
faktor demografi dan non demografi. Faktor demografi seperti struktur
umur, struktur perkawinan, dan usia kawin pertama. Sedangkan faktor non
demografi seperti ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, urbanisasi dan
industrialisasi (Mantra, 2013).
Angka kelahiran menurut kelompok umur adalah banyaknya
kelahiran per 1.000 wanita dari golongan umur tertentu. Dan angka
kelahiran total adalah banyaknya anak yang diperkirakan/dilahirkan oleh
wanita selama masa reproduksi dengan anggapan bahwa perilaku
kelahirannya mengikuti pola kelahiran tertentu.

Daerah 2017 2018 2019


Garut 49.241 44.779 22.801

Laju Pertumbuhan Penduduk di Garut dalam persentase

Daerah 2017 2018 2019


Garut 0.75 0.68 0.61

7
Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil)
Kabupaten Garut menunjukkan jumlah kelahiran (bayi lahir) di Kabupaten
Garut pada 2017 mencapai sebanyak 49.241 jiwa terdiri atas 25.458 laki-
laki, dan 23.783 perempuan. Pada 2018, jumlah kelahiran menurun
menjadi sebanyak 44.779 jiwa terdiri 23.171 laki-laki, dan 21.608
perempuan.
Penurunan jumlah kelahiran penduduk Garut pada 2019 juga
diperkirakan terjadi. Jumlah kelahiran penduduk Garut dalam rentang
Januari-September 2019 tercatat sebanyak 22.801 jiwa terdiri 11.850 laki-
laki, dan 10.951 perempuan.
Dari ketiiga data tersebut diketahui, jumlah bayi lahir di Garut dalam
tiga tahun terakhir didominasi laki-laki.

Tabel Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Garut


(Per Periode Sensus Penduduk)

Tahun LPP
1980-1990 1,66
1990-2000 1,66
2000-2005 1,57
2005-2008 1,53
2009-2010 1,56
2011-2012 1,65
2012-2013 1,60*
*) Estimasi

2. Mortalitas
Menurut Budi Utomo,1985 (dalam Mantra, 2013) kematian adalah
hilangnya seluruh tanda-tanda kehidupan secara permanen yang terjadi
sewaktu-waktu setelah terjadinya kelahiran hidup. Dengan begitu dapat
diartikan bahwa adanya proses kematian selalu didahului oleh proses
kelahiran hidup. Sehingga tidak ada kematian jika sebelum proses
kehidupan.
Jumlah penduduk Garut meninggal dunia justeru cenderung
meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Kepala Bidang Pelayanan
Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
(Disdukcapil) Garut Asep Mulyadin didampingi Kepala Seksi Pengolahan

8
dan Penyajian Data Kependudukan M. Refqi Fauzi Al Ahsani, jumlah
kematian penduduk Garut pada 2017 terkesan mencolok dibandingkan
jumlah kematian pada 2018, dan 2019.

Banyaknya Kematian yang Dilaporkan di Kabupaten Garut, 2014-2016

2014 2015 2016


Laki- Laki- Laki-
Perempuan Perempuan Perempuan
laki laki laki

1.034 385 1.888 628 2.128 630

3. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah
lainya yang bersifat menetap atau sementara. Menurut Viji (2013), ada dua
faktor tertinggi yang menyebabkan seseorang bermigrasi, yaitu faktor
pengakuan dan faktor permasalahan ketenagakerjaan. Faktor pengakuan
yaitu terkait kegilaan untuk pergi ke kota, gengsi yang tinggi, dan sebagai
simbol kebesaran sehingga mendorong keinginan seseorang untuk
mencari daerah yang lebih maju. Sedangkan permasalahan ketenaga-
kerjaan yaitu terkait permintaan yang terlalu tinggi terhadap tenaga kerja,
gaji rendah dan rendahnya peluang dalam lapangan pekerjaan sehingga
hal tersebut menyebabkan seseorang berkeinginan untuk meninggalkan
daerah tersebut.
Angka migrasi keluar adalah banyaknya migran keluar dari suatu
provinsi per 1.000 penduduk provinsi tersebut. Angka migrasi masuk
adalah banyaknya migran masuk ke suatu provinsi per 1.000 penduduk
provinsi tersebut.
Migrasi atau perpindahan permanen merupakan salah satu
komponen pertumbuhan penduduk selain fertilitas dan mortalitas. Namun
demikian, dibandingkan dengan data fertilitas dan mortalitas, data migrasi
masih sangat langka. Hal ini disebabkan oleh ketiadaan survei tersendiri
untuk migrasi. Pertanyaan migrasi ditanyakan dalam sensus penduduk,
survei penduduk antar sensus, dan dalam beberapa tahun terakhir dicakup
dalam survei sosial ekonomi nasional. Kejadian migrasi adalah kejadian

9
demografi yang sangat jarang, tidak semua orang mengalaminya sehingga
data migrasi yang berasal dari survei umumnya kurang baik karena terkait
kecilnya jumlah sampel.

4. Distribusi

Jumlah penduduk Jawa Barat paling besar di Kabupaten Bogor.


Dengan luas geografis sebesar 7,66 persen wilayah Jawa Barat,
Kabupaten Bogor dihuni oleh 5,43 juta penduduk atau 11,24 persen
penduduk Jawa Barat (Gambar 9). Jumlah penduduk terbesar kedua
terdapat di Kabupaten Bandung dengan jumlah penduduk sebanyak 3,62
juta orang, yaitu sebesar 7,51 persen. Sementara jumlah penduduk paling
kecil di Kota Cirebon dan Kota Banjar dengan jumlah penduduk masing-
masing sebanyak 333,3 ribu atau sebesar 0,69 persen dan 200,97 ribu
atau sebesar 0,42 persen.
Kabupaten Garut sendiri berada di angka 5,36 persen dengan
jumlah penduduk 2,59 juta penduduk

10
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan

Kependudukan adalah masalah yang paling penting dalam pembangunan


suatu negara karena dapat menghambat pembangunan nasional yang sedang
dilaksanakan. Dengan persebaran penduduk yang lebih merata dimaksudkan
untuk membantu mengurangi berbagai beban sosial, ekonomi dan ling¬kungan
yang ditimbulkan akibat tekanan kepadatan penduduk yang semakin meningkat.
Di samping itu persebaran penduduk yang lebih merata juga dimaksudkan untuk
membuka dan mengem¬bangkan wilayah baru guna memperluas lapangan kerja
dan memanfaatkan sumber daya alam sehingga lebih berhasil guna. Jumlah
penduduk yang lebih sedikit akan mempermudah pemerintah untuk meningkatkan
derajat hidup, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan
demikian hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat,
baik di wilayah yang berkepadatan tinggi maupun di wilayah baru.

Faktor fertilitas dan mortalitas berkontribusi terhadap pertumbuhan


penduduk. Namun menurut Nawiyanto (2009), daripada kedua faktor tersebut arus
migrasilah yang memiliki peran utama dalam proses pertumbuhan penduduk.
Fertilitas dan mortalitas hanya mempengaruhi sedikit saja terhadap pertumbuhan
penduduk.

11
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut. https://garutkab.bps.go.id/publikasi.html.


Diakses pada 3 Maret 2021.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut. Kabupaten Garut dalam Angka 2021.
Garut: Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut.

Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Migrasi Jawa Barat Hasil Survei Penduduk
Antar Sensus 2015. https://media.neliti.com/media/publications/48220-ID-
statistik-migrasi-jawa-barat-hasil-survei-penduduk-antar-sensus-2015.pdf.
Diakses pada 3 Maret 2021.

Safaat. (2019). Regional Angka Kelahiran Penduduk Garut Turun, Kematian yang
Naik. https://www.inilahkoran.com/berita/27651/angka-kelahiran-
penduduk-garut-turun-kematian-yang-
naik#:~:text=Jumlah%20kelahiran%20penduduk%20Garut%20dalam,%2
Dlaki%2C%20dan%2010.951%20perempuan. Diakses pada 3 Maret
2021.

12

Anda mungkin juga menyukai