KEPENDUDUKAN
KABUPATEN PANDEGLANG
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kependudukan
Disusun oleh :
Ardiansah (4441170018)
Rani Angraeni (4441170084)
Nabila Alya Alexandra (4441170087)
Kelompok : 2 (Dua)
Kelas : III C
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga pada akhirnya penyusunan laporan praktikum sebagai
tugas Kependudukan ini dapat diselesaikan. Laporan praktikum yang berjudul
“Kependududkan Kabupaten Pandeglang” kami susun dengan menggunakan data
dari berbagai sumber yang kami temukan.
Laporan praktikum ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan, dukungan,
dan doa dari orang tua kami, baik dukungan berupa moral maupun materil, maka
dari itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
mereka yang telah membantu dan terlibat dalam penulisan laporan ini.
Dengan dituliskannya laporan praktikum ini, penulis berharap semoga
tulisan ini bermanfaat dan menambah luas pengetahuan pembaca tentang berbagai
macam cara dan bagaimana pengaruhnya jumlah penduduk terhadap produksi
beras.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
seperti Gunung Honje, Gunung Payung, Gunung Tilu dan Gunung Raksa serta
gunung yang relative tinggi seperti Gunung Karang, Gunung Pulosari dan Gunung
Aseupan menyebabkan sekitaran lahan pertanian ini menjadi subur. Dengan
demikian potensi pertanian di sector padi menjadi salah satu aspek yang
manjadikan daerah Kabupaten Pandeglang semakin terpandang. Dari penjelasan
kependudukan di daerah Pandeglang pun masyarakat akan bertambah
penduduknya, dan perlu ada dugaan agar pada tahun yang akan dating beras dapat
tercukupi untuk para penduduk.
A.3. Tujuan
1. Mengetahui presentase penduduk laki-laki dan perempuan pada Kabupaten
Pandeglang
2. Mengetahui data proyeksi penduduk Kabupaten Pandeglang di 5 tahun yang akan
datang
3. Mengetahui graduasi kebutuhan energi penduduk Kabupaten Pandeglang
4. Mengetahui graduasi kebutuhan beras penduduk Kabupaten Pandeglang
5. Mengetahui graduasi kebutuhan energi penduduk Kabupaten Pandeglang di 5
tahun yang akan datang
6. Mengetahui graduasi kebutuhan beras penduduk Kabupaten Pandeglang di 5
tahun yang akan datang
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin biasanya ditampilkan
dalam suatu tabel. Usia penduduk terlebih dahulu dikelompokkan dahulu dengan
jenjang lima tahunan, misalnya kelompok usia 0-4, 5-9, 10-14,..., 60-64, 65+.
Struktur usia penduduk antara negara satu dengan yang lain tidak sama.
Struktur usia penduduk dipengaruhi oleh tiga variabel demografi, yaitu kelahiran,
kematian dan migrasi. Jika salah satu variabel berubah, kedua variabel yang lain
juga ikut berubah. Faktor sosial-ekonomi di suatu negara akan mempengaruhi
struktur usia penduduk melalui ketiga variahel demografi di atas. Suatu negara
dikatakan berstruktur usia muda, apabila kelompok penduduk yang berumur di
bawah lima belas tahun jumlahnya lebih dan 40 persen, sedang besarnya
kelompok penduduk usia 65 tahun kurang dan 10 persen. Umumnya negara-
negara yang sedang berkembang seperti Burma, India, dan Indonesia, struktur
penduduknya muda. Sebaliknya negara-negara maju seperti Jepang, Jerman,
Amerika Serikat mempunyai struktur penduduk tua.
Suatu negara dikatakan berstruktur umur tua apabila kelompok penduduk
yang ber usia 15 tahun ke bawah jumlahnya kecil (kurang dan 40 persen dan
seluruh penduduk) dan persentase penduduk di atas 65 tahun sekitar 10 persen.
Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin dapat ditampilkan
dalam bentuk Piramida penduduk, yaitu grafik yang dibuat untuk mencerminkan
data kependudukan menurut usia dan jenis kelamin. Penggambaran piramida
penduduk dimulai dengan menggambarkan dua garis yang saling tegak lurus.
Garis yang vertikal menggambarkan umur penduduk mulai dari nol lalu naik.
Kenaikan ini dapat tahunan, dapat pula dengan jenjang lima tahunan. Garis
horizontal menggambarkan besarnya jumlah penduduk baik ditampilkan pada
skala jumlah yang sebenarnya maupun dalam bentuk persentase.
Terdapat 3 bentuk piramida penduduk yaitu ekspansif, konstruktif dan
stasioner. Menurut Mantra (2003) penjelasan komposisi penduduk tersebut adalah
sebagai berikut,
1. Komposisi Penduduk Muda (Ekspansif), dengan bentuk piramida penduduk
menyerupai kerucut. Ciri-ciri komposisi penduduk ekspansif antara lain :
a) jumlah penduduk usia muda (0 – 19 tahun) sangat besar, sedangkan usia tua
sedikit,
4
b) angka kelahiran jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian
c) pertumbuhan penduduk relatif tinggi,
d) sebagian besar negara-negara berkembang seperti Indonesia, Malysia,
Thailand, RRC, Mesir, dan India memiliki komposisi penduduk muda,
5
Perbandingan jumlah antara laki-laki dan perempuan dinamakan sex ratio.
Perbandingan jenis kelamin menggunakan formula sederhana, yaitu:
Jumlah Penduduk Pria
Sex Ratio = --------------------------------------------- x 100
Jumlah penduduk perempuan
2. Angka ketergantungan
Manfaat komposisi penduduk menurut umur antara lain dapat menghitung
rasio beban tanggungan (depedency ratio). Angka beban tanggungan adalah
besarnya tanggungan penduduk usia produktif terhadap yang belum dan tidak
produktif. Usia produktif adalah antara 15 – 64 tahun sedangkan yang tidak
produktif adalah usia 0 – 14 tahun dan usia 65 tahun ke atas. Angka beban
tanggungan dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagi berikut:
Contoh, pada tahun 1971 penduduk Indonesia yang berumur (0 – 14) tahun
besarnya 52.454.000, sedangkan yang berumur (15 – 64) tahun dan 65+ masing-
masing besarannya 63.180.000 dan 3.575.000 orang. Dari data ini dapat dihitung
rasio beban tanggungannya sebagai berikut:
52.454.000 + 3.576.000
Dependency Ratio = -------------------------------- x 100 = 88,7
63.180.000
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa angka beban tanggungan
di Indonesia pada tahun 1971 adalah 88,7. Artinya tiap 100 orang kelompok
penduduk produktif harus menanggung 88,7 kelompok yang tidak produktif.
Angka 88,7 adalah angka termasuk tinggi, dan secara bertahap hingga tahun 2000
telah menurun hingga 54,3. Perhatikan perkembangan angka rasio beban
tanggungan di Indonesia dari tahun 1971 – 2000.
6
3. Kepadatan penduduk
Persebaran penduduk di masing-masing wilayah pada dasarnya tidak
sama-rata. Ukuran merata tidaknya penduduk pada suatu daerah dilihat dari
tingkat kepadatan penduduknya. Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di
suatu daerah per satuan luas tertentu. Besarnya kepadatan penduduk di suatu
wilayah digunakan rumus sederhana, yaitu :
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk = ---------------------------------
Luas wilayah
Menurut para ahli kependudukan, masih dikenal lagi kepadatan penduduk
fisiologis dan kepadatan penduduk agraris. Kepadatan penduduk fisiologis adalah
perbandingan antara jumlah penduduk total dengan luas lahan pertanian.
Kepadatan penduduk agraris adalah rasio antara jumlah penduduk petani dengan
luas lahan pertanian. Contoh, katakanlah di suatu daerah jumlah penduduk
totalnya adalah 10.000 jiwa, luas lahan totalnya 198 km persegi dan luas lahan
pertaniannya 99 km persegi. Dari jumlah penduduk total di atas 50%-nya bekerja
sebagai petani. Coba Anda buktikan kepadatan penduduknya adalah 10.000/198 =
50,5 jiwa/km2. Kepadatan fisiloginya adalah 10.000/99 = 101 jiwa/ km2.
Kepadatan agrarisnya adalah 5.000/99 = 50,5 jiwa/ km2.
7
sedangkan pada tahun 1990 dapat diturunkan menjadi 103 orang/1000 kelahiran.
Untuk mengukur tingkat kematian tiap daerah dapat dicari dengan rumus:
5. Kualitas penduduk
Kualitas penduduk adalah keadaan penduduk dilihat dari tingkat
pendidikan, kesehatan dan daya belinya. Penduduk yang berkualitas jika memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi atau cerdas, sehat jasmani dan rohani, dan kaya.
Upaya pembangunan pada dasarnya mengusahakan agar kualitas penduduknya
tinggi. Suatu negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar tetapi jika
kualitasnya rendah maka tidak memberi manfaat apa-apa. Mereka yang bodoh,
sering sakit-sakitan, dan miskin tetapi tetap harus diberi makan. Jadi tentu saja
akan banyak merugikan. Bagaimana mengukur kualitas penduduk? Ukuran
kualitas penduduk setidaknya ditentukan oleh tiga faktor yaitu tingkat pendidikan,
kesehatan, dan daya beli. Kualitas penduduk dalam bidang pendidikan, sangat
penting untuk diketahui, sebab dapat menggambarkan kemampuan penduduk
dalam menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk
mengukur tingkat pendidikan penduduk, dapat dilakukan dengan cara
memperhatikan data penduduk yang masih buta huruf, tamat SD, tamat SLTP,
tamat SLTA dan tamat Perguruan tinggi.
Semakin tinggi persentase penduduk yang masih buta huruf, berarti
kualitas penduduk di negara yang bersangkutan sangat rendah. Indonesia
8
merupakan negara yang relatif masih rendah kualitas pendidikannya. Di antara
penduduknya masih ada yang buta huruf. Ada beberapa alasan yang menyebabkan
terjadinya kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah yaitu: a Biaya
pendidikan masih relatif mahal, sehingga tidak dapat dijangkau oleh semua
penduduk, terutama mereka yang berpenghasilan rendah. b Minat menyekolahkan
anak masih sangat rendah, terutama di daerah-daerah pedesaan terpencil. Di
kalangan masyarakat pedesaaan, seorang anak masih dianggap sebagai tenaga
kerja yang dapat menghasilkan uang untuk membantu ekonomi keluarga. Karena
itu banyak anak usia sekolah yang tidak sekolah. c Sarana dan prasarana
pendidikan masih belum memadai, banyak yang rusak dan kurang daya tampung.
Keterbatasan daya tampung di SLTP dan SLTA, menyebabkan lulusan SD tidak
dapat tertampung semuanya. Selain pendidikan, kesehatan penduduk juga
merupakan faktor penting yang perlu ditingkatkan, sebab kalau penduduk sering
sakit-sakitan, maka akan berpengaruh terhadap tingkat produktifitas atau
penghasilan.
Ciri lainnya untuk menentukan kualitas penduduk adalah daya belinya.
Daya beli penduduk terkait dengan pendapatannya. Jika pendapatannya tinggi
maka daya belinya akan tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya rendah maka daya
belinya juga rendah. Tingkat pendapatan seseorang biasanya terkait dengan
kualitas lainnya, yaitu tingkat pendidikannya dan kebugarannya. Semakin tinggi
tingkat pendidikannya memiliki peluang untuk memperoleh pendapatan yang
tinggi. Begitu pula yang sehat akan banyak memperoleh pendapatan daripada
yang sebaliknya.
9
Mengingat semua rencana-rencana pembangunan, baik ekonomi maupun
sosial, menyangkut pertimbangan tentang jumlah serta karekteristik dari pada
penduduk dimasa mendatang, proyeksi mengenai jumlahserta struktur penduduk
dianggap sebagai persyaratan minimum untuk proses perencanaan pembangunan:
1. Di Bidang pangan : menentukan kebutuhan akan bahan pangan sesuai
dengan gizi serta susunan penduduk menurut umur.
2. Di bidang kesehatan : menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan tempat
tidur di rumah sakit-rumah sakit yang diperlukan selama periode proyeksi.
3. Di bidang Tenaga Kerja : menentukan jumlah angkatan kerja, penyediaan
lapangan kerja yang erat hubunganya dengan proyeksi tentang kemungkinan
perencanaan untuk memperhitungkan perubahan tingkat pendidikan, skilled dan
pengalaman dari tenaga kerja.
4. Di bidang Pendidikan : proyeksi penduduk dipakai sebagai dasar untuk
memperkirakan jumlah penduduk usia sekolah, jumlah murid, jumlah guru
gedung-gedung sekolah, pendidikan pada masa yang akan datang.
5. Di bidang Produksi Barang dan Jasa : Dengan proyeksi angkatan kerja
dalam hubunganya dengan data mengenai produktivitas merupakan dasar estimasi
produksi barang-barang dan jasa dimasa mendatang
Jadi penggunaan proyeksi penduduk tersebut diatas dapat digunakan untuk 2
macam perencanaan :
I. Perencanaan yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai response
terhadap penduduk yang sudah diproyeksi tersebut.
II. Perencanaan yang tujuannya untuk merubah trend penduduk menuju ke
perkembangan demografi sosial dan ekonomi
10
Pm =Pn
Di mana:
Po = jumlah penduduk pada tahun n
Pn = jumlah penduduk pada tahun ( penduduk dasar ) awal
Pm = jumlah penduduk pada tahun yang diestimasikan ( tahun M )
m = selisih tahun yang dicari dengan tahun awal
n = selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui
2. Postecensal estimated
Adalah perkiraan mengenai penduduk seseudah census. Prinsipnya juga sama,
yaitu pertambahan penduduk adalah linear.
Rumus:
Pm = Po – (Pn-Po)
Pm = Pn +
Dimana:
Po = jumlah penduduk dasar (tahun awal)
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Pm = jumlah penduduk pada tahun yang diestimasikan (tahun m)
m = selisih tahun yang dicari dengan tahun n
n = selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui
3. Projection
Perkiraan pendudukan berdasarkan sensus (biasanya sensus
terakhir).Disini perkirakan penduduk tidak hanya beberapa tahun sesudah sensus
tetapi mungkin sampai beberapa puluh tahun sesudah sensus.
Proyeksi penduduk menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah:
Perhitungan yang menunjukan keadaan fertilitas, mortalitas dan migrasi dimasa
yang akan datang. Jadi proyeksi pendudukan menggunakan beberapa asumsi-
asumsi sehungga jumlah penduduk yang akan datang adalah x kalau fertilitas,
mortalitas dan migrasi berapa pada tingkat tertentu.
Proyeksi dapat dilakukan :
11
1. Sesudah sensus disebut forward projection
2. Sebelum sensus disebut backward projection
Selanjutnya perlu dibedakan antara proyeksi, forecast dan estimate.
1. Proyeksi adalah perhitungan yang menunjukan keadaan fertilitas, mortalitas
dan migrasi dimasa yang akan datang.
2. Forecast adalah suatu proyeksi dimana asumsi yang dibuat diusahakan
sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu gambaran yang realistis
mengenai kemungkinan perkembangan pendudukan dimasa mendatang.
3. Estimate adalah suatu perkiraan berdasarkan ketentuan dan rumus-rumus
sederhana.
C. Metode Yang Digunakan dalam Proyeksi Penduduk
I.Mathematical method
Pada matematical method digunakan kalau kita tidak mengetahui data
tentang komponen pertumbuhan penduduk, di sisni dianggap yang digunakan
hanyalah penduduk keseluruhan. Dalam mathemagtical method kita dapat
menggunakan perumusan matematika dan yang paling sederhana adalah :
a) Linear dengan cara arithmetic dan geometric
b) Non linear antara lain exponential
1. Arithmetic rate of growth
Pertumbuhan penduduk secara arithmat adalah pertumbuhan penduduk
dengan jumlah (absolut number) adalah sama setiap tahun.
Rumus : Pn =Po (1+ m)
Di mana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Po = jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)
r = angka pertumbuhan penduduk
n = periode waktu dalam tahun
12
Rumus : Pn = Po
Dimana
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Po = jumlah penduduk pada tahun awal
r =angka pertumbuhan penduduk
n =jangka dalam waktu
3. Exponential rate of grow
Pertumbuhan penduduk secara terus menerus setiap hari dengan angka
pertumbuhan yang konstan.
Rumus: Pn = Po atau Pt = Po
Dimana:
Pn atau Pt = jumlah penduduk pada tahun n atau t
Po = jumlah penduduk pada tahun awal
r = angka petumbuhan penduduk
n atau t = waktu dalam tahun
e = 2,7182818
II. Metode Komponen
Untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada waktu yang akan datang
dalam jangka waktu relatif pendek dapat dilakukan baik dengan menggunakan
metode matematika maupun metoda komponen karena hasil secara total ( jumlah
penduduk keseluruhan ) hampir tak ada perbedaan. Akan tetapi apabila proyeksi
penduduk dalam jangka yang lebih panjang ( lebih dari lima tahun ) maka
perbedaan hasil proyeksi makin berarti.
Terutama kalau terjadi perubahan tingkat kelahiran, tingkat kematian,
timgkat migrasi dan penggunaan metoda matematika kurang mensukseskan. Oleh
karena itu metoda komponen lebih banyak digunakan karena metode komponen
mencangkup determinan-determinan pertumbuhan penduduk. Kebaikannya:
- Memperhatikan perubahan tiap-tiap komponen dalam pertumbuhan
penduduk, yaitu Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi.
- Di dalam metoda ini kita mulai dengan asumsi – asumsi Mortalitas,
Fertilitasi, dan Migrasi.
Data-data yang diperlukan.
13
Sebelum memulai pembuatan proyeksi kita memerlukan data sebagai berikut:
1. Distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang telah dilakukan
prorating dan adjustment.
2. Menentukan level of mortality suatu penduduk tertentu.
3. Mengestimasikan pola fertilitasi (ASFR)
4. Menetukan rasio jenis kelamin saat lahir ( birth ratio )
5. Menentukan pola migrasi ( proporsi migrasi menurut umur )
14
Tabel Perkembangan konsumsi 15nergy penduduk Kabupaten Pandeglang
Kelompok Konsumsi Energi (kkal/kap/hari) Rata-rata
Pangan 2011 2012 2013 2014 2015 laju (%)
Padi 1547.0 1485.4 1411.0 1387.4 1458.2 -1.4
Umbi- 39.1 37.2 27.3 26.1 31.0 -4.3
umbian
Pangan 121.8 125.8 112.7 102.1 127.5 2.1
hewani
Minyak 185.2 207.2 199.2 185.6 224.3 5.5
dan lemak
Buah/biji 27.0 24.3 16.6 13.0 9.4 -22.8
berminyak
Kacang- 44.8 51.4 48.3 47.3 51.1 3.7
kacangan
Gula 68.4 65.8 57.2 46.4 59.1 -2.1
Sayur dan 102.7 89.8 74.5 83.1 110.2 3.6
buah
Lain-lain 52.1 52.1 55.8 56.2 28.7 -10.3
Total 2188.1 2138.9 2002.6 1947.3 2099.4 -0.9
% AKE 109.4 106.9 100.1 90.6 97.6 -2.6
*Energi ideal 2000 kkal/kap/hari **Energi ideal 2150 kkal/kap/hari
15
buah/biji berminyak yaitu -22.8%, hal ini dikarenakan konsumsi kelompok
pangan tersebut masih terbilang rendah dan terus mengalami penurunan selama 5
tahun terakhir. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kecukupan energi
adalah berat badan, tinggi badan, pertumbuhan dan perkembangan (usia), jenis
kelamin, energi cadangan bagi anak dan remaja, thermic effect of food (TEF),
serta ketersediaan pangan dari segi ekologi wilayah. Manusia membutuhkan
energi untuk mempertahankan hidup guna menunjang proses pertumbuhan dan
melakukan aktifitas harian (Hardinsyah et al. 2013).
Hasil penelitian Ariningsih (2008) menunjukkan bahwa asupan dan
kecukupan energi rumah tangga pedesaan di Jawa lebih rendah daripada di luar
Jawa. Masih melimpahnya sumber makanan di wilayah luar Jawa di satu sisi,
serta tingkat kepadatan penduduk yang lebih tinggi di Jawa yang dihuni sekitar 60
persen penduduk Indonesia, di sisi lain menyebabkan ketersediaan makanan
secara keseluruhan (dilihat dari ketersediaan energi secara total) per kapita lebih
tinggi di luar Jawa. Ketimpangan distribusi pendapatan yang lebih tinggi
menyebabkan ketimpangan aksesibilitas terhadap pangan juga lebih tinggi di
Jawa. Hal tersebut berakibat tingginya proporsi rumah tangga defisit energi di
Jawa. Proporsi rumah tangga defisit energi relatif lebih tinggi pada rumah tangga
yang bermata pencaharian utama di bidang pertanian daripada rumah tangga yang
bermata pencaharian utama di luar pertanian. Hal tersebut menunjukkan perlunya
fokus perhatian ditujukan pada upaya peningkatan kesejahteraan rumah tangga
pertanian.
16
yaitu dengan rata-rata 242.3 kkal/kapita/hari, jumlah ini juga lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata konsumsi nasional yaitu sebesar 231.8
kkal/kapita/hari. Konsumsi kelompok umbi-umbian masih tergolong rendah
ratarata konsumsi energinya untuk penduduk Kabupaten Pandeglang.
Kontribusi energi dari singkong misalnya masih berada di bawah 2% selama
lima tahun terakhir. Berdasarkan jenis pangan kelompok sumber karbohidrat
tersebut, maka diketahui bahwa pola konsumsi penduduk Kabupaten Pandeglang
adalah beras dan terigu. Hal ini dikarenakan kontribusi kedua jenis pangan
tersebut lebih dari 5% terhadap kelompok pangan sumber karbohidrat. Tabel
diatas menunjukkan bahwa kontribusi energi beras sangat tinggi yaitu dengan
rata-rata 81.5% dan rata-rata kontribusi energi terigu sebesar 16.3%. Sedangkan
untuk jenis pangan lainnya memberikan kontribusi energi di bawah 5%.
Konsumsi beras masih mendominasi sebagian besar pangan sumber karbohidrat.
Dilihat dari perkembangannya, pola konsumsi beras cenderung meningkat setiap
tahunnya dengan dengan rata-rata laju sebesar 0.4%, sedangkan pola konsumsi
ubi jalar memiliki rata-rata laju penurunan terbesar yaitu -7.9%. Konsumsi umbi-
umbian di Kabupaten Pandeglang masih tergolong rendah, sehingga perlu adanya
usaha peningkatan konsumsi umbi-umbian yang salah satu caranya bisa melalui
konsumsi kudapan berbahan dasar umbi-umbian. Konsumsi jagung di Kabupaten
Pandeglang juga masih sangat rendah dengan rata-rata yaitu 0.02 mg/kapita/hari.
Hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi pergeseran sumber pangan sumber
karbohidrat. Kajian Rachman dan Ariani (2008) menunjukkan bahwa sejak tahun
2005 mayoritas masyarakat Indonesia di kota atau desa, kaya atau miskin
memiliki satu pola pangan pokok yaitu beras dan mie.
Konsumsi pangan masyarakat masih belum beragam dan seimbang, dan
peranan pangan impor seperti terigu meningkat, sementara konsumsi pangan lokal
seperti sagu, jagung dan umbi-umbian cenderung menurun. Beras relatif lebih
mudah dan cepat disiapkan daripada sumber karbohidrat yang lain. Disamping itu
juga rasanya lebih enak dan harganya relatif lebih murah sehingga masyarakat
lebih memilih beras sebagai pangan pokoknya (Hanafie, 2010). Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Fachrina (2005) dengan menggunakan data
Susenas tahun 2002 mendefinisikan pola konsumsi sebagai jumlah dan jenis
17
pangan yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang dalam waktu tertentu,
yang dinyatakan dalam gram perkapita per hari. Pengelompokan pola konsumsi
pangan dilihat dari persen kontribusi energi dari pangan pokok dan pangan hewani
dengan batas terhadap total kalori dan protein lebih dari 5 persen. Hasil penelitian
ini menunjukkan konsumsi dan pola konsumsi pangan pokok pada rumah tangga
miskin di pedesaan dan perkotaan di lima provinsi di pulau Jawa masih
didominasi oleh beras.
Hasil kajian Martianto dan Ariani (2005) menyebutkan bahwa telah terjadi
pergeseran pola konsumsi pangan pokok, khususnya di wilayah perkotaan dan
masyarakat berpendapatan sedang dan tinggi dimana peran jagung dan umbi-
umbian sebagai pangan pokok kedua setelah beras digantikan oleh mie.
Hardinsyah dan Amalia (2007) juga menyatakan bahwa konsumsi terigu di
Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Laju perkembangan
konsumsi terigu yang tinggi kemungkinan disebabkan oleh adanya subsidi dan
kemudahan dalam hal kebijakan dari pemerintah terhadap produsen pengolahan
terigu.
Pola konsumsi pangan masyarakat akan berbeda dan berubah dari waktu ke
waktu. Pola konsumsi pangan antara daerah satu dengan daerah lainnya dapat
berbeda tergantung dari lingkungannya termasuk sumber daya dan budaya
setempat, selera dan pendapatan masyarakat. Demikian pula pola konsumsi
pangan juga akan berubah dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh perubahan
pendapatan, perubahan kesadaran masyarakat akan pangan dan gizi, serta
perubahan gaya hidup. Pada umumnya, daerah yang memiliki ciri urban,
pergeseran atau perubahan kebiasaan dan pola pangan pokok masyarakat akan
semakin cepat terjadi. Dan sebaliknya, daerah permukiman yang memiliki ciri
perdesaan dan pegunungan, maka pergeseran kebiasaan pangan akan lambat
terjadi. Pergeseran dan perubahan kebiasaan pangan ini juga ditentukan oleh
kekuatan kapital, karena pada umumnya golongan masyarakat ekonomi kuat
mempunyai pola makan yang cenderung beras, dengan konsumsi rata-rata
melebihi angka kecukupannya. Sebaliknya, golongan masyarakat ekonomi lemah
mempunyai pola makan dengan nilai gizi di bawah kecukupan baik jumlah
maupun mutunya (Warsilah 2013).
18
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Langkah Kerja:
1. Buka Ms.Office Excel
2. Buat kolom serta keterangan seperti pada tabel diatas dan masukan angka –
angka data tersebut sesuai kelompok umur dan jenis kelamin yang didapatkan
dari BPS
3. Jumlahkan semua data tersebut, untuk mengetahui hasil total dari jumlah
penduduk yang ada
19
4. Jumlah yang didapatkan ternyata jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari
perempuan
Cara menggunakan MC. Excel:
1. Blok panah dilayar dari umur 0-4 sampai >60
2. Klik AutoSUM pada bar di atas kertas
3. Dikasilkan jumlah pada kolom atau sel selanjutnya
20
Langkah Kerja :
1. Setelah membuat tabel data kependudukan Kabupaten Kuningan, buatlah
tabel data presentase penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis
kelamin.
2. Untuk menghitung persentase Laki – Laki umur 0 – 4 tahun adalah dengan
cara data jumlah penduduk laki – laki umur 0 – 4 tahun dibagi hasil total
keseluruhan jumlah penduduk dikali 100%. Seperti berikut :
21
3.2 Data Komposisi Penduduk Kota Pandeglang Tahun 2020
Setelah menghitung persentase data penduduk laki – laki dan perempuan,
kemudian melakukan perhitungan proyeksi penduduk Kabupaten Pandeglang
pada 5 tahun yang akan datang yaitu pada tahun 2020.
Proyeksi penduduk adalah evaluasi numerik yang menggambarkan
keadaan penduduk di masa yang akan datang dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan perencanaan di segala bidang yang merupakan perhitungan jumlah
penduduk menurut komposisi umur dan jenis kelamin.
Namun untuk memproyeksikan penduduk pada 5 tahun yang akan datang
dilakukan dengan perhitungan secara manual dengan menggunakan rumus,
sebagai berikut :
Tingkat pertumbuhan penduduk ( r ) dicari dengan model rumus sebagai
berikut :
P2 = P1 (1+r)t
Maka diperoleh :
P2= P1 (1 + r)t
1188415
( 1 + r )t =
1149610
=1,0337
22
5
log (1+r) = log 1,0337
0,0144
Log (1+r) = 5
23
Langkah Kerja :
1. Setelah menghitung proyeksi penduduk pada tahun 2020 secara manual,
buatlah tabel proyeksi penduduk Kabupaten Pandeglang tahun 2020 seperti
tabel diatas
2. Untuk menghitung proyeksi penduduk laki-laki berdasarkan kelompok umur
dengan cara mengalikan persentase penduduk laki-laki berdasarkan kelompok
umur dengan hasil hitungan proyeksi secara manual kemudian dibagi 100
Seperti berikut :
24
3.3 Graduasi Kebutuhan Energi Penduduk Kabupaten Pandeglang Melalui
Pendekatan RDA Untuk Memecah Angka Kelompok Umur Menjadi
Kelompok Umur Tunggal Berdasarkan Jenis Kelamin
Untuk mendapatkan kelompok umur yang mendekati kelompok umur angka
kecukupan gizi atau energi, harus dilakukan graduasi dengan angka ketetapan
graduasi melalui Formula Karupking. Graduasi dilakukan sampai dengan
kelompok umur 15 – 19 tahun, sedangkan kelompok umur lainnya ridak
dilakukan graduasi karena telah mendekati kelompok umur angka kecukupan gizi
atau sudah dapat memenuhi kebutuhan energi.
25
11 68.212 0,008 66.583 0,224 61.275 -0,032 13499,488
12 68.212 -0,024 66.583 0,248 61.275 -0,024 13404,896
13 68.212 -0,032 66.583 0,224 61.275 0,008 13222,008
14 68.212 -0,016 66.583 0,152 61.275 0,064 12950,824
Umur 15-19
Kelompok
Umur W5X-5 W5X W5X+5
15 66.583 0,064 61.275 0,152 47.181 -0,016
16 66.583 0,008 61.275 0,224 47.181 -0,032 12820,216
17 66.583 0,024 61.275 0,248 47.181 -0,024 12748,472
18 66.583 0,032 61.275 0,224 47.181 0,008 12465,864
19 66.583 -0,016 61.275 0,152 47.181 0,064 11972,392
Langkah Kerja :
1. Setelah menghitung proyeksi penduduk tahun 2020, buatlah tabel untuk
menghitung graduasi kebutuhan energi umur tunggal penduduk laki-laki
berdasarkan angka ketetapan graduasi seperti pada tabel diatas
2. Untuk menghitung graduasi umur laki-laki dengan cara mengalikan angka
ketetapan graduasi umur tunggal dengan kelompok umur data proyeksi
penduduk tahun 2021
Seperti berikut :
Untuk umur 0-4 tahun :
W5X -5=
W5X =
W5X+5=
Dan begitu seterusnya untuk umur tunggal penduduk laki-laki
Keterangan :
Untuk umur 0-4 tahun :
W5X (proyeksi laki-laki umur 0-4)
W5X+5 (proyeksi laki-laki umur 5-9 )
W5X+10 (proyeksi laki-laki umur 10-14)
Untuk umur 5-9 tahun :
26
W5X-5 (proyeksi laki-laki umur sebelum 5 tahun)
W5X ( proyeksi laki-laki umur 5-9 tahun)
W5X+5 (proyeksi laki-laki umur setelah 9 tahun)
Untuk umur 10-14 tahun :
W5X-5 (proyeksi laki-laki umur sebelum 10 tahun)
W5X (proyeksi laki-laki umur 10-14 tahun)
W5X+5 (proyeksi laki-laki umur setelah 14 tahun)
Untuk umur 15-19 tahun :
W5X-5 (proyeksi laki-laki umur sebelum 15 tahun)
W5X (proyeksi laki-laki umur 15-19 tahun)
W5X+5 (proyeksi laki-laki umur setelah 19 tahun)
3. Jumlahkan berdasarkan umur tunggal yang sudah ditentukan
27
Umur 10-14
Kelompok
Umur W5x-5 W5x W5x+5 Jumlah
10 63.934 0,064 61.721 0,152 51.189 -0,016 12654,344
11 63.934 0,008 61.721 0,224 51.189 -0,032 12698,928
12 63.934 -0,024 61.721 0,248 51.189 -0,024 12543,856
13 63.934 -0,032 61.721 0,224 51.189 0,008 12189,128
14 63.934 -0,016 61.721 0,152 51.189 0,064 13680,632
Umur 15-19
Kelompok
W5x+5
Umur W5x-5 W5x Jumlah
15 61.721 0,064 51.189 0,152 44.605 -0,016 11017,192
16 61.721 0,008 51.189 0,224 44.605 -0,032 10532,744
17 61.721 -0,024 51.189 0,248 44.605 -0,024 10143,048
18 61.721 -0,032 51.189 0,224 44.605 0,008 9848,104
19 61.721 -0,016 51.189 0,152 44.605 0,064 11622,984
Langkah Kerja :
1. Setelah menghitung proyeksi penduduk tahun 2020, buatlah tabel untuk
menghitung graduasi kebutuhan energi umur tunggal penduduk perempuan
berdasarkan angka ketetapan graduasi seperti pada tabel diatas
2. Untuk menghitung graduasi umur perempuan dengan cara mengalikan
angka ketetapan graduasi umur tunggal dengan kelompok umur data
proyeksi penduduk tahun 2020
Seperti berikut :
Untuk umur 0 – 4 tahun :
W5X =
W5X+5 =
W5X+10 =
28
Dan begitu seterusnya untuk umur tunggal penduduk perempuan
Keterangan :
Untuk umur 0-4 tahun :
W5X (proyeksi perempuanumur 0-4)
W5X+5 (proyeksi perempuan umur 5-9)
W5X+10 (proyeksi perempuan umur 10-14)
Untuk umur 5-9 tahun :
W5X-5 (proyeksi perempuan umur sebelum 5 tahun)
W5X (proyeksi perempuan umur 5-9 tahun)
W5X+5 (proyeksi perempuan umur setelah 9 tahun)
Untuk umur 10-14 tahun :
W5X-5 (proyeksi perempuan umur sebelum 10 tahun)
W5X (proyeksi perempuan umur 10-14 tahun)
W5X+5 (proyeksi perempuan umur setelah 14 tahun)
Untuk umur 15-19 tahun :
W5X-5 (proyeksi perempuan umur sebelum 15 tahun)
W5X (proyeksi perempuan umur 15-19 tahun)
W5X+5 (proyeksi perempuan umur setelah 19 tahun)
3. Jumlahkan berdasarkan umur tunggal
29
7 13642,064 12758,024 26400,1
8 13576,792 12659,912 26236,7
9 13511,856 12590,576 26102,4
10 13505,784 12654,344 26160,1
11 13499,488 12698,928 26198,4
12 13404,896 12543,856 25948,8
13 13222,008 12189,128 25411,1
14 12950,824 11634,744 24585,6
15 12820,216 11017,192 23837,4
16 12748,472 10532,744 23281,2
17 12465,864 10143,048 22608,9
18 11972,392 9848,104 21820,5
19 11268,056 9648,104 20916,2
20-24 47.181 44.605 91786,0
25-29 46.747 46.609 93356,0
30-34 44.061 44.501 88562,0
35-39 45.144 45.679 90823,0
40-44 42.086 41.365 83451,0
45-49 39.168 36.878 76046,0
50-54 31.374 28.741 60115,0
55-59 22.381 20.835 43216,0
>60 43.288 46.872 90160,0
Jumlah 627355 600275,192 1227630,2
Langkah Kerja :
1. Setelah menghitung graduasi umur tunggal, jumlah penduduk di masukkan ke
dalam tabel jumlah data graduasi sesaui umur yang di hitung sebelumnya
yaitu 0-19 tahun
2. Selanjutnya masukkan data 20-60 tahun, yang ada di tabel komposisi
penduduk menurut jenis kelamin
3. Jumlahlah data laki-laki dan perempuan yang ada harus sama dengan data
komposisi yang ada sebelumnya
30
Tabel 7 Jumlah Data Graduasi Kebutuhan Produksi Beras
Kebutuhan Energi Jumlah
Umur Jumlah Penduduk (Kal/Org/Hari) Kalori
0 27902,8 680 18973904
1-3 69727,5 1250 87159375
4-6 69727,5 1750 122023125
7-9 69727,5 1900 132482250
Pria
10-12 40410,2 2000 80820400
13-15 38993,048 2400 93583315,2
16-19 48454,784 2500 121136960
20-59 318.142
Ringan 106047,3333 2800 296932533,2
Sedang 106047,3333 3000 318141999,9
Berat 106047,3333 3600 381770399,9
60+ 43.288 2200 95233600
Wanita
10-12 37897,128 1900 72004543,2
13-15 34841,064 2100 73166234,4
16-19 40172 2000 80344000
20-59 309.213
Ringan 103071 2050 211295550
Sedang 103071 2250 231909750
Berat 103071 2600 267984600
60+ 46.872 1850 86713200
31
Menyusui 1 108.554,00 700 75987800
Menyusui 2 108.554,00 200 21710800
Jumlah 2.474.047,52 2900312230
Jumlah Energi Yang
Dipenuhi Dari Beras 22266427,72
Beras Yang Dibutuhkan 6185118,81 gram
Asumsi 360 Kal Beras/Hari
6185,11881 ton
Beras/ Hari
2257568,366 ton
Beras/Tahun
Langkah Kerja :
1. Setelah menghitung graduasi umur tunggal, di buat tabel jumlah data graduasi
kebutuhan beras di daerah Pandeglang
2. Tabel pertama yang dibuat, sesuai dengan tabel data graduasi dimasukkan ke
dalam tabel jumlah data graduasi kebutuhan beras di daerah Pandeglang.
Dari umur 0,1-3, 4-6, dan 7-9. Dengan kalori yang sudah ditetapkan masing-
masing 680, 1250, 1750, dan 1900. Antara jumlah penduduk dan ketetapan
kalori dikalikan lalu didapatkan jumlah kalori yang di butuhkan untuk anak-
anak berumur 0-9 tahun.
3. Tabel kedua yang dibuat, sesuai dengan tabel data graduasi dimasukan ke
dalam tabel jumlah data graduasi kebutuhan beras di daerah Pandeglang.
Dari umur 10-12, 13-15, 16-19, dan 20-59. Dengan kalori yang sudah
ditetapkan masing-masing 2000, 2400, dan 2500. Antara jumlah penduduk
dan ketetapan kalori dikalikan lalu didapatkan jumlah kalori yang di butuhkan
untuk pria sesuai pengelompokan umur. Dan di buat kolom golongan ringan,
sedang dan berat yang didapatkan dari jumlah penduduk umur 20-59 pria
dibagi 3.
4. Tabel ketiga yang dibuat, sesuai dengan tabel data graduasi dimasukan ke
dalam tabel jumlah data graduasi kebutuhan beras di daerah Pandeglang. Dari
umur 10-12, 13-15, 16-19, dan 20-59. Dengan kalori yang sudah ditetapkan
32
masing-masing 1900, 2100, dan 2000. Antara jumlah penduduk dan ketetapan
kalori dikalikan lalu didapatkan jumlah kalori yang di butuhkan untuk wanita
sesuai pengelompokan umur. Dan di buat kolom golongan ringan, sedang dan
berat yang didapatkan dari jumlah penduduk umur 20-59 wanita dibagi 3.
5. Selanjutnya dibuat kolom Tambahan Energi Untuk Wanita yang didapatkan
dari jumlah wanita berumur 15-49 tahun.
6. Selanjutnya dibuat 3 kolom, khusus untuk wanita hamil, wanita menysui 1
dan wanita menyusui 2. Di dapatkan dari jumlah graduasi wanita umur 15- 49
tahun di bagi 3. Digunakan umur 15-49mkarena masa produktif seorang
wanita.
7. Selanjutnya jumlah seluruh jumlah penduduk dan hasil kali kalori yang telah
di hitung.
8. Maka didapatkan hasil, bahwa jumlah energy yang di penuhi dari produksi
beras yaitu 22266427,72 didapatkan dari tabel jumlah penduduk graduasi
prduksi beras di kali 9.
9. Dan jumlah beras yang dibutuhkan asumsi 360 Kal yaitu 6185118,81 gram
Beras/Hari didapatkan dengan cara jumlah energy yang dipenuhi dari beras
dikali 100 lalu di bagi 360 Kal.
10. Jumlah beras yang dibutuhkan dalam satuan ton beras/ hari yaitu 6,18511881
ton Beras/ Hari didapatkan dari jumlah beras yang dibutuhkan asumsi 360/
1000.000
11. Kolom selanjutnya menyatakan bahwa jumlah beras yang dibutuhkan dalam
satu tahun dengan satuan 365 hari yaitu adalah 2257,568366 ton Beras/ Hari
didapatkan dengan cara Jumlah beras yang dibutuhkan dalam satuan ton
beras/ hari dikali 365 hari.
33
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Komposisi penduduk merupakan struktur atau gambaran penggolongan atau
pengelompokkan penduduk berdasarkan kriteria atau atribut tertentu. Komposisi
penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan
pengelompokan penduduk menurut karakteristik-karakteristik yang sama.
Komposisi penduduk terdapat 5 jenis yakni komposisi penduduk menurut usia dan
jenis kelamin, angka ketergantungan, kepadatan penduduk, angka harapan hidup,
dan kualitas penduduk.
Pemerintah tertarik pada population projection terutama untuk keperluan pajak
atau keperluan mengetahui besarnya kekuatan negaranya. Pada dekada akhir-akhir
ini, pemerintah memerlukan proyeksi penduduk sehubungan dengan tanggung
jawabnya untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi dari rakyatnya melalui
pembangunan yang terencana. Jenis perkiraan penduduk ada 3 yaitu intercensal,
postecensal, dan projection. Sedangkan metode yang digunakan dalam proyeksi
penduduk terbagi 2 yaitu mathemacial method yang terdiri dari arithmetic rate of
growth, geomethric rate of growth, dan exponential rate of growth, lalu
selanjutnya adalah metode komponen.
Dalam suatu daerah pasti terdapat penduduk dan harus tercukupi status
gizinya. Sebab kebutuhan energi yang diperlukan setiap orang berbeda-beda. Hal
ini tergantung dari beberapa factor, antara lain yaitu umur, jenis kelamin, berat
dan tinggi badan serta tingkat aktivitas sehari-hari.
Pangan yang menjadi kelompok pangan sumber karbohidrat terdiri dari
beras, jagung, terigu, singkong, ubi jalar, sagu, kentang, dan umbi lainnya.
Berdasarkan hasil analisis data konsumsi pangan Susenas tahun 2011-2015,
konsumsi beras per kapita penduduk Kabupaten Pandeglang merupakan konsumsi
energi terbesar pada kelompok pangan sumber karbohidrat.
34
4.2 Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya, praktikan lebih memahami
kondisi belajar mengajar dan tidak membuat kegaduhan agar materi yang ingin
disampaikan dapat diterima dengan baik.
35
DAFTAR PUSTAKA
36