Disusun Oleh:
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan
praktikum ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan laporan praktikum untuk memenuhi tugas Pengantar
Demografi yang dibimbing oleh bapak Ridwan Setiawan, S.Kp., M.Kes
Kami tentu menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan praktikum ini,
supaya Laporan praktikum ini nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan praktikum ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu
dalam penyusunan makalah ini. Demikian, semoga laporan praktikum ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Teori Kependudukan dan Perkembangannya
1. Aliran Malthusian
Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Maltus, seorang pendeta
Inggris, hidup pada tahun 1766 hingga tahun 1834. Pada permulaan tahun
1798 lewat karangannya yang berjudul: “Essai on Principle of Populations
as it Affect the Future Improvement of Society, with Remarks on the
Specculations of Mr. Godwin, M.Condorcet, and Other Writers”,
menyatakan bahwa penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang)
apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan
memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini.
Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan
penduduk dan manusia antara lain Preventive checks (penundaan
perkawinan, mengendalikan hawa nafsu dan pantangan kawin), Possitive
checks (bencana alam, wabah penyakit, kejahatan dan peperangan)
5
kapitalis). Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah
manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak
perlu diadakan pembatasan penduduk.
Selanjutnya Marx berkata, kaum kapitalis membeli mesin – mesin
untuk menggantikan pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan oleh buruh.
Jadi penduduk yang melarat bukan disebabkan oleh kekurangan bahan
pangan, tetapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian dari pendapatan
mereka. Jadi menurut Marx dan Engels sistem kapitalisasi yang
menyebabkan kemelaratan tersebut. Untuk mengatasi hal – hal tersebut
maka struktur masyarakat harus diubah dari sistem kapitalis ke sistem
sosialis.
Analisis ini dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku “The Limit
to Growth” ia menarik hubungan antara variabel lingkungan (penduduk,
produksi pertanian, produksi industri, sumber daya alam) dan polusi. Tapi
walaupun begitu, melapetaka tidak dapat dihindari, hanya manusia cuma
menunggunya, dan membatasi pertumbuhannya sambil mengelola alam
dengan baik
6
wilayah lain. Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran
ditentukan oleh manusia itu sendiri, maka Mill menyarankan untuk
meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu. Dengan meningkatnya
pendidikan penduduk maka secara rasional maka mereka
mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan
karier dan usaha yang ada. Di samping itu Mill berpendapat bahwa
pentingnya distribusi kekayaan para konglomerat eropa.
7
Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil)
Kabupaten Garut menunjukkan jumlah kelahiran (bayi lahir) di Kabupaten
Garut pada 2017 mencapai sebanyak 49.241 jiwa terdiri atas 25.458 laki-
laki, dan 23.783 perempuan. Pada 2018, jumlah kelahiran menurun
menjadi sebanyak 44.779 jiwa terdiri 23.171 laki-laki, dan 21.608
perempuan.
Penurunan jumlah kelahiran penduduk Garut pada 2019 juga
diperkirakan terjadi. Jumlah kelahiran penduduk Garut dalam rentang
Januari-September 2019 tercatat sebanyak 22.801 jiwa terdiri 11.850 laki-
laki, dan 10.951 perempuan.
Dari ketiiga data tersebut diketahui, jumlah bayi lahir di Garut dalam
tiga tahun terakhir didominasi laki-laki.
Tahun LPP
1980-1990 1,66
1990-2000 1,66
2000-2005 1,57
2005-2008 1,53
2009-2010 1,56
2011-2012 1,65
2012-2013 1,60*
*) Estimasi
2. Mortalitas
Menurut Budi Utomo,1985 (dalam Mantra, 2013) kematian adalah
hilangnya seluruh tanda-tanda kehidupan secara permanen yang terjadi
sewaktu-waktu setelah terjadinya kelahiran hidup. Dengan begitu dapat
diartikan bahwa adanya proses kematian selalu didahului oleh proses
kelahiran hidup. Sehingga tidak ada kematian jika sebelum proses
kehidupan.
Jumlah penduduk Garut meninggal dunia justeru cenderung
meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Kepala Bidang Pelayanan
Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
(Disdukcapil) Garut Asep Mulyadin didampingi Kepala Seksi Pengolahan
8
dan Penyajian Data Kependudukan M. Refqi Fauzi Al Ahsani, jumlah
kematian penduduk Garut pada 2017 terkesan mencolok dibandingkan
jumlah kematian pada 2018, dan 2019.
3. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah
lainya yang bersifat menetap atau sementara. Menurut Viji (2013), ada dua
faktor tertinggi yang menyebabkan seseorang bermigrasi, yaitu faktor
pengakuan dan faktor permasalahan ketenagakerjaan. Faktor pengakuan
yaitu terkait kegilaan untuk pergi ke kota, gengsi yang tinggi, dan sebagai
simbol kebesaran sehingga mendorong keinginan seseorang untuk
mencari daerah yang lebih maju. Sedangkan permasalahan ketenaga-
kerjaan yaitu terkait permintaan yang terlalu tinggi terhadap tenaga kerja,
gaji rendah dan rendahnya peluang dalam lapangan pekerjaan sehingga
hal tersebut menyebabkan seseorang berkeinginan untuk meninggalkan
daerah tersebut.
Angka migrasi keluar adalah banyaknya migran keluar dari suatu
provinsi per 1.000 penduduk provinsi tersebut. Angka migrasi masuk
adalah banyaknya migran masuk ke suatu provinsi per 1.000 penduduk
provinsi tersebut.
Migrasi atau perpindahan permanen merupakan salah satu
komponen pertumbuhan penduduk selain fertilitas dan mortalitas. Namun
demikian, dibandingkan dengan data fertilitas dan mortalitas, data migrasi
masih sangat langka. Hal ini disebabkan oleh ketiadaan survei tersendiri
untuk migrasi. Pertanyaan migrasi ditanyakan dalam sensus penduduk,
survei penduduk antar sensus, dan dalam beberapa tahun terakhir dicakup
dalam survei sosial ekonomi nasional. Kejadian migrasi adalah kejadian
9
demografi yang sangat jarang, tidak semua orang mengalaminya sehingga
data migrasi yang berasal dari survei umumnya kurang baik karena terkait
kecilnya jumlah sampel.
4. Distribusi
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut. Kabupaten Garut dalam Angka 2021.
Garut: Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut.
Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Migrasi Jawa Barat Hasil Survei Penduduk
Antar Sensus 2015. https://media.neliti.com/media/publications/48220-ID-
statistik-migrasi-jawa-barat-hasil-survei-penduduk-antar-sensus-2015.pdf.
Diakses pada 3 Maret 2021.
Safaat. (2019). Regional Angka Kelahiran Penduduk Garut Turun, Kematian yang
Naik. https://www.inilahkoran.com/berita/27651/angka-kelahiran-
penduduk-garut-turun-kematian-yang-
naik#:~:text=Jumlah%20kelahiran%20penduduk%20Garut%20dalam,%2
Dlaki%2C%20dan%2010.951%20perempuan. Diakses pada 3 Maret
2021.
12