Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat desa sering kali dipahami dalam keterkaitannya dengan
kegiatan pertanian. Akan tetapi hal tersebut tidak cukup memadai sebab kita
juga harus mengaitkannya dengan konteks perubahan dan perkembangan dunia
karena desa juga merupakan bagian integral dari kehidupan dunia.
Agar mampu memahami desa dengan segala dinamikanya maka
dibutuhkan teori atau perspektif (wawasan) sebagai kerangka pikir. Teori yang
dapat dipakai untuk menjelaskan fenomena desa adalah teori sosiologi
pedesaan. Pengertian sosiologi pedesaan sendiri adalah suatu ilmu pengetahuan
yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan yakni hubungan antara
manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok dan kelompok dengan
masyarakat, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis.
Pedesaan berasal dari suku kata desa yang berasal dari bahasa sansekerta yaitu
desi yang berarti tempat tinggal. Pengertian desa di sini adalah suatu kesatuan
masyarakat dalam wilayah jelas baik menurut suasana yang formal maupun
informal. Di mana satuan terkecilnya terdiri dari keluarga yang mempunyai
wilayah dan otonomi sendiri dalam penyelenggaraan kehidupan dan
keterikatan antara keluarga-keluarga dalam kelompok masyarakat terjadi
sendiri akibat adanya unsur penguat yang bersifat religius, tradisi dan adat
istiadat.
Sebagai mahasiswa pertanian kita diharapkan dapat membantu dalam
pengembangan dan pemanfaatan teknologi di bidang pertanian khususnya di
pedesaan, sehingga dapat memajukan pedesaan sebagai sentral kegiatan
pertanian. Dengan mengetahui keadaan dan kondisi sosial masyarakat di
pedesaan secara mendalam diharapkan dapat membantu dalam pelaksanaan
pembangunan di pedesaan secara terarah dan terpadu. Dengan pembangunan
tersebut diharapkan dapat memperkecil tingkat kesenjangan antara kota dengan
tingkat kemiskinan di pedesaan.
Pentingnya pemahaman mengenai sosiologi pedesaan bagi masyarakat
adalah karena sosiologi pedesaan mampu menjelaskan definisi, memberikan
batasan obyek, dan membentuk indikator sosial. Sosiologi pedesaan menyusun
ajaran mengenai hubungan sesama manusia dan perilaku mereka.
Kemudian,meneliti hukum dan aturan yang mengatur susunan dan fungsi
kelompok serta organisasi sosial. Menemukan tenaga pendorong, mekanisme
dan proses perubahan sosial. Membandingkan tujuan politik alternatif dan
sarananya. Selain itu, menelanjangi pandangan dan pendapat yang berlaku
sebagai ideologi serta prasangka dan menggantikannya dengan hipotesis, yang
telah diuji secara ilmiah. Dan menghilangkan praduga tentang pengertian yang
belum diuji secara ilmiah.
B. Tujuan Praktikum
Praktikum sosiologi pedesaan ini bertujuan untuk melatih mahasiswa
mengenal lebih dalam perilaku masyarakat desa, kelembagaan hubungan kerja
agraris dan luar pertanian, kekosmopolitan petani, kelembagaan pedesaan, pola
komunikasi, organisasi sosial dan adat istiadat yang ada.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum sosiologi pedesaan dilaksanakan pada tanggal 9 Desember
sampai dengan 16 Desember 2019, yang dilaksanakan di Desa Garunggang,
Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sosiologi berasal dari kata bahasa Latin socius yang berarti “teman,
bersama-sama” dan logos (bahasa Yunani) yang berarti “omongan”. Maka dapat
dimengerti bahwa secara umum Sosiologi diartikan sebagai ilmu tentang
masyarakat (Omongan tentang teman, tentang kebersamaan). Sosiologi lahir
tatkala Auguste Comte menerbitkan bukunya yang berjudul “Positive Philosophy”
pada tahun 1838. Menurut Pitirim Sorokin (1928) , Sosiologi mempelajari gejala
sosial-kebudayaan dari sudut umum, mempelajari sifat essensial gejala tersebut ,
serta hubungan gejala itu yang amat banyak. Menurut F.F. Cuber (1951),
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang hubungan timbal balik antar manusia.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk peubahan-
perubahan sosial. Menurut E.R. Babbie, Sosiologi adalah telaah tentang
kehidupan manusia, terentang dari interaksi tatap muka antara dua individu
sampai pada hubungan global antara bangsa-bangsa. Dari keempat definisi
tersebut apabila dicari kesamaannya maka dapat dirumuskan secara umum bahwa
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat,
dalam berbagai aspeknya (Rahardjo, 2010).
Sosiologi pedesaan adalah sosiologi tentang struktur dan proses-proses
sosial yang terjadi di pedesaan. Bidang kajian ini menekankan pada masyarakat
pedesaan dan segala dinamikanya yang antara lain mencakup struktur sosial,
proses sosial, mata pencaharian, pola perilaku, serta berbagai transformasi ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sosiologi pedesaan juga mencakup hubungan
manusia didalamnya sebagai individu dan antara kelompok-kelompok yang ada di
lingkungan pedesaan. Maksud mempelajari sosiologi pedesaan adalah untuk
mengumpulkan keterangan mengenai masyarakat pedesaan dan hubungan-
hubungannya yang melukiskan tentang tingkah laku, sikap, perasaan, motif, dan
kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan pedesaan itu. Hasil dari
pengkajian dari sosiologi pedesaan dapat dipergunakan sebagai penyedia dan
pensuplai data dan informasi-informasi yang sangat dibutuhkan dalam upaya-
upaya pengembangan masyarakat pedesaan. Misalnya untuk suksesnya kegiatan
penyuluhan pertanian (Shahab K, 2007).
Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan
jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan,
kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut
politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pengelolaan kependudukan dan
pembangunan keluarga adalah upaya terencana untuk mengarahkan
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh
dimensi penduduk. Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang
berhubungan dengan perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh
dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan (Smansa, 2013).
Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non fisik
yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat
sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk
mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang
bertaqwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak
(Smansa, 2013).
Penguasaan tanah (land tenure) biasanya dipakai pada masalah yang
pokok-pokok umumnya adalah mengenal status hukum dari penguasaan tanh
seperti hak milik, pacht, gadai, bagi hasil, sewa menyewa, dan juga kedudukan
buruh tani. Uraian ini menunjuk kepada pendekatan yuridis
stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan
para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).Stratifikasi sosial menurut
Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan-
lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis). Pitirim A. Sorokin dalam karangannya
yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam
masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang
hidup teratur. Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah
penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke
dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai
penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke
dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise
(Anonim, 2013).
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan
pelapisan sosial adalah sebagai berikut.
1. Ukuran kekayaan
2. Ukuran kekuasaan dan wewenang.
3. Ukuran kehormatan
4. Ukuran ilmu pengetahuan
Jenis-Jenis Status Sosial
1. Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis
kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja
keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti
harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
3. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam
lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan
karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang
yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.
Macam-Macam atau Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat
tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi
atau lebih rendah.
Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali
serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak
mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi
keturunan ningrat / bangsawan darah biru.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota
masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu
ke tingkatan yang lain.
Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan
sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah
penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat
tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah,
kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan
pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi
(Anonima, 2013).
Kosmopolitan adalah mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas terjadi
dari orang-orang atau unsur-unsur yang berasal dari berbagai penjuru dunia
(Anonimb, 2012).
Mobilitas sosial ialah suatu gerak perpindahan seseorang atau sekelompok
warga dari status sosial yang satu ke status sosial yang lain. Mobilitas sosial bisa
berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial dan (biasanya)
termasuk pula segi penghasilan yang dapat dialami oleh beberapa individu atau
oleh keseluruhan anggota kelompok.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Praktikum


Pada dasarnya pelaksanaan praktikum ini merupakan latihan
penelitian dengan menggunakan metode dasar deskriptif analisis , yaitu
metode yang memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada
masa sekarang dan bertitik tolak dari data yang dikumpulkan , dianalisis,
dan disimpulkan dalam konteks teori-teori yang ada dan dari penelitian
terdahulu.
B. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Mahasiswa mendatangi responden. Wawancara di pandu dengan
kuisioner yang telah tersedia. Usahakan memperoleh data yang
objektif. Data penunjang dapat diperoleh dari masyarakat, baik
mengenai sejarah desa maupun fenomena sosial yang ada.
2. Observasi
Dengan melakukan pengamatan secara langsung atas keadaan
responden serta keadaan yang terjadi didaerah penelitian atau
praktikum.
3. Pencatatan data-data yang diperlukan terutama monografi desa.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer adalah Data yang diperoleh secara langsung dari petani
atau responden dengan wawancara menggunakan kuisioner.
Keseluruhan jmlah petani responden berjumlah 23- 28 orang.
2. Data Sekunder adalah Data yang diambil dengan cara mencatat
langsung data yang ada instansi terkait, yaitu monografi desa.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analisis
dengan menggunakan distributif frekuensi. Pada kasus tertentu mahasiswa
dapat menulis secara lebih mendalam dan komprehensif, oleh karena itu
disarankan mahasiswa untuk menggali data lebih dalam melalui indepth
interview. Penjelasan berdasarkan teori-teori atau hasil penelitian yang
relevan.
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS HASIL

Anda mungkin juga menyukai